analisis fundamental saham bumn di bursa efek

advertisement
ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM BUMN DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh : Sumaryono, Ir. MM.
Dosen Fakultas Ekonomi UNTAG Cirebon
ABSTRAKSI
Analisis fundamental terhadap saham perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) untuk mencari informasi tentang perusahaan yang
termasuk dalam BUMN. Analisis fundamental adalah suatu cara
menganalisis saham berdasarkan kondisi kesehatan fundamental
perusahaan, kondisi kesehatan industri dan kondisi kesehatan perekonomian
nasional atau global dengan pisau bedah financial ratio yang umum
digunakan. Rumus ratio yang dipakai adalah: ROA, ROE, NPM, EPS, PER,
harga saham, total penjualan dan Laba bersih. Untuk perusahaan jasa
perbankan ditambah Price Book Value (PBV). Tanpa analisis fundamental,
maka pergerakan harga saham, proyeksi kinerja perusahaan, dan
mengkalkulasi risiko modal yang diinvestasikan sulit diketahui. Analisa
fundamental dilakukan dengan menggunakan informasi laporan keuangan
perusahaan setiap tahun, bahkan dapat tiap triwulan. Berdasarkan analisa
fundamental tersebut, maka saham PT. Perusahaan Gas Negara (persero)
Tbk, PT. Semen Indonesia (persero)Tbk, PT. Bank Mandiri (persero) Tbk,
PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk, PT. Kimia Farma (persero) Tbk.,
PT. Jasa Marga (persero) Tbk dan PT. Telekomunikasi (persero) Tbk. cukup
menjanjikan untuk dijadikan sarana investasi saham.
KATA KUNCI: Fundamental Saham dan Investasi Saham.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Identifikasi Masalah
Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Pasar saham yang menjadi
perdagangan instrumen finansial bagi perusahaan yang telah go public.
Halaman |1
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
Terdapat setidaknya 3(tiga) pemegang peran dalam transaksi di pasar saham
yaitu perusahaan yang menerbitkan saham (emiten), Pengelola pasar saham
(Bursa Efek Indonesia) dan pembeli saham (trader atau investor).
Kepentingan perusahaan adalah menjadikan saham sebagai salah satu sumber
pendanaan. Kepentingan pengelola pasar saham adalah memberikan fasilitas
sarana perdagangan saham dan mengatur kegiatan bursa. Sebagai pelaksana
pengelola pasar saham adalah perusahaan efek atau sekuritas yang akan
mendapatkan jasa dari setiap transaksi saham. Kepentingan pembeli saham
adalah mendapatkan untung karena apresiasi harga saham (capital gain) dari
setiap transaksinya dalam perdagangan saham dan pembagian deviden dari
perusahan. Bursa efek Indonesia dibawah pengawasan Menteri Keuangan
Republik Indonesia melalui Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (BAPEPAM-LK).
Kehadiran Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange
(IDX) diantara bursa saham dunia di hampir setiap negara, antara lain seperti
AMEX, Nasdaq, Nyse (USA); FTSE (Inggris); ASX (Australia); Bursa Efek
Tokyo, Nikkei (Japan); Hang Seng (Hongkong); KLSE (Malaysia).
Globalisasi perdagangan yang ditunjang teknologi informasi sangat
memudahkan investor dari negara manapun di belahan dunia melakukan
investasi berupa membeli saham di pasar modal suatu negara. Dengan
demikian, BEI atau IDX memiliki fungsi ekonomi dan keuangan. Berfungsi
ekonomi dengan menyediakan fasilitasi mempertemukan dua kepentingan
yaitu investor sebagai pemilik dana dan perusahaan yang akan mendapatkan
dana segar untuk menjalankan aktivitas produksi perusahaan. Pasar modal
dapat mengaktifkan roda ekonomi perusahaan menjadi lebih meningkat
karena adanya alternatif pendanaan yang pada gilirannya akan meningkatkan
kesejahtraan masyarakat secara luas. Setiap pemegang saham berarti
Halaman |2
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
memiliki andil dalam perusahaan, disamping peran unsur produksi lainnya
dari tenaga kerja, mesin dan unsur lainnya. BEI berfungsi keuangan dengan
memberi kemungkinan dan kesempatan mendapatkan keuntungan (return)
kepada pemilik modal sesuai dengan karakteristik investasi saham yang
dipilih.
