Langkah Pemerintah Mengantisipasi Dampak ke Sektor Riil Menteri Perdagangan RI Jakarta, 13 Oktober 2008 1 Implikasi Luas Bagi Indonesia • Pasar keuangan Indonesia akan berkompetisi dengan negara maju untuk memperebutkan kapital dan likuiditas. • Baik swasta maupun pemerintah akan mengalami kesulitan/tantangan untuk mendapatkan pendanaan dari pasar modal. • Penurunan pertumbuhan ekonomi dunia akan berpengaruh terhadap keadaan neraca pembayaran baik neraca arus barang dan jasa maupun neraca arus modal. – Permintaan ekspor akan menurun – Tekanan terhadap impor karena produk-produk negara lain akan mencari pasar baru: pengamanan pasar dalam negeri 2 Implikasi Luas Bagi Indonesia • Pada saat keadaan eksternal melamban, stimulasi dari pasar dalam negeri: – Pembelanjaan negara: efisiensi, optimalisasi – Mendorong pengunaan produk dalam negeri di pengadaan pemerintah/BUMN – Mendorong pengunaan produk dalam negeri yang lebih luas: 3 Pengaruh Trade Effect Secara Makro Sejauh Ini Masih Minimal Pangsa Ekspor terhadap PDB Indonesia relatif kecil dibandingkan dengan negara lain. Ekspor Indonesia makin terdiversifikasi dan peran ke AS dan Eropa makin turun Komposisi Ekspor Non Migas Menurut Negara Tujuan 2003 2007 Eropa 19.0 13.1 USA 14.7 11.8 Jepang 14.4 15.7 China 5.9 7.2 India 3.4 5.5 Singapore 10.1 9.0 Lainnya 32.5 37.7 2008 12.5 11.3 13.1 8.1 6.5 9.5 39.0 4 Diversifikasi Pasar • Pangsa ekspor ke Eropa cenderung menurun dari 17,1 persen pada 2003 menjadi 13,9 persen pada pertengahan tahun 2008 dan ke AS dari 14,7 persen menjadi 11,6 persen. Sementara itu dalam kurun yang sama ekspor ke Jepang tercatat dari 14,4 persen menjadi 12,5 persen, ke RRT dari 5,9 persen menjadi 7,6 persen, ke India dari 3,4 persen menjadi 6,5 persen dan ke Singapore dari 10,1 persen menjadi 9,8 persen. • Departemen Perdagangan telah melakukan diversivikasi pasar dalam lima tahun terakhir. Untuk pasar Uni Eropa dan AS pangsa pasarnya turun, sedangkan ke Asia, Jepang dan Singapura cukup stabil, namun ke Asia emerging countries cenderung meningkat. 5 Tujuan Pasar Semakin Diversifikasi • Tujuan pasar ekspor Indonesia telah semakin terdiversifikasi, sehingga peran Amerika Serikat dan Uni Eropa semakin menurun. Oleh sebab itu, dampak langsung dari krisis finansial di Amerika Serikat tersebut belum begitu dirasakan 6 Intra Industry Trade • Hal tersebut diperkuat dengan intra-industry trade di Asia Timur yang sudah sangat intens. Oleh karena itu, sekalipun perekonomian AS melemah, target ekspor Indonesia sebesar 12,5 persen masih tercapai (sesuai dengan proyeksi pertumbuhan pemerintah sebesar 6,3%) 7 SHARE NEGARA TUJUAN EKSPOR (2003) Share Negara Tujuan Ekspor (%), Tahun 2003 Uni Eropa 17,1 Lainnya 20,7 Austalia 2,3 Jepang 14,4 Taiwan 2,7 India 3,4 Korea Selatan 3,7 Malaysia 4,9 Cina 5,9 Singapura 10,1 Amerika Serikat 14,7 8 Share Negara Tujuan ekspor tahun 2008 (Januari - Agustus) Share Negara Tujuan Ekspor (%), Tahun 2008 (Jan-Agust) Uni Eropa 13,9 Lainnya 23,7 Jepang 12,5 Aus talia 1,9 Taiwan 2,6 Am erika Serikat 11,6 Korea Selatan 4,4 Malays ia 5,6 India 6,5 Cina 7,6 Singapura 9,8 9 Diversifikasi Pasar • Namun perlu diwaspadai bahwa jika krisis ini berkelanjutan maka ekspor Indonesia akan terpengaruh. • Diversifikasi pasar yang telah