indeks tendensi konsumen - BPS Provinsi DKI Jakarta

advertisement
No. 37/08/31/Th. XVIII, 5 Agustus 2016
INDEKS TENDENSI KONSUMEN
TRIWULAN II TAHUN 2016
A. Penjelasan Umum
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini
yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan
indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan
perkiraan triwulan mendatang.
Jumlah sampel STK di Provinsi DKI Jakarta pada triwulan I-2016 ada sebanyak 880 rumah
tangga yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota. Sebanyak 815 rumah tangga dapat menjadi
responden yang aktif, sementara sisanya yaitu 65 rumah tangga Non-Response. Responden
STK mulai triwulan I-2016 dipilih pada strata blok sensus kategori sedang dan tinggi
berdasarkan wealth index dan merupakan subsampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas). Pemilihan sampel dilakukan secara panel antar triwulan untuk memperoleh
gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antar waktu. Pada saat
yang sama juga dilakukan penyempurnaan kuesioner dan cara penghitungan indeksnya.
B. Kondisi Ekonomi Konsumen Triwulan II-2016
 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan II-2016 sebesar 110,71 yang
artinya kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan II-2016 secara umum dikatakan
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme triwulan kedua tahun
2016 tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Triwulan I-2016 (ITK = 105,20).
 Meningkatnya kondisi ekonomi yang dirasakan oleh konsumen pada triwulan tersebut
didorong oleh persepsi mereka akan adanya (1) peningkatan pendapatan rumahtangga,
(2) tidak adanya pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran, serta (3) adanya
peningkatan volume konsumsi barang dan jasa.
C. Perkiraan Ekonomi Konsumen Triwulan III-2016
 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan III-2016 diperkirakan sebesar
112,75. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar konsumen merasa bahwa kondisi
ekonomi serta optimisme di triwulan mendatang akan jauh lebih baik dibandingkan
dengan periode pada saat pencacahan. Tingkat optimisme konsumen pada periode
triwulan ketiga tahun 2016 tersebut lebih tinggi dibanding triwulan kedua 2016.
 Perbaikan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan ketiga 2016 utamanya dipicu oleh
ekspektasi terhadap rencana pembelian barang-barang tahan lama serta diikuti juga
dengan peningkatan pendapatan rumahtangga pada triwulan mendatang.
1.
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II Tahun 2016
Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di DKI Jakarta pada Triwulan II-2016 adalah sebesar 110,71 yang artinya
kondisi ekonomi konsumen pada triwulan tersebut secara umum dikatakan meningkat dibandingkan triwulan
pertama tahun ini. Sementara, bila nilai ITK dibandingkan antara dua periode terakhir, tingkat optimisme konsumen
pada Triwulan kedua 2016 terjadi peningkatan dibanding periode tiga bulan pertama tahun 2016.
Tabel 1. Indeks Tendensi Konsumen Menurut Variabel Pembentuknya
Variabel Pembentuk
(1)
Triwulan I
2016
(3)
Triwulan II
2016
(3)
106,34
107,21
107,56
115,07
99,92
112,69
105,20
110,71
 Pendapatan rumah tangga
 Pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumahtangga
 Tingkat konsumsi bahan makanan/minuman, makanan/minuman jadi,
rokok, tembakau, makan di restoran/rumah makan, dan bukan makanan
(pakaian, pulsa HP, rekreasi/hiburan, akomodasi, transportasi, perawatan
kesehatan dan kecantikan)
Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
Berdasarkan variabel pembentuk ITK, membaiknya ekonomi konsumen (nilai indeks di atas 100) pada
periode Trwiwulan II-2016 ini didorong oleh seluruh komponen pembentuk indeks. Berdasarkan urutan yang
tertinggi adalah tidak adanya pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran (nilai indeks 115,07), diikuti oleh
komponen meningkatnya konsumsi barang dan jasa (nilai indeks 112,69) dan adanya peningkatan pendapatan kini
rumahtangga (nilai indeks 107,56). Hal ini dapat diartikan bahwa ada pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran
konsumen namun pengaruhnya tidak terlalu signifikan.
