BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Negara – negara di dunia bertujuan mensejahterakan penduduknya, begitu
juga
di
Indonesia
pemerintah
telah
berusaha
maksimal
agar
dapat
mensejahterakan penduduk. Upaya pemerintah agar dapat mewujudkan hal itu
adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Pembangunan dapat mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan di
masyarakat. Peningkatan pertumbuhan ekonomi bermakna bahwa kebutuhan
ekonomi di sebuah negara semakin meningkat. Pembangunan yang dilakukan
sebaiknya merata atau seimbang baik antar sektor maupun antar bidang.
Pembangunan yang tidak seimbang akan mengganggu jalannya proses
pembangunan
itu
sendiri.
Pembangunan
dilakukan
bertujuan
untuk
mensejahterakan penduduk.
Menurut Makmun dan Yasin (2003:63) dalam Kajian Ekonomi dan
Keuangan, pembangunan seimbang biasanya dilaksanakan dengan maksud untuk
menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan – hambatan
dalam memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi dan fasilitas –
fasilitas untuk mengangkut hasil – hasil produksi ke pasar, dan memperoleh pasar
untuk barang - barang yang telah dan akan diproduksikan. Perubahan ekonomi
suatu negara secara cepat mempengaruhi ekonomi suatu negara lain terutama
negara – negara yang menjadi mitra ekonomi atau mempunyai hubungan ekonomi
1
yang sangat erat (Ansori,2010:17). Sektor industri pengolahan adalah sektor yang
berada diurutan pertama penyumbang terbesar, sehingga tidak mengherankan
apabila
pemerintah
memaksimalkan
pembangunan
di
sektor
tersebut.
Pertumbuhan sektor industri yang terus meningkat di Indonesia juga dikarenakan
investasi yang masuk terus meningkat. Tolak ukur pertumbuhan ekonomi suatu
negara dapat dilihat dari kemampuannya menghasilkan barang dan jasa, salah
satunya dapat dilihat dari pendapatan nasionalnya. Menurut Sukirno (2008:36)
pendapatan nasional adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
negara dalam periode waktu tertentu, perhitungan pendapatan nasional ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah
dicapai dan nilai output yang diproduksi.
Indonesia perlu melakukan kerjasama dalam perdagangan internasional
kepada negara lain untuk tujuan pembangunan dan untuk memenuhi kebutuhan
rakyatnya. Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi
pertumbuhan adalah perdagangan internasional. Perdagangan dapat menjadi
mesin bagi pertumbuhan (Salvatore,2004:358). Pada awal tahun 1980-an
Indonesia
menetapkan
kebijakan
yang
berupa
ekspor
promotion
(Tambunan,2005:42). Kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor
penggerak bagi pertumbuhan perekonomian. Ada beberapa faktor suatu negara
melakukan kerjasama dalam melakukan perdagangan internasional kepada negara
lain, salah satunya untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
Indonesia sendiri masih perlu meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
Perdagangan luar negeri pada era globalisasi sekarang ini merupakan suatu
2
keharusan yang tidak dapat dihindari oleh suatu negara, karena tanpa perdagangan
internasional suatu negara tidak akan mampu untuk dapat bertahan. Dua faktor
utama yang menjadi penyebab timbulnya perdagangan internasional, yakni faktor
– faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran (Nopirin, 2009:3).
Aktivitas penawaran untuk perdagangan ke luar negeri disebut
ekspor dan
aktivitas permintaan disebut impor. Perkembangan perekonomian Indonesia tidak
terlepas dari perubahan perekonomian di negara lain dan dunia secara umum.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang telah membuka diri untuk ikut
ambil bagian dalam perdagangan internasional.
Perdagangan
luar
negeri merupakan suatu
sarana penting bagi
pertumbuhan ekonomi untuk memperbesar kemampuan konsumsi suatu negara,
meningkatkan output dunia, dan memberikan jalan bagi pasaran produk – produk
seluruh dunia. Peranan perdagangan luar negeri dalam proses pembangunan
ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung adalah dapat meningkatkan
pendapatan, membuka kesempatan kerja, meningkatkan penghasilan devisa, dan
dapat mengembangkan industri baru didalam negeri. Menurut Sukirno (2008:360)
terdapat beberapa keuntungan yang didapat melalui perdagangan internasional,
yaitu memperoleh barang yang tidak dapat diperoleh di dalam negeri, memperluas
pasar industri dalam negeri, dan meningkatkan produktivitas.Peningkatan dan
penurunan nilai ekspor yang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi.
