UNIVERSITAS BINA NUSANTARA School of Business Management Skripsi Sarjana Ekonomi Semester Genap 2014/2015 PERENCANAAN BAHAN BAKU PERAKITAN GENSET DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING PADA PT. PRIMA MARKET JAYA ABADI Nobon - 1401084774 [email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk melakukan perhitungan perencanaan bahan baku yang paling tepat pada PT. Prima Market Jaya Abadi dengan menggunakan metode Material Requirement Planning. Pada penelitian ini perhitunganMaterial Requirement Planningmenggunakan pendekatan Lot for Lot, Material Requirement Planning pendekatan Economic Order Quantity, dan Material Requirement Planning pendekatan FixedPeriod Requirements. Hasil dari penelitian ini dengan pendekatan Lot fot Lot sebesar Rp. 2.111.000, Pendekatan Economic Order Quantity sebesar Rp. 2.173.719, pendekatan Fixed Period Requirements sebesar Rp. 2.096.400, maka dapat disimpulkan bahwa perhitungan perencanaan bahan baku yang paling optimal adalah pendekatan Fixed Period Requirements. Kata Kunci: Lot for Lot, Economic Order Quantity, Fixed Period Requirements. 1 1. LATAR BELAKANG Pertumbuhan industri Generator Set atau sering disebut genset memang sedang menunjukkan trend yang positif. Hal ini terbukti dari hasil observasi pada www.dieselserviceandsupply.com dimana dijelaskan bahwa menurut Global Industry Analysts, Inc., selaku analis pada bidang mesin pembangkit listrik dan mesin-mesin bermuatan listrik menjelaskan bahwa industri pembangkit komersial ditetapkan untuk mampu menggarap pendapatan mencapai $ 73.200.000.000 pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa memang industri mesin pembangkit listrik memiliki potensi yang sangat cerah. Terutama di Indonesia, perkiraan turunnya harga solar yang akan terjadi pada bulan Februari 2015, menjadi fenomena tersendiri pada industri genset, dikarenakan hal ini menjadi peluang bagi industri genset, dikarenakan gairah konsumen untuk menggunakan mesin genset kembali meningkat. Dengan perkembangan yang positif pada industri permesinan, terutama mesin genset, maka perusahaan-perusahaan yang saat ini bergerak dalam perakitan genset harus mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan merakit genset dengan kualitas yang terbaik. Selain itu, melihat dari perkembangan industri permesinan di Indonesia yang tumbuh secara signifikan mencapati 2.400 perusahaan, membuktikan bahwa permintaan atas produk atau mesin genset memang sangat tinggi. Hal ini juga terlihat dari pentingnya mesin genset pada beberapa bangunan yang sangat berketergantungan dengan daya listrik seperti Mal, Rumah Sakit, dan sebagainya. Oleh Karena itu, perusahaan perakitan genset sangat perlu memperhatikan kegiatan perakitan genset mulai dari perencanaan bahan baku hingga produk siap untuk didistribusikan. Dalam seluruh kegiatan yang dijalankan pada perakitan genset, manajemen operasional memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan teori manajemen operasional yang dikemukakan oleh Heizer dan Rander (2009,p:4) dimana dijelaskan bahwa manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen operasional menyangkut seluruh aktifitas dari bahan baku hingga bahan siap didistribusikan. Oleh karena itu, manajemen operasional dalam sebuah perusahaan manufaktur, terutama perusahaan perakitan genset yang saat ini sedang berkembang, harus menjaga efektifitas dan efisiensi perakitan genset itu sendiri, karena jika manajemen operasional tidak diterapkan dengan tepat, maka kerugian utama yang dapat diterima 2 oleh perusahaan adalah kerugian dalam bentuk financial diakibatkan kesalahan perhitungan bahan baku, banyaknya bahan baku yang terpendam dalam gudang, hingga waktu pengiriman bahan baku yang terlambat. PT. Prima Market Jaya Abadi adalah sebuah perusahaan perakitan genset yang beralamat di Jalan Kamal raya no 88, Tegal Alur, Jakarta Barat. Salah satu Generator Set yang memiliki peminat sangat tinggi adalah Genset 16DC. Permasalahan yang saat ini terjadi pada PT. Prima Market Jaya Abadi adalah permasalahan mengenai perhitungan bahan baku yang masih bersifat asumsi semata dan konvensional dengan menggunakan catatan kertas sehingga perhitungan bahan baku sering salah sehingga sering terjadi penumpukan bahan baku, terutama pada perakitan Genset 