Ponco Siwindarto-TEUB 1 Kumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan yang lalu Ponco Siwindarto-TEUB 2 TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu: • Menggunakan rumus-rumus dalam rangkaian elektronika untuk menganalisis rangkaian pengkondisi sinyal aktif • Menggunakan kaidah, hukum, dan rumus dalam rangkaian elektronika untuk merancang rangkaian pengkondisi sinyal aktif Ponco Siwindarto-TEUB 3 POKOK BAHASAN •Operational Amplifier (Op amp) •Panduan Perancangan. Ponco Siwindarto-TEUB 4 OPERATIONAL AMPLIFIER (OP AMP) • Rangkaian Penguat Dasar • Rangkaian Penguat Diferensial • Konverter Tegangan ke Arus. Ponco Siwindarto-TEUB 5 RANGKAIAN PENGUAT DASAR • Penguat membalik • Penguat tak membalik • Penguat penyangga • Penguat menjumlah. Ponco Siwindarto-TEUB 6 Penguat Membalik Vi Ri Rf • Arus pada resistor Ri: Vo + Vi Ii Ri Arus ini sama dengan arus yang mengalir pada resistor Rf, oleh karena itu tegangan keluaran Vo: VO Rf Ri Vi Ponco Siwindarto-TEUB 7 Penguat Tak Membalik Ri Arus yang mengalir pada resistor Ri sama dengan yang mengalir pada resistor Rf, yaitu: Vi V I Rf I i Vo + Ri Tegangan keluaran Vo: Vi R f VO ( Ri R f ) I ( Ri R f ) 1 Ri Ri Ponco Siwindarto-TEUB Vi 8 Penguat Penyangga (Pengikut Tegangan) Vo = Vi - + Vo Vi Ponco Siwindarto-TEUB 9 Penguat Menjumlah R1 R2 V1 R3 - Vo V2 + R2 R2 VO V1 V2 R3 R1 (PR). Ponco Siwindarto-TEUB 10 RANGKAIAN PENGUAT DIFERENSIAL • Rangkaian Penguat Diferensial Dasar • Rangkaian Penguat Instrumentasi. Ponco Siwindarto-TEUB 11 Rangkaian Penguat Diferensial Dasar R1 R2 V1 • Tegangan keluaran: Vout Vout V2 R2 V2 V1 R1 (PR) R1 + R2 • Mampu menyingkirkan tegangan masukan mode bersama (common mode), yang dinyatakan sebagai CMRR (Common Mode Rejection Ratio). Ponco Siwindarto-TEUB 12 R1 R2 A CMRR ACM V1 - CMR = 20 log (CMRR) dB Vout V2 R1 + R2 A = penguatan mode diferensial ACM = penguatan mode common Kelemahan: • Impedansi masukannya rendah • Impedansi masukan pada kedua terminal masukannya tidak sama • Pengubahan penguatan sulit dilakukan. Ponco Siwindarto-TEUB 13 Rangkaian Penguat Instrumentasi V1 + - Vout R1 2 R1 R3 V2 V1 (PR). 1 RG R2 R2 R3 - RG Vout R2 - + R1 R3 + V2 Ponco Siwindarto-TEUB 14 Contoh 2.8 Sebuah sensor menghasilkan tegangan keluaran dalam kisaran 20 sampai dengan 250 mV. Buatlah rangkaian yang mengkondisikan tegangan tersebut menjadi dalam kisaran 0 sampai dengan 5 V (linier), dan rangkaian tersebut harus mempunyai impedansi masukan yang tinggi. Penyelesaian : Karena hubungan antara keluaran dan masukan rangkaian tersebut linier, maka hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan garis lurus : Vout = mVi + Vo dengan: m = kemiringan garis, yang menyatakan penguatan Vo = tegangan ofset keluaran Untuk nilai keluaran 0 dan 5 volt diperoleh persamaan : 0 = m (0,02) + Vo 5 = m (0,25) + Vo Ponco Siwindarto-TEUB 15 • Dari kedua persamaan ini, kalau diselesaikan secara serentak maka akan diperoleh nilai m = 21,7 dan Vo = - 0,434 V sehingga persamaannya menjadi : Vout = 21,7 (Vin-0,02) yang merupakan persamaan penguat diferensial. Karena disyaratkan impedansi masukannya harus tinggi, maka digunakan penguat instrumentasi. Misalkan dipilih nilai R2 = R3 = 1kW dan R1 = 100 kW, sehingga RG dapat diperoleh sebesar: RG = 9662 W Ponco Siwindarto-TEUB 16 12V 680 W 6,2V Tegangan 0,02 V dapat diperoleh dari rangkaian pembagi tegangan. Rangkaian yang dimaksudkan diperlihatkan dalam gambar berikut: + 30,9 kW 0,02 V R1 100 K - 100 W R2 R3 1K 1K - Vout RG= 9662 W + Vin R1 100 K R2 R3 1K 1K + Ponco Siwindarto-TEUB 17 Konverter Tegangan ke Arus Dari gambar tersebut bila dipenuhi nilai-nilai : R1(R3+R5) = R2R4 Maka arus beban akan dapat dinyatakan oleh : R2 I Vin R1 R3 (PR). Ponco Siwindarto-TEUB 18 • Nilai maksimum resistansi