Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 ISSN 2087-9016 PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS IVA SDN 9 SESETAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 I Gusti Ayu Arista Widari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Ketut Suwija Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT The aim of this action research is to know whether there is an improvement in learning activity and achievement of grade IV students in learning three dimension shapesthrough the implementation of realistic approach. This research was conducted in Primary school 9 Sesetan in the academic year 2011/2012. The subjects of this study were 45 students of grade IV Primary school 9 Sesetan. The data collected in this research covered: students’ learning activity which was collected from observation, and students’ achievement data which was collected through some achievements test in form of objective and essay. This research was conducted in two cycles. The result of this study shows that the students’ learning activity in cycle one was quite active, and in cycle two the students’ learning activity was categorized as active. From the achievement of the students it was found that the average score, learning capacity, and learning outcome from the pre-cycle, cycle 1, and cycle 2 consecutively are: 4.98, 49.80% and 26.67%; 6.66, 66.60% and 53.30%; then 8.20, 82% and 91.10%. From the result of data analysis and discussion, then it can be concluded that there is an improvement in terms of students’ learning activity and achievement of IV grade students of Primary school 9 Sesetan in the academic year 2011/2012 in learning three dimension shapes through the use of realistic approach. Key words: learning activity, achievement, realistic approach bagi PENDAHULUAN Pendidikan merupakan manusia, pendidikan sebab manusia tanpa akan Sekolah sulit kebutuhan sepanjang hayat, setiap berkembang. manusia membutuhkan pendidikan pelaksana sampai kapanpun dan dimanapun ia formal terdiri atas pendidikan dasar, berada. Pendidikan sangat penting pendidikan lembaga sebagai pendidikan menengah dan 189 I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija pendidikan tinggi, yang berfungsi Sekolah dasar merupakan untuk meneruskan nilai-nilai luhur lembaga pertama bagi peserta didik bangsa muda. untuk belajar membaca, menulis dan Pendidikan juga merupakan salah berhitung. Kemampuan berhitung di satu sekolah dasar memiliki beberapa pada upaya kualitas generasi untuk meningkatkan sumber daya manusia tujuan diantaranya menanamkan dan (SDM) baik fisik, mental maupun meletakkan landasan berhitung yang spiritual. kuat untuk mempelajari pengetahuan Dalam proses belajar mengajar di sekolah, beberapa siswa bidang mempelajari studi termasuk tentang matematika, kemampuan dalam disamping memecahkan masalah. Untuk mengatasi masalah matematika. Matematika mempunyai pembelajaran peranan yang sangat berbagai penting dalam kehidupan sehari-hari matematika menyarankan agar siswa maupun dalam membantu bidang diarahkan mempelajari matematika ilmu lainnya. Mengingat pentingnya dalam konteks dimana siswa dapat peranan matematika, timbul harapan melihat penerapan matematika dalam agar prestasi belajar matematika situasi nyata. Oleh karena, itu siswa dapat ditingkatkan. Tetapi dalam tidak akan merasa asing dengan kenyataan matematika dan sedikit demi sedikit belajar menunjukkan matematika siswa prestasi masih tergolong rendah. Berbagai upaya di sekolah pakar dasar pendidikan siswa akan menyukai matematika. Salah satu materi yang telah dilakukan, dan berbagai metode diajarkan di sekolah dasar adalah pembelajaran dicobakan, bangun ruang. Pembelajaran bangun namun hasil yang diperoleh belum ruang di sekolah dasar cenderung optimal berorientasi pada guru. Guru jarang telah sesuai diharapkan. Hal dengan ini yang disebabkan memulai pelajarannya dengan karena masih banyaknya anggapan masalah nyata mengenai bangun siswa yang kurang positif terhadap ruang, yang kemudian diarahkan matematika. pada penemuan konsep, prosedur matematika, dan prinsip bangun 190 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 ruang itu sendiri. Akibat dari pembelajaran tersebut adalah siswa kurang mampu dalam penalaran bangun ruang. ISSN 2087-9016 membayangkan konsep yang sedang dibahas. Sehubungan dengan itu, alternatif pendekatan yang dipandang Berdasarkan hasil wawancara sesuai diterapkan untuk mengatasi dengan guru matematika kelas IVA masalah tersebut adalah pendekatan SDN 9 Sesetan yang dilakukan pada pembelajaran matematika realistik tanggal 17 Januari 2012, diperoleh (PMR). Dalam pendekatan ini, siswa data bahwa rata-rata skor untuk mata diberikan kesempatan sendiri untuk pelajaran matematika siswa kelas menemukan ide maupun konsep- IVA SDN 9 Sesetan dalam tes konsep, dimana dalam konsep ini sumatif pada semester I tahun 2012 diawali dengan masalah realistik. yaitu 6,25. Ini menunjukan bahwa Suatu masalah realistik tidak harus pretasi belajar siswa masih tergolong selalu berupa masalah yang ada di rendah, karena rata-rata skor masih dunia nyata dan bisa ditemukan di bawah standar minimal yaitu 6,5. dalam kehidupan sehari-hari siswa, Setelah kegiatan namun dilakukan pengamatan wawancara terhadap suatu masalah disebut realistik jika masalah tersebut dapat kegiatan pembelajaran matematika di dibayangkan kelas kegiatan pikiran siswa. Dalam pembelajaran pengamatan di kelas berlangsung, matematika realistik, permasalahan diduga bahwa penyebab rendahnya realistik digunakan sebagai fondasi prestasi belajar siswa adalah guru dalam dalam cenderung matematika, kemudian definisi akhir, menggunakan metode konvensional, sifat