16 DC. Hal ini dapat terbukti dari tabel berikut: Tabel Kelebihan Persediaan Bahan Baku PT. Prima Market Jaya Abadi Unit Tahun 2015 Bulan Bolt Screw Gasket Nut Januari 94 2 0 12 Februari 99 5 2 17 Maret 104 8 4 21 April 120 10 5 30 Sumber: Data sekunder, PT. Prima Market Jaya Abadi Dari tabel di atas, terlihat bahwa bahan baku dalam perakitan genset yang berlebih memang terus mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena perhitungan bahan baku yang sering salah. Hal ini menyebabkan PT. Prima Market Jaya Abadi mengalami kerugian dalam mengeluarkan biaya perawatan bahan baku, serta poros magnet sebagai salah satu bahan dasar yang mudah rusak pun sering mengalami kerusakan dikarenakan disimpan di gudang dalam waktu yang lama. Bukti lain yang memperkuat permasalahan mengenai buruknya sistem pemesanan bahan baku yang diterapkan oleh PT. Prima Market Jaya Abadi saat ini adalah jumlah pemesanan yang terus berulang akibat waktu pemesanan yang sering terjadi secara mendadak dan dapat dibukti kan dari grafik berikut: Tabel Peningkatan Jumlah PT. Prima Market Jaya Abadi 3 Tahun 2015 Bulan Jumlah Pemesanan Januari 4 kali Februari 7 kali Maret 11 kali April 13 kali Sumber: Data sekunder, PT. Prima Market Jaya Abadi Dari tabel di atas, terlihat jumlah pemesanan terus mengalami peningkatan dikarenakan perusahaan sering melakukan salah perhitungan bahan baku, menyebabkan perusahaan perlu mengeluarkan biaya yang cukup mahal untuk melakukan pemesanan setiap terjadi kekurangan bahan baku. Hal ini menunjukkan bahwa memang PT. Prima Market Jaya Abadi sedang mengalami permasalahan pada pemesanan dan pengaturan bahan baku. Tabel Peningkatan BiayaPemesanan PT. Prima Market Jaya Abadi Tahun 2015 Bulan Biaya Janurari Rp 8.023.991 Februari Rp 9.794.221 Maret Rp10.982.421 April Rp11.274.221 Sumber: Data sekunder, PT. Prima Market Jaya Abadi Menurut penelitian yang dijalankan oleh Dinesh et al (2014) dijelaskan bahwa metode yang tepat untuk membantu perusahaan menyelesaikan permasalahan perhitungan dan perencanaan bahan baku dalah metode Material Requirement Planning. Dari uraian tersebut, maka penelitian ini akan dilanjutkan guna membantu perusahaan menyelesaikan permasalahan perhitungan bahan baku dan penelitian ini akan diberi judul: “Perencanaan Bahan Baku Perakitan Genset Dengan Metode Material Requirement Planning pada PT. Prima Market Jaya Abadi” 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini berbentuk kuantitatif dengan menggunakan alat ukur penghitungan berupa pendekatan deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: 1. Studi kepustakaan (Library Research) 4 Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data sekunder, maka dilakukanlah studi kepustakaan melalui buku-buku, artikel, jurnal, dan literature lainnya guna menunjang penelitian ini. 2. Wawancara (Interview) Merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab kepada pemilik pada PT. Prima Market Jaya Abadi Pertanyaan yang diajukan mengenai permasalahan perhitungan baan baku pada PT. Prima Market Jaya Abadi. 3. LANGKAH METODOLOGI Pendekatan Material Requirement Planning 1. Pendekatan Economic Order Quantity Menurut Heizer dan Render (2010,p:320) EOQ merupakan salah satu teknik pengendalian persediaan tertua dan paling terkenal. Teknik ini relatif mudah digunakan, tetapi didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut : 1) Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan. 2) Lead Time waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanandiketahui dan bersifat konstan. 3) Persediaan diterima dengan segera. Dengan kata lain, persediaan yang dipesan tiba dalam bentuk kumpulan produk, pada satu waktu. 4) Tidak mungkin diberikan diskon. 5) Biaya variabel yang muncul hanya biaya pemesanan dan biaya pemyimpanan persediaan sepanjang waktu. 