ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM BUMN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Oleh : Sumaryono, Ir. MM. Dosen Fakultas Ekonomi UNTAG Cirebon ABSTRAKSI Analisis fundamental terhadap saham perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mencari informasi tentang perusahaan yang termasuk dalam BUMN. Analisis fundamental adalah suatu cara menganalisis saham berdasarkan kondisi kesehatan fundamental perusahaan, kondisi kesehatan industri dan kondisi kesehatan perekonomian nasional atau global dengan pisau bedah financial ratio yang umum digunakan. Rumus ratio yang dipakai adalah: ROA, ROE, NPM, EPS, PER, harga saham, total penjualan dan Laba bersih. Untuk perusahaan jasa perbankan ditambah Price Book Value (PBV). Tanpa analisis fundamental, maka pergerakan harga saham, proyeksi kinerja perusahaan, dan mengkalkulasi risiko modal yang diinvestasikan sulit diketahui. Analisa fundamental dilakukan dengan menggunakan informasi laporan keuangan perusahaan setiap tahun, bahkan dapat tiap triwulan. Berdasarkan analisa fundamental tersebut, maka saham PT. Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk, PT. Semen Indonesia (persero)Tbk, PT. Bank Mandiri (persero) Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk, PT. Kimia Farma (persero) Tbk., PT. Jasa Marga (persero) Tbk dan PT. Telekomunikasi (persero) Tbk. cukup menjanjikan untuk dijadikan sarana investasi saham. KATA KUNCI: Fundamental Saham dan Investasi Saham. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Identifikasi Masalah Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Pasar saham yang menjadi perdagangan instrumen finansial bagi perusahaan yang telah go public. Halaman |1 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 Terdapat setidaknya 3(tiga) pemegang peran dalam transaksi di pasar saham yaitu perusahaan yang menerbitkan saham (emiten), Pengelola pasar saham (Bursa Efek Indonesia) dan pembeli saham (trader atau investor). Kepentingan perusahaan adalah menjadikan saham sebagai salah satu sumber pendanaan. Kepentingan pengelola pasar saham adalah memberikan fasilitas sarana perdagangan saham dan mengatur kegiatan bursa. Sebagai pelaksana pengelola pasar saham adalah perusahaan efek atau sekuritas yang akan mendapatkan jasa dari setiap transaksi saham. Kepentingan pembeli saham adalah mendapatkan untung karena apresiasi harga saham (capital gain) dari setiap transaksinya dalam perdagangan saham dan pembagian deviden dari perusahan. Bursa efek Indonesia dibawah pengawasan Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Kehadiran Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) diantara bursa saham dunia di hampir setiap negara, antara lain seperti AMEX, Nasdaq, Nyse (USA); FTSE (Inggris); ASX (Australia); Bursa Efek Tokyo, Nikkei (Japan); Hang Seng (Hongkong); KLSE (Malaysia). Globalisasi perdagangan yang ditunjang teknologi informasi sangat memudahkan investor dari negara manapun di belahan dunia melakukan investasi berupa membeli saham di pasar modal suatu negara. Dengan demikian, BEI atau IDX memiliki fungsi ekonomi dan keuangan. Berfungsi ekonomi dengan menyediakan fasilitasi mempertemukan dua kepentingan yaitu investor sebagai pemilik dana dan perusahaan yang akan mendapatkan dana segar untuk menjalankan aktivitas produksi perusahaan. Pasar modal dapat mengaktifkan roda ekonomi perusahaan menjadi lebih meningkat karena adanya alternatif pendanaan yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahtraan masyarakat secara luas. Setiap pemegang saham berarti Halaman |2 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 memiliki andil dalam perusahaan, disamping peran unsur produksi lainnya dari tenaga kerja, mesin dan unsur lainnya. BEI berfungsi keuangan dengan memberi kemungkinan dan kesempatan mendapatkan keuntungan (return) kepada pemilik modal sesuai dengan karakteristik investasi saham yang dipilih. Diantara 425 perusahaan terbuka yang sebagian modalnya berasal dari publik (perusahaan