Diantara 425 perusahaan terbuka yang sebagian modalnya berasal dari
publik (perusahaan emiten) adalah emiten BUMN. Terdapat 19 perusahaan
BUMN dalam klasifikasi 9 sektor usaha yang sahamnya telah beredar di
masyarakat melalui BEI. Beberapa investor hanya melakukan transaksi jual
dan beli saham-saham khusus pilihan diantaranya adalah saham dari
perusahaan milik pemerintah yaitu BUMN. Salah satu alasan utamanya
adalah rasa aman bila berinvestasi pada saham BUMN dan adanya
ketidakpercayaan terhadap perusahaan swasta. Alasan lainnya biasanya
perusahaan
BUMN
secara
rutin
setiap
tahun
akan
membagikan
keuntungannya berupa deviden kepada para pemegang saham. Sebelum
menjatuhkan pilihan berinvestasi pada suatu emiten pada pasar saham, maka
perlu diketahui kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Untuk
mengetahui kondisi kesehatan perusahaan BUMN, maka perlu analisis
fundamental terhadap saham-saham BUMN. Identifikasi masalah yang
timbul adalah:
1. Kinerja Perusahaan BUMN yang manakah secara fundamental
memiliki kondisi kesehatan perusahaan yang baik untuk investasi.
2. Instrumen rasio yang cukup sederhana namun tetap akurat yang
manakah untuk menilai kinerja perusahaan secara fundamental.
Halaman |3
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
B.Tujuan dan Manfaat Analisis :
1. Tujuan :
a. Analisis fundamental bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan
fundamental masing-masing perusahaan BUMN.
b. Untuk mengetagui rasio yang akurat untuk menilai kinerja perusahaan
secara fundamental.
2. Manfaat :
a. Analisis fundamental bermanfaat bagi para calon investor untuk
bahan pertimbangan berinvestasi dalam memilih
saham- saham
BUMN.
b. Bermanfaat pula bagi lembaga pendidikan khususnya untuk membuka
wawasan para mahasiswa dalam ekonomi perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap penanaman modal pada suatu saham perusahaan terbuka (go
publik) dibutuhkan informasi dasar perusahaan terkait, yang terangkum dari
hasil analisis fundamental. Menurut Ellen May, 2011 bahwa Analisis
fundamental menjawab tentang “why”, mengapa harga sebuah saham naik
atau turun. Analisis fundamental mencakup informasi mengenai laporan
keuangan dan kesehatan perusahaan, manajemen perusahaan, pesaing, dan
situasi pasar dari produk tersebut. Analisis fundamental mencakup data
historis dan data saat itu juga, untuk membuat prediksi finansial. Beberapa
sasaran dari analisis fundamental adalah :
Halaman |4
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
1) Untuk
mengarahkan
harga
saham
suatu
perusahaan
dan
pemperkirakan pergerakan harga saham yang bersangkutan.
2) Untuk membuat proyeksi tentang kinerja perusahaan.
3) Untuk
mengevaluasi
manajemen
perusahaan
dan
membantu
pengambilan keputusan internal perusahaan.
4) Untuk mengkalkulasi risiko kredit.
Perusahaan yang baik secara fundamental, ditentukan oleh ukuran
profitabilitas suatu prusahaan dengan memperhatikan :
1) ROE (Return of Equity) yaitu ratio antara laba bersih dengan ekuitas
pada saham. ROE merupakan salah satu dasar dalam menentukan
pertumbuhan tingkat pendapatan perusahaan.
2) NPM (Net profit Margin) yaitu ratio antara leba bersih dan penjualan.
Angka NPM dikatakan baik apabila diatas 5 %.
