BAB V ASPEK KEUANGAN A. Kebutuhan Sumber Dana Investasi awal Camelopardalis Restaurant yang dibutuhkan agar usaha dapat berjalan dengan lancar pada awal tahun pendirian diperkirakan sebesar Rp 3.318.127.210,-. Adapun rincian arus kas awal investasi diuraikan pada tabel berikut: TABEL 5.1 Perkiraan Biaya Awal (Pra-Operasional) Pengeluaran Jumlah (Rp) Keterangan Renovasi 360.000.000 Perlengkapan dan Peralatan 374.127.210 Inventaris awal 200.000.000 Biaya renovasi tersebut sudah termasuk dengan biaya design, instalasi, dan furniture yang digunakan. (Rp 3.000.000/m2) Biaya ini sudah termasuk di dalamnya inventaris dapur, restoran, bar, kantor, serta kebutuhan lainnya. Persediaan awal untuk stok dapur dan bar Biaya Legalisasi 18.000.000 Biaya Sewa Ruangan 1.872.000.000 Deposit untuk penyewaan Biaya Pra-Operasional 234.000.000 Jumlah 250.000.000 Biaya notaris dan perijinan usaha yang berlaku selama lima tahun. Biaya sewa ruangan selama 2 tahun sebesar Rp 650.000/m2/bulan Deposit dari harga yang telah ditentukan per m2 untuk jangka waktu 3 bulan. Biaya yang digunakan untuk pembukaan restoran, seperti: biaya voucher/diskon, desain menu, biaya pembagian dan percetakan flyer, biaya perekrutan, serta biaya penunjang operasional lainnya. 3.308.127.210 Sumber: Hasil Olahan Data 2012 101 Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa dari sebagian besar biaya investasi yang dikeluarkan merupakan biaya yang dibayar di muka. Biaya tersebut antara lain adalah biaya sewa ruangan, biaya renovasi, deposit pada saat penyewaan, biaya pengurusan perijinan (legalisasi), serta biaya peralatan dan perlengkapan yang nantinya akan mengalami penyusutan. B. Perkiraan Biaya Operasional Dalam penentuan proyeksi arus kas yang berasal dari biaya operasional, maka harus dijelaskan terlebih dahulu komponen biaya operasional dari usaha yang akan dijalankan. Camelopardalis Restaurant adalah sebuah bidang usaha komersial yang begerak dalam bidang penyediaan makanan dan minuman, oleh karena itu sebagian besar dari biaya merupakan biaya variabel yang dipengaruhi oleh tingkat penjualan. Berikut ini adalah biaya operasional yang menjadi pengeluaran rutin dari usaha Camelopardalis Restaurant: 1. Biaya Cost of Goods Sold Biaya ini adalah biaya-biaya yang digunakan untuk membeli bahanbahan makanan, yaitu 28% dari jumlah penjualan. Perhitungan untuk biaya ini akan terlampir. 2. Biaya Pemasaran Biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran dan promosi Camelopardalis Restaurant melalui beberapa media dan cara, seperti yang telah diuraikan pada Bab II. Biaya pemasaran diperkirakan sebesar Rp 12.000.000 dengan perhitungan yang akan terlampir. 102 3. Biaya Utilitas Yang termasuk dalam kelompok biaya ini adalah seperti biaya telepon, listtik, air, dan gas yang dibebankan sebesar dengan banyaknya penggunaan pada operasional. Pencatatan biaya ini akan dilakukan oleh pihak manajemen Mall Living World setiap bulannya. Diasumsikan biaya ini akan sebesar Rp 78.000.000 dan perhitungan akan terlampir. 4. Biaya Bonus Biaya ini adalah biaya yang akan dibayarkan sebagai biaya kompensasi untuk karyawan, yaitu sebesar 2% dari total penjualan yang dilakukan oleh karyawan tersebut. 5. Biaya Gaji Biaya ini adalah biaya gaji yang akan diberikan bagi karyawan yang bekerja pada Camelopardalis Restaurant dan telah dijelaskan secara terperinci pada Bab IV. 6. Biaya Sewa Biaya sewa adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa unit yang digunakan dalam pendirian Camelopardalis Restaurant, biaya ini sudah termasuk dengan biaya pajak dan servis yang ditetapkan oleh pihak manajemen Mall Living World. Biaya ini merupakan biaya yang dibayar di muka karena akan dibayarkan untuk pemakaian selama 2 tahum, sesuai dengan kesepakatan dengan pihak manajemen Mall Living World. 