emiten) adalah emiten BUMN. Terdapat 19 perusahaan BUMN dalam klasifikasi 9 sektor usaha yang sahamnya telah beredar di masyarakat melalui BEI. Beberapa investor hanya melakukan transaksi jual dan beli saham-saham khusus pilihan diantaranya adalah saham dari perusahaan milik pemerintah yaitu BUMN. Salah satu alasan utamanya adalah rasa aman bila berinvestasi pada saham BUMN dan adanya ketidakpercayaan terhadap perusahaan swasta. Alasan lainnya biasanya perusahaan BUMN secara rutin setiap tahun akan membagikan keuntungannya berupa deviden kepada para pemegang saham. Sebelum menjatuhkan pilihan berinvestasi pada suatu emiten pada pasar saham, maka perlu diketahui kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Untuk mengetahui kondisi kesehatan perusahaan BUMN, maka perlu analisis fundamental terhadap saham-saham BUMN. Identifikasi masalah yang timbul adalah: 1. Kinerja Perusahaan BUMN yang manakah secara fundamental memiliki kondisi kesehatan perusahaan yang baik untuk investasi. 2. Instrumen rasio yang cukup sederhana namun tetap akurat yang manakah untuk menilai kinerja perusahaan secara fundamental. Halaman |3 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 B.Tujuan dan Manfaat Analisis : 1. Tujuan : a. Analisis fundamental bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan fundamental masing-masing perusahaan BUMN. b. Untuk mengetagui rasio yang akurat untuk menilai kinerja perusahaan secara fundamental. 2. Manfaat : a. Analisis fundamental bermanfaat bagi para calon investor untuk bahan pertimbangan berinvestasi dalam memilih saham- saham BUMN. b. Bermanfaat pula bagi lembaga pendidikan khususnya untuk membuka wawasan para mahasiswa dalam ekonomi perusahaan. TINJAUAN PUSTAKA Setiap penanaman modal pada suatu saham perusahaan terbuka (go publik) dibutuhkan informasi dasar perusahaan terkait, yang terangkum dari hasil analisis fundamental. Menurut Ellen May, 2011 bahwa Analisis fundamental menjawab tentang “why”, mengapa harga sebuah saham naik atau turun. Analisis fundamental mencakup informasi mengenai laporan keuangan dan kesehatan perusahaan, manajemen perusahaan, pesaing, dan situasi pasar dari produk tersebut. Analisis fundamental mencakup data historis dan data saat itu juga, untuk membuat prediksi finansial. Beberapa sasaran dari analisis fundamental adalah : Halaman |4 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 1) Untuk mengarahkan harga saham suatu perusahaan dan pemperkirakan pergerakan harga saham yang bersangkutan. 2) Untuk membuat proyeksi tentang kinerja perusahaan. 3) Untuk mengevaluasi manajemen perusahaan dan membantu pengambilan keputusan internal perusahaan. 4) Untuk mengkalkulasi risiko kredit. Perusahaan yang baik secara fundamental, ditentukan oleh ukuran profitabilitas suatu prusahaan dengan memperhatikan : 1) ROE (Return of Equity) yaitu ratio antara laba bersih dengan ekuitas pada saham. ROE merupakan salah satu dasar dalam menentukan pertumbuhan tingkat pendapatan perusahaan. 2) NPM (Net profit Margin) yaitu ratio antara leba bersih dan penjualan. Angka NPM dikatakan baik apabila diatas 5 %. 3) EPS (Earnings Per Share) yaitu ratio antara pendapatan per lembar saham. 4) PER (Price Earning Ratio) adalah ratio harga saham di bursa dengan laba bersih per saham. Sedangkan menurut Benni Sinaga, 2009 dikatakan bahwa analisis fundamental adalah suatu cara menganalisis saham berdasarkan kondisi kesehatan fundamental perusahaan, kondisi kesehatan industri dan kondisi kesehatan perekonomian nasional atau global, dengan pisau bedah financial ratio yang umum digunakan. Ada 2 (dua) metode analisis fundamental perusahaan yaitu : 1) Time-Series Analysis : Melihat dan membandingkan pertumbuhan perusahaan (penjualan dan pendapatan bersih) dari tahun ke tahun. Halaman |5 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 2) Financial ratios : Melihat kinerja perusahaan dalam beberapa aspek yaitu likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Untuk mengukur tingkat kondisi