Modul Sosiologi Komunikasi [TM14]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
SOSIOLOGI
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI DAN SYSTEM
KEMASYARAKATAN
Fakultas
Program Studi
FIKOM
MARCOM &
ADVERTISING
Tatap Muka
14
Kode MK
Disusun Oleh
Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom.
Abstract
Kompetensi
Modul ini berisi materi mengenai
Opinion Leader, dikaji dalam beberapa
bagian, antara lain: Karakteristik, Tipetipe Opinion Leader, Keuntungan,
Peran Opinion Leader dalam
menyebarkan informasi.
Setelah mempelajari modul ini,
mahasiswa diharapkan dapat
memahami dan menjelaskan dinamika
peran opinion leader.
Pembahasan
Pengertian & Sejarah Opinion Leader
Opinion
leadersatau
pemimpin
opini adalah
individu
yang memimpin dalam
mempengaruhi pendapat orang lain tentang inovasi. Perilaku pemimpin opini penting dalam
menentukan tingkat
adopsi suatu
inovasi dalam
suatu
sistem. Bahkan, bentuk
kurvaSdifusi terjadi karenapemimpin opini sekali mengadopsi kemudian memberitahu orang
lain tentang inovasi yang diadopsinya.
Opinion
leaders adalah
orang
yang
mempunyai
keunggulan
dari
masyarakat
kebanyakan. Opinion leaderslebih mudah menyesuaikan diri dengan masyarakatnya, lebih
kompeten dan lebih tahu memelihara norma yang ada. Kemampuan dirinya memelihara
norma menjadi salah satu konsekuensi logis bentuk pelayanan atau suri teladan yang
diberikan atau ditunjukkan kepada masyarakatnya. Menurut Homanas (1961),”Seseorang
yang memiliki status sosial tinggi (pemimpin pendapat) akan senantiasa memelihara nilainilai serta norma kelompoknya sebagai syarat minimal dalam mempertahankan statusnya.”
(Depari dan Andrew, 1982).
Jadi, Opinion leaders dapat dikatakan sebagai orang-orang berpengaruh, yakni orang-orang
tertentu yang mampu memengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu sistem
sosial. Dalam kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat menjadi pendukung inovasi atau
sebaliknya, menjadi penentang. Ia (mereka) berperan sebagai model dimana perilakunya
(baik mendukung atau menentang) diikuti oleh para pengikutnya.
Sejarah Opinion Leader
Istilah opinion leader menjadi perbincangan dalam literatur komunikasi sekitar tahun 19501960-an sebelumnya literatur komunikais sering digunakan kata-kata influentials, influencers
atau tastemakers untuk menyebut opinion leader. Kemudian kata opinion leader lebih sering
dikenal dimasyarakat pedesaan, sebab pada saat itu tingkat media masih rendah serta
pendidikan yang belum maju. Jadi kebutuhan akan informasi dipedesaan diterima dari
mereka yang mempunyai pemahaman yang tinggi serta kebutuhan akan media yang tidak
rendah.
2016
2
Sosiologi Komunikasi
Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Karakteristik Opinion Leader
Opinion leader adalah orang yang mempunyai keungulan dari masyarakat kebanyakan.
Adapun karakteristik tersebut adalah :
1. Lebih tinggi pendidikan formalnya dibanding dengan anggota masyarakat lainnya.
2. lebih tinggi status sosial ekonominya. (SSE)
3. lebih inovatif dalam menerima dan mengambil ide baru
4. Lebih tinggi pengenalan medianya (media exposure)
5. Kemampuan empatinya lebih besar
6. Partisipasinya lebih besar.
7. Lebih Kosmopolit (mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas).
Floyd Ruch juga mengatakan syarat seorang pemimipin (termasuk pemimpin opini)
1. social perception, artinya seorang pemimpin harus dapat memiliki ketajaman dalam
menghadapi situasi.
2. Ability in abstrac thinking, artinya pemimpin harus memiliki kecakapan secara
abstrak terhadap masalah yang dihadapi.