103 7. Biaya Pelatihan dan Pengembangan Biaya ini adalah biaya yang akan dikeluarkan untuk pelatihan dan pengembangan bagi karyawan yang bekerja pada Camelopardalis Restaurant yang telah diuraikan dengan terperinci pada Bab IV. 8. Biaya Asuransi Biaya ini adalah biaya yang digunakan untuk mengasuransikan aset yang dimiliki oleh restoran, yaitu bangunan dan peralatan yang diperkirakan sebesar Rp 734.127.210 yang memiliki premi 0,1501%, yaitu asuransi property multi risks yang menjamin segala macam kerugian, seperti kerusuhan, huru hara, kebakaran, ledakan, banjir, dan sebagainya. Oleh karena itu, pembayaran yang akan dilakukan pada tahun pertama adalah sebesar Rp 3.696.926. 9. Biaya Jamsostek Biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk jaminan asuransi (jamsostek) bagi seluruh karyawan yang disesuaikan dengan peraturan pemerintah yang berlaku, yaitu sebesar 4.89% dari gaji karyawan dan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu jaminan keselamatan kerja (JKK), sebesar 0.89%, karena usaha restoran merupakan golongan usaha III, jaminan hari tua (JHT) sebesar 3.7% dari upah karyawan per bulan, serta jaminan kematian sebesar 0.3% dari upah karyawan per bulan. 10. Biaya Cetak dan Inventaris Kantor Biaya ini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk peralatan dan perlengkapan kantor, administrasi, serta operasional. 104 11. Biaya Perbaikan dan Perawatan Biaya ini adalah biaya yang akan dikeluarkan untuk keperluan perbaikan dan perawatan terhadap peralatan dan fasilitas usaha Camelopardalis Restaurant yang harus dibayarkan kepada pihak mall sebesar 100.000/m2. 12. Biaya Operasional Lainnya Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk best staff of the year, biaya kebersihan restoran, biaya perlengkapan (tissue, tusuk gigi, pengemasan, dan sebagainya), biaya konsultasi yang apabila diperlukan, serta biaya operasional tak terduga atau tidak terencana diperkirakan sebesar Rp 6.000.000. C. Perkiraan Pendapatan Usaha Hasil penjualan dari usaha ini diperoleh dari penjualan makanan dan minuman dari operasional restoran. Pada tahun pertama, pendapatan yang diperoleh mencapai Rp 2.588.661.504. Perhitungan pendapatan usaha akan terlampir. Pada tahun-tahun berikutnya, diperkirakan pendapatan kotor perusahaan akan meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 14.91% per tahun. Persentasi peningkatan ini merupakan asumsi yang disesuaikan dengan rata-rata laju inflasi, yaitu sebesar 5.11% dan laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan industri hotel dan restoran menurut data terakhir dari Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan adalah 9.8%. 105 D. Proyeksi Neraca Menurut Ramachandran dan Kakani (2009: 5), pengertian neraca adalah: Balance sheet is a summary of the financial position of an organization at a particular point of time. This position is conveyed by listing all the things of value (assets) owned by the organization on one side and the payables owed by the organization on the other side. Balance sheet is prepared to give a synopsis of the present economic standing of the organization in an easy way. Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat diketahui bahwa neraca atau balance sheet adalah sebuah laporan yang disiapkan untuk memberikan gambaran ekonomi terkini yang sedang dihadapi oleh perusahaan dengan cara yang mudah. Dalam laporan keuangan akan terlihat perhitungan harta lancar, harta tetap, hutang jangka panjang, hutang jangka pendek, serta modal sendiri. Pada usaha ini, harta lancar yang dimiliki pada tahun pertama adalah sebesar Rp 995.661.765, yang terdiri dari kas, biaya pra-operasional, inventaris awal, deposit untuk penyewaan ruangan, dan biaya sewa dibayar di muka. Untuk harta tetap berupa renovasi dan peralatan, yaitu sebesar Rp 1.827.701.768. Camelopardalis Restaurant akan memiliki hutang sebesar Rp 354.818.395. E. Proyeksi Laba Rugi Menurut Thukaram (2007: 24), pengertian laba rugi adalah: Income Statement is defined as a statement which shows the principle elements, the positive and negative, in the derivation of income or loss, the claims against income and the resulting net income or loss of accounting unit. In simple words, an income statement shows revenue and expenses of a business for an accounting period. Berdasarkan kutipan di atas, proyeksi laba rugi adalah sebuah laporan yang menunjukkan sisi positif dan negatif dari keuntungan atau kerugian yang akan menghasilkan sebuah laba bersih atau dengan kata lain menunjukkan sisi pendapatan dan beban dari sebuah usaha untuk periode keuangan tertentu. 