16 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Kajian Tentang Hasil Belajar A. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungannya untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar dapat menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan dengan jalan menghafal. “Belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap”.1 Belajar dimaksudkan untuk mengetahui aktifitas siswa dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan yang berbentuk sikap. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.2 Belajar adalah proses perubahan yang terjadi di dalam diri manusia, bukan hanya sekedar pengetahuan, tetapi lebih menunjukkan kepada proses 1 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal.38-39 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) , hal.27 2 16 17 perubahan tingkah laku, apabila setelah belajar terjadi perubahan maka dapat dikatakan bahwa dalam dirinya telah berlangsung proses belajar. “Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya pribadi seutuhnya. Secara umum belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antar manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori”.3 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam diri seseorang menuju ke perkembangan seutuhnya. Melaui interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Dalam proses belajar siswa menghasilkan perubahan perubahan yakni dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Untuk mengetahui pengertian mengenai makan belajar. Dalam hal ini ada beberapa prinsip-prinsip yang penting untuk diketahui, antara lain: a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya. b. Belajar memerlukan proses dan pemahaman serta kematangan diri para siswa. 3 Sudirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 22 18 c. Belajar akan lebih mantab dan efektif bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam. d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan atau pembiasaan. e. Kemampuan belajar seorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi materi. f. Belajar dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu: diajar secara langsung; control, kontak, pengalaman langsung; pengenalan dan peniruan.4 Dalam penelitian ini yang dimaksud belajar adalah suatu proses yang dapat merubah seseorang dari yang belum mengerti menjadi mengerti, dan dari yang belum bisa menjadi bisa. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila dalam dirinya mengalami proses perubahan tingkah laku. Proses belajar mengajar merupakan proses yang unik dan kompleks. Keunikan itu disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang berbeda. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. 4 Ibid., hal. 25 19 B. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “ hasil” dan “belajar”. “Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional”.5 Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. “Hasil Belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar”.6 Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Tujuan pendidikan bersifat ideal, sedang hasil belajar bersifat aktual. Hasil belajar merupakan realisasi tujuan pendidikan,sehungga hasil belajar yang diukur tergantung kepada tujuan pendidikannya. “Hasil belajar termasuk komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melaui proses belajar mengajar”.7 “Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotoris”.8 Hasil belajar adalah 5 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2009), hal. 44 Ibid., hal. 46 7 Ibid., hal. 47 8 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) , hal. 3 6 20 kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan tujuan pembelajaran atau tujuan tujuan instruksional. Jadi hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa dalam situasi belajar yang menunjukkan tingkat penguasaan kemampuan baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dicapai oleh individu atau kelompok dalam jangka waktu tertentu dengan aktifitas belajar yang berupa nilai. C. Taksonomi Hasil Belajar a. Ranah Kognitif Ranah koginitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).9 “Segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif ini ada enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi”. 10 Enam tingkat itu adalah yakni pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), 9 Anas Sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 49 10 Ibid., hal. 50 21 aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation).11 Ranah kognitif berkaitan dengan otak. Oleh karena itu belajar melibatkan otak maka perubahan perilaku juga terjadi di dalam otak berupa kemampuan untuk menyelesaaikan masalah. b. Ranah Afektif “Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai”.12 Krathwohl membagi hasil belajar efektif menjadi lima tingkat yaitu penerimaan (receiving), partisipasi atau merespon (responding), penilaian (valving), organisasi, dan internalisasi atau karakterisasi (characterization). Hasil belajar disusun secara hirarkis dari tingkat yang paling rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi dan kompleks.13 Ranah afektif berkaitan dengan sikap, tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian dalam pelajaran, motivasi belajar, dan kebiasaan belajar. c. Ranah Psikomotorik “Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman 11 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 23-29 12 Anas Sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 54 13 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2009 ), hal. 51-52 22 belajar tertentu”.14 Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan ketrampilan yakni: gerakan reflex (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar), ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan perceptual, kemampuan di bidang fisik, gerakangerakan skill, dan kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi.15 Ranah psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan dan kemampuan bertindak individu. Ketrampilan terdiri dari enam tingkatan yaitu ketrampilan gerakan yang tidak sadar, ketrampilan pada gerak dasar, kemampuan persepsi, kemampuan dalam bidang fisik, gerakan-gerakan skill, dan kemampuan berkomunikasi. D. Penilaian Keberhasilan Belajar Keberhasilan Pembelajaran banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada tujuh prinsip pembelajaran, yaitu: a) Perhatian dan Motivasi Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar dan motivasi merupakan alat dan tujuan dalam pembelajaran. Sehingga guru harus dapat mengarahkan perhatian dan membangkitkan motivasi agar tujuan dapat dicapai secara optimal. 14 Anas Sudiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 57 15 Nana Sudjana, Dasar -Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011), hal. 54 23 b) Keaktifan Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai yang susah diamati. c) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman Keterlibatan di dalam belajar yaitu keterlibatan mental, emosional, dan intelektual. d) Pengulangan Menurut teori psikolog, daya belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada jiwa manusia, seperti daya mengamati, menanggapi, mengingat, menghayal, merasakan dan berpikir. Melalui pengulangan maka daya tersebut akan berkembang. e) Tantangan Dalam proses belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan, yaitu mempelajari bahan ajar. f) Balikan dan Penguatan Hasil belajar yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik terhadap kegiatan belajar selanjutnya. 24 g) Perbedaan Individual Setiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat dalam karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini dapat berpengaruh pada cara hasil belajar siswa.16 Faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar baik secara langsung maupun tidak langsung, antara lain; 1) Faktor peserta didik yang meliputi kapasitas dasar, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan dan kesiapan, sikap dan kebiasaan. Peserta didik yang memiliki motivasi dan minat serta kesiapan dalam belajar akan mencapai hasil belajar yang memuaskan. 2) Faktor sarana dan prasarana, baik yang terkait dengan kualitas, kelengkapan maupun penggunanya, seperti guru, metode dan teknik, media, bahan dan sumber belajar dan program. Penggunaan media atau stategi dalam proses belajar mengajar tergantung dari guru dan cara pengajarannya. Jika media dan strateginya mendukung maka hasil belajarnya bisa meningkat. 3) Faktor lingkungan, baik fisik,social maupun kultur, dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan berpegaruh terhadap hasil belajar siswa, jika kegiatan belajar mengajar dilakukan di tempat yang ramai maka 16 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip teknik prosedur. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), hal. 294-296 25 proses belajar mengajar akan terganggu. Siswa tidak bisa berkonsntrasi akibatnya hasil belajarnya rendah. 4) Faktor hasil belajar akan merujuk pada rumusan normative harus menjadi milik peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran. “Keberhasilan belajar dapat dilihat dari kemmpuan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, baik dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik”.17 Dari uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa keberhasilan belajar dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu motivasi peserta didik dalam mengikuti KBM, faktor sarana dan prasarana yang meliputi guru, media dan teknik atau strategi, faktor lingkungan dan faktor hasil belajar peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. 2. Kajian Tentang IPA A. Pengertian IPA “IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi”.18 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses 17 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip teknik prosedur. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2009), hal. 299-300 18 Abdullah Ally, Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar. (Jakarta:Bumi Aksara, 2003), hal. 18 26 penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. “Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan berbuat agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar”.19 “Sains atau IPA diartiakan ilmu yang mempelajari sebab akibat kejadian yang terjadi di alam ini. Sains adalah ilmu sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebenaran dan didasarkan atas pengamatan dan induksi”.20 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasikan tentang alam sekitar, yang diperoleh melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusuanan, dan pengujian gagasan. B. Hakekat Pembelajaran IPA Hakekat IPA meliputi empat unsur utama yaitu: Pertama, sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui 19 20 hal. 1 Dina Chamidah ed. Sukarna ,et all, Dasar – Dasar Pendidikan Sains. (Jakarta:Bhatara Karya Aksara, 1981), 27 prosedur yang benar. Kedua, proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah yang meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan. Ketiga, produk: berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. Keempat, aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.21 Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam memecahkan menemukan fakta baru.22 Keempat hakekat tersebut harus ada dalam pembelajaran IPA untuk mencetuskan ide baru tentang fenomena alam, serta bisa bereksperimen yang berupa fakta teori dalam kehidupan sehari-hari. Ada 7 karakteristik dalam pembelajaran IPA yang sangat efektif, antara lain sebagai berikut: 1. Mampu memfasilitasi keingintahuan siswa siswi 21 Puskur, 2007 hal 6 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hal. 100-101 22 28 2. Memberi kesempatan untuk menyajikan dan mengkomunikasikan pengalaman dan pemahaman tentang IPA 3. Menyediakan wahana untuk unjuk kemampuan 4. Menyediakan pilihan-pilihan aktifitas 5. Menyediakan aktifitas untuk bereksperimen 6. Menyediakan kesempatan untuk mengeksplorasi alam sekitar 7. Memberi kesempatan untuk berdiskusi tentang hasil pengamatan.23 Pembelajaran IPA yang efektif bisa memfasilitasi siswa dengan unjuk kemampuan, menyediakan tempat untuk bereksperimen dan memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi tenntang penemuan tersebut. C. Fungsi Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar Di dalam kurikulum KTSP, mata pelajaran IPA di sekolah dasar berfungsi untuk: 1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya bagi kehidupan sehari-hari Lingkungan alam merupakan alamiah yang terjadi secara alami. Hal terpenting adalah mengenal berbagai komponen yang membangun alam 23 Sunaryo Dipi, et all, Modul Pembelajaran Inklusif Gender. (Jakarta: LAPIS -Learning Program for Islamic School,2010), hal. 5537-543 29 itu sehingga siswa memiliki prinsip prinsip bertindak terhadap alam agar lingkungan dapat tetap memberikan dukungan hidup manusia yang memadai. 2) Mengembangkan ketrampilan proses Ketrampilan proses yang dimaksudkan adalah ketrampilan fisik maupun mental yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan pengetahuan di bidang IPA maupun untuk pengembangannya. 3) Mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang dapat dikembangka melalui pengajaran IPA misalnya rasa cinta lingkungan, rasa cinta terhadap sesama makluk hidup, menghormati hak asasi manusia. 4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan tegnologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. 5) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan sehari hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. 30 D. Tujuan Pembelajaran IPA di sekolah dasar 1) Memahami konsep konsep tentang IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari hari. 2) Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, tentang alam sekitar. 3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar. 4) Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama, dan mandiri. 5) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari hari. 6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari hari. 7) Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.24 24 Ibid., hal. 5537-543 31 E. Tujuan Belajar IPA 1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari 2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap IPA dan teknologi 3) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan 4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam 5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat 6) Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.25 F. Ruang Lingkup mata Pelajaran IPA Ruang lingkup IPA meliputi 2 aspek yaitu 1. Kerja ilmiah a. Penyelidikan/Penelitian 25 Dina Chamidah ed. 32 Pengembangan kemampuan siswa untuk menggali pengetahuan yang berkaitan dengan alam dan produk teknologi melalui refleks dan analisis untuk merencanakan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, mengkomunikasikan kesimpulan, serta menilai rencana prosedur dan hasilnya. b. Berkomunikasi Ilmiah Pengembangan kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan pengerahuan ilmiah hasil temuannya dan kajiannya kepada berbagai kelompok sasaran. c. Pengembangan Kreatifitas dan Pemecahan Masalah Pengembangan berkreasi siswa dan kemampuan memcahkan masalah serta membuat keputusan dengan menggunakan metode masalah. d. Sikap dan Nilai Ilmiah Pengembangan sikap ingin tahu siswa, tidak percaya tahalul, jujur dalam menyajikan data faktual, terbuka pada gagasan baru, kreatif dalam menghasilkan karya ilmiah, peduli terhadap makluk hidup dan lingkungan, tekun dan teliti. 