Muhammad Fazri : Implementasi Prinsip Good Governance…….259 IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI INDONESIA Muhamad Pazri Konsultan dan Pengacara di Borneo Law Firm [email protected] Abstract The purpose of this thesis is to determine and assess the implementation of Principle To recognize the importance of Good Governance in Financial Management System in Indonesia. To know Is General Principles of Local Financial management of the Implementation of Regional Finance can mewujukan Good Governance and How to Achieve Fiscal Management Principles for Being a Good Governance. Research in the writing of this law is to use the method of normative legal writing with properties that provide exposure deskrepsi study or overview of the implementation of Principles of Good Governance in Financial Management System In Indonesia and find How to Achieve Financial Management To Become Principles of Good Governance .. The law Primary use is legal action that the Minister of Home Affairs Number 21 Year 2011 concerning the Second Amendment of the Regulation of the Minister of Home Affairs Number 13 Year 2006 on guidelines for financial management, and secondary legal materials in the form of books and literature. After all the ingredients of the literature and research material collected then the materials are then processed and analyzed.According to this thesis and research results show that: First, the minimal prerequisites for achieving good governance is transparency, accountability, participation, legal empowerment, effectiveness and efficiency, and fairness. Second, implementation has Good Governance in Local Financial Management of renewal has always done. Keywords: Implementation, Principles, Good Governance, Finance. Abstrak Tujuan dari penulisan tesis ini yaitu untuk mengetahui dan mengkaji mengenai Untuk mengetahui pentingnya Implementasi Prinsip Good Governance Dalam Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah Di Indonesia. Untuk mengetahuiApakah Asas-Asas Umum Pengelolan Keuangan Daerah dalam Penyelenggaraan Keuangan Daerah dapat mewujukan Good Governance dan Bagaimana Mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah Untuk Menjadi Prinsip Good Governance. Penelitian dalam penulisan hukum ini adalah dengan menggunakan metode penulisan hukum normatif dengan sifat penelitian deskrepsi yaitu memberikan paparan atau gambaran mengenai Implementasi Prinsip Good Governance Dalam Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah Di Indonesia dan menemukan Bagaimana Mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah Untuk Menjadi Prinsip Good Governance.. Adapun hukum yang digunakan adalah tindakan hukum primer yang Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah,dan bahan hukum sekunder berupa buku-buku dan literatur. Setelah semua bahan dari berbagai literatur serta bahan penelitian terkumpul maka bahan-bahan tersebut kemudian di olah dan dianalisis.Menurut hasil dan penelitian tesis ini menunjukan bahwa: Pertama, Prasyarat minimal untuk mencapai Good Governance adalah adanya transparansi, akuntabilitas, partisipasi, pemberdayaan hukum, efektifitas dan efisiensi, dan keadilan.Kedua, Impelemtasi Good Governance dalam Pengeloaan Keuangan Daerah selalu dilakukan pembaharuan. Kata Kunci : Implementasi,Prinsip, Good Governance, Keuangan. 260 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016 mengenai tujuan negara pada dasarnya adalah PENDAHULUAN Negara Indonesia adalah negara yang sama, yaitu untuk mencapai kesejahteraan luas dan besar yang terdiri dari beberapa warga negaranya. Plato berpendapat bahwa pulau-pulau dan di kelilingi oleh lautan-lautan tujuan sehingga negara keaneka ragaman kebutuhan yang tidak dapat kepulauan (archipelago state). Namun negara dipenuhi manusia secara individu, sementara kita dapat bersatu dengan suatuIdeologi Aristoteles menyebutkan bahwa tujuan negara Pancasila yang disepakati bersama oleh para adalah untuk menyelenggarakan kehidupan pendiri yang baik bagi semua warga negaranya. 2 dapat bangsa disebut kita. sebagai Kemudian negara negara adalah untuk memenuhi Indonesia memiliki pandangan hidup dan Untuk melaksanakan tugasnya negara tujuan hidup dalam bernegara yang tertuang sebagai suatu organisasi yang teratur, negara dalam pembukaan Undang-Undang Dasar harus Negara Republik Indonesia Tahun 1945. kekayaan ini datang dari penerimaan negara, Negara merupakan suatu organisasi memiliki harta kekayaan. Harta yang dipergunakan untuk membiayai segala yang unik, yang memiliki otoritas yang proses bersifat memaksa di atas subjek hukum penyelenggaraan pribadi yang menjadi warga negaranya. Indonesia, hal-hal yang berhubungan dengan Walaupun demkian pengurusan, pengeloaan proses penerimaan dan pengeluaran negara atau penyelenggaraan jalannya negara tidak diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara luput dari mekanisme pertanggungjawaban Republik Indonesia Tahun1945, yaitu dalam oleh rumusan para pengurus, penyelenggara negara. Negara pengelola dan 1 tersebut. Pasal 23 dan Di dan 3 Dalam arti pandangan hidup tersebut kemasyarakat yang mepunyai wilayah dan berimplikasi pada keuangan negara dalam pemerintahan yang berkuasa yang didukung rangka pencapaian tujuan negara. Adapun oleh warganya di wilayah itu guna mencapai tujuan negara Indonesia tercantum dalam tujuan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara 1 suatu negara ketentuan amandemennya. pengeloaan lembaga tertentu. adalah pengurusan, Pandangan para filosof Gunawan Widjaya. 2002. Seri Keuangan Publik; Pengelolaan Harta Kekayaan Negara Suatu Tujuan Yuridis. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada, hlm. 2. 2 Badan Pemeriksa Keuangan. 2000. Keuangan Negara dan Badan Pemeriksa Keuangan. Jakarta: Sekretariat Jendral Badan Pemeriksa Keuangan, hlm.9. 3 Ibid. Muhammad Fazri : Implementasi Prinsip Good Governance…….261 Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke- Undang. Menurut Bagir Manan, otonomi luas empat adalah melindungi segenap bangsa bisa bertolak dari prinsip semua urusan Indonesia darah pemerintahan pada dasarnya menjadi urusan Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, rumah tangga daerah, kecuali yang ditentukan mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut sebagai urusan pusat.Dalam negara moderen, melaksanakan yang lebih-lebih apabila dikaitkan dengan paham berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, negara kesejahteraan, urusan pemerintahan dan keadilan sosial.4 tidak dapat dikenali jumlahnya.6 dan seluruh tumpah ketertiban dunia Pencapaian tujuan negara selalu terikat Menurut Undang-Undang Nomor 23 dengan keuangan negara sebagai bentuk Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pembiayaan penyelenggaraan Pasal 1 Ayat (6), Otonomi Daerah adalah hak, pemerintahan negara yang dilakukan oleh wewenang, dan kewajiban daerah otonom penyelenggara untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan negara, terhadap