106 Dalam proyeksi laba rugi ini, terdapat tiga buah komponen penting, yaitu pendapatan, beban, dan laba bersih. 1. Pendapatan Setiap perusahaan yang menjual produk atau jasa akan menghasilkan pendapatan. Pendapatan tersebut biasanya disebut pendapatan kotor atau pendapatan penjualan. Pada usaha Camelopardalis Restaurant ini, berdasarkan proyeksi laba rugi yang telah dibuat, terdapat pendapatan penjualan sebesar Rp 2.588.661.504 pada tahun pertama. Jumlah tersebut didapatkan dari perkiraan penjualan yang telah ditentukan. 2. Cost of Goods Sold (COGS) Menurut Thukaram (2007: 26), pengertian COGS adalah: Cost of goods sold, otherwise known as cost of sales represent the cost incurred in manufacturing or purchasing the goods that have been sold to customers. Pada tahun pertama, COGS akan sebesar Rp 725.792.045 dan akan terus berubah mengikuti perkembangan penjualan dari restoran. COGS akan diperoleh dengan perhitungan 28% dari penjualan yang merupakan persentase yang dari rata-rata hasil pembagian antara bahan-bahan baku dari menu yang ditawarkan. 3. Biaya Operasional Biaya-biaya ini adalah biaya yang digunakan dalam operasional usaha yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada tahun pertama, biaya operasional akan sebesar Rp 1.894.151.855 dan akan terus bertambah pada tahun berikutnya mengikuti laju inflasi dan laju pertumbuhan usaha, yaitu sebesar 14.91%. 107 4. Biaya Keuangan Biaya keuangan adalah biaya bunga dari pinjaman jangka panjang yang dipinjam oleh Camelopardalis Restaurant. Dengan tingkat bunga efektif, yaitu 13.58%, bunga yang harus dibayarkan pada tahun pertama adalah Rp 69.481.280,-. Perincian jumlah bunga cicilan akan terlampir. Dengan adanya biaya pajak badan usaha sebesar 28% sesuai dengan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008, yaitu sebesar Rp 29.939.304. Pajak untuk karyawan menurut PPh Karyawan Pasal 21 sebesar 5% sudah termasuk dalam besaran gaji yang diberikan. Sedangkan pajak yang dibebankan kepada para konsumen sebesar 10% menurut Perda No. 8 Tahun 2003 yang berisi tentang pajak restoran dan akan langsung dibayarkan kepada pemerintah. 5. Laba Bersih Laba merupakan selisih dari pendapatan penjualan yang telah dihasilkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Laba kotor diperoleh dari pengurangan hasil penjualan dengan Cost of Goods Sold (COGS). Pada tahun pertama COGS sebesar Rp 725.792.045, sehingga laba kotor yang diperoleh dari penjualan tahun pertama adalah sebesar Rp 1.862.869.459. Laba sebelum biaya pajak diperoleh dan bunga diperoleh setelah mengurangi laba kotor dengan biaya-biaya operasional. Pada tahun pertama, Camelopardalis Restaurant akan mengalami kerugian karena laba sebelum pajak yang dihasilkan adalah - Rp 31.282.396, namun pada tahun kedua, Camelopardalis Restaurant akan mendapatkan laba bersih sebelum pajak senilai Rp 193.678.385. Selain itu, besarnya pajak badan 108 usaha yang berlaku dan harus dibebankan adalah sebesar 28%. Karena mengalami kerugian pada tahun pertama, maka besarnya pajak yang harus dibayar adalah Rp 50.172.465, maka besar kerugian yang dialami pada tahun pertama adalah - Rp 81.454.862. Berdasarkan proyeksi 10 tahun, maka dapat dilihat bahwa akan terjadi peningkatan dalam perolehan pendapatan maupun kenaikan terhadap biaya dan sebagainya. Perhitungan tersebut telah disesuaikan dengan peningkatan rata-rata laju inflasi dan laju pertumbuhan usaha. F. Proyeksi Arus Kas Menurut Kuratko (2010: 290), pengertian proyeksi arus kas adalah: The cash-flow statement shows the effect of a company’s operating, investing, and financing activities on its cash balance. The principal purposes of the statement of cash flows is to provide relevant information about a company’s cash receipts and cash payments during particular accounting period. Dalam memproyeksikan arus kas operasional, hal tersebut dilakukan dengan menggunakan beberapa asumsi dasar. Pada tabel di bawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa asumsi dari proyeksi arus kas operasional. TABEL 5.2 Asumsi-Asumsi dalam Proyeksi Arus Kas Operasional No Biaya Keterangan 1 Biaya Pemasaran Biaya pemasaran diasumsikan Rp 12.000.000 setiap tahunnya dimana digunakan untuk memasarkan usaha di majalah, voucher, dan flyer, dan biaya-biaya lainnya. 