GULA CAIR STANDAR MUTU GULA CAIR DAN SKEMA PROSES SAKARIFIKASI Nama Kelompok : Agus choiron Fera Florensia Babut Rizka Milati Ulia Kadjim Nur Aisyah Setyarini Rahmawati Azberina Arif Hidayat Arina Nur Ainiah Acnes Meyta Puspa Delvi Aristianingsih Alfi Maryanti Ayun Destary Adi Gilang Ramadhan Yulinda Kurniasari Faizin Miftah Pambudi Dika Rahmadana Dermawan (1400020022) (1400020041) (1500020001) (1500020002) (1500020003) (1500020005) (1500020007) (1500020009) (1500020010) (1500020011) (1500020013) (1500020015) (1500020016) (1500020017) (1500020018) PENDAHULUAN Umumnya gula cair dikenal masyarakat dengan nama ” Sirup glukosa atau Sirup Fruktosa. Sirup glukosa ialah suatu larutan kental termasuk golongan monosakarida yang diperoleh dari pati dengan cara hidrolisis lengkap dengan menggunakan katalis asam atau enzime, selanjutnya dimurnikan serta dikentalkan CARA MENDAPATKAN GULA CAIR Untuk memperoleh gula cair dapat ditempuh dengan jalan memasak pati. Dengan pemasakan itu akan diperoleh suatu cairan yang rasanya manis, yang disebabkan karena sebagian besar dari pati yang ada telah diubah menjadi gula (glukosa). Selain cara tersebut, pembuatan gula cair dari pati atau tepung dapat mempergunakan mikroorganisme (yeast) dan proses ini disebut peragian. Kedua cara tersebut akan menghasilkan gula yaitu cairan yang dapat langsung dikonsumsi dalam bentuk sirup (sirup glukosa). Bahan yang digunakan untuk membuat gula cair ini biasanya singkong atau tebu. PROSES PEMBUATAN GULA CAIR Proses pembuatan Sirup glukosa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Ø Hidrolisis secara enzimatis. Ø Hidrolisis secara asam. Hidrolisis Secara Enzimatis Hidrolisis secara enzimatis memutus rantai pati secara spesifik pada percabangan tertentu. Hidrolisis enzimatis memiliki beberapa keuntungan, yaitu prosesnya lebih spesifik, kondisi prosesnya dapat dikontrol, biaya pemurnian lebih murah, dihasilkan lebih sedikit abu dan produk samping, dan kerusakan warna dapat diminimalkan. Pada hidrolisis pati secara enzimatis untuk menghasilkan sirup glukosa, enzim yang dapat digunakan adalah α-amilase, β-amilase, amiloglukosidase, glukosa isomerase, pullulanase, dan isoamilase. Tahapan pembuatan sirup glukosa dengan cara hidrolisis menggunakan enzim terdiri dari likuifikasi, sakarifikasi, purifikasi, dan evaporasi. Tingkat mutu sirup glukosa yang dihasilkan ditentukan oleh kadar air, warna sirup, dan tingkat konversi pati menjadi komponen-komponen glukosa, maltosa, dan dekstrin, yang dihitung sebagai ekuivalen dekstrosa (DE). Nilai ekuivalen dekstrosa (DE) sirup glukosa yang tinggi dapat diperoleh dengan optimalisasi proses likuifikasi dan sakarifikasi, sedangkan kadar padatan dan warna sirup glukosa yang sesuai standar (SNI) diperoleh dengan proses evaporasi. TAHAPAN DENGAN CARA HIDROLISIS ENZIMATIS 1. Likuifikasi Proses ini bertujuan untuk mengubah suspensi pekat granula pati menjadi larutan dekstrin yang larut pada viskositas rendah untuk memudahkan penanganan dalam alat-alat pemindah serta memudahkan pengubahan menjadi glukosa dengan enzim glukoamilase. 2. Sakarifikasi Proses ini bertujuan untuk mengubah oligosakarida yang telah dihasilkan menjadi D-glukosa dengan menggunakan enzim glukoamilase. Semakin banyak enzim yang digunakan, semakin cepat hidrolisa oligosakarida berlangsung. Namun, apabila enzim yang digunakan berlebihan akan menyebabkan reaksi pembalikan yang menghasilkan maltose dan maltotriosa. 