kesehatan perusahaan digunakan ratio keuangan. Ratio keuangan antara lain ratio likuiditas, ratio solvabilitas, ratio profitabilitas dan ratio investasi. Ratio likuiditas adalah ratio lancar untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang saat ini (kurang dari satu tahun). Semakin tinggi ratio lancar, maka akan semakin tinggi likuiditas perusahaan untuk membayar hutang. Ratio solvabilitas adalah ratio hutang untuk mengukur seberapa banyak perusahaan dibiayai oleh hutang. Hutang dapat berarti buruk atau baik. Pada saat suku bunga perbankan tinggi, ratio hutang tinggi dapat mengalami masalah keuangan. Sebaliknya, hutang yang tinggi pada saat ekonomi sedang membaik dengan suku bunga rendah, akan mendorong fleksibelitas perusahaan melakukan ekspansi dan meningkatkan keuntungan. Ratio profitabilitas adalah margin pendapatan bersih yaitu ratio pendapatan bersih terhadap total penjualan yang diperoleh perusahaan. Ratio Investasi terdiri dari PER, EPS, ROE dan ROA. Return on Asset (ROA) untuk mengukur tingkat pengembalian investasi dibandingkan dengan total aset. Semakin besar persentase ROA maka akan semakin baik kinerja perusahaan. Untuk perusahaan jasa keuangan digunakan Price to Book Value (PBV) yaitu ratio harga saham dengan book value. Sedangkan Book Value adalah ratio yang membagi total aset bersih dengan total saham yang beredar. Kondisi kesehatan industri akan mempengaruhi inti bisnis perusahaan terkait didalamnya. Kondisi cyclical akan terjadi secara periodik. Misalkan Halaman |6 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 adanya mobilisasi orang dan barang pada hari raya, maka saham perusahaan yang berbasis consumer goods akan terapresiasi market karena meningkatnya kebutuhan. Demikian pula adanya kebijakan peningkatan pembangunan infrastruktur, maka harga saham-saham sektor infrastruktur akan meningkat (bullish). Kondisi kesehatan nasional dan global akan berpengaruh pula terhadap harga-harga saham, termasuk saham BUMN. Faktor-faktor yang mesti dicermati adalah suku bunga (BI rate), suku bunga The Fed (Federal Reserve), inflasi, arus modal asing, bencana tsunami, piala dunia, penyelenggaraan pemilu, kondisi ekonomi global (khususnya Amerika dan Eropa) dan regional ( Jepang, China dan Negara-negara kawasan Asia Tenggara). Menurut Undang-undang no 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disebutkan bahwa BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalu penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Sedangkan persero adalah BUMN berbentuk perseroan yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % sahamnya dimiliki oleh negara RI yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Saham perusahaan BUMN terbagi kedalam 9 sektor yang terdiri dari : 1. Sektor Energi : Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT. Perusahaan Tambang Batu Asam (Persero) Tbk. 2. Sektor Industri Logam : PT. Krakatau Steel 3. Sektor Konstruksi: PT. Adhi Karya (Persero), PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT. Waskita (Persero) Tbk. Halaman |7 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 4. Sektor Pertambangan : PT. Aneka Tambang dan PT. Timah (Persero). Tbk. 5. Sektor Perbankan: Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia (Persero), Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri (Persero) Tbk. 6. Sektor Semen : PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. 7. Sektor Angkutan dan Prasarana Angkutan : PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. 8. Sektor Farmasi : PT. Indo Farma (Persero) Tbk dan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. 