BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit parasit darah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit parasit darah merupakan masalah kesehatan karena menimbulkan
kerugian ekonomi pada ternak sapi di Indonesia. Kerugian tersebut berupa
pertumbuhan yang terhambat, penurunan berat badan, penurunan daya kerja,
penurunan daya reproduksi, penurunan reproduksi susu, dan aborsi. Infeksi berat jika
tidak diobati dapat menyebabkan kematian ternak terutama pada hewan muda
(Anonim, 2012). Beberapa parasit darah pada sampel hewan sapi dan kerbau yang
sering menginfeksi adalah Theileriosis dan Trypanosomiasis, sedangkan parasit pada
burung merpati adalah Haemaproteus columbae.
Theileriosis adalah penyakit darah akut dan menular yang disebabkan
Theileria. Infeksi Theileria menyebabkan berat badan turun, demam, diare berdarah
dan pembengkakan kelenjar limfe. Parasit yang menyebabkan berkembang biak
didalam sel susunan limfe, didalam sel ini terbentuk yang dinamakan “ bola plasma
koch “ (Ressang, 1984).
Trypanosomiasis atau penyakit Surra merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh Trypanosoma evansi. Trypanosoma evansi akan hidup dalam darah
melalui vektor seperti lalat penghisap darah (golongan Tabanidae, Chrysops,
Haematopota, Muscidae, Stomoxis dan Lyperasia), dan lainnya (Anopheles, Musca,
Pinjal, Kutu, dan Caplak). Gejala klinis yang tampak yaitu temperatur meningkat,
lesu, letih, oedema bawah dagu dan anggota gerak, anemia, sempoyongan, dan
berputar-putar (Wahyuni dkk, 2011).
Pada burung merpati infeksi parasit darah yang sering dijumpai adalah
Haemaprotiasis yang disebabkan oleh Haemaproteus columbae. Menurut Morgan
dan Hawkins (1955) infeksi merpati terjadi melalui gigitan lalat hippoboscid, mereka
memasuki aliran darah dan menembus sel endotel yang melapisi pembuluh darah
khususnya paru-paru, hati dan limpa dimana mereka mengalami skizogoni. Gametosit
ini terlihat didalam inti sel darah merah, memanjang berbentuk sosis atau mirip
halter.
Pemeriksaan sediaan apus darah digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
parasit darah. Salah satu metode untuk mengetahui parasit darah adalah dengan
pembuatan sediaan darah. Pembuatan sediaan darah dapat dilakukan dengan dua
bentuk yaitu sediaan darah tipis dan sediaan darah tebal. Pemeriksaan darah tepi ini
dapat digunakan untuk menghitung jenis sel darah putih (termasuk pemeriksaan rutin)
dan gambaran sel darah seperti adanya parasit, sel ganas dan juga unsur lainnya. Pada
pembuatan sediaan darah tebal dibutuhkan volume darah lebih banyak sehingga
secara logis akan lebih mudah memberikan peluang ditemukannya parasit.
Pemeriksaan sediaan darah dapat dilakukan dengan metode pengecatan
Giemza. Penggunaan pengecatan Giemza di Laboratorium Veteriner digunakan untuk
pemeriksaan protozoa yang hidup dalam darah secara cepat terutama pada organisme
yang hidup yang bertindak sebagai carier atau pembawa penyakit misalnya
Plasmodium, Babesia, Trypanosoma dan lain-lain. Selain itu, pengecatan Giemza
dapat digunakan untuk mempermudah identifikasi janis-jenis parasit darah
berdasarkan morfologi menurut literatur (Pratiwi, 2013).
TUJUAN
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui jenis dan adanya infeksi
parasit, serta mengetahui kualitas sediaan apus dengan pengecatan pewarnaan
Giemza 10%.
MANFAAT
Ada tidaknya infeksi parasit darah pada ternak, merupakan informasi yang
berguna bagi peternak dan masyarakat. Sehingga dengan mengetahui adanya infeksi
ini dapat dilakukan cara-cara pencegahan dan pemberantasannya. Pewarnaan ini
dilakukan sebagai dasar untuk identifikasi lebih lanjut mengenai pengecatan Giemza
untuk menentukan parasit dalam darah pada sediaan apus yang dapat digunakan
untuk meneguhkan diagnosa.
Download