Berdasarkan hasil survey tendensi konsumen, sebagian besar masyarakat ibukota menyatakan bahwa
pengaruh inflasi yang mungkin saja terjadi di triwulan 2 tahun 2016, tidak akan mempengaruhi pengeluaran mereka.
Seperti diketahui bahwa pada bulan terakhir di triwulan tersebut, umat muslim menjalankan ibadah puasa bulan
Ramadhan. Masyarakat yang sedang menjalankan ibadah bulan suci Ramadhan tersebut akan mempersiapkan diri
dengan konsumsi makanan yang sehat untuk makan Sahur maupun untuk berbuka puasa. Oleh sebab itu, kenaikan
harga barang kebutuhan pokok yang biasanya terjadi pada periode tersebut tidak akan mengurangi pengeluaran
masyarakat. Hal tersebut di atas juga sejalan dengan tingginya indeks tingkat konsumsi bahan makanan dan non
makanan yang dirasakan oleh masyarakat ibukota pada triwulan kedua 2016 (nilai indeks 112,69).
Peningkatan pendapatan yang dirasakan oleh konsumen salah satunya disebabkan oleh pemberian
tunjangan hari raya (THR) baik bagi pegawai swasta maupun pegawai pemerintah dalam bentuk Gaji ke-14. Adanya
peningkatan pendapatan menjadi pemicu meningkatnya optimisme konsumen di DKI Jakarta. Hal tersebut juga
mendongkrak kemampuan masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa, khususnya untuk memenuhi
kebutuhan menjelang hari raya idul fitri serta liburan anak sekolah.
Kondisi harga barang dan jasa selama Triwulan II-2016 menurut Indeks Harga Konsumen (IHK)1, secara
umum menunjukkan inflasi komulatif yang relatif stabil yaitu sebesar 0,54 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan
Juni 2016 yang mencapai 0,52 persen. Hal tersebut dipicu oleh inflasi pada sub kelompok makanan yang mencapai
1,32 persen hanya dalam bulan Juni saja. Namun berdasarkan survei tendensi konsumen pada triwulan kedua tahun
2016 justru volume konsumsi masyarakat tidak berpengaruh meskipun pada triwulan ini inflasi IHK cenderung tinggi.
1
Pendataan IHK dilakukan di beberapa pasar/supermarket pada periode tertentu setiap bulan.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 37/08/31/Th. XVIII, 5 Agustus 2016
Ada catatan menarik pada triwyulan tersebut yaitu terjadi deflasi pada bulan Mei 2016 sebesar -0,27 persen. Hal
tersebut dipicu oleh penurunan harga eceran BBM bersubsidi yang dilakukan oleh pemerintah per 1 April 2016.
Berdasarkan hal tersebut, daya beli masyarakat cenderung akan meningkat, yaitu dimana di satu sisi biaya
transportasi dapat ditekan, sementara telah terjadi peningkatan di sisi pendapatan, sehingga pendapatan
rumahtangga masih dapat dialokasikan untuk konsumsi barang dan jasa lainnya.
Komponen ITK Volume/frekuensi konsumsi pada Triwulan II-2016 adalah komponen indek yang nilainya
tertinggi kedua setelah indeks optimisme pengaruh inflasi. Angka indeks pada komponen tersebut menunjukkan
nilai yang lebih tinggi dibanding Triwulan I-2016 yaitu dari 99,92 menjadi 112,69. Optimisme masyarakat yang
meningkat di DKI Jakarta menurut komponen tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat meningkatkan
konsumsinya dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor di
Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil triwulan II tahun 2016 telah memperlihatkan adanya peningkatan. Penjualan
bulan Juni 2016 mengalami peningkatan 11,7 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu2. Siklus kenaikan
penjualan mobil menjelang hari raya, menurut data Gaikindo, mampu terjual 91 ribu unit kendaraan selama bulan
Juni 2016 lebih tinggi dibandingkan Juni 2015 yang hanya 82 ribu unit kendaraan. Sementara sepanjang semester
pertama 2016, penjulan mobil telah mencapai lebih setengah juta unit. Peningkatan tersebut mengindikasikan
bahwa masyarakat mulai menggeliat untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia
(APRINDO) dalam rilisnya juga menyatakan bahwa kondisi ritel pada triwulan kedua tahun 2016 menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan triwulan pertama. Hal ini merupakan angin segar dari kelusuan
yang sebelumnya terjadi akhir awal 2016 3 . Peningkatan konsumsi makanan di bulan Ramadhan pada periode
tersebut mendorong peningkatan level optimisme yang cukup tinggi (lihat tabel 2).