berlangsung akan terus digalakkan guna mengantisipasi resesi di AS dan Eropa serta kemungkinan terjadinya penurunan pertyumbuhan negara-negara Asia karena resesi di negara-negara maju 10 Kinerja Ekspor Indonesia Bulan Agustus 2008 • Nilai ekspor Indonesia Agustus 2008 mencapai US$ 12,5 miliar atau mengalami penurunan sebesar 0,4 persen dibanding bulan Juli 2008. Sementara itu, apabila dibandingkan dengan bulan Agustus 2007, ekspor mengalami peningkatan sebesar 30,3 persen. Ekspor nonmigas Agustus 2008 mencapai US$9,6 miliar, turun 1,2 persen dibanding Juli 2008, sedangkan dibandingkan ekspor nonmigas Agustus 2007 naik 23,5 persen. 11 Kinerja Ekspor • Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Agustus 2008 mencapai US$95,4 miliar atau meningkat 29,9 persen dibanding periode yang sama tahun 2007, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$73,5 miliar atau meningkat 22,4 persen. 12 Kinerja Impor Indonesia Bulan Agustus 2008 • Nilai impor Indonesia Agustus 2008 mencapai US$ 11,9 miliar atau turun 7,4 persen dibanding Juli 2008 yang terdiri dari impor migas sebesar US$ 2,9 miliar (pangsa 24.4 persen) dan impor nonmigas sebesar US$ 9,0 miliar (pangsa 75,6 persen). Sementara itu, selama JanuariAgustus 2008 nilai impor Indonesia mencapai US$ 89,8 miliar dengan impor migas sebesar US$ 23,3 miliar (pangsa 25,9 persen) dan impor nonmigas sebesar US$ 66,5 miliar (pangsa 74,1 persen). 13 Kinerja Impor • Kontribusi total impor tersebut terutama untuk bahan baku penolong (78,3%) dan barang modal (15,0%), sementara konsumsi hanya 6,8 persen. • Nilai impor di luar Kawasan Berikat Agustus 2008 mencapai US$ 10,1 miliar atau turun 6,4 persen dibanding Juli 2008, sedangkan selama Januari-Agustus 2008 impor di luar Kawasan Berikat mencapai US$ 73,0 miliar atau meningkat 55,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. 14 Walaupun beberapa produk sudah terpengaruh Komoditi Negara Tujuan Utama 1. Tekstil dan Produk tekstil USA dan Europe 2. Chemical Product USA 3. Electrical Appliances USA, Jepang dan Europe 4. Rubber USA 5. Cocoa USA dan Europe 6. Coffee USA 7. Palm Oil Europe 15 Shifting Posisi Neraca Perdagangan Perubahan dalam Neraca Perdagangan Negara Menurun Nilai Surplusnya Indonesia, Singapore, China, Taiwan Berubah dari Surplus Menjadi Defisit India, Korea, Philippines, Thailand Meningkat Nilai Surplusnya Malaysia 16 Informasi dari pelaku sektor riil Indonesia 2. 3. 4. 5. 6. 7. TPT/Sepatu: order s.d akhir tahun dan Maret masih relatif pasti walaupun ada pembatalan/permintaan mengurangi order. Tetapi April ke atas memang masih belum pasti Dampak perdagangan (per Sept 2008) sudah dirasakan oleh CPO, kakao, sepatu, TPT, udang, kayu olahan dan furniture, kopi, karet. Belum dirasakan oleh otomotif, pharmasi, elektronika. Biaya bunga dan premi asuransi naik; Biaya transport, cargo, dan kapal naik Sebagian perusahaan menunda rencana pengembangan usaha Kesulitan likuiditas/keperluan untuk L/C 17 Antisipasi Situasi dan Respon Kebijakan 18 Fokus Penanganan Pengamanan Program Prioritas Dukungan bagi Sektor Riil Komunikasi Publik Pengamanan APBN 2009 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal-Moneter, Ekon-NonEkon 19 Dukungan Bagi Sektor Riil • Menjaga Neraca Pembayaran yang