6) Keadaan kehabisan Stock (kekurangan) dapat dihindari sama sekali bila pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.Dengan adanya pengendalian persediaan bahan baku, makaperusahaan sangat perlu untuk dapat menentukan kuantitas pembelian yang optimal (sering disebut EOQ). Dengan EOQ, perusahaan akan dapat menentukan berapa jumlah pesanan yang paling ekonomis dengan ditentukannya kebutuhan dalam periode tertentu, biaya pesan, dan biaya simpan. Dalam menerapkan EOQ ada biaya - biaya yang diperhitungkan dalam penentuan jumlah pembelian yaitu : a) Biaya Pemesanan 5 Biaya pemesanan merupakan biaya yang langsung terkait dengan kegiatan pemesanan yang dilakukan perusahaan.Biaya pemesanan berubah ubah sesuai frekuensi pemesanan. Dengan demikian semakin sering perusahaan melakukan pemesanan bahan, maka biaya pemesanan akan semakin besar. Biaya pemesanan berfluktuasi, bukan dengan jumlah yang dipesan tetapi dengan frekuensi pesan.Contoh biayapemesanan yaitu: biaya telepon, biaya faximile, biaya administrasi. b) Biaya Penyimpanan Biaya Penyimpanan adalah Biaya yang harus ditanggung perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan. Biaya penyimpanan berfluktuasi sesuai dengan tingkat persediaan, semakin besar pula biaya simpannya. Contoh biaya penyimpanan antara lain: biaya simpan bahan, biaya asuransi, biaya kerusakan bahan dalam penyimpanan, biaya pemeliharaan bahan, biaya sewa gedung persatuan unit bahan, biaya fasilitas penyimpanan. Hubungan antara kedua jenis biaya (biaya pesan dan biaya simpan), dengan jumlah pesanan dapat dilihat dari gambar sebagai berikut : Gambar Biaya Persediaan Metode EOQ Sumber: Heizer dan Render (2010) Biaya pesan menunjukkan kurva menurun dengan tingkat yang semakin rendah. Walaupun demikian, kurva ini tidak akan pernah memotong sumbu mendatar, yaitu sumbu jumlah pesanan. Hal ini disebabkan karena apabila jumlah yang dipesan sedikit, maka dalam satu tahun berarti melakukan pesanan yang berulang kali (frekuensi pemesanan tinggi).Dengan demikian biaya pesannya juga tinggi.Sebaiknya apabila jumlah yang dipesan besar, maka frekuensi pesanan rendah, dengan demikian biaya pesannya rendah. 6 Biaya simpan sebaliknya, merupakan garis yang selalu meningkat dengan semakin besarnya jumlah barang yang dipesan.Dan garis ini berbentuk lurus, karena biaya simpan dianggap proporsional kenaikannya.Semakin besar barang yang dipesan, semakin besar pula biaya simpannya. Dengan demikian garisnya akan berasal dari titik nol, kemudian meningkat sesuai dengan jumlah barang yang dipesan. Biaya Persediaan diberi notasi TIC, merupakan penjumlahan dari biaya pesan dan biaya simpan. TIC minimum, maka dalam jumlah pesanan tersebut dikatakan jumlah pesanan yang paling ekonomis (EOQ), dan rumus yang digunakan untuk menghitung TIC yaitu : Dimana: TIC = Total Biaya Persediaan Q = Jumlah barang setiap pemesanan D = Permintaan Tahunan barang persediaan dalam unit S = Biaya pemesanan untuk setiap pemesanan H = Biaya penyimpanan Sedangkan untuk menentukan jumlah Pesanan yang ekonomis (EOQ) adalah sebagai berikut : Dimana : Q* = Jumlah pesanan yang ekonomis D = Jumlah kebutuhan bahan dalam satuan unit pertahun S = Biaya pemesanan untuk setiap kali H = Biaya penyimpanan per unit per tahun 2. Pendekatan Lot for Lot (LFL) 7 Lot for Lot adalah pendekatan sederhana dalam menentukan Schedule pemesanan untuk setiap periode. Dalam membeli item jumlah yang dibutuhkan dapat ditentukan secara pasti untuk setiap periode, dengan demikian item diperoleh dari period ke periode. pendekatan ini menghilangkan biaya penyimpanan, karena persediaan nol pada setiap periode. Off Setting Off Setting bertujuan untuk menentukan saat tepat untuk melakukan rencana pemesanan untuk memenuhi net requirements di atas. Rencana pemesanan (Planned Order Receipts) diperoleh dengan cara mengurangkan saat awal tersedianya net requirement yang diinginkan dengan Lead Time. Exploding / Explosion Adalah proses perhitungan kebutuhan (Gross Requirement) untuk item pada level yang paling bawah. Dasar untuk menentukan kebutuhan, item-item ini didalam tiap tahap, langsung maupun tidak langsung, yang diturunkan dari MPS, bergantung pada posisinya pada struktur produk. Pendekatan Lot for Lot menurut Heizer dan Render (2010) adalah pendekatan yang terfokus pada biaya pemesanan karena seluruh pemesanan yang dilakukan tepat sesuai dengan kebutuhan dan tidak ada persediaan yang dipersiapkan untuk periode selanjutnya. 