Perdagangan luar negeri memiliki dampak yang luas terhadap perekonomian
suatu negara terutama dinegara berkembang dengan pendapatan yang rendah yang
tidak memungkinkan untuk melakukan akumulasi tabungan dan modal.
3
Perdagangan luar negeri memberikan harapan bagi negara untuk
menutupi
kekurangan tabungan domestik yang diperlukan bagi pembentukan modal kerja
dalam rangka meningkatkan produktivitas perekonomiannya. Dalam melakukan
kegiatan ekspor, suatu perusahaan dapat melakukan transfer barang dan jasa
melewati batas – batas negara dimanapun yang merupakan tujuan dari ekspor
perusahaan tersebut. Dalam era globalisasi ekonomi, Indonesia menghadapi
proses perdagangan bebas yang berkembang secara terus menerus yang pada
akhirnya akan memberikan pengaruh, peluang dan tantangan terhadap aktivitas
perdagangan. Pengutamaan sektor – sektor ekonomi yang memiliki keunggulan
komperatif sangat penting dalam rangka menghadapi era globalisasi (Tambunan,
2005:50). Dalam pengutamaan sektor atau komoditas pilihan, faktor utama yang
mempengaruhi adalah keunggulan komparatif berupa ketersediaan sumber daya
alam yang melimpah. Komoditas tersebut nantinya akan dijadikan sektor
unggulan yang dikonsumsi oleh pasar negara lain melalui kegiatan ekspor. Ekspor
memberikan pemasukan devisa bagi negara bersangkutan yang nantinya
dipergunakan untuk membiayai kebutuhan impor maupun pembangunan dalam
negeri.
Menurut Badan Pusat Statistik(2011) komposisi nilai ekspor total
Indonesia didominasi oleh sektor industri. Hasil industri memiliki nilai yang lebih
besar dibandingkan hasil sektor non – migas lainnya. Aktivitas perdagangan luar
negeri Indonesiakhususnya ekspor sangat beragam dimana keragaman ekspor
tersebut tercakup dalam ekspor dalam bentuk migas dan non migas. Ekspor non
migas adalah produk ekspor andalan Indonesia dimana Bali sebagai bagian dari
4
negara kesatuan Republik Indonesia dengan wilayah yang secara geografis
memang tidak begitu luas namun mampu menghasilkan produk ekspor yang
menarik perhatian konsumen luar negeri. Produk industri kecil memiliki peran
besar dalam perekonomian, yaitu dalam penyerapan tenaga kerja dan
kontribusinya terhadap pendapatan daerah maupun nasional.Menurut Hady
(2004:32) faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan adalah modal dan
persaingan di luar negeri. Peningkatan ekspor tidak hanya dilakukan dari sisi
produksi untuk meningkatkan volume permintaan. Oleh karena itu penting artinya
mendorong ekspor produk yang memiliki keunggulan komparatif.
Menurut Riyanto (2011:62) perusahaan memerlukan dana untuk
melakukan kegiatan operasionalnya, dana tersebut disebut dengan modal kerja,
perusahaan mengeluarkan modal kerja diharapkan kembali masuk ke perusahaan
dengan waktu yang singkat dari penjualan produksinya sehingga modal kerja terus
berputar di perusahaan setiap periode. Menurut Brigham dan Houston (2006:131)
modal kerja adalah suatu investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek. Hal
ini juga dikemukakan oleh Riyanto (2011:62) perusahaan mengeluarkan modal
kerja diharapkan kembali masuk ke perusahaan dengan waktu yang singkat dari
penjualan produksinya, sehingga modal kerja terus berputar.
Komoditas ekspor utama Provinsi Bali dikelompokkan menjadi lima
komoditas, pertama komoditas ekspor hasil kerajinan yang terdiri dari 16 jenis
antara lain, kerajinan alat musik, anyaman, batu padas, bambu, kayu, furnitur,
keramik, terracotta, kerang, kulit, logam, lukisan, perak, rotan, dan kerajinan lainlain. Kedua, komoditi ekspor hasil industri yang terdiri dari enam komoditi, yaitu
5
plastik, sepatu, tas, komponen rumah jadi dan ikan dalam kaleng. Ketiga,
komoditi ekspor hasil pertanian atau perikanan yang terdiri dari burung hidup,
ikan tuna, lobster, ikan hias hidup, ikan nener, sirip ikan hiu, kepiting, ikan
kerapu, ikan kakap, rumput laut, dan buah-buahan. Keempat, komoditi hasil
perkebunan yang terdiri dari kopi, panili, dan kakao. Kelima, komoditi ekspor
jenis lain seperti bunga, dupa, dan rempah – rempah (Disperindag Bali,2005).
