BAB V ASPEK KEUANGAN

advertisement
BAB V
ASPEK KEUANGAN
A. Kebutuhan Sumber Dana
Investasi awal Camelopardalis Restaurant yang dibutuhkan agar usaha
dapat berjalan dengan lancar pada awal tahun pendirian diperkirakan sebesar
Rp 3.318.127.210,-. Adapun rincian arus kas awal investasi diuraikan pada
tabel berikut:
TABEL 5.1
Perkiraan Biaya Awal (Pra-Operasional)
Pengeluaran
Jumlah (Rp)
Keterangan
Renovasi
360.000.000
Perlengkapan dan
Peralatan
374.127.210
Inventaris awal
200.000.000
Biaya renovasi tersebut sudah termasuk
dengan biaya design, instalasi, dan
furniture yang digunakan. (Rp
3.000.000/m2)
Biaya ini sudah termasuk di dalamnya
inventaris dapur, restoran, bar, kantor,
serta kebutuhan lainnya.
Persediaan awal untuk stok dapur dan bar
Biaya Legalisasi
18.000.000
Biaya Sewa Ruangan
1.872.000.000
Deposit untuk
penyewaan
Biaya Pra-Operasional
234.000.000
Jumlah
250.000.000
Biaya notaris dan perijinan usaha yang
berlaku selama lima tahun.
Biaya sewa ruangan selama 2 tahun
sebesar Rp 650.000/m2/bulan
Deposit dari harga yang telah ditentukan
per m2 untuk jangka waktu 3 bulan.
Biaya yang digunakan untuk pembukaan
restoran, seperti: biaya voucher/diskon,
desain menu, biaya pembagian dan
percetakan flyer, biaya perekrutan, serta
biaya penunjang operasional lainnya.
3.308.127.210
Sumber: Hasil Olahan Data 2012
101 Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa dari sebagian besar biaya investasi
yang dikeluarkan merupakan biaya yang dibayar di muka. Biaya tersebut
antara lain adalah biaya sewa ruangan, biaya renovasi, deposit pada saat
penyewaan, biaya pengurusan perijinan (legalisasi), serta biaya peralatan dan
perlengkapan yang nantinya akan mengalami penyusutan.
B. Perkiraan Biaya Operasional
Dalam penentuan proyeksi arus kas yang berasal dari biaya operasional,
maka harus dijelaskan terlebih dahulu komponen biaya operasional dari usaha
yang akan dijalankan. Camelopardalis Restaurant adalah sebuah bidang
usaha komersial yang begerak dalam bidang penyediaan makanan dan
minuman, oleh karena itu sebagian besar dari biaya merupakan biaya variabel
yang dipengaruhi oleh tingkat penjualan. Berikut ini adalah biaya operasional
yang menjadi pengeluaran rutin dari usaha Camelopardalis Restaurant:
1.
Biaya Cost of Goods Sold
Biaya ini adalah biaya-biaya yang digunakan untuk membeli bahanbahan makanan, yaitu 28% dari jumlah penjualan. Perhitungan untuk
biaya ini akan terlampir.
2.
Biaya Pemasaran
Biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemasaran dan
promosi Camelopardalis Restaurant melalui beberapa media dan cara,
seperti yang telah diuraikan pada Bab II. Biaya pemasaran diperkirakan
sebesar Rp 12.000.000 dengan perhitungan yang akan terlampir.
102 3.
Biaya Utilitas
Yang termasuk dalam kelompok biaya ini adalah seperti biaya telepon,
listtik, air, dan gas yang dibebankan sebesar dengan banyaknya
penggunaan pada operasional. Pencatatan biaya ini akan dilakukan oleh
pihak manajemen Mall Living World setiap bulannya. Diasumsikan biaya
ini akan sebesar Rp 78.000.000 dan perhitungan akan terlampir.
4.
Biaya Bonus
Biaya ini adalah biaya yang akan dibayarkan sebagai biaya kompensasi
untuk karyawan, yaitu sebesar 2% dari total penjualan yang dilakukan
oleh karyawan tersebut.
5.
Biaya Gaji
Biaya ini adalah biaya gaji yang akan diberikan bagi karyawan yang
bekerja pada Camelopardalis Restaurant dan telah dijelaskan secara
terperinci pada Bab IV.
6. Biaya Sewa
Biaya sewa adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa unit
yang digunakan dalam pendirian Camelopardalis Restaurant, biaya ini
sudah termasuk dengan biaya pajak dan servis yang ditetapkan oleh
pihak manajemen Mall Living World. Biaya ini merupakan biaya yang
dibayar di muka karena akan dibayarkan untuk pemakaian selama 2
tahum, sesuai dengan kesepakatan dengan pihak manajemen Mall Living
World.
103 7.