2 Biaya Utilitas Diasumsikan sebesar 78.000.000, yaitu meliputi biaya listrik, air, gas, dan langganan internet. 109 3 Biaya Bonus Bonus sebesar 2% dari penjualan yang dibagikan sesuai dengan kinerja karyawan 4 Biaya Gaji Biaya gaji yang diberikan kepada karyawan sebesar 13 bulan (termasuk tunjuangan hari raya sebesar 1 bulan gaji). 5 Biaya Pelatihan dan Pengembangan Biaya yang digunakan untuk pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang digunakan oleh perusahaan dan diasumsikan Rp 5.000.000 setiap tahunnya. 6 Biaya Asuransi Biaya untuk mengasuransikan aset perusahaan dengan premi 0,1501% sebesar Rp 3.757.842. 7 Biaya Sewa Biaya yang dikeluarkan untuk sewa, yaitu Rp 650.000/m2 yang akan dibayar di muka untuk pemakaian selama dua tahun. 8 Biaya Jamsostek Biaya yang digunakan untuk asuransi karyawan, yaitu sebesar 4.89% dari gaji dan sudah termasuk jaminan keselamatan kerja, jaminan kematian, dan jaminan hari tua. 9 Biaya Perbaikan dan Perawatan Biaya yang dibayarkan kepada pihak manajemen Mall Living World, yaitu sebesar Rp 100.000/m2 yang dibayarkan per bulan. 10 Biaya Cetak dan Peralatan Kantor Diasumsikan sebesar Rp 9.000.000 setiap tahunnya untuk kepentingan administrasi restoran. 11 Cost of Goods Sold Sebesar 28% dari total penjualan makanan dan minuman 12 Biaya Depresiasi dan Amortisasi Biaya yang dikeluarkan untuk penyusutan aset yang dimiliki oleh perusahaan Sumber: Hasil Olahan Data 2012 Di dalam proyeksi arus kas operasional, dibahas mengenai arus kas pemasukan dan pengeluaran kas sehingga sebagai hasil akhir akan diperoleh arus kas bersih atau nett cashflow. Arus kas masuk diperoleh dari hasil 110 penjualan makanan dan minuman. Sedangkan arus kas keluar akan diperoleh dari perhitungan harga pokok penjualan, biaya-biaya operasional. Pembayaran pinjaman dan bunga modal, serta pembayaran pajak. Pada tahun ke-6 akan dilakukan renovasi dan pembelian peralatan serta pembayaran dimuka untuk biaya sewa untuk mall akan dibarkan untuk dua tahun ke depan. G. Analisis Titik Impas Menurut Kuppapally (2008: 458), pengertian titik impas adalah: Break-even point is a point where profit is defined to be zero, and contribution is just equal to fixed cost. The excess of actual sales over break-even sales is called margin of safety. Pada perkiraan ini, titik impas yang digunakan adalah melalui perkiraan jumlah penjualan. Dari eprhitungan proyeksi kas yang telah dilakukan selama 10 tahun, terlihat bahwa titik impas penjualan pada tahun pertama sebesar Rp 2.634.031.508 yang berarti bahwa dengan mencapai angka penjualan tersebut, perusahaan dapat mencapai titik impas atau yang biasa disebut break-even point. Break-even point ini sendiri adalah berarti dalam keadaan yang tidak untung dan tidak rugi, sehingga perusahaan dapat membiayai biaya-biaya yang dikeluarkan melalui kegiatan penjualan produk. Dari analisis penjualan tahun pertama telah mencapai angka total penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas, yaitu dengan angka penjualan sebesar Rp 1.784.869.459 dengan menghasilkan kerugian sebesar - Rp 31.282.396. 111 H. Penilaian Investasi 1. Payback Period Menurut Kuratko (2010: 302), pengertian payback period adalah: One of the easiest capital budgeting techniques to understand is the payback method or as it is sometimes called, the payback period. In this method, the length of time required to pay back the original investment is the determining criterion. Payback period adalah masa waktu yang diperlukan untuk mengembalikan total investasi awal yang telah dikeluarkan. Dari proyeksi arus kas operasional juga terlihar bahwa pengembalian modal adalah selama 3 tahun 8 bulan 6 hari. Payback period ditentukan melalui nilai present value yang telah dihitung sebelumnya. Untuk usaha restoran seperti Camlopardalis Restaurant, payback period yang dihasilkan masih dapat dikatakan layak. 