1. LUFF SCHOORL Definisi dan Prinsip Dasar Definisi : Metode Luff Schoorl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kandungan gula dalam sampel. Metode ini didasarkan pada pengurangan ion tembaga (II) di media alkaline oleh gula dan kemudian kembali menjadi sisa tembaga. Prinsip Dasar : Tereduksinya kuprioksida (Cu2+) menjadi kupro oksida (Cu⁺) karena adanya gula pereduksi. Prinsip Kerja Hidrolisis pati oleh asam menjadigula pereduksi. Pada penetapan cara Luff, dipakai pereduksi garam Cu kompleks, dimana glukosa yang bersifat pereduksi akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ atau CuO direduksi menjadi Cu2O yang berwarna merah bata. Kemudian kelebihan CuO ditetapkan dengam cara iodometri. Dengan menetapkan blanko, maka volume (ml) tio yang dibutuhkanuntuk menitar kelebihan Cu2+ dapat diketahui. Selisih volume tioblanko-sample setara dengam jumlah mg glukosa yang terdapat dalam sampel. Alat dan Bahan Alat - Beaker glass 500 mL - Hot plate - Beaker glass 250 mL - Gelas ukur - Beaker glass 100 mL - Buret - Pipet tetes - Statif - Corong gelas - Klem - Labu ukur 250 mL - Kertas saring - Pipet volume 10 mL - pH universal - Pipet volume 5 mL - Kaki tiga - Pipet volume 25 mL - Kasa - Erlenmeyer 250 mL - Erlenmeyer 100 mL Bahan - Sampel gula - Aquadest - HCl 3 % - NaOH 30 % - CH3COOH encer - Larutan Luff Schoorll - KI 20 % - H2SO4 4N - Na2S2O3 0,1 N Penentuan Hasil Penentuan hasil dari metode ini adalah secara kuantitatif. Mekanisme reaksi yang terjadi dalam penentuan gula cara luff schoorl : R-COH + CuO Cu2O + R-COOH H2SO4 + CuO CuSO4 + H2O CuSO4 + 2 KI CuI2 + K2SO4 2 CuI2 Cu2I2 + I2 I2 + Na2S2O3 Na2S4O6 + NaI I2 + amilum : biru Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan : baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang dan metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan sebesar 10%. Kekurangan : Kelemahan yang terutama disebabkan oleh komposisi yang konstan. Hal ini diketahui dari penelitian A.M Maiden yang menjelaskan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh dibedakan oleh pebuatan reagen yang berbeda. 2. ANTHRONE Definisi dan Prinsip Dasar Definisi : Keton aromatik trisiklik. Ini digunakan untuk uji selulosa umum dan dalam penentuan kolorometrik karbohidrat. Metode yang paling umum digunakan dalam analisis karbohidrat dengan menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Visible. Prinsip Dasar : Prinsip dasar dari reaksi ini adalah kemampuan karbohidrat untuk membentuk turunan furfural dengan keberadaan asam dan panas, yang kemudian diikuti dengan reaksi dengan anthrone yang menghasilkan warna biru kehijauan (Sattler dan Zerban 1948) dalam Brooks et al (1986). Prinsip Kerja Karbohidrat dalam asam dulfat akan dihidrolisis menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida akan mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural atau hidroksi metil furfural (HMF) sehingga bereaksi dengan anthrone (9,10dehidro-9-oxanthracene) membentuk senyawa kompleks berwarna biru kehijauan dan ditentukan dengan pengukuran absorbansi pada 𝝀 =630 nm (Legowo, 2005). Alat dan Bahan Alat - Pipet volume 1ml - Vortex - Pipet volume 5ml - Mortar dan alu - Tabung reaksi - Neraca elektrik - Kelereng - Labu ukur - Beakker glass - Pipet tetes - Rak tabung reaksi - Gelas ukur - Hot plate - Buret - Kuvet - Pengaduk - Spectofotometer Bahan - Aquadest - Anthrone - H2SO4 - Larutan standar glukosa - Tissue - Label - Sampel Penentuan Hasil Penentuan hasil dari metode ini adalah secara kuantitatif. Persamaan Reaksi : Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan : Kesederhanaan ujinya, spektrumnya yang luas dan sensitifitasnya yang cukup baik (Koehler, 1952). Kekurangan : Ketidakstabilan dari reagen (anthrone yang dilarutkan dalam asam sulfat), sehingga perlu dilakukan persiapan reagen yang baru setiap hari. 3. TOLLENS Definisi dan Prinsip Dasar Definisi : Salah satu uji yang digunakan untuk membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang termasuk senyawa keton. Pereaksi tollens, pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji ini, adalah larutan basa dari perak nitrat Prinsip Dasar : Untuk membedakan senyawa aldehid dan keton. Prinsip Kerja Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat, ion Ag+ dalam reagensia Tollens direduksi menjadi logam Ag. Uji positf ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi. Reaksi dengan pereaksi Tollens mampu mengubah ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton selanjutnya keton tidak dapat dioksidasi lagi dengan menggunakan pereaksi Tollens (Hart, 2004). Alat dan Bahan Alat - Tabung reaksi - Pipet tetes Bahan - Larutan 10% NaOH - Larutan 10% AgNO3 - NH4OH - Air - Etanol 95% - Sample larutan (asetaldehid, glukosa, cinnamaldehid, fruktosa, aseton) Penentuan Hasil Penentuan hasil dari metode ini adalah secara kualititatif. Persamaan Reaksi : Persamaan setengah reaksi untuk reduksi ion diamminperak(I) menjadi perak adalah sebagai berikut: Menggabungkan persamaan di atas dengan persamaan setengah reaksi dari oksidasi sebuah aldehid pada kondisi basa, yakni : akan menghasilkan persamaan reaksi lengkap: Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan : Mudah untuk membedakan mana senyawa aldehid dan keton. Kekurangan : Reaksi Tollens bukan cuma bereaksi dengan gula pereduksi, tetapi juga bereaksi dengan senyawa keton yang mempunyai gugus metil (Wardhana, 2007). 4. HIDROLISIS PATI Definisi dan Prinsip Dasar Definisi : Proses pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyusunnya yang lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa (Purba, 2009). Prinsip Dasar : Pati dengan asam dan panas dapat terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Prinsip Kerja Proses hidrolisis pati menjadi sirup glukosa dapat menggunakan katalis enzim, asam atau gabungan keduanya. Hidrolisis secara enzimatis memiliki perbedaan mendasar dengan hidrolisis secara asam. Hidrolisis secara asam memutus rantai pati secara acak, sedangkan hidrolisis secara enzimatis memutus rantai pati secara spesifik pada percabangan tertentu. Hidrolisis secara enzimatis lebih menguntungkan dibandingkan hidrolisis asam, karena prosesnya lebih spesifik, kondisi prosesnya dapat dikontrol, biaya pemurnian lebih murah, dan kerusakan warna dapat diminimalkan (Virlandi, 2008). Alat dan Bahan Alat - Rak tabung reaksi - Pipet tetes - Tabung reaksi - Labu ukur - Corong - Kaki tiga - Gelas Kimia - Beaker glass - Cawan - Neraca analitik - Erlenmeyer Bahan - Amilum 1% - NaOH 2% - HCl 2N - Larutan Iodium - Aquadest Penentuan Hasil Penentuan hasil dari metode ini adalah secara kualitatif. Mekanisme reaksi hidrolisis pati menjadi glukosa adalah proses substitusi ion hydrogen(H+) dan ion hidroksil (OH-) hasil peruraian molekul air ke dalam senyawa amilosamaupun amilopectin, sehingga memutuskan ikatan glukosida dan membebaskanglukosa-glukosa yang terikat di dalam senyawa amilosa. Reaksi yang terjadi : Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan : Hidrolisa pati dengan menggunakan enzim memberi keuntungan antara lain yaitu produk lebih murni, biaya yang murah dan tanpa produk samping yang berbahaya. Kekurangan : Hidrolisa pati dalam suasana asam yaitu dapat menghasilkan produk dengan rasa dan warna yang buruk karena asam memiliki sifat yangsangat reaktif dan proses pemurnian produk yang sulit.