sehat – Current Account defisit yang kecil atau bahkan surplus – Upaya menarik FDI, a.l. Revisi PP 1/2007 PP62/2008 – Lingkungan investasi baik untuk mempertahankan investor domestik maupun luar Inpres 5/2008 – Mendorong ekspor: fasilitasi, insentif, promosi – Pengendalian impor, terutama impor barang konsumsi – Mengoptimalkan pendapatan dari wisata, jasa-jasa, remitance 20 Dukungan Bagi Sektor Riil • Daya saing ekspor: fasilitasi dan mengurangi ekonomi biaya tinggi – Kelancaran prosedur ekspor/impor: birokrasi, red tape, NSW – Kelancaran transpor dan logistik, THC – Manajemen UMR – Pengelolaan pasokan listrik – Percepatan restitusi pajak – Koordinasi dengan pemerintah daerah, penanganan peraturan daerah bermasalah 21 Dukungan Bagi Sektor Riil • Akses pasar, lobby dan negosiasi, promosi: – Non tariff barriers yang dihadapi – Tuduhan dumping (e.g. Turkey, Brazil) – Negosiasi penurunan bea masuk (IJEPA dan beberapa FTA ASEAN dengan RRT, Jepang, Korea dan ASEAN Ausralia NZ dan ASEAN India FTA tahun depan) – Mengalakkan promosi ke pasar-pasar berpotensi secara terarah: emerging Asia (RRT, India, Korea, Taiwan, ASEAN lain); Timur Tengah; Russia dan Eropa Timur/Tengah; Afrika (Afsel, Nigeria); dan Amerika Latin (Brazil); negara-negara yang melakukan reconstruction: Irak, Afganistan – A.l TRADE EXPO INDONESIA 21 Oktober 2008, Misi Pemerintah ke Latin Amerika bulan Nopember (Brazil, Peru, Ecuador dan Meksiko) 22 Dukungan Bagi Sektor Riil Stimulasi Pasar Dalam Negeri – Pengunaan produk dalam negeri untuk pengadaan pemerintah – Optimalisasi pembelanjaan pemerintah – Fasilitas BM untuk bahan baku/barang penolong yang terkait dengan keberadaan supply dalam negeri – Peningkatan pengunaan produk dalam negeri: kampanye berlanjut dan intensif, termasuk Satu Tahun Indonesia Kreatif. Pengamanan Pasar Dalam negeri: – Penegakan tegas – penyelundupan – Meningkatkan pengawasan barang beredar di dalam negeri – Pengunaan optimal instrumen anti dumping dan safeguards 23 Dukungan Bagi Sektor Riil • Iklim Investasi dan insentif – Implementasi PP 62/2008 tanggal 23 Sept 2008 tentang Fasilitas PPh untuk Penanaman Modal di Bidang2 Usaha Tertentu dan/atau di Daerah2 Tertentu (sbg Revisi PP 1/2007) – Tahun depan rencana PPH mulai turun ke 28% dan di 2010 menjadi 25% – Konsistensi iklim investasi: cost of doing business, percepatan implementasi reformasi (Inpres no.5/2008) 24 Sudah sepakat akan intensif bekerja sama dengan KADIN dan Dunia Usaha sama-sama mencari jalan keluar • Task force khusus (interdep/instansi terkait) (POKJA 1 Timnas PEPI) untuk secara intensif bekerja sama dengan KADIN – Identifikasi permasalahan by sektor/by market: sudah dengan TPT dan Alas kaki – program selanjutnya dengan berbagai sektor – Tentative agenda: • 14 Oktober: industri makanan minuman, otomotif+komponen,elektronik, besi+baja • 15 oktober: sektor pertambangan • 16 oktober: CPO • 17 Oktober: cacao,karet,kopi,the,minyak atsiri, rempah-rempah, produk kayu dan furniture, pulp, paper dan stationary, udang, jamu obat-obatan, fisheries+udang • 18 Oktober Aprindo dan pusat belanja Perumusan rekomendasi kongkrit: jangka pendek/menengah – Monitoring dan regular meeting (per minggu) supaya ada proses yang berkelanjutan 25 Terima Kasih www.depdag.go.id 26