3) EPS (Earnings Per Share) yaitu ratio antara pendapatan per lembar
saham.
4) PER (Price Earning Ratio) adalah ratio harga saham di bursa dengan
laba bersih per saham.
Sedangkan menurut Benni Sinaga, 2009 dikatakan bahwa analisis
fundamental adalah suatu cara menganalisis saham berdasarkan kondisi
kesehatan fundamental perusahaan, kondisi kesehatan industri dan kondisi
kesehatan perekonomian nasional atau global, dengan pisau bedah financial
ratio yang umum digunakan. Ada 2 (dua) metode analisis fundamental
perusahaan yaitu :
1) Time-Series Analysis : Melihat dan membandingkan pertumbuhan
perusahaan (penjualan dan pendapatan bersih) dari tahun ke tahun.
Halaman |5
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
2) Financial ratios : Melihat kinerja perusahaan dalam beberapa aspek
yaitu likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
Untuk mengukur tingkat kondisi kesehatan perusahaan digunakan
ratio keuangan. Ratio keuangan antara lain ratio likuiditas, ratio solvabilitas,
ratio profitabilitas dan ratio investasi. Ratio likuiditas adalah ratio lancar
untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang saat ini (kurang
dari satu tahun). Semakin tinggi ratio lancar, maka akan semakin tinggi
likuiditas perusahaan untuk membayar hutang.
Ratio solvabilitas
adalah ratio hutang untuk mengukur seberapa
banyak perusahaan dibiayai oleh hutang. Hutang dapat berarti buruk atau
baik. Pada saat suku bunga perbankan tinggi, ratio hutang tinggi dapat
mengalami masalah keuangan. Sebaliknya, hutang yang tinggi pada saat
ekonomi sedang membaik dengan suku bunga rendah, akan mendorong
fleksibelitas perusahaan melakukan ekspansi dan meningkatkan keuntungan.
Ratio profitabilitas adalah margin pendapatan bersih yaitu ratio
pendapatan bersih terhadap total penjualan yang diperoleh perusahaan.
Ratio Investasi terdiri dari PER, EPS, ROE dan ROA. Return on
Asset (ROA) untuk mengukur tingkat pengembalian investasi dibandingkan
dengan total aset. Semakin besar persentase ROA maka akan semakin baik
kinerja perusahaan. Untuk perusahaan jasa keuangan digunakan Price to
Book Value (PBV) yaitu ratio harga saham dengan book value. Sedangkan
Book Value adalah ratio yang membagi total aset bersih dengan total saham
yang beredar.
Kondisi kesehatan industri akan mempengaruhi inti bisnis perusahaan
terkait didalamnya. Kondisi cyclical akan terjadi secara periodik. Misalkan
Halaman |6
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
adanya mobilisasi orang dan barang pada hari raya, maka saham perusahaan
yang berbasis consumer goods akan terapresiasi market karena meningkatnya
kebutuhan. Demikian pula adanya kebijakan peningkatan pembangunan
infrastruktur, maka harga saham-saham sektor infrastruktur akan meningkat
(bullish).
Kondisi kesehatan nasional dan global akan berpengaruh pula
terhadap harga-harga saham, termasuk saham BUMN. Faktor-faktor yang
mesti dicermati adalah suku bunga (BI rate), suku bunga The Fed (Federal
Reserve), inflasi, arus modal asing, bencana tsunami, piala dunia,
penyelenggaraan pemilu, kondisi ekonomi global (khususnya Amerika dan
Eropa) dan regional ( Jepang, China dan Negara-negara kawasan Asia
Tenggara).
Menurut Undang-undang no 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) disebutkan bahwa BUMN adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalu penyertaan
secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Sedangkan persero adalah BUMN berbentuk perseroan yang modalnya
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % sahamnya
dimiliki oleh negara RI yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Saham
perusahaan BUMN terbagi kedalam 9 sektor yang terdiri dari :
1. Sektor Energi : Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT. Perusahaan
Tambang Batu Asam (Persero) Tbk.