dan teorema dapat ditemukan. siswa terlihat pasif, guru jarang Untuk hal tersebut siswa diharapkan memposisikan ke lebih aktif berdiskusi dan melakukan atau refleksi agar dapat mengkonstruksi menggunakan konsep-konsep matematika. Dengan dalam IVA. Selama mengajar pembelajaran suatu konteks pembelajaran yang permasalahan realistik, siswa kurang sehingga mampu atau nyata membangun menerapkan dalam konsep pendekatan pembelajaran matematika realistik 191 I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija akan dapat menimbulkan semangat, peningkatkan aktivitas belajar siswa gairah dan percaya diri dalam belajar kelas IVA SDN 9 Sesetan tahun sehingga pelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. dalam pembelajaran bangun ruang melalui Fokus dalam penelitian ini adalah 2011/2012 penerapan pendekatan penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik, dan (2) untuk pembelajaran matematika realistik mengetahui sebagai meningkatkan peningkatkan prestasi belajar siswa aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas IVA SDN 9 Sesetan tahun dalam pembelajaran bangun ruang pelajaran pada siswa kelas IVA SDN 9 Sesetan pembelajaran bangun ruang melalui Tahun penerapan pendekatan pembelajaran upaya Pelajaran Permasalahan yang 2011/2012. ingin dicari (1) apakah terjadi terjadi 2011/2012 dalam matematika realistik. jawabannya dalam penelitian ini adalah apakah Treffers 2012:21) (dalam Wijaya, menyatakan bahwa peningkatan aktivitas belajar siswa pembelajaran matematika realistik kelas IVA SDN 9 Sesetan Tahun adalah Pelajaran yang menggunakan permasalahan 2011/2012 dalam pendekatan pembelajaran bangun ruang melalui realistik penerapan pendekatan pembelajaran membangun matematika realistik, Senada dengan hal tersebut, Soedjadi (2) sebagai pembelajaran fondasi konsep dalam matematika. apakah terjadi peningkatan prestasi (2001:2) belajar siswa kelas IVA SDN 9 “pembelajaran matematika realistik Sesetan tahun pelajaran 2011/2012 (PMR) dalam pembelajaran bangun ruang pemanfaatan realitas dan lingkungan melalui yang dipahami peserta didik untuk penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik. Berdasarkan fokus penelitian mengemukakan pada dasarnya adalah memperlancar proses pembelajaran matematika, sehingga tujuan dapat dan rumusan masalah tersebut, maka mencapai pendidikan tujuan penelitian ini adalah: (1) matematika secara lebih baik dari untuk mengetahui apakah terjadi masa yang lalu.” Sesuai dengan 192 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 ISSN 2087-9016 uraian di atas, maka pendekatan pengembangan konsep matematika pembelajaran matematika realistik yang lebih formal. adalah suatu pedomanbagi pendidik Treffers dalam membangun konsep 2001:3) (dalam Suharta, menyebutkan bahwa matematika dengan menempatkan karakteristik dari realitas dan lingkungan peserta didik matematika realistik sebagai sumber . menggunakan dunia nyata, pembelajaran diawali dengan Wijaya (2012:21) pembelajaran yaitu: (1) menyatakan “suatu masalah disebut masalah kontekstual (dunia nyata) realistik jika masalah tersebut dapat sehingga dibayangkan menggunakan (imagineable) atau memungkinkan siswa pengalaman nyata (real) dalam pikiran sebelumnya secara langsung untuk Siswa.” Pendekatan realistik adalah menemukan suatu konsep. Melalui suatu pendekatan yang menggunakan abstraksi masalah realistik tolak dapat mengembangkan konsep yang pangkal pembelajaran. Diawali lebih komplit. Kemudian siswa dapat sebagai dan formalisasi, siswa dengan aktivitas mematisasi konsep- mengaplikasikan konsep siswa. matematika kedalam bidang yang Treffers (dalam Wijaya, 2012:42) lain ataupun dunia nyata sehingga membagi matematisasi menjadi dua, memperkuat pemahaman konsep, (2) yaitu: (1) matematisasi horizontal, penggunaan model, istilah model yaitu berkaitan dengan situasi dan model yang dipelajari diawali dengan konsep-konsep mengidentifikasi konsep matematika matematika berdasarkan dan sendiri oleh siswa (self developed hubungan yang ditemukan melalui models). Peran self developed models visualisasi dan skematisasi masalah, merupakan jembatan bagi siswa dari (2) yaitu situasi konkret menuju abstrak atau bentuk proses formalisasi di mana konteks informal ke formal dimana model matematika yang diperoleh siswa membuat model sendiri dalam pada menyelesaikan keteraturan matematisasi menjadi vertikal, matematisasi landasan horizontal dalam yang dikembangkan masalah sehingga diperoleh pengetahuan matematika 193 I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija formal (bersifat (3) berdasarkan produksi dan pembelajaran matematika realistik siswa, siswa yaitu: kesempatan untuk (menemukan menggunakan konstruksi abstrak), oleh mempunyai mengembangkan strategi-strategi pendekatan (1) guided reinvention kembali) progressive and mathematizing informal pemecahan masalah yang (matematika progresif), peserta harus dapat mengarah pada konstruksi diberikan kesempatan untuk prosedur-prosedur mengalami proses sama pemecahan masalah. Dengan bimbingan guru, sebagaimana siswa matematika diharapkan kembali konsep menemukan konsep-konsep ditemukan. bentuk Pembelajaran dimulai dengan suatu formal, (4) menggunakan interaktif, masalah kontekstual atau realistik interaksi antara siswa dan guru yang selanjutnya melalui aktivitas merupakan siswa hal dalam yang mendasar dalam diharapkan menemukan pembelajaran matematika realistik. kembali sifat, definisi, teorema atau Secara eksplisit prosedur-prosedur. interaksi yang berupa negosiasi, bentuk-bentuk kontekstual yang dipilih mempunyai penjelasan, pembenaran, setuju, tidak berbagai setuju, Perbedaan pertanyaan atau refleksi Masalah kemungkinan solusi. penyelesaian atau digunakan untuk mencapai bentuk prosedur siswa dalam memecahkan formal dari bentuk-bentuk informal masalah dapat digunakan sebagai siswa, (5) keterkaitan unit belajar langkah proses matematisasi baik (intertwinement), dalam horizontal pembelajaran matematika realistik, didactical keterkaitan matematika (fenomena didaktik), situasi-situasi adalah esensial. Dengan keterkaitan yang diberikan dalam suatu topik ini akan memudahkan siswa dalam matematika proses pemecahan masalah. pertimbangan, yaitu melihat kemungkinan aplikasi dalam unit-unit Menurut Gravemeijer (dalam maupun vertikal, (2) phenomenology disajikan atas dua Lemik, 2010:25) ada tiga prinsip pengajaran dan sebagai titik tolak utama dalam dalam pembelajaran proses mematematisasi. 