Psikologi Kritis dan Representasi Sosial

advertisement
Matakuliah
Tahun
: Psikologi Sosial dan Intervensi Psikologi
: 2009/2010
Psikologi Kritis dan Representasi
Sosial
Pertemuan 11 & 12
Tujuan
• Mahasiswa dapat menjelaskan teori-teori yang
digunakan di dalam intervensi sosial melalui pendekatan
psikologi (C2)
• Mahasiswa dapat menunjukkan secara kritis masalah
sosial yang ada sehingga mengetahui sumber masalah
yang sesungguhnya (C3)
• Mahasiswa dapat menghubungkan perbedaanperbedaan masalah di dalam setiap komunitas dan
representasinya (C3)
Bina Nusantara
I. Psikologi Kritis
Bina Nusantara
Psikologi Awal ke Psikologi Mainstream
• Psikologi sebagai ilmu
– Membawa manusia kedalam laboratorium
– Pengaruh positivis; metode ilmu sosial disamakan
dengan metode ilmu alam (seperti hubungan sebab
akibat yang menetap (tidak berubah)
– Pengetahuan ilmiah harus objektif, lepas dari nilainilai
– Kejiwaan diukur dari tingkah-laku
• Bisakah ilmu sosial disamakan dengan ilmu alam?
Bina Nusantara
Psikologi dalam sejarah
•
Bina Nusantara
– Timbulnya perdebatan teoritis; behavioris, gestalt, kognisi
– Sejarah terbentuknya teori terpisah dari pristiwa-peristiwa
nasional dan dunia. Sejarah psikologi menjadi sejarah diskusi
intelektual dalam kelompok elit
– Teori yang bertentangan timbul adalah untuk mencapai akurasi
yang paling ilmiah bukan pada faktor ideologi atau politik
Benarkah sejarah itu netral ?
Persoalan dan Ketidakpuasan
• Manusia dianggap seperti robot; rasa dan emosinya
selalu sama
• Hubungan sebab akibat yang dihasilkan dianggap
menetap pada manusia. Keterjebakan psikologi dalam
statistic (kenikmatan sex, sehat dan tidak sehat, diliat
dari angka)
• Individu manusia dianggap sama saja dengan individu
yang lain. Con. Penelitiannya watson
• Penentu makna kehidupan ada diluar
• Kenapa banyak orang mengalami pesoalan yang
sama??
• (psikolog perusahaan ditugaskan oleh pemilik
perusahaan supaya buruh menyesuaikan kondisi mesin.
Bina Nusantara
Kehidupan penuh dengan inkositensi
• Intraksi, sikap, kehidupan manusia sulit sekali di tebak
– Ada birokrat terdidik menyatakan mendukung
kesempurnaan akademis tetapi terus menerus
menghalangi pengajaran inovativ
– Ada seorang kepala sekolah memotong-motong
istrinya
– Ada seorang aktivis lingkungan hidup yang
mendukung hidup harmoni dengan alam berubah
menjadi menggunakan politik kekerasan untuk
mencapi tujuannya
Bina Nusantara
Teori-teori yang mempengaruhi psikologi kritis
•
•
•
Teori kritis mazhab frankfrurt
– Perkembangan masyarakat hanya dilihat dari instrumental dan
teknologinya, dimensi kebudayaan dan moral cenderung dinafikan
(habermas)
– Para ilmuwan memisahkan ilmu pengetahuan dan politik, karena
berkeyakinan bahwa dua aktivitas tersebut berbeda
– Suatu imu pengetahuan sosial yang bersifat netral merupakan ilusi
belaka (horkheimer)
– Benarkah kemajuan seluruh tempat selalui mengikuti standar
positivis
Ada tiga jenis pengetahuan kebudayaan mengenai realita hidup
– Melihat kenyataan dengan apa adanya
– Jenis pikiran konfrontatif, membuat antitesa dari tesa sebelumnya
– Kritis terhadap sebuah gagasan, irasional atau rasional
Penolakan tehadap positivis
– Kaum positivis mementingkan fakta-fakta, tetapi fakta-fakta
tersebut merupakan produk masyarakat tertentu
Bina Nusantara
Teori yang mempengaruhi psikologi kritis
• Teori posmodern
– Semua keyakinan dan nilai-nilai adalah sangat relatif
– Pola hidup sebagai konstruksi yang dibentuk
– “kebenaran” hanyalah sebuah “efek” dari serangkaian
wacana atau hubungan kekuasaan yang menciptakan dan
membentuk wujud kehidupan tertentu
– Kesepakatan ilmu yang baik dan tidak, penafsirannya
tergantung siapa yang berkuasa (Althusser)
– Pengetahuan yang kita dapati sebenarnya tak lepas dari
unsur-unrus rasionalitas yang berkuasa
– Tafsir ini disemburkan dalam anggota masyarakat lewat
media massa, saluran penerangan hingga menjadi
kesadaran masyarakat yang ideologis semu palsu.