2. Sektor Industri Logam : PT. Krakatau Steel
3. Sektor Konstruksi: PT. Adhi Karya (Persero), PT. Pembangunan
Perumahan (Persero) Tbk, PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT.
Waskita (Persero) Tbk.
Halaman |7
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
4. Sektor Pertambangan : PT. Aneka Tambang dan PT. Timah (Persero).
Tbk.
5. Sektor Perbankan: Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri (Persero) Tbk.
6. Sektor Semen : PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
7. Sektor Angkutan dan Prasarana Angkutan : PT. Jasa Marga (Persero)
Tbk, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
8. Sektor Farmasi : PT. Indo Farma (Persero) Tbk dan PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk.
9. Sektor Telekomunikasi : PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Metode analisis fundamental perusahaan yang akan digunakan yaitu :
A.Time-Series Analysis : Melihat dan membandingkan pertumbuhan
perusahaan dari aspek harga saham, total penjualan dan pendapatan bersih
selama 3 (tiga) tahun dari tahun 2010 s/d 2012. Data yang diambil per 31
Desember 2010, 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2012. Bila laporan
keuangan per 31 Desember 2012 belum ada, maka data akan menggunakan
data laporan keuangan triwulan III per 30 September 2012. Data harga saham
diambil dari harga penutupan (close price). Untuk saham sektor perbankan
dicari angka Price to Book Value (PBV). Dari 9 sektor saham BUMN, untuk
kebutuhan analisis ini dibagi kedalam sektor-sektor sbb. :
a) Saham sektor Energi, Logam dan Pertambangan :
N
o
1
Perusahaan
Kode
Energi:
Perusahaan PGA
Gas Negara S
Aspe
k
31/12/10
31/12/11
30/9/12
Harg
a
4.425
19.765.716.
3.175
19.567.407.
4.600*
17.524.953.
Halaman |8
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
(PGN)
PT.
Tambang
PTB
Batubara
A
Bukit Asam
2
3
Logam:
PT.
Krakatau
Steel
KRA
S
Pertambang
an:
ANT
PT. Aneka M
Tambang
PT. Timah
TINS
Total
Sales
Net
Inco
me
397
240
418
6.239.361.2
70
5.933.063.2
33
5.956.847.1
37
Harg
a
Total
Sales
Net
Inco
me
22.950
7.909.154.0
00
17.350
10.581.570.
000
15.100*
8.721.348.0
00
2.008.891.0
00
3.085.836.0
00
2.195.574.0
00
Harg
a
Total
Sales
Net
Inco
me
1.200
14.856.156.
000
840
17.915.382.
000
640*
15.878.052.
000
1.062.683.0
00
1.025.018.0
00
7.756.000
Harg
a
Total
Sales
Net
Inco
me
Harg
a
Total
Sales
Net
Inco
me
2.450
8.744.300.2
19
1620
10.346.433.
404
1280*
7.133.986.5
07
1.683.399.9
92
1.927.889.5
49
627.777.429
2.750
8.339.254.0
00
1.670
8.749.617.0
00
1.540*
6.008.693.0
00
369.910.000
947.936.000 896.780.000
Keterangan * harga saham = harga penutupan di akhir tahun 2012
Dari sektor energi, logam dan pertambangan ternyata bahwa semua
saham BUMN sektor ini mengalami penurunan baik dari harga saham, total
Halaman |9
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
sales dan net income terutama dari tahun 2011 ke tahun 2012, kecuali saham
PGAS. Bila saham PGAS dibeli dari akhir desember 2011 dan dijual akhir
desember 2012, maka keuntungan sebesar Rp. 1.425,- (44 %) per lembar.
