HIBAH PENELITIAN LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN KOMPETISI A3 Tahun Anggaran 2005 Judul : APLIKASI PUPUK ORGANIK TERNAK PADA TANAH SALIN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN RUMPUT PAKAN POLIPLOID Peneliti Dr Ir Sumarsono, MS. Dr Ir Syaiful Anwar, MS. Ir Susilo Budiyanto, MS. JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2005 1 PERANAN PUPUK ORGANIK TERNAK PADA TANAH SALIN UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN PAKAN RUMPUT POLIPLOID Oleh Sumarsono, Syaiful Anwar dan Susilo Budiyanto ABSTRAK Bahan organik di dalam tanah dapat berperan sumber unsur hara, memelihara kelembaban tanah, sebagai buffer dengan mengkhelat unsur-unsur penyebab salinitas sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dan menggali informasi lanjutan tentang karakter morfologi, fisiologi dan hasil tanaman rumput pakan poliploid yang terkait dengan sifat toleransi terhadap tanah salin yang diperbaiki kandungan bahan organiknya tanaman rumput gajah poliploid dan rumput kolonjono poliploid pada uji lapang terhadap tingkat bahan organik tanah optimum pada tanah salin. Penelitian ini dilaksanakan pada tanah salin di kelurahan Jrakah Kecamatan Tugu Kota Semarang, dengan menggunakan tanaman rumput gajah poliploid dan rumput kolonjono poliploid koleksi Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Sedangkan pupuk organik berasal dari pupuk kandang kambing milik peternak di tempat penelitian, disamping pupuk buatan urea, SP36 dan KCl. Percobaan seri 2 x 4 yaitu dua jenis rumput pakan masingmasing menerima 4 perlakuan pemupukan dalam rancangan acak lengkap yang terdiri dari 3 ulangan dilakukan pada dua jenis rumput. Faktor pertama adalah jenis tanaman rumput pakan yang diberikan perlakuan level pupuk organik, yaitu rumput gajah poliploid (R1), rumput kolonjono poliploid (R2). Faktor kedua adalah 4 level pupuk, adalah sebagai berikut : Kontrol, tanpa pupuk (T0), pupuk nitrogen 30 kg N/ha/defoliasi (T1), pupuk nitrogen 60 kg N/ha/defoliasi (T2), pupuk organik sampai 4,0 % C organik tanah (T3). Data yang dikumpulkan adalah penampilan tanaman rumput yang diteliti berdasarkan tinggi tanaman, jumlah anakan, kandungan khlorofil, laju fotosintesis, aktivitas nitrat reduktasi dan produksi bahan kering hijauan. Analisis data menurut prosedur analisis ragam dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan Hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa penampilan tanaman rumput yang diteliti berdasarkan tinggi tanaman, jumlah anakan, kandungan khlorofil, laju fotosintesis, aktivitas nitrat reduktasi dan produksi bahan kering hijauan yang diberi pupuk organik untuk perbaikan kandungan C-organik tanah menjadi 4,5 % lebih tinggi dibanding tanpa pupuk maupun pupuk urea 30 kg N/ha dan 60 kg N/ha. Rumput gajah menunjukan penampilan yang lebih baik dibandingkan rumput kolonjono, namun kedua rumput tersebut menunjukkan respon yang sama terhadap pemberian pemupukan urea 30 kg N/ha dan 60 kg N/ha maupun pupuk organik. Kata kunci : Rumput gajah, rumput kolonjono, pupuk organik. 2 LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN KOMPETISI A3 Tahun Anggaran 2005 1. Judul : Penerapan Pupuk Organik Ternak Tanah Salin Untuk Pada Pengembangan Tanaman Pakan Rumput Poliploid. 2. Ketua Peneliti a. Nama b. Jenis Kelamin c. Pangkat/Golongan/NIP d. Bidang Keahlian e. Laboratorium f. Alamat Rumah/Telp : : : : : : 3. Anggota Peneliti : Dr Ir Sumarsono, MS. Laki-laki PembinaTingkat I /IV B/130 704 310 Ilmu Tanaman Makanan Ternak Ilmu Tanaman Makanan Ternak Perum BPI G 7 Ngaliyan Semarang 50184/ Tlp. (024) 7608579 2 orang 4. Mahasiswa yang terlibat : 4 orang 5. Jangka Waktu Penelitian 6. Biaya yang Diajukan : : 6. Biaya Dari Instansi Lain : 8 bulan Rp. 30.000.000,(Tiga Puluh Juta Rupiah) Rp. Semarang, 6 Oktober 2005 Mengetahui, Ketua Program A3 NMT Fapet Undip Ketua Peneliti Dr Ir Anis Muktiani, MSi NIP. 131 832 226 Dr Ir Sumarsono, MS. NIP. 130 704 310 Menyetujui Ketua Jurusan NMT Fapet Undip Dr Ir Vitus Dwi Yunianto, MSc. NIP. 131 460 473 3 KATA PENGANTAR Keberhasilan pertumbuhan tanaman rumput pakan membutuhkan dukungan lingkungan fisik dari tanah dan iklim yang ideal. Faktor fisik ini di daerah tropis sering menjadi kendala, baik sendiri maupun hasil interaksi keduanya. Pada lahan pantai mempunyai masalah tanah salin akibat akumulasi garam terkait kekeringan di musim kemarau. Bahan organik di dalam tanah dapat berperan sumber unsur hara, memelihara kelembaban tanah, sebagai buffer dengan mengkhelat unsur-unsur penyebab salinitas sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan dan menggali informasi lanjutan tentang karakter morfologi, fisiologi dan hasil tanaman rumput pakan poliploid yang terkait dengan sifat toleransi terhadap tanah salin yang diperbaiki kandungan bahan organiknya tanaman rumput gajah poliploid dan rumput kolonjono poliploid telah dilaksanakan pada uji lapang pada tingkat 4,5 % C-organik tanah di kawasan pantai di kelurahan Jrakah, kecamatan Tugu Kota Semarang. Penelitian ini terselenggara atas dukungan dana dari Hibah Kompetisi A3 Tahun Anggaran 2005. Ucapan terima kasih diucapkan kepada pihak-pihak terkait yang mendukung penelitian ini, mulai penyusunan proposal, tahap seleksi, persiapan pelaksanaan, pelaksanaan dan tersusunnya laporan penelitian ini. Kepada angtota tim peneliti dan para mahasiswa yang terlibat penelitian disampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya dalam pengembangan tanaman makanan ternak dan pengembangan peternakan pada umumnya. Semarang, 06 Oktober 2005 Tim Peneliti 4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...................................... . . iii DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vi BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.1. Praktek Pertanian Organik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.2. Peranan Umum Pupuk Organik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2.3. Tanaman Pakan Toleran pada Tanah Salin . . . . . . . . . . . . . . . 