The next is retro… Coba kalau kita perhatikan, akhir-akhir ini sering melihat berbagai suatu mode dengan warna cerah, dengan gaya yang simple, praktis dan chic ? Atau model casual, praktis dan chic yang menonjolkan modifikasi detail namun simple. Serta sering pula digunakan sebagai baju santai, baju kerja dan baju formal.. Fashion dengan gaya simple, praktis dan chic yang demikian identik dengan ” Retro “ . What is Retro?? Secara etimologi, retro dapat diartikan sebagai Backward atau nostalgia merupakan gaya yang booming di tahun 50-70. Di berbagai Negara Amerika dan Eropa muncul di tahun yang berbeda. Retro sendiri muncul pada jaman sebelum perang dunia ke II di Inggris, namun ketika itu istilahnya retrospective. Kemudian setelah perang dunia kedua, 1960, Negara Amerika memulai program retrorocketnya dalam modernisasi di era 60 an. Sedangkan di perancis muncul pada tahun 1970, yang kemudian menetapkan kata Retro. Seperti yang telah kita ketahui bahwa perancis yang merupakan pusat dunia mode mengartikan retro merupakan retro yang diartikan sebagai “old fashioned”, “Timeless” dan “Classic”memiliki gaya yang tampak nyentrik dan innocent. Dalam penggunaannya, istilah retro tidak hanya berkembang pada koleksi gaun dan pakaian yang identik dengan pakaian kantoran dikenakan namun berkembang pula pada koleksi sarana administrasi seperti telephone umum, alat transportasi. Berdasarkan historinya retro, memiliki arti dan penjelasan seperti di atas yang menjelaskan asal mula “retro”. Namun, retro memiliki perjalanan yang panjang dalam menunjukkan variasi dan bentuk-bentuk baru. Sehingga ada istilah “journey of retro” yang merupakan rangkaian perjalanan “moving way” dalam menemukan perubahan baru. Retro Journey…… Dalam setiap perjalanan nya retro memiliki gaya dan ciri khas yang berbeda dari retro sebelumnya. Jika retro futurism merupakan retro di masa mendatang maka journey of retro merupakan tahap menuju ke retro futurism. Dalam perjalanan inilah adanya “trial and error “ untuk menciptakan ide yang sempurna. Berbagai macam model, gaya, warna dan unsur2 fashion juga mengalami perjalanan yang serba berbeda untuk menghasilkan unsure retro yang sesungguhnya. Begitu juga dengan desain yang semakin berakenaragam untuk mendapatkan ciri retro yang sesungguhnya. Hadirnya keanekaragaman desain dalam “Workaholic chic” ini memberikan unsur terbaru dalam berbusana kerja. “Workaholic chic” lebih mengarah pada jenis blazer dan blouse. Sedangkan gamis megadopsi unsure ketimuran dengan menonjolkan “shanghai collarnya”. Percampuran desain barat dan timur dalam “workaholic chic” ini juga diterapkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sehingga journey of Retro nya lebih Nampak dengan variasi-variasi desain yang siap menjadi trendsetter fashion. Belum berhenti di dalam perjalannya, retro mulai berkreasi dengan gaya yang modern-art dengan tidak menghilang kan unsur yang dianggap menjadi ciri khas dari retro. Retro-Futurism… Sebuah tren dalam seni kreatif yang menunjukkan pengaruh penggambaran masa depan dihasilkan sebelum tahun 1960. Tren ini merupakan perpaduan antara gaya “retro” kuno dengan teknologi masa depan (teknologi futuristic). Eksplorasi tema-tema ketegangan masa lalu, masa depan dan antara efek yang mengasingkan terlihat pada desain yang bervariasi serta temuan-temuan desain tyang baru untuk dimasa mendatang. Terutama tercermin dalam kreasi seni dan teknologi modifikasi yang menyadari artefak membayangkan realitas pararel, retro-futurism telah juga diwujudkan dalam dunia fashion , sastra arsitektur dan film. *artefak: konsep artefak adalah bahwa benda ini dapat bergerak atau dapat dipindahkan (movable) oleh tangan manusia dengan mudah (relatif) tanpa merusak atau menghancurkan bentuknya. *realitas pararel: kenyataan secara berkelanjutan.