Tiongkok dan Eropa Sepakat Selamatkan Bumi U-5 | Sabtu, 3 Juni 2017 | 12:11 http://sp.beritasatu.com/home/tiongkok-dan-eropa-sepakat-selamatkan-bumi/119303 Gugusan gletser British Columbia di Kanada Barat menyusut dengan cepat, sehingga telah menjadi masalah utama perubahan iklim. [Google] [BRUSSELS] Tiongkok dan Uni Eropa (UE), pada Jumat (2/6), menyatakan bersatu teguh untuk menyelamatkan dunia dari perubahan iklim. Tiongkok dan Eropa tetap bertahan menentang keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyatakan keluar dari pakta perubahan iklim Paris. “Langkah Trump adalah kesalahan besar,” kecam Donald Tusk, salah satu pejabat tinggi UE. Negara lain, termasuk India, bahkan memberi isyarat komitmen terhadap kesepakatan perubahan iklim. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, saat AS seharusnya tetap dalam kesepakatan Paris 2015, dia tidak akan menghakimi Trump. Trump mengumumkan penarikan mundur AS pada Kamis, yang mengacu tema kampanye "America First". Dia mengatakan bahwa berpartisipasi dalam pakta tersebut akan merusak ekonomi AS, menghapus lapangan pekerjaan, melemahkan kedaulatan nasional, dan menempatkan AS pada kerugian permanen. Pernyataan Trump didukung anggota pemerintahannya, termasuk Wapres Mike Pence dan Kepala Badan Pelestarian Lingkungan Scott Pruitt. Pada Jumat, mereka mengatakan kesepakatan Paris tersebut memberikan beban luar biasa bagi AS. 1 "Itu adalah transfer kekayaan dari ekonomi paling kuat di dunia ke negara lain di seluruh planet ini," kecam Pence di televisi. Pascapernyataan Trump, ada kecemasan dan kemarahan di seluruh dunia. Tetapi Prancis menyatakan akan terus bekerja sama dengan sejumlah negara bagian AS. dan kota-kota untuk terus berjuang melawan perubahan iklim. Bahkan gubernur New York, California dan Washington telah mengumumkan pembentukan "aliansi iklim" yang berkomitmen pada tujuan Paris. Organisasi Meteorologi Dunia memperkirakan bahwa penarikan AS dari kesepakatan Paris untuk pemotongan emisi bisa menambah 0,3 derajat Celcius pada suhu global pada akhir abad ini dan menjadi skenario terburuk. Kanselir Jerman Angela Merkel yang biasanya sangat berhati-hati dengan pernyataannya, mengatakan kesepakatan iklim Paris 2015 sangat dibutuhkan untuk melestarikan Penciptaan Tuhan. “Kepada siapa pun, memiliki masa depan planet kita adalah penting, saya katakan mari terus menyusuri jalan ini sehingga kita berhasil meraih sukses untuk Ibu Bumi kita," katanya pada tepuk tangan dari anggota parlemen. Di Paris, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengubah slogan kampanye "Make America Great Again" Trump dengan mengatakan, sudah waktunya "membuat planet bumi ini hebat lagi". Tidak diragukan lagi bahwa mundurnya Amerika Serikat akan membuat dunia semakin sulit untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh Kesepakatan Iklim Paris, yaitu mempertahankan penurunan temperatur global jauh di bawah 2'C. Amerika Serikat menyumbang sekitar 15% emisi karbon global namun juga pada saat bersamaan merupakan sumber penting keuangan dan teknologi untuk negara-negara berkembang dalam upaya mengatasi peningkatan suhu.[AFP/BBC/U-5] 2