beban diberikan oleh : Vsat R4 R5 R3 Im Rml R3 R4 R5 (PR) dengan: Rml = resistansi beban maksimum Vsat = tegangan saturasi opamp Im = arus maksimum Ponco Siwindarto-TEUB 19 PANDUAN PERANCANGAN • Definisikan tujuan pengukuran – Parameter. Apa jenis variabel yang diukur (tekanan, suhu, aliran, level, tegangan, arus, resistansi, dsb) – Kisaran. Bagaimanakah kisaran pengukurannya (10 sampai 200 oC, 45 sampai 85 psi, 2 sampai 4 V, dsb) – Akurasi. Seberapa besarkah akurasi yang diinginkan (5% FS, 3% dari pembacaan, dsb) – Linieritas. Haruskah keluaran pengukurannya linier – Noise. Bagaimana level dan spektrum frekuensi noise di lingkungan pengukuran. Ponco Siwindarto-TEUB 20 • Pilih sensor yang digunakan (bila dimungkinkan) – Parameter. Apa jenis keluaran sensor (resistansi, tegangan, dsb.) – Fungsi alih. Bagaimana hubungan antara keluaran sensor dan variabel yang diukur (linier, grafik, persamaan, akurasi, dsb.) – Tanggapan waktu. Bagaimana tanggapan waktu sensor (konstanta waktu order- pertama, orderkedua, frekuensi) – Kisaran. Bagaimana kisaran keluaran parameter sensor untuk kisaran pengukuran yang diberikan – Daya. Bagaimana spesifikasi daya sensor (maksimum disipasi resistif, penarikan arus, dsb). Ponco Siwindarto-TEUB 21 • Rancang Pengkondisi Sinyal Analog (P/S) – Parameter. Apa jenis keluaran yang diinginkan (tegangan, arus, frekuensi) – Kisaran. Bagaimana kisaran parameter keluaran yang diinginkan (0 sampai 5 volt, 4 sampai 20 mA, 5 sampai 10 kHz, dsb.) – Impedansi masukan. Berapa impedansi P/S yang harus diberikan kepada sumber sinyal masukan – Impedansi keluaran. Berapa impedansi keluaran P/S yang harus ditawarkan kepada rangkaian beban keluaran. Ponco Siwindarto-TEUB 22 • Beberapa catatan yang perlu diperhatikan – Bila masukannya berupa suatu perubahan resistansi dan harus digunakan rangkaian jembatan atau pembagi tegangan, maka pertimbangkanlah pengaruh ketidaklinieran tegangan keluaran terhadap resistansi, dan pengaruh arus yang mengaliri sensor resistif – Untuk perancangan dengan opamp, pendekatan perancangan yang paling mudah adalah dengan membuat persamaan keluaran-masukan. Dari persamaan ini akan terlihat dengan jelas, jenis rangkaian yang dapat digunakan. Persamaan ini menyatakan fungsi alih statik P/S – Perhatikan selalu kemungkinan pembebanan sumber tegangan oleh P/S karena dapat menimbulkan kesalahan. Ponco Siwindarto-TEUB 23 Contoh 2.11 • Sebuah sensor mengeluarkan tegangan yang berkisar antara –2,4 V sampai -1,1 V. Untuk interface ke ADC, diperlukan untuk mengubah tegangan tersebut menjadi dalam kisaran 0 sampai 2,5 V. Rancanglah sebuah rangkaian pengkondisi sinyal untuk keperluan tersebut. Ponco Siwindarto-TEUB 24 Penyelesaian • Dalam soal ini tidak ada informasi tentang variabel yang diukur, lingkungan pengukuran, ataupun sensornya • Permasalahannya hanyalah pengkonversian kisaran tegangan • Impedansi sumbernya juga tidak diketahui, maka akan lebih baik kalau dianggap bahwa nilainya tinggi, dan kemudian dirancang sistem yang berimpedansi masukan tinggi. Ponco Siwindarto-TEUB 25 • Rangkaian yang diperlukan dapat diperoleh dari persamaan yang menyatakan hubungan keluaran-masukan sebagai berikut : Vout = mVin + Vo • Dari spesifikasi yang diketahui, maka dapat diperoleh : 0 = m (-2,4) + Vo 2,5 = m (-1,1) + Vo • Jika kedua persamaan ini kita selesaikan secara serentak, maka akan diperoleh m = 1,923 dan Vo = 4,6152 V, sehingga diperoleh persamaan fungsi alihnya : Vout = 1,923 Vin + 4,6152. Ponco Siwindarto-TEUB 26 - 15V - 4,6152 V Ponco Siwindarto-TEUB 27 TUGAS 3 • Buktikan / turunkan persamaan-persamaan yang diberi tanda (PR) • Kerjakan dengan ditulis tangan, dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Ponco Siwindarto-TEUB 28 Ponco Siwindarto-TEUB 29