Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Amerika Serikat merupakan salah satu negara adidaya dunia, terlihat dari
beberapa industri besar dari teknologi hingga perfilman. Industri perfilman
Amerika merupakan industri yang sangat besar, sehingga orang-orang
mengenalnya dengan industri perfilman Hollywood, dimana film-film
berkualitas dunia diproduksi dan dibuat, contohnya film Hollywood yang
populer antara lain, 007, Star Wars, dan lain-lain.
Film dinilai sebagai sebuah karya seni yang memiliki nilai jual atau
komersil. Namun, juga dianggap sebagai sebuah karya yang dapat
mengkomunikasikan sebuah nilai dan pesan-pesan yang terkandung di
dalamnya, baik itu positif, maupun negatif. Seperti yang diketahui Amerika
adalah sebuah negara yang liberal, dimana negara memberi kebebasan kepada
penduduknya dalam hal apapun, termasuk juga kebebasan ekspresi dalam
industri film.
Kebebasan berekspresi itu dalam hal berbahasa, seksualitas, kritik sosial
dan politik, tindakan, dan lain-lain. Contohnya, The Kingdom yang
menceritakan
terorisme
di
Arab
Saudi,
Argo
yang
menceritakan
pemberontakan di Iran, The Great Gatsby yang menceritakan pergaulan dan
kedudukan status sosial di New York, Amerika Serikat, dan film The Help dan
12 Years a Slave yang menceritakan isu rasial yaitu,mengenai perbudakan
kaum kulit hitam di Amerika Serikat.
Film The Help diangkat dari sebuah novel bestseller karya Kathryn
Stockett, dan merupakan satu dari sekian film Hollywood yang menceritakan
rasisme perbudakan kaum kulit hitam di Amerika Serikat. Namun, yang
membuat berbeda adalah film ini mengangkat isu rasial domestik di Jackson,
Mississippi, Amerika Serikat di tahun 1960an dimana bisa dikatakan masa
yang lebih modern dibandingkan dengan film 12 Years A Slavedimana dengan
waktu background tahun 1880an, tetapi masih kental terjadi isu rasial pada
tahun tersebut hingga tahun 1960an. Film ini lebih membahas mengenai kaum
kulit hitam yang bekerja sebagai pembantu kaum kulit putih di Jackson,
Mississippi, Amerika Serikat pada tahun 1960an. Diceritakan dalam film ini
kaum negro / kulit hitam perempuan khususnya yang sepanjang hidupnya
bekerja sebagai pembantu di kaum kulit putih. Mereka bekerja mengasuh
anak, memasak, membereskan rumah, dan lain-lain. Ironisnya, mereka digaji
di bawah standar upah yang ditentukan negara, serta diperlakukan secara tidak
adil baik oleh hukum maupun masyarakat, serta di lingkungan pendidikan.
Sebuah film kritik biasanya dibuat sebagai wujud ekspresi isu sosial yang
masih terjadi di sekitarnya, meskipun isu yang diangkat di dalamnya masih
sering terjadi. Seperti film The Help yang dibuat untuk menyadarkan
masyarakat Amerika bahwa isu rasis sebenarnya masih sering terjadi di
Amerika hingga saat ini, bahkan akan menjadi topik yang sangat sensitif
apabila dibahas1. Memang pada era 1880an - 1960an Amerika masih kerap
terjadi pertikaian (lynching) massa dan ribuan warga kulit hitam tewas pada
kejadian itu. Negara bagian Mississipi merupakan daerah yang banyak terjadi
peristiwa rasial terhadap warga kulit hitam, seperti yang terjadi pada tahun
1964 pembunuhan terhadap aktivis hak sipil, yang proses hukumnya baru
dilakukan 41 tahun kemudian, yaitu pada tahun 20052. Content dalam film ini
menjadi kritik karena, banyak hal yang terjadi di dalamnya yang tidak terjadi
pada kenyataanya serta, bahwa orang kulit putih tidaklah sebaik dan sepeduli
seperti yang dikisahkan dan digambarkan dalam filmThe Help.
