hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN DAN LAMA
PAPARAN CAHAYA LAYAR MONITOR DENGAN
KELELAHAN MATA PEKERJA KOMPUTER
DI KELURAHAN X
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Nurmaya Rachmawati
R.0207093
PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan Judul : Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan
Cahaya Layar Monitor dengan Kelelahan Mata Pekerja Komputer di
Kelurahan X
Nurmaya Rachmawati, NIM : R.0207093, Tahun : 2011
Telah disetujui dan sudah disahkan di hadapan
Dewan Penguji Skripsi
Program Diploma IV Kesehatan Kerja
Fakultas Kedokteran UNS Surakarta
Pada Hari :
, Tanggal :
2011
Pembimbing Utama
Nama : Vitri Widyaningsih, dr
NIP : 19820423 200801 2 001
(
)
Pembimbing Pendamping
Nama : Sumardiyono, SKM, M. Kes
NIP : 19650706 198803 1 002
(
)
(
)
Penguji Utama
Nama : Lusi Ismayenti, ST., M. Kes
NIP : 19720322 200812 2 001
Surakarta,
Tim Skripsi
Sumardiyono, SKM, M. Kes
NIP. 19650706 198803 1 002
Juni 2011
Ketua Program
D.IV Kesehatan Kerja FK UNS
Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp .Ok
NIP. 19481105 198111 1 001
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,
Juni 2011
Nama: Nurmaya Rachmawati
NIM. R.0207093
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya
Layar Monitor dengan Kelelahan Mata Pekerja Komputer
di Kelurahan X
Nurmaya Rachmawati1, Vitri Widyaningsih2, Sumardiyono3.
Latar Belakang : Pengetikan merupakan pekerjaan memasukkan kata-kata dari
keyboard ke komputer dan ditampilkan dalam bentuk gambar pada display
monitor. Jenis pekerjaan ini termasuk jenis pekerjaan teliti dan membutuhkan
intensitas penerangan yang sesuai standar. Tempat kerja pekerja komputer di
Kelurahan X dijumpai intensitas penerangan tempat kerja kurang dari standar,
selain itu lama paparan cahaya layar monitor yang berlebihan sehingga dapat
menyebabkan kelelahan mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan
kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga
kerja pekerja komputer di Kelurahan X yang berjumlah 100 orang. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 30 orang, teknik pengambilan sampel menggunakan
metode purposive random sampling.
Hasil : Hasil uji statistik dengan metode Korelasi Person Product Moment
diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 atau kurang dari 0,01 (p < 0,01), yang berarti
sangat signifikan. Dari hasil uji statistik dengan metode Regresi Linier Ganda
didapatkan rumus garis linier Y = 77,805 – 0,122 (X1) + 1,904 (X2).
Kesimpulan : Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan antara intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor
dengan kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X. Sebaiknya pihak
pengelola menyediakan intensitas penerangan sesuai standar dan memberikan
waktu istirahat yang cukup kepada pekerja komputer di Kelurahan X.
Kata Kunci : Intensitas Penerangan, Lama Paparan Cahaya Layar Monitor,
Kelelahan Mata.
1
2
3
Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Dokter, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Magister Kesehatan Kerja, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
commit
to user
ABSTRACT
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Relationship Intensity Light and Duration of Exposure Illumination
Eye Screen Monitor with Fatigue Computer Workers
in the X
Nurmaya Rachmawati1, Vitri Widyaningsih2, Sumardiyono3.
Objective: Typing is the work of inserting the words from the keyboard to the
computer and displayed in the form of images on the display screen with state of
the eye focus to the screen in a long time. This type of employment including type
of work requires careful and appropriate illumination intensity standard. In the
workplace computer worker found at X workplace illumination intensity less than
the standard and the illumination is uneven, but it encountered long exposure to
excessive light screen so that it can cause eye fatigue in labor. This study aims to
determine the relationship of light intensity and duration of exposure to light the
screen with a computer eyestrain workers in X.
Method: The study used an observational cross sectional analytic approach. The
population in this study are all computer workers labor in X Village totaling 100
people. The sample in this study as many as 30 people, the sampling technique
using purposive random sampling method.
Results: The results of statistical tests with Person Product Moment Correlation
method result value Sig. of 0.000 or less and 0.01 (p <0.01), which means very
significant. From the results of statistical tests with the method of Multiple Linear
Regression formula obtained linear line = 77.805-.122 (X1) - 1.904 (X2).
Conclusion: The result of this study concluded that there is a very significant
relationship between light intensity and duration of exposure to light the screen
with a computer eyestrain workers in X. Should the manager to provide
appropriate lighting intensity standards and provide adequate rest time to workers
in the computer X.
Keywords : Intensity Lighting, Long Exposure Light Screen Monitor, Eye
Fatigue.
1
Occupational Health Study Program of Medical Faculty, Sebelas Maret University of Surakarta.
commit to user
Doctor, Sebelas Maret University of Surakarta
3
Magister Occupational Health, Sebelas Maret University of Surakarta.
2
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan bimbingan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ” Hubungan
Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor dengan
Kelelahan Mata Pekerja Komputer di Kelurahan X”.
Laporan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Sains Terapan dan salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan
studi pada Program Diploma IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret. Skripsi ini dapat selesai karena bantuan dari berbagai pihak, untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr. S. PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak H. A.A. Subijanto, Prof. Dr. dr. M.S., selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta periode 2007-2011.
3. Bapak Putu Suryasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok., selaku Ketua Program Diploma
IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Ibu Vitri Widyaningsih, dr. selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes. selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Lusi Ismayenti, ST., M.Kes. selaku penguji yang telah memberikan
masukan dalam skripsi ini.
7. Kakak-kakak pekerja komputer yang telah senang hati membantu saya dalam
pengambilan data.
8. Almarhum/ah Ayah dan Ibu yang telah melahirkan saya, terimakasih atas
segalanya. Semoga ayah dan ibu tenang di sisi alloh SWT. Untuk seluruh
keluarga, terimakasih atas segala yang hal yang telah diberikan.
9. Abi terima kasih atas cinta, sayang, perhatian, semangat dan doa yang tak
henti-hentinya selama ini.
10. Teman-teman satu angkatan Diploma IV Kesehatan Kerja atas kerjasama dan
tolong-menolong dalam kegiatan sehari-hari.
11. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini bisa
bermanfaat bagi civitas akademika Program Diploma IV Kesehatan Kerja
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, untuk menambah
wawasan ilmu dibidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Surakarta, Mei 2011
Penulis,
commit to user Nurmaya Rachmawati
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................
iii
ABSTRAK ......................................................................................................
iv
PRAKATA ......................................................................................................
vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka .........................................................................
6
B. Kerangka Pemikiran ....................................................................
26
C. Hipotesis .....................................................................................
27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................
28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................
commit to user
28
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Populasi Penelitian .....................................................................
28
D. Teknik Sampling ........................................................................
29
E. Sampel Penelitian .......................................................................
29
F. Desain Penelitian ........................................................................
30
G. Identifikasi Variabel Penelitian ..................................................
31
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................
32
I. Alat dan Bahan penelitian ..........................................................
34
J. Cara Kerja Penelitian .................................................................
34
K. Teknik Analisis Data ..................................................................
37
BAB IV HASIL
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...........................................
39
B. Karakteristik Subjek Penelitian ...................................................
40
C. Hasil Pengukuran .......................................................................
42
D. Uji Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan
dengan Kelelahan Mata ..............................................................
43
BAB V PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat ........................................................................
46
B. Analisa Multivariat .....................................................................
48
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .....................................................................................
52
B. Saran............................................................................................
53
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
54
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Tingkat Penerangan Berdasarkan Jenis Pekerjaan .......................
10
Tabel 2.
Nilai Pantulan (Reflektan) yang Dianjurkan ...............................
11
Tabel 3.
Standar Tingkat Penerangan menurut Kepmenkes No. 1405
Tahun 2002 ...................................................................................
Tabel 4.
Ketentuan Tingkat Penerangan Berdasarkan PMP No. 07 Tahun
1964 ..............................................................................................
Tabel 5.
11
12
Klasifikasi Tingkat Kelelahan Mata Berdasarkan Total Skor
Individu ........................................................................................
37
Tabel 6.
Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur .........
40
Tabel 7.
Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Kerja ................
41
Tabel 8.
Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan, Lama Paparan Cahaya
Layar Monitor dan Kelelahan Mata Pekerja Komputer di
Kelurahan X .................................................................................
commit to user
ix
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Kerangka Pemikiran ....................................................................
26
Gambar 2.
Desain Penelitian ........................................................................
30
Gambar 3.
Denah Titik Pengukuran Intensitas Penerangan ........................
34
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Kelelahan Mata dari Departemen Tenaga Kerja
Pusat Hiperkes dan KK Proyek Pengembangan Hygiene dan
KK ............................................................................................
Lampiran 2.
Hasil Uji Correlatoin Person Product Moment untuk
Hubungan Intensitas Penerangan dengan Kelelahan Mata ......
Lampiran 3.
32
43
Hasil Uji Correlatoin Person Product Moment untuk
Hubungan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor dengan
Kelelahan Mata .........................................................................
