penerapan pendekatan pembelajaran matematika

advertisement
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA REALISTIK SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA DALAM PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA
SISWA KELAS IVA SDN 9 SESETAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
I Gusti Ayu Arista Widari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Ketut Suwija
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mahasaraswati Denpasar
ABSTRACT
The aim of this action research is to know whether there is an improvement
in learning activity and achievement of grade IV students in learning three
dimension shapesthrough the implementation of realistic approach. This research
was conducted in Primary school 9 Sesetan in the academic year 2011/2012. The
subjects of this study were 45 students of grade IV Primary school 9 Sesetan. The
data collected in this research covered: students’ learning activity which was
collected from observation, and students’ achievement data which was collected
through some achievements test in form of objective and essay. This research was
conducted in two cycles. The result of this study shows that the students’ learning
activity in cycle one was quite active, and in cycle two the students’ learning
activity was categorized as active. From the achievement of the students it was
found that the average score, learning capacity, and learning outcome from the
pre-cycle, cycle 1, and cycle 2 consecutively are: 4.98, 49.80% and 26.67%; 6.66,
66.60% and 53.30%; then 8.20, 82% and 91.10%. From the result of data
analysis and discussion, then it can be concluded that there is an improvement in
terms of students’ learning activity and achievement of IV grade students of
Primary school 9 Sesetan in the academic year 2011/2012 in learning three
dimension shapes through the use of realistic approach.
Key words: learning activity, achievement, realistic approach
bagi
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan
manusia,
pendidikan
sebab
manusia
tanpa
akan
Sekolah
sulit
kebutuhan sepanjang hayat, setiap
berkembang.
manusia membutuhkan pendidikan
pelaksana
sampai kapanpun dan dimanapun ia
formal terdiri atas pendidikan dasar,
berada. Pendidikan sangat penting
pendidikan
lembaga
sebagai
pendidikan
menengah
dan
189
I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija
pendidikan tinggi, yang berfungsi
Sekolah
dasar
merupakan
untuk meneruskan nilai-nilai luhur
lembaga pertama bagi peserta didik
bangsa
muda.
untuk belajar membaca, menulis dan
Pendidikan juga merupakan salah
berhitung. Kemampuan berhitung di
satu
sekolah dasar memiliki beberapa
pada
upaya
kualitas
generasi
untuk
meningkatkan
sumber
daya
manusia
tujuan diantaranya menanamkan dan
(SDM) baik fisik, mental maupun
meletakkan landasan berhitung yang
spiritual.
kuat untuk mempelajari pengetahuan
Dalam proses belajar mengajar
di
sekolah,
beberapa
siswa
bidang
mempelajari
studi
termasuk
tentang
matematika,
kemampuan
dalam
disamping
memecahkan
masalah. Untuk mengatasi masalah
matematika. Matematika mempunyai
pembelajaran
peranan yang sangat
berbagai
penting dalam kehidupan sehari-hari
matematika menyarankan agar siswa
maupun dalam membantu bidang
diarahkan mempelajari matematika
ilmu lainnya. Mengingat pentingnya
dalam konteks dimana siswa dapat
peranan matematika, timbul harapan
melihat penerapan matematika dalam
agar prestasi belajar matematika
situasi nyata. Oleh karena, itu siswa
dapat ditingkatkan. Tetapi dalam
tidak akan merasa asing dengan
kenyataan
matematika dan sedikit demi sedikit
belajar
menunjukkan
matematika
siswa
prestasi
masih
tergolong rendah. Berbagai upaya
di
sekolah
pakar
dasar
pendidikan
siswa akan menyukai matematika.
Salah
satu
materi
yang
telah dilakukan, dan berbagai metode
diajarkan di sekolah dasar adalah
pembelajaran
dicobakan,
bangun ruang. Pembelajaran bangun
namun hasil yang diperoleh belum
ruang di sekolah dasar cenderung
optimal
berorientasi pada guru. Guru jarang
telah
sesuai
diharapkan.
Hal
dengan
ini
yang
disebabkan
memulai
pelajarannya
dengan
karena masih banyaknya anggapan
masalah nyata mengenai bangun
siswa yang kurang positif terhadap
ruang, yang kemudian diarahkan
matematika.
pada penemuan konsep, prosedur
matematika, dan prinsip bangun
190
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ruang
itu
sendiri.
Akibat
dari
pembelajaran tersebut adalah siswa
kurang mampu dalam penalaran
bangun ruang.
ISSN 2087-9016
membayangkan konsep yang sedang
dibahas.
Sehubungan
dengan
itu,
alternatif pendekatan yang dipandang
Berdasarkan hasil wawancara
sesuai diterapkan untuk mengatasi
dengan guru matematika kelas IVA
masalah tersebut adalah pendekatan
SDN 9 Sesetan yang dilakukan pada
pembelajaran matematika realistik
tanggal 17 Januari 2012, diperoleh
(PMR). Dalam pendekatan ini, siswa
data bahwa rata-rata skor untuk mata
diberikan kesempatan sendiri untuk
pelajaran matematika siswa kelas
menemukan ide maupun konsep-
IVA SDN 9 Sesetan dalam tes
konsep, dimana dalam konsep ini
sumatif pada semester I tahun 2012
diawali dengan masalah realistik.
yaitu 6,25. Ini menunjukan bahwa
Suatu masalah realistik tidak harus
pretasi belajar siswa masih tergolong
selalu berupa masalah yang ada di
rendah, karena rata-rata skor masih
dunia nyata dan bisa ditemukan
di bawah standar minimal yaitu 6,5.
dalam kehidupan sehari-hari siswa,
Setelah
kegiatan
namun
dilakukan
pengamatan
wawancara
terhadap
suatu
masalah
disebut
realistik jika masalah tersebut dapat
kegiatan pembelajaran matematika di
dibayangkan
kelas
kegiatan
pikiran siswa. Dalam pembelajaran
pengamatan di kelas berlangsung,
matematika realistik, permasalahan
diduga bahwa penyebab rendahnya
realistik digunakan sebagai fondasi
prestasi belajar siswa adalah guru
dalam
dalam
cenderung
matematika, kemudian definisi akhir,
menggunakan metode konvensional,
sifat dan teorema dapat ditemukan.
siswa terlihat pasif, guru jarang
Untuk hal tersebut siswa diharapkan
memposisikan
ke
lebih aktif berdiskusi dan melakukan
atau
refleksi agar dapat mengkonstruksi
menggunakan
konsep-konsep matematika. Dengan
dalam
IVA.