194 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 Tujuan penyelidikan fenomena sehari-hari, (2) belajar matematika menemukan situasi-situasi masalah berarti bekerja dengan matematika, khusus yang dapat digeneralisasikan (3) dan dapat digunakan sebagai dasar untuk menemukan konsep-konsep matematisasi vertikal, dan (3) self- matematika developed (pengembangan orang dewasa (guru), (4) proses model sendiri), kegiatan ini berperan belajar mengajar berlangsung secara sebagai jembatan antara pengetahuan interaktif, dan siswa menjadi fokus formal formal. dari semua aktifitas di dalam kelas, Model dibuat siswa sendiri dalam dan (5) aktifitas yang dilakukan memecahkan masalah. Model pada meliputi: awalnya adalah suatu model dari kontekstual, memecahkan masalah, situasi yang dikenal (akrab) dengan dan mengorganisasi bahan ajar. model dan adalah masalah-masalah dalam kehidupan untuk siswa. tersebut fenomena- ISSN 2087-9016 matematika Dengan suatu siswa diberikan kesempatan dibawah bimbingan menemukan masalah proses generalisasi dan formalisasi, model METODE PENELITIAN tersebut Pendekatan dan Jenis Penelitian akhirnya menjadi suatu penalaran matematika. Penelitian Pembelajaran Matematika pendekatan ini menggunakan kualitatif. Penelitian Realistik memiliki langkah-langkah kualitatif merupakan penelitian yang pembelajaran. langkah- dilakukan pada latar alamiah atau langkah Pembelajaran Matematika pada konteks dari suatu keutuhan Realistik mengacu pada Suharta (entity) dengan memanfaatkan diri (2001). peneliti sebagai instrumen kunci, Adapun Berdasarkan pendapat tersebut di atas, pada dasarnya pengajaran dengan pendekatan menggunakan pembelajaran Moleong (2011:8). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) matematika realistik dicirikan oleh: atau classroom (1) matematika dipandang sebagai Desain kegiatan manusia sehari-hari, digunakan dalam penelitian tindakan sehingga untuk memecahkan kelas ini adalah desain PTK model atau action research. model PTK yang 195 I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija Kurt Lewin yang mengandung empat komponen pada setiap Keempat komponen siklus. yaitu rencana tindakan yang akan untuk meningkatkan perilaku memperbaiki, atau dan perubahan sikap sebagai pemecahan masalahnya, (2) tindakan (action) yaitu sesuatu yang dilakukan guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, perubahan peningkatan, yang pengamatan atau diinginkan, (observing) (3) tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan kepada siswa, dan (4) refleksi (reflecting) yaitu peneliti melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan yang nantinya akan direvisi terhadap rencana sebelumnya (Suandhi, 2006:16). Tempat dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 9 Sesetan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN 9 Sesetan tahun pelajaran 2011/2012, sebanyak 45 orang yang terdiri dari 24 siswa putra dan 21 siswa putri. yang dikumpulkan difokuskan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini berupa skor dan catatan lapangan. Skor dalam penelitian ini terdiri dari skor aktivitas belajar siswa dan skor prestasi belajar siswa. Sumber data dalam penelitian ini menitik beratkan pada manusia, yaitu siswa kelas IVA SDN 9 Sesetan. Teknik Pengumpulan Data yaitu mengamati hasil atau dampak dari mengkaji, Data tersebut meliputi: (1) perencanaan (planning) dilakukan Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data aktivitas belajar siswa dan data prestasi belajar siswa. Data aktivitas dikumpulkan belajar dengan siswa teknik observasi. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi yang memuat indikator-indikator aktivitas yang harus diamati pada masingmasing siswa. Adapun indikatorindikator aktivitas belajar siswa tersebut adalah: (1) antusiasme siswa dalam proses pembelajaran, (2) interaksi siswa dengan guru, (3) interaksi siswa dengan siswa, (4) usaha siswa dalam mengerjakan soal, (5) partisipasi siswa dalam 196 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 menyimpulkan materi pelajaran. ISSN 2087-9016 analisis statistik deskriptif dan Dalam setiap indikator memuat 4 digolongkan berdasarkan kriteria dari deskriptor. Nurkancana dan Sunartana (1992:100). Untuk mengetahui Adapun cara pemberian skor tentang aktivitas belajar siswa adalah prestasi belajar siswa, maka hasil tes sebagai lembar prestasi belajar observasi memuat 5 indikator dan dengan mencari setiap indikator memuat 4 deskriptor. prestasi belajar siswa atau mean, Setiap deskriptor dari masing-masing ketuntasan belajar siswa dan daya indikator aktivitas belajar siswa yang serap. Hasil perhitungan rata-rata tampak selama proses pembelajaran skor prestasi belajar siswa ( ), dicatat pada lembar observasi dengan ketuntasan belajar siswa (KB), dan memberi tanda rumput (). Jika daya sebuah dikomparasikan berikut. deskriptor Dalam tampak maka serap siswa dianalisis rata-rata (DS) skor