Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 2 PENYELESAIAN PERSAMAAN LINIER Bentuk umum dari persamaan linier sebagai berikut: a11 x1 + a12 x2 + + a1n xn = b1 a21 x1+ a22 x2 + + a2n xn = b2 : : an1 x1+ an2 x2 + + ann xn = bn dengan a adalah koefisien konstan, b adalah konstan, dan x1, x2, , xn adalah bilangan tak diketahui, serta n adalah jumlah persamaan. Suatu sistem persamaan linier dapat ditulis dalam bentuk matriks, misalnya: a11 x1 + a12 x2 + + a1n xn = b1 a21 x1+ a22 x2 + + a2n xn = b2 : : an1 x1 + an2 x2 + + ann xn = bn dapat ditulis dalam bentuk matriks, menjadi sebagai berikut: a11 a12 a1n x1 b1 a21 a22 a2 n x2 b2 atau AX = B an1 an 2 ann xn bn dengan: A adalah matriks koefisien nn. X adalah kolom vektor n1 dari bilangan tak diketahui. B adalah kolom vektor n1 dari konstanta. Nilai pada vektor kolom X dapat dicari dengan cara mengalikan kedua ruas persamaan dengan matriks inversi, yaitu A1AX = A1B, karena A1A = I, maka nilai-nilai elemen X = A1B. Penyelesaian sistem persamaan linier juga sering digunakan matriks yang ditingkatkan, misalnya matriks (33) akan ditingkatkan dengan matriks C (31), sehingga berbentuk a11 a12 a13 | c1 matriks 34 menjadi: a 21 a 22 a 23 | c 2 a31 a32 a33 | c3 2.1 Metode Eliminasi Gauss Adalah metode yang paling awal dikembangkan dan banyak digunakan dalam penyelesaian sistem persamaan linier, prosedur penyelesaian dari metode ini adalah mengurangi sistem persamaan ke dalam bentuk segitiga atas, sehingga salah satu dari persamaan-persamaan tersebut hanya mengandung satu bilangan tak diketahui, dan setiap persamaan berikutnya hanya terdiri dari satu tambahan bilangan tak diketahui Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 13 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO baru. Bentuk segitiga diselesaikan dengan penambahan dan pengurangan dari beberapa persamaan, setelah persamaan tersebut dikalikan dengan suatu faktor (konstan). Prosedur hitungan metode eliminasi Gauss, yaitu: b '' x3 '3' a33 a11 a12 a13 | b1 a11 a12 a13 | b1 ' ' (b2 a 23 x3 ) a 0 a ' x a | b a a | b 2 22 23 2 21 22 23 2 ' a 22 0 a31 a32 a33 | b3 0 a33 | b3'' (b1 a12 x 2 a13 x3 ) x1 a11 Lebih jelasnya kita pandang suatu sistem dari 3 persamaan dengan 3 bilangan tak diketahui berikut ini: a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 = b1 (2.1a) a21 x1 + a22 x2 + a23 x3 = b2 (2.1b) a31 x1 + a32 x2 + a33 x3 = b3 (2.1c) Persamaan pertama dari sistem dibagi koefisien pertama dari persamaan pertama (a11), sehingga menjadi: a a b x1 + 12 x2 + 13 x3 = 1 (2.2) a11 a11 a11 Persamaan (2.2) dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan kedua: a a b a21 x1 + a21 12 x2 + a21 13 x3 = a21 1 a11 a11 a11 (2.3) Persamaan (2.1b) dikurangi persamaan (2.3), sehingga didapat: a a b ' ' (a22 a21 12 ) x2 + (a23 a21 13 ) x3 = (b2 a21 1 ) atau a22 x2 + a 23 x3 = b2' a11 a11 a11 Selanjutnya persamaan yang telah dinormalkan persamaan (2.2) dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan ketiga, dan hasilnya dikurangkan dari persamaan ketiga dari sistem persamaan asli (persamaan 2.1c), hasilnya adalah: ' ' a32 x2 + a33 x3 = b3' Dengan melakukan prosedur diatas, maka didapat sistem persamaan sebagai berikut: a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 = b1 (2.4a) ' ' x2 + a 23 x3 = b2' a22 (2.4b) ' ' a32 x2 + a33 x3 = b3' (2.4c) Persamaan 2.4, ekivalen dengan persamaan aslinya, tetapi variabel x1 hanya muncul pada persamaan pertama, sedang dua persamaan terakhir hanya mengandung dua bilangan tak diketahui, bila kedua persamaan terakhir dapat diselesaikan untuk nilai x2 dan x3, maka hasilnya dapat disubstitusikan ke dalam persamaan pertama untuk mendapatkan nilai x1. Permasalahan menjadi lebih sederhana, dari menyelesaikan 3 persamaan dengan 3 bilangan tak diketahui menjadi penyelesaian 2 persamaan dengan 2 bilangan tak diketahui. Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 14 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO Prosedur berikutnya adalah mengeliminasi x2 dari salah satu dua persamaan terakhir, untuk itu persamaan (2.4b) dibagi dengan koefisien pertama dari persamaan (2.4b), ' yaitu a22 sehingga menjadi: x2 + ' a 23 b2' x = 3 ' ' a 22 a 22 Persamaan 2.5, dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan (2.4c): ' b2' ' ' a 23 ' a32 a x2 + a32 x = 3 32 ' ' a 22 a 22 (2.5) (2.6) Persamaan (2.4c) dikurangi persamaan (2.6), sehingga menjadi: ' b2' ' ' a 23 ' ' '' b a ( a33 a32 ) x = ( ) atau a 33 x3 = b3'' 3 3 32 ' ' a 22 a 22 Dengan demikian sistem persamaan menjadi: a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 = b1 (2.7a) ' ' x2 + a 23 x3 = b2' a22 (2.7b) '' a 33 x3 = b3'' (2.7c) Sistem persamaan diatas mempunyai koefisien matriks yang berbentuk segitiga atas (aij = 0 untuk i > j), dari persamaan tersebut akan dapat dihitung nilai x1, x2 dan x3, yaitu: b '' x3 '3' (2.8a) a33 x2 ' b2' a 23 x3 ' a 22 b1 a12 x 2 a13 x3 a11 dengan demikian sistem persamaan telah dapat diselesaikan. x1 (2.8b) (2.8c) Contoh soal: 1) Selesaikan sistem persamaan berikut ini: 3x + y – z = 5 (c1.a) 4x + 7y – 3z = 20 (c1.b) 2x – 2y + 5z = 10 (c1.c) Penyelesaian: a) Menormalkan persamaan (c1.a) dengan membagi persamaan tersebut dengan koefisien pertama persamaan (c1.a) yaitu 3, sehingga: x + 0,3333 y – 0,3333 z = 1,6666 (c2) b) Persamaan (c2) dikalikan dengan elemen pertama dari persamaan (c1.b): 4x + 1,3333 y – 1,3333 z = 6,6666 Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta (c3) 15 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO c) Persamaan (c1.b) dikurangi persamaan (c3), menjadi: 5,6667 y – 1,6666 z = 13,3334 (c4) d) Persamaan (c2) dikalikan dengan elemen pertama dari persamaan (c1.c), yaitu 2, sehingga menjadi: 2x + 0,6666 y – 0,6666 z = 3,3333 (c5) e) Persamaan (c1.c) dikurangi persamaan (c5), menjadi: –2,6666 y + 5,6666 z = 6,6667 (c6) f) Sistem persamaan menjadi: y – z=5 5,6667 y – 1,6666 z = 13,3334 – 2,6666 y + 5,6666 z = 6,6667 3x + (c7.a) (c7.b) (c7.c) g) Berikutnya mengeleminasi variabel x2 dari persamaan (c7.c), untuk itu persamaan (c7.b) dinormalkan dengan membaginya dengan elemen pertama dari persamaan tersebut yaitu 5,6667 sehingga menjadi: y – 0,2941 z = 2,3529 (c8) h) Persamaan (c8) dikalikan dengan elemen pertama dari persamaan (c7.c), yaitu dengan – 2,6666 sehingga menjadi: –2,6666 y + 0,7842 z = –6,2742 (c9) i) Persamaan (c7.c) dikurangi persamaan (c9), menjadi: 4,8824 z = 12,9409 j) Setelah dilakukan 3 kali manipulasi sistem persamaan, menjadi: 3x + y– z=5 5,6667 y – 1,6666 z = 13,3334 4,8824 z = 12,9409 k) Dari persamaan (c10.c), dapat dihitung nilai z, yaitu: z = (c10.a) (c10.b) (c10.c) 12,9409 = 2,6505. 4,8824 l) Dari persamaan (c10.b) dan nilai z yang didapat, maka nilai y dapat dihitung yaitu: y= 13,3334 (1,6666 2,6505) = 3,1325. 5,6667 m) Dengan persamaan (c10.a) serta nilai y dan z yang didapat, maka nilai x dapat 5 y z 5 3,1325 2,6505 dihitung, yaitu: x = = = 1,506. 