Mengapa? Masyarakat mengira itu adalah kesadarannya,
padahal kesadaran palsu hasil manipulasi ideologis kelas
pemilik tafsiran dan hegemoni arti.
Bina Nusantara
Teori yang mempengaruhi psikologi kritis
• Teori hermeneutik
– Manusia adalah mahkluk penafsir
– Penfasiran terikat dengan budaya, keinginan kita,
sejarah pemikiran kita.
– Penafsir pastilah memiliki posisinya berada di mana,
kalau tidak, bagaiana dia bisa melakukan
penilaiannya
– Benarkah peneliti bisa berjarak dengan
pemahamannya, dengan sejarah kehidupannya
– Putusan moral dan politis kita selalu terikat dengan
konteks lingkungan dan masalah tertentu.
Bina Nusantara
Manusia sebagai agen dan sebagai struktur
• Manusia bukan saja merupakan bagian dari struktur
tetapi juga agen yang dapat melawan dan merubah
struktur
• Jika memiliki kekuasaan yang kuat, manusia dapat
memonopoli pengatahuan
– Siapa yang normal dan tidak normal
• Nilai di liat dari penanda dan yang ditandai (bengong
aja, jahat tidak jahat)
Bina Nusantara
Manusia sebagai agen dan struktur
• Ada 4 wacana yang erkembang dalam masyarakat
menurut lacan (Ecrit, 1966)
– Wacana akademik: sekedar mengiyakan, sekedar
penerima saja
– Wacana penguasa: acuan nilai selalu berpihat pada
yang atas bukan yang bawah
– Wacana histeris: adanya pertentangan hasrat dengan
idealitas (atas-bawah)
– Wacana analis: subyek menyadari batas ideal
hasratnya sendiri terhadap hasrat penguasa
Bina Nusantara
Psikologi sebagai alat penguasa
• Penguasa sebagai patokan lambang nilai baik dan tidak
baik; yang tidak setuju dengan pemerintahan adalah
penyakit
• Pengetahuan psikologi berharga untuk mereka yang
berkuasa
• Produk ilmu dalam psikologi adalah pesanan dari
penguasa
• Ilmu psikologi sebagai alat untuk penjualan
• Kemajuan psikologi berguna bagi lembaga kontrol sosial
Bina Nusantara
Psikologi sosial
• Masyarakat ideal ?? (ciri2 orang sukses)
– Kegagalan dan kesuksesan dibebankan pada individu
dalam sudut pandang yang individualistis (ini adalah
idealisme amerika menurut samson)
– Apa relevansi psikologi sosial terhadap keinginan
memajukan kesejahteraan manusia? (Amerika,
Gender)
– Siapa yang diteliti?
• ¾ Dalam 3 jurnal utama psikologi sosial 80-85,
menggunakan mahasiswa sbg satu2nya partisipan
penelitian
Bina Nusantara
Psikologi sosial
• Apa yang diteliti??
– Individu sebagai bagian dari sosial? (intraksi sebagai
bagian sosial dillupakan)
– Topik-topik seperti perilaku kolektif, hubungan dlam
kelompok, dan konflik sosial kurang mendapat
perhatian
– Diri, ingatan manusia, proses infrensi sosial, lebih
mendapat perhatian
Ilmu pengetahuan yang mempelajari dan meyelidiki
pengalaman dan tingkah-laku individu manusia
seperti yang dipengaruhi atau ditimbulkan oleh
situasi2 sosial
Bina Nusantara
Psikologi sosial
• Benrkah penelitian eksperimen dalm lab dpt bnr
mengkondisikan partisipan secara almiah? (lingkungan
juga mempengruhi sifat)
• Mana yang lebih manusiawi, kua-kwan?
• Golongan apa sang peneliti?
– White american
– Menengah keatas
– Bisakah mereka memberikan gambaran yang relevan
tentang kehidupan bagi seluruh manusia
Bina Nusantara
Tujuan psikologi kritis
• Fokus kepada pencapaian keadilan sosial
• Memajukan kesejahteraan masyarakat secara umum
• Mengubah status quo masyarakat dan status qua
psikologi
Bina Nusantara
Tujuan psikologi kritis
• Membuka kembali dialog dengan ilmu politik, filsafat,
antropologi
• Menghilangkan ketidak adilan dan penindasan (di mana
tuhan beserta?)
• Tidak mengntukan yang kuat dan merugikan yang lemah
Bina Nusantara
II. Representasi Sosial
Bina Nusantara
Istilah representasi sosial
• Mengacu pada produk dan proses yang menandai
pemikiran pada masyarakat awam (diambil dari kata
common sense dan untuk selanjutnya akan disebut
sebagai pikiran awam),
• Suatu bentuk pemikiran praktis, secara sosial
dielaborasi, ditandai oleh suatu gaya dan logika khas,
dan dianut oleh para anggota sebuah kelompok sosial
atau budaya.
