TUGAS MAKALAH BIOKIMIA “ENZYME INTRODUCTION” Diusulkan oleh: Eber Lonameo 125040218113018 Hito Nixon Gozali 125040218113027 Rosilia Puspasari 125040218113024 Sandi Satria Pamungkas 125040218113014 Vivi Imroatin 125040218113009 Yoedha Putra Pratama 125040218113017 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KAMPUS IV KEDIRI 2013 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………….. 2 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang………………………………………………………... 4 Rumusan Masalah……………………………………………….......... 4 Tujuan………………………………………………………………… 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Fungsi dari Enzim………….………………………….….… 5 Tata Nama Enzim…………………………………………………....... 7 Spesifitas Enzim………………………………………………………. 8 Enzim Regulasi………………………………………………………... 9 Energi Aktivasi……………………………………………………....... 13 BAB III 14 PEMBAHASAN……………………………………………………………………. BAB IV 17 PENUTUP……………………………………………………………………............ DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 18 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas makalah ini dapat diselesaikan. Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Biokimia dengan judul “Enzyme Introduction” di Universitas Brawijaya Kampus IV Kediri. Makalah ini dapat terselesaikan berkat kerjasama yang baik dari kelompok kami, untuk itu dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wisnu selaku dosen mata kuliah Biokimia yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi kelancarnya tugas ini. Kami menyadari bahwa dalam mengerjakan makalah biokimia ini masih ada banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi kesempurnaan dalam mengerjakan makalah di masa mendatang. Demikianlah tugas ini kami susun semoga dapat bermanfaat,dan agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Biokimia. 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Enzim adalah suatu biokatalisator, yaitu suatu bahan yang berfungsi mempercepat reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi karena pada akhir reaksi terbentuk kembali. Suatu reaksi kimia yang berlangsung dengan bantuan enzim memerlukan energi yang lebih rendah. Jadi enzim juga berfungsi menurunkan energi aktivasi(Hellena,2012). Suatu enzim (holoenzim) tersusun atas bagian protein dan bukan protein. Bagian protein disebut apoenzim, dan bagian non protein disebut kofaktor. Kofaktor dapat berupa ion logam (Cu, Mg, K, Fe, Na), atau koenzim yang berupa bahan organik, misalkan vitamin B (B1, B2).Enzim bekerja berdasar prinsip ‘kunci dan anak kunci’ (lock and key). Pada salah satu sisi enzim terdapat tempat aktif yang memiliki bentuk yang dapat berpasangan tepat sama dengan bentuk permukaan substrat. Akibatnya satu enzim hanya dapat digunakan untuk satu jenis substrat. Contoh enzim yang sering digunakan sebagai materi praktikum adalah enzim katalase. Enzim ini banyak terdapat pada organel peroksisom dan berfungsi memecah peroksida (H2O2) yang bersifat toksik menjadi H 2O dan O2(Hellna2012). Kerja enzim juga sangat dipengaruhi oleh zat inhibitor, yaitu bahan yang menghambat kerja enzim. Ada 2 jenis inhibitor, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif. Inhibitor kompetitif bekerja dengan cara berikatan pada tempat aktif enzim. Akibatnya substrat yang tidak bisa berikatan dengan enzim. Sedangkan inhibitor non kompetitif tidak berikatan dengan tempat aktif, tetapi menyebabkan perubahan pada tempat aktif. Ini pun berakibat substrat tidak bisa berikatan dengan enzim (Hellena,2012). Meskipun hanyalah suatu zat kimiawi, namun peranan enzim sangat besar bagi kehidupan. Enzim bekerja secara penuh, dengan pembetukan molekulmolekul zat yang mengimbanginya. Adanya berbagai reaksi yang terjadi adalah adanya cara kerja enzim. Enzim merupakan senyawa yang dapat mempercepat 4 terjadinya reaksi kimia,zat ini berfungsi sebagai