Selama
mengajar
pembelajaran
suatu
konteks
pembelajaran
yang
permasalahan
realistik,
siswa
kurang
sehingga
mampu
atau
nyata
membangun
menerapkan
dalam
konsep
pendekatan
pembelajaran matematika realistik
191
I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija
akan dapat menimbulkan semangat,
peningkatkan aktivitas belajar siswa
gairah dan percaya diri dalam belajar
kelas IVA SDN 9 Sesetan tahun
sehingga
pelajaran
dapat
meningkatkan
prestasi belajar siswa.
dalam
pembelajaran bangun ruang melalui
Fokus dalam penelitian ini
adalah
2011/2012
penerapan
pendekatan
penerapan pendekatan pembelajaran
matematika realistik, dan (2) untuk
pembelajaran matematika realistik
mengetahui
sebagai
meningkatkan
peningkatkan prestasi belajar siswa
aktivitas dan prestasi belajar siswa
kelas IVA SDN 9 Sesetan tahun
dalam pembelajaran bangun ruang
pelajaran
pada siswa kelas IVA SDN 9 Sesetan
pembelajaran bangun ruang melalui
Tahun
penerapan pendekatan pembelajaran
upaya
Pelajaran
Permasalahan
yang
2011/2012.
ingin
dicari
(1)
apakah
terjadi
terjadi
2011/2012
dalam
matematika realistik.
jawabannya dalam penelitian ini
adalah
apakah
Treffers
2012:21)
(dalam
Wijaya,
menyatakan
bahwa
peningkatan aktivitas belajar siswa
pembelajaran matematika realistik
kelas IVA SDN 9 Sesetan Tahun
adalah
Pelajaran
yang menggunakan permasalahan
2011/2012
dalam
pendekatan
pembelajaran bangun ruang melalui
realistik
penerapan pendekatan pembelajaran
membangun
matematika realistik,
Senada dengan hal tersebut, Soedjadi
(2)
sebagai
pembelajaran
fondasi
konsep
dalam
matematika.
apakah terjadi peningkatan prestasi
(2001:2)
belajar siswa kelas IVA SDN 9
“pembelajaran matematika realistik
Sesetan tahun pelajaran 2011/2012
(PMR)
dalam pembelajaran bangun ruang
pemanfaatan realitas dan lingkungan
melalui
yang dipahami peserta didik untuk
penerapan
pendekatan
pembelajaran matematika realistik.
Berdasarkan fokus penelitian
mengemukakan
pada
dasarnya
adalah
memperlancar proses pembelajaran
matematika,
sehingga
tujuan
dapat
dan rumusan masalah tersebut, maka
mencapai
pendidikan
tujuan penelitian ini adalah: (1)
matematika secara lebih baik dari
untuk mengetahui apakah terjadi
masa yang lalu.” Sesuai dengan
192
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
uraian di atas, maka pendekatan
pengembangan konsep matematika
pembelajaran matematika realistik
yang lebih formal.
adalah suatu pedomanbagi pendidik
Treffers
dalam
membangun
konsep
2001:3)
(dalam
Suharta,
menyebutkan
bahwa
matematika dengan menempatkan
karakteristik
dari
realitas dan lingkungan peserta didik
matematika
realistik
sebagai sumber .
menggunakan
dunia
nyata,
pembelajaran
diawali
dengan
Wijaya
(2012:21)
pembelajaran
yaitu:
(1)
menyatakan “suatu masalah disebut
masalah kontekstual (dunia nyata)
realistik jika masalah tersebut dapat
sehingga
dibayangkan
menggunakan
(imagineable)
atau
memungkinkan
siswa
pengalaman
nyata (real) dalam pikiran
sebelumnya secara langsung untuk
Siswa.” Pendekatan realistik adalah
menemukan suatu konsep. Melalui
suatu pendekatan yang menggunakan
abstraksi
masalah
realistik
tolak
dapat mengembangkan konsep yang
pangkal
pembelajaran.
Diawali
lebih komplit. Kemudian siswa dapat
sebagai
dan
formalisasi,
siswa
dengan aktivitas mematisasi konsep-
mengaplikasikan
konsep
siswa.
matematika kedalam bidang yang
Treffers (dalam Wijaya, 2012:42)
lain ataupun dunia nyata sehingga
membagi matematisasi menjadi dua,
memperkuat pemahaman konsep, (2)
yaitu: (1) matematisasi horizontal,
penggunaan model, istilah model
yaitu
berkaitan dengan situasi dan model
yang
dipelajari
diawali
dengan
konsep-konsep
mengidentifikasi konsep matematika
matematika
berdasarkan
dan
sendiri oleh siswa (self developed
hubungan yang ditemukan melalui
models). Peran self developed models
visualisasi dan skematisasi masalah,
merupakan jembatan bagi siswa dari
(2)
yaitu
situasi konkret menuju abstrak atau
bentuk proses formalisasi di mana
konteks informal ke formal dimana
model matematika yang diperoleh
siswa membuat model sendiri dalam
pada
menyelesaikan
keteraturan
matematisasi
menjadi
vertikal,
matematisasi
landasan
horizontal
dalam
yang
dikembangkan
masalah
sehingga
diperoleh pengetahuan matematika
193
I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija
formal
(bersifat
(3)
berdasarkan
produksi
dan
pembelajaran matematika realistik
siswa,
siswa
yaitu:
kesempatan
untuk
(menemukan
menggunakan
konstruksi
abstrak),
oleh
mempunyai
mengembangkan
strategi-strategi
pendekatan
(1)
guided
reinvention
kembali)
progressive
and
mathematizing
informal pemecahan masalah yang
(matematika progresif), peserta harus
dapat mengarah pada konstruksi
diberikan
kesempatan
untuk
prosedur-prosedur
mengalami
proses
sama
pemecahan
masalah. Dengan bimbingan guru,
sebagaimana
siswa
matematika
diharapkan
kembali
konsep
menemukan
konsep-konsep
ditemukan.
bentuk
Pembelajaran dimulai dengan suatu
formal, (4) menggunakan interaktif,
masalah kontekstual atau realistik
interaksi antara siswa dan guru
yang selanjutnya melalui aktivitas
merupakan
siswa
hal
dalam
yang
mendasar
dalam
diharapkan
menemukan
pembelajaran matematika realistik.
kembali sifat, definisi, teorema atau
Secara
eksplisit
prosedur-prosedur.
interaksi
yang berupa negosiasi,
bentuk-bentuk
kontekstual yang dipilih mempunyai
penjelasan, pembenaran, setuju, tidak
berbagai
setuju,
Perbedaan
pertanyaan
atau
refleksi
Masalah
kemungkinan
solusi.
penyelesaian
atau
digunakan untuk mencapai bentuk
prosedur siswa dalam memecahkan
formal dari bentuk-bentuk informal
masalah dapat digunakan sebagai
siswa, (5) keterkaitan unit belajar
langkah proses matematisasi baik
(intertwinement),
dalam
horizontal
pembelajaran matematika realistik,
didactical
keterkaitan
matematika
(fenomena didaktik), situasi-situasi
adalah esensial. Dengan keterkaitan
yang diberikan dalam suatu topik
ini akan memudahkan siswa dalam
matematika
proses pemecahan masalah.
pertimbangan,
yaitu
melihat
kemungkinan
aplikasi
dalam
unit-unit
Menurut Gravemeijer (dalam
maupun
vertikal,
(2)
phenomenology
disajikan
atas
dua
Lemik, 2010:25) ada tiga prinsip
pengajaran dan sebagai titik tolak
utama
dalam
dalam
pembelajaran
proses
mematematisasi.