Biaya Pelatihan dan Pengembangan
Biaya ini adalah biaya yang akan dikeluarkan untuk pelatihan dan
pengembangan bagi karyawan yang bekerja pada Camelopardalis
Restaurant yang telah diuraikan dengan terperinci pada Bab IV.
8.
Biaya Asuransi
Biaya ini adalah biaya yang digunakan untuk mengasuransikan aset yang
dimiliki oleh restoran, yaitu bangunan dan peralatan yang diperkirakan
sebesar Rp 734.127.210 yang memiliki premi 0,1501%, yaitu asuransi
property multi risks yang menjamin segala macam kerugian, seperti
kerusuhan, huru hara, kebakaran, ledakan, banjir, dan sebagainya. Oleh
karena itu, pembayaran yang akan dilakukan pada tahun pertama adalah
sebesar Rp 3.696.926.
9.
Biaya Jamsostek
Biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk jaminan asuransi
(jamsostek) bagi seluruh karyawan yang disesuaikan dengan peraturan
pemerintah yang berlaku, yaitu sebesar 4.89% dari gaji karyawan dan
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu jaminan keselamatan kerja (JKK),
sebesar 0.89%, karena usaha restoran merupakan golongan usaha III,
jaminan hari tua (JHT) sebesar 3.7% dari upah karyawan per bulan, serta
jaminan kematian sebesar 0.3% dari upah karyawan per bulan.
10.
Biaya Cetak dan Inventaris Kantor
Biaya ini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk peralatan dan
perlengkapan kantor, administrasi, serta operasional.
104 11.
Biaya Perbaikan dan Perawatan
Biaya ini adalah biaya yang akan dikeluarkan untuk keperluan perbaikan
dan perawatan terhadap peralatan dan fasilitas usaha Camelopardalis
Restaurant yang harus dibayarkan kepada pihak mall sebesar
100.000/m2.
12.
Biaya Operasional Lainnya
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk best staff of the year, biaya
kebersihan restoran, biaya perlengkapan (tissue, tusuk gigi, pengemasan,
dan sebagainya), biaya konsultasi yang apabila diperlukan, serta biaya
operasional tak terduga atau tidak terencana diperkirakan sebesar Rp
6.000.000.
C. Perkiraan Pendapatan Usaha
Hasil penjualan dari usaha ini diperoleh dari penjualan makanan dan
minuman dari operasional restoran. Pada tahun pertama, pendapatan yang
diperoleh mencapai Rp 2.588.661.504. Perhitungan pendapatan usaha akan
terlampir. Pada tahun-tahun berikutnya, diperkirakan pendapatan kotor
perusahaan akan meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 14.91% per
tahun. Persentasi peningkatan ini merupakan asumsi yang disesuaikan dengan
rata-rata laju inflasi, yaitu sebesar 5.11% dan laju pertumbuhan ekonomi
berdasarkan industri hotel dan restoran menurut data terakhir dari Badan
Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan adalah 9.8%.
105 D. Proyeksi Neraca
Menurut Ramachandran dan Kakani (2009: 5), pengertian neraca adalah:
Balance sheet is a summary of the financial position of an organization at a
particular point of time. This position is conveyed by listing all the things of value
(assets) owned by the organization on one side and the payables owed by the
organization on the other side. Balance sheet is prepared to give a synopsis of the
present economic standing of the organization in an easy way.
Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat diketahui bahwa neraca atau balance
sheet adalah sebuah laporan yang disiapkan untuk memberikan gambaran
ekonomi terkini yang sedang dihadapi oleh perusahaan dengan cara yang
mudah. Dalam laporan keuangan akan terlihat perhitungan harta lancar, harta
tetap, hutang jangka panjang, hutang jangka pendek, serta modal sendiri.
Pada usaha ini, harta lancar yang dimiliki pada tahun pertama adalah sebesar
Rp 995.661.765, yang terdiri dari kas, biaya pra-operasional, inventaris awal,
deposit untuk penyewaan ruangan, dan biaya sewa dibayar di muka. Untuk
harta tetap berupa renovasi dan peralatan, yaitu sebesar Rp 1.827.701.768.
Camelopardalis Restaurant akan memiliki hutang sebesar Rp 354.818.395.
E. Proyeksi Laba Rugi
Menurut Thukaram (2007: 24), pengertian laba rugi adalah:
Income Statement is defined as a statement which shows the principle elements,
the positive and negative, in the derivation of income or loss, the claims against
income and the resulting net income or loss of accounting unit. In simple words, an
income statement shows revenue and expenses of a business for an accounting
period.
Berdasarkan kutipan di atas, proyeksi laba rugi adalah sebuah laporan yang
menunjukkan sisi positif dan negatif dari keuntungan atau kerugian yang akan
menghasilkan sebuah laba bersih atau dengan kata lain menunjukkan sisi
pendapatan dan beban dari sebuah usaha untuk periode keuangan tertentu.