3. Emotional stability, artinya pemimpin harus memiliki perasaan stabil, tidak mudah
terkena pengaruh dari luar ( yang tidak dinyakini dan bertoloak belakang dengan
kenyakinan masyarakat). (Slamet Santoso, 1992).
2016
3
Sosiologi Komunikasi
Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tipe-tipe Opinion Leader
Ditinjau dari penguasaan materinya, Opinion Leader dapat digolongkan menjadi dua
tipe, pertama, Monomorfik adalah seorang pemuka pendapat hanya dapat
menguasai satu pokok permasalah saja. Artinya pemimpin ini hanya bisa
memecahkan dan menyelesaikan satu pokok permasalahan yang ada dalam
masyarakat.
Kedua, Polimorfik adalah seorang pemuka pendapat menguasai lebih dari satu
pokok permasalahan yang ada. Artinya pemimpin ini dapat memecahkan serta
mengatasi berbagai macam permasalahan yang ada dalam masyarakat.
Tingkat pendapat kepemimpinan polimorfik dalam suatu sistem sosial tertentu
tampaknya
bervariasi
dengan
faktor-faktor
seperti
keragaman
topik
yang
kepemimpinan opini ukur, apakah norma-norma sistem yang inovatif atau tidak, dan
sebagainya.
Cara Mengukur dan Mengetahui Adanya Opinion Leaders
Empat metode utama untuk mengukur dan mengetahui adanya opinion leaders dan link
jaringan difusi :
Metode Sosiometrik
Dalam metode ini, masyarakat ditanya kepada siapa mereka meminta nasihat atau mencari
informasi mengenai masalah kemasyarakatan yang dihadapinya. Misalnya masalah itu
mengenai difusi inovasi, kepada masyarakat diajukan pertanyaan: “dari mana anda
memperoleh informasi tentang difusi inovasi?” jadi orang yang paling banyak mengetahui
dan dimintai nasihat tenteng masalah tersebut dialah yang disebut sebagai opinion leaders.
Informants’ Ratings
Metode ini mengajukan pertanyaan tertentu kepada orang /responden yang dianggap
sebagai key informants dalam masyarakat mengenai siapa yang dianggap masyarakat
sebagai pemimpin mereka. Jadi dalam hal ini responden tersebut haruslah jeli dalam mimilih
2016
4
Sosiologi Komunikasi
Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
siapa yang benar-benar harus memimpin dalam masyarakat tersebut. Dari segi kepribadian,
pendidikan, serta tindakan yang dilakukannya terhadap masyarakat tersebut.
Self-designating techniques
Metode ini mengajukan pertanyaan kepada responden dan meminta tendensi orang lain
untuk menunjuk siapa yang mempunyai pengaruh. Misalnya. Apakah seseorang yang
memerlukan suatu informasi perlu meminta keterangan kepada ibu /bapak. Jika jawabannya
tidak maka hal tersebut belum menunjukkan siapa yang sering dimintai keterangan. Hal ini
sangat bergantung kepada ketepatan (akurasi) responden untuk mengindentifikasi dirinya
sebagai pemimpin.
Observasi
Metode dimana penyidik mengidentifikasi dan mencatat perilaku komunikasi dalam suatu
sistem.Satu keuntungan dari observasi adalah bahwa data yang biasanya memiliki tingkat
validitas yang tinggi.Jika link jaringan secara tepat diamati, tidak ada keraguan tentang
apakah mereka ada atau tidak.Pengamatan bekerja lebih baik di sistem yang sangat kecil,
dimana pengamat sebenarnya bisa melihat dan merekam interaksi interpersonal yang
terjadi.Sayangnya, dalam pengamatan sistem seperti kecil dapat menjadi teknik
pengumpulan data sangat menonjol.Karena anggota dari suatu sistem tahu mereka sedang
diamati, mereka mungkin bertindak berbeda.Selanjutnya, seorang pengamat mungkin harus
sangat sabar jika jaringan difusi perilaku yang dia inginkan untuk mengamati jarang terjadi.