pelepasan uap dan unsur zat kimia.Enzim juga dapat mengelola zat baru yang masuk ke dalam tubuh sehingga ada proses lainnya yang berubah.Misalnya kita dapat merasakan gula pada saat masuk kedalam mulut.Selain itu enzim juga dapat berfungsi sebagai penghancur makanan ketika mulut mengunyak makanan.Semua kinerja organ tubuh dibantu oleh adanya enzim. Makanan yang kita makan tiap hari harus memiliki nutrisi cukup dan seimbang. Sebab enzim bekerja untuk mengolahnya serta menghasilkan manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh. Namun jika asupan makanan tersebut tidak maksimal maka manfaat yang dirasakan akan minim. Makanan sehat akan masuk dalam perut dan terjadinya proses reaksi kimia alamiah yang membuat fungsi enzim bertambah (Alisha,2012). 1.2. Rumusan Masalah a. Bagaimana sifat dan fungsi dari enzim b. Baimana pemberian tana nama pada enzim c. Bagaimana spesifitas enzim d. Baimana enzim dan regulasinya e. Bagaimana Aktivitas energi pada enzim 1.3. Tujuan a. Mampu menjelaskan sifat dan fungsi dari enzim b. Mampu menjelaskan tata cara pemberian tata nama pada enzim c. Mampu mengetahui dan menjelaskan spesifitas enzim d. Mampu menjelaskan enzim serta regulasinya e.Mampu mengetahui aktivitas energi pada enzim 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat dan Fungsi dari Enzim Setiap sruktur seyawa mempunyai struktur dan sifat yang berbeda. Enzim memeliki beberapa sifat dalam selama menjalankan fungsinya. a. Enzim sebagai biokatalisator suatu reaksi Enzim berfungsi mempercepat reaksi kimia atau sebagai penyebab dimulainya suatu proses reaksi kimia dalam sel. Proses percepatan reaksi kimia oleh enzim dengan cara menurunkan energi aktivasinya. Kemampuan enzim untuk memulai reaksi ikut berekasi dan terbentuk kembali, pada akhir reaksi kimia itulah yang dapat mendorong berkurangnya penggunaan energi aktivasi pada awal reaksi kimia. Contoh: saat amilase mempercepat reaksi perombakan amilum, amilase tidak bereaksi dengan substrat menjadi bentuk lain (bentuknya tetap), sehingga amilase dapat berfungsi kembali. b. Enzim bekerja secara spesifik atau khusus Reaksi kimia yang ada di dalam sel sangat banyak sekali. Namun enzim yang berperan sebagai biokatalisator dalam reaksi tersebut hanya bekerja pada substrat tertentu saja, tidak dapat sembarang substrat. Enzim tertentu hanya mengkatalis reaksi kimia tertentu saja. Contoh: Enzim ptialin mengkatalis reaksi pengubahan zat tepung menjadi maltosa, enzim katalse hanya bekerja pada substrat H2O2 (Hidrogen Peroksida), enzim maltase hanya dapat memecah maltosa menjadi glukosa saja. c. Protein Enzim adalah suatu protein sehingga sifat-sifat enzim sama dengan protein, yaitu dipengaruhi oleh suhu dan pH. Suhu akan berpengaruh pada bagian apoenzim (protein aktif), dimana pada suhu yang rendah protein akan mengalami 6 koagulasi dan pada suhu yang tinggi akan menyebabkan denaturasi. Potensial Hidrogen (pH) mempengaruhi enzim pada bagian protein terutama pada gugus karboksilat dan gugus amin pada asam amino penyusun proteinnya. d. Enzim dapat bekerja secara bolak balik (reversibel) Sebagian besar reaksi kimia dalam tubuh organisme (biokimiawi) bersifat reversibel. Demikian juga kerja enzim sebagai biokatalisator. Artinya, enzim dapat mengkatalis reaksi maju maupun reaksi kebalikannya. Dengan demikian, enzim tidak mempengaruhi arah suatu reaksi. Enzim dapat membentuk senyawa baru maupun menguraikan suatu senyawa baru tersebut menjadi senyawa lain. Contoh: enzim lipase mengubah gliserol dan asam lemak menjadi lemak. Enzim lipase juga dapat mengubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak. e. Bekerja cepat Enzim dapat bekerja cepat . Sifat kerja enzim ini disebabkan enzim hanya berfungsi untuk menurunkan energi aktifasi pada awal reaksi kimia dalam sel. f. Kerja enzim dipengaruhi