106 Dalam proyeksi laba rugi ini, terdapat tiga buah komponen penting, yaitu
pendapatan, beban, dan laba bersih.
1. Pendapatan
Setiap perusahaan yang menjual produk atau jasa akan menghasilkan
pendapatan. Pendapatan tersebut biasanya disebut pendapatan kotor atau
pendapatan penjualan. Pada usaha Camelopardalis Restaurant ini,
berdasarkan proyeksi laba rugi yang telah dibuat, terdapat pendapatan
penjualan sebesar Rp 2.588.661.504 pada tahun pertama. Jumlah tersebut
didapatkan dari perkiraan penjualan yang telah ditentukan.
2. Cost of Goods Sold (COGS)
Menurut Thukaram (2007: 26), pengertian COGS adalah:
Cost of goods sold, otherwise known as cost of sales represent the cost
incurred in manufacturing or purchasing the goods that have been sold to
customers.
Pada tahun pertama, COGS akan sebesar Rp 725.792.045 dan akan terus
berubah mengikuti perkembangan penjualan dari restoran. COGS akan
diperoleh dengan perhitungan 28% dari penjualan yang merupakan
persentase yang dari rata-rata hasil pembagian antara bahan-bahan baku
dari menu yang ditawarkan.
3. Biaya Operasional
Biaya-biaya ini adalah biaya yang digunakan dalam operasional usaha
yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada tahun pertama, biaya operasional
akan sebesar Rp 1.894.151.855 dan akan terus bertambah pada tahun
berikutnya mengikuti laju inflasi dan laju pertumbuhan usaha, yaitu
sebesar 14.91%.
107 4. Biaya Keuangan
Biaya keuangan adalah biaya bunga dari pinjaman jangka panjang yang
dipinjam oleh Camelopardalis Restaurant. Dengan tingkat bunga efektif,
yaitu 13.58%, bunga yang harus dibayarkan pada tahun pertama adalah
Rp 69.481.280,-. Perincian jumlah bunga cicilan akan terlampir. Dengan
adanya biaya pajak badan usaha sebesar 28% sesuai dengan Undang
Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008, yaitu sebesar
Rp 29.939.304. Pajak untuk karyawan menurut PPh Karyawan Pasal 21
sebesar 5% sudah termasuk dalam besaran gaji yang diberikan.
Sedangkan pajak yang dibebankan kepada para konsumen sebesar 10%
menurut Perda No. 8 Tahun 2003 yang berisi tentang pajak restoran dan
akan langsung dibayarkan kepada pemerintah.
5. Laba Bersih
Laba merupakan selisih dari pendapatan penjualan yang telah dihasilkan
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Laba kotor diperoleh dari
pengurangan hasil penjualan dengan Cost of Goods Sold (COGS). Pada
tahun pertama COGS sebesar Rp 725.792.045, sehingga laba kotor yang
diperoleh dari penjualan tahun pertama adalah sebesar Rp 1.862.869.459.
Laba sebelum biaya pajak diperoleh dan bunga diperoleh setelah
mengurangi laba kotor dengan biaya-biaya operasional. Pada tahun
pertama, Camelopardalis Restaurant akan mengalami kerugian karena
laba sebelum pajak yang dihasilkan adalah - Rp 31.282.396, namun pada
tahun kedua, Camelopardalis Restaurant akan mendapatkan laba bersih
sebelum pajak senilai Rp 193.678.385. Selain itu, besarnya pajak badan
108 usaha yang berlaku dan harus dibebankan adalah sebesar 28%. Karena
mengalami kerugian pada tahun pertama, maka besarnya pajak yang harus
dibayar adalah Rp 50.172.465, maka besar kerugian yang dialami pada
tahun pertama adalah - Rp 81.454.862.
Berdasarkan proyeksi 10 tahun, maka dapat dilihat bahwa akan terjadi
peningkatan dalam perolehan pendapatan maupun kenaikan terhadap
biaya dan sebagainya. Perhitungan tersebut telah disesuaikan dengan
peningkatan rata-rata laju inflasi dan laju pertumbuhan usaha.
F. Proyeksi Arus Kas
Menurut Kuratko (2010: 290), pengertian proyeksi arus kas adalah:
The cash-flow statement shows the effect of a company’s operating, investing,
and financing activities on its cash balance. The principal purposes of the statement
of cash flows is to provide relevant information about a company’s cash receipts
and cash payments during particular accounting period.
Dalam memproyeksikan arus kas operasional, hal tersebut dilakukan dengan
menggunakan beberapa asumsi dasar. Pada tabel di bawah ini akan dijelaskan
mengenai beberapa asumsi dari proyeksi arus kas operasional.