Film The Help dirilis pada tahun 2011 disutradai oleh Tate Taylor ini
mendapatkan keuntungan lebih dari $ 200 juta, banyak penghargaan, serta
nominasi di acara penghargaan bergengsi dunia. Namun, dibalik itu maksud
dan tujuan film ini untuk membuat masyarakat melek terhadap isu rasial
1
http://www.pikiran-rakyat.com/node/269928 (1-5-2014 : 23.05)
http://www.voaindonesia.com/content/a-32-2005-06-28-voa11-85405307/63381.html
(diunduh : 1-5-2014 : pukul 23.00)
2
ternyata dianggap “ gagal “. Faktor - faktor yang dinilai film The Help gagal,
yaitu3 :
a. Konteks cerita yang terlalu kuat untuk menceritakan sekumpulan
pembantu domestik. Penonton bukannya senang, melainkan malu
karena kaumnya di film itu dilecehkan baik secara fisik dan psikologis.
Sebuah studi dari UCLA pada tahun 2009 melakukan survey bahwa
perempuan, 95 % pekerja domestik di Amerika Serikat adalah warga
asing dan kulit hitam. Mereka mengalami kekerasan baik fisik,
maupun verbal. Sebuah penelitian mengatakan sebanyak 33 % pekerja
mengalami kekerasan, sedangkan 35% lainnya menolak menjawab,
yang bisa berarti mereka mengalaminya. Sebanyak 2,5 juta pekerja
domestikdi Amerika Serikat dan 60% upah mereka dibawah UMR.
Mengingat fakta lebih dari 79% anak-anak kaum kulit hitam dan
Hispanic4 tidak bisa membaca dan berhitung pada kelas 4, 8, dan 12.
b. Cerita yang terdapat pada film seperti dongeng, yang bahkan di dunia
nyata mustahil terjadi. Cerita dimana orang kulit putih yang sangat
baik hati menyelamatkan kaum negro dari penderitaan.
c. Beberapa candaan di line percakapan tidak berhasil membuat lucu.
d. Ada candaan yang terdapat dalam film menyinggung orang Yahudi,
dan tidak lucu sama sekali. Contohnya seperti menyinggung aktivitas
yang biasanya orang yahudi lakukan.
Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas masih ada lagi beragam kritik
yang disampaikan kaum kulit hitam terhadap film The Help. Berbagai
perlakuan rendah terhadap kaum kulit hitam, cara tidak benar yang dilakukan
kaum kulit putih dalam mencari kisah kaum kulit hitam mencari kebebasan,
dan efek yang berbahaya yang terpusatkan pada kaum kulit putih dalam
3
http://www.huffingtonpost.com/dyane-jean-fran/the-help-film-review_b_926798.html
(Dyane Jean Francois : Writer/TV News Producer di Washington D.C. )(diunduh : 29-5-2014 : 18.30)
4
Orang Amerika keturunan spanyol (amerika latin) di wilayah Amerika Tengah.
menuliskan kembali pergerakan hak sipil dimana ada hukum yang melarang
kaum kulit putih untuk tidak terlalu dekat dengan kaum kulit hitam. Para
kritikus film menganggap film ini tidak untuk kaum kulit hitam, melainkan
untuk kaum kulit putih, karena terlihat kaum kulit putih membuat pencitraan
bahwa mereka sangat peduli dengan kaum kulit hitam. Padahal mereka tidak
peduli dan menganggapnya sama sekali5.
Bahkan Association of Black Women Historians (ABWH)6 di Amerika
menuliskan respon ketidaksetujuan terhadap isi cerita film The Help. Mereka
menuliskan bahwa cerita yang terdapat dalam novel dan film tidak sesuai
dengan realita yang ada pada masa itu, yaitu tahun 1960an. Pada tahun-tahun
tersebut tidak digambarkan pekerja domestik perempuan khususnya
mengalami kekerasan seksual, padahal mereka mengalaminya, bahkan tidak
sekedar kekerasan seksual, fisik, dan verbal-pun mereka alami. Dalam film itu
juga digambarkan bahwa laki-laki kaum kulit hitam adalah pemabuk, kasar,
dan kejam. Padahal, mereka tidak seperti itu kenyataannya, para lelaki tetap
bekerja dan hidup dengan baik, serta menjaga kepribadian mereka. Dengan
kata lain film ini dibuat berdasarkan sudut pandang orang kulit putih saja7.
