Suplemen KOMUNIKASI Efektifkah Cara Komunikasi Kita? Oleh: Winarto *) A lkisah, pagi itu Pak Manajer Kebun Krembangan Baru bergegas berangkat rapat kerja ke kantor Wilayah IV, berangkat dari kantor induk (Kantor Manajer) sekitar jam 05.45 wib. Ketika melewati areal TBM karet, Pak Manajer melihat ada karyawan yang mulai bekerja di tempat itu dengan menggunakan alat semprot knapsack spryer (merk Solo). Pak Karyanto (mandor) secara tulus memberi hormat kepada Pak Manajer dengan membungkukkan badan sambil berkata “Selamat pagi pak”. Di balik pintu mobil Strada, Pak Manajer menjawab dengan lambaian tangan sambil tersenyum. Pak Manajer merasa bangga melihat semangat kerja dari bawahannya, karena jam 06.00 WIB karyawannya sudah mulai bekerja. Ketika sudah keluar dari kebun, Pak Bukarno, sang sopir, melaju kendaraannya dengan kencang. Namun masih ada yang sedang dipikirkan oleh Pak Manajer, yaitu perihal pekerjaan mandor Karyanto yang melakukan pekerjaan menyemprot tanaman karet dengan menggunakan alat semprot knapsack spryer (merk Solo). Dalam benak Pak Manajer bertanya-tanya, bukankah dalam rapat kerja yang lalu telah disepakati bahwa untuk memudahkan pengawasan dan pelaksanaan, disepakati untuk pelaksanaan pekerjaan pemberantasan hama/penyakit pada tanaman karet menggunakan alat knapsack spryer semi automatic (merk Maspion) sedangkan dalam pekerjaan menyiang rumput kimiawi menggunakan alat knapsack spryer (merk Solo). Sistem jaminan kerja seperti ini selalu diterapkan oleh Pak Manajer dalam bidang pekerjaan yang lain. Maka seketika itu Pak Manajer mengambil handphone android-nya untuk menelpon Pak Kasno (Astan), menanyakan obat apa yang dipakai oleh mandor Karyanto untuk menyemprot tanaman karet, dan memerintahkan Pak Kasno untuk segera melihat pekerjaan tersebut. Tak lama kemudian pak Kasno menelpon Pak Manajer, dengan terbata-bata menyampaikan kalau yang dilakukan Pak Karyanto (mandor) adalah keliru, karena ternyata yang digunakan untuk menyemprot (mengendalikan hama/penyakit) tanaman di TBM karet adalah obat herbisida, yang seharusnya adalah obat insektisida. Pagi harinya, waktu rol pagi Pak Kasno memerintah Pak Karyanto (mandor menyiang rumput kimiawi) untuk melakukan pemberantasan hama/ penyakit tanaman di TBM karet, karena waktu itu Pak Subro mandor pemberantasan hama/penyakit tanaman sedang cuti. Nampaknya perintah dari Pak Kasno diterjemahkan lain oleh karyawannya, sehingga dalam pelakanaannya berbeda, yaitu karyawan melaksanakan pekerjaan pemberantasan hama/penyakit tanaman di TBM karet dengan menggunakan alat knapsack spryer (merk Solo) yang biasa digunakan untuk menyiang rumput secara kimiawi, obatnya pun menggunakan obat herbisida. Contoh peristiwa tersebut diatas menggambarkan bahwa ternyata maksud kita belum tentu sepenuhnya dipahami oleh orang lain. Kadangkadang apa yang kita sampaikan, kita beranggapan sang penerima pesan sudah memahami maksud kita, namun karena penyampaian pesan/perintah kita yang tidak terinci secara jelas maka berakibat umpan baliknya berbeda bahkan bisa terjadi kefatalan. Komunikasi yang Efektif Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah: a. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. b. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain. c. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada penerima pesan/komunikan. Dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara. d. Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain e. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi antara lain : 1. Faktor Sender/pengirim (komunikator) Yaitu meliputi ketrampilan, sikap, pengetahuan dan media saluran yang digunakan oleh pengirim Sebagai pengirim informasi, ide, berita, pesan, komunikator perlu menguasai cara-cara penyampaian, baik secara tertulis maupun lisan. Sikap komunikator sangat berpengaruh terhadap komunikan. Keangkuhan dalam komunikasi dapat mengakibatkan informasi yang diberikan akan ditolak oleh komunikan. Demikian pula sikap ragu-ragu dapat menyebabkan keti- VI -buletin ptpn12 dak percayaan terhadap informasi pesan yang disampaikan 2. Faktor Receiver/penerima (komunikan) Yaitu dipengaruhi oleh ketrampilan, sikap, pengetahuan dan media saluran yang digunakan oleh penerima. Keterampilan komunikan/ penerima pesan dalam mendengar dan membaca pesan sangat penting. Pesan yang diberikan akan dapat dengan mudah dimengerti dengan baik jika komunikan mempunyai keterampilan mendengar dan membaca. Sikap komunikan berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi misalkan sikap apriori, meremehkan, dan berprasangka buruk terhadap komunikator. 3. Isi/pesan Isi pesan yang ingin yang digunakan individu. Isi pesan mempengaruhi perilaku penyampaian pesan dan perlu tidaknya pesan yang disampaikan diberi umpan balik. Selain itu, jumlah pesan juga mempengaruhi proses penerimaan pesan dari komunikator kepada komunikan. Pesan yang terlalu banyak (overloaded) dapat menimbulkan kebingungan atau kejenuhan pada penerima pesan. 4. Penyampaian pesan Proses penyampaian pesan mempengaruhi komunikasi, karena beberapa penggunaan pola penyampaian pesan yang kurang tepat mengakibatkan distorsi pesan dan bahkan tidak terjadi kontinuitas. Penyampaian pesan dapat dengan berbagai metode, misalnya secara lisan, dengan menggunakan gambar, demonstrasi dan gerakan tertentu membuat pesan diterima secara bermakna oleh orang lain. 5. Lingkungan Stimulus eksternal, misalnya suara bising, gaduh, atau perhatian yang tiba-tiba teralih, dapat menyebabkan penurunan kemampuan untuk menangkap pesan atau konsentrasi untuk mencerna pesan yang disampaikan. Dengan mengetahui metode dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas berkomunikasi, maka diharapkan pesan atau tugas yang kita sampaikan dapat diterjemahkan dan dilaksanakan dengan baik oleh orang lain, sehingga contoh kejadian dalam cerita tersebut diatas tidak akan terjadi lagi. Tampaknya malam harinya Pak Manajer memanggil Pak Kasno (Astan) dan dengan bijak Pak Manajer memberi motivasi dan arahan agar kejadian tersebut tidak terulang lagi dan hendaknya dalam melaksanakan pekerjaan agar lebih berhatihati lagi. Pak Kasno akhirnya mendapat hikmah dan pelajaran yang berharga di balik kejadian tersebut, yaitu bagaimana tugas/perintah/pesan yang disampaikan kepada karyawannya harus jelas dan bisa dimengerti oleh karyawannya. Hikmah yang lain adalah mestinya dia harus segera berangkat ke kebun untuk mengontrol/evaluasi tentang kesesuaian pekerjaan, terutama pekerjaan yang baru, sehingga bila terjadi masalah segera dapat diselesaikan. Untung saja kejadian tersebut segera dapat diketahui oleh Pak Manajer, dan untungnya lagi pak Kasno tidak di beri surat peringatan…… *)Manajer Kebun Bantaran