peraturan pemerintah pengganti undang-undang

advertisement
www.hukumonline.com
PENJELASAN
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG
NOMOR 7 TAHUN 1963
TENTANG
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
UMUM
Peraturan dalam Indische Comptabiliteitswet (I.C.W.) tentang Algemene Rekenkamer, yang
berlaku bagi Badan Pemeriksa Keuangan, sekarang sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan zaman.
Ekonomi Terpimpin menghendaki adanya rencana pembangunan menyebabkan perlu;
disusunnya suatu Anggaran Moneter, yang terdiri atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(routine dan pembangunan), Anggaran Kredit, yang meliputi kredit pada badan-badan Pemerintah
dan Swasta, serta Anggaran Devisa, yang menggambarkan ancer-ancer penghasilan dari rencana
penggunaan devisa Negara.
Disamping itu Ekonomi Terpimpin mewajibkan penyusunan progress report dari pada pelaksanaan
rencana. Pelaksanaan Ekonomi Terpimpin mengharuskan ikut campurnya Pemerintah di dalam
bidang ekonomi dan Perusahaan-perusahaan Negara harus diperkembangkan hingga mencapai
kedudukan komando yang menjamin perkembangan revolusi dari tahap Nasional demokratis untuk
memasuki tahap Sosialisme Indonesia.
Semuanya ini menyebabkan perlunya ada Badan Pemeriksa Keuangan diberi wewenang
pengawasan dan pemeriksaan secara menyeluruh, sehingga Badan Pemeriksa Keuangan dapat
pula menjadi alat untuk menyempurnakan social control yang effektif guna mencapai social support
yang maximal.
Keinginan-keinginan untuk menyempurnakan Badan Pemeriksa Keuangan ini antara lain tercermin
di dalam Amanat-amanat Presiden Deklarasi Ekonomi dan Ambeg Parama Arta, serta di dalam
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara No. II/MPRS/1960 dan Resolusi Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara No. I/Res/MPRS/1963.
Di dalam memikirkan untuk memberikan wewenang yang cukup menyeluruh kepada Badan
Pemeriksa Keuangan dianggap perlu dengan ketentuan Undang-undang memberikan kepada
Badan Pemeriksa Keuangan jaminan wewenang untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan,
sehingga meliputi penelitian apakah pengeluaran- pengeluaran uang Negara (termasuk devisa
Negara) itu sesuai dengan ketentuan Anggaran Moneter, dengan kenyataan pengeluaran
sesungguhnya dan betul-betul bermanfaat bagi pelaksanaan rencana pembangunan ekonomi dan
kemakmuran rakyat seperti yang direncanakan.
Untuk memperbesar daya gerak dan daya pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan, maka terasa
perlu untuk mengikutsertakan dalam melaksanakan pemeriksaan yang menyeluruh tokoh-tokoh
rakyat yang terorganisasi.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Penempatan Badan Pemeriksa Keuangan sebagai Lembaga yang berdiri sendiri, disamping
Lembaga-lembaga Negara Tertinggi lainnya seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat dan Dewan Pertimbangan Agung, dimaksud agar supaya Badan ini tidak
terpengaruh oleh Kekuasaan Eksekutif, dan agar supaya dapat melaksanakan tugas pengawasan
dan pemeriksaan yang effektif. Bentuk dewan dipakai agar supaya keputusan-keputusan Badan
Pemeriksa Keuangan menjamin keadilan (obyektif), sebab keputusan-keputusan harus diambil
secara kolegial.
Pasal 2
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
(1)
(2)
Dalam Ambeg Parama Arta oleh Presiden ditegaskan tentang susunan Badan Pemeriksa
Keuangan sebagai berikut.
"Badan Pemeriksa Keuangan ini dipikirkan untuk disusun atas TENAGA-TENAGA AHLI
administrasi dan keuangan disamping tenaga-tenaga yang mempunyai dukungan
masyarakat, agar tercapailah pelaksanaan pengintegrasian antara Pemerintah dan Rakyat
dalam bentuk kegotong-royongan Nasional yang terorganisasi".