Tabel 2. Indeks Konsumsi Komoditi-Komoditi
Kelompok Barang dan Jasa
Triwulan I – 2016
Triwulan II – 2016
(1)
(3)
(3)
A. Indeks Makanan
1. Bahan makanan
2. Makanan jadi di restoran/rumah makan
B. Indeks Non Makanan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pakaian
Komunikasi (Pembelian Pulsa HP)
Pendidikan
Rekreasi/Hiburan
Akomodasi (Hotel/Penginapan)
Transportasi
Perawatan Kesehatan dan Kecantikan
Indeks Konsumsi Total
123,10
127,25
118,95
139,19
155,18
123,21
93,29
105,12
90,20
115,05
100,80
72,15
66,72
119,80
88,32
121,40
122,63
116,79
81,22
76,55
121,15
96,08
99,92
112,69
Pada tabel 2 di atas, angka indeks kelompok makanan triwulan II-2016 sebesar 139,19 mengindikasikan
bahwa masyarakat di DKI Jakarta sangat optimis dalam membelanjakan uangnya untuk membeli makanan. Tingkat
optimisme komponen tersebut bahkan jauh di atas komponen yang sama pada triwulan sebelumnya. Konsumsi
bahan makanan masih menjadi pendorong tingginya optimisme konsumen di DKI Jakarta diikuti juga oleh konsumi
makanan jadi di restoran dengan nilai indeks masing-masing sebesar 155,18 dan 123,21. Indeks bahan makanan
2
http://news.okezone.com/read/2016/07/19/15/1441225/531-ribu-kendaraan-terjual-di-indonesia-selama-semester-i-2016
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160614152421-92-138101/aprindo-puasa-dan-lebaran-sumbang-45-targetpenjualan-ritel/
3
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. . 37/08/31/Th. XVIII, 5 Agustus 2016
3
bahkan menunjukkan nilai indeks tertinggi bagi seluruh komponen di triwulan tersebut. Sementara itu, pada
kelompok non-makanan di triwulan kedua tahun 2016, juga nilai indeksnya mengalami peningkatan yang cukup
berarti. Pada periode tersebut, secara agregat masyarakat meningkatkan konsumsi barang non-makanan yang
ditunjukkan dengan besaran nilai indeks yang berada di atas 100. Bahkan angka indeks di seluruh sub-kelompoknya
lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hanya ada tiga sub-kelompok yang masih menunjukkan
ketidak-optimisan, yaitu rekreasi/hiburan, akomodasi serta perawatan kesehatan. Secara total, kelompok nonmakanan di triwulan kedua tahun 2016 mengalami peningkatan tingkat optimisme yaitu sebesar 11,83 poin.
2.
Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III Tahun 2016
Perkiraan nilai ITK di DKI Jakarta pada Triwulan III-2016 akan mencapai 112,75, artinya kondisi ekonomi
konsumen diprediksi akan semakin meningkat. Angka tersebut memberikan gambaran bahwa tingkat optimisme
konsumen diperkirakan lebih tinggi dibanding Triwulan II-2016 yaitu periode berjalan pada saat pencacahan.
Optimisme konsumen ini didorong oleh pendapatan konsumen yang diperkirakan akan membaik serta rencana
pembelian barang-barang tahan lama. Perkiraan peningkatan pendapatan pada periode mendatang tersebut karena
kegiatan pemerintah dan swasta sudah mulai berjalan dengan baik pada pertengahan tahun. Pendapatan pelaku
usaha di sektor konstruksi serta sektor turunannya akan mengalami peningkatan pada periode tersebut. Adanya
libur hari raya Idul Fitri di awal triwulan 3 juga aklan menjadi faktor kunci dalam peningkatan optimisem konsumen
yang cukup tinggi pada periode tersebut.