2. Internal Rate of Return (IRR) Menurut Kuratko (2010: 303), pengertian IRR adalah: IRR is that the future cash flow ada discounted. IRR merupakan indicator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar daripada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana, dan lain-lain) atau tidak. Sehingga nilai dari IRR harus melebihi nilai dari discount factor. IRR dalam usaha ini yang menunjukkan angka 32,941%, sehingga secara keseluruhan proyeksi arus kas operasional ini dinilai layak. 112 3. Nett Present Value Menurut Kuratko (2010: 302), pengertian NPV adalah: NPV method is a technique that helps to minimize of the short-coming of the payback method by recognizing the future cash flows beyond the payback period. The concept works on the premise that a dollar today is worth than a dollar in the future, how much more depends on the applicable cost of capital for the firm. Pada proyeksi ini pun dapat dilihat bahwa NPV juga menunjukkan angka yang positif dengan tingkat discount factor merupakan rata-rata gabungan dari bunga deposito, reksadana, obligasi, dan SBI. NPV yang lebih besar dari 0 (positif), yaitu sebesar Rp 5.358.676.311, maka usulan proyek layak untuk diterima. 4. Profitability Index (PI) PI didapatkan dari perbandingan nilai sekarang (present value) dengan rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah dilaksanakan. Apabila nilai PI lebih besar daripada 1, maka usulan proyek tersebut dapat dikatakan layak dan menguntungkan, sedangkan jika nilai PI lebih kecil dari 1, maka usulan proyek tidak layak dan tidak menguntungkan. PI yang didapatkan adalah sebesar 2,86 sehingga usaha ini dapat dikatakan layak. 5. Rasio Keungan Rasio keuangan merupakan rasio-rasio keuangan proyek yang dapat memberikan gambaran kondisi keuangan mengenai: 113 a) Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas 1) Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya ketika jatuh tempo. Pada analisa usaha ini, rasio likuiditas yang akan digunakan adalah: (a) Current Ratio Current Ratio: Current Assets Current Liabilities Pada usaha ini, aktiva lancar yang dimiliki adalah sebesar Rp 995.661.765 sedangkan hutang lancarnya adalah Rp 22.019.974 sehingga menghasilkan current ratio sebesar 45,216 sehingga menyatakan bahwa Rp 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp 45,216 aktiva lancar. (b) Quick Ratio Quick Ratio: Current Asset – Inventory Current Liabilities Usaha ini memiliki aktiva lancar sebesar sebesar Rp 995.661.765 dan inventaris sebesar Rp 374.127.210, sedangkan jumlah hutang lancarnya adalah sebesar Rp 22.019.974, sehingga menghasilkan quick ratio sebesar 28,226. Quick ratio ini bernilai lebih dari 1 sehingga dapat dikatakan liquid karena Rp 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp 28,226 tanpa inventaris. 114 2) Solvabilitas Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang-hutangnya. Dalam analisa usaha ini, rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur solvabilitas usaha adalah: (a) Debt to Asset Ratio DA: Total Debt x 100% Total Asset Rasio tersebut menyatakan seberapa jauh dana pinjaman telah digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Camelopardalis Restaurant memiliki total pinjaman sebesar Rp 332.798.421 dan total aktiva sebesar Rp 2.823.363.533 sehingga debt to asset ratio-nya sebesar 12,57%. Persentase tersebut menyatakan seberapa besar dana pinjaman telah digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Jadi hanya 12,57% dari aktiva perusahaan dibiayai oleh dana pinjaman. (b) Debt to Equity Ratio DER: Total Liabilities x 100% Total Stockholder’s Equity Rasio ini digunakan untuk mengukur dana yang diberikan oleh kreditur terhadap dana yang disediakan oleh