TABEL 5.2
Asumsi-Asumsi dalam Proyeksi Arus Kas Operasional
No
Biaya
Keterangan
1
Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran diasumsikan Rp
12.000.000 setiap tahunnya dimana
digunakan untuk memasarkan usaha di
majalah, voucher, dan flyer, dan biaya-biaya
lainnya.
2
Biaya Utilitas
Diasumsikan sebesar 78.000.000, yaitu
meliputi biaya listrik, air, gas, dan langganan
internet.
109 3
Biaya Bonus
Bonus sebesar 2% dari penjualan yang
dibagikan sesuai dengan kinerja karyawan
4
Biaya Gaji
Biaya gaji yang diberikan kepada karyawan
sebesar 13 bulan (termasuk tunjuangan hari
raya sebesar 1 bulan gaji).
5
Biaya Pelatihan dan
Pengembangan
Biaya yang digunakan untuk pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia yang
digunakan oleh perusahaan dan diasumsikan
Rp 5.000.000 setiap tahunnya.
6
Biaya Asuransi
Biaya untuk mengasuransikan aset
perusahaan dengan premi 0,1501% sebesar
Rp 3.757.842.
7
Biaya Sewa
Biaya yang dikeluarkan untuk sewa, yaitu
Rp 650.000/m2 yang akan dibayar di muka
untuk pemakaian selama dua tahun.
8
Biaya Jamsostek
Biaya yang digunakan untuk asuransi
karyawan, yaitu sebesar 4.89% dari gaji dan
sudah termasuk jaminan keselamatan kerja,
jaminan kematian, dan jaminan hari tua.
9
Biaya Perbaikan dan
Perawatan
Biaya yang dibayarkan kepada pihak
manajemen Mall Living World, yaitu sebesar
Rp 100.000/m2 yang dibayarkan per bulan.
10
Biaya Cetak dan
Peralatan Kantor
Diasumsikan sebesar Rp 9.000.000 setiap
tahunnya untuk kepentingan administrasi
restoran.
11
Cost of Goods Sold
Sebesar 28% dari total penjualan makanan
dan minuman
12
Biaya Depresiasi dan
Amortisasi
Biaya yang dikeluarkan untuk penyusutan
aset yang dimiliki oleh perusahaan
Sumber: Hasil Olahan Data 2012
Di dalam proyeksi arus kas operasional, dibahas mengenai arus kas
pemasukan dan pengeluaran kas sehingga sebagai hasil akhir akan diperoleh
arus kas bersih atau nett cashflow. Arus kas masuk diperoleh dari hasil
110 penjualan makanan dan minuman. Sedangkan arus kas keluar akan diperoleh
dari
perhitungan
harga
pokok
penjualan,
biaya-biaya
operasional.
Pembayaran pinjaman dan bunga modal, serta pembayaran pajak.
Pada tahun ke-6 akan dilakukan renovasi dan pembelian peralatan serta
pembayaran dimuka untuk biaya sewa untuk mall akan dibarkan untuk dua
tahun ke depan.
G. Analisis Titik Impas
Menurut Kuppapally (2008: 458), pengertian titik impas adalah:
Break-even point is a point where profit is defined to be zero, and contribution
is just equal to fixed cost. The excess of actual sales over break-even sales is called
margin of safety.
Pada perkiraan ini, titik impas yang digunakan adalah melalui perkiraan
jumlah penjualan. Dari eprhitungan proyeksi kas yang telah dilakukan selama
10 tahun, terlihat bahwa titik impas penjualan pada tahun pertama sebesar Rp
2.634.031.508 yang berarti bahwa dengan mencapai angka penjualan
tersebut, perusahaan dapat mencapai titik impas atau yang biasa disebut
break-even point. Break-even point ini sendiri adalah berarti dalam keadaan
yang tidak untung dan tidak rugi, sehingga perusahaan dapat membiayai
biaya-biaya yang dikeluarkan melalui kegiatan penjualan produk. Dari
analisis penjualan tahun pertama telah mencapai angka total penjualan yang
diperlukan untuk mencapai titik impas, yaitu dengan angka penjualan sebesar
Rp 1.784.869.459 dengan menghasilkan kerugian sebesar - Rp 31.282.396.
111 H. Penilaian Investasi
1. Payback Period
Menurut Kuratko (2010: 302), pengertian payback period adalah:
One of the easiest capital budgeting techniques to understand is the payback
method or as it is sometimes called, the payback period. In this method, the length of
time required to pay back the original investment is the determining criterion.