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
(1)
(2)
Pasal 9
Dengan wewenang pengawasan dan pemeriksaan secara menyeluruh tanpa
pengecualiannya ini dimaksudkan bahwa wewenang dari Badan Pemeriksa Keuangan ini
mencakup pengawasan dan pemeriksaan atas pembelian-pembelian untuk keperluan
Negara dan/atau untuk Perusahaan Negara, agar supaya perhitungan dan penggunaannya
dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk pelaksanaan hal ini maka prosedurnya diatur secara khusus oleh Badan Pemeriksa
Keuangan sendiri yang diberi wewenang untuk mengeluarkan instruksi-instruksi, petunjukpetunjuk pada para Bendaharawan tentang cara melaksanakan dan menyusun laporan.
Dengan istilah "Penyidikan Akuntan" diartikan "Investigation" oleh Akuntan yang ditunjuk
oleh Badan Pemeriksa Keuangan untuk memperoleh keterangan-keterangan yang
diperlukan. Dengan kontrol Akuntan dimaksudkan penelitian (verifikasi) pembukuan,
memeriksa dan menilai bukti-bukti yang menjadi bahan-bahan pembukuan, serta menilai
kebenaran tiap-tiap neraca dan perhitungan laba rugi yang dipandang perlu.
Selama keadaan belum memungkinkan disusunnya Anggaran Kredit dan Anggaran Devisa,
maka dengan Anggaran Kredit dan Anggaran Devisa dimaksudkan Rencana Kredit dan
Rencana Devisa.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
(1)
(2)
(3)
Pasal 14
Prosedur surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan untuk menghentikan sementara
segala pembayaran atas otorisasi Menteri yang bersangkutan itu diberikan kepada Kantor
Pusat Perbendaharaan Negara (K.P.P.N.) dan Kantor Perbendaharaan Negara wajib
melaksanakannya.
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 16
yang dimaksud dengan Pegawai Negara dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang ini ialah semua pegawai dari badan-badan yang dimaksud dalam pasal 10 ayat (3).
Istilah "melalaikan kewajiban" meliputi pula "perbuatan karena kebodohan atau keborosan".
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Yang dimaksud dengan Kepala Instansi ialah pejabat-pejabat yang diberi pertanggungan
jawab dalam instansinya atau masing-masing lingkungan pekerjaannya.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
(1)
Cukup jelas.
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
(2)
(3)
(4)
Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan mempunyai kekuatan yang sama dan dijalankan
dengan cara yang sama dengan Putusan Hakim Perdata yang sudah mempunyai kekuatan
pasti (kracht van gewijsde).
Cukup jelas.
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Bagian Pengawasan bertugas menguji sahnya dan kebenarannya dan pada penggunaan
keuangan.
Pasal 25
Cukup jelas.
Bagian Pengawasan bertugas menguji sahnya dan kebenarannya dan pada penggunaan
keuangan.
Pasal 26
Cukup jelas.
Bagian Pengawasan bertugas menguji sahnya dan kebenarannya dan pada penggunaan
keuangan.
(1)
(2)
Pasal 27
Seksi Perusahaan meliputi Perusahaan Negara/Daerah/Swasta. Bank-bank
Pemerintah/Daerah/Swasta dan Perusahaan Campuran Negara/Daerah/Swasta seperti
yang dimaksud dalam pasal 10 ayat (3).
Bagian Pemeriksaan bertugas menguji kemanfaatannya.
Seksi Rupiah dan Seksi Devisa memeriksa kemanfaatan dari pada penggunaan uang
Rupiah dan kemanfaatan dari pada penggunaan Devisa milik Negara.
Pasal 28
Biro Akuntan sedapat mungkin dipimpin oleh tenaga Akuntan.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
www.hukumonline.com
www.hukumonline.com
Mengetahui:
PEJABAT SEKRETARIS NEGARA,
Ttd.
A.W. SURJOADININGRAT S.H.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2590
www.hukumonline.com
Download