Dibalik sebuah film yang memperoleh keuntungan lebih dari 200 juta
dolar, serta kepopuleran novelnya yang juga bestseller 3 juta copy, dan juga
mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi. Film ini mendapatkan berbagai
macam kritik dan respon ketidaksetujuan dari kaum kulit hitam. Atas dasar
permasalahan di atas dirasa perlu untuk mengungkap tindakan rasial yang
dilakukan kaum kulit putih terhadap pekerja domestik perempuan kaum kulit
hitam. Isu rasial menjadi sangat sensitif ketika dibahas atau disinggung,
karena Amerika memiliki sejarah yang panjang mengenai isu rasial, sehingga
5
http://bitchmagazine.org/post/five-reasons-to-not-see-the-help-a-round-up-of-responses
(diunduh : 3-5-2014)
6
Asosiasi Perkumpulan Wanita Pelaku Sejarah Kulit Hitam
7
http://www.abwh.org/images/pdf/TheHelp-Statement.pdf
ketika topik ini mencuat dan dibahas akan menjadi sesuatu hal yang sangat
rentan terhadap konflik.
Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisa struktural
atau semiotika. Van Zoest (Van Zoest, 1993:109)8, film dibangun dengan
tanda semata-mata. Tanda merupakan berbagai sistem tanda yang bekerja
sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan. Seperti halnya film
The Birth of a Nation yang diproduksi pada tahun 1912 menceritakan tentang
isu rasial yang terjadi di Amerika. Seperti yang diungkapkan Van Zoest,
meskipun film tersebut tidak bersuara namun visual yang dihadirkan dapat
membuat audience mengerti pesan (tanda) yang ingin diungkapkan
komunikator.
Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai film ini
dalam analisa semiotika Roland Barthes, karena :
a. Metode
: dalam analisa Roland Barthes metode yang digunakan
tidak hanya menganalisa simbol-simbol saja melainkan dari makna
yang digunakan. Baik itu makna konotasi dan denotasi yang terdapat
dalam film, serta membahas mengenai myth / mitos dan ideologi yang
mana keduanya bisa menjadi hal-hal pendukung dalam petanda dan
penanda konotatif (Budiman. 2001:28).
b. Konsep
: secara konsep teori semiotika Roland Barthes sangat
sesuai untuk menganalisa film The Help. Konsep Roland Barthes, yaitu
menganalisa pemaknaan baik secara harfiah/sebenarnya dan tersirat.
c. Empiris
: secara empiris terkait isu-isu rasial yang terjadi di
Jackson, Mississipi pada tahun 1960an.
8
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. 2009. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung (hal: 128)
1.2.Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penelitian dapat dirumuskan sebagai
berikut :
a. Apa identifikasi simbol-simbol rasial yang digunakan dalam film The
Help?
b. Makna tindakan diskriminasi rasial verbal dan non-verbal yang
dilakukan kulit putih terhadap pekerja domestik perempuan kaum kulit
hitam di film The Help dalam analisa semiotika Roland Barthes?
1.3.Tujuan dan manfaat penelitian
1.3.1. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui makna tindakan rasial dan simbol-sombol rasial yang
dilakukan kaum kulit putih terhadap pekerja domestik kaum kulit hitam di
film the help dalam analisa semiotika Roland Barthes.
1.3.2. Manfaat penelitian
a. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan mengenai pemaknaan film dalam analisis semiotika serta
pengetahuan sosial mengenai isu rasial.
b. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan
pengajar dalam pemaknaan film dalam analisis semiotika, terutama
dalam produksi film.
1.4.Konsep yang digunakan dan batasan penelitian
1.4.1. Konsep yang digunakan
Konsep yang digunakan dalam menganalisa penelitian ini adalah metode
semiotika Roland Barthes. Objek dianalisa menggunakan sistem peta
penandaan baca Barthes, dimana objek dianalisa pada tahap (1) tanda yang
ada dalam film dalam bentuk visual (2) menganalisa scene yang digunakan
dalam
film the helpdari tindakan verbal yang terdiri dari segi
paralinguistik, dan non verbal yang terdiri dari kinesik, prosemik, sensitas
kulit, dan pesan artifaktual, (3) kemudian akan dianalisa melalui tahap
denotasi.
1.4.2. Batasan penelitian
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengintepretasi, sekaligus
memudahkan pembaca dalam memahami judul penelitian ini, maka
penulis merasa perlu mencantumkan batasan masalah dalam penelitian ini,
sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam pembahasan.
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah fokus menganalisa
tindakan diskriminasi9yang dilakukan kaum kulit putih terhadap kaum
kulit hitam (afro american) dalam film The Help.
9
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang dilakukan untuk membedakan seseorang atau sekelompok orang berdasarkan
atas, ras, agama, suku etnis, kelompok, golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia,
orientasi seksual, pandangan ideologi dan politik, serta batas negara, dan kebangsaan seseorang (Sujarwa, 2011:264).
Download