lempeng tektonik malang - Blog UB

advertisement
Tugas Mata Kuliah Analisis Lanskap Terpadu
Oleh Dosen Pengampu Dr. Ir. Sudarto, MS
“Pengaruh Teori Lempeng Tektonik terhadap Bentuk Muka Bumi”
Disusun Oleh:
Fitri Wahyuni
115040213111050
Kelas C
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
A. TEORI LEMPENG TEKTONIK
Teori Lempeng Tektonik Oleh Mc. Kenzie dan Robert Parker (1967). Mereka
mengatakan bahwa lapisan batuan (lithosfer) mengapung diatas lapisan astenosfer. Lempenglempeng besar dibagi-bagi lagi atas beberapa lempeng yang kecil. Pergerakan dua lempeng
tektonik ada beberapa kemungkinan (1) kecepatan sama tinggi, (2) kecepatan tinggi dan yang
satu lambat, dan (3) sama-sama rendah. Akibat dari keragaman pergerakan, maka akan
menimbulkan bentukan permukaan bumi yang berbeda-beda.
Gaya tektonik yang bekerja dari dalam bumi menyebabkan pengaruh yang nyata di
permukaan bumi. Secara garis besar, gaya tektonik dibedakan atas tektonik epirogenesa dan
tektonik orogenesa. Tektonik epirogenesa adalah suatu gerakan vertikal yang lambat dan
meliputi daerah yang luas. Bila gerakannya merupakan penurunan disebut epirogenesa
positif, sedangkan bila gerakannya merupakan pengangkatan disebut epirogenesa negative.
Tektonik orogenesa adalah suatu gerakan vertikal yang meliputi daerah yang sempit.
Gerakan ini akan membentuk pegunungan.
Disamping gerakan-gerakan tersebut diatas, ada gerakan lainnya yang disebut
pelengkungan (warping), pelipatan (fold), retakan (joint) dan patahan (fault). Gerakan
vertikal yang tidak merata disuatu daerah bebatuan sedimen akan menghasilkan perubahan
struktur lapisan yang semula relative horizontal menjadi melengkung ke bawah
menghasilkan bentuk cekungan (basin), yang melengkung ke atas menghasilkan bentuk
kubah (dome). Gerakan vertikal semacam ini disebut warping.
Struktur batuan akan mengalami pelipatan (fold) bila mendapatkan tekanan yang
lemah tetapi berlangsung dalam waktu yang lama. Besarnya tekanan masih dibawah titik
patah batuan, sehingga masih dapat dinetralisir oleh keelastisan batuan. Bagian puncak
lipatan kecil-kecil lagi, demikian pula di bagian lembahnya. Puncak lipatan utama disebut
antiklinorium dan lembahnya disebut antiklinal dan sinklinal.
Struktur yang terbentuk karena pengaruh gaya regangan, adalah batuan yang retakretak namun masih bersambung. Jadi gayanya tegak lurus pada bidang permukaan retakan,
mengarah ke kedua arah yang berlawanan. Biasanya terjadi pada batuan yang rapuh sehingga
dengan tenaga kecil saja sudah membuatnya retak-retak (joint).
Patahan (fault) terjadi karena tekanan yang kuat dan berlangsung sangat cepat serta
melampaui titik patah batuan. Batuan tidak hanya retak-retak, tetapi sudah terpisah satu sama
lain. Daerah sepanjang patahan umumnya merupakan daerah pusat gempa bumi karena selalu
mengalami pergeseran batuan.
B. FENOMENA AKIBAT TEORI LEMPENG TEKTONIK

Jika dua buah lempeng benua dan samudra saling bertubrukan maka lempeng samudra yang
lebih berat akan menunjam (menyusup) ke bawah benua yang lebih ringan. Pada bidang per
temuannya (zone subduksi), terjadi gejala alam antara lain sebagai berikut.
1. Proses pelipatan dan patahan lempeng benua, mengakibatkan terbentuk jalur pegunungan
lipatan dan patahan, seperti pegunungan Sirkum Mediterania sebagai akibat pertemuan
lempeng Eurasia dan Indo-Australia.
2. Penyusupan lempeng samudra, terbentuk palung laut yang sangat dalam.
3. Sepanjang bidang gesek pertemuan kedua lempeng litosfer tersebut merupakan jalur
pusat gempa (hiposentrum).
4. Penyusupan lempeng samudra ke dalam astenosfer yang bersuhu tinggi mengakibatkan
pencairan massa litosfer yang menimbulkan aktivitas gunungapi (vulkanisme).

Jika lempeng benua dan benua yang relatif sama berat jenisnya saling bertubrukan, pada
daerah pertemuannya akan terbentuk pelipatan litosfer arah ke atas sehingga membentuk
pegunungan lipatan yang tinggi. Contohnya adalah rantai Pegu nungan Himalaya sebagai
akibat tumbukan antara lempeng Benua Eurasia dengan Subbenua India.

Jika lempeng samudra dengan samudra saling menjauh pada zone pemisahannya akan keluar
magma basaltis yang kaya akan mineral besi dan magnesium. Akibat proses pendinginan
oleh air laut lava basaltis tersebut akan membeku membentuk litosfer baru. Wilayah
perekahan (zone divergen), ditandai dengan:
1. Pematang tengah samudra (oceanic ridge), seperti pematang tengah Samudra Pasifik dan
Atlantik;
2. Lava bantal (pillow lava) yang bersifat basaltis.