194
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
Tujuan
penyelidikan
fenomena
sehari-hari, (2) belajar matematika
menemukan situasi-situasi masalah
berarti bekerja dengan matematika,
khusus yang dapat digeneralisasikan
(3)
dan dapat digunakan sebagai dasar
untuk menemukan konsep-konsep
matematisasi vertikal, dan (3) self-
matematika
developed
(pengembangan
orang dewasa (guru), (4) proses
model sendiri), kegiatan ini berperan
belajar mengajar berlangsung secara
sebagai jembatan antara pengetahuan
interaktif, dan siswa menjadi fokus
formal
formal.
dari semua aktifitas di dalam kelas,
Model dibuat siswa sendiri dalam
dan (5) aktifitas yang dilakukan
memecahkan masalah. Model pada
meliputi:
awalnya adalah suatu model dari
kontekstual, memecahkan masalah,
situasi yang dikenal (akrab) dengan
dan mengorganisasi bahan ajar.
model
dan
adalah
masalah-masalah dalam kehidupan
untuk
siswa.
tersebut
fenomena-
ISSN 2087-9016
matematika
Dengan
suatu
siswa
diberikan
kesempatan
dibawah
bimbingan
menemukan
masalah
proses
generalisasi dan formalisasi, model
METODE PENELITIAN
tersebut
Pendekatan dan Jenis Penelitian
akhirnya
menjadi
suatu
penalaran matematika.
Penelitian
Pembelajaran
Matematika
pendekatan
ini
menggunakan
kualitatif.
Penelitian
Realistik memiliki langkah-langkah
kualitatif merupakan penelitian yang
pembelajaran.
langkah-
dilakukan pada latar alamiah atau
langkah Pembelajaran Matematika
pada konteks dari suatu keutuhan
Realistik mengacu pada Suharta
(entity) dengan memanfaatkan diri
(2001).
peneliti sebagai instrumen kunci,
Adapun
Berdasarkan
pendapat
tersebut di atas, pada dasarnya
pengajaran
dengan
pendekatan
menggunakan
pembelajaran
Moleong (2011:8).
Jenis
penelitian
ini
adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
matematika realistik dicirikan oleh:
atau classroom
(1) matematika dipandang sebagai
Desain
kegiatan
manusia
sehari-hari,
digunakan dalam penelitian tindakan
sehingga
untuk
memecahkan
kelas ini adalah desain PTK model
atau
action research.
model
PTK
yang
195
I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija
Kurt Lewin yang mengandung empat
komponen
pada
setiap
Keempat
komponen
siklus.
yaitu rencana tindakan yang akan
untuk
meningkatkan
perilaku
memperbaiki,
atau
dan
perubahan
sikap
sebagai
pemecahan masalahnya, (2) tindakan
(action) yaitu sesuatu yang dilakukan
guru atau peneliti sebagai upaya
perbaikan,
perubahan
peningkatan,
yang
pengamatan
atau
diinginkan,
(observing)
(3)
tindakan yang dilaksanakan atau
dikenakan kepada siswa, dan (4)
refleksi (reflecting) yaitu peneliti
melihat
dan
mempertimbangkan atas hasil atau
dampak dari tindakan yang nantinya
akan
direvisi
terhadap
rencana
sebelumnya (Suandhi, 2006:16).
Tempat dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
SDN 9 Sesetan. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas IVA SDN 9
Sesetan tahun pelajaran 2011/2012,
sebanyak 45 orang yang terdiri dari
24 siswa putra dan 21 siswa putri.
yang
dikumpulkan
difokuskan untuk menjawab masalah
yang dirumuskan dalam penelitian
ini berupa skor dan catatan lapangan.
Skor dalam penelitian ini terdiri dari
skor aktivitas belajar siswa dan skor
prestasi belajar siswa. Sumber data
dalam penelitian ini menitik beratkan
pada manusia, yaitu siswa kelas IVA
SDN 9 Sesetan.
Teknik Pengumpulan Data
yaitu
mengamati hasil atau dampak dari
mengkaji,
Data
tersebut
meliputi: (1) perencanaan (planning)
dilakukan
Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini meliputi data aktivitas
belajar
siswa dan data prestasi belajar siswa.
Data
aktivitas
dikumpulkan
belajar
dengan
siswa
teknik
observasi. Instrumen yang digunakan
berupa
lembar
observasi
yang
memuat indikator-indikator aktivitas
yang harus diamati pada masingmasing siswa. Adapun indikatorindikator
aktivitas
belajar
siswa
tersebut adalah: (1) antusiasme siswa
dalam
proses
pembelajaran,
(2)
interaksi siswa dengan guru, (3)
interaksi siswa dengan siswa, (4)
usaha siswa dalam mengerjakan soal,
(5)
partisipasi
siswa
dalam
196
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
menyimpulkan
materi
pelajaran.
ISSN 2087-9016
analisis statistik deskriptif
dan
Dalam setiap indikator memuat 4
digolongkan berdasarkan kriteria dari
deskriptor.
Nurkancana
dan
Sunartana
(1992:100).
Untuk
mengetahui
Adapun cara pemberian skor
tentang aktivitas belajar siswa adalah
prestasi belajar siswa, maka hasil tes
sebagai
lembar
prestasi
belajar
observasi memuat 5 indikator dan
dengan
mencari
setiap indikator memuat 4 deskriptor.
prestasi belajar siswa atau mean,
Setiap deskriptor dari masing-masing
ketuntasan belajar siswa dan daya
indikator aktivitas belajar siswa yang
serap. Hasil perhitungan rata-rata
tampak selama proses pembelajaran
skor prestasi belajar siswa ( ),
dicatat pada lembar observasi dengan
ketuntasan belajar siswa (KB), dan
memberi tanda rumput (). Jika
daya
sebuah
dikomparasikan
berikut.
deskriptor
Dalam
tampak
maka
serap
siswa
dianalisis
rata-rata
(DS)
skor
selanjutnya
dengan
standar
diberi skor 1 dan jika tidak nampak
acuan yang ditetapkan Depdikbud
diberi
(dalam Widiyanti, 2009:21), yaitu
skor
0.