tujuan negara.Tanpa negara keuangan tidak dapat Pemerintahan dan kepentingan masyarakat terselenggara sehingga hanya berupa cita-cita setempat dalam sistem Negara Kesatuan hukum belaka. Untuk mendapatkan keuangan Republik Indonesia. negara sebagai bentuk pembiayaan tujuan Selama ini desentralisasi yang negara, harus tetap berada dalam bingkai diberlakukan dan telah berjalan efektif sejak hukum yang diperkenankan oleh Undang- tanggal 1 Juni 2001 memberikan dampak dan Undang Dasar Negara Republik Indonesia perubahan yang mendasar terhadap hubungan Tahun 1945.5 Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. telah Disisi lain kontribusi otonomi daerah Tidak hanya itu, desentralisasi tersebut juga membawa mempengaruhi signifikan dalam perubahan tata yang cukup pemerintahan di sebelumnya prilaku hanya masyarakat terfokus pada yang pusat Indonesia. Otonomi daerah merupakan esensi kekuasaan. Oleh Bagir Manan desentralisasi pemerintahaan desentralisasi. Otonomi berasal dimaknai dari bahasa Yunani, yakni autos yang berarti kewenangan (spriending van bevoegdheid) sendiri dan nomos yang berarti Undang- tetapi mengandung juga pembagian kekuasaan bukan sekedar pemencaran (sheiding van machten) untuk mengatur dan 4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke-4 5 MuhammadDjafar Saidi. 2008.Hukum Keuangan Negara. Jakarta: Rajawali Pers, hlm. 8. 6 Ni’matul Huda. 2010. Problematika Pembatalan Peraturan Daerah. Yogyakarta: FH UII Press, hlm. 45. 262 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016 mengurus penyelenggaraan pemerintah negara perUndang-Undangan sebagaimana dimaksud antara pemerintah pusat dan satuan-satuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 pemerintah tingkat lebih rendah.7 tentang Pedoman Pembentukan Peraturan Dalam urusan mengatur keuangan daerah, analisis pajak dan retribusi daerah, Perundang-Undangan.9 Dalam otonomi, hubungan ternyata rasio kenaikan penerimanaan daerah kewenangan antara Pusat dan Daerah, antara dari retribusi daerah sejak otonomi daerah lain bertalian dengan cara pembagian urusan lebih penyelenggaraan tinggi penerimaan dibanding atau cara kota.8Pungutan Cara tersebut menurt Ni’matul Huda akan terhadap pajak dan retribusi daerah bersifat mencerminkan suatu bentuk otonomi terbatas memaksa dan dapat dipaksakan. Hal tersebut atau otonomi luas.10 Oleh Bagir Manan ditegaskan oleh UUD 1945 dalam Pasal 23A otonomi yang menyatakan bahwa pajak dan pungutan beberapa kelompok, diantaranya, Pertama, lain yang bersifat memaksa untuk keperluan urusan-urusan negara diatur dengan Undang-Undang. Norma ditentukan yang demikian mempunyai makna bahwa pengembangannya diatur dengan cara-cara segala sesuatu pungutan yang menjadi beban tertentu pula. Kedua, apabila sistem supervisi rakyat harus sepengetahuan rakyat melalui dan pengawasan dilakukan sedemikian rupa, representasinya sehingga kabupaten di pajak pemerintahan menentukan urusan rumah tangga daerah. di dari kenaikan daerah, terutama daerah rasio lembaga perwakilan terbatas digolongkan rumah secara daerah kedalam tangga daerah kategoris otonom dan kehilangan rakyat.Persoalan pajak dan retribusi daerah kemandirian untuk menentukan secara bebas masuk dalam lingkup konstitusional yang cara-cara mengatur dan mengurus rumah dimaksud ada tangga daerahnya.Ketiga, sistem hubungan pengaturan umum tentang pajak dan retribusi keuangan antara pusat dan daerah yang daerah ke dalam Undang-Undang. Undang- menimbulkan hal-hal seperti keterbatasan Undang sebagaimana dimaksud Pasal 23A kemampuan keuangan asli daerah yang akan tersebut, dapat diartikan sebagai peraturan membatasi ruang gerak otonomi daerah.11 7 diatas, sehingga perlu Bagir Manan.1996. Politik Hukum Ekonomi Sepanjang Peraturan Perundang-Undangan Pemerintahan Daerah. Bandung: Cita Bhakti Akademia, hlm. 44. 8 Tjip Ismail. 2005.Pengaturan Pajak Daerah di Indonesia. Jakarta: P.T. Yellow Media Tama, hlm. 56. Sementara itu, otonomi luas menurut Bagir 9 Tjip Ismail, Materi Kuliah Hukum Pajak Program Pascasarjana Fakultas Hukum UI, tanggal 26 Maret 2014. 10 Ni’matul Huda, Op.Cit.,hlm. 45. 11 Bagir Manan, Op.Cit.,hlm. 60. Muhammad Fazri : Implementasi Prinsip Good Governance…….263 Manan sebagaimana dikutip Ni’matul Huda manfaat untuk masyarakat. Di sisi lain menyebutkan urusan tuntutan transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintah yang meliputi urusan rumah sistem pemerintah semakin meningkat pada tangga yang ditentukan era reformasi saat ini, tidak terkecuali sebagai urusan pusat. Lebih lanjut Bagir transparansi dalam pengelolaan keuangan Manan menyatakan bahwa dalam negara Pemerintah moderen urusan pemerintahan tidak dapat diartikan dikenali jumlahnya, terlebih bagi penganut masyarakat dapat mengetahui dengan jelas negara kesejahteraan (welfare state).12 semua kebijaksanaan dan tindakan yang sebagai daerah, segalahal kecuali Sebagai patokan Anggaran Daerah Daerah. sebagai Transparansi suatu situasi dapat dimana diambil oleh pemerintah dalam menjalankan digunakan sebagai alat untuk menemukan fungsinya besarnya digunakan. Sedangkan akuntabilitas dapat pendapatan membantu dan pengambilan perencanaan pengeluaran, keputusan pembangunan, dan beserta diartikan sumber sebagai daya bentuk yang kewajiban otoritas pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengeluaran di masa-masa yang akan datang, keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi sumber pengeluaran ukuran-ukuran standar untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah dan evaluasi kinerja, alat utuk memoivasi para ditetapkan sebelumnya. pegawai, dan alat koordinasi bagi semua Menurut Peraturan Menteri Dalam aktivitas dari berbagai unit kerja. Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang kaitan ini, proses penyusunan dan pelaksanaan Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Anggaran Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Daerah hendaknya difokuskan padaupaya untuk mendukung pelaksanaan pedoman aktivitas atau program yang menjadi prioritas Keuangan Daerah adalah semua hak dan dan preferensi Daerah yang bersangkutan.13 kewajiban Keuangan Daerah haruslah dikelola pengelolaan daerah keuangan dalam daerah, rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang secara tertib, taat pada peraturan perUndang- dapat Undangan, efektif, didalamnya segala bentuk kekayaan yang transparan, dan bertanggung jawab dengan berhubungan dengan hak dan kewajiban. memperhatikan Sementara efisien, ekonomis, keadilan, kepatutan, dan dinilai dengan pengelolaan uang keuangan termasuk daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi 12 Ibid.,hlm 23. Mardiono. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: ANDI, hlm. 9. 