3 3 Jadi hasil penyelesaian sistem persamaan adalah: x = 1,506 ; y = 3,1325 dan z = 2,6505. Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 16 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO Untuk mengetahui benar tidaknya hasil yang didapat, nilai x, y dan z yang didapat disubstitusikan ke sistem persamaan asli: 3(1,506) + 3,1325 – 2,6505 = 5 (= 5) 4(1,506) + 7(3,1325) – 3(2,6505) = 20 (= 20) 2(1,506) – 2(3,1325) + 5(2,6505) = 9,9995 ( 10) 2) Berapakah nilai x, y, z dari persamaan ini: x + y + 2z = 9 2x + 4y 3z = 1 3x + 6y 5z = 0 Penyelesaian: 1 1 2 9 a) Mengubah persamaan ke dalam matriks yang diperbesar: 2 4 3 1 3 6 5 0 1 1 2 7 b) Matriks tersebut dijadikan ke bentuk eselon baris: 0 1 0 0 12 9 17 2 3 c) Sistem yang bersesuaian dengan matriks adalah: x + y + 2z = 9 7 17 y z= 2 2 z=3 d) Nilai z telah diketahui, maka elemen y dapat pula diketahui, yaitu: y 7 7 17 17 17 21 4 (3) = y= + (3) y = + y= y=2 2 2 2 2 2 2 2 e) Dengan diketahui nilai z = 3 dan y = 2, maka nilai x dapat pula diketahui, yaitu: x + y + 2z = 9 x = 9 y 2z x = 9 2 2(3) x = 9 2 6 x = 1 Jadi nilai x, y, z dari persamaan diatas adalah x = 1, y = 2, dan z = 3. 2.2 Metode Gauss-Jordan Metode ini hampir sama dengan metode eliminasi Gauss, metode ini selain untuk menyelesaikan sistem persamaan linier, juga dapat digunakan untuk menghitung matriks inversi. Pada metode ini bilangan tak diketahui dieliminasi dari semua persamaan, yang dalam metode Gauss bilangan tersebut dieliminasi dari persamaan berikutnya, dengan demikian langkah-langkah eliminasi menghasilkan matriks identitas. Prosedur hitungan metode Gauss-Jordan, yaitu: a11 a 21 a 31 a12 a 22 a 32 1 0 0 | b1 x1 a13 | b1 a 23 | b2 0 1 0 | b2 0 0 0 1 | b3 0 a 33 | b3 Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 0 x2 0 0 | b1 0 | b2 1 | b3 17 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO Lebih jelasnya kita pandang suatu sistem dari 4 persamaan dengan 4 bilangan tak diketahui berikut ini: a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 + a14 x4 = b1 a21 x1 + a22 x2 + a23 x3 + a24 x4 = b2 a31 x1 + a32 x2 + a33 x3 + a34 x4 = b3 a41 x1 + a42 x2 + a43 x3 + a44 x4 = b4 (2.9a) (2.9b) (2.9c) (2.9d) Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk matriks, yaitu: a11 a 21 a 31 a 41 a12 a13 a 22 a 23 a 32 a 33 a 42 a 43 a14 a 24 a 34 a 44 x1 b1 x b 2 2 x3 b3 x 4 b4 (2.10) Pada metode Gauss-Jordan, dipilih secara berurutan elemen pertama tidak 0 dari setiap baris matriks. 1) Pertama kali baris pertama dari persamaan (2.10) dibagi dengan elemen pertama dari persamaan pertama, yaitu a11, sehingga didapat: 1 a12' a21 a22 a31 a32 a 41 a42 a13' a23 a33 a43 a14' x1 b1' a24 x2 b2 a34 x3 b3 a44 x4 b4 Elemen pertama dari semua baris lainnya dihilangkan dengan cara berikut ini: a) Persamaan pertama dikalikan elemen pertama dari persamaan kedua (a21) dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan kedua. b) Persamaan pertama dikalikan elemen pertama dari persamaan ketiga (a31) dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan ketiga. c) Persamaan pertama dikalikan elemen pertama dari persamaan keempat (a41) dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan keempat. Operasi ini menghasilkan sistem persamaan sebagai berikut: 1 0 0 0 a12' a13' ' a22 ' a23 ' a32 ' a33 ' a42 ' a43 a14' x1 b1' ' ' a24 x2 b2 ' x3 b3' a34 ' ' a44 x4 b4 (2.11) ' 2) Kemudian dipilih elemen pertama tidak 0 dari baris kedua yaitu a22 , dan prosedur diatas diulangi lagi untuk baris kedua. ' Baris kedua dari persamaan diatas