Salah satu produk ekspor utama Bali yang berasal dari komoditi kerajinan.
Produksi kerajinan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap volume
ekspor adalah hasil kerajinan Provinsi Bali.Melihat nilai ekspor di Bali yang
tinggi membuat pelaku ekonomi bersaing dalam keunggulan setiap produk
ekspornya. Komoditi-komoditi ekspor di Bali perlu ditingkatkan kualitasnya
karena industri kecil memiliki daya tahan yang tinggi terhadap gangguan dari luar
dan fleksibel terhadap berbagai perubahan pasar. Pencapaian nilai ekspor
kerajinan, diferensiasi, maupun fokus, dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat
dikelompokan kedalam faktor internal dan eksternal.
Pengaruh langsung dari faktor internal, misalnya ketersediaan bahan baku
pada proses produksi yang tidak dilakukan secara efisien dan efektif akan
menyebabkan biaya produksi menjadi mahal sehingga tidak mampu menciptakan
keunggulan biaya. Pengaruh langsung dan tidak langsung teresebut juga terjadi
antara indikator-indikator lainnya dari faktor internal dan eksternal terhadap
starategi.
Hal ini juga dikemukakan oleh beberapa eksportir di Bali. Dalam sepuluh
tahun terakhir beberapa eksportir ini mengatakan bahwa nilai ekspor perusahaan
6
mereka mengalami fluktuasi. Faktor – faktor nilai ekspor yang berfluktuasi ini
juga disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Dari sisi modal kerja,
produksi, dan jumlah tujuan negara. Faktor yang paling utama adalah jumlah
tenaga kerja mengingat eksportir di Bali semakin ketat dalam bersaing.
Pembangunan di sektor industri merupakan salah satu kegiatan untuk
meningkatkan kesejahteraan, artinya tingkat hidup akan lebih maju serta lebih
bermutu. Industrialisasi tentu tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan
pertumbuhan tenaga kerja dan pertumbuhan penduduk yang dianggap sebagai
salah satu faktor positif (Todaro, 2008:93). Industri pengolahan ini merupakan
salah satu industri yang menyerap tenaga kerja yang cukup banyak. Terutama
pada industri berskala besar sehingga penerapannya sangat cocok di Indonesia
yang membutuhkan industri teknologi padat karya guna mengurangi tingkat
pengangguran. Semakin banyak jumlah tenaga kerja pada suatu usaha maka usaha
tersebut semakin dapat memenuhi permintaan konsumen.
Akumulasi modal kerja yang dilakukan oleh pemerintah menggambarkan
seberapa besar peran pemerintah dalam sistem perekonomian (Arsyad, 2010:150).
Faktor yang selalu mempengaruhi dalam segi modal produksi masih terbilang
memadai apabila itu dari modal kerja sendiri atau bahkan dari pinjaman bank,
karena untuk modal kerja, bank mempunyai peranan yang sangat penting yang
membantu kelancaran suatu pengusaha.Setiap tahunnya sektor yang kontribusinya
ada dalam komoditi pengolahan kerajinan juga selalu menunjukkan kontribusi
yang selalu meningkat. Industri pengolahan ini merupakan salah satu industri
yang menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Terutama pada industri berskala
7
besar sehingga penerapannya sangat cocok di Indonesia yang membutuhkan
industri teknologi padat karya guna mengurangi tingkat pengangguran, tidak
heran di Bali banyak sekali pengrajin yang saling bersaing dalam pasar lokal
maupun internasional.
Keberhasilan eksportir di Bali tidak terlepas karena adanya modal kerja
yang memadai, jumlah tujuan negara ekspor yang dapat membantu tingkat
penjualan produk, jumlah tenaga kerja dan peran – peran internal yang
mendukung. Volume ekspor yang didominasi oleh sektor industri memiliki
peluang yang dapat dipertahankan. Bali memiliki produk ekspor unggulan dengan
perkembangan dan perubahan baik dari volume ekspor maupun nilai ekspor setiap
tahunnya. Jumlah produksi yang dapat dihasilkan mengharuskan modal yang
digunakan.Dilihat dari perkembangan ekspor daerah Bali dari Tahun 2000 hingga
Tahun 2011 termasuk diantaranya adalah industri kerajinan, dimana kerajinan
sendiri telah memberikan sumbangan dalam penyediaan lapangan pekerjaan yang
lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa sektor industri kerajinan lebih potensial
untuk dikembangkan guna menunjang sektor pariwisata, meningkatkan ekspor
industri tanpa migas dan meningkatkan pendapatan pengrrajin tersebut. Industi
kerajinan hingga saat ini masih menjadi komoditi unggulan yang dikembangkan
baik itu dari segi desain maupun mutunya.