selanjutnya dengan standar diberi skor 1 dan jika tidak nampak acuan yang ditetapkan Depdikbud diberi (dalam Widiyanti, 2009:21), yaitu skor 0. Sehingga skor maksimal ideal aktivitas proses belajar siswa adalah 20 dan skor optimaljika rata-rata skor prestasi minimal ideal adalah 0. belajar siswa ( ) ≥ 6,5, daya serap Data prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan Instrumen yang teknik tes. dipakai pembelajaran telah (DS) ≥ 65% dan ketuntasan belajar siswa (KB) ≥ 85%. dalam pengumpulan data ini menggunakan Prosedur Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian tes prestasi belajar yang berupa tes objektif dan tes uraian (essay) yang diberikan pada akhir masing-masing Tindakan Kelas (PTK) yang direncanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus. siklus terdiri empat komponen, yaitu: (1) Teknik Analisis Data Data aktivitas belajar siswa dianalisis dengan perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan menggunakan 197 I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija (observing), dan (4) refleksi (reflecting). model pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif dan tidak bosan dalam Refleksi Awal pelajaran matematika khususnya pembelajaran Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika kelas IVA SDN 9 Sesetan yang dikakukan pada tanggal 17 Januari 2012, diperoleh data bahwa rata-rata skor untuk mata pelajaran matematika siswa kelas IVA SDN 9 Sesetan dalam tes sumatif pada semester I tahun 2012 yaitu 6,25. Ini menunjukan bahwa pretasi belajar siswa masih tergolong rendah karena nilai rata-rata masih di bawah standar minimal yaitu 6,5. Setelah kegiatan dilakukan pengamatan wawancara terhadap kegiatan pembelajaran matematika di kelas IVA, diduga bahwa penyebab rendahnya prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut: (1) guru dalam mengikuti mengajar cenderung menggunakan metode konvensional, bangun ruang. diduga tepat Pendekatan digunakan yang adalah pembelajaran matematika realistik. Dalam pembelajaran matematika realistik menuntut aktivitas siswa secara optimal. Selain pendekatan itu, pembelajaran matematika realistik selalu mengaitkan pengalaman siswa sehari-hari pembelajaran. di dalam Terlebih proses lagi pembelajaran bangun ruang masih bersifat abstrak bagi siswa sekolah dasar. Oleh pendekatan matematika karena itu dengan pembelajaran realistik yang mengaitkan kehidupan nyata siswa dengan sifat abstrak bangun ruang, maka proses pembelajaran akan menjadi menarik dan menyenangkan. (2) siswa pasif, dan (3) guru jarang memposisikan dalam pembelajaran suatu pembelajaran konteks yang ke atau Siklus I dilaksanakan dalam 3 menggunakan kali pertemuan dengan rincian dua permasalahan realistik. kali pertemuan untuk pelaksanaan Berdasarkan situasi tersebut, maka perlu Siklus I diterapkannya suatu tindakan dan satu kali pertemuan untuk melakukan tes prestasi belajar. 198 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 ISSN 2087-9016 Siklus I terdiri dari empat komponen prestasi belajar, (4) membuat lembar meliputi: perencanaan, observasi, (5) membuat buku catatan pelaksanaan, observasi atau evaluasi, lapangan. dan refleksi. Pelaksanaan Tindakan. Tindakan. Berdasarkan perencanaan tindakan di Sesuai dengan permasalahan yang atas, pada komponen ini peneliti muncul pada refleksi awal maka melaksanakan penerapan pendekatan akan pendekatan pembelajaran matematika realistik pembelajaran matematika realistik dalampembelajaran bangun ruang. dalam pembelajaran bangun bangun Pada pertemuan pertama materi yang ruang. Selanjutnya, ada beberapa hal akan yang perlu dipersiapkan dalam siklus bangun ruang sederhana. Adapun ini sebagai berikut: (1) menyusun yang di bahas meliputi sifat-sifat rencana pelaksanaan pembelajaran kubus dan balok, serta cara (RPP) yang mengacu pada langkah- menggambar kubus dan balok langkah Pembelajaran Matematika berdasarkan sifat-sifatnya. Langkah- Realistik (2) membuat lembar kerja langkah siswa (LKS), sebagai berikut. Perencanaan diterapkan (3) membuat tes dibahas adalah sifat-sifat pembelajarannya adalah Tabel 01 Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus I Pendahuhuan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Melakukan absensi. 1. Mendengarkan guru dan mengucapkan kata hadir. 2. Mengingatkan kembali materi 2. Berusaha mengingat kembali materi pembelajaran sebelumnya. pelajaran sebelumnya. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Mendengarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kegiatan Inti Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Meminta siswa mengingat benda1. Secara mandiri mengingat bendabenda yang menyerupai kubus dn benda yang menyerupai kubus dan balok sesuai pengalaman mereka balok. masing-masing. 2. Memberi kesempatan kepada siswa 2. Menggunakan strategi yang paling untuk membayangkan sifat-sifat efektif sesuai pengalamannya bangun ruang tersebut serta cara masing-masing. menggambarnya sesuai dengan 199 I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija strategi mereka masing-masing. 3. Memberikan siswa beberapa masalah sehari-hari yang berkaitan dengan kubus dan balok, selanjutnya siswa mengerjakan masalah dengan menggunakan pengalaman mereka. 4. Mendekati siswa sambil memberikan bantuan seperlunya. 5. Menjelaskan secara formal sifat-sifat kubus dan balok serta cara menggambarnya. 6. Membagikan LKS 7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan kedepan sesuai jawaban mereka masingmasing. 8. Memberikan tugas di rumah yaitu mengerjakan soal-soal serta jawabannya sesuai dengan matematika formal. 3. Secara sendiri-sendiri atau berkelompok menyelesaikan masalah tersebut. 