Sehingga
skor
maksimal ideal aktivitas
proses
belajar siswa adalah 20 dan skor
optimaljika rata-rata skor prestasi
minimal ideal adalah 0.
belajar siswa ( ) ≥ 6,5, daya serap
Data prestasi belajar siswa
dikumpulkan dengan
Instrumen
yang
teknik tes.
dipakai
pembelajaran
telah
(DS) ≥ 65% dan ketuntasan belajar
siswa (KB) ≥ 85%.
dalam
pengumpulan data ini menggunakan
Prosedur Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian
tes prestasi belajar yang berupa tes
objektif dan tes uraian (essay) yang
diberikan pada akhir masing-masing
Tindakan
Kelas
(PTK)
yang
direncanakan
dalam dua siklus. Masing-masing
siklus.
siklus terdiri empat komponen, yaitu:
(1)
Teknik Analisis Data
Data aktivitas belajar siswa
dianalisis
dengan
perencanaan
(planning),
(2)
tindakan (acting), (3) pengamatan
menggunakan
197
I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija
(observing),
dan
(4)
refleksi
(reflecting).
model pembelajaran yang membuat
siswa menjadi aktif dan tidak bosan
dalam
Refleksi Awal
pelajaran
matematika khususnya pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru matematika kelas IVA
SDN 9 Sesetan yang dikakukan pada
tanggal 17 Januari 2012, diperoleh
data bahwa rata-rata skor untuk mata
pelajaran matematika siswa kelas
IVA SDN 9 Sesetan dalam tes
sumatif pada semester I tahun 2012
yaitu 6,25. Ini menunjukan bahwa
pretasi belajar siswa masih tergolong
rendah karena nilai rata-rata masih di
bawah standar minimal yaitu 6,5.
Setelah
kegiatan
dilakukan
pengamatan
wawancara
terhadap
kegiatan pembelajaran matematika di
kelas IVA, diduga bahwa penyebab
rendahnya prestasi belajar siswa
adalah sebagai berikut: (1) guru
dalam
mengikuti
mengajar
cenderung
menggunakan metode konvensional,
bangun
ruang.
diduga
tepat
Pendekatan
digunakan
yang
adalah
pembelajaran matematika realistik.
Dalam
pembelajaran
matematika
realistik menuntut aktivitas siswa
secara
optimal.
Selain
pendekatan
itu,
pembelajaran
matematika
realistik
selalu
mengaitkan
pengalaman
siswa
sehari-hari
pembelajaran.
di
dalam
Terlebih
proses
lagi
pembelajaran bangun ruang masih
bersifat abstrak bagi siswa sekolah
dasar.
Oleh
pendekatan
matematika
karena
itu
dengan
pembelajaran
realistik
yang
mengaitkan kehidupan nyata siswa
dengan sifat abstrak bangun ruang,
maka
proses
pembelajaran
akan
menjadi menarik dan menyenangkan.
(2) siswa pasif, dan (3) guru jarang
memposisikan
dalam
pembelajaran
suatu
pembelajaran
konteks
yang
ke
atau
Siklus I dilaksanakan dalam 3
menggunakan
kali pertemuan dengan rincian dua
permasalahan realistik.
kali pertemuan untuk pelaksanaan
Berdasarkan situasi tersebut,
maka
perlu
Siklus I
diterapkannya
suatu
tindakan dan satu kali pertemuan
untuk melakukan tes prestasi belajar.
198
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
Siklus I terdiri dari empat komponen
prestasi belajar, (4) membuat lembar
meliputi: perencanaan,
observasi, (5) membuat buku catatan
pelaksanaan, observasi atau evaluasi,
lapangan.
dan refleksi.
Pelaksanaan
Tindakan.
Tindakan.
Berdasarkan perencanaan tindakan di
Sesuai dengan permasalahan yang
atas, pada komponen ini peneliti
muncul pada refleksi awal maka
melaksanakan penerapan pendekatan
akan
pendekatan
pembelajaran matematika realistik
pembelajaran matematika realistik
dalampembelajaran bangun ruang.
dalam pembelajaran bangun bangun
Pada pertemuan pertama materi yang
ruang. Selanjutnya, ada beberapa hal
akan
yang perlu dipersiapkan dalam siklus
bangun ruang sederhana. Adapun
ini sebagai berikut: (1) menyusun
yang di bahas meliputi sifat-sifat
rencana pelaksanaan pembelajaran
kubus
dan
balok,
serta
cara
(RPP) yang mengacu pada langkah-
menggambar
kubus
dan
balok
langkah Pembelajaran Matematika
berdasarkan sifat-sifatnya. Langkah-
Realistik (2) membuat lembar kerja
langkah
siswa (LKS),
sebagai berikut.
Perencanaan
diterapkan
(3) membuat tes
dibahas
adalah
sifat-sifat
pembelajarannya
adalah
Tabel 01 Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus I
Pendahuhuan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Melakukan absensi.
1. Mendengarkan guru dan
mengucapkan kata hadir.
2. Mengingatkan kembali materi
2. Berusaha mengingat kembali materi
pembelajaran sebelumnya.
pelajaran sebelumnya.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Mendengarkan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Kegiatan Inti
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Meminta siswa mengingat benda1. Secara mandiri mengingat bendabenda yang menyerupai kubus dn
benda yang menyerupai kubus dan
balok sesuai pengalaman mereka
balok.
masing-masing.
2. Memberi kesempatan kepada siswa
2. Menggunakan strategi yang paling
untuk membayangkan sifat-sifat
efektif sesuai pengalamannya
bangun ruang tersebut serta cara
masing-masing.
menggambarnya sesuai dengan
199
I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija
strategi mereka masing-masing.
3. Memberikan siswa beberapa masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan
kubus dan balok, selanjutnya siswa
mengerjakan masalah dengan
menggunakan pengalaman mereka.
4. Mendekati siswa sambil memberikan
bantuan seperlunya.
5. Menjelaskan secara formal sifat-sifat
kubus dan balok serta cara
menggambarnya.
6. Membagikan LKS
7. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan kedepan
sesuai jawaban mereka masingmasing.
8. Memberikan tugas di rumah yaitu
mengerjakan soal-soal serta
jawabannya sesuai dengan
matematika formal.
3. Secara sendiri-sendiri atau
berkelompok menyelesaikan
masalah tersebut.
4. Meminta bantuan kepada guru atau
teman sekelas apabila mengalami
kesulitan dan melalui diskusi kelas,
jawaban siswa dikonfrontasikan.
5. Mendengarkan dan merumuskan
bentuk matematika formal, yaitu
bentuk matematika yang sering
digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas.
6. Mengerjakan soal-soal dalam LKS
7. Beberapa siswa maju kedepan
untuk menjawab soal.