13 perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, 264 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016 pelaporan, pertanggungjawaban, pengawasan keuangan daerah dan tersebut. Mewujudkan Governance konsep dapat dilakukan Good dengan Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan mencapai keadaan yang baik dan sinergi Daerah adalah kepala daerah yang karena antara jabatannya masyarakat sipil dalam pengelolaan sumber- mempunyai kewenangan pemerintah, keuangan diharapkan ekonomi.Prasyarat minimal untuk mencapai pengelolaan keuangan daerah kita selalu Good Governance adalah adanya transparansi, berpedoman akuntabilitas, pada Asas-Asas Umum lingkungan dan sumber Sangat sosial, swasta menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan daerah. alam, sektor partisipasi, hukum, pemerintahan yang baik. Agar tujuan negara keadilan.Kebijakan publik yang dikeluarkan dapat tercapai, tidak membuat kebijakan yang oleh pemerintah harus transparan, efektif dan menyimpang, efisien, serta mampu menjawab ketentuan dalam pengeloaan efisiensi, dasar perlu mengetahui analisis, implikasi Dasar- penyelenggaraan negara yang baik maka harus Dasar atau Asas-Asas Umum Pengelolaan keterlibatan masyarakat di setiap jenjang Keuangan Daerah yangdapat mewudkan Good proses pengambilan keputusan.14 Berdasarkan Undang-Undang otonomi daerah dan desentralisasi fiskal maka yang menjadi permasalahnnya adalah membawa konsekuensi pada kemandirian apakah Pengelolan daerah dalam mengoptimalkan pemerintahan Daerah dalam Penyelenggaraan daerahnya.Optimalisasi pemerintahan daerah Keuangan Daerah dapat mewujukanGood ini sangat penting bagi daerah dalam rangka Governance, dan bagaimana Mewujudkan menunjang pembiayaan pembangunan secara Pengelolaan Keuangan Daerah Untuk Menjadi mandiri Prinsip Good Governance? pemerintahan daerah yang dapat menjamin Keuangan tersebut Implementasi bentuk diatas, Asas-Asas hal Sebagai dan keuangan selalu transparan dan akuntabel,kita Governance dalam Penyelenggaran Negara. keadilan. dan pemberdayaan Pengelolaan Daerah yang dapat mewujudkan dan efektifitas dan Umum dan berkelanjutan. Sumber keberlangsungan pembangunan di daerah PEMBAHASAN Eksistensi Mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah Untuk Menjadi Prinsip Good Governance 14 Bolmer. https://bolmerhutasoit.wordpress.com/2011/12/06/eksis tensi-good-governance-di-indonesia/ Diakses tanggal 29 Oktober 2015 Muhammad Fazri : Implementasi Prinsip Good Governance…….265 dapat diwujudkan dalam bentuk pendapatan yang telah dijadikan oleh pihak pihak yang Asli Daerah (PAD).15 tidak bertanggung jawab dan bagaimana Tiga variasi desentralisasi fiskal dalam mengendalikan tatanan sistem tersebut agar kemandirian terus berjalan dengan baik.17 Tak terkecuali pengambilan keputusan yang dilakukan oleh dalam hal pengeloaan Pendapatan Asli Daerah daerah (PAD). kaitannya dengan yaitu: 1) derajat Desentralisasi berarti pelepasan tanggung jawab yang berada dalam lingkup pemerintahan ke pelaksanaan pengeloaan instansi Pendapatan Asli Dearah (PAD), pemerintah vertikal di daerah atau ke pemerintah daerah dipusat maupun di daerah, perlu menerapkan yang dinamakan dekonsentrasi. 2) Delegasi prinsip Good Governance sebagai landasan berhubungan dengan suatu instasi, yaitu bagi penyusun dan penerapan kebijakan daerah negara yang baik. Governance adalah suatu bertindak pusat Dalam sebagai perwakilan pemerintah untuk melaksanakan fungsi-fungsi proses tertentu pengarahan, atas nama pemerintah dinamakan delegasi. 3) (pelimpahan) berhubungan yang Devolusi pengurusan, pembinaan, pengeloaan, penyelenggaraan, dan juga bisa diartikan sebagai pemerintahan. suatu Apabila dalam proses kepemerintahan, unsur- situasi yang bukan saja implementasi tetapi unsur tersebut dapat dilaksanakan dengan juga kewenangan untuk memutuskan apa saja baik, itu merupakan istilah kepemerintahan yang perlu dikerjakan, berada di daerah.16 yang baik (Good Governance).18 Dalam hal Maka sesuai dengan tentang dengan sistem ini Good Governance adalah kepemerintahan pemerintahan daerah yang disyaratkan oleh yang membangun dan menerapkan prinsip- Undang-Undang, prinsip otonomi daerah lebih profesionalitas, akuntabilitas, diarahkan kepada dua hal yaitu bagaimana transparansi, pelayanan prima, demokrasi, pemerintahan efesiensi, efektifitas, supermasi hukum,dan daerah harus mampu membenahi praktik-praktik kotor pada sistem 15 Adrian Siutet. 2009. Implementasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam Kerangka Otonomi Daerah, Jakarta :Penertbit Sinar Grafika, hlm.70. 16 Sinaga,B.M dan H Siregar. 2005. Dampak Kebijakan Desentalisasi Fiskal terhadap Pembangunan Daerah Ekonomi Daerah di Indonesia. Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi: Bogor Istitusi Petanian Bogor, hlm. 35. dapat diterima oleh seluruh masyarakat.19 17 Zulkarnain. 2014. Implementasi Good Governance Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Sensus Pada Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara), Jurnal Majalah BISSITEK, Vol. 9,No 1 April 2014. 18 Agus Dwiyanto, Op.Cit, hlm.45. 19 Sahya Anggara. 2012. Ilmu Administarasi Negara Kajian Konsep, Teori dan Fakta dalam Upaya Menciptakan Good Governance,Bandung : Putaka Setia, Cet. Ke-1, hlm. 209. 266 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016 Dalam keberlanjutan dilaksanakannya keuangan daerah, diantaranya:20 1) Integritas tata kelola pemerintahan yang baik harus Pelaku Pemerintahan, Peran pemerintah yang dipastikan orientasi sangat berpengaruh, maka integritas dari para pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan pelaku pemerintahan cukup tinggi tidak akan publik sebagai bukti transparansi.Dalam tata terpengaruh walaupun ada kesempatan untuk kelola pemerintahan yang baik, faktor internal melakukan penyimpangan misalnya korupsi. dan eksternal dalam pemerintah juga harus 2) Kondisi Politik dalam Negeri, Jangan diperhatikan. Dengan menjalankan prinsip- menjadi dianggap lumrah setiap hambatan dan prinsip Good Governance dan mempersiapkan masalah yang dihadirkan oleh politik. Bagi langkah preventif. Pemerintahan yang baik terwujudnyaGood Governance konsep politik dan bersih tidak akan lagi menjadi mimpi yang indah yang tentu harus dibarengi dengan berimplikasi pada berbagai persoalan di konsistensi hubungan baik pemerintah dan lapangan. Maka tentu harus segera dilakukan masyarakat. Penyelenggaraan pemerintahan perbaikan. 3) Kondisi Ekonomi Masyarakat, yang baik harus sesuai dengan AUPB sebagai Krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai tertuang dalam Pasal 1 angka 6 UU Nomor 28 masalah sosial yang bila tidak teratasi akan Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara mengganggu kinerja pemerintahan secara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, menyeluruh. 