Payback
period
adalah
masa
waktu
yang
diperlukan
untuk
mengembalikan total investasi awal yang telah dikeluarkan. Dari proyeksi
arus kas operasional juga terlihar bahwa pengembalian modal adalah
selama 3 tahun 8 bulan 6 hari. Payback period ditentukan melalui nilai
present value yang telah dihitung sebelumnya. Untuk usaha restoran
seperti Camlopardalis Restaurant, payback period yang dihasilkan masih
dapat dikatakan layak.
2. Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Kuratko (2010: 303), pengertian IRR adalah:
IRR is that the future cash flow ada discounted.
IRR merupakan indicator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu
investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return)
lebih besar daripada laju pengembalian apabila melakukan investasi di
tempat lain (bunga deposito bank, reksadana, dan lain-lain) atau tidak.
Sehingga nilai dari IRR harus melebihi nilai dari discount factor. IRR
dalam usaha ini yang menunjukkan angka 32,941%, sehingga secara
keseluruhan proyeksi arus kas operasional ini dinilai layak.
112 3. Nett Present Value
Menurut Kuratko (2010: 302), pengertian NPV adalah:
NPV method is a technique that helps to minimize of the short-coming of the
payback method by recognizing the future cash flows beyond the payback period.
The concept works on the premise that a dollar today is worth than a dollar in the
future, how much more depends on the applicable cost of capital for the firm.
Pada proyeksi ini pun dapat dilihat bahwa NPV juga menunjukkan angka
yang positif dengan tingkat discount factor merupakan rata-rata gabungan
dari bunga deposito, reksadana, obligasi, dan SBI. NPV yang lebih besar
dari 0 (positif), yaitu sebesar Rp 5.358.676.311, maka usulan proyek
layak untuk diterima.
4. Profitability Index (PI)
PI didapatkan dari perbandingan nilai sekarang (present value) dengan
rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang
dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah
dilaksanakan. Apabila nilai PI lebih besar daripada 1, maka usulan proyek
tersebut dapat dikatakan layak dan menguntungkan, sedangkan jika nilai
PI lebih kecil dari 1, maka usulan proyek tidak layak dan tidak
menguntungkan. PI yang didapatkan adalah sebesar 2,86 sehingga usaha
ini dapat dikatakan layak.
5. Rasio Keungan
Rasio keuangan merupakan rasio-rasio keuangan proyek yang dapat
memberikan gambaran kondisi keuangan mengenai:
113 a)
Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas
1) Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
ketika jatuh tempo. Pada analisa usaha ini, rasio likuiditas yang
akan digunakan adalah:
(a) Current Ratio
Current Ratio: Current Assets
Current Liabilities
Pada usaha ini, aktiva lancar yang dimiliki adalah sebesar
Rp 995.661.765 sedangkan hutang lancarnya adalah Rp
22.019.974 sehingga menghasilkan current ratio sebesar
45,216 sehingga menyatakan bahwa Rp 1 hutang lancar
dapat dijamin dengan Rp 45,216 aktiva lancar.
(b) Quick Ratio
Quick Ratio: Current Asset – Inventory
Current Liabilities
Usaha ini memiliki aktiva lancar sebesar sebesar Rp
995.661.765 dan inventaris sebesar Rp 374.127.210,
sedangkan jumlah hutang lancarnya adalah sebesar Rp
22.019.974, sehingga menghasilkan quick ratio sebesar
28,226. Quick ratio ini bernilai lebih dari 1 sehingga dapat
dikatakan liquid karena Rp 1 hutang lancar dapat dijamin
dengan Rp 28,226 tanpa inventaris.
114 2) Solvabilitas
Rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur hingga sejauh
mana perusahaan dibiayai oleh hutang-hutangnya. Dalam
analisa usaha ini, rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur
solvabilitas usaha adalah:
(a) Debt to Asset Ratio
DA:
Total Debt
x 100%
Total Asset
Rasio tersebut menyatakan seberapa jauh dana pinjaman
telah digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.
Camelopardalis Restaurant memiliki total pinjaman sebesar
Rp 332.798.421 dan total aktiva sebesar Rp 2.823.363.533
sehingga debt to asset ratio-nya sebesar 12,57%. Persentase
tersebut menyatakan seberapa besar dana pinjaman telah
digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Jadi hanya
12,57% dari aktiva perusahaan dibiayai oleh dana pinjaman.
(b) Debt to Equity Ratio
DER:
Total Liabilities
x 100%
Total Stockholder’s Equity
Rasio ini digunakan untuk mengukur dana yang diberikan
oleh kreditur terhadap dana yang disediakan oleh pemilik.
Pada usaha ini dana pinjaman adalah sebesar Rp
332.798.421 sedangkan modal pemilik adalah sebsar Rp
2.550.000.000 sehingga DER yang dihasilkan adalah
115 sebesar 14.,37%. Hal tersebut menyatakan bahwa dari
modal pemilik lebih besar dalam investasi daripada
pinjaman atau hutang, yaitu hutang sama dengan 14,37%
dari pinjaman.