pemilik. Pada usaha ini dana pinjaman adalah sebesar Rp 332.798.421 sedangkan modal pemilik adalah sebsar Rp 2.550.000.000 sehingga DER yang dihasilkan adalah 115 sebesar 14.,37%. Hal tersebut menyatakan bahwa dari modal pemilik lebih besar dalam investasi daripada pinjaman atau hutang, yaitu hutang sama dengan 14,37% dari pinjaman. (c) Time Interest Earned TIE: Earning Before Income Tax Interest Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi biaya bunga. Pada tahun pertama usaha memiliki kerugian sebelum bunga dan pajak sebesar - Rp 31.282.396 dan bunga sebesar Rp 50.172.465 sehingga menghasilkan TIE sebesar – 0,623. Namun pada tahun kedua, TIE akan meningkat menjadi sebesar 4,081. Hal tersebut menyatakan bahwa bunga yang dibayarkan sebesar setengah dari laba usaha tersebut. Sehingga masih dapat dipenuhi oleh Camelopardalis Restaurant. 3) Profitabilitas Rasio ini digunakan untuk melihat efektifitas manajemen yang ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan. Untuk mengukur profitabilitas perusahaan digunakan beberapa rasio, yaitu: (a) Net Profit Margin NPM: Earning After Tax x 100% Sales 116 Rasio ini menunjukkan berapa banyak keuntungan setelah pajak yang dihasilkan dari penjualan. Pada tahun pertama usaha ini menghasilkan kerugian setelah bunga dan pajak sebesar - Rp 81.454.862 dan penjualan sebesar Rp 2.558.661.504 sehingga menghasilkan NPM sebesar 3,15%, namun pada tahun kedua akan naik menjadi 3,54%. Hal tersebut menyatakan bahwa -3,15% dari penjualan yang dihasilkan merupakan laba bersih perusahaan. (b) Gross Profit Margin GPM: Sales – Cost of Goods Sold x 100% Sales Rasio ini menunjukkan seberapa besar total laba yang tersedia untuk menutupi biaya lain di luar harga pokok penjualan dan masih menghasilkan keuntungan. Pada usaha ini penjualan tahun pertama yang diasumsikan sebesar Rp 2.558.661.504 sedangkan harga pokok penjualan yang sebesar Rp 725.792.045 sehingga GPM yang dihasilkan adalah sebesar 91,69% Persentase tersebut menyatakan bahwa penjualan setelah dikurangi oleh harga pokok penjualan masih memiliki 91,69% untuk menutupi biayabiaya usaha lainnya dan masih menghasilkan laba kotor sebesar Rp 1.862.869.459. 117 (c) Return of Investment ROI: Earning After Tax x 100% Total Asset Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik sebuah perusahaan menggunakan seluruh aset yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan. Usaha ini menghasilkan EAT pada tahun pertama sebesar - Rp 81.454.862 dan memiliki aset sebesar Rp 2.823.363.533 sehingga menghasil ROI sebesar -2,89% sehingga memiliki arti bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tahun pertama adalah sebesar -2,89% atas total aset perusahaan. b) Struktur Permodalan Struktur permodalan yang digunakan dalan usaha Camelopardalis Restaurant adalah 30% merupakan pinjaman bank dan 70% merupakan modal sendiri. I. Manajemen Risiko Menurut Dorfman (2008: 6) risiko adalah: Risk is the uncertainty concerning a possible loss. Sedangkan pengertian manajamen risiko sendiri menurut Drofman (2008: 8) adalah: Risk management is the logical used by businesses and individuals to deal with their espsures to loss. Untuk mengatasi risiko-risko yang mungkin terjadi, hal pertama yang harus dilakukan adalah menganalisa kemungkinan risiko-risiko yang akan 118 terjadi selama operasional restoran dan kemudian menganalisa hal-hal yang dilakukan untuk mengatasi risiko-risiko tersebut. Berikut ini merupakan risiko-risiko yang kemungkinan akan terjadi dalam operasional Camelopardalis Restaurant sesuai dengan aspek-aspek sebagai berikut: 1. Aspek Pasar dan Pemasaran Dari kedua aspek ini ada beberapa risiko yang mungkin terjadi, yaitu: a) Kompetitor yang sangat bersaing untuk restoran keluarga b) Cepatnya laju pertumbuhan usaha-usaha baru yang memiliki kemungkinan untuk menyerupai Camelopardalis Restaurant. c) Tren dan lifestyle komsumen yang berubah d) Desain produk yang gagal Untuk mengatasi risiko-risiko tersebut, Camelopardalis Restaurant akan melakukan inovasi terhadap produk untuk ke depannya, namun akan tetap mempertahankan keunikkan konsep. Camelopardalis Restaurant telah memberikan perbedaan yaitu perbedaan fisik dan rata-rata harga yang lebih rendah dibandingkan dengan competitor lainnya. Camelopardalis Restaurant akan meminta pendapat kepada setiap pelanggan yang datang melalui guest comment card, sehingga pihak manajemen dapat menganalisa keinginan dan mendengarkan kritik atau saran dari pelanggan. Selain itu, semua produk yang dijual oleh Camelopardalis Restaurant akan didaftarkan kepada MUI untuk mendapatkan sertifikat halal. 