8. Mengerjakan tugas rumah dan
menyerahkannya kepada guru pada
pertemuan selanjutnya.
Penutup
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Bersama-sama menyimpulkan materi 1. Bersama-sama menyimpulkan
pelajaran yang baru diberikan.
materi pelajaran yang baru
diberikan.
Pada pertemuan kedua materi
bola
berdasarkan
sifat-sifatnya.
yang akan dibahas meliputi sifat-sifat
Adapun
langkah-langkah
tabung, kerucut dan bola, serta cara
pembelajarannya
adalah
menggambar tabung, kerucut dan
berikut.
sebagai
Tabel 02 Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus I.
Pendahuluan
Kegiatan Guru
1. Melakukan absensi.
2. Mengingatkan kembali materi
pembelajaran sebelumnya.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Siswa
1. Mendengarkan guru dan
mengucapkan kata hadir.
2. Berusaha mengingat kembali materi
pelajaran sebelumnya.
3. Mendengarkan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
200
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
ISSN 2087-9016
Kegiatan Inti
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Meminta siswa mengingat benda1. Secara mandiri mengingat bendabenda yang menyerupai tabung,
benda yang menyerupai menyerupai
kerucut, dan bola sesuai pengalaman
tabung, kerucut, dan bola
mereka masing-masing.
2. Menggunakan strategi yang paling
Memberi kesempatan kepada siswa
efektif sesuai pengalamannya
untuk mengingat sifat-sifat bangun
masing-masing.
ruang tersebut, dan membayangkan
cara menggambarnya sesuai dengan
strategi mereka masing-masing.
Mendekati siswa sambil memberikan 3. Meminta bantuan kepada guru atau
bantuan seperlunya.
teman sekelas apabila mengalami
kesulitan dan melalui diskusi kelas,
jawaban siswa dikonfrontasikan.
Menjelaskan secara formal sifat-sifat 4. Mendengarkan dan merumuskan
tabung, kerucut dan bola, serta cara
bentuk matematika formal, yaitu
menggambarnya sesuai dengan sifat
bentuk matematika yang sering
masing-masing.
digunakan dalam proses
Membagikan LKS
pembelajaran di kelas.
Memberikan kesempatan kepada
5. Mengerjakan soal-soal dalam LKS
siswa untuk mengerjakan kedepan
6. Beberapa siswa maju kedepan
sesuai jawaban mereka masinguntuk menjawab soal.
masing.
Memberikan tugas di rumah yaitu
7. Mengerjakan tugas rumah dan
mengerjakan soal-soal serta
menyerahkannya kepada guru pada
jawabannya sesuai dengan
pertemuan selanjutnya.
matematika formal.
Penutup
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Bersama-sama menyimpulkan materi 1. Bersama-sama menyimpulkan
pelajaran yang baru diberikan.
materi pelajaran yang baru
diberikan.
Observasi. Kegiatan observasi
dilaksanakan
dilakukan
dengan
proses
menggunakan tes berupa tes objektif
pembelajaran berlangsung. Observasi
dan tes uraian yang dilaksanakan
terhadap
pada akhir siklus I.
dilakukan
selama
siswa
aktivitas
dengan
belajar
siswa
mengamati
Refleksi.
Tahap
refleksi
perilaku yang tampak menggunakan
dilakukan pada akhir siklus I yang
lembar
Sedangkan
didasarkan pada hasil observasi,
observasi terhadap prestasi belajar
evaluasi selama proses pembelajaran
observasi.
201
I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija
dan catatan lapangan. Refleksi ini
langkahnya
dilakukan
penyempurnaan
oleh
tujuan
untuk
peneliti
dengan
mengidentifikasi
dampak tindakan pada siklus I,
merupakan
dari
langkah-
langkah pada siklus I.
Perencanaan
Tindakan.
sejauh mana hasil yang dicapai,
Dalam perencanaan pada diklus II ini
kelemahan
yang
peneliti menyiapkan hal-hal yang
dialami. Permasalahan yang timbul
hampir sama pada siklus I yaitu: (1)
selama
menyusun
serta
kendala
pembelajaran
siklus
I
rencana
pelaksanaan
didiskusikan dengan teman sejawat
pembelajaran (RPP) yang mengacu
serta guru kelas dan dicari alternatif
pada langkah-langkah pembelajaran
pemecahannya. Selain itu, refleksi
matematika realistik, (2) membuat
dijadikan sebagai masukan untuk
lembar
menyempurnakan pembelajaran pada
membuat tes prestasi belajar, (4)
siklus siklus II sehingga kelemahan-
membuat
kelemahan pada siklus
membuat buku
I dapat
diatasi.
kerja
siswa
lembar
Siklus II
(5)
Tindakan.
Berdasarkan perencanaan tindakan di
Siklus II dilaksanakan jika
hasil yang diperoleh pada siklus I
sesuai
dengan
yang
diharapkan. Siklus II dilaksanakan
dalam 3 kali pertemuan dengan
rincian dua kali pertemuan untuk
pelaksanaan tindakan dan satu kali
pertemuan
observasi,
(3)
catatan lapangan.
Pelaksanaan
belum
(LKS),
untuk
melakukan
tes
prestasi belajar. Adapun langkahlangkahnya yang diambil serupa
atas, pada komponen ini peneliti
melaksanakan penerapan pendekatan
pembelajaran matematika realistik
dalam pembelajaran bangun ruang.
Pada pertemuan ini materi yang akan
dibahas adalah menggambar dan
mengidentifikasi jaring-jaring kubus.
Adapun
langkah-langkah
pembelajarannya
adalah
sebagai
berikut.
dengan siklus I yaitu, perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Namun
demikian
langkah-
202
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
Tabel 03 Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus II
Pendahuluan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Melakukan absensi.
1. Mendengarkan guru dan
mengucapkan kata hadir
2. Mengingat kembali materi
2. Berusaha mengingat kembali materi
pembelajaran sebelumnya.
pelajaran sebelumnya.
3. Menyampaikan tujuan
3. Mendengarkan tujuan pembelajaran
pembelajaran.
yang ingin dicapai.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kegiatan Inti
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Meminta siswa menyebutkan
1. Menggali pengalaman masingcontoh benda-benda dalam
masing dan menyebutkan bendakehidupan sehari yang bentuknya
benda dalam kehidupan sehari yang
menyerupai kubussesuai dengan
bentuknya menyerupai kubus.
pengalaman mereka masingmasing.
2. Memperhatikan dengan baik alat
Menunjukkan kepada siswa alat
peraga yang ditunjukkan guru.
peraga berupa benda berbentuk
kubus, seperti: kotak kapur dan
3. Memperhatikan bentuk kotak kapur
kotak biscuit.
yang telah digunting dengan
Menggunting kotak kapur dan
seksama.
kotak biscuit sehingga nampak
jaring-jaring kubus kemudian
ditempel pada papan tulis.