(c) Time Interest Earned
TIE: Earning Before Income Tax
Interest
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi biaya bunga. Pada tahun pertama usaha memiliki
kerugian sebelum bunga dan pajak sebesar - Rp 31.282.396
dan bunga sebesar Rp 50.172.465 sehingga menghasilkan
TIE sebesar – 0,623. Namun pada tahun kedua, TIE akan
meningkat menjadi sebesar 4,081. Hal tersebut menyatakan
bahwa bunga yang dibayarkan sebesar setengah dari laba
usaha tersebut. Sehingga masih dapat dipenuhi oleh
Camelopardalis Restaurant.
3) Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk melihat efektifitas manajemen yang
ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi
perusahaan.
Untuk
mengukur
profitabilitas
perusahaan
digunakan beberapa rasio, yaitu:
(a) Net Profit Margin
NPM: Earning After Tax
x 100%
Sales
116 Rasio ini menunjukkan berapa banyak keuntungan setelah
pajak yang dihasilkan dari penjualan. Pada tahun pertama
usaha ini menghasilkan kerugian setelah bunga dan pajak
sebesar - Rp 81.454.862 dan penjualan sebesar Rp
2.558.661.504 sehingga menghasilkan NPM sebesar 3,15%, namun pada tahun kedua akan naik menjadi 3,54%.
Hal tersebut menyatakan bahwa -3,15% dari penjualan yang
dihasilkan merupakan laba bersih perusahaan.
(b) Gross Profit Margin
GPM: Sales – Cost of Goods Sold
x 100%
Sales
Rasio ini menunjukkan seberapa besar total laba yang
tersedia untuk menutupi biaya lain di luar harga pokok
penjualan dan masih menghasilkan keuntungan. Pada usaha
ini penjualan tahun pertama yang diasumsikan sebesar Rp
2.558.661.504 sedangkan harga pokok penjualan yang
sebesar Rp 725.792.045 sehingga GPM yang dihasilkan
adalah sebesar 91,69% Persentase tersebut menyatakan
bahwa penjualan setelah dikurangi oleh harga pokok
penjualan masih memiliki 91,69% untuk menutupi biayabiaya usaha lainnya dan masih menghasilkan laba kotor
sebesar Rp 1.862.869.459.
117 (c) Return of Investment
ROI: Earning After Tax
x 100%
Total Asset
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik sebuah
perusahaan menggunakan seluruh aset yang diinvestasikan
untuk menghasilkan keuntungan. Usaha ini menghasilkan
EAT pada tahun pertama sebesar - Rp 81.454.862 dan
memiliki aset sebesar Rp 2.823.363.533 sehingga menghasil
ROI sebesar -2,89% sehingga memiliki arti bahwa
kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada tahun
pertama adalah sebesar -2,89% atas total aset perusahaan.
b) Struktur Permodalan
Struktur permodalan yang digunakan dalan usaha Camelopardalis
Restaurant adalah 30% merupakan pinjaman bank dan 70%
merupakan modal sendiri.
I. Manajemen Risiko
Menurut Dorfman (2008: 6) risiko adalah:
Risk is the uncertainty concerning a possible loss.
Sedangkan pengertian manajamen risiko sendiri menurut Drofman (2008:
8) adalah:
Risk management is the logical used by businesses and individuals to deal with
their espsures to loss.
Untuk mengatasi risiko-risko yang mungkin terjadi, hal pertama yang
harus dilakukan adalah menganalisa kemungkinan risiko-risiko yang akan
118 terjadi selama operasional restoran dan kemudian menganalisa hal-hal
yang dilakukan untuk mengatasi risiko-risiko tersebut.
Berikut ini merupakan risiko-risiko yang kemungkinan akan terjadi
dalam operasional Camelopardalis Restaurant sesuai dengan aspek-aspek
sebagai berikut:
1.
Aspek Pasar dan Pemasaran
Dari kedua aspek ini ada beberapa risiko yang mungkin terjadi, yaitu:
a)
Kompetitor yang sangat bersaing untuk restoran keluarga
b) Cepatnya laju pertumbuhan usaha-usaha baru yang memiliki
kemungkinan untuk menyerupai Camelopardalis Restaurant.
c)
Tren dan lifestyle komsumen yang berubah
d) Desain produk yang gagal
Untuk mengatasi risiko-risiko tersebut, Camelopardalis Restaurant
akan melakukan inovasi terhadap produk untuk ke depannya, namun
akan tetap mempertahankan keunikkan konsep. Camelopardalis
Restaurant telah memberikan perbedaan yaitu perbedaan fisik dan
rata-rata harga yang lebih rendah dibandingkan dengan competitor
lainnya. Camelopardalis Restaurant akan meminta pendapat kepada
setiap pelanggan yang datang melalui guest comment card, sehingga
pihak manajemen dapat menganalisa keinginan dan mendengarkan
kritik atau saran dari pelanggan. Selain itu, semua produk yang dijual
oleh Camelopardalis Restaurant akan didaftarkan kepada MUI untuk
mendapatkan sertifikat halal.