Perusahan GAS Negara ini mendapatkan kenaikan laba bersih setahun lalu
sebesar Rp. 23.783.904. Jadi dilihat dari perkembangan harga saham, total
sales dan net income maka saham PGAS baik untuk investasi.
b.)Saham sektor kontruksi dan semen:
N
o
4
Perusahaan
Aspe
k
30/12/10
30/12/11
30/9/12
Harga
Total
Sales
Net
Inco
me
910
5.733.458.5
52
580
6.759.746.1
45
1760*
3.565.162.0
24
189.483.638
182.115.978
88.215.508
PTPP Harga
Total
Sales
Net
Inco
WIK me
Harga
PT. Wijaya A
Total
Karya
Sales
Net
Inco
me
PT. Semen SMG Harga
Indonesia
R
Total
Sales
Net
Inco
me
800
4.497.855.8
47
485
6.312.057.2
96
830*
4.024.836.4
06
201.647.908
240.223.187
105.628.597
680
6.063.079.7
65
610
7.843.349.3
06
1480*
6.478.843.9
53
284.922.192
354.498.793
282.570.789
9.450
14.344.188.
706
11.450
16.378.793.
758
15.850*
13.667.315.
056
3.633.219.8
92
3.925.441.7
71
3.389.360.1
29
Kontruksi:
PT. Adh ADH
Karya
I
PT.
Pembangu
nan
Perumahan
2
Kode
H a l a m a n | 10
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
Keterangan * harga saham = harga penutupan di akhir tahun 2012
Dari sektor kontruksi dan semen ternyata bahwa semua saham
BUMN sektor ini mengalami turun-naik dari harga saham dan naik-turun dari
total sales dan net income. Dari aspek harga saham, pada tahun 2012 semua
saham sektor ini naik, bahkan saham SMGR mengalami kenaikan dari tahun
2010 hingga 2012. Semua saham sektor ini di tahun 2012 mengalami
penurunan laba bersih. Namun, SMGR punya prospek bagus yakni tengah
membidik pasar ekspor dan membangun sinergi antar berbagai institusi
menjadi sebuah holding company ( Hermawan Kartajaya dan Taufik, 2009).
Perusahaan semen ini mulai melangkah menjadi pemain regional dengan
mengakuisisi industri sejenis di negeri jiran (Majalah Investor hal 84, edisi
Januari 2013).
c.) Saham sektor Perbankan :
N
o
1
2
Perusaha Kode
an
PT. BNI BBN
Tbk.
I
PT.
BRI*)
BBR
I
Aspek 31/12/2010
Harga
Total
Sales
Net
Incom
e
Book
Value
PBV
31/12/2011
30/9/2012
3.875
3.800
3.700*
25.898.450.0 28.293.271.0 22.475.484.0
00
00
00
4.101.706.00 5.825.904.00 5.037.262.00
0
0
0
2.144,33
2.023,37
2.208,21
1,80
5.250
50.168.010.0
00
1,87
6.750
54.198.787.0
00
1,67
6.950*
58.000.153.0
00
Harga
Total
Sales
Net
Incom 11.472.385.0 15.082.939.0 18.680.884.0
00
00
00
e
Book
2.627,04
2.017,68
Value 2.973,19
H a l a m a n | 11
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
PBV
3
4
PT.BTN
PT.Bank
Mandiri*
)
BBT
N
Harga
Total
Sales
Net
Incom
e
Book
Value
PBV
1,76
1.577
6.893.737.00
0
3,34
1.163
8.125.659.00
0
2,64
1.450*
6.893.737.00
0
1.021.066.00 1.118.661.00 1.021.066.00
0
0
0
739,87
828,62
918,19
2,13
6.392
43.293.027.0
00
1,40
6.750
51.912.661.0
00
1,57
8.100*
60.517.248.0
00
BMR Harga
I
Total
Sales
Net
Incom 9.218.298.00 12.246.044.0
e
0
00
Book
Value 1.980,14
2.648,28
PBV
3,22
2,54
15.504.067.0
00
3.196,29
2,53
Keterangan * harga saham = harga penutupan di akhir tahun 2012. *) telah menggunakan
laporan keuangan perusahaan per 31/12 2012.