4. Meminta bantuan kepada guru atau teman sekelas apabila mengalami kesulitan dan melalui diskusi kelas, jawaban siswa dikonfrontasikan. 5. Mendengarkan dan merumuskan bentuk matematika formal, yaitu bentuk matematika yang sering digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. 6. Mengerjakan soal-soal dalam LKS 7. Beberapa siswa maju kedepan untuk menjawab soal. 8. Mengerjakan tugas rumah dan menyerahkannya kepada guru pada pertemuan selanjutnya. Penutup Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Bersama-sama menyimpulkan materi 1. Bersama-sama menyimpulkan pelajaran yang baru diberikan. materi pelajaran yang baru diberikan. Pada pertemuan kedua materi bola berdasarkan sifat-sifatnya. yang akan dibahas meliputi sifat-sifat Adapun langkah-langkah tabung, kerucut dan bola, serta cara pembelajarannya adalah menggambar tabung, kerucut dan berikut. sebagai Tabel 02 Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus I. Pendahuluan Kegiatan Guru 1. Melakukan absensi. 2. Mengingatkan kembali materi pembelajaran sebelumnya. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Siswa 1. Mendengarkan guru dan mengucapkan kata hadir. 2. Berusaha mengingat kembali materi pelajaran sebelumnya. 3. Mendengarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 200 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. ISSN 2087-9016 Kegiatan Inti Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Meminta siswa mengingat benda1. Secara mandiri mengingat bendabenda yang menyerupai tabung, benda yang menyerupai menyerupai kerucut, dan bola sesuai pengalaman tabung, kerucut, dan bola mereka masing-masing. 2. Menggunakan strategi yang paling Memberi kesempatan kepada siswa efektif sesuai pengalamannya untuk mengingat sifat-sifat bangun masing-masing. ruang tersebut, dan membayangkan cara menggambarnya sesuai dengan strategi mereka masing-masing. Mendekati siswa sambil memberikan 3. Meminta bantuan kepada guru atau bantuan seperlunya. teman sekelas apabila mengalami kesulitan dan melalui diskusi kelas, jawaban siswa dikonfrontasikan. Menjelaskan secara formal sifat-sifat 4. Mendengarkan dan merumuskan tabung, kerucut dan bola, serta cara bentuk matematika formal, yaitu menggambarnya sesuai dengan sifat bentuk matematika yang sering masing-masing. digunakan dalam proses Membagikan LKS pembelajaran di kelas. Memberikan kesempatan kepada 5. Mengerjakan soal-soal dalam LKS siswa untuk mengerjakan kedepan 6. Beberapa siswa maju kedepan sesuai jawaban mereka masinguntuk menjawab soal. masing. Memberikan tugas di rumah yaitu 7. Mengerjakan tugas rumah dan mengerjakan soal-soal serta menyerahkannya kepada guru pada jawabannya sesuai dengan pertemuan selanjutnya. matematika formal. Penutup Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Bersama-sama menyimpulkan materi 1. Bersama-sama menyimpulkan pelajaran yang baru diberikan. materi pelajaran yang baru diberikan. Observasi. Kegiatan observasi dilaksanakan dilakukan dengan proses menggunakan tes berupa tes objektif pembelajaran berlangsung. Observasi dan tes uraian yang dilaksanakan terhadap pada akhir siklus I. dilakukan selama siswa aktivitas dengan belajar siswa mengamati Refleksi. Tahap refleksi perilaku yang tampak menggunakan dilakukan pada akhir siklus I yang lembar Sedangkan didasarkan pada hasil observasi, observasi terhadap prestasi belajar evaluasi selama proses pembelajaran observasi. 201 I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija dan catatan lapangan. Refleksi ini langkahnya dilakukan penyempurnaan oleh tujuan untuk peneliti dengan mengidentifikasi dampak tindakan pada siklus I, merupakan dari langkah- langkah pada siklus I. Perencanaan Tindakan. sejauh mana hasil yang dicapai, Dalam perencanaan pada diklus II ini kelemahan yang peneliti menyiapkan hal-hal yang dialami. Permasalahan yang timbul hampir sama pada siklus I yaitu: (1) selama menyusun serta kendala pembelajaran siklus I rencana pelaksanaan didiskusikan dengan teman sejawat pembelajaran (RPP) yang mengacu serta guru kelas dan dicari alternatif pada langkah-langkah pembelajaran pemecahannya. Selain itu, refleksi matematika realistik, (2) membuat dijadikan sebagai masukan untuk lembar menyempurnakan pembelajaran pada membuat tes prestasi belajar, (4) siklus siklus II sehingga kelemahan- membuat kelemahan pada siklus membuat buku I dapat diatasi. kerja siswa lembar Siklus II (5) Tindakan. Berdasarkan perencanaan tindakan di Siklus II dilaksanakan jika hasil yang diperoleh pada siklus I sesuai dengan yang diharapkan. Siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan rincian dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali pertemuan observasi, (3) catatan lapangan. Pelaksanaan belum (LKS), untuk melakukan tes prestasi belajar. Adapun langkahlangkahnya yang diambil serupa atas, pada komponen ini peneliti melaksanakan penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik dalam pembelajaran bangun ruang. Pada pertemuan ini materi yang akan dibahas adalah menggambar dan mengidentifikasi jaring-jaring kubus. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut. dengan siklus I yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Namun demikian langkah- 202 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 ISSN 2087-9016 Tabel 03 Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus II Pendahuluan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Melakukan absensi. 1. Mendengarkan guru dan mengucapkan kata hadir 2. Mengingat kembali materi 2. Berusaha mengingat kembali materi pembelajaran sebelumnya. pelajaran sebelumnya. 3. Menyampaikan tujuan 3. Mendengarkan tujuan pembelajaran pembelajaran. yang ingin dicapai. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kegiatan Inti Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Meminta siswa menyebutkan 1. Menggali pengalaman masingcontoh benda-benda dalam masing dan menyebutkan bendakehidupan sehari yang bentuknya benda dalam kehidupan sehari yang menyerupai kubussesuai dengan bentuknya menyerupai kubus. pengalaman mereka masingmasing. 2. Memperhatikan dengan baik alat Menunjukkan kepada siswa alat peraga yang ditunjukkan guru. peraga berupa benda berbentuk kubus, seperti: kotak kapur dan 3. Memperhatikan bentuk kotak kapur kotak biscuit. yang telah digunting dengan Menggunting kotak kapur dan seksama. kotak biscuit sehingga nampak jaring-jaring kubus kemudian ditempel pada papan tulis. 4. Mengerjakannya secara mandiri Meminta siswa untuk menggambar sesuai dengan strategi masingjaring-jaring kubus secara mandiri masing. sesuai dengan strategi masingmasing. 5. Meminta bantuan kepada guru atau Mendekati siswa sambil teman apabila mengalami kesulitan. memberikan bantuan seperlunya. 6. Mendengarkan dan merumuskan Menjelaskan secara formal cara bentuk matematika formal, yaitu menggambar dan mengidentifikasi bentuk matematika yang sering jaring-jaring kubus digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Membagikan LKS 7. Mengerjakan soal-soal dalam LKS. Memberikan kesempatan kepada 8. Beberapa siswa maju ke depan untuk siswa untuk mengerjakan ke depan menjawab soal. sesuai jawaban mereka masingmasing. 9. Mengerjakan tugas rumah dan Memberikan tugas di rumah yaitu menyerahkannya kepada guru pada mengerjakan soal-soal serta pertemuan selanjutnya. jawabannya sesuai dengan matematika formal. 203 I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija Penutup Kegiatan Guru 1. Bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang baru diberikan. Kegiatan Siswa 1. Bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang baru diberikan. Pada pertemuan kedua materi yang akan dibahas adalah menggambar dan mengidentifikasi jaring-jaring balok. langkah-langkah Adapun pembelajarannya adalah sebagai berikut. Tabel 04 Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus II Pendahuluan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Melakukan absensi. 1. Mendengarkan guru dan mengucapkan kata hadir 2. Mengingat kembali materi 2. Berusaha mengingat kembali materi pembelajaran sebelumnya. pelajaran sebelumnya. 3. Menyampaikan tujuan 3. Mendengarkan tujuan pembelajaran pembelajaran. yang ingin dicapai. Kegiatan Inti Kegiatan Guru 1. Meminta siswa menyebutkan contoh benda-benda dalam kehidupan sehari yang bentuknya menyerupai baloksesuai dengan pengalaman mereka masingmasing. 2. Menunjukkan kepada siswa alat peraga berupa benda berbentuk balok, seperti: kotak pasta gigi dan kotak sabun. 3. Menggunting kotak pasta gigi dan kotak sabun sehingga nampak jaring-jaring balok dan menempelnya di papan tulis. 4. Meminta siswa untuk menggambar jaring-jaring balok secara mandiri sesuai dengan strategi masingmasing. 5. Mendekati siswa sambil memberikan bantuan seperlunya. 6. Menjelaskan secara formal caramenggambar dan mengidentifikasi jaring-jaring Kegiatan Siswa 1. Menggali pengalaman masingmasing dan menyebutkan bendabenda dalam kehidupan sehari-hari yang bentuknya menyerupai balok. 2. Memperhatikan dengan baik alat peraga yang ditunjukkan guru. 3. Memperhatikan bentuk kotak pasta gig dan kotak sabun yang telah digunting dengan seksama. 4. Mengerjakannya secara mandiri sesuai dengan strategi masingmasing. 5. Meminta bantuan kepada guru atau teman apabila mengalami kesulitan. 6. Mendengarkan dan merumuskan bentuk matematika formal, yaitu bentuk matematika yang sering digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. 7. Mengerjakan soal-soal dalam LKS. 204 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 balok. ISSN 2087-9016 8. Beberapa siswa maju ke depan untuk menjawab soal. 7. Membagikan LKS. 8. Memberikan kesempatan kepada 9. Mengerjakan tugas rumah dan siswa untuk mengerjakan ke depan menyerahkannya kepada guru pada sesuai jawaban mereka masingpertemuan selanjutnya. masing. 9. Memberikan tugas di rumah yaitu mengerjakan soal-soal serta jawabannya sesuai dengan matematika formal. Penutup Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. Bersama-sama menyimpulkan 1. Bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang baru materi pelajaran yang baru diberikan. diberikan. Observasi. Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses bangun ruang dengan penerapan pendekatan pembelajaran pembelajaran berlangsung. Observasi matematika realistik. Apabila tidak terhadap terdapat aktivitas belajar siswa kendala-kendala yang dilakukan dengan mengamati prilaku berarti serta proses pembelajaran yang tampak menggunakan lembar telah optimal maka akan dirumuskan observasi, kegiatan rekomendasi penelitian ini berhasil untuk dan siklus dihentikan, jika tidak evaluasi sedangkan dilaksanakan mengetahui prestasi belajar siswa maka akan dengan menggunakan tes prestasi berikutnya. dilakukan siklus belajar pada akhir siklus II. Refleksi. Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan hasil evaluasi tes prestasi belajar siswayang dilaksanakan pada akhir siklus II. Dari hasil refleksi tersebut akan diketahui apakah terjadi peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Pengecekan Keabsahan Data Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi, sejawat melalui konsultasi pembimbing. pemeriksaan diskusi dengan Triangulasi dan dosen adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang 205 I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija lain di luar data untuk keperluan diteliti. pengecekan dikonsultasikan atau sebagai pembanding terhadap data (Moleong, 2011:330). itu Teknik Hasil pembimbing diskusi tersebut kepada untuk dosen mendapatkan arahan dan revisi bila diperlukan pemeriksaan sejawat melalui diskusi dalam dilakukan sesuai dengan derajat keabsahan dengan cara mengumpulkan hasil sementara atau upaya mendapatkan data yang diharapkan. hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN sejawat. Dalam penelitian ini, teknik Hasil Penelitian Berdasarkan triangulasi dan pemeriksaan sejawat dilakukan melalui diskusi secara terpadu, yang melibatkan dua orang rekan sejawat dan guru mata pelajaran matematika di kelas yang analisis data aktivitas belajar siswa tiap siklus, maka dapat disajikan hasil analisis data aktivitas belajar siswa seperti yang diuraikan dalam tabel berikut ini. Tabel 05 Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa No. Siklus 1. 2. 1 Rata-rata Skor Aktivitas ( ) 10,20 Cukup aktif 2 12,11 Cukup aktif Rata-rata 11,155 Cukup aktif 4 13,24 Aktif 5 13,67 Aktif Rata-rata 13,455 Aktif Pertemuan ke- I II Berdasarkan analisis Kategori data prestasi belajar siswa tiap, maka dapat disajikan hasil analisis data beserta persentase peningkatannya seperti yang diuraikan dalam tabel 06 dan tabel 07 berikut ini. 206 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 ISSN 2087-9016 Tabel 06 Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa No. Siklus 1. PraSiklus I II 2. 3. Rata-rata Skor Prestasi ( ) 4,98 Ketuntasan Belajar (KB) 6,66 8,20 53,30% 91,10% Daya Serap (DS) 49,80% 26,67% 66,60% 82,00% Tabel 07 Persentase Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Siklus ke Siklus Pra-Siklus ke Siklus I Siklus I ke Siklus II Persentase Peningkatan Prestasi Belajar Rata-rata Skor Ketuntasan Daya Serap Belajar (KB) (DS) Prestasi ( ) 33,70% 99,85% 33,70% 23,12% 70,92% 23,12% dilakukan untuk mengetahui aktivitas Pembahasan Berdasarkan observasi belajar siswa dan kemampuan belajar awal di kelas IVA SDN 9 Sesetan awal siswa sebelum pelaksanaan tahun pelajaran 2011/2012 diperoleh tindakan.Berdasarkan hasil analisis informasi data tentang hasil aktivitas dan yang diperoleh dari hasil prestasi belajar siswa pada pelajaran observasi dan tes prasiklus di dapat matematika belum mencapai hasil informasi yang optimal. Hal ini dapat dilihat prestasi belajar siswa khususnya dari skor pada pelajaran matematika belum prestasi belajar siswa ( ) yang masih mencapai hasil yang optimal. Hal ini kurang dari 6,5, ketuntasan belajar dapat dilihat dari aktivitas siswa pada (KB) di bawah 85%, dan daya serap saat (DS) kurang dari 65%. berlangsung masih pasif. Selain itu pencapaian rata-rata tentang proses aktivitas belajar dan mengajar Sebelum pelaksanaan tindakan prestasi belajar siswa dilihat dari terlebih dahulu dilakukan prasiklus. rata-rata skor prestasi belajar siswa Dalam PTK ini, prasiklus dilakukan ( ) pada prasiklus = 4,98, daya serap sebanyak dua kali meliputi: (1) (DS) = 49,80%, dan ketuntasan observasi awal, dan (2) pemberian belajar (KB) = 26,67%. Kedua hal tes prasiklus. Kedua langkah tersebut ini menunjukkan bahwa aktivitas 207 I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija belajar siswa dalam mengikuti proses aktif dalam diskusi di kelas, (3) pembelajaran dan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan siswa dalam pelajaran matematika kurang, malu untuk bertanya kepada khususnya guru maupun kepada temannya yang bangun ruang masih rendah. lebih Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan pandai apabila mengalami kesulitan dalam pelajaran, (4) siswa penelitian yang pandai mendominasi dalam tindakan kelas dengan menerapkan menjawab pertanyaan guru, (5) guru pendekatan kurang pembelajaran efektif dalam mengelola matematika realistik sebagai salah kelas sehingga waktu yang tersedia satu meningkatkan tidak dapat dimanfaatkan dengan aktivitas dan prestasi belajar siswa efektif oleh guru, (6) pemantauan kelas IVA SDN 9 Sesetan tahun dan arahan guru kepada siswa saat pelajaran 2011/2012. mengerjakan LKS masih kurang upaya untuk Berdasarkan hasil analisis data aktivitas siswa pada siklus intensif. I Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa aktivitas belajar tersebut, dilakukan refleksi dengan siswa belum mencapai kategori aktif. rekan sejawat untuk menentukan Sedangkan hasil analisis data prestasi tindakan yang akan dilakukan dalam belajar siswa pada siklus I, juga memperbaiki menunjukkan pembelajaran belum mencapai selanjutnya. Adapun hasil refleksi keberhasilan minimal. pada akhir siklus I akan dijadikan Berdasarkan hasil observasi kegiatan acuan dalam pelaksanaan siklus II, pembelajaran pada siklus I yang yaitu: (1) memberikan pertanyaan- ditulis dalam buku catatan lapangan, pertanyaan secara lisan dan spontan ditemukan beberapa kendala yang kepada siswa yang masih ribut untuk menyebabkan optimalnya memfokuskan perhatian siswa, (2) pembelajaran pada siklus I, yaitu: (1) membimbing siswa yang kurang ada beberapa siswa yang masih ribut aktif pada saat guru menjelaskan materi, menanyakan (2) ada beberapa siswa yang kurang sedang dihadapi dalam melakukan kriteria kurang dalam berdiskusi dan permasalahan yang 208 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 diskusi, (3) menunjuk siswa yang bahwa ISSN 2087-9016 perbaikan yang telah kemampuannya kurang dan malu dilakukan sudah cukup berhasil. Hal bertanya untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilihat dari hasil analisis yang kemudian data aktivitas belajar siswa yang memberi nilai sebagai motivasi, (4) sudah mencapai kategori ”aktif” menunjuk siswa yang kurang aktif dengan peningkatan rata-rata skor dalam diskusi di kelas sehingga tidak aktivitas