9. Sektor Telekomunikasi : PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Metode analisis fundamental perusahaan yang akan digunakan yaitu : A.Time-Series Analysis : Melihat dan membandingkan pertumbuhan perusahaan dari aspek harga saham, total penjualan dan pendapatan bersih selama 3 (tiga) tahun dari tahun 2010 s/d 2012. Data yang diambil per 31 Desember 2010, 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2012. Bila laporan keuangan per 31 Desember 2012 belum ada, maka data akan menggunakan data laporan keuangan triwulan III per 30 September 2012. Data harga saham diambil dari harga penutupan (close price). Untuk saham sektor perbankan dicari angka Price to Book Value (PBV). Dari 9 sektor saham BUMN, untuk kebutuhan analisis ini dibagi kedalam sektor-sektor sbb. : a) Saham sektor Energi, Logam dan Pertambangan : N o 1 Perusahaan Kode Energi: Perusahaan PGA Gas Negara S Aspe k 31/12/10 31/12/11 30/9/12 Harg a 4.425 19.765.716. 3.175 19.567.407. 4.600* 17.524.953. Halaman |8 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 (PGN) PT. Tambang PTB Batubara A Bukit Asam 2 3 Logam: PT. Krakatau Steel KRA S Pertambang an: ANT PT. Aneka M Tambang PT. Timah TINS Total Sales Net Inco me 397 240 418 6.239.361.2 70 5.933.063.2 33 5.956.847.1 37 Harg a Total Sales Net Inco me 22.950 7.909.154.0 00 17.350 10.581.570. 000 15.100* 8.721.348.0 00 2.008.891.0 00 3.085.836.0 00 2.195.574.0 00 Harg a Total Sales Net Inco me 1.200 14.856.156. 000 840 17.915.382. 000 640* 15.878.052. 000 1.062.683.0 00 1.025.018.0 00 7.756.000 Harg a Total Sales Net Inco me Harg a Total Sales Net Inco me 2.450 8.744.300.2 19 1620 10.346.433. 404 1280* 7.133.986.5 07 1.683.399.9 92 1.927.889.5 49 627.777.429 2.750 8.339.254.0 00 1.670 8.749.617.0 00 1.540* 6.008.693.0 00 369.910.000 947.936.000 896.780.000 Keterangan * harga saham = harga penutupan di akhir tahun 2012 Dari sektor energi, logam dan pertambangan ternyata bahwa semua saham BUMN sektor ini mengalami penurunan baik dari harga saham, total Halaman |9 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 sales dan net income terutama dari tahun 2011 ke tahun 2012, kecuali saham PGAS. Bila saham PGAS dibeli dari akhir desember 2011 dan dijual akhir desember 2012, maka keuntungan sebesar Rp. 1.425,- (44 %) per lembar. Perusahan GAS Negara ini mendapatkan kenaikan laba bersih setahun lalu sebesar Rp. 23.783.904. Jadi dilihat dari perkembangan harga saham, total sales dan net income maka saham PGAS baik untuk investasi. b.)Saham sektor kontruksi dan semen: N o 4 Perusahaan Aspe k 30/12/10 30/12/11 30/9/12 Harga Total Sales Net Inco me 910 5.733.458.5 52 580 6.759.746.1 45 1760* 3.565.162.0 24 189.483.638 182.115.978 88.215.508 PTPP Harga Total Sales Net Inco WIK me Harga PT. Wijaya A Total Karya Sales Net Inco me PT. Semen SMG Harga Indonesia R Total Sales Net Inco me 800 4.497.855.8 47 485 6.312.057.2 96 830* 4.024.836.4 06 201.647.908 240.223.187 105.628.597 680 6.063.079.7 65 610 7.843.349.3 06 1480* 6.478.843.9 53 284.922.192 354.498.793 282.570.789 9.450 14.344.188. 706 11.450 16.378.793. 758 15.850* 13.667.315. 056 3.633.219.8 92 3.925.441.7 71 3.389.360.1 29 Kontruksi: PT. Adh ADH Karya I PT. Pembangu nan Perumahan 2 Kode H a l a m a n | 10 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 Keterangan * harga saham = harga penutupan di akhir tahun 2012 Dari sektor kontruksi dan semen ternyata bahwa semua saham BUMN sektor ini mengalami turun-naik dari harga saham dan naik-turun dari total sales dan net income. Dari aspek harga saham, pada tahun 2012 semua saham sektor ini naik, bahkan saham SMGR mengalami kenaikan dari tahun 2010 hingga 2012. Semua saham sektor ini di tahun 2012 mengalami penurunan laba bersih. Namun, SMGR punya prospek bagus yakni tengah membidik pasar ekspor dan membangun sinergi antar berbagai institusi menjadi sebuah holding company ( Hermawan Kartajaya dan Taufik, 2009). Perusahaan semen ini mulai melangkah menjadi pemain regional dengan mengakuisisi industri sejenis di negeri jiran (Majalah Investor hal 84, edisi Januari 2013). c.) Saham sektor Perbankan : N o 1 2 Perusaha Kode an PT. BNI BBN Tbk. I PT. BRI*) BBR I Aspek 31/12/2010 Harga Total Sales Net Incom e Book Value PBV 31/12/2011 30/9/2012 3.875 3.800 3.700* 25.898.450.0 28.293.271.0 22.475.484.0 00 00 00 4.101.706.00 5.825.904.00 5.037.262.00 0 0 0 2.144,33 