44
Lampiran 4. Hasil Uji Regresi Linier untuk Intensitas Penerangan dan
Lama Paparan Cahaya Layar Monitor dengan Kelelahan
Mata ..........................................................................................
45
Lampiran 5. Curva Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan
Cahaya Layar Monitor dengan Kelelahan Mata .......................
commit to user
xi
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
dewasa
ini
memudahkan seseorang dalam mencapai keinginannya, salah satu kemajuan di
bidang teknologi tersebut dengan munculnya seperangkat komputer. Komputer
banyak digunakan di kantor-kantor, di lembaga penelitian, di perguruan tinggi
atau di perusahaan-perusahaan. Komputer sebagai alat bantu yang banyak
digunakan manusia, ternyata juga menimbulkan penyakit akibat kerja seperti
halnya pemakaian mesin pada industri (Sheedy, 2004).
Di era perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi
menuntut manusia untuk berhubungan dengan komputer. Umumnya 80%
pekerjaan kantor diselesaikan dengan memanfaatkan komputer. Peran
komputer yang sangat luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang
semakin populer menyebabkan para pekerja menghabiskan waktunya di depan
komputer sedikitnya 3 jam sehari (Wardhana, 1997).
Dari data The University of North Carolina at Asheville yang dikutip
oleh Iis Faizah Hanum tahun 2008 mengelompokkan beban kerja pekerja
komputer atas dasar lama waktu kerja sebagai berikut :
1. Pekerja operator komputer dengan beban kerja berat adalah pekerja dengan
lama total waktu kerja lebih dari 4 jam sehari.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
2. Pekerja operator komputer dengan beban kerja sedang adalah pekerja
dengan lama total waktu kerja antara 2-4 jam sehari.
3. Pekerja operator komputer dengan beban kerja ringan adalah pekerja dengan
lama total waktu kerja kurang dari 2 jam sehari.
Penerangan merupakan salah satu faktor fisik yang ada di tempat
kerja, penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata dengan
berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal di
daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan
meningkatnya kecelakaan kerja (Suma’mur, 2009).
Kelelahan mata adalah gangguan yang dialami mata karena ototototnya yang dipaksa bekerja keras terutama saat harus melihat objek dekat
dalam jangka waktu lama. Semua aktifitas yang berhubungan dengan
pemaksaan otot-otot tersebut untuk bekerja keras, sebagaimana otot-otot yang
lain akan bisa membuat mata mengalami gangguan. Gejalanya mata terasa
pegal biasanya akan muncul setelah beberapa jam kerja. Pada saat otot mata
menjadi letih, mata akan menjadi tidak nyaman atau sakit (Chambers A, 1999).
Jasa pengetikan atau yang lebih dikenal dengan istilah rental komputer
adalah sebuah pekerjaan dimana tenaga kerja yang melakukan pekerjaan
tersebut selalu menggunakan komputer untuk membantu dalam menyelesaikan
pekerjaan. Pada survei awal ini penulis melakukan serangkaian pengukuran
yang berkaitan dengan intensitas penerangan alami dan buatan di area tempat
kerja. Pada hasil pengukuran yang dilakukan di setiap sampel, didapatkan ratarata hasil pengukuran adalah sebesar 130 Lux dan selama kurang lebih 12 jam
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pekerja melakukan pekerjaan yang monoton dan mendapat paparan cahaya
komputer yang terus-menerus.
Dengan melihat hasil pengukuran sampel tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa intensitas penerangan ruangan sangatlah rendah. Intensitas
penerangan yang dianjurkan untuk jenis pekerjaan pengetikan adalah sebesar
300 Lux. Sesuai dengan ketentuan standar intensitas penerangan menurut
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri.
Didapatkan pula bahwa 10 orang (75%) pekerja komputer
mengeluhkan penglihatan terasa kabur setelah 3 jam di depan komputer, 12
orang (80%) pekerja komputer merasa mata akan pedih setelah 4,5 jam, dan 5
orang pekerja komputer mengalami sakit kepala jika lebih dari 5 jam, serta
semua pekerja komputer akan merasa kemampuan melihatnya menurun bila
berlama-lama di depan komputer. Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha
khusus untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja bagi pemakai
komputer.
Dengan mengacu pada hasil survei awal yang dilakukan oleh penulis,
maka penulis ingin mengadakan penelitian mengenai adakah “Hubungan
Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor dengan
Kelelahan Mata Pekerja Komputer di Kelurahan X”.
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan intensitas penerangan dan lama paparan cahaya
layar monitor dengan kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan intensitas penerangan dan lama
paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata pekerja komputer di
Kelurahan X.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengukur intensitas penerangan ruangan tempat kerja pekerja
komputer di Kelurahan X.
b. Untuk mengukur lama paparan cahaya layar monitor terhadap mata
pekerja komputer di Kecamatan X.
c. Untuk mengetahui tingkat kelelahan mata pekerja komputer di
Kecamatan X.
d. Untuk mengetahui rumus persamaan garis regresi linier untuk hubungan
intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan
kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X.
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoristis
Diharapkan dapat sebagai pembuktian bahwa ada hubungan dari
intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan
kelelahan mata pekerja komputer.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah wacana kepustakaan keilmuan tentang teori-teori
intensitas penerangan, lama paparan cahaya layar monitor dan kelelahan
mata tenaga kerja khususnya tentang hubungan intensitas penerangan dan
lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata pekerja
komputer di Kelurahan X.
b. Bagi Peneliti
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang hubungan
intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan
kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X.
c. Bagi Program Diploma IV Kesehatan Kerja
Menambah referensi, data dan informasi di kepustakan Program
Diploma IV Kesehatan Kerja khususnya hubungan intensitas penerangan
dan lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata pekerja
komputer di Kelurahan X.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Intensitas Penerangan
a. Pengertian Intensitas Penerangan
Intensitas penerangan adalah banyaknya sinar yang mengenai
suatu permukaan. Intensitas penerangan merupakan faktor yang penting
dari lingkungan fisik untuk keselamatan kerja. Untuk dapat melihat dengan
baik dan teliti diperlukan intensitas cahaya yang cukup (Suma’mur, 2009).
Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan
tenaga kerja dapat melihat objek-objek yang dikerjakan secara jelas, cepat
dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu (Suma’mur, 2009). Penerangan
yang cukup dan diatur secara baik juga akan membantu menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat
memelihara kegairahan kerja. Telah diketahui bahwa hampir semua
pelaksanaan pekerjaan melibatkan fungsi mata, dimana sering kita temui
jenis pekerjaan yang memerlukan tingkat penerangan tertentu agar tenaga
kerja dapat dengan jelas mengamati objek yang sedang dikerjakan.
Intensitas penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya jelas dapat
meningkatkan produktivitas kerja (Tarwaka, 2010).
Penerangan berdasar sumbernya dibagi menjadi tiga, pertama
penerangan alami yaitu penerangan yang berasal dari cahaya matahari,
commit to user
6
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kedua penerangan buatan yaitu penerangan yang berasal dari lampu, dan
yang ketiga adalah penerangan alami dan buatan yaitu penggabungan
antara penerangan alami dari sinar matahari dengan lampu/ penerangan
buatan (Cok Gd Rai Padmanada, 2006).
b. Faktor yang mempengaruhi penerangan di tempat kerja :
1) Kuantitas cahaya
Intensitas penerangan yang dibutuhkan tergantung dari tingkat
ketelitian yang diperlukan, bagian yang diamati, warna dari objek dan
kemampuan dari objek tersebut untuk memantulkan cahaya yang jatuh
padanya, serta brightness dari sumber objek. Untuk melihat suatu benda
yang berwarna gelap dan kontras antara objek dan sekitarnya juga jelek
diperlukan intensitas penerangan yang tinggi (beberapa ribu Lux).
2) Kualitas cahaya
Kualitas cahaya penerangan ditentukan oleh ada tidaknya
kesilauan di tempat kerja, baik kesilauan langsung atau kesilauan karena
pantulan cahaya dari permukaan yang mengkilap dan bayangan.
Kesilauan didefinisikan setiap brightness yang berada dalam lapangan
penglihatan
yang
menyebabkan
ketidaknyamanan,
gangguan
(annoyance), kelelahan mata dan atau gangguan penglihatan. Penyebab
kesilauan adalah :
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a) Disabiliti glare
Penyebab dari kesilauan ini adalah terlalu banyaknya cahaya
yang secara langsung masuk ke dalam mata dari sumber kesilauan
sehingga menyebabkan kehilangan sebagian dari penglihatan.
b) Discomfort glare
Discomfort glare sering dialami oleh mereka yang bekerja
pada siang hari dan menghadap ke jendela atau pada saat seseorang
menatap lampu secara langsung pada malam hari. Efek discomfort
glare pada mata adalah tergantung dari lamanya seseorang terpapar
oleh kesilauan tersebut.
c) Reflected glare
Disebabkan oleh pantulan cahaya yang terlalu terang yang
mengenai mata, dan pantulan cahaya berasal dari semua permukaan
benda yang mengkilap seperti langit-langit, kaca, dinding, meja,
mesin dan lain-lain yang berada dalam medan penglihatan (visual
field) (Siswanto 1993).