Kegiatan ekspor suatu komoditas tidak terlepas dari masalah nilai tukar.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika merupakan perbandingan nilai mata
uang Rupiah dengan Dollar Amerika. Menurut Paul R Krugman dan Maurice
(2000:73) harga mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam
8
mata uang lainnya. Nilai tukar mata uang disebut juga kurs. Kurs memiliki
peranan penting sebagai harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur
atau dinyatakan dalam mata uang lainnya. Menurut Mankiw (2003:128) Kurs
antar kedua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara
untuk saling melakukan perdagangan. Valuta asing diartikan sebagai mata uang
asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau
membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional atau luar negeri dan
biasanya mempunyai catatan kurs resmi pada Bank Sentral atau Bank Indonesia
(Hady, 2004:24).
Pada sistem kurs mengambang yang dianut Indonesia, adanya depresiasi
atau apresiasi nilai mata uang akan berdampak pada ekspor maupun impor. Jika
terjadi depresiasi terhadap Rupiah menurun dan menyebabkan kurs Dollar
Amerika meningkat maka ekspor akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi
apresiasi terhadap Rupiah dimana kurs Dollar Amerika nilainya menurun maka
ekspor juga akan mengalami penurunan. Faktor kunci sukses terletak dalam mutu
barang dan efisiensi di bidang pemanfaatan modal kerja dan jumlah tenaga kerja
yang profesional, akses yang mudah, sumber pembiayaan yang murah serta
network pemasaran yang luas. Atau dengan kata lain semua komoditi yang akan
diperdagangkan akan ditentukan oleh kinerja yang dimilikinya.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
pokok permasalahan adalah sebagai berikut :
9
1) Apakahmodal kerja, jumlah tujuan negara, jumlah tenaga kerja, dan kurs
Dollar Amerika Serikat berpengaruh secara simultanterhadap nilai ekspor
produk kerajinan Bali di pasar Internasional ?
2) Bagaimana pengaruhmodal kerja, jumlah tujuan negara, jumlah tenaga
kerja, dan kurs Dollar Amerika Serikatsecara parsial terhadap nilai ekspor
produk kerajinan Bali di pasar Internasional ?
3) Variabel apakah yang berpengaruh dominan terhadap nilai ekspor produk
kerajinan Bali di pasar Internasional ?
1.3 Tujuan Penelitian
1) Untuk menganalisis pengaruh modal kerja, jumlah tujuan negara, jumlah
tenaga kerja, dan kurs Dollar Amerika Serikat secara simultan terhadap
nilai ekspor produk kerajinan Bali di pasar Internasional.
2) Untuk menganalisis pengaruh modal kerja, jumlah tujuan negara, jumlah
tenaga kerja, dan kurs Dollar Amerika Serikat secara parsial terhadap
nilai ekspor produk kerajinan Bali di pasar Internasional.
3) Untuk menganalisis variabel yang berpengaruh dominan terhadap nilai
ekspor produk kerajinan Bali di pasar Internasional.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahanaa untuk mengaplikasikan
teori-teori, untukmemperkuat jurnal, dapat memperkaya ragam penelitian
10
dan mampu menambah pengetahuan dan wawasan, khususnya bagi pihak
yang berminat mengadakan penelitian tentang nilai ekspor dari beberapa
eksportir di Bali.
2)Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan informasi
sebagai acuan dalam pembuatan kebijakan di masa yang akan datang di
bidang pengembangan ekspor oleh eksportir di Bali.
1.5
Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang
satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara sistematis serta terperinci untuk
memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan. Sistematika dari masing
– masing bab dapat diperinci sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,
pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang
mendukung penelitian dan konsep, hasil penelitian sebelumnya
yang terkait yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini
dan hipotesis penelitian.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian,
objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel,
jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode
pengolahan data.
BAB 1V
DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Bab ini akan menyajikan data serta menguraikan pembahasan yang
berkaitan dengan pengujian pengaruh komponen Modal kerja,
Jumlah Tujuan Negara, Jumlah Tenaga Kerja, dan Kurs Dollar
Amerika Serikat terhadap nilai ekspor produk kerajinan Bali di
pasar Internasional, dan teknik analisis data.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan mengemukakan simpulan, dan saran atas penelitian
yang dilakukan. Penulis mencoba membuat simpulan dari uraian
pembahasan yang telah dibuat pada bab sebelumnya dan
mengemukakan
keterbatasan
dalam
penelitian
yang
telah
dilakukan. Dikemukakan juga saran – saran yang nantinya
diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.
12
Download