oleh lingkungan Lingkungan yang dimaksud adalah suhu, pH, dan zat penghambat (inhibitor). a) pH Enzim bekerja optimal pada pH tertentu. Derajat keasaman (pH) yang tidak cocok pada sifat kerja enzim akan dapat menyebabkan ionisasi dari gugus karboksil dan amin dari bagian – bagian enzim yang tersusun atas protein (apoenzim) serta menyebabkan denaturasi. Dengan demikian, terjadi perubahan struktur enzim dan tidak dapat bekerja dengan baik. Contoh : Enzim Lipase, pH optimal 5,7 - 7,5 Enzim amilase dalam saliva, pH optimal 6,9 b) Suhu Pada suhu tinggi enzim rusak dan pada suhu rendah (0oC atau dibawahnya) enzim tidak bekerja meski tidak rusak. Pada suhu yang 7 rendah sisi aktif (protein) yang terdiri dari apoenzim akan mengalami koagulasi. Sementara itu, pada suhu yang tinggi bagian ini akan mengalami denaturasi. c) Inhibitor (Zat penghambat) Inhibitor mempunyai struktur mirip substrat dan dapat bergabung dalam reaksi enzimatik, sehingga aktivitas enzim menjadi terganggu. Inhibitor yang menghambat kerja enzim pada sisi aktif disebut inhibitor kompetitif, sedangkan yang menghambat kerja enzim pada sisi pasif disebut inhibitor non kompetitif ( Masnoer,2012). 2.2. Tata Nama Enzim Tata nama enzim atau sering disebut “Enzyme Numenvclature” sistem yang diperuntukkan pada penamaan suatu enzim. Oleh International Commission on Enzyme,enzime secara sistematis diklasifikan menjadi enam kelompok besar,menruk reaksi yang dikatalis. Kelompok besar ini kemudian di bagi bagi lagi menjadi enzim sehingga setiap enzim memiliki nomor Enzyme Commission dan nama formal yang berakhiran dengan “ase”. Selain itu sebagian enzim memiliki nama umum atau sederhana yang lebih singkat dan biasanya menggambarkan aktivitas enzim. Misalnya pada nama umum “glukokinase” “kinase mengacu pada pemindahan sebuah fospas dari ATP ke glukosa senyawa yang menjadi kata awal dalam nama Gambar.1.Reaksi Glukokinase 8 Nama formal menurtut Enzyme Comission enzim ini adalah ATP:Dglukosa 6-fosfrotransferanse,dan nomor komisi enzimnya adalah EC 2,7,1,2. Walaupun nama yang berakhiran”ase” selalu menandakan suatu enzim,meskipun titak semua nama umum enzim berakhitan “ase”.Kimotripsin adalah nama umum untuk peptidil hidrolase atau protease. Untuk mengkatalis suatu kimia enzim berikatan dengan subtrat dan membentuk komplek enzim-substrat. Reaksi berlangsung di daerah dinamik yang relatif kecil yaitu tempat aktif atau tempat katalitik. 2.3. Spesifitas Enzim Spesifitas suatu reaksi ezimatik timbul akibat susunan tiga dimensi reaksi asam amino yang tersusun membentuk permukaan tiga dimensi komplementer yang mengikat subtrat melalui reaksi hidrofobik multipel,interaksi elektrostatik dan ikatan hidrogen. Residu asam amino ini dapat berasal dari bagian yang sangat berlainan pada urutan asam amino linear dari enzim. Pengikatan sterik dan penolakan muatan di tempat pengikatan substrat bahkan dapt mencegah pengikatan senyawa yang berhubungan erat pada mode kunci dan anak kunci,komplementeritas(saling mengisi) antara substrat dan tempat pengikatnya dapat dibayangkan seperti anak kunci yang masuk kedalam anak kunci yang kaku. Salah satu sifat enzim yang membuat mereka begitu penting sebagai diaknostik dan alat penelitian adalah kekhususan mereka menunjukan relatif terhadap reaksi yang mengkatalisasinya. Sebuah enzim beberapa menunjukan kekhususan mutlak, yaitu mereka akan mengkatalisasi hanya satu reaksi tertentu. Enzim lain akan spesifik untuk jenis tertentu dari ikatan kimia atau kelompok Meskipun enzim menunjukan derajat besar kekhususan, kofaktor dapat melayani apoenzymes banyak. Misalnya, nikotinamida adenin dinukleotida (NAD) merupakan koenzim untuk sejumlah besar reaksi dehidrogenase dimana ia bertindak sebagai akseptor hidrogen. Diantaranya adalah alkohol dehidrogenase, malat dehidrogenase dan reaksi dehidrogenase laktat. 