Menurut Prabu (2009) luminaire atau lighting fixture merupakan
suatu unit penerangan yang lengkap, dan unit ini terdiri dari lampu dan
peralatan untuk mendistribusikan serta mengendalikan cahaya. Lighting
equipment perlu diletakkan atau dipasang menurut karakteristik dari
distribusi cahaya yang dikehendaki. Menurut cara mendistribusikan cahaya
dapat diklasifikasikan menjadi :
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Sistem penerangan langsung (Direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke
benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam
mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat
menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena
penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang
optimal, disarankan langit-langit, dinding serta benda yang ada di dalam
ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan.
2) Sistem penerangan semi langsung (Semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda
yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan
dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem penerangan langsung
dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang
diplester putih memiliki efisiensi pemantulan 90%, sedangkan apabila
dicat putih efisiensi pemantulan antara 5-90%.
3) Sistem penerangan difus (General diffuse lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda
yang perlu disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan
dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect
yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya ke atas.
Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
commit to user
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Sistem penerangan semi tidak langsung (Semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan
dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah.
Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan
perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan
praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
5) Sistem penerangan tidak langsung (Indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan
dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh
ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu
diberikan perhatian dan pemeliharaanya yang baik. Keuntungan sistem
ini adalah tidak menimbulkan kesilauan dan bayangan sedangkan
kerugiannya adalah mengurangi efisiensi cahaya total yang jatuh pada
permukaan kerja.
c. Standar intensitas penerangan di tempat kerja
Menurut Suma’mur (2009), menyebutkan bahwa kebutuhan
intensitas penerangan tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan.
Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian sulit dilakukan bila keadaan
cahaya ditempat kerja tidak memadai.
Tabel 1. Tingkat Penerangan Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Tingkat Penerangan yang
Jenis pekerjaan
Contoh Pekerjaan
Dibutuhkan (Lux)
Tidak teliti
Penimbunan barang
80 - 170
Agak teliti
Pemasangan (tak teliti)
170 - 350
Teliti
Membaca, menggambar
350 - 700
Sangat teliti
Pemasangan
700
- 1000
commit to user
Sumber : Suma’mur, 2009
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nilai pantulan (reflektan) yang dianjurkan menurut Suma’mur
(2009) adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Nilai Pantulan (Reflektan) yang Dianjurkan
No
Jenis Permukaan
Reflektan (%)
1
Langit-langit
80 – 90
2
Dinding
40 – 60
3
Perkakas (mebel)
25 – 45
4
Mesin dan perlengkapannya
30 – 50
5
Lantai
20 - 40
Sumber : Suma’mur, 2009
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002
tentang Persyaratan
Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, tercantum dalam tabel 3
berikut ini :
Tabel 3. Standar Tingkat Penerangan Menurut Kepmenkes No. 1405
Tahun 2002
Jenis Pekerjaan
Pekerjaan kasar dan
tidak terus-menerus
Pekerjaan kasar dan
terus-menerus
Pekerjaan rutin
Pekerjaan agak
halus
Pekerjaan halus
Pekerjaan amat
halus
Pekerjaan terinci
Tingkat Penerangan
Minimal (Lux)
100
Keterangan
Ruang penyimpanan dan ruang
peralatan/
instansi
yang
memerlukan
pekerjaan
yang
kontinyu
200
Pekerjaan dengan mesin dan
perakitan kasar
300
Ruang administrasi, ruang kontrol,
pekerjaan
mesin
&
perakitan/penyusunan
500
Pembuatan gambar atau bekerja
dengan mesin, kantor, pekerja
pemeriksaan atau pekerjaan dengan
mesin
1000
Pemilihan warna, pemrosesan
tekstil, pekerjaan mesin halus &
perakitan halus
1500 tidak
Mengukir
dengan
tangan,
menimbulkan bayangan pemeriksaan pekerjaan mesin dan
perakitan yang sangat halus.
3000 tidak
Pemeriksaan pekerjaan, perakitan
menimbulkan bayangan sangat halus
to user
Sumber : Kepmenkes No.commit
1405 Tahun
2002
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja pasal 3 ayat 1 (i) menetapkan syarat-syarat Keselamatan Kerja
yang berkaitan dengan penerangan yaitu memperoleh penerangan yang
cukup dan sesuai. Ketentuan intensitas penerangan berdasarkan Peraturan
Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat
Kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan dalam Tempat Kerja adalah :
Tabel 4. Ketentuan Tingkat Penerangan berdasarkan PMP No. 07
Tahun 1964.
Intensitas Minimum
Keterangan
(Lux)
5
Penerangan darurat
20
Halaman dan jalan di perusahaan
50
Pekerjaan yang hanya membedakan barang
kasar, seperti mengerjakan bahan-bahan besar,
gudang menyimpan barang besar atau kasar,
gang atau tangga, dan lain-lain.
100
Pekerjaan yang membedakan barang-barang
kecil sepintas lalu, seperti pemasangan yang
kasar, kamar mesin dan uap, tempat
menyimpan barang sedang dan kecil, dan lainlain.
200
Pekerjaan membedakan barang kecil agak
teliti, seperti pemasangan alat yang sedang,
pekerjaan mesin dan bubut yang kasar, dan
lain-lain.
300
Pekerjaan membedakan yang teliti dari barang
kecil dan halus, seperti pemeriksaan mesin
yang teliti, menulis, membaca, dan lain-lain.
500
Pekerjaan membedakan barang halus dengan
kontras sedang dalam waktu lama, seperti
pekerjaan mesin yang halus, pemotongan kaca,
dan lain-lain.
1000
Pekerjaan membedakan barang sangat halus
dengan kontras yang sangat kurang untuk
waktu lama.
Sumber : Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 Tahun 1964.
commit to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Lama Paparan Cahaya Layar Monitor
a. Pengertian cahaya layar monitor
Monitor yang dengan istilah lain sering disebut juga dengan VDT
(Video Display Terminal), merupakan salah satu bagian yang terpenting
dari suatu unit komputer. Monitor merupakan output yang paling sering
dipandang saat kita mengoperasikan komputer.
Adapun fungsi monitor adalah untuk memperagakan data atau
proses yang terjadi dalam CPU (Central Processing Unit) secara visual.
Proses yang terjadi dalam CPU dikonversikan oleh suatu adapter video atau
video board dari data berbentuk digital menjadi sinyal yang akan disalurkan
melalui kabel penghubung ke monitor (Fauzia, 2004).
VDT sebagai sumber cahaya yang menyebabkan rangsangan
terhadap mata. Cahaya akan diterima oleh sel-sel photoreceptor retina dan
selanjutnya akan dikonversikan menjadi energi bio-elektrik melalui siklus
biokimiawi (Fauzia, 2004).
b. Sistem penglihatan manusia
Mata bekerja mirip kamera. Bayangan benda diterima oleh mata
dan masuk melalui seperangkat lensa di mata, berupa kornea, pupil dan
lensa yang transparan. Organ-organ ini berhubungan erat kerjanya
dengan otot-otot mata. Permasalahannya, untuk melihat dalam jarak
dekat dan dalam waktu yang lama, seperti melihat layar komputer, perlu
kerja ekstra dari lensa dan otot mata, yaitu :
commit to user
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Lensa mata harus mencembung untuk mencari fokus benda yang
dilihat.
2) Kedua bola mata harus bekerja sama dalam menyatukan bayangan
saat mata melihat obyek dalam jarak dekat. Apalagi, jika obyek cukup
kecil.
3) Menggerakkan bola mata ke arah bayangan yang datang, agar tampak
jelas (Ilyas S, 2003).
Mata merupakan indera penglihatan pada manusia. Mata
dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina,
selanjutnya
dengan
perantaraan
serabut-serabut
nervous
optikus,
mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk
ditafsirkan (Evelyne, 1999).
Sebagai indera penglihatan, mata mempunyai fungsi penting
dalam mengidentifikasi segala bentuk rangsang visual yang kemudian
diteruskan ke otak untuk diterjemahkan dalam bentuk respon. Dalam hal
ini, mata berfungsi sebagai pengirim pesan (Ruslan A, 2009).
Mata diproteksi oleh tulang rongga mata, alis dan bulu mata,
kelopak mata, refleks mengedip, sel-sel pada permukaan kornea dan
konjungtiva (selaput lendir yang melapisi permukaan pada kelopak mata)
serta air mata. Air mata berfungsi memperbaiki tajam penglihatan,
membersihkan kotoran yang masuk ke mata, lubrikasi (pelumasan),
media transfor dagi oksigen dari atmosfer, nutrisi (glukosa, elektrolit,
commit to user
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
enzim protein), serta mengandung antibakteri dan antibody (Roger,
2002).
Bola mata memiliki garis menengah kira-kira 2,5 centimeter,
bagian depannya bening serta terdiri dari tiga lapisan yaitu :
1) Lapisan Luar (fibrus) yang merupakan lapisan penyangga.
2) Lapisan tengah (vaskuler).
3) Lapisan dalam yang merupakan lapisan syaraf (Evelyne, 1999).
Mata digerakkan oleh enam otot penggerak mata, otot-otot ini
dikaitkan pada pembungkus sklerotik mata sebelah belakang kornea.