4. Mengerjakannya secara mandiri
Meminta siswa untuk menggambar
sesuai dengan strategi masingjaring-jaring kubus secara mandiri
masing.
sesuai dengan strategi masingmasing.
5. Meminta bantuan kepada guru atau
Mendekati siswa sambil
teman apabila mengalami kesulitan.
memberikan bantuan seperlunya.
6. Mendengarkan dan merumuskan
Menjelaskan secara formal cara
bentuk matematika formal, yaitu
menggambar dan mengidentifikasi
bentuk matematika yang sering
jaring-jaring kubus
digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas.
Membagikan LKS
7. Mengerjakan soal-soal dalam LKS.
Memberikan kesempatan kepada
8. Beberapa siswa maju ke depan untuk
siswa untuk mengerjakan ke depan
menjawab soal.
sesuai jawaban mereka masingmasing.
9. Mengerjakan tugas rumah dan
Memberikan tugas di rumah yaitu
menyerahkannya kepada guru pada
mengerjakan soal-soal serta
pertemuan selanjutnya.
jawabannya sesuai dengan
matematika formal.
203
I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija
Penutup
Kegiatan Guru
1. Bersama-sama menyimpulkan
materi pelajaran yang baru
diberikan.
Kegiatan Siswa
1. Bersama-sama menyimpulkan
materi pelajaran yang baru
diberikan.
Pada pertemuan kedua materi
yang
akan
dibahas
adalah
menggambar dan mengidentifikasi
jaring-jaring
balok.
langkah-langkah
Adapun
pembelajarannya
adalah sebagai berikut.
Tabel 04 Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus II
Pendahuluan
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Melakukan absensi.
1. Mendengarkan guru dan
mengucapkan kata hadir
2. Mengingat kembali materi
2. Berusaha mengingat kembali materi
pembelajaran sebelumnya.
pelajaran sebelumnya.
3. Menyampaikan tujuan
3. Mendengarkan tujuan pembelajaran
pembelajaran.
yang ingin dicapai.
Kegiatan Inti
Kegiatan Guru
1. Meminta siswa menyebutkan
contoh benda-benda dalam
kehidupan sehari yang bentuknya
menyerupai baloksesuai dengan
pengalaman mereka masingmasing.
2. Menunjukkan kepada siswa alat
peraga berupa benda berbentuk
balok, seperti: kotak pasta gigi dan
kotak sabun.
3. Menggunting kotak pasta gigi dan
kotak sabun sehingga nampak
jaring-jaring balok dan
menempelnya di papan tulis.
4. Meminta siswa untuk menggambar
jaring-jaring balok secara mandiri
sesuai dengan strategi masingmasing.
5. Mendekati siswa sambil
memberikan bantuan seperlunya.
6. Menjelaskan secara formal
caramenggambar dan
mengidentifikasi jaring-jaring
Kegiatan Siswa
1. Menggali pengalaman masingmasing dan menyebutkan bendabenda dalam kehidupan sehari-hari
yang bentuknya menyerupai balok.
2. Memperhatikan dengan baik alat
peraga yang ditunjukkan guru.
3. Memperhatikan bentuk kotak pasta
gig dan kotak sabun yang telah
digunting dengan seksama.
4. Mengerjakannya secara mandiri
sesuai dengan strategi masingmasing.
5. Meminta bantuan kepada guru atau
teman apabila mengalami kesulitan.
6. Mendengarkan dan merumuskan
bentuk matematika formal, yaitu
bentuk matematika yang sering
digunakan dalam proses
pembelajaran di kelas.
7. Mengerjakan soal-soal dalam LKS.
204
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
balok.
ISSN 2087-9016
8. Beberapa siswa maju ke depan untuk
menjawab soal.
7. Membagikan LKS.
8. Memberikan kesempatan kepada
9. Mengerjakan tugas rumah dan
siswa untuk mengerjakan ke depan
menyerahkannya kepada guru pada
sesuai jawaban mereka masingpertemuan selanjutnya.
masing.
9. Memberikan tugas di rumah yaitu
mengerjakan soal-soal serta
jawabannya sesuai dengan
matematika formal.
Penutup
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
1. Bersama-sama menyimpulkan
1. Bersama-sama menyimpulkan
materi pelajaran yang baru
materi pelajaran yang baru
diberikan.
diberikan.
Observasi. Kegiatan observasi
dilaksanakan
selama
proses
bangun ruang dengan penerapan
pendekatan
pembelajaran
pembelajaran berlangsung. Observasi
matematika realistik. Apabila tidak
terhadap
terdapat
aktivitas
belajar
siswa
kendala-kendala
yang
dilakukan dengan mengamati prilaku
berarti serta proses pembelajaran
yang tampak menggunakan lembar
telah optimal maka akan dirumuskan
observasi,
kegiatan
rekomendasi penelitian ini berhasil
untuk
dan siklus dihentikan, jika tidak
evaluasi
sedangkan
dilaksanakan
mengetahui prestasi belajar siswa
maka
akan
dengan menggunakan tes prestasi
berikutnya.
dilakukan
siklus
belajar pada akhir siklus II.
Refleksi. Refleksi dilakukan
berdasarkan hasil observasi dan hasil
evaluasi
tes
prestasi
belajar
siswayang dilaksanakan pada akhir
siklus II. Dari hasil refleksi tersebut
akan
diketahui
apakah
terjadi
peningkatan aktivitas dan prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran
Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengecek keabsahan
data dalam penelitian ini digunakan
teknik
triangulasi,
sejawat
melalui
konsultasi
pembimbing.
pemeriksaan
diskusi
dengan
Triangulasi
dan
dosen
adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang
205
I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija
lain di luar data untuk keperluan
diteliti.
pengecekan
dikonsultasikan
atau
sebagai
pembanding
terhadap
data
(Moleong,
2011:330).
itu
Teknik
Hasil
pembimbing
diskusi
tersebut
kepada
untuk
dosen
mendapatkan
arahan dan revisi bila diperlukan
pemeriksaan sejawat melalui diskusi
dalam
dilakukan
sesuai dengan derajat keabsahan
dengan
cara
mengumpulkan hasil sementara atau
upaya
mendapatkan
data
yang diharapkan.
hasil akhir yang diperoleh dalam
bentuk diskusi dengan rekan-rekan
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
sejawat.
Dalam penelitian ini, teknik
Hasil Penelitian
Berdasarkan
triangulasi dan pemeriksaan sejawat
dilakukan melalui diskusi secara
terpadu, yang melibatkan dua orang
rekan
sejawat
dan
guru
mata
pelajaran matematika di kelas yang
analisis
data
aktivitas belajar siswa tiap siklus,
maka dapat disajikan hasil analisis
data aktivitas belajar siswa seperti
yang diuraikan dalam tabel berikut
ini.