4) Kondisi Sosial Masyarakat, dan Umum Masyarakat yang solid dan berpartisipasi aktif Pemerintahan Negara yang Baik adalah asas akan sangat menentukan berbagai kebijakan yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, pemerintahan. kepatutan, penyelenggaraan terlebih Nepotisme dan dahulu yaitu “Asas norma hukum, untuk tidak/kurang demokratis Khususnya dalam pemerintahan perwujudan proses yang mewujudkan Penyelenggara Negara yang merupakan bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan Governance. Masyarakat juga menjalankan nepotisme”. fungsi pengawasan yang riil yang efektif Good dalam Dengan berbagai statement negatif pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan. yang dilontarkan terhadap pemerintah atas Namun jika masyarakat yang belum berdaya keadaan Indonesia saat ini. Banyak hal di hadapan negara, dan masih banyak timbul mendasar masalah sosial di dalamnya seperti konflik yang harus diperbaiki, yang berpengaruh terhadap Clean and Good Governance termasuk dalam pengeloaan 20 Bolmer.https://bolmerhutasoit.wordpress.co m/2011/12/06/eksistensi-good-governance-diindonesia/ diakses tanggal 29 Oktober 2015 Muhammad Fazri : Implementasi Prinsip Good Governance…….267 dan anarkisme kelompok, akan sangat kecil menginginkan kemungkinan “souvereignity” dalam mengelola sumber Good Governance bisa menuntut daya yang kebutuhan, menyelenggarakan kepentingan, terpisahkan disetiap dimiliki dan faktor Good masyarakat lokal, dengan intervensi yang Governance. Kelemahan sistem hukum akan kecil dari pemerintah pusat.21 Hal tersebut berpengaruh besar dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan pemerintahan secara dalam penegakan terhadap kinerja keseluruhan. Good permasalahan memenuhi penyelenggaraan negara. Hukum merupakan penting mengatasi untuk sesuatu ditegakkan. 5) Sistem Hukum, menjadi bagian tidak yang atau publik masyarakat. Governanance tidak akan berjalan dengan Pengaturan mengenai otonomi daerah baik di atas sistem hukum yang lemah.Oleh dijabarkan dengan keluarnya Undang-Undang karena itu penguatan sistem hukum atau Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan reformasi Daerah hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya Good Governance. Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam Undang-Undang tersebut, Mewujudkan Good Governance Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah dijelaskan bahwa otonomi daerah adalah hak, Pelaksanaan otonomi daerah memiliki untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan kaitan yang erat dilakukannya dengan Good Indonesia.Sejalan tuntutan Governance dengan di meningkatnya wewenang, dan kewajiban daerah otonomi Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.22 tingkat pengetahuan masyarakat diiringin Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maraknya pengaruh globalisasi, penyediaan sistem pemerintahan daerah saaat ini harus publik. terus dibenahi, karena banyak sekali masalahPada daerah masalah di daerah sebagi dampak negatif dari menciptakan pelaksanaan otonomi daerah. Peningkatan pemerintahan yang lebih efektif dan efisien kualitas pengeloaan pemerintahan daerah sangat serta hakikatnya penting brdaya percepatan guna otonomi untuk demi peningkatan mewujudkan kesejahteraan 21 masyarakat. Oleh sebab itu dalam batas tertentu pemerintah provinsi, kabupaten/kota Agus Dwiyanto.2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, Cet Ke-3, hlm.45. 22 Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Dearah 268 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016 yang baik sangat dibutuhkan di era otonomi masyarakat. 2) Memperbaiki internal rules daerah.23 dan Goods and Services harus mampu mekanisme Membangun pengendalian, iklim dan kompetisi 3) dalam disiapkan oleh pemerintah. Arti Good dalam memberikan layanan terhadap masyarakat Good Governance sendiri mengandung dua serta marketisasi layanan. pengertian. Pertama adalah menjunjung tinggi Ketiga mekanisme tersebut saling keinginan rakyat dan niIlai-nilai yang mampu berkaitan meningkatkan memperbaiki kemampuan rakyat dalam dan saling menunjang efektivitas untuk pengelolaan pencapaian tujuan kemandirian, pembangunan pemerintahan daerah yang berdampak kepada berkelanjutan dan keadilan pengelolaan merupakan aspek-aspek sosial.Kedua, fungsional dari keuangan daerah. Kepemerintahan yang baik, menurut UNDP pemerintahan yang efektif dan efisien dalam mengindentifikasi melaksakan tugasnya untuk mencapai tujuan- Interaksi, tujuan Governance pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat berorientasi pada ideal negara yang diarahkan madani untuk melaksanakan pengelolaan pada serta sumber daya ekonomi, sosial dan politik. 2) pemerintahan yang berfungsi secara ideal Komunikasi, terdiri dari sistem jejaring dalam yaitu secara efektif dan efisien dalam proses pengelolaan dan kontribusi terhadap melakukan upaya untuk mencapai tujuan kualitas hasil. 3) Proses penguatan sendiri. nasional. Sistem pengelolaan mandiri adalah kunci tersebut. pencapaian Good tujuan nasional, lima melibatkan karakteristik: tiga mitra 1) besar: Dalam memberikan layanan kepada keberadaan dan kelangsungan keteraturan dari masyarakat, pemerintah daerah dituntut lebih berbagai situasi kekacauan yang disebabkan responsif atau cepat dan tanggap. Terdapat 3 dinamika dan perubahan lingkungan, memberi (tiga) mekanisme yang dapat dilaksanakan kontribusi daerah agar lebih responsif, transparan, dan menggalakkan kemandirian masyarakat, dan akuntabel serta selanjutnya dapat mewujudkan memberikan kesempatan untuk kreativitas dan Good Governance yaitu: 1) Mendengarkan stabilitas berbagai aspek kepemerintahan yang suara serta baik. 4) Dinamis, keseimbangan berbagai pemberdayaan unsur kekuatan kompleks yang menghasilkan atau membangun aspirasi masyarakat kerjasama terhadap partisipasi dan persatuan, harmoni, dan kerja sama untuk 23 Suryansyah Murhami. 2008.Aspek Hukum Pemengawasan Pemerintah Daerah, Yogyakarta: Laksbang Mediatama, hlm.52. pertumbuhan dan pembangunan Muhammad Fazri : Implementasi Prinsip Good Governance…….269 berkelanjutan, kedamaian dan keadilan, dan maka perspektif perubahan yang diinginkan kesempatan merata untuk semua sektor dalam dalam pengelolaan keuangan daerah dan masyarakat madani. 5) Saling ketergantungan anggaran daerah adalah sebagai berikut:24 1) yang dinamis antara pemerintahan, kekuatan Pengelolaan keuangan daerah harus bertumpu pasar dan masyarakat madani. pada kepentingan publik (public oriented). Prinsip kepemerintahan yang baik Hal tersebut tidak hanya terlihat dari besarnya dasarnya mengandung nilai yang bersifat pengalokasian anggaran untuk kepentingan obyektif dan rasional, bila diterapkan dengan publik, tetapi juga terlihat dari besarnya baik, partisipasi menjadi ciri/karakteristik tolak ukur/indikator dan (DPRD) dalam yang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan baik.Good Governance penting bagi suatu daerah. 2) Kejelasan tentang misi pengelolaan organisasi dalam rangka: a) Menciptakan daya keuangan daerah pada umumnya tarik kepada investor, baik lokal maupun anggaran daerah pada khususnya. asing. Untuk meyakinkan bahwa investasi Desentralisasi pengelolaan keuangan dan yang ditanamkan akan aman dan dapat kejelasan peran serta dari partisipasi yang dikelola secara efisien terbuka dan dengan terkait dalam pengelolaan anggaran, seperti dukungan proses yang dapat dikelola secara DPRD, Kepala Daerah, Sekda dan perangkat efisien, terbuka dan dengan dukungan proses daerah lainnya. 