Tabel 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan III-2016 Menurut Variabel Pembentuknya
Variabel Pembentuk
Nilai Indeks
(1)
(2)
-
Perkiraan pendapatan rumahtangga mendatang
112,58
-
Rencana pembelian barang-barang tahan lama, (elektronik,
113,04
perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumahtangga,
kendaraan bermotor, tanah, rumah), rekreasi, dan pesta/hajatan
Indeks Tendensi Konsumen Mendatang
112,75
Tingkat optimisme mendatang merupakan indikator yang sangat penting bagi pebisnis terkait dalam mengantisipasi
produksi dan ekspansi kegiatan. Tingginya ekpetasi dan optimisme konsumen di DKI Jakarta selama beberapa periode
terakhir ini (selalu di atas 100), mengindikasikan bahwa perbaikan perekonomian yang dirasakan masyarakat yang
ditunjukkan melalui keinginan untuk melakukan konsumsi terjadi dari waktu ke waktu.
Grafik 1. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan 3 - 2011 s.d Triwulan 2 - 2016
Tingkat Optimisme
Konsumen (indeks)
120
118,75
112,75
115
110,68
110
108,32
105
100
III
IV
2011
4
I
II
III
2012
IV
I
II
III
2013
IV
I
II
III
2014
IV
I
II
III
2015
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 37/08/31/Th. XVIII, 5 Agustus 2016
IV
I
II
2016
3.
Perbandingan ITK Regional
Kondisi ekonomi konsumen yang membaik pada Triwulan II-2016 terjadi di seluruh kawasan Jawa-Bali.
Diantara 7 provinsi di kawasan tersebut, DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat optimisme konsumen tertinggi
diikuti oleh konsumen di Provinsi Banten dan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nilai indeks masing masing sebesar
110,71 ; 109,97 ; dan 108,98 (Lihat grafik 2). Secara total, hanya ada dua povinsi di kawasan regional Jawa-Bali yang
nilai indeks-nya berada di bawah nilai ITK nasional yaitu Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Grafik 2. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan II-2016
Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali
110,71
109,97
108,98
108,78
108,42
107,28
DKI Jakarta
Banten
DI
Yogyakarta
Bali
107,93
106,66
Jawa Timur Jawa Barat Jawa Tengah
Kondisi ekonomi konsumen diperkirakan lebih baik pada Triwulan ketiga tahun 2016 dan ini terjadi di seluruh
kawasan regional Jawa dan Bali. Diantara 7 provinsi di kawasan tersebut. Masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta
merupakan provinsi yang masyarakatnya memiliki prespektif optimisme tertinggi di triwulan mendatang. Hal tersebut
sama kondisinya dengan perkiraan triwulan sebelumnya yang dirasakan oleh masyarakat di DIY. Kemudian diikuti oleh
DKI Jakarta dan Jawa Timur dengan nilai indeks masing-masing 117,30 ; 112,75 ; dan 111,19. Sementara yang terendah
adalah Provinsi Jawa Barat dengan nilai indeks 107,7 (Lihat Grafik 3). Menurut survei tendensi konsumen, tingkat
optimisme konsumen di Provinsi Bali dan Jawa Barat pada Triwulan III-2016 yang akan datang akan lebih rendah
dibandingkan ITK nasional pada periode tersebut.
Grafik 3. Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Triwulan III-2016
Nasional dan 7 Provinsi di Jawa dan Bali
117,30
112,75
111,19
DI Yogyakarta DKI Jakarta Jawa Timur
110,23
Banten
110,09
Jawa Tengah
109,00
Bali
109,26
107,70
Jawa Barat
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. . 37/08/31/Th. XVIII, 5 Agustus 2016
5
BPS PROVINSI DKI JAKARTA
Informasi lebih lanjut hubungi:
Syarifuddin Nawie, S.Si., ME.
Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik
6
Telepon
:
021-31928493, ext. 600
Fax
:
021-3152004
e-mail
:
[email protected]
Homepage
:
http:// jakarta.bps.go.id
Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta No. 37/08/31/Th. XVIII, 5 Agustus 2016
Download