9 2.4 Enzim Regulasi Regulasi adalah aturan sistem yang ada di dalam tubuh makhluk hidup untuk dapat hidup seimbang, mempertahankan keadaan teratur, konservasi energi, dan sebagai respon terhadap perubahan lingkungan. Gambar 2.Regulasi Enzim Regulasi enzim terdapat dalam 2 bentuk, yaitu regulasi non-kovalen (noncovalent bonding) dan regulasi modifikasi kovalen (covalent modification). Regulasi non-kovalen adalah terikatnya efektor oleh (biasanya) produk pada daerah alosterik (allosteric effector) secara nonkovalen (Gambar 2). Regulasi modifikasi kovalen adalah menempelnya gugus kimia (misalnya fosfat atau nukleotida) pada enzim. Regulasi enzim pada metabolisme tersebut sangat kompleks. oleh karena itu, regulasi enzim dapat dicapai dengan mengubah konsentrasi dan aktifitas enzimatik melalui : a. Kontrol genetika Pada proses kontrol genetika, terdapat beberapa proses, yaitu Represi dan induksi enzim. Represi enzim merupakan salah satu bentuk dari kontrol negatif pada transkripsi bakteri. Proses tersebut, begitu pun dengan induksi enzim, disebut sebagai kontrol negatif karena protein regulatornya akan menyebabkan inhibisi atau penghambatan dari sintesis mRNA sehingga akan menyebabkan penurunan proses sintesis enzim-enzim. Sekalipun inhibisi balik akan menghentikan sintesis dari produk akhir dari suatu pathway, proses ini masih memungkin terbuangnya energi dan karbon karena pembentukkan enzim yang 10 tidak diperlukan (karena sudah diinhibisi) masih dilanjutkan. Proses represi enzim bertujuan untuk mencegah sintesis enzim yang turut terlibat dalam pembentukan suatu produk akhir. Pada kasus biosintesis triptofan (gambar 3), produk akhir dari pathway, triptofan, berperan sebagai sebuah molekul efektor yang dapat menghentikan sintesis dari Enzim a, b, c, d, dan e yang turut terlibat pada biosintesis triptofan. Dengan demikian maka akan menghemat banyak molekul ATP yang seharusnya dikeluarkan selama proses sintesis protein, dan menjaga prekusor asam amino untuk sintesis protein lain. Proses ini berlangsung lambat dibandingkan dengan inhibisi balik (yang bekerja sesegera mungkin) karena enzim-enzim yang sudah ada harus dikurangi jumlahnya sebagai hasil dari pembelahan sel sebelum efeknya benar-benar terlihat. b. Modifikasi Kovalen Meskipun sebagian besar enzim diregulasi secara non-kovalen, tetapi terdapat beberapa enzim atau protein yang diregulasi secara modifikasi kovalen. Modifikasi kovalen pada enzim atau protein biasanya dilakukan oleh gugus asetil, fosfat, metil, adenil, dan uridil. Modifikasi kovalen biasanya merupakan perlekatan dapat pulih (tidak permanen). Enzim Modifikasi Glutamin sintetase E. coliIsositrat AdenilisasiFosforilasiFosforilasiFosforilasi liase E. coliIsositrat dehidrogenase Fosforilasi E. coliHistidin protein kinase Asetilasi sebagian besar bakteri Metilasi Protein regulator fosforilasi sebagian besar bakteri Sitrat liase pada Rhodopseudomonas Protein kemotaksis E. Coli Tabel 1. Enzim yang diregulasi secara modifikasi kovalen 11 c. Enzim Allosterik Enzim allosterik merupakan enzim regulator yang memiliki dua sisi katalik. Salah satu sisi ikatannya untuk substrat dan yang satunya sisi regulator yang berfungsi untuk memodulasi aktivitas enzim. Sisi allosterik memiliki ikatan nonkovalen pada dan interaksinya bersifat reversible. Sisi allosterik ini akan mengikat senyawa pengatur yang disebut efektor atau modulator. Enzim allosterik ini dapat dipacu atau dihambat oleh modulatornya. Sebagai contoh mekanisme penghambatan balik pada pengubahan L-teronin menjadi L-isoleusin yang menggunakan lima macam enzim. Enzim yang pertama adalah dehidratase treonin (E1) akan dihambat oleh L-isoleusin yang merupakan produk akhir dari reaksi multienzim tersebut (Lehninger, 2004). Gambar 3. Aktivasi Allosterik Berdasarkan modulasinya, enzim allosterik dibedakan menjadi dua kelompok yakni enzim allosterik homotropik dan enzim allosterik heterotropik. Pada enzim allosterik homotropik substrat berperan sebagai modulator. Hal ini dikarenakan subtrat identik dengan modulator. Sementara pada enzim allosterik heterotropik, modulasinya tidak dipengaruhi oleh substratnya sendiri. 