Otot-otot ini menggerakkan mata ke atas, ke bawah, ke dalam dan ke sisi
luar secara bergantian (Suardana, 2002).
Menurut Ilyas (2003), mata terdiri atas 6 bagian, yaitu :
1) Kelopak mata (Palpebra) yang berfungsi untuk melindungi bola mata
terhadap trauma sinar dan pengeringan bola mata. Kelopak mata juga
berperan dalam mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk
lapisan air mata di depan kornea.
2) Sistem sekresi air mata (Sistem Lacrimal) untuk menjaga agar kornea
tetap bersih, lembab, dan bebas kuman.
3) Conjungtiva, yaitu membran yang menutupi sclera dan kelopak mata
bagian belakang.
4) Bola mata yang terdiri atas :
a) Sclera yang merupakan jaringan terluar yang melindungi bola
mata.
commit to user
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Kornea merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung
dengan yang putih dan tidak tembus cahaya.
5) Uvea yang terdiri atas iris, badan siliar dan koroid.
6) Pupil merupakan sebuah cakram yang dapat bergerak dan berfungsi
sebagai tirai yang melindungi retina, serta mengendalikan jumlah
cahaya yang memasuki mata.
7) Lensa merupakan sebuah benda transparan bikonvex yang terdiri dari
beberapa lapisan. Lensa mata berfungsi sebagai organ fokus utama
yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari bendabenda yang dilihat.
8) Retina yang berfungsi mengubah sinar menjadi rangsangan pada saraf
optik yang akan diteruskan ke otak.
9) Rongga orbita yaitu rongga tempat bola mata.
10) Otot penggerak mata yang berguna untuk menggerakkan mata.
Secara ilmiah, mata memiliki tiga fungsi utama yaitu :
1) Menerima cahaya/ sensasi cahaya.
2) Membedakan bentuk/ sensasi bentuk.
3) Menerima warna/ sensasi warna.
Gelombang cahaya dari benda yang diamati memasuki mata
melalui lensa mata kemudian jatuh ke retina kemudian disalurkan sampai
menuju otak melalui syaraf optik, sehingga mata secara terus menerus
menyesuaikan untuk melihat suatu benda (Suyanto, 1995).
commit to user
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Iris bekerja sebagai diafragma, mengatur banyak sedikitnya
cahaya yang masuk ke dalam pupil. Pada keadaan gelap pupil membesar
dan pada keadaan terang pupil mengecil. Mekanisme tersebut berjalan
secara otomatis, jadi di luar kesadaran kita. Pada saat yang sama ajakan
syaraf yang lain masuk lebih jauh kedalam otak dan mencapai korteks
sehingga memasuki syaraf kesadaran (Ilyas, 2003).
Sistem yang terdiri dari mata dan alur syaraf yang mempunyai
peran penting dalam melihat disebut alat visual, ia mengendalikan lebih
dari 90% dari kegiatan sehari-hari. Dalam hampir semua jabatan visual
ini memainkan peranan yang menentukan. Organ visual ikut bertanggung
jawab atas timbulnya gejala kelelahan umum (Ilyas, 2003).
c. Gejala mata mengalami kelelahan
Saat seseorang bekerja melihat objek bercahaya diatas dasar
berwarna pada jarak dekat secara terus menerus dalam jangka waktu
tertentu, menyebabkan mata harus berakomodasi dalam jangka waktu
yang panjang. Kelelahan mata oleh karena lama paparan yang terlalu
lama akan menyebabkan daya akomodasi menurun. Terdapat beberapa
gejala kelelahan mata yaitu :
1) Gejala okular : merupakan gejala seperti mata merasa tidak nyaman,
panas, sakit, cepat lelah, merah, dan berair (Asyari, 2002).
2) Gejala visual : terjadi karena mata mengalami gangguan untuk
memfokuskan bayangan pada retina. Mata menjadi sensitif terhadap
cahaya. Kelelahan ini akan menyebabkan penglihatan ganda atau
commit to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kabur. Penglihatan yang kabur biasanya berkaitan dengan akomodasi,
karena otot siliaris gagal untuk memfokuskan atau mengalami kejang
dan kelelahan (Asyari, 2002). Ketajaman penglihatan juga dapat
menurun sewaktu-waktu, terutama pada saat keadaan daya tahan
tubuh menurun atau mengalami kelelahan (Mangunkusumo, 2002).
3) Gejala umum lainnya yang sering dikeluhkan akibat kelelahan mata
adalah rasa sakit kepala, sakit punggung, pinggang, dan vertigo
(Mangunkusumo, 2002).
Selain gejala yang disebutkan diatas efek lain dari paparan
cahaya komputer yang terlalu lama adalah sakit kepala, pandangan kabur,
dan sakit pada leher serta punggung.
3. Kelelahan Mata
a. Pengertian kelelahan mata
Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan
oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan
kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya
disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman. Kelelahan mata
timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap
otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti
atau terhadap retina akibat ketidaktepatan kontras (Phesant, 1991).
Kelelahan mata dapat terjadi jika mata fokus kepada objek
berjarak dekat, dalam waktu lama. Hal ini disebabkan karena otot-otot
mata harus bekerja lebih keras untuk melihat objek berjarak sangat dekat,
commit to user
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terutama jika disertai dengan pencahayaan yang terlalu redup atau terlalu
menyilaukan (Gondowiarjo, 1996).
Mata di dalam fungsinya untuk melihat harus tidak dihadapkan
pada beban tambahan seperti penerangan obyek yang intensitasnya
kurang sesuai dengan keperluan. Oleh karena itu penerangan merupakan
faktor lingkungan yang sangat perlu diperhatikan karena banyak
pengaruhnya terhadap kelelahan mata dalam bekerja. Penerangan yang
baik penting agar pekerjaan dapat dilakukan dengan benar dan dalam
situasi yang nyaman. (Manuaba,1992).
Pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian tanpa penerangan
yang memadai, maka dampaknya akan sangat terasa pada kelelahan
mata. Terjadinya kelelahan otot mata dan kelelahan saraf mata sebagai
akibat tegangan yang terus menerus pada mata, walaupun tidak
menyebabkan kerusakan mata secara permanen, tetapi menambah beban
kerja, mempercepat lelah, sering istirahat, kehilangan jam kerja dan
mengurangi kepuasan kerja, penurunan mutu produksi, meningkatkan
frekuensi
kesalahan,
mengganggu
konsentrasi
dan
menurunkan
produktivitas kerja. (Manuaba,1992).
Dalam ruang lingkup pekerjaan, faktor yang menentukan adalah
ukuran objek, derajat kontras di antara objek dan sekelilingnya,
luminansi dari lapangan penglihatan, yang tergantung dari penerangan
dan pemantulan pada arah si pengamat, serta lamanya melihat
(Suma’mur, 2009).
commit to user
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Faktor ukuran objek, derajat kontras antar objek dengan
sekelilingnya serta penerangan adalah faktor-faktor yang saling
mengimbangi satu dengan yang lain, misalnya suatu objek dengan
kontras kurang, dapat dilihat apabila objek tersebut cukup besar atau bila
penerangannya cukup baik. Upaya mata yang melelahkan menjadi sebab
kelelahan
mental.
Gejalanya
meliputi
sakit
kepala,
penurunan
kemampuan intelektual, daya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Lebih
dari itu, apabila pekerja mencoba mendekatkan matanya terhadap objek
untuk memperbesar ukuran benda, maka daya akomodasi lebih dipaksa,
dan mungkin terjadi penglihatan rangkap atau kabur yang terkadang
disertai pula dengan perasaan sakit kepala di daerah atas mata.
(Grandjean, 1993).
Kelelahan mata dikenal sebagai tegang mata atau astenophia
yaitu kelelahan okular atau ketegangan pada organ visual dimana terjadi
gangguan pada mata dan sakit kepala sehubungan dengan penggunaan
mata secara intensif. Keletihan visual menggambarkan seluruh gejala-
gejala yang terjadi sesudah stress berlebih terhadap setiap fungsi mata,
diantaranya adalah tegang otot siliaris yang berakomodasi saat
memandang objek yang sangat kecil dalam jarak yang sangat dekat.
Terdapat tiga jenis astenophia yaitu astenophia acomodatif, astenophia
musculer, dan astenophia neurastenik. Astenophia pada operator
komputer merupakan astenophia acomodatif yang disebabkan oleh
kelelahan otot siliaris (Anshell J, 1997).
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada keadaan normal, cahaya yang datang dari jarak tidak
terhingga akan terfokus pada retina, demikian pula bila benda jauh
didekatkan. Hal ini diakibatkan oleh adanya daya akomodasi mata yang
bila benda didekatkan, maka bayangan benda dapat difokuskan pada
retina atau makula lutea. Mata akan berakomodasi untuk melihat jelas
benda pada jarak yang berbeda-beda sehingga bayangan benda akan tetap
terfokus pada retina. Akomodasi adalah kemampuan lensa untuk
mencembung yang terjadi akibat kontraksi otot siliaris (Ilyas, 2003).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan mata :
1) Faktor usia. Daya akomodasi menurun pada usia 45-50 tahun. Dengan
bertambahnya usia menyebabkan lensa mata berangsur-angsur
kehilangan elastisitasnya, dan agak kesulitan melihat pada jarak dekat.
Hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan ketika
mengerjakan sesuatu pada jarak dekat, demikian pula penglihatan jauh
(Guyton, 1991).
2) Faktor penerangan Penerangan ruang kerja yang kurang dapat
mengakibatkan kelelahan mata, akan tetapi penerangan yang terlalu
kuat dapat menyebabkan kesilauan, menurut Soewarno (1992)
menyebutkan bahwa penerangan yang memadai bisa mencegah
terjadinya Astenopia (kelelahan mata) dan mempertinggi kecepatan
dan
efisien
membaca.
Penerangan
yang
kurang
bukannya
menyebabkan penyakit mata tetapi menimbulkan kelelahan mata
(Grandjean, 1993).
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Kurang tidur. Seseorang yang kurang tidur maka berakibat mata
merah dan mata sulit dibiarkan terbuka sehingga dapat mengurangi
daya penglihatan secara maksimal (Nurmianto, 2004).
4) Faktor okular. Yaitu kelainan mata berupa ametropia dan heteroforia.
Ametropia adalah kelaianan refraksi pada mata kiri dan kanan tetapi
tidak dikoreksi. Heteroforia merupakan kelainan dimana sumbu
penglihatan dua mata tidak sejajar sehingga kontraksi otot mata untuk
mempertahankan koordinasi bayangan yang diterima dua mata
menjadi satu bayangan, lebih sulit. Apabila hal ini berlangsung lama,
akan terjadi kelelahan mata (Mangunkusumo, 2002).
5) Beban kerja. Beban kerja berat akan berpengaruh pada kelelahan mata
seseorang karena jika beban kerja berat maka dibutuhkan penglihatan
yang maksimal saat bekerja dalam jangka waktu yang lama
(Mangunkusumo, 2002).
6) Jarak pandang. Seseorang mempunyai jarak pandang yang berbedabeda sesuai dengan kondisi kesehatan mata orang tersebut (Asyari,
2002).
4. Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar Monitor
dengan Kelelahan Mata
Penerangan ruang kerja yang kurang dapat mengakibatkan
kelelahan mata, akan tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat
menyebabkan kesilauan (Suma’mur, 2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23
digilib.uns.ac.id
Menurut Grandjean (1993, menayatakan bahwa penerangan yang
didesain tidak baik maka dapat menimbulkan gangguan atau kelelahan
penglihatan selama kerja. Pengaruh dari penerangan yang kurang memenuhi
syarat akan mengakibatkan :
a. Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan efisiensi kerja.
b. Kelelahan mental.
c. Keluhan pegal didaerah mata dan sakit kepala disekitar mata,
d. Kerusakan indra mata.
Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara
kepada penurunan performance kerja, termasuk :
a. Kehilangan produktivitas.
b. Kualitas kerjanya rendah.
c. Banyak terjadi kesalahan.
d. Kecelakaan kerja meningkat.
Meskipun sudah banyak manfaat yang dapat diperoleh dari
pemakaian komputer, namun belum banyak yang menyadari bahwa
pemakaian komputer juga memiliki masalah tersendiri, terutama bila
bekerja dengan komputer dalam waktu lama dan terus menerus serta dengan
jumlah penerangan yang kurang (Hasnan, 2002).
Pengguna komputer dengan kondisi penerangan yang kurang dan
dalam waktu yang lama beresiko terkena mata lelah atau astenopia
(Affandi, 2002). Data organisasi kesehatan sedunia (WHO) menunjukkan
angka kejadian berkisar 40-90 persen. Astenopia adalah gejala yang
commit to user
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diakibatkan oleh upaya berlebih dari sistem penglihatan yang berada dalam
kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.
Penglihatan terasa buram, ganda, kemampuan melihat warna menurun.
Gejala diikuti sakit kepala, bahu, punggung dan pinggang vertigo serta
kembung.
Menurut Jeffery Anshell, optometris di California yang dikutip oleh
Iis Faizah Hanum 2008, menyatakan karakteristik layar/monitor komputer
(VDT) dan kebutuhan bekerja dengan menggunakan komputer, dapat memicu
timbulnya masalah mata dan penglihatan. Apabila kedua mata fokus pada satu
titik dalam jangka waktu lama, lensa mata akan mengalami stuck at that focal
point yang akan menimbulkan keluhan kelelahan mata (Goldsborough, 2007).
Berbagai gejala yang timbul pada pekerja komputer yang bekerja
dengan penerangan yang kurang selain diakibatkan karena sedikitnya cahaya
yang masuk ke bola mata, juga dikarenakan mata seorang pekerja komputer
berkedip lebih sedikit dibandingkan normal. Berkurangnya kedipan,
menyebabkan mata menjadi kering dan terasa terbakar (Sitzman, 2005).
Anshell J (2002) mengatakan bahwa keluhan mata akibat bekerja
dengan menggunakan komputer dengan penerangan yang kurang dan dalam
jangka waktu yang lama, yang dikenal dengan Computer Vision Syndrome
(CVS) yang memiliki tingkatan gejala-gejala kelelahan mata meliputi :
a. Sakit pada leher dan punggung
b. Mata terasa pegal
c. Mata kering
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
25
digilib.uns.ac.id
d. Sakit kepala
e. Mata terasa panas
f. Mata berair
g. Pandangan kabur
h. Mata menjadi sensitif terhadap cahaya
i. Pandangan ganda
Gejala-gejala di atas terkadang juga disertai dengan keluhan pusing,
mual dan muntah.
CVS dapat diakibatkan karena berkurangnya aliran air mata atau
disebabkan oleh terlalu besarnya refleksi maupun silau monitor. Saat kita
menatap komputer, maka kedipan mata berkurang sebesar 2/3 kali
dibandingkan kondisi normal, yang mengakibatkan mata menjadi kering,
teriritasi, tegang dan lelah. Penerangan lingkungan dan penerangan dari
komputer yang tidak tepat juga akan mengakibatkan ketegangan dan
kelelahan pada mata. CVS dapat muncul dengan segera setelah pemakaian
komputer dalam jangka waktu lama atau lebih dari 4 jam, namun ada yang
muncul setelah beberapa hari kemudian.
Kelelahan mata dapat terjadi jika mata berfokus pada objek berjarak
dekat dalam waktu yang lama, karena otot-otot mata harus bekerja lebih keras
untuk melihat objek berjarak sangat dekat, terutama jika disertai dengan
penerangan yang terlalu redup atau terlalu menyilaukan. Jika seseorang
bekerja melihat objek bercahaya diatas dasar berwarna pada jarak dekat terus-
menerus dalam jangka waktu tertentu, mata harus berakomodasi dalam jangka
commit to user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
waktu yang panjang. Kelelahan mata menyebabkan daya akomodasi mata
menurun.
B. Kerangka Pemikiran
Potensi bahaya
Waktu paparan cahaya layar
monitor lebih dari 4 jam
Intensitas Penerangan
kurang dari standar
Mata
Mata Akomodasi
Maksimal
Otot-otot Mata Kontraksi
Berlebih
Faktor intern
- Usia
- Faktor okular
- Kurang tidur
Saraf Mata Tegang
Faktor eksteren
Kelelahan Mata
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
commit to user
- Silau
- Beban kerja
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Hipotesis
Ada Hubungan antara Intensitas Penerangan dan Lama Paparan
Cahaya Monitor dengan Kelelahan Mata Pekerja Komputer di Kelurahan X.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik
yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel-variabel
melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Berdasarkan pendekatannya, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan Cross Sectional karena variabel sebab dan akibat yang terjadi pada
objek penelitian diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan
dilakukan pada situasi saat yang sama (Soekidjo Notoatmojo, 2002).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di tempat-tempat kerja yang menyediakan
jasa pengetikan/ rental komputer di Kelurahan X, pada bulan Oktober 2010
sampai bulan Mei 2011.
C. Populasi Penelitian
Jumlah populasi tenaga kerja yang bekerja sebagai pekerja komputer
di tempat-tempat kerja yang menyediakan jasa pengetikan atau rental komputer
di Kelurahan X yaitu sebanyak 100 orang tenaga kerja.
commit to user
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Teknik
Purposive Sampling yaitu pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat
tertentu yang berkaitan dengan karakteristik populasi (Mochhammad Arief,
2008).
Setelah itu dilakukan random sampling. Random sampling berarti
memilih subjek secara acak. Teknik ini dilakukan jika jumlah subjek yang
memenuhi syarat lebih dari jumlah yang sudah ditentukan sebelumnya
(Sutrisno Hadi, 2004).
E. Sampel Penelitian
Dari total populasi sebanyak 100 orang pekerja komputer di
Kelurahan X dilakukan Purposive Sampling untuk dijadikan sampel
berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Jenis kelamin
: Laki-laki
2. Usia
: 20 – 45 tahun
3. Bekerja minimal 4 jam sehari
4. Tidak menggunakan kacamata/ sakit mata
Setelah dilakukan purposive sampling sesuai dengan ciri-ciri diatas,
maka didapatkan jumlah sampel pekerja komputer sebanyak 60 orang.