33 2. Pemahaman Konsep dan Penerapannya a. Makluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. b. Benda atau Materi, sifat sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas c. Energi dan Perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana d. Bumi dan Alam Semesta meliputi, tanah, bumi, tata surta, dan benda benda langit lainnya e. Sains lingkungan, teknologi dan masyarakat merupakan penerapan konsep IPA dan saling keterkaitan dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat melalui pembuatan suatu karya teknologi sederhana termaasuk merancang dan membuat.26 3. Kajian tentang Strategi Belajar Kelompok A. Pengertian Strategi “Strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai Sunaryo Dipi, et all, Modul Pembelajaran Inklusif Gender. (Jakarta: LAPIS – Learning Program for Islamic School,2010), hal. 5537-543 26 34 tujuan yang digariskan”.27 Strategi adalah tindakan guru melaksanakan rencana mengajar. Artinya, usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, bahan, metode, dan alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.28 “Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan”.29 Secara bahasa strategi diartikan sebagai siasat, ‘kiat’, ‘trik’, atau ‘cara’. Sedang secara umum strategi ialah suatu garis besar halauan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang ditentukan. “Adapun strategi belajar mengajar dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belakar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau dengan kata lain strategi belajar mengajar merupakan sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu”.30 Strategi belajar mengajar menurut konsep islami pada dasarnya adalah proses belajar mengajar dilandasi dengan kewajiban yang dikaitkan dengan 27 Saiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta:Renika Cipta, 2010) , hal. 5 28 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011) , hal. 147 29 Junaedi, et, all, Strategi Pembelajaran. (Surabaya: Lapis PGMI, 2008) , hal. 1-8 30 Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umun & Konsep Islami. (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal. 3 35 niat karena Allah SWT. Niat dalam memberi makna dan hukum bagi pelaksanaan suatu amal perbuatan. Sebagaimana firman Allah SWT, dalam al – Quran Surat al- Bayyinah ayat 5 “ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan menurunkan ketaatan kepada- Nya dalam menjalankan agama dengan lurus .” (QS. Al – Bayyinah : 5) Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien . Strategi dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu . B. Pengertian Strategi Belajar Kelompok “Belajar kelompok yaitu kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganiser untuk kepentingan belajar. Keberhasilan belajar kelompok menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu 36 tersebut”31. Keberhasilan kelompok ditentukan oleh kerjasama antar individu. Hal ini akan menuntut siswa belajar secara kooperatif. “Belajar Kelompok pada dasarnya adalah memecahkan persoalan secara berkelompok. Dalam belajar kelompok setiap individu turut memberikan sumbangan pikiran dalam memecahkan masalah yang dibahas sehingga diperoleh hasil yang lebih baik”.32 Belajar kelompok bertujuan untuk memecahkan masalah secara berkelompok. Setiap individu dituntut untuk memberikan pendapatnya agar hasil yang diperoleh bisa maksimal. Strategi kerja kelompok adalah cara pembelajaran dimana siswa dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan perbedaan individual dalam kemampuan belajar, perbedaan bakat dan minat belajar, jenis kegiatan, materi pelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai.33 Dapat disimpulkan bahwa strategi belajar kelompok adalah suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dengan menggunakan teknik berkelompok dengan tujuan bisa memecahkan masalah yang dibahas secara kelompok dengan hasil terbaik. Setiap kelompok mempunyai tanggung jawab sendiri terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuhkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan 31 Rostiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Renika Cipta, 2008), hal. 15 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) , hal. 119 33 Http://sdn08ptkbrt.webs.com/apps/blog/show/5328801-metode-pembelajaran-yang-lebihberpusat-pada-siswa diakses Kamis,29 maret 2012 jam 15.25 32 37 rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina rasa kesetia kawanan sosial di kelas. Keakraban kelompok ditentukan beberapa faktor yaitu: 1. Perasaan diterima atau disukai teman-teman 2. Tarikan kelompok 3. Teknik pengelompokan oleh guru 4. Partisipasi/keterlibatan dalam kelompok 5. Penerimaan tujuan kelompok dan persetujuan dalam mencapainya 6. Struktur dan sifat-sifat kelompok. Sedang sifat kelompok itu adalah: suatu multi personalia dengan tingkatan keakraban tertentu, suatu system interaksi, suatu organisasi terstruktur, merupakan suatu motif tertentu dan tujun bersama, merupakan suatu kekuatan atau standar perilaku tertentu, pola perilaku yang dapat diobservasi yang disebut kepribadian.34 Di dalam suatu kelompok akan terjadi interaksi antara teman yang satu dengan yang lain. Keakraban itu bisa terjadi apabila dalam kelompok itu bisa saling menerima anggotanya. Setiap anggota dituntut berpartisipasi dalam kelompok demi tujuan memecahkan masalah bersama. 34 Saiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta:Renika Cipta, 2010) , hal. 56-57 38 C. Tujuan Strategi Belajar kelompok Metode kerja kelompok yang digunakan dalam suatu strategi pembelajaran bertujuan untuk : 1) memecahkan masalah pembelajaran melalui proses kelompok 2) mengembangkan kemampuan bekerjasama di dalam kelompok Alasan Penggunaaan Strategi Kerja Kelompok 1) Kerja kelompok dapat mengembangkan perilaku gotong royong dan demokratis. 