dibagi dengan elemen a22 , sehingga didapat: Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 18 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO 1 a12' 0 1 ' 0 a32 0 a ' 42 a13' '' a23 ' a33 ' a43 a14' x1 b1' '' '' a24 x2 b2 ' a34 x3 b3' ' a44 x4 b4' Elemen kedua dari semua baris lainnya dihilangkan dengan cara berikut ini: a) Persamaan kedua dikalikan elemen kedua dari persamaan pertama ( a12' ) dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan pertama. ' b) Persamaan kedua dikalikan elemen kedua dari persamaan ketiga ( a32 ) dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan ketiga. ' c) Persamaan kedua dikalikan elemen kedua dari persamaan keempat ( a42 ) dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan keempat. Operasi ini menghasilkan sistem persamaan sebagai berikut: 1 0 0 0 0 a13'' '' 1 a 23 '' 0 a33 '' 0 a 43 a14'' '' a 24 '' a34 '' a 44 x1 b1'' '' x 2 b2 x b ' ' 3 3 x 4 b4'' (2.12) ' 3) Langkah selanjutnya dipilih elemen pertama tidak 0 dari baris ketiga yaitu a33 , dan prosedur diatas diulangi lagi untuk baris ketiga. Dengan prosedur seperti sebelumnya, akhirnya didapat sistem persamaan sebagai berikut: 1 0 0 0 x1 b1'''' '' '' 0 1 0 0 x 2 b2 (2.13) 0 0 1 0 x b '''' 3 3 0 0 0 1 x 4 b4'''' Dari sistem persamaan (2.13) dapat dihitung nilai x1, x2, x3 dan x4: x1 = b1'''' ; x2 = b2'''' ; x3 = b3'''' dan x4 = b4'''' Contoh soal: Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode Gauss-Jordan: 3x + y – z = 5 4x + 7y – 3z = 20 2x – 2y + 5z = 10 (c1.a) (c1.b) (c1.c) Penyelesaian: Sistem persamaan diatas ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut: 3 1 1 x 5 4 7 3 y 20 2 2 5 z 10 Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta (c2) 19 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO Baris pertama dari persamaan (c2) dibagi dengan elemen pertama dari persamaan (c1.a) yaitu 3, sehingga persamaan menjadi: 1 0,3333 0,3333 x 1,6666 4 7 3 y 20 2 2 5 z 10 (c3) Persamaan (c1.a) dikalikan elemen pertama dari persamaan (c1.b) yaitu 4, dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan (c1.b), dengan cara yang sama untuk persamaan (c1.c), sehingga didapat: 1 0,3333 0,3333 x 1,6666 0 5,6668 1,6668 y 13,3336 0 2,6666 5,6666 z 6,6668 (c4) Baris kedua dari persamaan (c4) dibagi dengan elemen pertama tidak 0 dari baris kedua, yaitu 5,6668 sehingga sistem persamaan menjadi: 1 0,3333 0,3333 x 1,6666 0 1 0,2941 y 2,3529 0 2,6666 5,6666 z 6,6668 (c5) Baris kedua persamaan (c5) dikalikan dengan elemen kedua dari baris pertama, yaitu 0,3333 dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan baris pertama. Kemudian dengan cara yang sama untuk persamaan baris ketiga, sehingga didapat: 1 0 0,2353 x 0,8824 0 1 0,2941 y 2,3529 0 0 4,8824 z 12,9410 (c6) Baris ketiga persamaan (c6) dibagi dengan elemen pertama tidak 0 dari baris ketiga, yaitu 4,8824 sehingga menjadi: 1 0 0,2353 x 0,8824 0 1 0,2941 y 2,3529 0 0 1 z 2,6505 (c7) Persamaan baris ketiga dikalikan elemen ketiga dari persamaan (c7) baris pertama kemudian dikurangkan persamaan (c7) baris pertama. Kemudian dengan cara yang sama untuk persamaan (c7) baris kedua, sehingga didapat: 1 0 0 x 1,5061 0 1 0 y 3,1324 0 0 1 z 2,6505 Dari sistem persamaan diatas, didapat nilai x, y dan z berikut ini: Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 20 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO x = 1,5061; y = 3,1324 dan z = 2,6505. 