Dosen Pengampu : Ali Hanafiah, SE. MM. Mata Kuliah : Manajemen Perubahan MINGGU KE - 12 Kemampuan Akhir Yang Diharapkan : Mampu menggunakan kepemimpinan & komunikasi dalam Manajemen Perubahan. Bahan Kajian: Kepemimpinan dan komunikasi dalam Manajemen Perubahan. Mengacu ke bahan ujian diatas maka modul sesi 12 ini, dikutip dan disarikan dari Nasution (2010: 71-81). PENGANTAR Untuk melakukan perubahan secara efektif, pemimpin perubahan harus dapat melakukan melalui salah satu dari beberapa pendekatan perubahan, yaitu : 1. pendekatan tahapan, 2. kultural, 3. konektif, dan 4. pelibatan serta pemberdayaan karyawannya. 1. Pendekatan Tahapan Melaksanakan perubahan harus dilakukan melalui tahapan yang benar agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk memimpin perubahan secara efektif, Hussey (2000, dalam Wibowo, 2006) menyarankan pendekatan langkah yang disingkat EASIER, merupakan anonim dari Envisioning, Activating, Supporting, Implementing, Ensuring, dan Recognizing. a) Memimpikan (envisioning) Seorang pemimpin harus mempunyai visi yang merupakan impian yang mencakup besaran dan lingkup kegiatan, kekuatan ekonomi, hubungan dengan pemasok dan pelanggan, serta budaya organisasi. Visi biasanya terinspirasi oleh kenyataan bahwa perubahan diperlukan. Visi harus dikomunikasikan dan didefinisikan secara jelas pada semua orang dalam organisasi. Komitmen pada visi merupakan prasyarat keberhasilan, terutama orang yang memiliki peran kunci dalam membuat visi menjadi kenyataan. b) Mengaktifkan (activating). ‘13 1 Manajemen Perubahan Ali Hanafiah, SE. MM. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id disatukan. Masalah operasional makin mudah dikendalikan bila aspek kemanusiannya ditangani dengan baik. Cultural leader bersifat mau menerima saran dan kritik dari bawahannya, terbuka, kooperatif, artisipatif, komunikatif, dan berorientasi saling menguntungkan. Pemimpin menghargai keberhasilan dan melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar. Pada dasarnya, orang ingin menikmati hari-harinya dengan baik, merasa kompeten, menjadi produktif, menikmati pekerjaan, mempunyai hubungan yang baik dengan atasan, rekan sekerja dan bawahannya. Pemimpin memberi contoh bagaimana pekerjaan harus dilakukan, bagaimana memimpin yang baik, selebihnya mereka akan mengikuti pemimpin. A. Memimpin karyawan Karyawan ingin lebih banyak berbicara tentang apa yang terjadi di sekitarnya, mereka ingin komunikasi dan didengar pendapatnya, dipertimbangkan dan berpartisipasi dalam keputusan yang mempengaruhi mereka. Karyawan kurang responsif pada kepemimpinan tradisional yang sempit, direktif, tidak komunikatif dan suka memberi hukuman. Great leader harus selalu direspons dengan visi dan fleksibilitas pada bawahannya. Pada dasarnya orang ingin terikat pada pemimpin yang kuat dan mengembangkan budaya kerja, di mana pemimpin melakukan dua hal, yaitu: 1) Menciptakan lingkungan yang baik Pemimpin menjadi model peran, mendorong dan menghargai mereka yang menunjukkan kepemimpinan yang baru. Pemimpin harus bersikap terbuka, mau menerima pendapat bawahannya, dan mendiskusikan nilai kemanusiaan. Pemimpin merayakan dan menghargai orang yang menunjukkan nilai budaya yang diinginkan menuju perilaku yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan yang dihadapi. 2) Menyusun proses yang tepat Pemimpin mengusahan proses yang formal dan memberi petunjuk pada bawahannya untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan sehingga bawahan dapat memberikan kontribusi pada keputusan yang mempengaruhi mereka. Keikutsertaan bawahan dalam pengambilan keputusan meningkatkan tanggung jawab dan motivasi mereka. B. Produktivitas tinggi Logika konvensional menyatakan bahwa jika ingin meningkatkan produktivitas maka harus fokus pada masalahnya. Tetapi hal tersebut jarang terjadi karena fokusnya tidak pada masalahnya. Makin banyak tekanan dapat meningkatkan stres dan menurunkan produktivitas. Masalahnya terletak pada bagaimana membuang apa yang menghalangi orang untuk meningkatkan produktivitasnya. Masalah peningkatan produktivitas sulit bila ‘13 3 Manajemen Perubahan Ali Hanafiah, SE. MM. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id akan membuat keputusan sendiri jika diperlukan. Mereka membangun jaringan dan melipat gandakan koalisi. B. Kekuatan kepemimpinan konektif Untuk mendapatkan hasil terbaik, pemimpin konektif harus mengembangkan enam kekuatan kepemimpinan, yaitu sebagai berikut. 1) Etika kecerdasan politis. Kepemimpinan konektif menunjukkan sistem pengetahuan yang diwarnai perasaan etika kuat. Mereka menggunakan kekuatan pribadi orang lain dalam jaringannya untuk mengatasi masalah kelompok, bukan meningkatkan kekuatannya sendiri. Kepemimpinan konektif meningkatkan kemampuan pendukungnya dan memastikan loyalitas mereka dengan diberi kepercayaan untuk tugas menantang. 2) Kebenaran dan akuntabilitas Kebenaran menghasilkan kredibilitas dan melanjutkan keyakinan pada pemimpin. Akuntabilitas menyangkut dua kewajiban, yaitu: (a) menjelaskan keputusan dan tindakan seseorang, (b) bertanggung jawab pada stakeholders. Akuntabilitas berarti ingin mempunyai setiap pilihan diperiksa secara teliti. 3) Politik kebersamaan Politik kebersamaan menawarkan keanggotaan pada konstituen yang lebih luas. Mereka menciptakan lingkungan di mana banyak konstituen mencapai sebagian agenda mereka. Untuk membangun masyarakat dalam organisasi, kepemimpinan konektif mengambil perspektif yang lebih luas tentang apa yang diperlukan dan oleh siapa. Mereka mencari kesamaan dan dasar bersama. 4) Berpikir jangka panjang dan bertindak jangka pendek Kinerja setiap hari ditekan untuk membangun masyarakat yang memerlukan apresiasi kemungkinan jangka panjang yang tidak jelas. Ini memerlukan nisi dan keberanian untuk memilih antara permintaan sekarang dari konstituen kunci dan masa depan yang lebih baik untuk masyarakat yang lebih luas. Kepemimpinan konektif membimbing dan mendorong rekan yang lebih muda untuk mengambil tanggung jawab kepemimpinan. 5) Kepemimpinan melalui harapan Kepemimpinan ini memberikan harapan yang tinggi, mempercayakan tugasnya kepada orang lain. Kepemimpinan ini mendorong perluasan kreatif dan misi dari mereka, hanya memerlukan rekan kerja bertindak secara etis dan legal. Kepemimpinan ini membiasakan diri pada dinamika pembelajaran bahwa tidak semua usaha baru menghasilkan sukses secepatnya. Mereka mendorong rekan kerja mereka meskipun mengalami kegagalan dan ‘13 5 Manajemen Perubahan Ali Hanafiah, SE. MM. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id kemudian