LAPORAN KHUSUS L-carnitine dan Coenzyme Q10 untuk Mencegah Penyakit Jantung Beberapa penelitian menunjukkan manfaat pemberian L-carnitine. Peneli­tian Alessio Milfino dkk.misalnya, menunjukkan perbaikan insulin plasma dan HOMA IR. Sementara pe­ nelitian Mariano Malagua­mera memperli­ hatkan bahwa pembe­ri­an L-carnitine secara signifikan menu­run­kan Oxidized LDL, kolesterol LDL trigli­serida, apoliprotein A1, apoliprotein B100 dan senyawa thiobarbituric acid reactive. Coenzyme Q10 Coenzyme Q10 didistribusikan ke semua membran di seluruh sel. Coenzyme Q10 adalah komponen penting dalam pro­ses fosforilasi oksidatif dalam mito­kon­dria, yang mengubah karbohidrat dan asam lemak menjadi ATP. Sama de­ngan L-carnitine, Coenzyme Q10 paling banyak terdapat di jantung. K adar kolesterol LDL tinggi, hipertensi, gula darah tinggi dan merokok adalah merupakan faktor-faktor risiko tradisional yang berperan penting dalam patogenesis penyakit kardiovaskular; sedangkan faktor-faktor risiko baru mencakup resistensi insulin, hipertrigliserida, kadar kolesterol HDL rendah, dan inflamasi. Faktor-faktor ini akan secara lang­sung menyebabkan disfungsi endotel dan vaskular, atau secara tidak langsung melalui peningkatan stres oksidatif. Meningkatnya stres oksidatif akan menyebabkan disfungsi endotel dan vaskular, memicu aterosklerosis dan mengoksidasi LDL. L-carnitine L-carnitine adalah suatu senyawa menyerupai protein, yang disintesis dari asam amino esensial Lysin. Secara alami, L-carnitine ada dalam jaringan tubuh karena diperlukan untuk mengantarkan asam lemak bebas ke dalam mitokondria, sebagai sumber energi. L-carnitine paling banyak terdapat pada jantung dan otot skeletal. Menurut dr. Samuel Oetoro Sp.GK dari Departemen Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, perubahan gaya hidup adalah langkah pertama pencegahan penyakit kardiovaskular. “Jika dalam 6 bulan, res­ponsnya masih kurang baik, bisa ditam­bah dengan plant stanol/sterol dan me­ningkatkan Pemberian L-carnitine memiliki efek po­sitif. “Di jantung, L-carnitine akan memperbaiki fungsi otot jantung,” kata dr. Samuel. Sementara di otot, L-carnitine memperbaiki sensitivitas insulin. Di hati, L carnitine akan menormalkan gula darah, mengurangi steatosis dan disli­pi­ demia serta memperbaiki senstivitas insulin. CDK-213/ vol. 41 no. 2, th. 2014 konsumsi serat,” kata dr. Sa­muel, pada Kalbe Academia on Cardio, di Hotel Crowne Plaza, Semarang, 2 November 2013. Tapi, jika masih belum men­dapatkan respons, bisa ditambah terapi obat. Coenzyme Q10 menurun ka­darnya bersama penuaan, penurunan de­ngan cepat ter­ utama di jantung. Seseorang yang berusia 80 tahun hanya memiliki 50% Coenzyme Q10 dalam tubuhnya, dibandingkan orang berusia 20 tahun. Di samping itu, Coenzyme Q10 juga turun kadarnya pada orang obesitas. “Banyak orang dengan kele­bih­an be­rat badan memiliki kadar CoQ10 sangat rendah, dan suple­mentasi CoQ10 mem­bantu menu­run­ kan berat badan, karena efeknya yang dapat mempercepat meta­bo­lis­me lemak. Pene­liti­an memperlihatkan, pemberian CoQ10 selama tiga bulan menurunkan berat badan rata-rata 38 pon atau 17,24kg. “Co Q10 memiliki efek sebagai anti­oksidan, recycle dan regenerasi antiok­sidan lain (seperti vitamin E dan vitamin C), meningkatkan aktivitas enzim dan memperbaiki DNA,” kata dr. Samuel. Sebuah penelitian lain me­nun­jukkan bahwa kadar CoQ10 plasma dan jaringan menurun pada pasien yang diberi statin. Karena itu, peneliti lainnya menganjurkan pembe­rian CoQ10 bersamaan dengan statin. Disimpulkan bahwa L-carnitine dan Coenzyme Q10 dapat berman­faat dalam menurunkan faktor risiko kar­diovaskular, baik faktor risiko tradisional atau faktor risiko baru. (LVO) 153