Bina Nusantara
Akar Representasi Sosial
• Teori representasi kolektif Emile Durkheim (Moscovici
dan Duveen, 2000 : 30), yang mendeskripsikan
keseluruhan bentuk intelektual termasuk sains, agama,
mitos, modalitas waktu dan ruang dan lainnya, termasuk
emosi atau kepercayaan dalam suatu komunitas.
• Untuk Durkheim representasi sosial hanya proses
dimana individu secara simbolis mengkonstruksi realitas,
rumusan kognitif yang ditandai dengan integrasi kolektif
tertentu. Konsep ini mencakup suatu posisi
intermediasi antara sosiologi dan psikologi, pada titik
dimana individu dan kolektif (atau sosial) bersilangan
atau berhubungan.
Bina Nusantara
• Pengetahuan merupakan bentuk konsensus, dimana
sesuatu disetujui daripada didemonstrasikan, dimana
aturan mengenai pemikiran ilmiah digantikan oleh suatu
konvensi yang diproduksi oleh rumusan kolektif (seperti
yang terjadi ketika rumor disebarluaskan).
• Dalam representasi kolektif, individu adalah sesuatu
yang pasif, yang bertindak karena digerakkan atau
dipengaruhi oleh lingkungannya. Modalitas sains,
agama, mitos, waktu dan ruang dan lainnya di
lingkungan sosial yang mendorong individu untuk
melakukan suatu tindakan sosial
Bina Nusantara
• Konsep representasi kolektif yang statis tidak mampu
menangkap keseluruhan pengetahuan dan kepercayaan
yang terdapat di masyarakat
• Representasi Sosial menolak konsep rasionalitas mutlak
ini karena adanya dinamika pada masyarakat dengan
adanya komunikasi interpersonal maupun kelembagaan.
Tahun 1960-an representasi sosial mulai dikembangkan
di Eropa oleh Moscovici, dengan dasar pemikiran dari
psikologi sosial.
Bina Nusantara
• Representasi sosial merupakan suatu cara untuk
memahami dan menjalankan dunia yang dibagi bersama
(shared) oleh suatu masyarakat tertentu. Tradisi
representasi sosial adalah suatu upaya untuk
memperjuangkan keberadaan konsensus-konsensus
sosial, berupaya untuk menjelaskan bagaimana
orang yang berbeda dapat memahami suatu hal yang
sama dengan cara yang sama
Bina Nusantara
Representasi sosial menurut Moscovici
• adalah seperangkat konsep, pernyataan atau penjelasan
yang berasal dari hidup sehari-hari pada masyarakat
aktual atau kontemporer dan terjadi karena adanya
proses komunikasi antar individu (Potter dan Linton,
1985).
Bina Nusantara
Tujuan dari pendekatan representasi
sosial
• untuk mengkaji pengetahuan “common sense ” mengenai obyek
yang abstrak atau suatu teori.
• Pengembangan pengetahuan bersama ini dimulai ketika obyek atau
teori tersebut menjadi masalah dalam konteks sosial (Clemence,
2001).
• Aspek fundamental yang perlu diperhatikan adalah bahwa
representasi sosial sangat beragam tergantung dari kategori
individu, kelompok atau sosial dan hal ini berkaitan dengan sejarah
dan integrasi sosialnya masing-masing (Mugny & Carugati, 1989 :
26).
• Representasi sosial juga merupakan sistem representasi simbolik
yang dikonstruksi oleh masyarakat dalam proses komunikasi dan
interaksi sosial. Ruang dimana representasi sosial diolah adalah
ruang hidup sehari-hari atau praktek hidup keseharian, oleh karena
itu representasi sosial sering disebut sebagai antropologi
masyarakat modern
Bina Nusantara
Sebagai teori dasar
• Representasi sosial selalu berhubungan dengan tiga hal
yaitu konteks, makna dan bahasa (linguistik).
• Konteks selalu mempertimbangkan bahwa representasi
sosial sebagai pengetahuan yang berkembang dalam
masyarakat dan selalu berkaitan dengan konteks
sejarah, struktur sosial dan budaya.
• Makna terbentuk merupakan konstruksi sosial makna
atas setiap hal.
• Bahasa merupakan hasil proses interaksi sosial dan
berfungsi sebagai peralatan kognitif untuk
menginterpretasikan sesuatu hal pada dunia sosial
(Moscovici dan Duveen, 2000)
Bina Nusantara
Fungsi Representasi Sosial
• suatu sistem nilai, ide dan tindakan untuk membentuk
aturan yang memungkinkan individu untuk
mengorientasikan dirinya pada dunia sosial dan materi
untuk mengendalikannya (objectivication), serta untuk
memungkinkan menempatkan komunikasi antar anggota
masyarakat dengan menyediakan suatu kode untuk
pertukaran sosial dan kode untuk menamakan dan
mengklasifikasikan berbagai aspek yang ada di
dunianya, serta sejarah individu dan kelompok
(anchoring) (diterjemahkan dari Moscovici, 1973 hal. xiii)
Bina Nusantara
Download