ETHANOL: Ethyl alkohol C2H5OH H2C OH H3C METHANOL: Methyl alkohol CH3OH H3C OH Jenis-jenis minuman mengandung alkohol - bir (mengandung 10-25% alkohol) - whyskey (mengandung 15-35% alkohol) - anggur/ wine (mengandung ~35%) - tequila - shake - Cap tikus ( ~ 50%) - air tape - dsb Beberapa faktor yang mempengaruhi absorpsi ethanol •- Kondisi lambung dalam keadaan kosong atau berisi. Hal ini sangat penting dalam pengaturan absorpsi alkohol. • Pada lambung keadaan kosong, absorpsi sempurna terjadi dalam waktu 1 atau 2 jam, tetapi pada lambung keadaan • berisi penuh makanan absorpsi terjadi sampai 6 jam. • Komposisi larutan etanol yang diminum. Minuman bir lebih lambat diabsorpsi dari pada anggur (wine) • dan anggur lebih lambat daripada spiritus. Pada umumnya minuman keras yang mengandung karbon diabsorpsi lebih cepat, karena senyawa karbon dioksida (CO2) dapat mengambil alih isi lambung. Toksisitas ethanol . Gejala yang diakibatkan oleh toksisitas etanol Gejala klinis 1. - Ringan. Penglihatan menurun Reaksi lambat Kepercayaan diri meningkat 2. Sedang - Sempoyongan - Berbicara tidak menentu - Fungsi saraf motorik menurun - Kurang perhatian - Diplopia - Gangguan persepsi - Tidak tenang 3. Berat - Gangguan penglihatan - Depresi - stuppor 4. Koma - Kegagalan pernafasan Konsentrasi alkohol dalam darah (%) 0,005 – 0,10 Sumber: Gossel and Bricker, 1984 Bagian otak yang terkena Lobus depan 0,15 – 0,30 Lobus parietal Lobus ocipitalis Serebellum 0,30 – 0,50 0,50 Lobus ocipitalis Serebellum Diencephalon Medulla Proses biokimia ethanol dalam tubuh C2H5OH + NAD+ alkohol-dehydrogenase(ADH)->CH3CHO +NADH Etilalkohol---------------------------acetaldehyd CH3CHO + NAD+ aldehyd-dehydrogenase__CH3COOH + NADH Acetaldehyd-----------------------------------------------asam asetat AsetylCoA CO2 + H2O Gambar 2.1. Proses biokimiawi metabolisme etanol Perkikiraan jumlah alkohol dalam darah Pada pria dengan berat badan sekitar 68,1 Kg meminum minuman keras sekitar 30 ml yang mengandung 50% etanol (whiskey) atau setara dengan 360 ml beer yang mengandung 5% etanol. \Setelah semua diabsorpsi tubuh ternyata kandungan alkohol dalam darah ialah: 0,025% (2,5 mg%), perhitungaanya adalah sebagai berikut: A=WrCT/0,8 A=WrCT/0,8= 68,100X0,68X0,025% : 0,8= 11,58/0,8 A= sekitar 15 ml A= etanol (ml) yang diminum W=Berat badan (g) r =Rasio distribusi ethanol: pria=0,68 dan wanita=0,55 CT=Konsentrasi alkohol dalam darah 0,8=berat jenis alkohol Toksisitas methanol Gejala klinis •ringan: - Nausea, muntah • Sakit kepala, hilang ingatan • sakit perut, diaree • sakit pinggang, anggota gerak lemah • mata merah, hiperemik •Berat: - Degenerasi bola mata: retina dan saraf optik • Akumulasi formal dehid--asidosis • dapat sembuh,-buta total selama berbulan bulan/permanen • akumulasi asam formiat dan laktat • NAD-NADH meningkat---asam laktat---asidosis • Pernafasan, denyut jantung menurun • Koma-mati : didahului dengan konvulsi dan opistotonus Pengobatan methanol •Difokuskan pada pengobatan gejala asidosis • Diberi infus sodium bikarbonat, supaya pH darah kembali normal • Diberi ethanol secara infus atau peroral--->sekitar 0,1% dalam darah, •karena afinitas etanol terhadap ADH 20X metanol • Pemberian dilakukan selama 1 minggu atau lebih • Dilakukan hemodialisis -- kadar metanol menurun dari 50mg% sampai 20 mg% • diberi kalsium leukovarin –analog dari asam folat---memetabolisme formaldehidCO2 • diberi 4-methyl pyrazole (4MP)-menghambat alkohol dehydrogenase Doping Obat atau bahan kimia yang diberikan secara ilegal kepada, atau dipakai oleh seorang atlit yang akan bertanding, melalui cara apapun (injeksi atau peroral) dalam jumlah yang tidak wajar yang mengakibatkan perubahan (peningkatan atau penghambatan) system fisiologik bagi pengguna, dikategorikan sebagai doping. KLASIFIKASI OBAT DOPING - agen anabolik (S1) - hormon dan derivatnya (S2) - beta-2 agonis (S3) - agen yang mempunyai efek anti aktivitas estrogenik (S4) - agen diuretik dan masking (S5) - obat stimulansia (S6) - obat narkotika (S7) - obat kanabinoid (S8) - glukokortikosteroid (S9) - alkohol jenis ethanol (P1) - betha-bloker (P2) Ben Johnson KASUS DOPING DUNIA (WADA) Marion Jones Konvensi Harmonisasi Doping Internasional - Membentuk badan koordinasional mengenai anti-doping - Mencegah lalu-lintas substansi obat doping dan pelarangan penggunaan obat doping - Pengetatan pengawasan obat doping dengan cara pengembangan metoda teknik deteksi obat doping - Mendukung program pendidikan dan perhatian utama terhadap peningkatan penggunaan obat doping - Penerapan efisiensi dan sangsi terhadap pelanggar peraturan penggunaan obat doping - Bekerja sama dengan organisasi olahraga pada semua tingkat organisasi, termasuk tingkat organisasi olahraga internasional dan laboratorium anti-doping yang terakreditasi