Tabel 05 Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa
No. Siklus
1.
2.
1
Rata-rata Skor
Aktivitas ( )
10,20
Cukup aktif
2
12,11
Cukup aktif
Rata-rata
11,155
Cukup aktif
4
13,24
Aktif
5
13,67
Aktif
Rata-rata
13,455
Aktif
Pertemuan ke-
I
II
Berdasarkan
analisis
Kategori
data
prestasi belajar siswa tiap, maka
dapat disajikan hasil analisis data
beserta persentase peningkatannya
seperti yang diuraikan dalam tabel 06
dan tabel 07 berikut ini.
206
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
ISSN 2087-9016
Tabel 06 Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa
No.
Siklus
1.
PraSiklus
I
II
2.
3.
Rata-rata
Skor Prestasi
( )
4,98
Ketuntasan Belajar
(KB)
6,66
8,20
53,30%
91,10%
Daya Serap
(DS)
49,80%
26,67%
66,60%
82,00%
Tabel 07 Persentase Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Siklus ke Siklus
Pra-Siklus ke Siklus I
Siklus I ke Siklus II
Persentase Peningkatan Prestasi Belajar
Rata-rata Skor
Ketuntasan
Daya Serap
Belajar
(KB)
(DS)
Prestasi ( )
33,70%
99,85%
33,70%
23,12%
70,92%
23,12%
dilakukan untuk mengetahui aktivitas
Pembahasan
Berdasarkan
observasi
belajar siswa dan kemampuan belajar
awal di kelas IVA SDN 9 Sesetan
awal siswa sebelum pelaksanaan
tahun pelajaran 2011/2012 diperoleh
tindakan.Berdasarkan hasil analisis
informasi
data
tentang
hasil
aktivitas
dan
yang
diperoleh
dari
hasil
prestasi belajar siswa pada pelajaran
observasi dan tes prasiklus di dapat
matematika belum mencapai hasil
informasi
yang optimal. Hal ini dapat dilihat
prestasi belajar siswa khususnya
dari
skor
pada pelajaran matematika belum
prestasi belajar siswa ( ) yang masih
mencapai hasil yang optimal. Hal ini
kurang dari 6,5, ketuntasan belajar
dapat dilihat dari aktivitas siswa pada
(KB) di bawah 85%, dan daya serap
saat
(DS) kurang dari 65%.
berlangsung masih pasif. Selain itu
pencapaian
rata-rata
tentang
proses
aktivitas
belajar
dan
mengajar
Sebelum pelaksanaan tindakan
prestasi belajar siswa dilihat dari
terlebih dahulu dilakukan prasiklus.
rata-rata skor prestasi belajar siswa
Dalam PTK ini, prasiklus dilakukan
( ) pada prasiklus = 4,98, daya serap
sebanyak dua kali meliputi: (1)
(DS) = 49,80%, dan ketuntasan
observasi awal, dan (2) pemberian
belajar (KB) = 26,67%. Kedua hal
tes prasiklus. Kedua langkah tersebut
ini menunjukkan bahwa aktivitas
207
I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija
belajar siswa dalam mengikuti proses
aktif dalam diskusi di kelas, (3)
pembelajaran dan prestasi belajar
siswa yang memiliki kemampuan
siswa dalam pelajaran matematika
kurang, malu untuk bertanya kepada
khususnya
guru maupun kepada temannya yang
bangun
ruang
masih
rendah.
lebih
Berdasarkan hal tersebut maka
peneliti
melakukan
pandai
apabila
mengalami
kesulitan dalam pelajaran, (4) siswa
penelitian
yang pandai mendominasi dalam
tindakan kelas dengan menerapkan
menjawab pertanyaan guru, (5) guru
pendekatan
kurang
pembelajaran
efektif
dalam
mengelola
matematika realistik sebagai salah
kelas sehingga waktu yang tersedia
satu
meningkatkan
tidak dapat dimanfaatkan dengan
aktivitas dan prestasi belajar siswa
efektif oleh guru, (6) pemantauan
kelas IVA SDN 9 Sesetan tahun
dan arahan guru kepada siswa saat
pelajaran 2011/2012.
mengerjakan LKS masih kurang
upaya
untuk
Berdasarkan hasil analisis data
aktivitas
siswa
pada
siklus
intensif.
I
Berdasarkan
hasil
observasi
diperoleh bahwa aktivitas belajar
tersebut, dilakukan refleksi dengan
siswa belum mencapai kategori aktif.
rekan sejawat untuk menentukan
Sedangkan hasil analisis data prestasi
tindakan yang akan dilakukan dalam
belajar siswa pada siklus I, juga
memperbaiki
menunjukkan
pembelajaran
belum
mencapai
selanjutnya. Adapun hasil refleksi
keberhasilan
minimal.
pada akhir siklus I akan dijadikan
Berdasarkan hasil observasi kegiatan
acuan dalam pelaksanaan siklus II,
pembelajaran pada siklus I yang
yaitu: (1) memberikan pertanyaan-
ditulis dalam buku catatan lapangan,
pertanyaan secara lisan dan spontan
ditemukan beberapa kendala yang
kepada siswa yang masih ribut untuk
menyebabkan
optimalnya
memfokuskan perhatian siswa, (2)
pembelajaran pada siklus I, yaitu: (1)
membimbing siswa yang kurang
ada beberapa siswa yang masih ribut
aktif
pada saat guru menjelaskan materi,
menanyakan
(2) ada beberapa siswa yang kurang
sedang dihadapi dalam melakukan
kriteria
kurang
dalam
berdiskusi
dan
permasalahan
yang
208
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
diskusi,
(3) menunjuk siswa yang
bahwa
ISSN 2087-9016
perbaikan
yang
telah
kemampuannya kurang dan malu
dilakukan sudah cukup berhasil. Hal
bertanya untuk menjawab pertanyaan
ini dapat dilihat dari hasil analisis
yang
kemudian
data aktivitas belajar siswa yang
memberi nilai sebagai motivasi, (4)
sudah mencapai kategori ”aktif”
menunjuk siswa yang kurang aktif
dengan peningkatan rata-rata skor
dalam diskusi di kelas sehingga tidak
aktivitas belajar siswa dari siklus I ke
didominasi oleh siswa yang pandai
siklus II sebesar 20,62%. Hasil
saja,
analisis data prestasi belajar siswa
diberikan
(5)
melakukan
guru
guru
lebih
efektif
pengelolaan
kelas
pada siklus
II telah
memenuhi
keberhasilan
minimal.
sehingga tidak kekurangan waktu,
kriteria
(6) guru lebih intensif dalam
Berdasarkan hasil analisis data dan
memberikan arahan dan bimbingan
observasi pada siklus I dan siklus II
kepada siswa saat mengerjakan LKS.
menunjukkan adanya peningkatan
Pada tahap observasi dalam
aktivitas
dan
prestasi
belajar
siklus II, peneliti bersama guru
matematika siswa setelah penerapan
mengamati dampak dari perbaikan
pendekatan
tindakan berdasarkan hasil refleksi
matematika realistik
siklus
I.