119 2. Aspek Teknis
Berikut merupakan risiko-risiko yang mungkin terjadi menurut aspek
teknis, yaitu:
a)
Adanya bencana-bencana alam yang terjadi seperti gempa bumi,
kebakaran, banjir, dan sebagainya.
b) Adanya kerusukan, pemogokkan, dan huru-hara yang dapat saja
terjadi selama kegiatan operasional restoran.
Untuk mengatasi risiko teknis, Camelopardalis Restaurant telah
mengasuransikan aset yang dimiliki, yaitu tenant dan peralatan yang
digunakan di QEB Insurance, yaitu asuransi All Risk yang menjamin
seluruh risiko kerugian, seperti kerusuhan, pemogokan, perbuatan
jahat, huru-hara, angin topan, badai, dan kerusakan akibat air, gempa
bumi, letusan gunung berapi, tsunami, tanah longsor, serta pergerakan
tanah. Pihak mall juga memiliki antisipasi dalam hal kebakaran yaitu
dengan menggunakan water sprinkle serta untuk keamanan dimana
setiap orang dan mobil yang masuk ke dalam mall telah melawati alat
deteksi metal atau bomb.
3. Aspek Manajemen
Berikut ini merupakan risiko-risiko yang berasal dari aspek teknis:
a) Pencurian yang dilakukan oleh karyawan.
b) Karyawan yang tidak bekerja sesuai dengan job description yang
telah diatur.
c) Terjadinya turn-over karyawan yang tinggi.
120 d) Kemungkinan adanya karyawan yang tidak memiliki loyalitas
terhadap perusahaan.
e) Manajer yang masih tergolong sangat muda dan belum
berpengalaman dalam mengelola sebuah usaha.
Untuk
mengantisipasi
Camelopardalis
dan
Restaurant
mengatasi
akan
risiko-risiko
melakukan
total
tersebut,
quantity
management, yaitu suatu pendekatan manajemen untuk suatu
perusahaan yang terpusat pada kualitas berdasarkan partisipasi semua
anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui
kepuasan pelanggan serta member keuntungan untuk semua anggota
serta pelanggan. Camelopardalis Restaurant akan menerapkan kepada
setiap pelanggan dengan memberikan guest comment untuk mengukur
kinerja karyawan dan memotivasi karyawan untuk terus memberikan
yang terbaik bagi pelanggan. Restoran juga akan memberikan
pelatihan dan pengembangan, bonus sebesar 2% dari penjualan setiap
waiter, asuransi, serta best staff of the year yang digunakan untuk
memberikan apresiasi bagi karyawan agar mereka merasa bahwa
kinerja mereka sangatlah dihargai dan gaji yang mereka dapatkan
bukan hanya dari gaji pokok, sehingga mereka dapat bersikap loyal
kepada perusahaan.
4.
Aspek Keuangan
Berikut ini merupakan risiko-risiko yang terjadi berdasarkan aspek
keuangan, yaitu:
a) Kurangnya model untuk investasi
121 b) Mengasumsikan pengembalian modal yang terlali dini
c) Kenaikkan beban sewa yang terlalu tinggi
Untuk
risiko
keuangan,
Camelopardalis
Restaurant
telah
mengasuransikan aset yang telah dijelaskan sebelumnya serta
melakukan perhitungan berdasarkan present value dan menggunakan
discount factor dalam menganalisa payback period, karena present
value tidak memiliki ketidakpastian yang dimiliki oleh future value.
Camelopardalis Restaurant juga melakukan pinjaman sebesar 30%
dari bank yang akan digunakan untuk investasi sehingga usaha ini
tidak akan kekurangan modal. Kenaikan beban sewa yang terlalu
tinggi pada tahun selanjutnya telah diasumsikan berdasarkan laju
inflasi sehingga kenaikkan telah diperkirakan sebelumnya.
122 BAB VI
SIMPULAN
A. Pendahuluan
Pendahuluan dari proposal ini berisi:
1. Gagasan awal mengenai investasi usaha komersial dalam bidang
penjualan jasa makanan dan minuman di Kota Tangerang Selatan yang
bernama Camelopardalis Restaurant.
2. Konsep yang digunakan pada usaha ini adalah berupa sebuah restoran
yang bertemakan casual dining restoran dan merupakan sebuah
restoran keluarga. Restoran ini akan menyediakan makanan barat dan
menu yang disediakan beragam dari makanan pembuka, makanan
utama, sampai makanan pencuci mulut. Seluruh bahan makanan akan
dikombinasikan dengan sayuran dan buah-buahan.