2.4. Hasil Penelitian yang telah dicapai . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 3 4 6 7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................... 3.1. Materi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.2. Metoda Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3.3. Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 8 8 10 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.1. Analisis Tanah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.2. Karakter Morphologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.3. Karakter Fisiologi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.4. Produksi Bahan Kering . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11 11 12 13 14 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 16 ................... ...... DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17 5 DAFTAR TABEL Halaman 1. Hasil Analisis Tanah dan Pupuk Organik. . . . . . . . . . . . . . 11 2. Hasil pengamatan tinggi tanaman, jumlah anakan dan kandungan khlorofil rumput gajah dan rumput kolonjono akibat pupuk organik. . . . . 12 3. Hasil Laju fotosintesis dan aktivitas nitrat reduktase rumput gajah dan rumput kolonjono akibat pupuk organik. . . . . . . 13 4. Hasil pengamatan produksi bahan kering dan nisbah daun batang rumput gajah dan rumput kolonjono akibat pupuk organik. . . . . . . 15 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. DAFTAR MAHASISWA PENDUKUNG PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . 20 2. BIOGRAFI/DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI . . . . . . . . . . . . . . 23 6 7 BAB I PENDAHULUAN Lahan-lahan ekstensifikasi pertanian termasuk budidaya tanaman pakan di masa mendatang dihadapkan pada masalah pemanfaatan lahan marjinal seperti tanah masam dan salin. Ekstensifikasi tanah salin mempunyai potensi yang besar karena Indonesia merupakan Negara pulau yang mempunyai garis pantai yang panjang. Aspek budidaya adat dua pendekatan yaitu seleksi jenis tanaman toleran terhadap cekaman lingkungan dan manipulasi lingkungan untuk meniadakan cekaman. Cekaman salinitas sering terjadi sebagai akibat akumulasi garam akibat deposit garam asal bahan induk, intrusi air laut, atau evaporasi yang tinggi dengan curah hujan yang rendah. Bentuk garam yang dominant pada cekaman salinitas seperti ini pada umumnya adalah Natrium Klorida (NaCl). Pada lahan-lahan pantai sering memunculkan tanah-tanah salin sebagai akumulasi garam akibat kekeringan pada musim kemarau. Bahan organik di dalam tanah dapat berperan sumber unsur hara, memelihara kelembaban tanah, sebagai buffer dengan mengkhelat unsur-unsur penyebab salinitas sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara. Kandungan bahan organik dikebanyakan tanah saat ini terdapat indikasi semakin merosot. Sekitar 80 % lahan sawah kandungan C organik tanahnya kurang dari 1 % (Aphani, 2001), apalagi pada lahan-lahan kering. Kandungan C organik kurang dari 1 % menyebabkan tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup, disamping itu unsur hara yang diberikan melalui pupuk tidak mampu dipegang oleh komponen tanah sehingga mudah tercuci, kapasitas tukar kation menurun, agregasi tanah melemah, unsur hara mikro mudah tercuci dan daya mengikat air menurun. Pada tanah dengan kandungan C organik rendah menyebabkan kebutuhan pemupukan 8 makin meningkat dengan efisiensi yang merosot akibat tingginya tingkat pencucian. Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNDIP melalui Anwar, Karno, Kusmiyati dan Sumarsono (2003) telah berhasil menseleksi tanaman rumput pakan diploid dan poliploid toleren terhadap cekaman salinitas pada percobaan rumah kaca. Demikian juga penelitian pendahuluan di rumah kaca menunjukkan bahwa peranan pupuk organik ternak sampai antara 3,0 - 4,5 % kandungan bahan organik tanah dapat menurunkan cekaman salinitas (Sumarsono, Anwar dan Budianto, 2005), sehingga perlu penelitian lebih lanjut pada uji lapang di tingkat petani. Kontribusi yang diharapakan dapat disumbangkan dari penelitian ini adalah : (a) mendesiminasikan produk teknologi yang telah dihasilkan laboratorium ITMT pada tingkat on farm trial, (b) memanfaatkan tanaman pakan unggul hasil manipulasi genetik dalam rangka memanfaatkan memenuhi kebutuhan pakan ruminansia, terutama untuk tanah-tanah marjinal yang mengalami cekaman salinitas (c) memantapkan manual agronomis tentang metoda/teknik cara memelihara bahan organik tanah sebagai dasar pengembangan pertanian organik yang berwawasan lingkungan melalui konsep keterpaduan sistem tanah-tanaman-ternak pada umumnya Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan tujuan : 1. Mendapatkan dan menggali informasi lebih lanjut dari keunggulan pupuk organik pada tanah salin 2. Memperoleh kesetaraan pemberian pupuk organik dengan pupuk buatan (nitrogen) untuk mendukung keberhasilan pertumbuhan tanaman rumput pakan poliploid 3. Mengetahui perbedaan respon tanaman rumput gajah poliploid dan rumput kolonjono poliploid pada uji lapang terhadap tingkat bahan organik tanah optimum pada tanah salin. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Pertanian Organik Masalah penurunan kandungan bahan organik tanah diketahui menyebabkan kemerosotan kesuburan tanah sehingga mengakibatkan lebih lanjut terhadap kebutuhan pupuk buatan yang semakin meningkat (Aphani, 2001). Manajemen terhadap kandungan bahan organik ini adalah salah tujuan dalam praktek pertanian organik (Mashima, et al., 1999). Praktek pertanian organik menjadi prioritas sekaligus untuk mengatasi masalah degradasi lingkungan lahan pertanian akibat penerapan yang keliru dalam penggunaan pupuk dan perbaikan lahan-lahan marginal. Akhir-akhir ini pertanian organik tumbuh pesat, terutama di negara berkembang. Di negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Jepang, pertanian dengan manajemen organik telah berkembang dengan cepat. Hal ini nyata dari laporan bahwa areal lahan yang dikelola secara organik di Eropa meningkat dari 250 000 menjadi 2 juta ha pada akhir-akhir ini (1990-1997) (Lampkin, 1997 dalam Widjajanto dan Miyauchi, 2002). Dalam periode yang sama, sertifikasi lahan pertanian organik meningkat dari 258,974 to 2,102,209 ha dengan peningkatan areal pertanian organic dari 12,735 menjadi 81,783 petani (Zanoli, 1999). Di Italy, salah satu negara Uni Eropa telah maju dalam praktek pertanian organik, areal pertanian organik meningkat dari 13,000 to 641,149 ha (Zanoli, 1999). Lebih lanjut, telah dilaporkan bahwa sebagian produksi pangan secara organik dalam sistem pangan telah dikembangkan dibanyak megara seperti Amerika Serikat, Perancis dan Japan yang meningkat lebih dari 20 % per tahun (FAO, 1999). 10 Keamanan pangan, lingkungan yang lebih baik dan pasar yang baik dari produk pangan organik telah dipercaya sebagai faktor dimulainya meledaknya pertanian organik di dunia, terutama di negara berkembang. Sebaliknya, praktek pertanian organik di negar-negara Asia masih terbatas. Hal ini dilaporkan bahwa kegiatan pertanian yang dikelola secara organik hanya dicatat di Cina, Japan, Israel, Korea dan Lebanon. Gambaran terhadap areal lahan pertanian secara organik yang meliputi wilayah ini antara 100 ha (Lebanon) sampai 14,000 ha (China) (IFOAM, 2001). Bagi pertanian di Indonesia mendorong berkembangnya pertanian organik menjadi salah satu cara untuk menerapkan konsep LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture) sehingga dapat diperoleh efisiensi agroekosistem yang tinggi melalui Integrated Farming System berbasis Zero Waste (Suharto, 2004). 2.2. Peranan Umum Pupuk Organik Praktek pertanian organik atau pengurangan penggunaan bahan kimia telah dilaporkan di Jawa Tengah, dengan hasil yang yang memuaskan. Sebagi contoh, penerapan pupuk organik seperti biokom dan bio guano super meningkatkan penampilan tanaman padi. Penggunaan biokom pada padi di Wonogiri meningkat dari 6.0 menjadi 8.5 ton ha-1 (Widjajanto dan Miyauchi, 2002). Di Karang Anyar produksi padi meningkat dari 5.0 menjadi 8.3 ton ha-1 akibat penerapan pupuk organik pada areal pertanian. Penggunaan pupuk organik seperti bio guano super yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik meningkatan produksi padi di Klaten dari 5.5 menjadi 7.3 ton ha-1 (Widjajanto dan Miyauchi, 2002). Penelitian Fuskhah (1992) menunjukkan bahwa penggunaan seresah eceng gondok mampu meningkatkan produksi bahan kering Centrosema pubescens Benth 11 (Sentro) dibandingkan dengan seresah plastik dan tanpa seresah. Seresah eceng gondok dapat juga digunakan untuk menghambat pertumbuhan tanaman pengganggu. Penggunaan seresah eceng gondok dengan kandungan air 20 % sebanyak 60 kg/plot (3 x 3,7 m) selama 3 minggu dapat menekan pertumbuhan Cyperus rotundus dan menambah kelembaban pada permukaan tanah sebesar 33 % (Abdalla dan Hafeez, 1969 yang dikutip oleh Soewardi dan Utomo, 1975). Telah banyak diketahui bahwa bahan organik seperti limbah tanaman, pupuk hijau dan kotoran ternak dalam sistem tanah-tanaman dapat memperbaiki struktur tanah dan membantu perkembangan mokroorganisme tanah (Yaacob et al., 1980; Kerley et al., 1996; Matsushita et al., 2000; Widjajanto et al., 2001; 2002; 2003). Kondisi ini sebagai awal mula proses transformasi N secara biologis dalam tanah dan, menghasilkan konversi bentuk N organik menjadi bentuk an organik yang tersedia bagi tanaman. Telah banyak diketahui bahwa bahan organik seperti limbah tanaman, pupuk hijau dan kotoran ternak dalam sistem tanah-tanaman dapat memperbaiki struktur tanah dan membantu perkembangan mokroorganisme tanah (Yaacob et al., 1980; Sumarsono, 1983, Kerley et al., 1996; Matsushita et al., 2000; Widjajanto et al., 2001; 2002; 2003). Kondisi ini sebagai awal mula proses transformasi N secara biologis dalam tanah dan, menghasilkan konversi bentuk N organik menjadi bentuk an organik yang tersedia bagi tanaman. Kotoran ternak memainkan peranan yang penting sebagai sumber pupuk organik. Dilaporkan bahwa ternak menghasilkan 19 - 40 kg hari- . Sekitar 3.5 kg ternak- bahan organik dikeluarkan oleh sapi Jersey yang dikandangkan, sedangkan kira-kira 0.045 kg N day-1 dikeluarkan oleh sapi muda yang digemukkan (Kerley et al., 1996). Pupuk organik ternak sebagai pupuk kandang, mempunyai pengaruh 12 meningkatkan produksi tanaman lamtoro (Dewi, Widjayanto dan Sumarsono, 1998), juga pada pertanaman campuran setaria dan Sentro (Sumarsono, 2001). 