12 d. Kompartementasi Gambar 4. Kompartmentasi dari biosintesis Kompartementasi enzim akan meningkatkan efisiensi banyak proses yang berlangsung didalam sel, karena reaktan tersedia pada tempat dimana enzim tersedia dan senyawa akan dikonversi dikirim kearah enzim yang akan berperan untuk menghasilkan produk sesuai yang dikehendaki dan tidak disimpangkan pada lintasan yang lain. Untuk menghasilkan produk sesuai yang dikehendaki dan tidak disimpangkan pada lintasan yang lain. Hasil suatu tahap reaksi akan dibebaskan pada tempat dimana hasil ini dapat segera dikonservasi oleh enzim berikutnya. Proses ini berlangsung terus – menerus sampai dihasilkan produk akhirnya. 2.5 Energi Aktivasi Dalam kimia, energi aktivasi adalah istilah yang diperkenalkan pada tahun 1889 oleh ilmuwan Swedia Svante Arrhenius yang didefinisikan sebagai energi yang harus diatasi dalam rangka untuk reaksi kimia terjadi. Energi aktivasi juga dapat didefinisikan sebagai energi minimum yang diperlukan untuk memulai reaksi kimia. Energi aktivasi reaksi biasanya dilambangkan dengan Ea dan diberikan dalam satuan kj/mol. Energi aktivasi dapat dianggap sebagai ketinggian penghalang potensial (kadang-kadang disebut hambatan energi). Reaksi kimia untuk melanjutkan pada tingkat yang wajar,harus ada jumlah yang cukup dari molekul dengan energi sama atau lebih besar daripada energi aktivasi. 13 Energi aktivasi adalah energi yang harus diatasi dalam rangka reaksi kimia yang sedang berlangsung. Hal tersebut merupakan energi minimum yang diperlukan untuk memulai reaksi kimia dan dinyatakan dalam kj/mol. Energi aktivasi dilakukan dengan memisahkan minimal dua energi potensial yaitu reaktan dan produk. Untuk reaksi kimia selanjutnya pada tingkat yang wajar, harus ada jumlah yang cukup dari molekul dengan energi sama atau lebih besar daripada energi aktivasi. Biasanya tingkat reaksi menurun ketika suhu meningkat. Setelah hubungan kurang eksponensial sehingga laju konstan masih cocok untuk ekspresi Arrhenius, hasil ini dalam nilai negatif untuk energi aktivasi. Reaksi Dasar menunjukkan energi aktivasi ini negatif biasanya reaksi barrierless, di mana proses persidangan reaksi bergantung pada penangkapan molekul dalam sumur potensial. Peningkatan suhu menyebabkan kemungkinan berkurangnya molekul akibat bertabrakan menangkap molekul satu sama lain, dinyatakan sebagai penampang reaksi yang menurun dengan meningkatnya suhu. 14 BAB III HASIL dan PEMBAHASAN Enzim adalah suatu biokatalisator, yaitu suatu bahan yang berfungsi mempercepat reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi karena pada akhir reaksi terbentuk kembali. Suatu reaksi kimia yang berlangsung dengan bantuan enzim memerlukan energi yang lebih rendah. Jadi enzim juga berfungsi menurunkan energi aktivasi. Enzim memiliki beberapa sifat untuk menjalankan fungsinya antara lain: a. Enzim sebagai biokatalisator suatu reaksi Enzim berfungsi mempercepat reaksi kimia atau sebagai penyebab dimulainya suatu proses reaksi kimia dalam sel. Proses percepatan reaksi kimia oleh enzim dengan cara menurunkan energi aktivasinya. Kemampuan enzim untuk memulai reaksi ikut berekasi dan terbentuk kembali, pada akhir reaksi kimia itulah yang dapat mendorong berkurangnya penggunaan energi aktivasi pada awal reaksi kimia. b. Enzim bekerja secara spesifik atau khusus Reaksi kimia yang ada di dalam sel sangat banyak sekali. Namun enzim yang berperan sebagai biokatalisator dalam reaksi