119 2. Aspek Teknis Berikut merupakan risiko-risiko yang mungkin terjadi menurut aspek teknis, yaitu: a) Adanya bencana-bencana alam yang terjadi seperti gempa bumi, kebakaran, banjir, dan sebagainya. b) Adanya kerusukan, pemogokkan, dan huru-hara yang dapat saja terjadi selama kegiatan operasional restoran. Untuk mengatasi risiko teknis, Camelopardalis Restaurant telah mengasuransikan aset yang dimiliki, yaitu tenant dan peralatan yang digunakan di QEB Insurance, yaitu asuransi All Risk yang menjamin seluruh risiko kerugian, seperti kerusuhan, pemogokan, perbuatan jahat, huru-hara, angin topan, badai, dan kerusakan akibat air, gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami, tanah longsor, serta pergerakan tanah. Pihak mall juga memiliki antisipasi dalam hal kebakaran yaitu dengan menggunakan water sprinkle serta untuk keamanan dimana setiap orang dan mobil yang masuk ke dalam mall telah melawati alat deteksi metal atau bomb. 3. Aspek Manajemen Berikut ini merupakan risiko-risiko yang berasal dari aspek teknis: a) Pencurian yang dilakukan oleh karyawan. b) Karyawan yang tidak bekerja sesuai dengan job description yang telah diatur. c) Terjadinya turn-over karyawan yang tinggi. 120 d) Kemungkinan adanya karyawan yang tidak memiliki loyalitas terhadap perusahaan. e) Manajer yang masih tergolong sangat muda dan belum berpengalaman dalam mengelola sebuah usaha. Untuk mengantisipasi Camelopardalis dan Restaurant mengatasi akan risiko-risiko melakukan total tersebut, quantity management, yaitu suatu pendekatan manajemen untuk suatu perusahaan yang terpusat pada kualitas berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta member keuntungan untuk semua anggota serta pelanggan. Camelopardalis Restaurant akan menerapkan kepada setiap pelanggan dengan memberikan guest comment untuk mengukur kinerja karyawan dan memotivasi karyawan untuk terus memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Restoran juga akan memberikan pelatihan dan pengembangan, bonus sebesar 2% dari penjualan setiap waiter, asuransi, serta best staff of the year yang digunakan untuk memberikan apresiasi bagi karyawan agar mereka merasa bahwa kinerja mereka sangatlah dihargai dan gaji yang mereka dapatkan bukan hanya dari gaji pokok, sehingga mereka dapat bersikap loyal kepada perusahaan. 4. Aspek Keuangan Berikut ini merupakan risiko-risiko yang terjadi berdasarkan aspek keuangan, yaitu: a) Kurangnya model untuk investasi 121 b) Mengasumsikan pengembalian modal yang terlali dini c) Kenaikkan beban sewa yang terlalu tinggi Untuk risiko keuangan, Camelopardalis Restaurant telah mengasuransikan aset yang telah dijelaskan sebelumnya serta melakukan perhitungan berdasarkan present value dan menggunakan discount factor dalam menganalisa payback period, karena present value tidak memiliki ketidakpastian yang dimiliki oleh future value. Camelopardalis Restaurant juga melakukan pinjaman sebesar 30% dari bank yang akan digunakan untuk investasi sehingga usaha ini tidak akan kekurangan modal. Kenaikan beban sewa yang terlalu tinggi pada tahun selanjutnya telah diasumsikan berdasarkan laju inflasi sehingga kenaikkan telah diperkirakan sebelumnya. 122 BAB VI SIMPULAN A. Pendahuluan Pendahuluan dari proposal ini berisi: 1. Gagasan awal mengenai investasi usaha komersial dalam bidang penjualan jasa makanan dan minuman di Kota Tangerang Selatan yang bernama Camelopardalis Restaurant. 