Dari sektor perbankan ternyata bahwa semua harga saham BUMN
sektor ini mengalami kenaikan, kecuali BBNI. Dari aspek total penjualan
dan laba bersih, maka saham BBRI dan BMRI naik terus. Price to Book
Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai book value
suatu perusahaan, biasanya perusahaan jasa keuangan seperti perbankan yang
menggunakan PBV menurut Benni Sinaga, 2011. Semakin tinggi PBV berarti
market percaya terhadap prospek perusahaan tersebut.
H a l a m a n | 12
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
d.) Saham Sektor Farmasi :
N
O
1
2
Perusaha
an
PT. Indo
Farma
PT.
Kimia
Farma*)
Kod
e
INA
F
Aspe
k
Harga
Total
Sales
Net
Inco
me
KAE Harga
F
Total
Sales
Net
Inco
me
31/12/2010
31/12/2011
80
1.047.918.
156
163
330*
1.203.466.970 701.542.412
,65
20.033.018,08
36.919.248,63
12.546.644
,39
159
3.183.829.
303
138.716.04
4
30/9/2012
340
740*
3.481.166.441 3.735.339.427
,26
,61
171.765.487
200.572.685,2
5
Keterangan: *) telah menggunakan laporan keuangan perusahaan per
31/12/2012
Dari sektor farmasi ternyata bahwa semua harga saham BUMN sektor
ini mengalami kenaikan. Saham KAEF, dari aspek total penjualan dan laba
bersih lebih menarik untuk sarana investasi.
e.) Saham sektor Angkutan, Prasarana Angkutan dan Telekomunikasi :
N
o
1
2
Perusaha Kode
an
PT. Jasa JSM
Marga
R
PT.
GIA
Garuda
A
Indonesia
Aspe
k
Harga
Total
Sales
Net
Inco
me
Harga
Total
Sales
Net
Inco
31/12/2010
31/12/2011
31/9/2012
5.450*
4.200
3.425
4.378.584.30 4.960.472.52 5.593.382.05
2
0
3
1.193.486.66
9
19.534.331.4
80
1.339.461.96
8
475
27.164.569.8
77
1.303.510.84
8
660*
22.882.385.4
88
515.521.855, 805.529.821, 537.511.218,
H a l a m a n | 13
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
3
PT. Tele TLK
komunik M
asi
me
Harga
Total
Sales
Net
Inco
me
69
7.950
68.629.181.0
00
14
7.050
71.918.000.0
00
86
9.050*
56.864.000.0
00
11.536.999.0 10.965.000.0 10.001.000.0
00
00
00
Keterangan * harga saham = harga penutupan di akhir tahun 2012.
Dari sektor angkutan, prasarana transportasi dan telekomunikasi
ternyata bahwa semua harga saham BUMN sektor ini mengalami kenaikan di
tahun 2011-2012. Namun, Laba bersih ketiga perusahaan ini mengalami
penurunan. Penurunan laba bersih tertinggi oleh PT. Garuda Indonesia Tbk
sebesar 33, 27 %, PT. Telekomunikasi Tbk sekitar 8,79 % dan PT Jasa Marga
mengalami penurunan laba bersih sebesar 2,6 %. Jadi dari aspek penurunan
laba bersih, maka saham JSMR dan TLKM masih baik untuk investasi.
B.Financial Ratios pada aspek rasio profitabilitas dan rasio Investasi.