2.3. Tanaman Pakan Toleran Pada Tanah Salin Kelebihan suatu unsur pada media tumbuh tanaman dapat mengganggu pertumbuhan melalui : kompetisi dengan unsur esensial lain dalam penyerapan, menonaktifkan enzim, mengantikan unsur-unsur esensial dari tempat berfungsinya atau mengubah struktur air (Marschner, 1986). Oleh karena itu agar tanaman toleran terhadap kelebihan NaCl pada media tumbuhnya, harus mengurangi absorbsi ion Na dan atau ion Cl oleh akar atau mempunyai berbagai cara menetralkan (buffer) pengaruh NaCl dilingkungan perakaran atau setelah diserap tanaman. Morfologi dan fisiologi toksisitas cekaman NaCl pada tanaman tampak pada reduksi pertumbuhan akar (Kusmiyati et al., 2000), penurunan serapan unsur hara (Sopandie, 1990 dan Kusmiyati et al 2000), dan perubaan struktur tanaman seperti reduksi ukuran daun dan jumlah stomata, penebalan kutikula daun dan terbentuknya lapisan lilin pada permukaan daun serta lignifikasi akar yang lebih awal (Harjadi dan Yahya, 1988). Perbaikan mutu genetik tanaman dapat dilakukan melalui introduksi galurgalur unggul, seleksi, persilangan dan manipulasi genetik. Di Indonesia, tanaman rumput pakan mempunyai kendala perbanyakan secara generatif karena kendala penyediaan benih fertil, sehingga sampai saat ini perbanyakan melalui cara vegetatif lebih banyak dilakukan. Oleh karena itu pada tanaman rumput pakan, maka perbaikan genetik yang memungkinkan adalah dengan introduksi, seleksi dan manipulasi tanamannya atau menggabungkan ketiganya. Salah satu perbaikan mutu genetik tanaman rumput pakan yang telah dilakukan 13 adalah melalui seleksi tanaman terhadap salinitas yang mewakili zona agroekosisten lahan pantai, dilanjutkan dengan penggandaan kromosom terhadap tanaman terpilih hasil seleksi (Anwar, Karno, Kusmiyati dan Sumarsono, 2003). Spesies hasil pengandaan kromosom atau tanaman poliploid mempunyai kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan dibandingkan tanaman diploidnya akibat adanya penambahan alel pada sistem kromosomnya (Baataout, 1999). Salah satu manipulasi lingkungan tumbuh tanaman rumput pakan yang telah dilakukan adalah melalui perbaikan kandungan bahan organik tanah pada kondisi salinitas yang mewakili zona agroekosisten lahan pantai (Sumarsono, Anwar dan Budianto 2005). Bahan organik di dalam tanah dapat berperan sumber unsur hara, memelihara kelembaban tanah, sebagai buffer dengan mengkhelat unsur-unsur penyebab salinitas sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara (Buckman dan Brady, 1982). 2.4. Hasil Penelitian yang telah dicapai Hasil penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah (1) Telah berhasil mengidentifikasi respon pertumbuhan dan produksi tanaman pakan terhadap salinitas (Kusmiyati dan Anwar, 1997, Kusmiyati et al, 2000) (2) Telah diseleksi berbagai jenis rumput pakan diploid dan poliploid terhadap cekaman salinitas di rumah kaca (Anwar, Kusmiyati, Karno dan Sumarsono, 2003), (3) Indikasi awal penelitian pendahuluan di rumah kaca menunjukkan bahwa pupuk organik optimum antara 3,0 - 4,5 % bahan organik tanah pada rumput gajah dan rumput kolonjono di tanah salin (Sumarsono, Anwar dan Budiyanto 2005). Studi tersebut memunculkan ide untuk mengembangkan tanaman rumput unggul dan teknik manipulasi lingkungan yang telah ditemukan di tingkat laboratorium untuk penelitian lebih lanjut pada uji lapang di tingkat petani. 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanah salin di kelurahan Jrakah Kecamatan Tugu Kota Semarang, dengan menggunakan tanaman rumput gajah poliploid dan rumput kolonjono poliploid koleksi Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Sedangkan pupuk organik berasal dari pupuk kandang kambing milik peternak di tempat penelitian, disamping pupuk buatan urea, SP36 dan KCl. Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat pertanian, perlengkapan pengamatan pertumbuhan. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS, analisis klorofil dan aktivitas nitrat reduktasi dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, dan analisis kandungan protein kasar dan serat kasar dilakukan di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. 3.2. Metoda Penelitian. Terdapat tiga tahap penelitian, yaitu : (1) Uji lapang secara simultan sebagai percobaan seri (Serie Experiment) terhadap faktor jenis-jenis pupuk dan faktor jenisjenis rumput pakan poliploid, (2) pengamatan karakteristik lingkungan iklim dan tanah, (3) pengamatan karakteristik pertumbuhan, morfologi, fisiologi tanaman, produksi dan kualitas hijauan pakan. Penelitian diawali dengan menyusun rancangan percobaan, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data dan parameter penelitian. 15 3.2.1. Rancangan Percobaan Percobaan seri 2 x 4 yaitu dua jenis rumput pakan masing-masing menerima 4 perlakuan pemupukan dalam rancangan acak lengkap yang terdiri dari 3 ulangan dilakukan pada dua jenis rumput. Faktor pertama adalah jenis tanaman rumput pakan yang diberikan perlakuan level pupuk organik, yaitu rumput gajah poliploid (R1), rumput kolonjono poliploid (R2). Faktor kedua adalah 4 level pupuk, adalah sebagai berikut : (1). Kontrol, tanpa pupuk (T0) (2). Diberi pupuk nitrogen 30 kg N/ha/defoliasi (T1) (3). Diberi pupuk nitrogen 60 kg N/ha/defoliasi (T2) (4). Diberi pupuk organik sampai 4,0 % C organik tanah (T3) 3.2.1. Prosedur pelaksanaan. Percobaan diawali dengan deteksi kadar hara tanah terutama nitrogen, fosfor dan kalium serta total karbon dari tanah dan bahan pupuk organik kotoran ternak sapi yang digunakan. Pengamatan dilakukan terhadap kondisi awal kandungan hara nutrisi N, P, K dan C analisis tanah awal dan bahan komposit pupuk organik