4) Kerangka hukum dan yang b) administrasi atas pembiayaan, investasi dan Mendorong untuk terciptanya daya saing pengelolaan keuangan daerah berdasarkan organisasi; c) Meningkatkan efisiensi, kaidah mekanisme pasar, value for money, efektivitas dan produktivitas pemakaian transparansi dan akuntabilitas. 5) Kejelasan sumber daya organisasi. Tanpa memiliki tentang kedudukan keuangan DPRD, Kepala organisasi yang efisien, suatu negara akan Daerah, dan PNS, baik rasio maupun dasar sulit untuk menciptakan kemakmuran dan pertimbangannya. kesejahteraan kepada masyarakatnya. bentuk dan struktur anggaran, anggaran dapat kepemerintahan masyarakat dipetanggungjawabkan; 6) Ketentuan dan 3) tentang Tujuan utama pengelolaan keuangan kinerja dan anggaran multi Tahunan. 7) daerah, yaitu tanggung jawab, memenuhi Prinsip pengadaan dan pengelolaan barang- kewajiban keuangan, kejujuran, hasil guna, barang daerah yang lebih profesional. 8) dan pengendalian. Dalam upaya 24 pemberdayaan pemerintah daerah saat ini, Yandrianggiawan.http://yandrianggriawan.bl ogspot.co.id/2010/10/makalah-sistem-pemerintahandaerah.html Diakses Tanggal 16 Oktober 2015 270 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016 Prinsip akuntansi pemerintah daerah, laporan Nomor 25 Tahun 1999 dan selanjunya UU keuangan, peran DPRD, peran akuntan publik Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan dalam pengawasan, pemberian opini dan Daerah Perubahan atas UU Nomor 12 Tahun rating kinerja anggaran, serta transparansi 2008 tentang Pemerintahan Daerah. Setelah informasi anggaran kepada publik. 9) Aspek perubahan dimaksud, produk hukum yang pembinaan dan pengawasan yang meliputi mendasari pengelolaan keuangan negara/ batasan pembinaan, peran asosiasi dan peran daerah yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003 anggota masyarakat guna pengembangan tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 profesionalisme aparat pemerintah daerah. 10) Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pengembangan sistem informasi keuangan UU daerah untuk Nomor 15 Tahun informasi Pemeriksaan akurat komitmen Jawab Keuangan Negara, UU Nomor 32 pemerintah daerah terhadap penyebarluasan Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, informasi, sehingga memudahkan pelaporan UU dan Perimbanagan Keuangan antara Pemerintah yang pengendalian, serta dan mempermudah mendapatkan informasi. Nomor 33 dan tentang menyediakan anggaran Pengelolaan 2004 Tahun Tanggung 2004 tentang Pusat dan Pemerintah Daerah, PPNomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan ImplementasiPrinsip-Prinsip Governance Dalam Tata PerUndang-Undangan Good Peraturan Badan Layanan Umum, PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, PP Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Untuk melakasanakan reformasi manajemen keuangan negara baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah diperlukan landasan hukum yang memadai dan andal. Pada Tahun 2004 telah ditetapkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pertimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai pengganti UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Kinerja Instansi Pemerintah. Dengan UndangNomor Keuangan ditetapkannya 17 Tahun Negara, Undangtersebut telah Undang- 2003 maka tentang Undang- mengatur secara komprehensif mengenai pengertian dan ruang lingkup keuangan negara, asas-asas umum pengelolaan keuangan negara, kedudukan Presiden sebagai pemegang kekuasaan Muhammad Fazri : Implementasi Prinsip Good Governance…….271 pengelolaan keuangan negara, pendelegasian keterbukaan dalam pengelolaan keuangan kekuasaan Presiden kepada Menteri Keuangan Negara, asas pemeriksaan keuangan oleh dan Menteri/Pimpinan Lembaga, susunan badan pemeriksa yang bebas dan mandiri. APBN dan APBD, ketentuan mengenai penyusunan dan penetapan APBN dan APBD, pengaturan hubungan keuangan antara Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara pemerintah pusat dan bank sentral, pemerintah daerah dan pemerintah/lembaga pengaturan hubungan pemerintah dengan keuangan perusahaan Diberlakukannya Undang- asing, UndangNomor1 Tahun antara Perbendaharaan Negara dimaksudkan untuk negara, memberikan landasan hukum di bidang administrasi dan badan pengelola dana masyarakat, serta Undang-Undang Perbendaharaan Negara ini penetapan waktu ditetapkan bahwa Perbendaharaan Negara penyampaian laporan pertanggungjawaban adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan APBD. Undang- keuangan negara, termasuk investasi dan Undang mengantisipasi kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan perubahan standar akuntansi di lingkungan dalam APBN dan APBD. Sesuai dengan pemerintahan mengacu pengertian tersebut, dalam Undang-Undang kepada perkembangan standar akuntansi di Perbendaharaan Negara ini diatur ruang lingkungan pemerintahan secara internasional. lingkup dan asas umum perbendaharaan Bidang pengelolaan Keuangan Negara yang negara, kewenangan pejabat perbendaharaan demikian luas dapat dikelompokkan dalam negara, pelaksanaan pendapatan dan belanja sub bidang pengelolaan fiskal, sub bidang negara/daerah, pengelolaan ini juga dan telah batas di Indonesia yang moneter, pengelolaan dan kekayaan dipisahkan.Dalam negara. Tentang perusahaan daerah dan perusahaan swasta, bentuk keuangan 2004 pengelolaan uang Dalam negara/ sub bidang daerah, pengelolaan piutang dan utang negara/ negara yang daerah, pengelolaan investasi dan barang pengelolaan Keuangan milik negara/daerah, penatausahaan dan Negara digunakan asas-asas umum guna pertanggungjawaban menjamin terselenggaranya pengendalian intern pemerintah, penyelesaian pemerintahan daerah, prinsip-prinsip seperti asas akuntabilitas berorientasi pada hasil, asas profesionalitas, asasproporsionalitas, asas APBN/APBD, kerugian negara/daerah, serta pengelolaan keuangan badan layanan umum. 272 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara pemeriksaan berdasarkan permintaan khusus dari lembaga perwakilan, serta BPK dapat menerbitkan surat keputusan penetapan batas Undang-Undang ini terdiri dari 8 bab dan 29 Pasal. Dasar pemikiran ditetapkannya Undang-Undang ini adalah untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan waktu pertanggungjawaban bendahara atas kekurangan kas/barang yang terjadi, setelah mengetahui adakekurangan kas/barang dalam persediaan yang merugikan keuangan negara/daerah. dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, perlu dilakukan pemeriksaan oleh suatu badan pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam pasal 23E UUD RI Tahun 1945. Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Keuangan wewenang BPK Negara untuk yaitu, adanya memeriksa atas pengelolaan dan tanggung jawab mengenai keuangan Negara dan mengsingkronkan dengan keungan daerah, selain itu BPK memiliki kebebasan dan kemandirian dalam ketiga tahap pemeriksaan, yakni perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan. dan pelaporan Kebebasan dalam Undang-Undangini terdiri dari 11 bab dan 39 Pasal. Dasar pemikiran di tetapkannya Undang-Undang ini adalah Dalam rangka pencapaian tujuan bernegara sebagaimana tercantum Implikasi Undang-Undang Republik Jawab Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan hasil tahap perencanaan mencakup kebebasan dalam menentukan obyek yang akan diperiksa, kecuali pemeriksaan yang obyeknya telah diatur tersendiridalam Undang-Undang, atau dalam Undang-Undang alinea Dasar IV 1945 Pembukaan dibentuk pemerintahan negara yang menyelenggarakan fungsi pemerintahan dalam berbagai bidang. Pembentukan pemerintahan negara tersebut menimbulkan hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang yang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan negara. Implikasi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan yaitu: a) Bahwa keuangan negara merupakan salah satu unsur pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan negara dan mempunyaimanfaat yang sangat penting guna mewujudkan tujuan negarauntuk mencapai masyarakat yang adil, Muhammad Fazri : Implementasi Prinsip Good Governance…….273 makmur dan sejahterasebagaimana diamanatkan Sistem adalah sesuatu yang memiliki dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk Republik Indonesia Tahun 1945; b) Bahwa untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan tercapainya sebagaimana yaitu input, proses dan output. Sedangkan dimaksudpada huruf a, pengelolaan dan prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, tanggung keuangannegara biasanya melibatkan beberapa orang dalam memerlukan suatu lembaga pemeriksa suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk yang bebas, mandiri, dan profesional untuk menjamin menciptakan pemerintahan yangbersih dan bebas transaksi perusahaan yang terjadi berulang- dari korupsi, kolusi, dan nepotisme; c) Bahwa ulang. tujuan negara jawab Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 penanganan Sistem dan secara prosedur seragam pengelolaan tentang Badan Pemeriksaam Keuangan sudah keuangan daerah mengatur langkah-langkah tidak perkembangan sistem dan prosedur dalam rangka meingkatkan ketatanegaraan, baik pada pemerintahanpusat maupun kualitas pengelolaan keuangan daerah yang pemerintahan daerah; d) Bahwa berdasarkan baik. Secara garis besar sistem dan prosedur pertimbangan dimaksud pengelolaan keuangan daerah menurut SE padahuruf a, huruf b, dan huruf c, perlu Mendagri No 900/316/BAKD Tahun 2007 membentuk dibagi menjadi:25 1) Sistem dan prosedur sesuai dengan sebagaimana Undang-Undangtentang Badan Pemeriksa Keuangan. Implikasi yang lainnya yaitu penyampaian laporan pemerintah pertanggungjawaban yang penerimaan. 2) Sistem dan prosedur pengeluaran. 3) Sistem dan prosedur keuangan akuntansi. 4) Sistem dan prosedur penerimaan memenuhiprinsip-prinsip terdiri dari:Sistem dan prosedur pendapatan tepat waktu dan disusun dengan mengikuti daerah menurut bendahara penerimaan, standar akuntansi pemerintah yang telah Sistem dan prosedur pendapatan daerah diterima secara umum dan BPK yang ada di melalui bendahara penerimaan pembantu, provinsi secara otomatis akan menyerap Sistem dan prosedur pendapatan daerah akuntan. melalui bank pemerintah yang ditunjuk, bank lain, badan, lembaga keuangan, dan/atau Implikasi Asas-Asas Umum Penyelanggaran Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam Mewujudukan Good Governance 25 Ahmad Hoeri. http://ahmadkhoeri77.blogspot.co.id/2013/06/sistemdan-prosedur-keuangan-daerah.html Diakses Tanggal 16 Oktober2105 274 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016 kantor pos, Sistem dan prosedur prosedur akutnansi pejabat pengelola pertanggungjawaban bendahara penerimaan, keuangan daerah (PPKD), dan Sistem dan dan Sistem dan prosedur pertanggungjawaban prosedur laporan keuangan. bendahara penerimaan pembantu. 5) Sisten Peranan Anggaran Pendapatan dan dan prosedur pengeluaran terdiri dari:Sistem Belanja Daerah (APBD) atau Anggaran dan prosedur penyusunan dan pengesahan Sektor Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)- signifikan.Dalam perkembangannya, APBD SKPD, Sistem dan prosedur penyusunan dan telah menjadi instrumen kebijakan multi pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran fungsi yang digunakan sebagai alat untuk (DPA)-PPKD, mencapai semakin prosedur pengesahan Dokumen terutama terlihat dari komposisi dan besarnya Pelaksanaan Anggaran Lanjutan (DPAL)- anggaran yang secara langsung merefleksikan SKPD, arah dan Sistem dan prosedur Dokumen tujuan menjadi dan penyusunan Sistem Publik dan bernegara.Hal tujuan tersebut pelayanan kepada Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA)- masyarakat.Oleh karena itu, agar fungsi SKPD, APBD dapat berjalan secara optimal, maka Sistem dan prosedur Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA)- sistem PPKD, Sistem dan prosedur anggaran kas, penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan Sistem dengan cermat dan sistematis. dan penyediaan prosedur dana, pembuatan pencatatan atas Sebagai sebuah sistem, pengelolaan permintaan pembayaran, anggaran negara dan daerah telah mengalami Sistem dan prosedur penerbitan surat perintah banyak perkembangan. Dengan keluarnya tiga membayar (SPM), Sistem dan prosedur paket penerbitan surat perintah pencairan dana keuangan negara, yaitu UU Nomor 17 Tahun (SP2D), Sistem dan prosedur pelaksanaan 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 belanja uang persediaan (UP), Sistem dan Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, prosedur pembuatan surat pertangungjawaban dan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang (SPJ) pengeluaran, dan Sistem dan prosedur Pemeriksaan pembuatan surat pertanggungjawaban (SPJ) Jawab Keuangan Negara, sistem pengelolaan pengeluaran dan anggaran negara di Indonesia terus berubah prosedur akuntansi terdiri dari:Sistem dan dan berkembang sesuai dengan dinamika prosedur akuntansi satuan kerja, Sistem dan manajemen sektor publik. pembantu. 6) dan dan prosedur pengajuan surat Sistem surat anggaran Sistem perUndang-Undangan Pengelolaan dan di bidang Tanggung Muhammad Fazri : Implementasi Prinsip Good Governance…….275 Dalam rangka terwujudnya Good penyelenggaraan keuangan mendukung Governance negara, negara pengelolaan mensyaratkan bahwa jenis pengeluaran dimuat dalam mata anggaran tertentu atau tersendiri dan diselenggarakan diselenggarakan secara profesional, terbuka, secara konsisten baik secara kualitatif maupun dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan kuantitatif. Secara kuantitatif artinya jumlah pokok yang telah ditetapkan dalam Undang- yang telah ditetapkan dalam mata anggaran Undang Dasar 1945. Aturan pokok Keuangan tertentu merupakan batas tertinggi dan tidak Negara dan Daerah telah dijabarkan ke dalam boleh asas-asas umum, yang meliputi baik asas-asas penggunaan anggaran hanya dibenarkan untuk yang telah lama dikenal dalam pengelolaan mata anggaran yang telah ditentukan. 