Peranan Opinion Leader
Model Arus Komunikasi
Didalam pembahasan ini ada empat model arus aliran pesan, yaitu model jarum injeksi
(hypodemic needle model), Model aliran satu tahap (one stop flow model), model aliran dua
arah tahap (two step flow model), dan model aliran banyak tahap (multy step flow model).
Yang masing – masing model tersebut memliki kelebihan dan kekurangan dalam teori serta
penyampaiannya.
2016
5
Sosiologi Komunikasi
Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Model Jarum Injeksi.
Secara substansial, model ini adalah one step flow, artinya arus komunikasi disampaikan
secara satu arah saja (dari media massa kepada audience). Dasar pemikiran model ini
adalah bahwa khalayak bersikap pasif terhadap berbagai macam informasi yang
disebarkan/disiarkan media massa. Sebaliknya media lebih aktif untuk mempengaruhi
audience. Maka teori ini disebut teori peluru (bullet theory). Jadi jika sebutir peluru
tembakkan, ia akan selalu menemukan sasaran, dan sasaran yang dimaksud tersebut
adalah khalayak.
Sehubungan dengan model ini Elihu Katz mengemukakan : media massa memiliki kekuatan
yang luar biasa besarnya dan mass audience dianggap seperti atom-atom yang terpisah
satu dengan yang lain serta tidak saling berhubungan dengan media massa.
Model Aliran Satu Tahap.
Pesan model aliran satu tahap ini, media massa langsung berhubungan dengan
audiencenya. Dengan kata lain, pesan yang disampaiakan mengalir tanpa ada perantara
(audience bisa langsung mengaskes langsung media). Adapun perbedaan diantara
keduanya adalah :
1. Model aliran satu tahap mengakui bahwa media massa bukanlah all powerfull dan tidak
semua media mempunyai kekeuatan yang sama. Dan model jarum hypodermik menyakini
bahwa media itu all powerfull, ibarat peluru yang ditembakkan.
2. Aspek-aspek seleksi screening di pihak audience mempunyai impac pesan. Dengan kata
lain, pesan yang diterima sangat tergantung pada sistem seleksi yang ada pada masingmasing audience.
3. Model aliran satu tahap mempengaruhi kemungkinan timbulnya reaksi atau efek yang
berbeda dikalangan audience terhadap pesan-pesan dari media yang sama. Artinya pesan
media yang sama diterima beberapa audience belum tentu menimbulkan reaksi yang sama,
begitu pula dengan efek yang ditimbulkan. Tetapi dalam model jarum hipodemik, bahwa
pesan yang disampaikan media massa akan menimbulkan reaksi dan efek yang sama.
2016
6
Sosiologi Komunikasi
Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Model Aliran Dua Tahap
Dalam model ini pesan-pesan dari media massa tidak seluruhnya langsung mengenai
audience, tetapi pesan tersebut disampaikan oleh pihak tertentu artinya pihak tertentu
tersebut dikenal dengan opinion leader (pemimpin opini/pemuka pendapat). Ada dua tahap
penyampaian pesan dalam aliran ini. Pertama pesan media pada opinion leader dan kedua
pesan opinion leader pada audience.
Model Aliran Banyak Tahap.
Pada prinsipnya., model ini adalah gabungan dari semua model yang sudah disebutkan
diatas. Model ini menyatakan bahwa pesan-pesan media massa menyebar kepada
audience atau khalayak melalui interaksi yang kompleks.
Penerapan Opinion Leader Dalam Kehidupan
Opinion Leader dalam Komunikasi.
Opinion leader menjadi salah satu unsur yang sangat mempengaruhi arus komunikasi.
Khususnya dipedesaan berbagai perubahan dan kemajuan masyarakat sangat ditentukan
oleh opinion leader. Misalnya pemimpin opini bisa berperan memotivasi masyarakat agar
ikut serta secara aktif dalam pembangunan, untuk itulah selayaknya pemerintah
memberikan perhatian khusus terhadap pemuka pendapat ini. Bukan sebaliknya malah
menjatuhkan opinion leader tersebut. Misalnya tentang kepercayaan masyarakat pada
program pembangunan, selayaknya pemerintah memfungsikan peran opinion leader
sebagai tokoh sentral dalam pembanguanan di pedesaan.