Jika dua buah lempeng litosfer saling bergesekan, pada bidang geseknya akan terbentuk sesar
mendatar, misalnya Sesar San Andreas (San Andreas Fault) di Amerika Serikat.
C. GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam
bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-
lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang
gempa bumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Parameter Gempabumi




Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time - OT)
Lokasi pusat gempabumi (Episenter)
Kedalaman pusat gempabumi (Depth)
Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)
Karakteristik Gempabumi






Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
Lokasi kejadian tertentu
Akibatnya dapat menimbulkan bencana
Berpotensi terulang lagi
Belum dapat diprediksi
Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
Penyebab terjadinya Gempa Bumi
Lempeng Tektonik
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa
lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang
mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik
ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-
lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang
menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng
tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua
(Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra
(Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan
batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas
berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah
lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas
yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian
panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak
kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses
pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran
konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan
bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel
ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga
kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu
apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling
geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar,
keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling
mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan
ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan
oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm
pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini
macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus
sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan
gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
Jalur Gempabumi Dunia
Indonesia
merupakan
daerah
rawan
gempabumi karena dilalui oleh jalur
pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu:
Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia,
dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke
arah utara dan menyusup kedalam lempeng
Eurasia, sementara lempeng Pasifik
bergerak relatip ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut
sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi
menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan
daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda
yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah
maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami.
Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka
selang waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat
sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan
Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS).
Akibat Gempa bumi





Getaran atau guncangan tanah (ground shaking)
Likuifaksi ( liquifaction)
Longsoran Tanah
Tsunami
Bahaya Sekunder (arus pendek,gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dll)
Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempabumi






Kekuatan gempabumi
Kedalaman gempabumi
Jarak hiposentrum gempabumi
Lama getaran gempabumi
Kondisi tanah setempat
Kondisi bangunan
D. PENGARUH TEORI VULKANIK DAN TEKTONIK DI MALANG

Vulkanis
Secara umum tanah yang berkembang di wilayah Malang berkembang dari bahan
vulkanik hasil gunung api, yang dipengaruhi oleh Gunung Arjuno dan Anjasmoro di bagian
utara, dan Gunung Panderman di bagian selatan. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Malang,
formasi geologi yang dijumpai di kawasan Kab. Malang terutama sekitar DAS Brantas ada
lima, berturut-turut dari yang paling luas yaitu: 1) Qvaw (Batuan Gunungapi Arjuna
Welirang), 2) Qpat (Batuan Gunungapi Anjasmara Tua), 3) Qvp (Batuan Gunungapi
Panderman), 4) Qpvkb (Batuan Gunungapi Kawi-Butak) dan 5) Qpva (Batuan Gunungapi
Anjasmara Muda). Ditinjau dari umur batuan, Kompleks Pegunungan Anjasmara-Lalijiwa
adalah pegunungan tua yang telah mati dan mengalami perusakan bentuk kerucut Gunung
api. Kompleks pegunungan yang aling muda adalah Arjuna-Welirang, dimana Gunung
Arjuna sedang istirahat dan Gunung Welirang masih aktif dengan mengeluarkan gas
(belerang).
Kondisi geologi di Kabupaten Malang terdiri dari 5 struktur geologi yaitu hasil
gunung api kwarter muda, hasil gunung api kwarter tua, miosen facies gamping, miosen
facies sediman dan alivium. Struktur geologi terluas adalah hasil gunung api kwarter muda
yaitu 145.152,52 Ha (44,25 %). Sedangkan luas terkecil struktur geologi adalah miosen
facies sedimen yaitu 12.834 Ha (3,83 %).

Tektonik
Pengaruh tektonik Kabupaten Malang sangat dipengaruhi oleh lempeng tektonik Indo
Australia di selatan Kabupaten Malang dan juga dipengaruhi oleh lempeng Eurasia yang ada
di sebelah utara jawa timur. Sistem dataran dijumpai di bagian tengah, merupakan dataran
vulkanik antar pegunungan yang terbentuk oleh berbagai bahan hasil letusan dan atau
sedimentasi hasil erosi dan atau longsor dari kawasan perbukitan/ pegunungan di atasnya.
Berdasarkan atas posisi dan proses pegikisan yang dapat dibagi lagi ke beberapa subsistem,
yaitu:
1. Dataran bagian bawah (Pl)
2. Bagian tengah (Pm)
3. Bagian atas (Pu)
4. Dataran yang tertoreh (Pd)
5. Bagian dataran yang mengalami erosi berlebihan (Ps).
Gunung api yang berpengaruh secara vulkanik pada Kabupaten Malang diantaranya
adalah:




Gunung Semeru, gunung yang masih aktif sampai sekarang dan terletak di ujung selatan
massif vulkanik yang membentang utara ke Tengger kaldera.
Gunung Bromo
Gunung Arjuno Welirang, gunung welirang masih aktif.
Gunung Kawi-Butak
Kawi-Butak adalah massif vulkanik yang luas dengan 2 ventilasi.
Download