tersebut hanya bekerja pada substrat tertentu saja, tidak dapat sembarang substrat. Enzim tertentu hanya mengkatalis reaksi kimia tertentu saja. Contoh: Enzim ptialin mengkatalis reaksi pengubahan zat tepung menjadi maltosa, enzim katalse hanya bekerja pada substrat H2O2 (Hidrogen Peroksida), enzim maltase hanya dapat memecah maltosa menjadi glukosa saja. c. Protein Enzim adalah suatu protein sehingga sifat-sifat enzim sama dengan protein, yaitu dipengaruhi oleh suhu dan pH. Suhu akan berpengaruh pada bagian apoenzim (protein aktif), dimana pada suhu yang rendah protein akan mengalami koagulasi dan pada suhu yang tinggi akan menyebabkan denaturasi. Potensial Hidrogen (pH) mempengaruhi enzim pada bagian protein terutama pada gugus karboksilat dan gugus amin pada asam amino penyusun proteinnya. 15 d. Enzim dapat bekerja secara bolak balik (reversibel) Sebagian besar reaksi kimia dalam tubuh organisme (biokimiawi) bersifat reversibel. Demikian juga kerja enzim sebagai biokatalisator. Artinya, enzim dapat mengkatalis reaksi maju maupun reaksi kebalikannya. Dengan demikian, enzim tidak mempengaruhi arah suatu reaksi. Enzim dapat membentuk senyawa baru maupun menguraikan suatu senyawa baru tersebut menjadi senyawa lain. Contoh: enzim lipase mengubah gliserol dan asam lemak menjadi lemak. Enzim lipase juga dapat mengubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak. e. Bekerja cepat Enzim dapat bekerja cepat . Sifat kerja enzim ini disebabkan enzim hanya berfungsi untuk menurunkan energi aktifasi pada awal reaksi kimia dalam sel. f. Kerja enzim dipengaruhi oleh lingkungan Lingkungan yang dimaksud adalah suhu, pH, dan zat penghambat (inhibitor). Tata nama enzim atau sering disebut “Enzyme Numenvclature” sistem yang diperuntukkan pada penamaan suatu enzim. Oleh International Commission on Enzyme,enzime secara sistematis diklasifikan menjadi enam kelompok besar,menruk reaksi yang dikatalis. Kelompok besar ini kemudian di bagi bagi lagi menjadi enzim sehingga setiap enzim memiliki nomor Enzyme Commission dan nama formal yang berakhiran dengan “ase”. Selain itu sebagian enzim memiliki nama umum atau sederhana yang lebih singkat dan biasanya menggambarkan aktivitas enzim. Misalnya pada nama umum “glukokinase” “kinase mengacu pada pemindahan sebuah fospas dari ATP ke glukosa senyawa yang menjadi kata awal dalam nama. Spesifitas suatu reaksi ezimatik timbul akibat susunan tiga dimensi reaksi asam amino yang tersusun membentuk permukaan tiga dimensi komplementer yang mengikat subtrat melalui reaksi hidrofobik multipel,interaksi elektrostatik dan ikatan hidrogen. Residu asam amino ini dapat berasal dari bagian yang sangat berlainan pada urutan asam amino linear dari enzim. Pengikatan sterik dan penolakan muatan di tempat pengikatan substrat bahkan dapt mencegah pengikatan senyawa yang berhubungan erat pada mode kunci dan anak 16 kunci,komplementeritas(saling mengisi) antara substrat dan tempat pengikatnya dapat dibayangkan seperti anak kunci yang masuk kedalam anak kunci yang kaku. Spesifitas suatu reaksi ezimatik timbul akibat susunan tiga dimensi reaksi asam amino yang tersusun membentuk permukaan tiga dimensi komplementer yang mengikat subtrat melalui reaksi hidrofobik multipel,interaksi elektrostatik dan ikatan hidrogen. Residu asam amino ini dapat berasal dari bagian yang sangat berlainan pada urutan asam amino linear dari enzim. Pengikatan sterik dan penolakan muatan di tempat pengikatan substrat bahkan dapt mencegah pengikatan senyawa yang berhubungan erat pada mode kunci dan anak kunci,komplementeritas(saling mengisi) antara substrat dan tempat pengikatnya dapat dibayangkan seperti anak kunci yang masuk kedalam anak kunci yang kaku. Regulasi enzim terdapat dalam 2 bentuk, yaitu regulasi non-kovalen (noncovalent bonding) dan regulasi