belajar siswa dari siklus I ke didominasi oleh siswa yang pandai siklus II sebesar 20,62%. Hasil saja, analisis data prestasi belajar siswa diberikan (5) melakukan guru guru lebih efektif pengelolaan kelas pada siklus II telah memenuhi keberhasilan minimal. sehingga tidak kekurangan waktu, kriteria (6) guru lebih intensif dalam Berdasarkan hasil analisis data dan memberikan arahan dan bimbingan observasi pada siklus I dan siklus II kepada siswa saat mengerjakan LKS. menunjukkan adanya peningkatan Pada tahap observasi dalam aktivitas dan prestasi belajar siklus II, peneliti bersama guru matematika siswa setelah penerapan mengamati dampak dari perbaikan pendekatan tindakan berdasarkan hasil refleksi matematika realistik siklus I. Berdasarkan penyempurnaan pelaksanaan pembelajaran Mengacu pada bab III, bahwa pembelajaran dikatakan optimal tindakan pada siklus II dan dari hasil apabila aktivitas belajar siswa telah observasi diperoleh bahwa secara mencapai kategori aktif, rata-rata keseluruhan siswa terlihat antusias skor prestasi belajar siswa ( ) ≥ 6,5, dalam kegiatan ketuntasan belajar (KB) ≥ 85,00%, pembelajaran dan guru sudah bisa dan daya serap (DS) ≥ 65,00%. mengubah Berdasarkan hasil analisis data yang mengikuti suasana pembelajaran menjadi kondusif dan tidak tegang diperoleh pada siklus lagi sehingga siswa sudah merasa pembelajaran pada siklus II dapat senang dalam mengikuti pelajaran dikatakan matematika di kelas. Hasil observasi memenuhi pada siklus II ini menunjukkan minimal yang telah ditetapkan. Oleh telah II, maka optimal kriteria karena pembelajaran 209 I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija karena pembelajaran telah optimal kategori aktivitas belajar siswa dan hasil yang dicapai pada siklus II dari siklus I yang tergolong pada ini kategori cukup aktif menjadi telah memenuhi tuntutan kurikulum yang berlaku di kelas IVA SDN 9 Sesetan, maka penelitian ini dihentikan sampai pada siklus II. Dengan demikian, pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang difokuskan dalam kategori aktif pada siklus II. 2) Terjadi peningkatan belajar kelas Sesetan IVA tahun prestasi SDN 9 pelajaran 2011/2012 dalam pembelajaran bangun ruang melalui penerapan penerapan pendekatan pendekatan pembelajaran pembelajaran matematika realistik matematika realistik. Hal ini sebagai ditunjukkan dengan persentase upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa peningkatan rata-rata dalam pembelajaran bangun ruang prestasi pada siswa kelas IVA SDN 9 Sesetan ketuntasan belajar (KB), dan tahun pelajaran 2011/2012 dapat daya serap (DS), dari pra-siklus dikategorikan berhasil. ke siklus I dan dari siklus I ke belajar siswa skor ( ), siklus II berturut-turut sebesar: PENUTUP 33,70%, 99,85%, dan 33,70%; Simpulan dan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka peningkatan 70,92%, dan 23,12%. dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Terjadi 23,12%, Saran aktivitas Berdasarkan simpulan tersebut belajar siswa kelas IVA SDN 9 di atas, maka saran yang dapat Sesetan disampaikan sebagai berikut. tahun pelajaran 2011/2012 dalam pembelajaran 1) Kepada praktisi pendidikan bangun ruang melalui penerapan khususnya guru matematika di pendekatan SDN pembelajaran 9 Sesetan disarankan matematika realistik. Hal ini menerapkan pendekatan ditunjukkan dengan peningkatan pembelajaran matematika 210 Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013 realistik sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. 2) Kepada Sekolah, disarankan menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik sebagai salah model pembelajaran inovatif untuk satu yang sekolah khususnya di bidang akademik. 3) Kepada peneliti lain, diharapkan senantiasa melakukan penelitian lebih lanjut dalam pembelajaran matematika baik di sekolah yang berbeda atau pada pokok hajar dewantara).Tesis tidak diterbitkan. Singaraja: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Moleong, Lexy J. (2011). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurkancana, I Wayan dan Sunartana, PPN. (1992). Evaluasi hasil belajar. Surabaya: Usaha Nasional. meningkatkan mutu pembelajaran dan prestasi untuk ISSN 2087-9016 bahasan yang berbeda sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa dapat terus Soedjadi. (2001). Pemanfaatan realitas dan lingkungan dalam pembelajaran matematika. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Realistic Mathematics Education (RME), FMIPA UNESA, Surabaya, 24 Februari. Suandhi, I Wayan. (2006). Penelitian tindakan kelas (classroom action research). Diktat Tidak Diterbitkan.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Mahasaraswati. ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Lemik, Ni Made. (2010). Pengaruh pendekatan pembelajaran realistik terhadap prestasi belajar matematika siswa sekolah dasar ditinjau dari kemampuan numeric (eksperimentasi pembelajaran pecahan pada siswa-siswa SD di gugus ki Suharta, I Gusti Putu. (2001). Pembelajaran pecahan dalam matematika realistik. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Realistic Mathematics Education (RME), FMIPA UNESA, Surabaya, 24 Februari. Widiyanti, Ida Ayu Putu. (2009). Meningkatkan prestasi belajar matematika siswa 211 I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija dengan penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan pada siswa kelas IV SDN 1 angantaka abiansemal tahun pelajaran 2008/2009. Skripsi tidak diterbitkan.Denpasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati. Wijaya, Ariyadi. (2012). Pendidikan matematika realistik: suatu alternatif pendekatan pembelajaran matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu. 212