kotoran ternak sapi. Disiapkan 24 petak percobaan seluas 3 x 4 m2 sebanyak yang diperlukan sesuai dengan perlakuan dan ulangannya yang selanjutnya dikondisikan siap tanam. Pupuk dasar P dan K diberikan dengan dosis 150 kg P2O5/ha dan 150 kg K2O/ha. Pupuk nitrogen dosis rendah yaitu 30 kg N/ha diberikan sebagai starter pertumbuhan awal sampai potong paksa. Pupuk organik ternak yang telah siap pakai kemudian dicampur rata dengan tanah pada petak sebagai bahan tanam rumput pakan percobaan yang sesuai. Digunakan stek yang digunakan dengan jarak tanam 60 x 90 16 cm. Tanaman dibiarkan tumbuh sampai potong paksa umur 30 hari setelah tanam tergantung kondisi tanaman. Pengamatan dilakukan setelah pertumbuhan kembali sampai defoliasi umur 40 hari. Pengamatan diulang pada umur 40 hari defoliasi berikutnya. Data yang dikumpulkan adalah pertumbuhan morfologis, gejala visual fisiologis, dan pada saat pemotongan diukur produksi segar dan produksi bahan kering, komponen hasil hijauan dan kualitas hijauan. Juga dilakukan analisis serapan hara (N), aktivitas nitrat reduktase dan kandungan kandunagn kholofil daun. 3.3. Analisis Data Model linier yang menjelaskan setiap nilai pengamatan adalah : Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + ε(i)j Keterangan : Yij = Angka pengamatan pada rumput ke i yang menerima pupuk organik ke j dan ulangan ke k µ = Rata-rata umum αi = Pengaruh rumput ke i βj = Pengaruh pupuk organik ke j (αβ)ij = Pengaruh interaksi rumput ke i yang menerima pupuk organik ke j ε(i)j = Galat gabungan pupuk organik ke j pada ulangan ke k dalam rumpu ke i Data yang diperoleh diolah secara statistik menurut prosedur analisis ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Uji Wilayah Ganda Duncan digunakan untuk pembandingan nilai tengah antar perlakuan. 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Tanah Hasil analisis meliputi kandungan N, P, K, C-oganik dan bahan organik terhadap tanah di lokasi penelitian dan pupuk organik berasal dari kotoran ternak kambing dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Hasil Analisis Tanah dan Pupuk Organik No 1. 2. 3. 4. 5. Komponen N P K C-Organik Bahan Organik Tanah 0,20 7,84 0,29 3,29 5,67 % ppm me/100 g % % Pupuk Organik 1,75 2,30 2,36 25,82 44,52 % % % % % Tabel 1 memperlihatkan bahwa menurut kriteria sifat kimia tanah LPT Bogor (1983), kandungan N dalam katagori rendah, P juga dalam katagori sangat rendah, sedangkan K dalam katagori rendah. Kandungan C-organik dalam katagori sedang dan nisbah C/N dalam katagori sedang. Berdasarkan kondisi analisis kimia tanah tersebut di atas maka kesuburan tanah masih perlu ditingkatkan untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman. Pupuk dasar dalam penelitian diberikan 150 kg P2O5 dan 150 kg K2O menggunakan SP36 dan KCl. Pupuk nitrogen dosis rendah yaitu 30 kg N/ha diberikan sebagai starter pertumbuhan awal sampai potong paksa. Pupuk organik kotoran kambing yang digunakan mempunyai kandungan N, P dan K yang tinggi serta mempunyai nisbah C/N yang baik. Kandungan C-organik hanya 25,82 %. Perlakuan 18 T3 diberikan pupuk organik sampai setara kandungan 4,5 % C-organik tanah, sehingga diperlukan penambahan 1,21 % C-organik, yaitu setara dengan penggunaan 63,43 ton/ha pupuk organik kotoran ternak kambing yang digunakan. 4.2. Karakter Morphologi Data hasil penelitian pengamatan tinggi tanaman, jumlah anakan dan nibah daun batang hijauan rumput kolonjono dan rumput kolonjono dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Hasil Pengamatan Jumlah Anakan, Kandungan Khlorofil dan Tinggi Tanaman Rumput Gajah dan Rumput Kolonjono akibat Pupuk Organik Perlakuan Jumlah Anakan Kandungan Khlorofil (mg/g Tinggi Tanaman (cm) Rumput Gajah T0 T1 T2 T3 1,12 1,16 1,11 1,13 0,382 0,387 0,388 0,380 2,19c 2,20bc 2,30b 2,43a Rumput Kolonjono T0 T1 T2 T3 1,14 1,19 1,02 1,01 0,438 0,456 0,392 0,390 2,15c 2,29bc 2,27b 2,40a Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % UJBD. Tabel 2 menunjukkan bahan jumlah anakan dan kamdungan khlorofil tidak memperlihatkan keragaman, baik di antara jenis rumput maupun di antara macam pemupukan. Namun demikian parameter tinggi tanaman memperlihatkan adanya keragaman yang nyata (P<0,05) di antara macam pemupukan dan jenis rumput. Rumput gajah mempunyai tinggi tanaman yang lebih tinggi dibanding rumput 19 kolonjono pada semua macam pemupukan yang sama. Baik pada jenis rumput gajah maupun rumput kolonjono menunjukkan bahwa, perlakuan pupuk organik (T3) menghasilkan tinggi tanaman yang nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding tanpa pemupukan (T0) dan pemupukan 30 kg N/ha (T1) dan pemupukan 60 kg N/ha (T2). 4.3. Karakter Fisiologi Data hasil penelitian pengamatan kandungan klorofil, laju fotosintesis dan aktivitas nitrat reduktase hijauan rumput kolonjono dan rumput kolonjono dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Hasil Pengamatan Laju Fotosintesis dan Aktivitas Nitrat Reduktase Rumput Gajah dan Rumput Kolonjono akibat Pupuk Organik Perlakuan Laju Fotosintesis Aktivitas Nitrat Reduktase Rumput Gajah T0 T1 T2 T3 0,655c 0,533bc 0,988b 1,255a 0,510b 0,540b 0,556ab 0,611a Rumput Kolonjono T0 T1 T2 T3 0,455c 0,622bc 0,855b 0,977a 0,481b 0,536b 0,455ab 0,623a Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % UJBD. Tabel 3 menunjukkan bahwa Laju Fotosintesis dan kamdungan Aktivitas Nitrat Reduktase memperlihatkan keragaman, baik di antara jenis rumput maupun di antara macam pemupukan. Parameter Laju Fotosintesis memperlihatkan adanya keragaman yang