3. Pendekatan Fixed Period Requirement Menurut Heizer dan Render (2010), Teknik Fixed Period Requirement ini menggunakan konsep interval pemesanan yang konstan, sedangkan ukuran kuantitas pemesanan (Lot Size) bervariasi. Bila dalam metode FOQ besarnya jumlah ukuran lot adalah tetap sementara selang waktu antar pemesanan tidak tetap, sedangkan dalam metode FPR ini selang waktu antar pemesanan dibuat tetap dengan ukuran lot sesuai pada kebutuhan bersih. Ukuran kuantitas pemesanan tersebut merupakan penjumlahan kebutuhan bersih dari setiap periode yang tercakup dalam interval pemesanan yang telah ditetapkan. Penetapan interval penetapan dilakukan secara sembarang. Pada teknik FPR ini, jika saat pemesanan jatuh pada periode yang kebutuhan bersihnya sama dengan nol, maka pemesanannya dilaksanakan pada periode berikutnya. Dalam penelitian ini, interval Fixed Period Requirement yang digunakan adalah 2 hari. Hal ini didapat dari persetujuan dengan pihak perusahaan yang memang 8 menyatakan bahwa pemesanan untuk seluruh bahan baku yang diteliti maksimal adalah dua hari sekali. 4. SIMPULAN Dari hasil analisis yang telah dijalankan, maka simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Dengan menggunakan perhitungan Material Requirement Planning dengan pendekatan Lot for Lot pada PT. Prima Market Jaya Abadi maka biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk setiap minggunya sebesar Rp2.111.000,-.Dengan pendekatan ini, tidak dilakukan perhitungan perencanaan persediaan sehingga seluruh pemesanan disesuaikan dengan kebutuhan. 2. Dengan menggunakan perhitungan Material Requirement Planning dengan pendekatan Economic Order Quantity pada PT. Prima Market Jaya Abadi maka biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk setiap minggunya sebesar Rp2.173.719,-. Dengan pendekatan ini, diperhitungkan perencanaan persediaan kedepannya sehingga pada periode selanjutnya masih ada persediaan ditangan. 3. Dengan menggunakan perhitungan Material Requirement Planning dengan pendekatan Fixed Period Requirement pada PT. Market Jaya Abadi maka biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk setiap minggunya sebesar Rp 2.096.400,-. Dengan pendekatan ini, tidak dilakukannya perhitungan perencanaan persediaan sehingga seluruh pemesanan disesuaikan dengan interval waktu. 4. Rekomendasi yang paling tepat untuk diterapkan oleh PT. Prima Market Jaya Abadi dalam melakukan perencanaan bahan baku adalah metode Material Requirement Planning dengan pendekatan Fixed Period Requirements karena total biaya lebih rendah dibandingkan total biaya perhitungan Material Reqiurement Planning pendekatan Lot for Lot dan Material Requirement Planning pendekatan Economic Order Quantity. 9 DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. (2010). Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Hasibuan, M. S. P. (2010), Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hasibuan, M. S. P. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara: Jakarta. Heizer, Jay dan Render, Barry. (2009). Manajemen Operasi Buku 1. Jakarta: Salemba Empat Heizer, Jay dan Render, Barry. (2010). Manajemen Operasi Edisi Kesembilan Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Heizer, Jay dan Render, Barry. (2015). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat Plunkett, Allen, Gemmy and Attner, Raymond. (2013). Management : Meeting and Exceeding Customer Expectations. 10th Edition. USA : Nelson Education Ltd. Prasetya, Hery dan Lukiastusi, Fitri. (2009). Manajemen Operasi. Yogyakarta: Media Pressindo. Sekaran, U & Bougie, R. (2013). Research Methods for Business. United Kingdom: Wiley. Stevenson, William J. dan Chuong. Sum Chee. (2014). Manajemen Operasi Perspektif Asia, Edisi 9 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Syamsuddin, Abin. (2004). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Uno, Hamzah B. (2009). Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara. Penelitian Terdahulu Dinesh E. D. et, al.(2014). Material Requirement Planning for Automobile Service Plant. International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology, Vol. 3, Issue 3, 2014. Sadeghi, Haibatolah, et, al. (2014). A Simultaion method for Material Requirement Planning supply dependent demand and uncertainty lead-time. African Journal of Business Management, Vol. 8(4), 2014. 10 Irwansyah, Dwika Ery. (2010). Penerapan material requirements Planning (MRP) dalam perencanaan Persediaan bahan baku jamu sehat Perkasa pada PT. Nyonya Meneer Semarang. Fakultas Ekonomi Diponegoro., 2010. 11