FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI MODUL 15 n MODUL KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU 3 SKS Dosen: A. Judhie Setiawan, M.Si KOMUNIKASI PEMASARAN INTERNASIONAL Pemasar Internasional menemui banyak tantangan berkaitan dengan perbedaan budaya, bahasa, dan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perencanaan fungsional-silang menjadi hal terpenting ketika pesan merek dikomunikasikan melampaui batas-batas negara. Internasional dan Pemasaran Global Hampir semua perusahaan memasarkan produknya dan bersaing di negara di mana kantor pusatnya berada. Perusahaan yang memfokuskan dirinya dalam usaha pemasaran di tempat dia berada disebut pemasar domestik (nasional). Perusahaan yang memasarkan produknya ke beberapa negara disebut pemasar multinasional. Kemudian, terdapat pemasar global yang memasarkan produknya ke seluruh penjuru dunia. Daftar berikut ini adalah sebagian contoh pemasar global dan negara asalnya: 1 1. Unilever – Inggris dan Belanda. 2. Procter & Gamble – Amerika Serikat. 3. Nestle – Swiss. 4. Toyota - Jepang. 5. Coca-Cola – Amerika Serikat. 6. General Motors – Amerika Serikat. 7. Peugeot – Perancis. 8. L’Oreal – Perancis. 9. McDonald’s – Amerika Serikat. 10. Henkel – Jerman. 11. Sony – Jepang. Faktor Budaya Budaya merupakan pertimbangan utama dalam targeting konsumen internasional. Kata budaya merujuk pada perilaku, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat yang berasal dari tradisi turun-temurun. Hal tersebut dapat tercermin dari cara berpakaian dan apa yang mereka makan, juga dalam hal musik, agama dan hiburan. Budaya, dalam hal ini termasuk dengan nilai dan cara pandang terhadap dunia – bagaimana orang berperilaku, berpikir, dan reaksi emosional. Oleh karena budaya dan komunikasi berkaitan erat, faktor budaya sangat mempengaruhi perencanaan strategis komunikasi pemasaran internasional dan evaluasi efektivitasnya. Faktor budaya ini dapat dirinci sebagai berikut: 1. Perbedaan dan kesamaan budaya. 2. Bentuk budaya. 3. Budaya dan nilai. 4. Sensitivitas budaya dan tanggung jawab sosial. Bentuk Pesan Faktor Bahasa Suatu penelitian yang diselesaikan pada bulan Juni 2008 menemukan persentase dari pengguna situs on-line berdasarkan bahasanya: 2 Bahasa Persentase pengguna internet Dutch 1,8% Italian 3,0 Korean 3,5 French 3,9 Chinese 5,4 Spanish 5,8 German 5,9 Japanese 8,1 English 51,3 Memelihara Konsistensi Merek Global Perencanaan strategi pesan untuk merek internasional sangat komplek. Reputasi merek dan logo, misalnya, relatif lebih mudah untuk distandarisasi, termasuk bahasa. Namun, pikirkan untuk hal-hal seperti model dan bentuk iklan. Aspek seperti itu relatif lebih sulit untuk distandarisasi. Media dan Teknologi Penyampaian Pesan Tiga strategi media dapat ditempuh pemasar untuk meraih pasar multinasional dan global. Pertama, menggabungkan beberapa media lokal yang ada di setiap negara. Kedua, publikasi internasional dan televisi satelit. Ketiga, berpartisipasi dalam program atau acara yang memiliki pemirsa/khalayak antar negara, seperti acara olah raga (Olimpiade atau Piala Dunia). Mengenai teknologi penyampaian pesan, perlu dipertimbangkan: Tingkat pertumbuhan media di masing-masing negara. Internet – media global sejati. Konvergensi media. Regulasi media. Sinergi di Tingkat Internasional Ketika suatu perusahaan menjual produknya ke luar negeri, prinsip dan praktik Integrated Marketing Communication (IMC)/Komunikasi Pemasaran Terpadu merupakan hal penting yang perlu dipertimbangkan karena kompleksitas masalah yang dihadapi. Membangun 3 dan menjaga hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan konsumen global, agen iklan di luar negeri, media di luar negeri, dan saluran distribusi perlu perencanaan dan pengawasan tersendiri. Konsep IMC global diperkenalkan oleh Profesor Andreas Grein dan Stephen Gould (Baruch University). Menurut mereka ada dua aspek penting dalam perencanaan IMC global yakni, koordinasi horisontal dan koordinasi vertikal. Koordinasi horizontal berarti koordinasi strategi merek di setiap negara. Koordinasi vertikal berarti korodinasi pesan merek secara universal. STUDI KASUS Positioning dan Komunikasi Pemasaran Penentuan positioning merek biasanya dilakukan pada 2 dimensi, yakni:harga relatif merek dan dimensi intrinsik (yang ditawarkan merek pada konsumen, baik dalam aspek- aspek material maupun imaterial). Pemasar bisa memilih antara ketiga strategi positioning harga berikut: strategi biaya rendah (low cost), premium dan prestis. Kebijakan pricing atau penetapan harga bisa disesuaikan