No Kode
Saham
1
PGAS
2
PTBA
3
KRAS
4
ANTM
Aspek
31/12/2010
31/12/2011
30/9/2012
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
ROA
ROE
19,44
44,99
31,57
257,38
17,19
23,03
31,55
25,40
871,86
26,32
6,04
11,43
7,15
81,31
14,75
13,67
17,57
19,15
37,46
30,32
244,75
12,97
26,82
38,15
29,16
1339,26
12,95
4,76
10,07
5,72
64,98
12,92
12,68
17,90
22,94
42,97
33,99
327,64
14,03
25,05
34,92
25,17
1270,51
11,88
0,04
0,10
0,05
0,66
969
4,98
7,99
H a l a m a n | 14
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
5
TINS
6
ADHI
7
PTPP
8
WIKA
9
SMGR
10
BBNI
11
BBRI*)
NPM
EPS
PER
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
BV
PBV
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
BV
19,25
176,77
13,85
16,12
22,56
11,37
188,34
14,60
3,85
22
3,30
107,83
8,43
3,70
15,98
4,48
42,40
18,86
4,53
15,81
4,70
47,47
14,32
23,35
39,26
25,33
612,53
15,42
1,65
12,38
15,84
265,57
14,59
2144,33
1,807
2,84
31,28
22,87
930,09
5,64
2.973,19
18,63
202,12
8,01
13,65
19,51
10,25
178,18
9,37
2,98
18,52
2,69
101,10
5,73
3,46
16,85
3,81
49,61
9,77
4,26
17,11
4,52
58,82
10,37
19,97
27,14
23,97
661,79
17,30
1,95
15,44
20,59
312,4
12,16
2.023,37
1,878
3,21
30,30
27,83
611,41
11,04
2.017,68
8,80
87,75
14,58
7,67
10,97
6,16
98,0
15,71
1,65
11,19
2,47
65,30
26,95
1,72
9,70
2,62
29,08
28,54
3,44
15,81
4,36
62,08
23,84
20,35
28,44
24,80
761,89
20,80
2,16
16,31
22,41
360,15
10,27
2.208,21
1,675
3,39
28,83
32,21
757,26
9,17
2.627,04
H a l a m a n | 15
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
12
BBTN
13
BMRI*)
14
INAF
15
KAEF
16
JSMR
17
GIAA
18
TLKM
PBV
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
BV
PBV
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
BV
PBV
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
ROA
ROE
NPM
EPS
PER
1,765
1,34
14,21
13,11
105,11
15,00
739,87
2,131
2,05
22,19
21,29
439,39
14,54
1980,14
3,228
1,71
4,03
1,20
4,05
19,75
8,37
12,45
4,36
24,98
6,36
6,30
15,42
27,26
176,14
19,44
3,77
14,91
2,64
28,26
11,56
25,97
16,81
572,27
13,89
3,345
1,28
15,28
13,77
126,60
9,18
828,62
1,403
2,22
19,82
23,59
524,83
12,86
2.648,28
2,548
3,31
6,06
3,07
11,91
13,68
9,57
13,71
4,93
30,93
10,99
6,25
16,08
27
196,98
21,32
4,47
10,69
2,97
35,58
13,35
10,64
23,08
15,25
543,90
12,96
2,645
1,38
16,77
14,81
153,94
9,41
918,19
1,579
2,52
21,09
25,08
664,46
12,19
3.196,29
2,534
2,31
4,25
2,86
8,62
38,28
9,64
14,11
5,37
36,11
20,49
7,55
20,80
23,30
255,59
21,32
3,39
7,62
2,35
31,65
20,85
12,65
27,37
17,59
661,44
13,68
H a l a m a n | 16
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
Dari ratio profitabilitas dan ratio investasi, maka saham BUMN sektor
energi, logam dan pertambangan yang baik adalah PGAS walau sudah sedikit
mahal dan PTBA harganya masih relatif murah.
Saham sektor kontruksi dan semen menunjukan paling baik adalah
SMGR walaupun harganya sudah mahal. Saham WIKA cukup diminati
walaupun sudah mahal.
Saham sektor perbankan perusahaan BUMN yang baik adalah BMRI,
BBRI dan BBNI dan masih relatif murah di harga Rp. 8.100 untuk saham
BMRI, Rp. 6.950 untuk saham BBRI dan Rp. 3.700,- untuk saham BBNI per
lembar dilihat dari angka Price Earning Ratio (PER) dihitung dalam satuan
kali.
Saham sektor farmasi perusahaan BUMN yang semakin diminati
adalah PT. Kimia Farmasi (KAEF) yang ditunjukan angka EPS semakin
meningkat, namun sudah cukup mahal dengan PER 20,49.