Berdasarkan
penyempurnaan
pelaksanaan
pembelajaran
Mengacu pada bab III, bahwa
pembelajaran
dikatakan
optimal
tindakan pada siklus II dan dari hasil
apabila aktivitas belajar siswa telah
observasi diperoleh bahwa secara
mencapai kategori aktif, rata-rata
keseluruhan siswa terlihat antusias
skor prestasi belajar siswa ( ) ≥ 6,5,
dalam
kegiatan
ketuntasan belajar (KB) ≥ 85,00%,
pembelajaran dan guru sudah bisa
dan daya serap (DS) ≥ 65,00%.
mengubah
Berdasarkan hasil analisis data yang
mengikuti
suasana
pembelajaran
menjadi kondusif dan tidak tegang
diperoleh pada siklus
lagi sehingga siswa sudah merasa
pembelajaran pada siklus II dapat
senang dalam mengikuti pelajaran
dikatakan
matematika di kelas. Hasil observasi
memenuhi
pada siklus II ini menunjukkan
minimal yang telah ditetapkan. Oleh
telah
II, maka
optimal
kriteria
karena
pembelajaran
209
I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija
karena pembelajaran telah optimal
kategori aktivitas belajar siswa
dan hasil yang dicapai pada siklus II
dari siklus I yang tergolong pada
ini
kategori cukup aktif menjadi
telah
memenuhi
tuntutan
kurikulum yang berlaku di kelas IVA
SDN 9 Sesetan, maka penelitian ini
dihentikan sampai pada siklus II.
Dengan demikian, pelaksanaan
penelitian
tindakan
kelas
yang
difokuskan
dalam
kategori aktif pada siklus II.
2) Terjadi
peningkatan
belajar
kelas
Sesetan
IVA
tahun
prestasi
SDN
9
pelajaran
2011/2012 dalam pembelajaran
bangun ruang melalui penerapan
penerapan
pendekatan
pendekatan
pembelajaran
pembelajaran matematika realistik
matematika realistik. Hal ini
sebagai
ditunjukkan dengan persentase
upaya
meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar siswa
peningkatan
rata-rata
dalam pembelajaran bangun ruang
prestasi
pada siswa kelas IVA SDN 9 Sesetan
ketuntasan belajar (KB), dan
tahun pelajaran 2011/2012 dapat
daya serap (DS), dari pra-siklus
dikategorikan berhasil.
ke siklus I dan dari siklus I ke
belajar
siswa
skor
( ),
siklus II berturut-turut sebesar:
PENUTUP
33,70%, 99,85%, dan 33,70%;
Simpulan
dan
Berdasarkan hasil analisis data
dan
pembahasan,
maka
peningkatan
70,92%,
dan
23,12%.
dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1) Terjadi
23,12%,
Saran
aktivitas
Berdasarkan simpulan tersebut
belajar siswa kelas IVA SDN 9
di atas, maka saran yang dapat
Sesetan
disampaikan sebagai berikut.
tahun
pelajaran
2011/2012 dalam pembelajaran
1) Kepada
praktisi
pendidikan
bangun ruang melalui penerapan
khususnya guru matematika di
pendekatan
SDN
pembelajaran
9
Sesetan
disarankan
matematika realistik. Hal ini
menerapkan
pendekatan
ditunjukkan dengan peningkatan
pembelajaran
matematika
210
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 3, Nomor 2, Juli 2013
realistik
sebagai
salah
satu
alternatif dalam pembelajaran
matematika untuk meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar
siswa.
2) Kepada
Sekolah,
disarankan
menerapkan
pendekatan
pembelajaran
matematika
realistik
sebagai
salah
model
pembelajaran
inovatif
untuk
satu
yang
sekolah khususnya di bidang
akademik.
3) Kepada peneliti lain, diharapkan
senantiasa
melakukan
penelitian lebih lanjut dalam
pembelajaran matematika baik
di sekolah yang berbeda atau
pada
pokok
hajar dewantara).Tesis tidak
diterbitkan.
Singaraja:
Program
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan
Ganesha.
Moleong, Lexy J. (2011). Metodologi
penelitian kualitatif edisi
revisi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nurkancana, I Wayan dan Sunartana,
PPN. (1992). Evaluasi hasil
belajar. Surabaya: Usaha
Nasional.
meningkatkan
mutu pembelajaran dan prestasi
untuk
ISSN 2087-9016
bahasan
yang
berbeda sehingga aktivitas dan
prestasi belajar siswa dapat terus
Soedjadi.
(2001).
Pemanfaatan
realitas
dan
lingkungan
dalam
pembelajaran
matematika.
Makalah
disajikan dalam Seminar
Nasional
Realistic
Mathematics
Education
(RME), FMIPA UNESA,
Surabaya, 24 Februari.
Suandhi, I Wayan. (2006). Penelitian
tindakan kelas (classroom
action research).
Diktat
Tidak
Diterbitkan.Fakultas
Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan.
Universitas
Mahasaraswati.
ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Lemik, Ni Made. (2010). Pengaruh
pendekatan
pembelajaran
realistik terhadap prestasi
belajar matematika siswa
sekolah dasar ditinjau dari
kemampuan
numeric
(eksperimentasi
pembelajaran pecahan pada
siswa-siswa SD di gugus ki
Suharta, I Gusti Putu. (2001).
Pembelajaran pecahan dalam
matematika
realistik.
Makalah disajikan dalam
Seminar Nasional Realistic
Mathematics
Education
(RME), FMIPA UNESA,
Surabaya, 24 Februari.
Widiyanti, Ida Ayu Putu. (2009).
Meningkatkan
prestasi
belajar matematika siswa
211
I Gusti Ayu AristaWidari, I Gusti Ngurah Nila Putra, I Kketut Suwija
dengan
penerapan
pendekatan
pembelajaran
matematika realistik dalam
materi operasi penjumlahan
dan pengurangan bilangan
pecahan pada siswa kelas IV
SDN 1 angantaka abiansemal
tahun pelajaran 2008/2009.
Skripsi
tidak
diterbitkan.Denpasar Fakultas
Keguruan
dan
Ilmu
Pendidikan
Universitas
Mahasaraswati.
Wijaya, Ariyadi. (2012). Pendidikan
matematika realistik: suatu
alternatif
pendekatan
pembelajaran
matematika.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
212
Download