sesuai strategi masing-masing. Pada strategi biaya rendah, pemasar memilih bersaing dengan menawarkan harga serendah mungkin (ingat Asia Air). Sebaliknya, pada strategi pemium dan prestis, pemasar menghindari jor-joran persaingan harga dengan menawarkan produk yang tinggi maknanya di mata konsumen (lewat strategi diferensiasi); untuk harga prestis, derajat diferensiasinya bahkan sangat tinggi (baik dari aspek material maupun imaterial). Pemasar menetapkan positioning harga merek di pasar berlandaskan strategi harga yang dipilih. Jika memilih strategi biaya rendah, pemasar berusaha menang dalam persaingan dengan memproduksi seefisien dan semurah mungkin (biasanya dengan marjin rendah). Dalam positioningintrinsik merek, pemasar menekankan kualitas yang cukup bagus yang bisa didapat dengan harga murah. Jadi, merek kerap hanya berfungsi sebagai tanda pengenal bagi harga rendah, sehingga merek hanya menambah sedikit nilai material atau imaterial pada produk di mata konsumen (misalnya rokok cap Kerbau). 4 Jika strategi premium dipilih, harga produk dipatok setinggi mungkin dengan mengacu harga tertinggi di pasar. Strategi premium menawarkan banyak ruang guna membuat merek bermakna di mata konsumen. Apalagi bila strategi prestis dipilih di mana eksklusivitas tertentu diterapkan pada merek. Eksklusivitas semacam ini tidak hanya terkait atribut intrinsik produk (kualitas yang sangat tinggi, misalnya), namun lebih pada eksklusivitas target market. Contoh klasiknya adalah Rolex. Di sini harga lebih berfungsi menegaskan makna psikologis tertentu bagi konsumen. Jadi dalam positioning, dimensi harga tidak bisa dipisahkan dari dimensi intrinsik merek. Kesuksesan strategi premium atau prestis ditentukan differential advantage yang ditawarkan merek. Diferensiasi bisa didasarkan pada aspek material dan/atau imaterial (seperti dunia pengalaman di sekitar merek yang diciptakan iklan). Untuk diferensiasi material, inovasi produk terus-menerus tentu saja butuh investasi besar. Komunikasi pemasaran menancapkan diferensiasi ini di benak konsumen. Maka komunikasi pemasaran mutlak diperlukan guna mengokohkan diferensiasi material tersebut. Lebihlagi, merek yang bertumpu pada diferensiasi aspek imaterial amat mengandalkan komunikasi pemasaran. Ambient Advertising Ambient advertising adalah pendatang baru dalam dunia periklanan luar ruang dan masih belum banyak tersentuh kalangan akademis. Masih belum ada definisi yang tepat bagi ambient advertising, meski banyak contoh yang bisa diketengahkan. 5 iklan ambient Yamaha Terlepas dari tujuan kampanye, calon ‘pengiklan ambient’ perlu memikirkan kaitan antara ambient media, produk atau jasa yang diiklankan dan kedekatan iklan dengan lokasi penjualan. Ambient advertising menjadikan pesan sebagai bagian lingkungan dekat konsumen. Dalam ambient advertising, pesanlah yang menjadi media. Misalnya, kampanye yang dijalankan di stasiun bawah tanah London, kampanye ini mengganti pegangan tangan di dalam kereta dengan botol-botol deodoran kosong. Para komuter yang bergelantungan pada pegangan tangan sebenarnya berada dalam posisi yang mengeksposkan bau ketiak mereka pada penumpang lain, membuat dampak botol-botol deodoran ini menguat berlipatganda. Dalam kampanye ini, ada kaitan yang jelas antara produk yang diiklankan dengan ambient media. 6 Ambient advertising mampu memberikan dampak bila iklan berada dekat lokasi pembelian atau lokasi masalah. Selang-selang bensin di pom-pom bensin kerap dipasangi dengan iklan produk-produk yang tersedia di toko pom bensin itu: hal ini merupakan contoh penempatan iklan dekat lokasi penjualan. Bayangkan Honda suatu saat memanfaatkan selang-selang bensin untuk mempromosikan mobil hemat BBM Honda Jazz: kampanye ini akan menjadi contoh penggunaan media yang dekat lokasi masalah. Pesan-pesan promosi yang dilekatkan di troli belanja di toko swalayan nampaknya bisa 7 memenuhi dua fungsi itu sekaligus. Sejumlah ambient advertising berdampak luar biasa; sebuah seni instalasi di pusat perbelanjaan atau stasiun kereta misalnya akan mampu memikat orang-orang agar bergerombol. Iklan yang dicetak di atas telur akan berdampak pada saat sarapan pagi; iklan yang dipasang pada palang pintu masuk tempat parkir pasti akan nampak oleh setiap audiens yang lewat. Ketika Nike membangun instalasi robot (menunjukkan dua pemain tenis memukul bola bergantian sepanjang lapangan) di stasiun kereta Wimbledon untuk menyongsong turnamen tenis tahun 1997, sejumlah pelancong pergi ke Wimbledon hanya untuk menonton instalasi ini. Teknik-teknik komunikasi pemasaran