Saham sektor Angkutan, Prasarana transportasi dan telekomunikasi
pada perusahaan BUMN yang baik dan diminati untuk sarana investasi
adalah saham TLKM dan JSMR. Untuk saham TLKM pada harga Rp. 9.050
dengan PER 13,68 masih relatif murah. Untuk saham JSMR sudah mahal
harganya dengan PER 21,32 pada harga Rp. 5.450,- per lembar.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan hasil analisa fundamental dengan metode timeseries analysis dan financial ratios dapat disimpulkan bahwa :
1. Saham dari sektor energi, logam dan pertambangan yang baik
untuk sarana investasi adalah saham dari PT.Perusahaan Gas
Negara Tbk (PGN) dengan pembelian di harga dibawah Rp.
H a l a m a n | 17
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
2.
3.
4.
5.
4.600,- per lembar saham agar angka PER dapat dibawah 14,03
kali.
Saham dari sektor konstruksi dan semen yang baik untuk sarana
investasi adalah saham dari PT. Indonesia Semen (Persero)Tbk
dengan kode (SMGR). Kinerja saham ini sangat baik dilihat dari
ratio profitabilitas dan investasi, walaupun sudah relatif mahal
dengan harga Rp. 15850,- per lembar per 28 desember 2012. Di
awal maret 2013 telah mencapai harga Rp. 18.100,-.
Saham dari sektor perbankan yang baik untuk sarana investasi
adalah saham dari PT. Bank Mandiri (persero) Tbk dan PT. Bank
Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Harga Rp. 8.100 dengan PER
12,19 kali untuk saham BMRI dan harga Rp. 6.950,- dengan PER
9,17 kali untuk saham BBRI sehingga dikategorikan relatif murah
karena PER dibawah 13.
Saham sektor farmasi yang baik adalah saham PT. Kimia Farma
(persero) Tbk dengan kode KAEF dilihat dari Earning per share
(EPS) semakin meningkat sebagai indikasi semakin diminati
investor.
Saham sektor angkutan, prasarana transportasi dan telekomunikasi
yang baik untuk sarana investasi adalah saham PT. Jasa Marga
(persero) Tbk dan PT. Telekomunikasi (persero) Tbk.
B. Saran
1. Setelah Para investor atau Calon investor dalam merencanakan
investasi di pasar saham
melakukan analisa fundamental,
disarankan untuk melakukan analisa lainnya seperti analisa
teknikal, mempertimbanngkan indeks Harga Saham gabungan
(IHSG), indeks global dan regional serta sentimen harga saham
lainnya.
2. Hindari melakukan pembelian dan penjualan saham untuk periode
jangka pendek, sebelum memahami analisa fundamental, analisa
teknikas dan pergerakan harga saham yang diperjual belikan
untuk menghindari kerugian.
3. Terbukanya peluang penelitian untuk mengetahui hubungan
beberapa variabel terhadap pergerakan harga saham.
H a l a m a n | 18
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
DAFTAR PUSTAKA
Ellen May, 2011. Smart Traders not Gamblers. Jakarta: Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, hal 33- 37.
Hermawan Kartajaya Taufik, 2009. Kompas 100 Corporate Marketing
Cases. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, hal 125.
Joko
Salim,
2010.
30
Strategi
Cerdas
Investasi
Saham
paling
menguntungkan. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo, hal
113- 120.
Majalah Investor, 2013. Strategi Investasi 2013, 20 saham pilihan Emiten
Baru 2013, hal 84.
Sinaga Benni, 2011. Kompas Para Investor & Penggiat Bursa, Kitab Suci
Pemain
Saham.
Cetakan
5.
Jakarta:
Penerbit
DUAJARI
TERANGKAT, hal 120- 121.
Elektronik :
www.dunia investasi.com
www. Geogle.com.
www. Profil perusahaan.Com
H a l a m a n | 19
JURNAL EKONOMI
ISSN: 2302-7169
VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013
Download