Contoh kasus di Peru pernah dilakukan kampanye inovasi kesehatan kepada penduduk
desa yang dilakuakn oleh Lembaga Pelanyanan Kesehatan. Lembaga ini telah berhasil
melakukan program tersebut di Amerika Latin dengan cara memotivasi penduduk untuk
membuat
jamban,
membakar
sampah,
melaporkan
mencurigakan ke Puskesmas dan memasak air.
2016
7
Sosiologi Komunikasi
Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kasus-kasus
penyakit
yang
Opinion leader bukanlah manusia yang serba tau akan segala hal, tetapi kelebihannya
adalah bahwa mereka diangap orang yang lebih peka dan in group serta tahu adat
kebiasaamn masyarakat. Mereka memiliki jiwa sosial yang tinggi serta selalu siap memantu
perubahan sosial di lingkungannya.
Di desa ada suatu kecenderungan dalam masyarakat, dimana warga masyarakat akan lebih
sering berkomunikasi sesama mereka dengan memilih tingkat pendidikan yang tidak terlalu
tinggi. Misalnya mereka akan lebih tertarik dengan individu yang hanya lulusan SD dan SMP
dibanding dengan lulusan universitas. Sebagaimana yang dikatakan Everett M. Roger dan
Shoemaker “bahwa orang – orang yang paling tinggi status sosialnya dalam sisitem sosial
jarang sekali untuk berinteraksi langsung dengan orang-orang yang paling rendah status
sosialnya.
Dalam penelitian Van de Ban (1963) di Belanda menemuan fakta bahwa apa yang
dilakuakan oleh pemuka pendapat cenderung diikuti oleh masyarakat. Pemuka pendapat
mempunyai gradasi homofili yan lebih baik dibanding dengan pihak lain. Homofili artinya
suatu tingkat dimana pasanga individu yang berinteraksi sepadan dalam hal tertentu, seperti
suatu kepercayaan, nilai-nilai, pendidikan dan status sosial. Homofili kebalikan kata dari
heterofili. Jika homofili dalam sistem sosial itu tinggi, maka komunikasi akan sangat mudah
untuk dilakukan, tapi heterofili suatu interaksi dalam berkomunikasi yang belum mempunyai
dasar dalam bentuk kepercayaan untuk melakukan hal tersebut.
Opinion Leader di Indonesia.
Sebagaimana sudah diketahui sebelumnya, kajian tentang pemimpin opini ini awalnya
muncul di Amerika seperti yang ditunjukkan oleh Paul Lazarefeld dan kawan-kawan. Oleh
karena itu model-model arus informasi yang mendekati pembahasan pemimpin opini ini
adalah model two step flow. Artinya media massa tidak langsung mengenai audiencenya
tetapi melalui pemimpin opininya. Kemudian informasi yang didapatkan tadi disampaikan
kepada para pengikutnya.
Maksudnya pemuka pendapat disini adalah seseorang yang relatif dapat mempengaruhi
sikap dan tigkah laku orang lain untuk bertindak dalam suatu tata cara tertentu. Tapi seiring
dengan tingkat perkembangan media massa dan zaman. Lambat laun pemimpin opini ini
ditinggalkan karena para audiencenya (pengikut) telah menentukan sikap dan perilaku
sendiri, sebab secara tidak langsung mereka telah mampu mengaskes media massa.
2016
8
Sosiologi Komunikasi
Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Opinion Leader dalam Kehidupan Politik.
Pemimpin opini adalah mereka yang punya otoritas tinggi dalam menentukan sikap dan
perilaku pengikutnya. Bukan dari kedudukan, jabatan politik tetapi karena kewibawaan,
ketundukan, kharisma, mitos yang melekat padanya atau karena pengetahuan serta
pengalaman yang dimilikinya. Sebab pada saat sekarang banyak para pemimpin politik yang
hanya disanjung dengan jabatannya saja. Sebagai contoh Megawati dan Gus Dur
ditempatkan sebagai pemimpin opini dalam politik. Karena keduanya mampu menentukan
sikap dan perilaku pengikutnya. Megawati bisa “memaksa” pengikutnya untuk memilih PDIP, apa pun yang terjadi pada partai tersebut, begitu juga Gus Dur bisa menentukan
pengikutnya untuk terus mendukung dirinya pada tanda gambar PKB.