tradisional kini semakin merosot efektivitasnya di ketika pasar makin terfragmentasi, biaya-biaya meningkat, jumlah audiens melorot dan fenomena clutter makin menggejala. Maka dari itu, jalur baru untuk berkomunikasi dengan konsumen mesti terus dicari, jadi nampaknya ambient advertising akan terus berkembang pesat di masa yang akan datang. Ambient advertisingmenawarkan kelebihan-kelebihan berikut ini: o Bila dekat dengan lokasi pembelian, biaya kampanye ambient bisa lebih murah ketimbang promosi penjualan dan (ketimbang diskon) mampu memberi insentif di lokasi pembelian (point-of-purchase incentive) tanpa efek negatif yaitu merosotnya keuntungan. o Kampanye ambient yang diterapkan dengan baik ikut menggenjot citra merek. o Kampanye kreatif kerap mendapat liputan pers, bahkan kampanye tertentu memang sengaja didesain agar mendapatkan liputan luas. o Kampanye ambient sangat efektif untuk mengaktifkan kebutuhan. Tabel berikut memetakan ambient advertising dengan Model ATRN dari Ehrenberg atas efek iklan. 8 Tabel Memetakan ambient advertising dengan model ATRN Tahap Keterangan Awareness Kesadaran atas merek baru Kesadaran merek bisa akan diikuti rasa tertarik didorong dengan kampanye inovatif yang berdampak hebat Coba-coba membeli merek, Ambient advertising yang dekat lokasi mungkin terjadi pada penjualan turut mendorong konsumen konsumen yang berpandangan memilih merek tertentu ketimbang skeptis merek lain tahap ini, ambient Kepuasan yang didapat saat Pada memakai merek akan advertising hanya berperan sebagai alat mendorong pembelian ulang pengingat saja dan mungkin tidak lebih atau mungkin akan membentuk baik dari bentuk iklan lain, kecuali bila kebiasaan untuk membeli aplikasinya begitu spektakuler sehingga merek memprovokasi rasa bangga konsumen bila mereka diasosiasikan dengan merek Kecenderungan membeli Ambient advertising punya reputasi Trial Reinforcement Nudging mungkin karena akan efek Peran ambient advertising naik turun dalam kemampuannya ‘nudging’, baik ‘mendorong’ dengan untuk lebih baik karena iklan kita ataupun iklan ketimbang bentuk iklan lainnya, karena pesaing iklan ini jauh lebih dekat dengan lokasi pembelian dan lokasi munculnya kebutuhan. Singkatnya, stimuli lingkungan merupakan bahan pertimbangan penting dalam proses pengambilan keputusan konsumen yang terjadi tepat di titik pembelian – khususnya untuk produk yang tingkat keterlibatannya kecil (low-involvement product). Jadi, bila konsumen ‘terdorong’ stimuli iklan yang secara tepat ditempatkan di lokasi dekat dengan lokasi penjualan, maka probabilitas pembelian akan meningkat. Konsumen ketika masih di rumah umumnya belum melakukan pengambilan keputusan prapembelian untuk low-involvement product. Riset menunjukkan bahwa sekitar dua-pertiga keputusan pembelian merek tertentu diambil saat konsumen berada dalam toko. Iklan di troli misalnya turut berkontribusi dalam perbedaan pembelian merek tertentu; hal ini menunjukkan daya dorong ambient advertising di lokasi penjualan. Saat ini, industri ambient advertising dipenuhi dengan sejumlah besar agensiagensi kecil, dengan satu perusahaan yang menangani selang pompa bensin, satu lagi mengurusi troli toko swalayan dan seterusnya. Dalam iklan ini, tidak ada sistem evaluasi industri (seperti pada iklan TV dan pers), sehingga tidak ada ukuran obyektif yang bisa 9 digunakan untuk menilai kesuksesan ataupun kegagalan satu kampanye. Misalnya, tidak ada organisasi yang bisa memperkirakan berapa banyak orang yang memakai troli toko swalayan tertentu dan melihat iklan yang tertempel. Banyak iklan ambient yang mengandalkan unsur kejutan serta kebaruan. Jadi bila kita belum mengetahui bahwa iklan kita menjadi iklan pertama yang memakai sarana tertentu, kita mesti benar-benar cermat dalam memilih sarana iklan. Sejumlah sarana mungkin akan bisa efektif sampai lama (iklan selang bensin misalnya), sementara sarana lain mungkin tergantung pada berapa lama unsur kejutan bertahan (misalnya, contoh deodoran tadi). Pada masa yang akan datang, ambient media nampaknya akan makin tumbuh. Meski menuntut tingkat kreativitas yang tinggi dalam produksinya, kampanye ini bisa memberi dampak yang sangat besar, kampanye ini pun hanya menelan biaya yang relatif kecil. Publicity spin-offs (barang-barang yang memicu publisitas) bisa menarik minat lebih; kampanye bisa dengan mudah digabungkan dengan pendekatan komunikasi pemasaran terpadu agar bisa mendukung serta didukung alat-alat komunikasi lainnya. Daftar Pustaka 1. Tom Duncan, Principles of Advertising & IMC Second edition, McGraw-Hill Irwin 2005. 10