nyata (P<0,05) di antara macam pemupukan dan jenis rumput. Rumput gajah 20 mempunyai Laju Fotosintesis yang lebih tinggi dibanding rumput kolonjono pada semua macam pemupukan yang sama. Baik pada jenis rumput gajah maupun rumput kolonjono menunjukkan bahwa, perlakuan pupuk organik (T3) menghasilkan Laju Fotosintesis yang nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding tanpa pemupukan (T0), pemupukan 30 kg N/ha (T1) dan pemupukan 60 kg N/ha. Parameter Aktivitas Nitrat Reduktase memperlihatkan adanya keragaman yang nyata (P<0,05) di antara macam pemupukan dan jenis rumput. Rumpu kolonjono mempunyai Aktivitas Nitrat Reduktase yang lebih tinggi dibanding rumput kolonjono pada semua macam pemupukan yang sama. Baik pada jenis rumput kolonjono maupun rumput kolonjono menunjukkan bahwa, perlakuan pupuk organik (T3) menghasilkan Aktivitas Nitrat Reduktase yang nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding tanpa pemupukan (T0) dan pemupukan 30 kg N/ha (T1) tetapi tidak berbeda nyata dibanding pemupukan 60 kg N/ha (T2). 4.2. Produksi Bahan Kering Data hasil penelitian pengamatan produksi bahan kering hijauan rumput kolonjono dan rumput kolonjono dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4 menunjukkan bahwa Produksi Bahan Kering dan kamdungan Nisbah Daun Batang memperlihatkan keragaman, baik di antara jenis rumput maupun di antara macam pemupukan. Parameter Produksi Bahan Kering memperlihatkan adanya keragaman yang nyata (P<0,05) di antara macam pemupukan dan jenis rumput. Rumput gajah mempunyai Produksi Bahan Kering yang lebih tinggi dibanding rumput kolonjono pada semua macam pemupukan yang sama. Baik pada jenis rumput gajah maupun rumput kolonjono menunjukkan bahwa, perlakuan pupuk organik (T3) menghasilkan Produksi Bahan Kering yang nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding tanpa pemupukan 21 (T0) dan pemupukan 30 kg N/ha (T1), tetapi tidak berbeda nyata dibanding pemupukan 60 kg N/ha.(T2). Tabel 4. Hasil Pengamatan Produksi Bahan Kering dan Nisbah Daun Batang Rumput Gajah dan Rumput Kolonjono akibat Pupuk Organik Perlakuan Produksi Bahan Kering Nisbah Daun Batang (kg/2m2) Rumput Gajah T0 T1 T2 T3 1,91b 1,92b 1,96ab 2,71a 0,69 0,76 0,73 0,74 Rumput Kolonjono T0 T1 T2 T3 1,81b 1,90b 2,03ab 2.12a 0,55 0,58 0,58 0,62 Angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 % UJBD. Rumput gajah mempunyai Nisbah Daun Batang yang lebih tinggi dibanding rumput kolonjono pada semua macam pemupukan yang sama. Baik pada jenis rumput gajah maupun rumput kolonjono menunjukkan bahwa, perlakuan pupuk organik (T3) menghasilkan Nisbah Daun Batang yang lebih tinggi dibanding tanpa pemupukan (T0), pemupukan 30 kg N/ha (T1), dan pemupukan 60 kg N/ha. (T3) 22 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 2. Dapat dibuktikan tentang keunggulan pupuk organik di banding pupuk buatan urea pada tanah salin 3. Pemberian pupuk organik mampu mengantikan pupuk buatan (nitrogen) untuk mendukung keberhasilan pertumbuhan tanaman rumput gajah dan kolonjono. 4. Rumput gajah mempunyai repon lebih tinggi dibanding rumput kolonjono pada uji lapang terhadap tingkat bahan 4,5 % C-organik tanah pada tanah salin setara dengan pemupukan 60 kg N/ha. 5. Peningkatan 1,21 % kandungan C-organik membutuhkan pupuk kandang yang tinggi mencapai 60 ton/ha sehingga perlu penelitian lebih lanjut melalui pemanfaatan kultur mikroba untuk memacu laju dekomposisi sehingga kebutuhan pupuk organik dapat lebih rendah. 23 DAFTAR PUSTAKA Anwar, S. Karno, F. Kusmiyati dan Sumarsono. 2003. Pengembangan Tanaman Rumput Pakan Unggul yang Toleran terhadap Tekanan Aluninium dan Salinitas. Laporan Hibah Bersaing. Dikti. Jakarta. Aphani, 2001. Kembali ke Pupuk Organik. Kanwil Deptan Sumsel. Sinartani. No. 2880. Baataout, S. 1999. Molecular basis to understand polyploidy. Hematol Cell Ther. 41 (4) : 169-170. Buckman, H. O. Dan N. C. Brady. 1982. Ilmu Tanah (Terjemahan Soegiman). Penerbit Bhatara Karya Aksara, Jakarta. Dewi Hoediati, Sumarsono dan D. W. Widjajanto. 1998. Pengaruh pupuk kandang dan inokulasi rhizobium terhadap pertumbuhan kembali lamtoro gung (Leucaena leucochepala) setelah pemotongan pertama. J. Pastura 2(1) : 1-5. FAO 1999. Organic Agriculture. FAO – Committee on Agriculture. Rome-Italy. Fuskhah, E. 1992. Pengaruh Lama Perendaman Benih Pra Tanam dan berbagai Serasah Eceng Gondok terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Centro (Centrosema pubescens Benth). Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan UNDIP., Semarang. Haryadi, S. S. Dan S. Yahya. 1988. Fisiologi Stres Lingkungan. PAU-IPB, Bogor. Haswanto, A. J. Sumarsono dan E. D. Purbayanti. 1998. Pengaruh aras pupuk kandang pada beberapa jenis tanah terhadap penampilan lamtoro gung (Leucaena leucochepala) pada defoliasi kedua. J. Pastura 2(1) : 10-15. IFOAM 2001. Organik Asia-regional market survey repertanian organikrt and directory. IFOAM, Okozentrum Imsbach. D-66636 Tholey-Theley. Germany. pp : 1-43 Kerley, S.J., and Darvis, S.C. 1996. Preliminary studies of the impact of excreted N on cycling and uptake of N in pasture systems using natural abundance stable isotopic discrimination. Plant and Soil 178: 287-294 Maeschner, 1986. Mineral Nutrition of Higher Plant. Cad. Press Inc., London. Kusmiyati, F dan S. Anwar. 1997. Pengaruh cekaman aluminium terhadap pertumbuhan dan produksi hijauan makanan ternak. Majalah Penelitian Lembaga Penelitian UNDIP 3 (IX) : 20-27. 24 Kusmiyati, F., E. D. Purbayanti, dan W. Slamet. 