4) Asas keuangan Negara atau Daerah, seperti asas Akuntabilitas Tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, mengandung makna bahwa setiap pengguna dan asas spesialitas maupun asas-asas baru anggaran wajib menjawab dan menerangkan sebagai pencerminan penerapan kaidah-kaidah kinerja organisasi atas keberhasilan atau yang baik (best practices) dalam pengelolaan kegagalan suatu program keuangan negara. Penjelasan dari asas tersebut tanggung jawabnya. 5) Asas Profesionalitas adalah: memberikan mengharuskan pengelolaan keuangan negara persyaratan bahwa anggaran negara dibuat ditangani oleh tenaga yang profesional.Asas secara Proporsionalitas; Asas Tahunan daerah Spesialitas perlu 1) dan dalam dalam anggaran adalah jumlah brutonya. Asas Tahunan, yang harus mendapat dilampaui.Secara kualitatif berorientasi berarti pada hasil, yang menjadi pengalokasian anggaran persetujuan dari badan legislatif (DPR) dan di dilaksanakan secara proporsional pada fungsi- derah yaitu DPRD. 2) Asas Universalitas fungsi kementerian/lembaga sesuai dengan (kelengkapan), memberikan batasan bahwa tingkat prioritas dan tujuan yang ingin tidak diperkenankan terjadinya percampuran dicapai. antara pengelolaan keuangan negara, mewajibkan penerimaan Negara dengan 6) Asas Keterbukaan pengeluaran Negara dan Daerah. 3) Asas adanya Kesatuan, mempertahankan hak budget dari penetapan, dan perhitungan anggaran serta dewan atas hasil pengawasan oleh lembaga audit secara lengkap, berarti semua keterbukaan pembahasan, pengeluaran harus tercantum dalam anggaran. yang independen. Oleh merupakan Keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas anggaran bruto, dimana yang dibukukan dan mandiri, memberi kewenangan lebih karena itu, anggaran 7) dalam dalam Asas Pemeriksaan 276 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016 besar pada Badan Pemeriksa Keuangan untuk (equality), Efektif dan efesien (effectiveness melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan and keuangan (accountability), dan Visi strategis (stategic negara secara independen. Asas-asas diperlukan pula objektif umum guna dan tersebut efficiency), Bertanggung jawab vision) menjamin Namun ada lima prinsip Good terselenggaranya prinsip-prinsip pemerintahan Governance yang diletakan dalam penelitian daerah. ini sebagai tolak ukur Implemtasi Good Dengan dianutnya asas-asas umum Governance Dalam Pengeloaan Keuangan tersebut di Undang-Undang Nomor 17 Tahun Daerah, yaitu:27 Partisipasi, Akuntabilitas, 2003, pelaksanaan Undang-Undang ini selain Transparansi, Efektifitas dan Efisensi, dan menjadi acuan dalam reformasi manajemen Keadilan keuangan negara, sekaligus dimaksudkan dengan Pengeloaan Keuangan Daerah, maka untuk memperkokoh landasan pelaksanaan implemntasi prinsip ini bisa dilihat dari desentralisasi dan otonomi daerah di Negara distribusi anggaran yang di dapat PAD, Kesatuan Republik Indonesia. apakah bermanfaat bagi masyarakat sehingga atau meningkatkan Analisis Terhadap Asas-Asas Umum Pengeloaan Keuangan Daerah Dalam Penyelenggaraan Keuangan Daerah Mewujudkan Good Governance Konsep diartikan Good sebagai Governance sebuah konsep dapat yang berorientasi pada pembangunan sektor publik yang dibangun oleh pemerintahan yang baik. Menurut United Nations Program (UNDP) bahwa Development prinsip-prinsip Good Governance terdiri dari:26Partisipasi (participation), Supermasi hukum (rule of law), Transparansi (transparency), Cepat tanggap (responsiveness), Membangun kosensus (cocensus orinetation), Kesetaraan 26 Sahya Anggra..Op.Cit, hlm. 201-211 Kesetaraan.Jika dikaitkan kesejahteraan, ataukah sebaliknya. Tolak ukur yang lain untuk mengetahui implentasinya juga bisa dilihat dari distribusi pencapaian kinerja Pemerintah Daerah (Pemda). Karena dana yang bersumber PAD akan disalurkan kepada masyarakat Pemda tersebut. Disisi lain sealama ini masalah dalam pengelolaan daerah,28 dalam sebuah Setiawan yang 27 dapat beberapa keuangan tulisan diakses Awan di web Wahyu Kumoro. 2005. Akuntabilitas Birokrasi Publik, Yogyakarta: Magister Adminstrasi Publik (MAP) UGM dengan Pustaka Pelajar, Cet. Ket1, hlm. 3-4. 28 Kemenkeu. http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/147artikel-anggaran-dan-perbendaharaan/20088-azas-azasgood-governance-dalam-pengelolaan-keuangan-negara Diakses Tanggal 15 Oktober 2015. Muhammad Fazri : Implementasi Prinsip Good Governance…….277 bappenas.go.id “Reformasi berjudul profesional sebagaimana dijumpai dalam Manajemen Keuangan Pemerintah Sebuah manajemen sektor swasta. Jarang ditemukan Tinjauan”,29 ada beberapa masalah yang ada manajer yang profesional dalam sektor secara dalam publik.Bahkan terdapat negasi yang tegas pengelolaan keuangan negara saat ini, yaitu : untuk memasukkan kerangka kerja sektor 1) swasta ke dalam sektor publik di mana nilai- realita Rendahnya penggunaan masih dihadapi efektivitas keuangan dan efisiensi pemerintah akibat nilai akuntabilitas, profesionalisme, maraknya irasionalitas pembiayaan kegiatan transparansi, dan economic of scale menjadi daerah. Kondisi ini disertai oleh rendahnya kerangka kerja utamanya. akuntabilitas para pejabat pemerintah dalam mengelola muncul keuangan tuntutan publik. yang Karenanya, dapat berlangsung dengan baik, maka untuk sebenarnya telah dirumuskan beberapa asas- menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja. asas. Adapun asas-asas pengelolaan keuangan 2) Kurang adanya skala prioritas yang daerah yang dimaksud adalah: 1) Asas terumuskan secara meluas Agar pengelolaan keuangan daerah tegas dalam proses kesatuan, yaitu menghendaki agar semua daerah yang pendapatan dan belanja daerah disajikan daya dalam satu dokumen anggaran; 2) Asas publik. Selama ini, hampir tidak ada upaya universalitas, yaitu mengharuskan agar setiap untuk menetapkan skala prioritas anggaran di transaksi keuangan ditampilkan secara utuh mana ada keterpaduan antara rencana kegiatan dalam dokumen anggaran; 3) Asas Tahunan dengan yang membatasi masa berlakunya angaran untuk dimiliki.3) Rendahnya profesionalisme aparat suatu Tahun tertentu;dan 4) Asas spesialitas, pemerintah dalam mengelola anggaran publik. yaitu mewajiban agar kredit anggaran yang Inilah disediakan terinci secara jelas peruntukannya. pengelolaan keuangan menimbulkan pemborosan kapasitas merupakan sumber sindrom sumber daya klasik yang senantiasa menggerogoti daerah-daerah yang ditandai oleh superioritas pemerintah. Dinamika pemerintah, termasuk pengelolaan keuangan di dalamnya, tidak dikelola secara PENUTUP Asas-Asas Keuangan Umum Pengelolan Daerah dalam Penyelenggaraan Keuangan Daerah dapat mewujukanGood 29 Makalah. Awan Setiawan, SE, MM adalah Kepala Seksi di Direktorat Kerjasama Pembangunan Sektoral dan Daerah Kantor Meneg PPN/Bapppenas & Mahasiswa Program Pasca Sarjana MPKP Universitas Indonesia (UI)-red Governance karena Governancedalam Konsep pengelolaan Good keuangan 