2. Konsep yang digunakan pada usaha ini adalah berupa sebuah restoran yang bertemakan casual dining restoran dan merupakan sebuah restoran keluarga. Restoran ini akan menyediakan makanan barat dan menu yang disediakan beragam dari makanan pembuka, makanan utama, sampai makanan pencuci mulut. Seluruh bahan makanan akan dikombinasikan dengan sayuran dan buah-buahan. 3. Tujuan studi kelayakan bisnis yang dilakukan ini adalah untuk mempelajari mengenai perencanaan usaha ini dengan melakukan penelitian dari data-data dan informasi yang ada. 4. Data-data yang digunakan merupakan data primer berupa survey langsung ke lapangan melalui kuesioner, serta data sekunder yang diperoleh melalui buku-buku, website, data statistik, dan sebagainya. 5. Konseptual mengenai bisnis terkait, yaitu mengenai pengertian restoran, tipe kepemilikan restoran, penggolongan dan klasifikasi restoran, tipe-tipe dari cara pelayanan, serta jenis-jenis menu. 123 B. Aspek Pasar 1. Analisis permintaan yang mencakup potensi pasar yang dituju dan analisis kecenderungan pasar yang didapat adalah diperolah dari 200 kuesioner yang telah disebarkan, namun hanya 166 kuesioner yang dapat diproses. 2. Analisis penawaran yang memperlihatkan perkembangan usaha sejenis di Mall Living World, Alam Sutera dan juga mengenai analisis pesaing dan analisis produk usaha. 3. Baur pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, promosi, pengemasan, kerjasama, pemrograman, dan sumber daya manusia yang digunakan dalam usaha Camelopardalis Restaurant ini. Dilihat secara keseluruhan, aspek pasar dinilai layak karena adanya pasar yang sesuai dengan proyek usaha. C. Aspek Teknis 1. Analisis mengenai jenis aktivitas dan fasilitas di Camelopardalis Restaurant. 2. Analisis mengenai penyediaan peralatan yang dibuthkan dalam kegiatan produksi dan kegiatan pendukung lainnya. 3. Analisis perhitungan kebutuhan ruang, peilihan lokasi, serta teknologi yang digunakan. 124 D. Aspek Manajemen 1. Analisis pekerjaan berdasarkan job description yang dibutuhkan serta struktur organisasi restoran. 2. Kepemilikan usaha dan analisis pengelola usaha. 3. Kebutuhan tenaga kerja serta ktrampilan yang wajib dimiliki untuk setiap posisinya. 4. Perhitungan gaji dan bonus yang diberikan setiap bulanya berdasarkan posisinya di dalam perusahaan. 5. Dari keseluruhan investasi awal, 30% dari modal awal merupakan pinjaman dari bank dan 70% dari modal awal merupakan modal sendiri. 6. Legalitas untuk pembangunan usaha Camelopardalis Restaurant. E. Aspek Keuangan 1. Investasi awal yang dibutuhkan untuk pendirian usaha diperkirakan sebesar Rp 3.318.127.210,-. 2. Perkiraan pendapatan usaha dari makanan dan minuman yang dijual akan meningkat setiap tahunnya berdasarkan rata-rata laju pertumbuhan inflasi dan laju pertumbuhan perekonomian Kota Tangerang Selatan pada industry restoran, yaitu sebesar 14.91%. 3. Proyeksi arus kas berdasarkan asumsi-asumsi dari perkiraan biaya operasional. 125 4. Asumsi-asumsi yang digunakan antara lain: a. Metode penyusutan menggunakan straight line method tanpa nilai sisa. b. Harga jual mengalami kenaikan sebesar 14,91% setiap tahunnya berdasarkan rata-rata laju inflasi sebesar 5,11% dan laju pertumbuhan perekonomian berdasarkan industri restoran sebesar 9,8% menurut Badan Pusat Statistik. c. Biaya asuransi jamsostek sebesar 4,89% dari gaji pegawai. d. Biaya bonus yang dibagikan kepada karyawan sebsar 2% dari hasil penjualan setiap tahunnya. 5. Manajemen resiko berdasarkan aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, serta aspek keuangan. Dari aspek keuangan yang telah dihitung, proyek usaha ini dinilai layak karena: i. Payback period usaha diperkirakan 3 tahun 8 bulan 6 hari. ii. Internal rate of return (IRR) lebih besar dari tingkat discount factor yang berarti investasi yang dijalakan lebih menguntungkan disbanding dengan investasi tanpa risiko. iii. Nett present value > 0, maka usulan proyek ini layak diterima. iv. Profitability index > 1, maka proyek dapat dikatakan sebagai proyek yang menguntungkan. v. Rasio keuangan yaitu berdasarkan rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. 126