Dikarenakan waktu penelitian yang singkat maka peneliti membatasi lagi
jumlah sampel yang diambil dari 60 orang sampel dari hasil purposive
sampling dilakukan pemilihan secara acak dengan random sampling. Peneliti
commit to user
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengambil jumlah sampel minimal sesuai peraturan pengambilan sampel
menurut Mochammad Arief, 2008 yaitu sebanyak 30 orang.
F. Desain Penelitian
Populasi
Purposive Random
Sampling
Sampel
Lama Paparan
Intensitas Penerangan
Correlation Person
Product Moment
Kelelahan Mata
Regresi Linier Ganda
Gambar 2. Desain Penelitian
commit to user
Correlation Person
Product Moment
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
G. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kelelahan mata.
3. Variabel Pengganggu
Variabel
pengganggu
adalah
variabel
yang
mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel pengganggu
dalam penelitian ini ada dua, yaitu :
a. Variabel pengganggu terkendali : Jenis kelamin, usia, waktu bekerja,
kondisi kesehatan mata.
b. Variabel pengganggu tidak terkendali : Kurang tidur, beban kerja, jarak
pandang.
commit to user
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Intensitas penerangan
Intensitas cahaya adalah besar pancaran cahaya yang dihasilkan
oleh layar komputer hingga sampai mengenai mata dan besar cahaya yang
ada di lingkungan tempat kerja baik alami ataupun buatan.
a. Alat ukur
: Lux Meter
b. Hasil Pengukuran
: Besarnya intensitas dalam satuan Lux
c. Skala pengukuran
: Interval
2. Lama paparan cahaya layar monitor komputer
Adalah lamanya waktu yang digunakan oleh mata pekerja
komputer untuk melihat objek pada layar komputer.
a. Alat Ukur
: Stopwatch/ jam digital
b. Hasil Pengukuran
: Lama bekerja dari mulai awal bekerja sampai akhir
waktu kerja dikurangi waktu istirahat.
c. Satuan
: Jam
d. Skala Pengukuran
: Interval
3. Kelelahan mata
Kelelahan mata adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah mata
karena terjadi spasme (kekakuan) otot mata.
a. Alat ukur
: Kuesioner kelelahan mata dari Departemen Tenaga
Kerja
Pusat
Hiperkes
dan
KK
Proyek
Pengembangan Hygiene dan KK (Lampiran 1).
commit to user
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Hasil pengukuran
: Skoring dari kuesioner.
c. Skala Pengukuran
: Interval
4. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah identitas seseorang, laki–laki atau perempuan.
Pengendaliannya dengan mencari dua kelompok yang jenis kelaminnya
sama, yaitu laki-laki. Skala pengukurannya adalah nominal.
5. Usia
Usia adalah waktu yang dihitung berdasarkan tahun kelahiran,
hingga saat penelitian dilakukan, yang dihitung dalam tahun yang dapat
diperoleh dari data tenaga kerja yang bekerja sebagai operator komputer di
Kelurahan X. Skala pengukurannya adalah rasio.
6. Lama kerja
Tiap tenaga kerja operator komputer mempunyai lama kerja ratarata 10 jam sehari. Semua tenaga kerja pekerja komputer bekerja dalam
kondisi duduk dengan posisi mata sejajar dengan layar monitor.
7. Kondisi kesehatan mata
Kondisi kesehatan mata yaitu kondisi mata tenaga kerja yang
memiliki kelainan atau tidak. Kelainan yang dimaksud yaitu Miopi,
hipermetropi, astigmatisme, presbiopi, rabun, katarak dan lain sebagainya.
Hasilnya didapatkan dari wawancara.
commit to user
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
I. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan merupakan peralatan untuk mendapatkan data sesuai
dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan untuk
pengambilan data beserta pendukungnya adalah :
1. Lux Meter, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur intensitas
penerangan tempat kerja.
2. Stopwatch, yaitu alat yang digunakan untuk mengukur lama paparan.
3. Kuesioner/ lembar isian data, yaitu daftar pertanyaan yang digunakan untuk
menentukan tingkat kelelahan mata.
4. Alat tulis yang digunakan untuk mencatat hasil pengukuran.
J. Cara Kerja Penelitian
1. Cara pengukuran intensitas penerangan :
a. Menentukan titik pengukuran, yaitu pada ruang kerja tiap tenaga kerja.
1 Meter
1
2
3
1 Meter
4
5
6
1 Meter
7
8
9
1 Meter
1 Meter
1 Meter
Gambar 3. Denah Titik Pengukuran Intesitas Penerangan
Sumber : Data Primer, 2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
35
digilib.uns.ac.id
b. Pengukuran dilakukan di atas meja.
c. Lux meter yang telah dikalibrasi dihidupkan dengan menekan tombol
power dan membuka penutup sensor.
d. Alat dibawa ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan.
e. Alat diletakkan di atas meja kerja dengan sensor menghadap ke atas.
f. Hasil pengukuran pada layar monitor dibaca 1-2 menit sehingga didapat
nilai angka yang stabil, kemudian tombol Hold ditekan.
g. Hasil pengukuran dicatat pada lembar hasil pencatatan.
h. Lux meter dimatikan.
i. Kemudian melakukan pengukuran pada titik pengukuran ke-2, 3, dan 4
dengan cara yang sama seperti pengukuran pada titik pengukuran
pertama.
j. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar penerangan di ruangan
kerja menurut Kepmenkes No. 1405 tahun 2002 dan PMP No. 07 Tahun
1064.
2. Cara pengukuran lama paparan cahaya layar monitor
a. Siapkan alat dan pastikan angka menunjuk angka nol.
b. Nyalakan stopwatch sesuai dengan waktu pekerja mulai melakukan
pekerjaan.
c. Bila tenaga kerja hendak istirahat maka tekan tombol pause untuk
menghentikan waktu sementara.
d. Jika tenaga kerja akan memulai kembali pekerjaannya maka lanjutkan
kembali stopwatch dengan menekan tombol continue.
commit to user
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Apabila waktu kerja telah habis maka matikan stopwatch.
f. Catat waktu yang ditunjukkan pada stopwatch.
3. Memberikan kuesioner kelelahan mata pada tenaga kerja :
a. Kuesioner serta alat tulis diberikan pada tenaga kerja selesai bekerja.
b. Memberikan penjelasan atau pengarahan tentang jawaban kuesioner.
c. Tiap pertanyaan terdapat 4 jawaban yaitu sangat sering, sering, jarang,
tidak pernah.
d. Setelah tenaga kerja selesai mengisi kuesioner, kuesioner dikumpulkan.
e. Tiap kuesioner dijumlah skor nya berdasarkan jawaban yang dipilih oleh
tiap tenaga kerja.
f. Jumlah skor dari masing-masing kuesioner merupakan besarnya nilai
kelelahan mata yang dialami tiap tenaga kerja.
g. Data yang diperoleh, dirangkum pada lembar daftar skor kelelahan mata.
h. Kriteria penilaian untuk kelelahan mata adalah sebagai berikut :
1) Untuk jawaban sangat sering diberikan nilai
:4
2) Untuk jawaban sering diberikan nilai
:3
3) Untuk jawaban jarang diberikan nilai
:2
4) Untuk jawaban tidak pernah diberikan nilai
:1
5) Bila tidak ada jawaban diberikan nilai
:0
Setelah didapatkan hasil, maka nilai-nilai yang didapatkan
tersebut dijumlahkan untuk kemudian digunakan sebagai nilai atau skor
kelelahan mata. Nilai ini dibandingkan dengan teori dari Departemen
Tenaga Kerja Pusat Hiperkes dan KK Semarang, Proyek Pengembangan
commit to user
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hygiene dan KK Tahun 1995 bahwa tingkat kelelahan mata seseorang
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 5. Klasifikasi Tingkat Kelelahan Mata Berdasarkan Total Skor
Individu
Tingkat
Total Skor
Klasifikasi
Tindakan Perbaikan
Kelelahan Mata
Individu
Kelelahan
1
0 – 32
Rendah
Belum diperlukan adanya
tindakan perbaikan
2
33 – 64
Sedang
Mungkin diperlukan
tindakan dikemudian hari
3
65 – 96
Tinggi
Diperlukan tindakan
segera
4
97 - 128
Sangat Tinggi
Diperlukan tindakan
menyeluruh sesegera
mungkin
Sumber : Departemen Tenaga Kerja Pusat Hiperkes dan KK Semarang,
Proyek Pengembangan Hygiene dan KK, 1995
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan uji statistik Correlation Person
Product Moment untuk mengetahui tingkat signifikansi dari data yang diambil.
Uji tersebut dilakukan secara terpisah untuk mengetahui hubungan dari
masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk lebih
meningkatkan kebenaran dari data yang telah diuji maka data tersebut diuji
kembali dengan menggunakan uji Regresi Linier Ganda yang bertujuan untuk
mendapatkan rumus perhitungan secara manual untuk nilai yang berbeda. Uji
tersebut dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.0.
Dalam penelitian ini ditetapkan tingkat signifikan 95% yaitu :
commit to user
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
2. Jika p value > 0,01 tetapi ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
3. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan
(Sumardiyono, 2010).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di tempat-tempat kerja yang menyediakan
jasa pengetikan menggunakan komputer di area Kelurahan X, dimulai dari
bulan Oktober 2010 kepada tenaga kerja operator komputer. Tahapan proses
kerja yang dilakukan oleh pekerja komputer adalah dimulai dengan
menyalakan komputer hingga melakukan pekerjaannya dengan keadaan mata
fokus ke layar monitor dalam waktu yang cukup lama hingga selesai
melakukan pekerjaannya.