3. Tujuan studi kelayakan bisnis yang dilakukan ini adalah untuk
mempelajari mengenai perencanaan usaha ini dengan melakukan
penelitian dari data-data dan informasi yang ada.
4. Data-data yang digunakan merupakan data primer berupa survey
langsung ke lapangan melalui kuesioner, serta data sekunder yang
diperoleh melalui buku-buku, website, data statistik, dan sebagainya.
5. Konseptual mengenai bisnis terkait, yaitu mengenai pengertian
restoran, tipe kepemilikan restoran, penggolongan dan klasifikasi
restoran, tipe-tipe dari cara pelayanan, serta jenis-jenis menu.
123 B. Aspek Pasar
1. Analisis permintaan yang mencakup potensi pasar yang dituju dan
analisis kecenderungan pasar yang didapat adalah diperolah dari 200
kuesioner yang telah disebarkan, namun hanya 166 kuesioner yang
dapat diproses.
2. Analisis penawaran yang memperlihatkan perkembangan usaha sejenis
di Mall Living World, Alam Sutera dan juga mengenai analisis pesaing
dan analisis produk usaha.
3. Baur pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, promosi,
pengemasan, kerjasama, pemrograman, dan sumber daya manusia
yang digunakan dalam usaha Camelopardalis Restaurant ini.
Dilihat secara keseluruhan, aspek pasar dinilai layak karena adanya
pasar yang sesuai dengan proyek usaha.
C. Aspek Teknis
1. Analisis mengenai jenis aktivitas dan fasilitas di Camelopardalis
Restaurant.
2. Analisis mengenai penyediaan peralatan yang dibuthkan dalam
kegiatan produksi dan kegiatan pendukung lainnya.
3. Analisis perhitungan kebutuhan ruang, peilihan lokasi, serta
teknologi yang digunakan.
124 D. Aspek Manajemen
1. Analisis pekerjaan berdasarkan job description yang dibutuhkan serta
struktur organisasi restoran.
2. Kepemilikan usaha dan analisis pengelola usaha.
3. Kebutuhan tenaga kerja serta ktrampilan yang wajib dimiliki untuk
setiap posisinya.
4. Perhitungan gaji dan bonus yang diberikan setiap bulanya berdasarkan
posisinya di dalam perusahaan.
5. Dari keseluruhan investasi awal, 30% dari modal awal merupakan
pinjaman dari bank dan 70% dari modal awal merupakan modal
sendiri.
6. Legalitas untuk pembangunan usaha Camelopardalis Restaurant.
E. Aspek Keuangan
1. Investasi awal yang dibutuhkan untuk pendirian usaha diperkirakan
sebesar Rp 3.318.127.210,-.
2. Perkiraan pendapatan usaha dari makanan dan minuman yang dijual
akan
meningkat
setiap
tahunnya
berdasarkan
rata-rata
laju
pertumbuhan inflasi dan laju pertumbuhan perekonomian Kota
Tangerang Selatan pada industry restoran, yaitu sebesar 14.91%.
3. Proyeksi arus kas berdasarkan asumsi-asumsi dari perkiraan biaya
operasional.
125 4. Asumsi-asumsi yang digunakan antara lain:
a. Metode penyusutan menggunakan straight line method tanpa nilai
sisa.
b. Harga jual mengalami kenaikan sebesar 14,91% setiap tahunnya
berdasarkan rata-rata laju inflasi sebesar 5,11% dan laju
pertumbuhan perekonomian berdasarkan industri restoran sebesar
9,8% menurut Badan Pusat Statistik.
c. Biaya asuransi jamsostek sebesar 4,89% dari gaji pegawai.
d. Biaya bonus yang dibagikan kepada karyawan sebsar 2% dari hasil
penjualan setiap tahunnya.
5. Manajemen resiko berdasarkan aspek pasar dan pemasaran, aspek
teknis, aspek manajemen, serta aspek keuangan.
Dari aspek keuangan yang telah dihitung, proyek usaha ini dinilai layak
karena:
i. Payback period usaha diperkirakan 3 tahun 8 bulan 6 hari.
ii. Internal rate of return (IRR) lebih besar dari tingkat discount factor
yang berarti investasi yang dijalakan lebih menguntungkan disbanding
dengan investasi tanpa risiko.
iii. Nett present value > 0, maka usulan proyek ini layak diterima.
iv. Profitability index > 1, maka proyek dapat dikatakan sebagai proyek
yang menguntungkan.
v. Rasio keuangan yaitu berdasarkan rasio likuiditas, solvabilitas dan
profitabilitas.
126 
Download