modifikasi kovalen (covalent modification). Regulasi non-kovalen adalah terikatnya efektor oleh (biasanya) produk pada daerah alosterik (allosteric effector) secara nonkovalen. Regulasi modifikasi kovalen adalah menempelnya gugus kimia (misalnya fosfat atau nukleotida) pada enzim. Regulasi enzim pada metabolisme tersebut sangat kompleks. Energi aktivasi adalah energi yang harus diatasi dalam rangka reaksi kimia yang sedang berlangsung. Hal tersebut merupakan energi minimum yang diperlukan untuk memulai reaksi kimia dan dinyatakan dalam kj/mol. Energi aktivasi dilakukan dengan memisahkan minimal dua energi potensial yaitu reaktan dan produk. Untuk reaksi kimia selanjutnya pada tingkat yang wajar, harus ada jumlah yang cukup dari molekul dengan energi sama atau lebih besar daripada energi aktivasi. Biasanya tingkat reaksi menurun ketika suhu meningkat. Setelah hubungan kurang eksponensial sehingga laju konstan masih cocok untuk ekspresi Arrhenius, hasil ini dalam nilai negatif untuk energi aktivasi. Reaksi Dasar menunjukkan energi aktivasi ini negatif biasanya reaksi barrierless, di mana proses persidangan reaksi bergantung pada penangkapan molekul dalam sumur potensial. Peningkatan suhu menyebabkan kemungkinan berkurangnya molekul akibat bertabrakan menangkap molekul satu sama lain, dinyatakan sebagai penampang reaksi yang menurun dengan meningkatnya suhu. 17 BAB IV PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Enzim adalah suatu biokatalisator, yaitu suatu bahan yang berfungsi mempercepat reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi karena pada akhir reaksi terbentuk kembali. Spesifitas suatu reaksi ezimatik timbul akibat susunan tiga dimensi reaksi asam amino yang tersusun membentuk permukaan tiga dimensi komplementer yang mengikat subtrat melalui reaksi hidrofobik multipel,interaksi elektrostatik dan ikatan hidrogen. Biasanya tingkat reaksi menurun ketika suhu meningkat. Setelah hubungan kurang eksponensial sehingga laju konstan masih cocok untuk ekspresi Arrhenius, hasil ini dalam nilai negatif untuk energi aktivasi. Regulasi enzim terdapat dalam 2 bentuk, yaitu regulasi non-kovalen (noncovalent bonding) dan regulasi modifikasi kovalen (covalent modification). Regulasi non-kovalen adalah terikatnya efektor oleh (biasanya) produk pada daerah alosterik (allosteric effector) secara nonkovalen. Regulasi modifikasi kovalen adalah menempelnya gugus kimia (misalnya fosfat atau nukleotida) pada enzim. Regulasi enzim pada metabolisme tersebut sangat kompleks. Energi aktivasi adalah energi yang harus diatasi dalam rangka reaksi kimia yang sedang berlangsung. Hal tersebut merupakan energi minimum yang diperlukan untuk memulai reaksi kimia dan dinyatakan dalam kj/mol. Energi aktivasi dilakukan dengan memisahkan minimal dua energi potensial yaitu reaktan dan produk Saran Pembuatan makalah ini diharapkan juga dapat di presentasikan di depan kelas agar mengetahui seberapa jauh pengetahuan mahasiswa dalam meyerap informasi tantang materi enzim yang sudah ada. 18 DAFTAR PUSTAKA Alisha 2012. Fungsi Enzim dalam Tubuh Manusia http://www.kesehatan123.com/3598/fungsi-enzim-dalam-tubuh-manusia Coffey Jery, 2010. Activation Energy http://www.universetoday.com/81751/activation-energy/#ixzz2LQq8Bswn Hellena,2012. Pengertian Enzim hellena-books.blogspot.com/2012/01/pengertian-enzim.html Kid, 2011. Regulasi Allosterik pada Enzim. http://kid.blogspot.com/2011/12/regulasi-alosterik-pada-enzim.html Lehninger, Albert L.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga: Jakarta Masnoer,2012. Sifat sifat Enzime http://matahati99.blogspot.com/2012/01/sifatsifatenzim.html. Mardjono,Mahar,2007. Farmakologi dan Terapi, Jakarta; Universitas Indonesia Press. Ulfah Muthia,2012. Regulasi Enzim http://muthiaura.wordpress.com/2012/11/13/regulasi-enzim/ 19