Pengetikan merupakan sebuah kegiatan memasukkan kata-kata yang
diketik menggunakan perangkat keras komputer berupa keyboard untuk
selanjutnya diteruskan ke layar monitor komputer. Pekerjaan pengetikan sangat
memerlukan ketelitian untuk kelancaran proses produksinya sehingga
membutuhkan penerangan yang baik. Sumber penerangan yang digunakan
berasal dari penerangan matahari dan lampu.
Keadaan lingkungan tempat kerja yang tidak cukup luas rata-rata
hanya seluas 9 m2 dengan desain tempat kerja yang ditata apa adanya. Bahkan
ada tempat kerja yang berada di samping jalan raya sehingga menyebabkan
kondisi tempat kerja bising dan panas.
commit to user
39
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Karakteristik Subjek Penelitian
Dari seluruh responden didapatkan hasil bahwa rata–rata usia
responden adalah 28 tahun, sedangkan paling banyak berusia 27 tahun. Usia
termuda adalah 20 tahun dan tertua 45 tahun. Rata–rata lama bekerja responden
adalah 10 jam, sedangkan paling sedikit 5 jam, dan paling lama 15 jam. Pada
waktu pengambilan data responden yang menyatakan kondisi tubuhnya sehat
sebanyak 28 responden (93,33%) dan yang menyatakan tidak dalam keadaan
sehat 2 responden (6,67%).
1. Umur
Hasil wawancara terhadap 30 tenaga kerja pekerja komputer di
Kelurahan X maka didapatkan sebaran umur, sebagai berikut:
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Umur
Umur
Frekuensi
Persentase (%)
20-25
4
13
26-30
12
40
31-35
9
30
36-45
5
17
Total
30
100
Rata-rata
28,3 Tahun
Sumber : Hasil pendataan, 2011
Berdasarkan
hasil wawancara diketahui bahwa rata-rata umur
subjek penelitian pada penelitian ini adalah 28,3 tahun dengan umur
minimal subjek penelitian adalah 20 tahun dan umur maksimal subjek
penelitian adalah 45 tahun.
commit to user
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Lama Kerja
Hasil wawancara terhadap 30 tenaga kerja pekerja komputer di
Kelurahan X maka didapatkan sebaran lama kerja, sebagai berikut :
Tabel 7. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Kerja
Masa Kerja (jam)
Frekuensi
Persentase (%)
0-5
6 - 10
11 - 15
4
16
10
Total
30
Rata-rata
10 Jam
Sumber : Hail pendataan, 2011
13
53
34
100
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa rata-rata masa kerja
subjek penelitian pada penelitian ini adalah 10 jam dengan masa kerja
minimal subjek penelitian adalah 5 jam dan masa kerja maksimal subjek
penelitian adalah 15 jam.
3. Jenis Kelamin
Hasil wawancara terhadap 30 tenaga kerja pekerja komputer di
Kelurahan X diperoleh bahwa semua tenaga operator berjenis kelamin laki laki.
4. Sakit Mata
Hasil wawancara terhadap 30 tenaga kerja pekerja komputer di
Kelurahan X diperoleh bahwa tidak ada tenaga kerja yang mengalami sakit
mata, atau memakai kacamata.
commit to user
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran rata-rata intensitas penerangan, lama paparan dan
kelelahan mata pada tempat kerja pekerja komputer di Kelurahan X, adalah
sebagai berikut :
Tabel 8. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan, Lama Paparan Cahaya
Monitor
dan Kelelahan Mata Pekerja Komputer di Kelurahan X.
Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Rata-rata
Intensitas Penerangan (Lux)
84
65
88
91
82
70
70
89
81
68
70
82
90
65
88
90
95
98
112
230
90
102
92
88
180
100
92
96
80
84
165
Sumber : Hasil pendataan, 2011
commit to user
Lama Paparan (Jam)
7
12
8
5
9
11
8
5
8
10
10
9
5
15
10
10
12
10
7
5
11
10
9
9
8
11
11
12
12
13
10
Kelelahan Mata
82
95
86
70
87
92
97
72
80
92
94
85
73
96
88
86
84
81
73
62
87
77
85
87
75
84
88
87
90
92
85,8
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Hasil rata-rata untuk pengukuran intensitas penerangan menggunakan alat
Lux Meter di semua lokasi sampel adalah sebesar 165 Lux.
2. Hasil rata-rata untuk pengukuran lama paparan cahaya layar monitor
menggunakan alat stopwatch di semua sampel adalah 10 jam per hari.
3. Hasil rata-rata skor untuk pengukuran kelelahan mata menggunakan
kuesioner kelelahan mata semua sampel adalah 85,8.
D. Uji Hubungan Intensitas Penerangan dan Lama Paparan Cahaya Layar
Monitor dengan Kelelahan Mata
Langkah pertama adalah menguji data yang diambil dengan
menggunakan uji statistik Correlation Person Product Moment. Untuk uji ini
dilakukan secara terpisah antara masing-masing variabel bebas dan variabel
terikat. Hasil uji statistik yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Hubungan intensitas penerangan dengan kelelahan mata diperoleh nilai r 0.710, dibaca pada nilai person correlation. Sifat korelasi pada nilai r yang
negatif artinya bahwa setiap penurunan intensitas penerangan diikuti dengan
peningkatan kelelahan mata atau sebaliknya. Nilai koefisien korelasinya
terdapat tanda bintang (*), seperti pada nilai diatas dimana person
correlation = -0.710**, hal ini menunjukkan bahwa hasil pengujian
bermakna atau signifikan. Dari nilai p value pada nilai Sig 2 (tailed)
didapatkan nilai 0,000 < 0,01 yang berarti sangat signifikan (lampiran 2).
commit to user
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Hubungan lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata
diperoleh nilai r 0.761, dibaca pada nilai person correlation. Sifat korelasi
pada nilai r yang positif artinya bahwa setiap peningkatan lama paparan
diikuti dengan peningkatan kelelahan mata atau sebaliknya. Nilai koefisien
korelasinya terdapat tanda bintang (*), seperti pada nilai diatas dimana
person correlation = -0.761**, hal ini menunjukkan bahwa hasil pengujian
bermakna atau signifikan. Dari nilai p value pada nilai Sig 2 (tailed)
didapatkan nilai 0,000 < 0,01 yang berarti sangat signifikan (lampiran 3).
Dari hasil pengukuran intensitas penerangan, pengukuran lama
paparan dan kuesioner kelelahan mata operator komputer di Kelurahan X,
kemudian dilakukan uji statistik dengan metode Regresi Linier Ganda melalui
program SPSS versi 16.0, diperoleh hasil hubungan intensitas penerangan dan
lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata didapatkan nilai p
value (signifikansi) besarnya 0,000 (Lampiran 4). Diketahui rumus garis
regresi linier dengan nilai koefisien regresi dari nilai B, untuk konstanta adalah
sebesar 77.805, untuk nilai intensitas penerangan sebesar -0.122 dan untuk
nilai konstanta lama paparan adalah 1.904. Dengan demikian dapat diperoleh
rumus garis regresi linier yang didapatkan adalah :
Y = a + b (X1) + c (X2)
Dimana : Y = Kelelahan mata
a = Nilai koefisien regresi sebesar 77,805
b = Nilai koefisien intensitas penerangan sebesar –0,122
commit to user
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c = Nilai koefisien Lama Paparan Cahaya Layar Monitor sebesar
1,904
X1 = Intensitas Penerangan
X2 =Lama Paparan Cahaya Layar Monitor
Apabila dari semua nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus yang
telah di tentukan tersebut maka akan menjadi :
Y = a + b (X1) + c (X2)
Y = 77,805 – 0,122 (X1) + 1,904 (X2) atau
Y = 77,805 – 0,122 (Intensitas Penerangan) + 1,904 (Lama Paparan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa analisis univariat
pekerja yang meliputi :
1. Jenis Kelamin
Dalam penelitian ini subjek penelitian yang dipakai adalah yang
berjenis kelamin sama yaitu laki-laki, dimaksudkan untuk memperoleh
karakteristik responden yang sama.
2. Umur
Seluruh populasi atau subjek penelitian yang dipakai sebagai
sampel dalam penelitian ini berusia antara 20-45 tahun. Rata-rata umur
subjek penelitian adalah 26-30 tahun.