2) Kerja kelompok dapat memacu siswa aktif belajar. 3) Kerja kelompok tidak membosankan siswa melakukan kegiatan belajar di luar kelas bahkan diluar sekolah yang bervariasi, seperti observasi, wawancara, cari buku di perpustakaan umum, dan sebagainya.35 Dalam penelitian ini tujuan belajar kelompok adalah untuk memecahkan masalah secara bersama-sama untuk mencapai hasil yang terbaik. D. Langkah-langkah Belajar Kelompok 1) Kegiatan Persiapan a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai b) Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi tersebut kedalam tugas-tugas kelompok. 35 Http://sdn08ptkbrt.webs.com/apps/blog/show/5328801-metode-pembelajaran-yang-lebihberpusat-pada-siswa diakses Kamis, 29 maret 2012 jam 15.25 39 c) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan kerja kelompok. d) Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya. 2) Kegiatan Pelaksanaan a) Kegiatan Membuka Pelajaran - Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi pelajaran sebelumnya. - Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan - Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu. b) Kegiatan Inti Pelajaran - Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari - Membentuk kelompok - Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung kepada semua siswa - Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok. - Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok. 40 - Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru. c) Kegiatan Mengakhiri Pelajaran - Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja kelompok. - Melakukan evaluasi hasil dan proses - Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang telah menguasai materi tersebut. 36 “Penggunaan teknik kerja kelompok untuk mengajar mempunyai tujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama”. 37 E. Keuntungan dan Kelemahan Strategi Belajar Kelompok 1) Keuntungan Strategi Belajar Kelompok a) Membiasakan siswa bekerja sama, musyawarah dan bertanggung jawab b) Menimbulkan kompetisi yang sehat antar kelompok, sehingga membangkitkan kemauan belajar yang sungguh-sungguh. c) Guru dipermudah tugasnya karena tugas kerja kelompok cukup disampaikan kepada para ketua kelompok. 36 Abimanyu, Soli dkk, Strategi Pembelajaran. (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2008) 37 Rostiyah Nk, Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) , hal. 15 41 d) Ketua kelompok dilatih menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, dan anggotanya dibiasakan patuh pada aturan yang ada.38 e) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah. f) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah. g) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi. h) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhannya belajar. i) Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi teman dan saling membantu kelompok dalam usaha mencapai tujuan belajar.39 Dari penjelasan di atas dapat diambil keuntungan dari strategi belajar kelompok yaitu dengan belajar kelompok siswa dapat bekerja sama dan bermusyawarah untuk mencapai hasil terbaik, dapat memotivasi antar kelompok melalui persaingan yang sehat, dengan berdiskusi bisa mengemukan pendapat dari masing-masing individu, serta bisa saling menghargai sesama anggota kelompok. 2) Kelemahan Strategi Kerja Kelompok 38 http://sdn08ptkbrt.webs.com/apps/blog/show/5328801-metode-pembelajaran-yang-lebihberpusat-pada-siswa Diakses Kamis,29 maret 2012 jam 15.25 39 Rostiyah NK, Strategi Belajar Mengajar . (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 17 42 a) Sulit membentuk kelompok yang homogen baik segi minat, bakat, prestasi maupun intelegensi. b) Pemimpin kelompok sering sukar untuk memberikan pengertian kepada anggota, menjelaskan, dan pembagian kerja c) Anggota kadang-kadang tidak mematuhi tugas-tugas yang diberikan pemimpin kelompok d) Dalam menyelesaikan tugas, sering menyimpang dari rencana karena kurang kontrol dari pemimpin kelompok atau guru. e) Sulit membuat tugas yang sama sulit dan luasnya terutama bagi kerja kelompok yang komplementer. F. Cara Mengatasi Kelemahan Strategi Kerja Kelompok Kelemahan strategi kerja kelompok dapat diatasi dengan: 1) Mengkaji lebih dulu materi pelajaran dengan cermat, lalu buat garis besar rincian tugasnya untuk setiap kelompok agar bobot tugas tersebut sama beratnya. 2) Adakan tes sosiometri dan hasilnya digunakan untuk pembentukan kelompok yang mereka kehendaki. 3) Bimbingan dan pengawasan kepada setiap kelompok harus dilakukan terus menerus. 4) Jumlah anggota dalam satu kelompok jangan terlalu banyak 43 5) Motivasi yang diberikan jangan sampai menimbulkan persaingan antar kelompok yang kurang sehat.40 Kelemahan strategi belajar kelompok dapat diatasai dengan cara mengontrol setiap kelompok untuk menyelesaikan tugasnya, memberikan pengawasan dan bimbingan kepada setiap kelompok, memberikan tugas masing-masing anggota agar tugas yang diberikan bisa terselesaikan dengan cepat dan benar. 40 http://sdn08ptkbrt.webs.com/apps/blog/show/5328801-metode-pembelajaran-yang-lebihberpusat-pada-siswa Diakses Kamis,29 maret 2012 jam 15.25