2000. Pengaruh pemupukan kalsium dan nitrogen terhadap produksi dan kualitas hijauan rumput makanan ternak pada tanah salin. Laporan Penelitian Dosen Muda. Dikti, Jakarta. . Mashima, S. I., Matsumoto, N. and Kenjiro, O. 1999. Nitrogen flow associated with agricultural practices and environmental risk in Japan. Soil Sci. Plant Nutr., 45: 881-889 Matsushita, K., Miyauchi, N., and Yamamuro, S. 2000. Kinetics of 15N-labelled nitrogen from co-compost made from cattle manure and chemical Fertilizer in a paddy field. Soil Sci. Plant Nutr., 46 (2): 355-363 Mulatsih, R. T., B. Sukamto dan F. Kusmiyati. 2001. Produksi dan kualitas hijauan jagung manis dengan berbagai pupuk organik. J. Pengemb. Pet. Trop. 26(4) : 122 – 129. Sopandie. D. 1990. Studies on Plant responses to Salt Stress. Disertasi PhD, Okayama Univ., Japan. .Soewardi, B. dan I. H. Utomo. 1975. Kemungkinan Pemanfaatan Tumbuhan Pengganggu Air dalam Rawa Pening. Masalah Tumbuhan Pengganggu Air, Rencana Pengendalian dan Penelitian. Inception Report. Doc. No. Biotrop/TP/75/161. Bogor. Suharto. Konsep Pertanian Terpadu (An Integrated Farming System). Makalah Utama Seminar Nasional, ISPI – Fakultas Peternakan UNDIP, Semarang. Sumarsono. 1983. Pengaruh Pupuk TSP, Pupuk Kandang dan Interval Pemotongan terhadap Produksi dan Kualitas Hijauan Pertanaman Campuran Setaria splendida Staft dan Centrosema pubescens Benth. Thesis S2 Fakultas Pasca Sarjana IPB., Bogor. Sumarsono. 1997. Simbiotik bakteri rhizobium tanaman legum lamtoro pada dua jenis tanah dengan peningkat kesuburan pupuk kandang. Prosiding Seminar INMT – AINI., Bogor. Sumarsono. 2001. Hasil hijauan setaria (Setaria splendida Staft) dalam pertanaman campuran dengan sentro (Centrosema pubescens) yang menerima pupuk fosfat dan kotoran ternak. J. Pengemb. Pet. Trop. Special Ed.: 129-136. Sumarsono, S. Anwar dan S. Budiyanto. 2005. Peranan Pupuk Organik Untuk Keberhasilan Pertumbuhan Tanaman Pakan Rumput Poliploid Pada Tanah Masam dan Salin. Laporan Penelitian. Jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNDIP, Semarang (Laporan Sementara). Widjajanto, D.W., Honmura, T., Matsushita, K., and Miyauchi, N. 2001. Studies on the release of N from water hyacinth incorporated into soil-crop systems using 15 N-labeling techniques. Pak. J. Biol. Sci., 4 (9): 1075-1077 25 Widjajanto, D.W., and Miyauchi, N. 2002. Organic farming and its prospect in Indonesia. Bull. Fac. Agric. Kagoshima Univ., 52: 5762 Widjajanto, D.W., Honmura, T., and Miyauchi, N. 2002. Nitrogen release from green manure of water hyacinth in rice cropping systems. Pak. J. Biol. Sci., 5 (7): 740-743 Widjajanto, D.W., Honmura, T., and Miyauchi, N. 2003. Possible Utilization of Water Hyacinth (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms), an Aquatic Weed, as Green Manure in Vegetables Cropping Systems.Jap.J.Trop Agric.,47(1):27-33 Yaacob, O. and Blair, G.J. 1980. Mineralisation of 15N-labelled legume residues in soils with different nitrogen contents and its uptake by rhodes grass. Plant and Soil 57: 237-248. Zanoli, R. 1999. The organic boom in Italy. Eco. Farm. 22: 22-24. 26 Lampiran 1. CURRICULUM VITAE KETUA KEGIATAN PENELITIAN I. DATA PRIBADI 1. 2. 3. 4. 5. NAMA TEMPAT/TANGGAL LAHIR JENIS KELAMIN /AGAMA KEBANGSAAN/STATUS ALAMAT 6. JABATAN 7. NIP/PANGKAT 8. ALAMAT KANTOR : Dr Ir Sumarsono, MS. : Yogyakarta/06 Oktober 1953 : Laki-laki / Kristen Protestan : Indonesia/Kawin : Perumahan BPI G7 Ngaliyan Semarang Tlp. (024) 7608579 : Dosen/Lektor Kepala : 130704310/Pembina Tk I Gol IV B : Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro Kampus UNDIP Tembalang Semarang Tlp.(024) 7474750 : Ilmu Pertanian 9. BIDANG KEAHLIAN 10. PENDIDIKAN JENJANG TEMPAT PENDIDIKAN Sarjana (S1) Fakultas Peternakan UNDIP Semarang Pasca Sarjana (S2) Fakultas Pasca Sarjana IPB Bogor Doktor (S3) Fakultas Pasca Sarjana IPB Bogor TAHUN LULUS 1978 1983 1989 GELAR AKADEMIK Insinyur Magister Sains Ilmu Tanaman Doktor Ilmu Pertanian II. PENGALAMAN PENELITIAN Pengaruh Pemupukan NPK terhadap Produksi Bahan Kering Centrosema pubescens Benth (1978) Pengaruh Naungan terhadap Beberapa Rumput Maknanan Ternak (1981) Peranan berbagai Jenis Tanaman Pakan sebagai Penutup Tanah dan Penguat Teras (1983) Pengaruh Pemupukan Fosfatt dan Pupuk Kandang dan Interval Defoliasi pada Pertanaman Campuran Setaria splendida dan Centrocema pubescens (1993) Pemanfaatan berbagai tanaman Pakan dalam Sistem Tumpangsari (1985) Pengaruh Populasi Tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala) terhadap Hasil Tanaman Jagung (Zea mays) dalam Dua Pola Tanam Tumpangsari (1988) Pengaruh Saat Tanam kedelai pada Sistem Tumpang Gilir dengan Dua Varietas Jagung (1988) Evaluasi Aspek Ekonomis dan Fisik pemaaanfaatan lahan Kering model Agrosilvopastura DAS Jratunseluna (1989) Pemanfaatan Rumput Setaria sebagai Konservasi Tanah dan Pakan Ternak Ruminansia di Lahan kering (1989) Produktivitas Rumput Raja di Upland dan Lowland Jawa Tengah (1990) Pengaruh Rootone F Terhadap Keberhasilan Stek Rumput Raja (1990) Pendugaan Hasil dari Karakter Pertumbuhan Beberapa Tanaman Pakan (1991) 27 Kajian Teknologi dan Pemanaatan Limbah Tebu dalam Upaya Peningkatan Usaha Peternakan (1991) Peran Legum dan Biji Kapok pada Sapi Kerja dengan Ransum dasar Limbah Berserat di Pantai Utara Jawa Tengah (1992) Hasil dan Kualitas Legum Pohon Sebagai tanaman Pakan Hubungannya dengan Stress Air di Lahan Kering (1993) Penerapan Integrasi ternak dengan Teknologi Konservasi pada Lahan Kering di Karangrayung, grobogan (1993) Regrowth Tanaman