278 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016 daerah dapat dilakukan dengan mencapai ketaatan pada asas-asas yang telah ditentukan keadaan antara di atas perlu selalu dijaga dan disosialisasikan pemerintah, sektor swasta dan masyarakat terus di antara para aparatur pemerintah, para sipil dalam pengelolaan sumber-sumber alam, pengelola keuangan negara dan pihak-pihak sosial, lingkungan dan ekonomi. Syarat yang terkait. Pengelolaan Keuangan Daerah minimal untuk mencapai Good Governance adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi adalah adanya transparansi, akuntabilitas, perencanaan, pelaksanaan, partisipasi, pemberdayaan hukum, efektifitas pelaporan, pertanggungjawaban, dan efisiensi, dan keadilan. Kebijakan publik pengawasan keuangan daerah. yang baik dan sinergi yang dikeluarkan oleh pemerintah harus Bahwa penatausahaan, langkah-langkah keuangan menjawab ketentuan dasar keadilan. Sebagai mengingat bentuk penyelenggaraan negara yang baik berkembang pada sektor itu seperti rendahnya maka harus keterlibatan masyarakat di setiap tingkat efektivitas dan efisiensi pemanfaatan jenjang proses pengambilan keputusan. anggaran, irasionalitas dalam pengelolaan, Mewujudkan Pengelolaan serta sangat reformasi transparan, efektif dan efisien, serta mampu Dalam pemerintah dan banyaknya banyaknya diperlukan persoalan yang penyimpangan Keuangan Daerah Untuk Menjadi Prinsip penyalahgunaan. Good Governance yaitu dengan Pengelolaan pemerintah harus dituntun oleh dan diarahkan keuangan menuju yang baik membuat setiap Reformasi atau terwujudnya keuangan nilai-nilai Good pemasukan dan pengeluaran anggran dapat Governance yang dilakukan secara serentak dipertanggungjawabkan secara finansial. Oleh baik di pusat maupun daerah. sebab itu pengelolaan keuangan yang baik akan menciptakan akuntabilitas publik. Bahwa masalah kebendaharaan dan auditing dilihat sebagai dua titik terlemah Pengertian akuntabilitas publik yang lebih dalam luas adalah pelayanan kepada publik dan daerah, maka pertanggungjawaban kepada publik bertujuan harus diarahkan untuk permasalahan mewujudkan mensejahterakan kepentingan kehidupan rakyat umum, yang manajemen kebendaharaan, keuangan langkah-langkah untuk tersebut. langkah Untuk pemerintah reformasi mengatasi masalah reformasi bisa berlandaskan pada perbuatan yang dapat dilakukan dengan menegakkan sistem check dipertanggung jawabkan demi terciptanya and balance di mana ada pembagian peran pemerintahan yang baik. Oleh karena itu Muhammad Fazri : Implementasi Prinsip Good Governance…….279 yang jelas antara Departemen Keuangan dan departemen teknis lainnya. DAFTAR PUSTAKA Ady Kusnadi. 2000. Aspek Hukum Pengawasan Dalam Pelaksanaan Keuangan dan Daerah. Jakrta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Agus Dwiyanto.2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik.Yogyakarta : Gajah Mada University Press, Cet Ke-3. Adrian Siutet. 2009. Implementasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam Kerangka Otonomi Daerah.Jakarta : Penertbit Sinar Grafika. Arifin P. Soeria Atmadja. 1986.Mekanisme Pertanggung Jawaban Keuangan Negara (Suatu Tinjauan Yuridis). Jakarta: Gramedia. Asep, Saepuloh dan Tarsono, 2012. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Islam.Bandung:Batic Press. Asep, Sulaiman. 2012.Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Civic Education).Bandung:Asman Press. Badan Pemeriksa Keuangan. 2000. Keuangan Negara dan Badan Pemeriksa Keuangan. Jakarta: Sekretariat Jendral Badan Pemeriksa Keuangan. Binder, Brian. 1989. Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah. Jakarta: UI Press. Djafar Saidi, Muhammad. 2008.Hukum Keuangan Negara. Jakarta: Rajawali Pers. Gie, The Liang. 1981. Unsur-Unsur Administrasi Suatu Kumpulan Karangan, Edisi III. Jakarta: Supersukses. Gunawan Widjaya. 2002 Seri Keuangan Publik; Pengelolaan Harta Kekayaan Negara Suatu Tujuan Yuridis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Huda, Ni’matul. 2010. Problematika Pembatalan Peraturan Daerah. Yogyakarta: FH UII Press. Ismail, Tjip. 2005. ,Pengaturan Pajak Daerah di Indonesia, Jakarta: PT. Yellow Media Tama. ---------.2014. Materi Kuliah Hukum Pajak Program Pascasarjana Fakultas Hukum UI, tanggal 26 Maret 2014. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 1988. Sistem Administrasi Negara RI. Jakarta: LAN. Manan, Bagir. 1996.Politik Hukum Ekonomi Sepanjang Peraturan PerUndangUndangan Pemerintahan Daerah. Bandung:Cita Bhakti Akademia. Mardiasmo. 2004. Otnonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi. MardioNomor 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: ANDI. Miftah Thoha. 2003. Birokrasi dan Politik Indonesia. Jakrta : PT Raja Grafindo Persada. Munir, Dasril. 2004.Kebijakan dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Yayasan Pembaruan Adminstrasi Publik Indonesia (YPAPI). Sahya Anggara. 2012. Ilmu Administarasi Negara Kajian Konsep, Teori dan Fakta dalam Upaya Menciptakan Good Governance,Bandung : Putaka Setia. Cet. Ke-1. Sinaga.B.M dan H Siregar. 2005. Dampak Kebijakan Desentalisasi Fiskal terhadap Pembangunan Daerah Ekonomi Daerah di Indonesia. Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi: Bogor Istitusi Petanian Bogor. 280 Badamai Law Journal, Vol. 1, Issues 2, September 2016 Suryansyah Murhami. 2008. Aspek Hukum Pemengawasan Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Laksbang Mediatama. Wahyu Kumoro. 2005. Akuntabilitas Birokrasi Publik, Yogyakarta: Magister Adminstrasi Publik (MAP) UGM dengan Pustaka Pelajar. Cet. Ket-1. Zulkarnain.2014. Implementasi Good Governance Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Sensus Pada Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara).Jurnal Majalah BISSITEK.Vol. 9,No 1 April 2014. Internet: Ahmad.2013.Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan.http://rakaraki.blogspot.co m/ Diakses Tanggal 20 Juni 2015 Azimahmajud.2011. http://azimahmajid.blogspot.co.id/201 1/02/teori-governance-danperkembangannya.html Diakses Tangal 28 Oktober 2015 Dessy.2013.http://dedeedessy.blogspot.co.id/2 013/09/tugas-1-akuntansi-sektorpublik.html diakses tanggal 15 Oktober 2015 Kemenkeu. http///www.kemenkeu.co.id. (online) Diakses tanggal 5 Maret 2013 RodialRamadhan.2014.http://rodlial.blogspot. com/2014/02/makalah-goodgovernance.html Diakses Tanggal 4 Juli 2015 Bolmer.2011.https://bolmerhutasoit.wordpress .com/2011/12/06/eksistensi-goodgovernance-di-indonesia/ Diakses tanggal 29 Oktober 2015 Bolmer.2011. https://bolmerhutasoit.wordpress.com/ 2011/12/06/eksistensi-goodgovernance-di-indonesia/ diakses tanggal 29 Oktober 2015 Yandrianggiawan.2010.http://yandrianggriaw an.blogspot.co.id/2010/10/makalahsistem-pemerintahan-daerah.html Diakses Tanggal 16 Oktober 2015 Kemenkeu.2008. http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publ ikasi/artikel/147-artikel-anggaran-danperbendaharaan/2008-azas-azas-goodgovernance-dalam-pengelolaankeuangan-negara Diakses Tanggal 15 Oktober 2015