2.3 Matriks Tridiagonal (Metode Sapuan Ganda Choleski) Disebut juga metode penyelesaian langsung, karena pemakaiannya mudah dan matriks tridiagonal banyak dijumpai dalam berbagai permasalahan terutama dalam penyelesaian persamaan diferensial order dua. Dipandang sistem persamaan sebagai berikut: b1 x1 c1 x 2 a x b x c x 2 2 2 3 2 1 a3 x 2 b3 x3 c3 x 4 ai xi 1 bi xi ci xi 1 a n x n 1 bn x n d1 d 2 d3 di d n (2.14) Baris pertama pada persamaan (2.14) dari sistem memungkinkan untuk menulis bilangan tak diketahui x1 sebagai fungsi bilangan tak diketahui x2 dalam bentuk: c d x1 = 1 x2 + 1 atau x1 = P1 x2 + Q1 (2.15) b1 b1 c1 d dan Q1 = 1 , bila nilai x1 disubstitusikan ke dalam baris kedua b1 b1 persamaan (2.14), maka didapat: dengan P1 = a2 ( c1 a c d d x2 + 1 ) + b2 x2 + c2 x3 = d2 atau ( 2 1 + b2 ) x2 = c2 x3 + (d2 a2 1 ) b1 b1 b1 b1 dapat pula ditulis sebagai: x2 = P2 x3 + Q2 dengan P2 = c2 d 2 a2 d1 b1 dan Q2 = , persamaan ini menunjukkan a 2 c1 a 2 c1 b2 b2 b b 1 1 bahwa x2 merupakan fungsi dari x3, langkah seperti tadi dapat diulangi lagi untuk semua baris pada persamaan berikutnya. Dengan demikian setiap bilangan tak diketahui dapat dinyatakan sebagai bilangan tak diketahui berikutnya. Misalnya telah diperoleh persamaan sebagai berikut: xi – 1 = Pi – 1 xi + Qi – 1 Apabila nilai xi – 1 disubstitusikan ke dalam baris ke i dari sistem persamaan (2.14), maka: ai (Pi – 1 xi + Qi – 1) + bi xi + ci xi + 1 = di (ai Pi – 1 + bi ) xi + ci xi + 1 = di (ai Qi – 1) Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 21 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO xi = ci (ai Pi 1 bi ) xi 1 + d i ai Qi 1 (ai Pi 1 bi ) Persamaan tersebut diatas dapat ditulis dalam bentuk: dengan: xi = Pi xi + 1 + Qi ci Pi = dan (ai Pi 1 bi ) Qi = d i ai Qi 1 (ai Pi 1 bi ) (2.16a) (2.16b) (2.16c) Untuk i = 1, maka persamaan (2.16a), menjadi: x1 = P1x2 + Q1 dengan: (2.17a) P1 = c1 dan (a1 P0 b1 ) (2.17b) Q1 = d1 a1 Q0 (a1 P0 b1 ) (2.17c) Perbandingan persamaan (2.17) dan (2.15), menunjukkan bahwa: P0 = 0 dan Q0 = 0 (2.18) Persamaan (2.17) dan (2.18), memungkinkan untuk menghitung koefisien Pi serta Qi dari nilai i = 1 sampai i = n, langkah ini merupakan sapuan pertama. Setelah sampai titik ke n hitungan dilakukan dalam arah kebalikannya, yaitu dari n ke 1, untuk menghitung bilangan tak diketahui xi. Untuk itu persamaan terakhir dari sistem persamaan (2.14) ditulis dalam bentuk: an xn – 1 + bn xn = dn (2.19) Pada sistem persamaan (2.16), apabila i = n 1, maka: xn – 1 = Pn – 1 xn + Qn – 1 (2.20) Substitusi dari persamaan (2.20) ke dalam persamaan (2.19), akan memberikan: an(Pn – 1 xn + Qn – 1) + bnxn = dn (anPn – 1 + bn ) xn = dn an Qn – 1 xn = d n a n Qn 1 (a n Pn 1 bn ) Sesuai dengan persamaan (2.16a), maka: xn = Qn. Nilai xn dapat diperoleh, berdasarkan nilai xn yang didapat maka nilai xn – 1 dapat dihitung pula dengan persamaan sebagai berikut: xn – 1 = Pn – 1 xn + Qn – 1. Dari nilai xn – 1 kemudian dihitung nilai xn – 2, xn – 3, dan seterusnya hingga ke nilai x1. Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 22 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO Contoh soal: Selesaikan sistem persamaan berikut ini dengan menggunakan metode sapuan ganda. 