Mengapa Megawati dan Gus Dur dianggap sebagai pemimpin opini.
1. Megawati dan Gus Dur menjadi panutan pengikutnya, panutan tersebut tidak
berdasarkan ketundukan rasional tetapi ketundukan irasional. Kata lainnya apa pun
yang dilakukan kedua pemimpin tersebut baik dan buruk lebih cenderung diikuti
pengikutnya. Bahkan gaya kepemimpinan keduanya lebih didasarkan pada
kepemimpinan yang kharismatik.
2. Mereka menentukan apa yang harus dilakukan pengikutnya. Contoh, jika keduanya
bilang massa bergerak ke kiri, mereka akan bergerak ke kiri.
3. Peran keduanya juga mengukuhkan bahwa media massa punya pengaruh yang kecil
dalam mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakatnya. Artinya meskipun media
massa tersebut menolak ide kedua orang tersebut, tetapi masyarakat tak jarang
mencari informasi yang benar untuk mendukung dan mematuhi pendapat pemimpin
opininya.
2016
9
Sosiologi Komunikasi
Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Hubungan antara pemimpin opini dalam politik dengan masyarakat di Indonesia adalah
sebagai berikut :
1. Pemimpin opini sangat berpengaruh dalam mempengaruhi proses kebijakan politik di
Indonesia.
2. Pemimpin opini juga bisa menolak kebijakan pemerintah
3. Pemimpin
opini
tidak
boleh
dipandang
sebelah
mata
agar
keinginan
pemerintahterpenuhi. Maksudnya, pembangunan tidak akan berhasil jika pemerintah
tidak mendapat dukungan penuh dari pemimpin opini. Malah sebaliknya pemimpin
opini inilah kunci utama keberhasilan program pemerintah terutama di daerah
pedesaan.
Opinion Leader dalam Kehidupan Sosial.
Peranan pemimpin opini dalam kehiduan sosial di Indonesia juga tidak bisa dibilang rendah.
Karena pemimpin opini sangat dipercaya dalam masyarakatnya. Ia ikut dalam menentukan
berbagai perilaku masyarakatnya. Di Indonesia, pemimpin opini ikut menentukan apakah
program keluarga berencana (KB) yang dikampayekan pemerintah pada tahun 70-an
sukses atau tidak. Secara terang-terangan di sebuah kantor Kepala Desa di Patala, Jetis,
Bantul Yogyakarta ditulis bahwa para Kiai dan tokoh masyarakat lain mendukung gerakan
program KB tersebut, bahkan KB dianggap halal dan sah. Kampaye lewat tulisan ini penting
agar masyarakat yang semula ragu terhadap program KB tidak sangsi untuk memakai alat
kontrasepsi. Bisa dibanyangkan bagaimana jika program KB ini tidak mendapat dukungan
dari para pemimpin opini, sekuat apa pun keinginan pemerintah atau dipaksa dengan cara
apa pun masyarakat tentu tidak akan menganggap KB sebagai program baru yang justru
membatasi anak. Padahal filsapat hidup yang pernah berkembang di desa adalah banyak
anak banyak rezeki.
2016
10
Sosiologi Komunikasi
Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. (2003). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Veeger,Karel J. (1993). Pengantar Sosiologi. Jakarta:Gramedia.
Bungin, Burhan. (2013). Sosiologi Komunikasi. Kencana. Jakarta.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sudarma, Momon. 2014, Sosiologi Komunikasi, Jakarta, Mitra Wacana Media.
Devito, Joseph,. A. 1997. Komunikasi Antarmanusia Edisi Kelima,. Penerjemah, Agus
Maulana. Jakarta, Profesional Books.
Nurudin. 2004. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Panuju, Redi. 1997. Sistem Komunikasi Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2016
11
Sosiologi Komunikasi
Muhammad Didi Ahmadi, S.Pd.,M.IKom.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download