3. Purifikasi Purifikasi bertujuan untuk menghilangkan kotoran / bukan gula yang terkandung dalam nira sebanyak mungkin yang dapat dilakukan tanpa menimbulkan kehilangan gula selama proses tersebut sehingga diperoleh nira yang bersih dan dengan biaya serendah mungkin. Selama pemurnian harus dijaga agar kerusakan sukrosa maupun monosakarida sekecil mungkin karena dapat menimbulkan kerugian-kerugian pada proses berikutnya. Mekanisme penghilangan kotoran ada 3 cara, yaitu: a. Cara kimia Penghilangan kotoran secara kimia dengan menggunakan suatu zat yang dapat bereaksi dengan niranya. Nira yang bersifat asam harus dinetralkan dengan suatu basa yang dapat menimbulkan efek pemurnian yang baik. Produk yang terbentuk dari reaksi penetralan tersebut diharapkan berupa suatu bahan yang tidak larut di dalam nira (mengendap), sehingga komponen bukan gula yang terdapat dalam nira dapat mengendap. Yang berarti terjadi pemurnian terhadap komponen tersebut dari nira. b. Cara kimia fisika Proses penghilangan kotoran cara kimia fisika peristiwanya bersumber dari cara kimia. Suatu peristiwa yang disebut absorbsi yaitu kemampuan suatu bahan untuk dapat menarik benda-benda lain disekitarnya ke permukaan benda tersebut. Dalam cara kimia tadi dimana terbentuk endapan. Endapan ini dapat menyerap partikel-partikel kecil dari sekitarnya ke permukaan endapan sehingga turut terbawa mengendap. Dengan demikian terjadi penghilangan kotoran lembut dari nira sehingga nira menjadi jernih. c. Cara fisika Penghilangan kotoran secara fisika digolongkan beberapa cara seperti pemucatan dan pengeringan. - Proses Pemucatan Proses pemucatan bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan warna yang tidak dikehendaki atau untuk penjernihan. Pemucatan dilakukan dengan mencampur cairan glukosa dengan arang aktif. Arang aktif memiliki kemampuan adhesi atau penyerapan sangat kuat sehingga dapat mengikat, menggumpalkan dan mengendapkan komponen anorganik atau organic untuk membebaskan sirup dari kotoran yang tak diinginkan. - Penyaringan Penyaringan berguna untuk memisahkan arang aktif dan komponen yang melekat pada cairan sirup. Cairan bercampur karbon dialirkan pada saringan. Penyaringan ini diharapkan dapat menahan partikel kotoran yang telah digumpalkan sebelumnya oleh arang aktif sehingga cairan yang dihasilkan berwarna kuning muda bening. Jika tingkat kejernihan tersebut tidak tercapai, tambahkan lagi arang aktif ke dalam cairan gula kemudian didaur ulang. 4. Evaporasi Pada skala industri kecil, proses pengauapan dilakukan dengan pemanasan langsung dengan alat penggorengan yang besar. Penguapan dengan cara ini akan menghasilkan gula yang berwarna kuning kecoklatan. Penguapan dapat juga dilakukan pada reactor. Proses dilakukan pada suhu 70oC. Dengan cara penguapan ini akan diperoleh hasil gula yang berwarna jernih kekuningan. Penguapan bertujuan untuk memekatkan glukosa. TAHAPAN DENGAN CARA HIDROLISIS ASAM Hidrolisis pati dengan menggunakan katalis asam, molekul pati akan dipecah secara acak oleh asam dan gula yang dihasilkan sebagian besar merupakan gula pereduksi. Pada hidrolisis pati menggunakan katalis enzim, molekul pati akan dipecah atau diputus oleh enzim secara spesifik pada percabangan tertentu. Hidrolisis pati secara asam hanya akan mendapatkan sirup glukosa dengan dektrosa equivalen (DE) sebesar 55. Sedangkan hidrolisis pati secara enzimatis akan mendapatkan sirup glukosa dengan DE lebih dari 95%. Standar Mutu Gula cair