Berdasarkan teori yang ada, seseorang dikatakan mempunyai
kondisi kesehatan mata normal pada usia 20-45 tahun, sedangkan pada usia
45-50 tahun daya akomodasi mata akan menurun atau dengan kata lain
kondisi kesehatan mata akan menurun (Ilyas, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian subjek penelitian yang dipakai adalah
yang berusia antara 26-30 tahun sehingga kondisi mata subjek penelitian
dapat dinyatakan masih dalam keadaan normal untuk melakukan pekerjaan
pengetikan dalam intensitas penerangan yang cukup dan lama paparan yang
cukup pula.
commit to user
46
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Lama Kerja
Dalam penelitian ini lama paparan yang diterima oleh tenaga kerja
adalah selama 5–15 jam. Sedangkan rata-rata lama paparan yang diterima
tenaga kerja adalah selama 6-10 jam. Kelelahan mata yang diakibatkan oleh
penggunaan komputer dalam waktu yang lama atau Computer Vision
Sindrome akan muncul setelah 4 jam atau lebih terpapar cahaya layar
monitor. Semakin lama paparan maka akan menimbulkan dampak bagi
kesehatan mata seperti mata lelah, sakit kepala, pandangan kabur, mata
kering, mata terasa pegal, mata terasa terbakr, mata menjadi sensitif
terhadap cahaya, pandangan ganda, sakit pad leher dan punggung, keluhan
pusing, mual dan muntah. (Miller, 2004).
4. Kondisi Kesehatan Mata
Dalam penelitian ini peneliti mengambil subjek yang tidak
mengalami gangguan kesehatan pada mata seperti subjek yang diambil tidak
menggunakan kacamata. Kacamata digunakan apabila mata seseorang
mengalami kelainan daya akomodasi. Sehingga cahaya yang masuk ke mata
tidak dapat tepat jatuh di retina. Dengan demikian jelas akan mempengaruhi
kemampuan mata untuk bekerja secara maksimal. Dari hasil penelitian
semua pekerja komputer tidak menggunakan kacamata/ mengalami penyakit
mata lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
48
digilib.uns.ac.id
B. Analisa Multivariat
Pekerjaan pengetikan merupakan jenis pekerjaan yang membedakan
yang teliti dari barang kecil dan halus, seperti pemeriksaan mesin yang teliti,
menulis, membaca, dan lain-lain yang membutuhkan intensitas penerangan
minimal sebesar 300 Lux menurut PMP No. 07 Tahun 1964 dan Kepmenkes
No. 1405 Tahun 2002 pekerjaan pengetikan termasuk jenis pekerjaan rutin
yang membutuhkan minimal 300 Lux agar tidak menimbulkan penyakit akibat
kerja.
Intensitas penerangan di tempat kerja pekerja komputer di Kelurahan
X kurang dari standar yaitu sebesar 165 Lux. Intensitas penerangan ini berasal
dari cahaya matahari dan lampu. Nilai tersebut jelas sangat jauh dari standar
aman batas intensitas penerangan minimal yang telah ditentukan. Bila hal
tersebut tidak segera di tangani maka dapat membahayakan kesehatan,
khususnya kesehatan mata.
Dari data pengukuran terlihat bahwa semua responden menggunakan
intensitas penerangan kurang dari 300 Lux. Dari ke 30 responden seluruhnya
mengalami kelelahan mata. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas penerangan
yang kurang di area kerja jasa pengetikan dengan intensitas penerangan kurang
dari 300 Lux, bisa menyebabkan terjadinya kelelahan mata.
Sesuai dengan teori, gejala kelelahan mata akan muncul setelah
pekerja bekerja dengan komputer selama 4 jam. Hasil yang diperoleh untuk
responden dengan lama paparan lebih dari 4 jam adalah sebanyak 30 orang.
Dan seluruhnya mengalami keluhan kelelahan mata setelah bekerja. Hal ini
commit to user
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menunjukkan bahwa bekerja dengan komputer dalam waktu melebihi 4 jam
waktu paparan dengan komputer dapat menyebabkan kelelahan mata.
Untuk tingkat kelelahan mata didapatkan rata-rata nilai dari skor
kuesioner sebesar 85,8. Nilai ini dibandingkan dengan teori dari Departemen
Tenaga Kerja Pusat Hiperkes dan KK Semarang, Proyek Pengembangan
Hygiene dan KK Tahun 1995, bahwa nilai skor kelelahan mata sebesar 85,8
dapat diklasifikasikan masuk ke dalam tingkat kelelahan ke tiga dengan jenis
klasifikasi kelelahan yaitu tinggi dan diperlukan tindakan segera untuk
mencegah kemungkinan dampak yang lebih besar lagi di kemudian hari.
Untuk mengetahui hubungan intensitas penerangan dan lama paparan
cahaya layar monitor dengan kelelahan mata tersebut, signifikan atau tidak
signifikan, maka dilakukan uji korelasi dengan menggunakan uji statistik
correlation pearson product moment didapatkan nilai p value untuk intensitas
penerangan adalah p = 0,000 dan untuk lama paparan cahaya layar monitor p =
0,000, sehingga p < 0,01 yang berarti sangat signifikan, maka dapat dikatakan
ada hubungan antara intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar
monitor dengan kelelahan mata. Hal ini dapat dilihat pula dengan
menggunakan curva garis linier untuk masing-masing variabel bebas dengan
variabel terikat dapat ditarik garis lurus yang sudut kemiringannya mendekati
45°. Ini berarti hubungan antara intensitas penerangan dengan kelelahan mata
signifikan begitu pula untuk hubungan antara lama paparan cahaya layar
monitor dengan kelelahan mata. (Lampiran 5)
commit to user
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk
memperoleh
rumus
menghitung
hubungan
intensitas
penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata
maka dapat digunakan uji Regresi Linier Ganda. Dari hasil uji statistik ini
didapatkan nilai p (signifikansi) untuk intensitas penerangan dan lama paparan
cahaya layar monitor besarnya 0.000 dengan demikian p < 0.01, maka Ho
ditolak (Ho = Rumus regresi tidak dapat digunakan sebagai prediksi hubungan
intensitas penerangan dengan kelelahan mata, sehingga rumus regresi dapat
digunakan untuk memprediksi hubungan intensitas penerangan dengan
kelelahan mata.
Diketahui rumus garis regresi linier dengan nilai koefisien regresi dari
nilai B, untuk konstanta adalah sebesar 77.805, untuk nilai intensitas
penerangan sebesar -0.122 dan untuk lama paparan cahaya layar monitor
sebesar 1.904. Dengan demikian dapat diperoleh rumus garis regresi linier
untuk hubungan intensitas penerangan dengan kelelahan mata adalah :
Y = 77,805 – 0,122 (X1) + 1,904 (X2) atau
Y = 77,805 – 0,122 (Intensitas Penerangan) + 1,904 (Lama Paparan)
Contoh soal untuk penerapan rumus tersebut adalah sebagai berikut :
Diketahui nilai pengukuran intensitas penerangan disuatu tempat kerja
adalah sebesar 130 Lux, lama paparan yang diterima pekerja adalah selama 13
jam, maka nilai tingkat kelelahan mata yang dialami oleh pekerja tersebut
adalah?
Jawab :
Intensitas penerangan (X1) = 130 Lux
Lama paparan cahaya layar monitor (X2) = 13 jam
commit to user
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Y = 77,805 – 0,122 (X1) + 1,904 (X2)
Y = 77,805 – 0,122 (130) + 1,904 (13)
77.805 – 15.86 + 24.752
Y = 86.697
Jadi nilai tingkat kelelahan mata yang dialami pekerja adalah 86.697.
Dengan demikian hipotesa mengatakan bahwa ada hubungan
intensitas penerangan dan lama paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan
mata pekerja komputer di Kelurahan X adalah dapat diterima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara intensitas penerangan dan lama paparan
cahaya layar monitor komputer dengan kelelahan mata pekerja komputer di
Kelurahan X.
2. Nilai rata-rata intensitas penerangan adalah sebesar 165 Lux. Semakin
rendah intensitas penerangan di suatu tempat kerja maka dapat
meningkatkan resiko terjadinya kelelahan mata.
3. Lama paparan cahaya layar monitor yang diterima pekerja komputer adalah
selama 10 jam. Semakin lama seorang pekerja terkena paparan cahaya layar
monitor maka dapat meningkatkan resiko terjadinya kelelahan mata.
4. Nilai kelelahan mata pekerja komputer di Kelurahan X adalah sebesar 85,8.
5. Rumus regresi linier untuk hubungan intensitas penerangan dan lama
paparan cahaya layar monitor dengan kelelahan mata adalah :
Y = 77,805 – 0,122 (X1) + 1,904 (X2) atau
Y = 77,805 – 0,122 (Intensitas penerangan) + 1,904 (Lama paparan)
commit to user
52
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran
sebagai berikut :
1. Sebaiknya tempat kerja memberikan penambahan penerangan dengan cara
menambah jumlah jendela atau ventilasi, lampu, atau dapat menggunakan
kontras cat dinding yang terang sehingga pekerja merasa nyaman saat
melakukan pekerjaannya serta tidak memerlukan usaha berlebih.
2. Sebaiknya pihak pengelola lebih memperhatikan jam kerja pekerjanya.
Apabila dimungkinkan maka dapat dilakukan shift kerja atau penambahan
jumlah tenaga kerja sehingga beban kerja berkurang dan pekerjaan akan
cepat selesai. Dengan demikian produktivitas juga akan meningkat.
3. Untuk penelitian lebih lanjut perlu pengkajian terhadap faktor-faktor lain
yang dapat meningkatkan keluhan kelelahan mata pada pekerja meliputi
olahraga, kondisi psikis, dan sikap kerja.
commit to user
Download