2 x1 x 2 7 x1 x 2 3x3 10 6 x 2 2 x3 x 4 2 x3 3 x 4 (c1) 7 13 Penyelesaian: Sistem persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk matriks tridiagonal, yang penyelesaiannya dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut: xi = Pi xi + 1 + Qi dengan: Pi = Qi = (c2) ci dan (ai Pi 1 bi ) (c3) d i ai Qi 1 (c4) (ai Pi 1 bi ) Skema penyelesaian sistem persamaan dengan metode sapuan ganda sebagai berikut: Pi , Qi (i = 1,2,3,4) P1 , Q1 P2 , Q2 P3 , Q3 P4 , Q4 i=1 i=2 x2 i=3 x3 i=4 x4 x1 xi (i = 4,3,2,1) Langkah pertama dihitung nilai Pi dan Qi (i = 1, 2, 3, 4) dari kiri ke kanan. Setelah sampai ke titik i = n = 4, dihitung nilai xn = Qn. Berdasarkan nilai xn tersebut, kemudian hitungan dilanjutkan dari kanan ke kiri untuk mendapatkan nilai xi (i = 4, 3, 2, 1). a) Menghitung koefisien Pi dan Qi (i = 1, 2, 3, 4) Koefisien Pi dan Qi dihitung dengan menggunakan persamaan (c3) dan (c4), berdasarkan sistem persamaan (c1). Untuk i = 1, P0 = 0 dan Q0 = 0. P1 = Q1 = c1 c 1 = 1 = = 0,5. 2 a1 P0 b1 b1 d1 a1 Q0 7 70 = = = 3,5. a1 P0 b1 0 2 2 Untuk i = 2, P1 = 0,5 dan Q1 = 3,5. Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 23 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO P2 = Q2 = c2 3 = = 6. a2 P1 b2 1 0,5 1 d 2 a 2 Q1 ( 10) 1 (3,5) 13,5 = = = 27. 0,5 a2 P1 b2 1(0,5) 1 Untuk i = 3, P2 = 6 dan Q2 = 27. P3 = Q3 = c3 1 1 = = = 0,02941. a3 P2 b3 6 6 2 34 d 3 a3 Q2 7 (6 (27)) 169 = = = 4,97059. a3 P2 b3 6 (6) (2) 34 Untuk i = n = 4, Pn = 0 dan Qn = x4 = Q4 = d n a n Qn 1 (a n Pn 1 bn ) , maka: d 4 a 4 Q3 13 (2 (4,97059)) 3,05882 = = = 1,00. a4 P3 b4 2 (0,02941) (3) 3,05882 Setelah nilai Pi dan Qi (i = 1, 2, 3, 4) didapat, lalu dihitung nilai xi (i = 4, 3, 2, 1). b) Menghitung xi (i = 4, 3, 2, 1) Variabel xi (i = 4, 3, 2, 1) dihitung dengan menggunakan persamaan (c2): xi = Pi xi + 1 + Qi Untuk i = 4, maka x4 = Q4 = 1,00. Untuk i = 3, maka x3 = P3x4 + Q3 = (0,02941(1,00)) + 4,97059 = 5,00. Untuk i = 2, maka x2 = P2x3 + Q2 = (6(5,00)) + (27) = 3,00. Untuk i = 1, maka x1 = P1x2 + Q1 = (0,5(3,00)) + 3,5 = 2,00. Dengan demikian hasil yang diperoleh adalah: x1 = 2,00; x2 = 3,00; x3 = 5,00; x4 = 1,00. Untuk mengetahui benar atau tidaknya hasil yang diperoleh, maka nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam persamaan yang telah diselesaikan. 2 (2,00) + 3,00 2,00 + 3,00 3 (5,00) 6 (3,00) 2 (5,00) + (1,00) 2 (5,00) 3 (1,00) = = = = 7 10 7 13 (= 7) (= 10) (= 7) (= 13) 2.4 Matriks Inversi Pada matriks, operasi pembagian matriks tidak didefinisikan, akan tetapi operasi matriks yang serupa dengan pembagian adalah matriks inversi. Bila A adalah MBS, maka matriks inversinya adalah A1, sedemikian sehingga: AA1 = A1A = I, dengan I adalah matriks identitas. Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 24 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO Selain itu matriks inversi dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem yang berbentuk: AX = C atau A-1C (2.21) Nilai X dapat dihitung dengan mengalikan matriks inversi dari koefisien matriks A dengan ruas kanan dari sistem persamaan yaitu C. Metode Gauss-Jordan dapat digunakan untuk mencari matriks inversi, untuk itu koefisien matriks ditingkatkan dengan matriks identitas. Metode Gauss-Jordan dipakai untuk mereduksi koefisien matriks menjadi matriks identitas, setelah selesai, sisi kanan dari matriks yang ditingkatkan merupakan matriks inversi. Prosedur dari hitungan matriks inversi: a11 a 21 a31 a12 a 22 a32 A 1 0 0 | a111 a13 | 1 0 0 1 a 23 | 0 1 0 0 1 0 | a 21 1 0 0 1 | a31 a33 | 0 0 1 I I a121 1 a 22 1 a32 a131 1 a 23 1 a33 A-1 Contoh soal: 3 1 1 Cari matriks inversi dari matriks sebagai berikut: A = 4 7 3 2 2 5 Penyelesaian: Dilakukan dengan menggunakan metode Gauss-Jordan, dengan terlebih dahulu dilakukan peningkatan matriks dengan matriks identitas. 