Lamtoro dan Kaliandra Merah pada Berbagai Tingkat Kadar Lengas Tanah (1994) Aplikasi Teknologi Rhizobium pada Tanaman hijauan Pakan Kaliandra untuk Pengembangan Ternak Ruminansia di Lahan marginal (1996) Evaluasi Kesuburan Tanah dan Vegetasi Tanaman Hijauan di Tanah Grumosol Kawasan Tamann Margaraya Tinjomoyo (1998) Pengembangan Tanaman Rumput Pakan Unggul yang Toleran Terhadap Cekaman Aluminium dan Salinitas I (2002) Respon Kepadatan Tanam dan Pemupukan Nitrogen pada Tanaman Shorghum (2002) Pengembangan Tanaman Rumput Pakan Unggul yang Toleran Terhadap Cekaman Aluminium dan Salinitas II (2003). Peranan Pupuk Organik Untuk Keberhasilan Pertumbuhan Tanaman Rumput Pakan Poliploid pada Tanah Masam dan Salin (2004) III. PENGALAMAN PUBLIKASI Kualitas Silase Hijauan Jagung dengan Berbagai Tingkat Penggunaan Hijauan Lamtoro (Prosiding Seminar Pemanfaatan Limbah Pertanian, 1988) Pengaruh Kepadatan Populasi Lamtoro terhadap Hasil Jagung dalam Pola Tanam Tumpangsari (Media Peternakan, 1989) Pengaruh Pemupukan Nitrogen Terhadap Produksi dan Kualitas Hijauan Rumput Setaria (Prosiding Seminar Pembangunan Peternakan, 1990) Pengaruh Berbagai Lengas Tanah terhadap Leguminosa Puearia phaseoloides (Media Peternakan, 1991) Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia Melalui Pembangunan Pertanian (Penerbitan Khusus Dies Natalis UNDIP, 1995) Penampilan Tanaman Hijauan Pakan Legum Pohon Kaliandra Respon terhadap Pemupukan Fosfat pada Tingkat Kadar Lengas Tanah (Prosiding Seminar INMT, 1996) Simbiotik Bakteri Rhizobium Tanaman legum Lamtoro pada Tiga Jenis Tanah dengan Peningkat Kesuburan Pupuk Kandang (Prosiding Seminar INMT, 1997) Pertumbuhan Kembali Lamtoro dan Kaliandra Merah pada Berbagai Tingkat Kadar Lengas Tanah (Jurnal Pastura, 1997) Pengaruh Inokulasi Rhizobium dan Dosis Kapur pada Media Tanah Masam terhadap Penampilan dan Produksi Kaliandra Merah (Jurnal Pastura, 1997) Pengaruh Berbagai Tingkat Kemasaman Media Tanam dan Inokulasi Rhizobium terhadap Penampilan Lamtoro Gung (Jurnal Pastura, 1997) Pengaruh Dosis Pemberian Inokulasi dan Pupuk Fosfor terhadap Aktivitas Fiksasi Nitrogen, Nodul Akar dan Produksi Leguminosa Sentro (Jurnal Pastura, 1998) 28 Pengaruh Inokulasi Rhizobium Berbbeda Sumber pada Berbagai Jenis Tanah terhadap Pemupukan Lamtoro pada Defoliasi Kedua (Jurnal Pastura, 1998) Hasil Hijauan Setaria (Setaria spendida Staft) Dalam Pertanaman Campuran Dengan Sentro (Centrosema Pubescens Benth) Yang Menerima Pupuk Fosfat Dan Kotoran Ternak (Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis, Oktober 2001) The Utilization of Maize Forage For Silage With Leucaena Green Leaf Level (Prosiding The Indonesian Scientific Meeting Kyushu – Okinawa, Kagoshima May 2002) Ketahanan Sentro (Centrosema pubescens Benth) dalam Pertanaman Campuran dengan Setaria (Setaria splendida Staft) yang menerima Pupuk Fosfat dan Beda Interval Pemotongan (Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis, Juni 2002) Analisis Kuantitatif Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) (Jurnal Pastura, Juli 2002) Pengaruh Interval Defoliasi dan Pupuk Fosfat terhadap Kualitas Hijauan Setaria (Setaria splendida Staft) Dalam Peretanaman Campuran Dengan Sentro (Centrosema pubescens Benth) ((Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis, Juni 2003) IV. PENGALAMAN PENGABDIAN MASYARAKAT Pendayaguanan Lahan Kritis dan Terlantar Untuk Pengembangan Ternak di Jawa Tengah (1989) Uji Coba Berbagai Jenis Tanaman di Lahan Pantai (1989) Pembinaan Petani Peternak Tentang Usaha Perbaikan Pola Pakan Untuk Peningkatan Produktivitas Ternak (1991) Perwilayahan Pengembangan Ternak Ruminansia Berdasarkan Potensi Agroekosistem di Kabupaten Semarang (1992) Upaya Perbaikan Pakan Berdasarkan Agroekosistem pada Usaha Peternakann Rakyat di Mijen Semarang (1992) Upaya Perbaikan Pakan dan Manajemen ternak kambing pada Masyarakat Petani di Karangrayung Grobogan (1993) Upaya Perbaikan Sistem Terasering di Kecamatan Karangrayung Grobogan (1993) Aplikasi Teknologi Penyediaan Pakan STS Termodifikasi Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani Peternak Kambing dan Domba di Kecamatan Pageruyung Kabupaten Dati II Kendal (1996) Lomba Pengawetan dan Pengolahan Pakan Se Kodia Dati II Semarang (1996) Penggunaan Teknologi EM4 Untuk Pengolahan limbah Padat Sapi Perah Menuju Pupuk Kompos Berkualitas (1998) Perbaikan Teknologi dan Prancangan Alat Pemroses Kotoran Ternak dan Limbah Pertanian melalui Fermentasi Aerob (2002) Konsultasi Bisnis dan Penempatan Tenaga Kerja di Kendal (LPM, 2003) Semarang, 6 Oktober 2005 Dr. Ir. Sumarsono, MS NIP. 130704310 29 Lampiran 2. DAFTAR MAHASISWA YANG TERLIBAT KEGIATAN PENELITIAN No. NAMA/NIM 1. Titi Salaroh H2C002166 2. Rina Rahmawati H2C002146 3. Fajriyah Fahyu H2C0021… 4. Riskhi Setia K H2C002148 JUDUL PENELITIAN PEMBIMBING Pertumbuhan dan Produksi Rumput Gajah dan Rumput Kolonjono Perbandingan Pupuk Urea dan Pupuk Organik pada Tanah Salin Karakteristik Fotosintetik Gajah dan Rumput Kolonjono Perbandingan Pupuk Urea dan Pupuk Organik pada Tanah Salin Efisiensi Serapan N dan Aktivitas Nitrat Reduktase Gajah dan Rumput Kolonjono Perbandingan Pupuk Urea dan Pupuk Organik pada Tanah Salin Kualitas Hijauan Rumput Gajah dan Rumput Kolonjono Perbandingan Pupuk Urea dan Pupuk Organik pada Tanah Salin Dr Ir Sumarsono, MS. Dr Ir Didik Wisnu Widjajanto, Msc Dr Ir Syaiful Anwar, Msi. Dr Ir Sumarsono, MS. Dr Ir Didik Wisnu Widjajanto, MSc. Ir Susilo Budianto, MS. Ir Susilo Budianto, MS. Dr Ir Syaiful Anwar, MS. 30 31