3 1 1 a) Matriks ditingkatkan, menjadi: 4 7 3 2 2 5 1 0 0 0 1 0 0 0 1 b) Baris pertama dibagi 3 (nilai yang akan dijadikan 1), menjadi: 1 0,3333 0,3333 4 7 3 2 2 5 0,3333 0 0 0 1 0 0 0 1 c) Baris kedua dikurangi hasil dari baris pertama dikali 4, dan baris ketiga dikurangi hasil dari baris pertama dikali 2, menjadi: 1 0,3333 0,3333 0 5,6667 1,6667 0 2,6667 5,6667 0 0 1,3333 1 0 0,6667 0 1 0,3333 d) Baris kedua dibagi 5,6667 (nilai yang akan dijadikan 1), menjadi: 1 0,3333 0,3333 0 1 0,2941 0 2,6667 5,6667 Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 0 0,2353 0,1765 0 0,6667 0 1 0,3333 0 25 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO e) Baris pertama dikurangi hasil dari baris kedua dikali 0,3333 dan baris ketiga ditambah hasil dari baris kedua dikali 2,6667 menjadi: 1 0 0,2353 0 1 0,2941 0 0 4,8824 0,0588 0 0,2353 0,1765 0 1,2941 0,4706 1 0,4118 f) Baris ketiga dibagi 4,8824 (nilai yang akan dijadikan 1), menjadi: 1 0 0,2353 0 1 0,2941 0 0 1 0,4118 0,0588 0,2353 0,1765 0,2651 0,0964 0 0,2048 0 g) Baris pertama ditambah hasil dari baris ketiga dikali 0,2353 dan baris kedua ditambah hasil dari baris ketiga dikali 0,2941 menjadi: 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0,0361 0,0482 0,3133 0,2048 0,0602 0,2651 0,0964 0,2048 0,3494 0,3494 0,0361 0,0482 maka matriks inversnya adalah = 0,3133 0,2048 0,0602 0,2651 0,0964 0,2048 2.5 Metode Iterasi Metode ini lebih baik dibanding dengan metode langsung, misalnya untuk matriks yang tersebar yaitu matriks dengan banyak elemen nol dan juga dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan tidak linier. 1. Metode Jacobi Dipandang sistem dengan 3 persamaan dan 3 bilangan tak diketahui: a11 x1 + a12 x2 + a13 x3 = b1 a21 x1 + a22 x2 + a23 x3 = b2 a31 x1 + a32 x2 + a33 x3 = b3 (2.22) Persamaan pertama dari sistem diatas dapat digunakan untuk menghitung x1 sebagai fungsi dari x2 dan x3. Demikian juga persamaan kedua dan ketiga untuk menghitung x2 dan x3 sehingga didapat: x1 (b1 a12 x 2 a13 x3 ) a11 x2 (b2 a 21 x1 a 23 x3 ) a 22 x3 (b3 a31 x1 a32 x 2 ) a33 Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta (2.23) 26 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO Hitungan dimulai dengan nilai perkiraan awal sembarang untuk variabel yang dicari (biasanya semua variabel diambil sama dengan nol). Nilai perkiraan awal disubstitusikan ke dalam ruas kanan dari sistem persamaan (2.23). Selanjutnya nilai variabel yang didapat tersebut disubstitusikan ke ruas kanan dari sistem (2.23) lagi untuk mendapatkan nilai perkiraan kedua. Prosedur tersebut diulangi lagi sampai nilai setiap variabel pada iterasi ke n mendekati nilai pada iterasi ke n 1. Apabila indeks n menunjukkan jumlah iterasi, maka persamaan (2.23) dapat ditulis menjadi: (b a12 x 2n 1 a13 x3n 1 ) x1n 1 a11 x 2n (b2 a 21 x1n 1 a 23 x3n 1 ) a 22 x3n (b3 a 31 x1n 1 a 32 x 2n 1 ) a 33 (2.24) Iterasi hitungan berakhir setelah: x1n 1 x1n , x2n 1 x2n , dan x3n 1 x3n , atau telah dipenuhi kriteria berikut: a xin xin 1 100% s xin dengan s adalah batasan ketelitian yang dikehendaki. Contoh soal: Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode iterasi Jacobi: 3x + y – z = 5 4x + 7y – 3z = 20 2x – 2y + 5z = 10 (c1) Penyelesaian: Sistem persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk: 5 y z 3 20 4 x 3 z y 7 10 2 x 2 y z 5 x (c2) Langkah pertama dicoba nilai x = y = z = 0 dan dihitung nilai x', y', dan z'. Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 27 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO 500 1,66667 3 20 0 0 y' 2,85714 7 10 0 0 z' 2 5 x' Nilai x', y', dan z' yang diperoleh tidak sama dengan nilai pemisalan. Iterasi dilanjutkan dengan memasukkan nilai x', y', dan z' kedalam persamaan (c2) untuk menghitung x'', y'', dan z'' dan kesalahan yang terjadi. 5 2,85714 2 1,38095 3 1,38095 1,66667 x 100% 20,69% 1,38095 20 4(1,66667) 3(2) y" 2,76190 7 2,76190 2,85714 y 100% 3,45% 2,76190 10 2(1,66667) 2(2) z" 2,13333 5 2,13333 2 z 100% 6,25% 2,13333 x" Hitungan dilanjutkan dengan prosedur diatas, sampai akhirnya diperoleh kesalahan yang relatif kecil (terhadap ketelitian yang diharapkan). Untuk mempercepat dan memudahkan hitungan, dibuat program untuk menghitung sistem persamaan linier dengan menggunakan metode Jacobi. Dengan tingkat ketelitian sebesar 0,1%, maka hasil hitungan adalah x1 = 1,5063; x2 = 3,1328; x3 = 2,6504. 2. Metode Gauss-Seidel Didalam metode Jacobi, nilai x1 yang dihitung dari persamaan pertama tidak digunakan untuk menghitung nilai x2 dengan persamaan kedua. Demikian juga nilai x2 tidak digunakan untuk mencari x3, sehingga nilai-nilai tersebut tidak dimanfaatkan. Sebenarnya nilai-nilai baru tersebut lebih baik dari nilai-nilai yang lama. Di dalam metode Gauss-Seidel nilai-nilai tersebut dimanfaatkan untuk menghitung variabel berikutnya. Seperti dalam metode Jacobi sistem persamaan (2.22) diubah menjadi sistem persamaan (2.23). Kemudian ke dalam persamaan pertama dari sistem, disubstitusikan nilai sembarang x20 , x30 (biasanya diambil nol ), sehingga: (b1 a12 x20 a13 x30 ) x a11 1 1 Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta (2.25a) 28 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO Nilai baru dari x11 tersebut kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan kedua dari sistem (2.23), sehingga: (b2 a21x11 a23 x30 ) a22 x12 (2.25b) Demikian juga ke dalam persamaan ketiga dari sistem (2.23) disubstitusikan nilai baru x11 dan x12 , sehingga didapat: x31 (b3 a31 x11 a32 x12 ) a33 (2.25c) Dengan cara seperti ini nilai x1, x2, x3 akan diperoleh lebih cepat dari pada metode Jacobi. Contoh soal: Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode iterasi Gauss Seidel: 3x + y – z = 5 4x + 7y – 3z = 20 2x – 2y + 5z = 10 (c1) Penyelesaian: Langkah pertama dicoba nilai y = z = 0 dan dihitung x' dengan menggunakan persamaan (2.25a). x' 500 1,6667 3 Persamaan (2.25b) digunakan untuk menghitung nilai y': y' 20 4(1,6667) 3(0) 1.90476 7 Nilai z' dihitung dengan persamaan (2.25c): z' 10 2(1,6667) 2(1,90476) 2,09524 5 Nilai x', y', dan z' yang diperoleh tidak sama dengan nilai pemisalan. Iterasi dilanjutkan dengan prosedur diatas untuk menghitung x'', y'', dan z'' serta kesalahan yang terjadi. Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 29 Mata kuliah KOMPUTASI ELEKTRO 5 1,90476 2,09524 1,73016 3 1,73016 1,6667 x 100% 3,67% 1,73016 20 4(1,73016) 3(2,09524) y" 2,76644 7 2,76644 1,90476 y 100% 31,15% 2,76644 10 2(1,73016) 2(2,76644) z" 2,41451 5 2,41451 2,09524 z 100% 13,22% 2,41451 x" Hitungan dilanjutkan dengan prosedur diatas, sampai akhirnya diperoleh kesalahan yang relatif kecil (terhadap yang diharapkan). Untuk mempercepat dan memudahkan hitungan, dibuat program komputer untuk menyelesaikan sistem persamaan linier dengan menggunakan metode Jacobi dengan tingkat ketelitian yaitu sebesar 0,1%, maka hasil hitungan diperoleh yaitu x1 = 1,5066; x2 = 3,1311; x3 = 2,6498. Jurusan Teknik Elektro ISTA Yogyakarta 30