2.023,37 2.208,21 1,80 5.250 50.168.010.0 00 1,87 6.750 54.198.787.0 00 1,67 6.950* 58.000.153.0 00 Harga Total Sales Net Incom 11.472.385.0 15.082.939.0 18.680.884.0 00 00 00 e Book 2.627,04 2.017,68 Value 2.973,19 H a l a m a n | 11 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 PBV 3 4 PT.BTN PT.Bank Mandiri* ) BBT N Harga Total Sales Net Incom e Book Value PBV 1,76 1.577 6.893.737.00 0 3,34 1.163 8.125.659.00 0 2,64 1.450* 6.893.737.00 0 1.021.066.00 1.118.661.00 1.021.066.00 0 0 0 739,87 828,62 918,19 2,13 6.392 43.293.027.0 00 1,40 6.750 51.912.661.0 00 1,57 8.100* 60.517.248.0 00 BMR Harga I Total Sales Net Incom 9.218.298.00 12.246.044.0 e 0 00 Book Value 1.980,14 2.648,28 PBV 3,22 2,54 15.504.067.0 00 3.196,29 2,53 Keterangan * harga saham = harga penutupan di akhir tahun 2012. *) telah menggunakan laporan keuangan perusahaan per 31/12 2012. Dari sektor perbankan ternyata bahwa semua harga saham BUMN sektor ini mengalami kenaikan, kecuali BBNI. Dari aspek total penjualan dan laba bersih, maka saham BBRI dan BMRI naik terus. Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai book value suatu perusahaan, biasanya perusahaan jasa keuangan seperti perbankan yang menggunakan PBV menurut Benni Sinaga, 2011. Semakin tinggi PBV berarti market percaya terhadap prospek perusahaan tersebut. H a l a m a n | 12 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 d.) Saham Sektor Farmasi : N O 1 2 Perusaha an PT. Indo Farma PT. Kimia Farma*) Kod e INA F Aspe k Harga Total Sales Net Inco me KAE Harga F Total Sales Net Inco me 31/12/2010 31/12/2011 80 1.047.918. 156 163 330* 1.203.466.970 701.542.412 ,65 20.033.018,08 36.919.248,63 12.546.644 ,39 159 3.183.829. 303 138.716.04 4 30/9/2012 340 740* 3.481.166.441 3.735.339.427 ,26 ,61 171.765.487 200.572.685,2 5 Keterangan: *) telah menggunakan laporan keuangan perusahaan per 31/12/2012 Dari sektor farmasi ternyata bahwa semua harga saham BUMN sektor ini mengalami kenaikan. Saham KAEF, dari aspek total penjualan dan laba bersih lebih menarik untuk sarana investasi. e.) Saham sektor Angkutan, Prasarana Angkutan dan Telekomunikasi : N o 1 2 Perusaha Kode an PT. Jasa JSM Marga R PT. GIA Garuda A Indonesia Aspe k Harga Total Sales Net Inco me Harga Total Sales Net Inco 31/12/2010 31/12/2011 31/9/2012 5.450* 4.200 3.425 4.378.584.30 4.960.472.52 5.593.382.05 2 0 3 1.193.486.66 9 19.534.331.4 80 1.339.461.96 8 475 27.164.569.8 77 1.303.510.84 8 660* 22.882.385.4 88 515.521.855, 805.529.821, 537.511.218, H a l a m a n | 13 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 3 PT. Tele TLK komunik M asi me Harga Total Sales Net Inco me 69 7.950 68.629.181.0 00 14 7.050 71.918.000.0 00 86 9.050* 56.864.000.0 00 11.536.999.0 10.965.000.0 10.001.000.0 00 00 00 Keterangan * harga saham = harga penutupan di akhir tahun 2012. Dari sektor angkutan, prasarana transportasi dan telekomunikasi ternyata bahwa semua harga saham BUMN sektor ini mengalami kenaikan di tahun 2011-2012. Namun, Laba bersih ketiga perusahaan ini mengalami penurunan. Penurunan laba bersih tertinggi oleh PT. Garuda Indonesia Tbk sebesar 33, 27 %, PT. Telekomunikasi Tbk sekitar 8,79 % dan PT Jasa Marga mengalami penurunan laba bersih sebesar 2,6 %. Jadi dari aspek penurunan laba bersih, maka saham JSMR dan TLKM masih baik untuk investasi. B.Financial Ratios pada aspek rasio profitabilitas dan rasio Investasi. No Kode Saham 1 PGAS 2 PTBA 3 KRAS 4 ANTM Aspek 31/12/2010 31/12/2011 30/9/2012 ROA ROE NPM EPS PER ROA ROE NPM EPS PER ROA ROE NPM EPS PER ROA ROE 19,44 44,99 31,57 257,38 17,19 23,03 31,55 25,40 871,86 26,32 6,04 11,43 7,15 81,31 14,75 13,67 17,57 19,15 37,46 30,32 244,75 12,97 26,82 38,15 29,16 1339,26 12,95 4,76 10,07 5,72 64,98 12,92 12,68 17,90 22,94 42,97 33,99 327,64 14,03 25,05 34,92 25,17 1270,51 11,88 0,04 0,10 0,05 0,66 969 4,98 7,99 H a l a m a n | 14 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 5 TINS 6 ADHI 7 PTPP 8 WIKA 9 SMGR 10 BBNI 11 BBRI*) NPM EPS PER ROA ROE NPM EPS PER ROA ROE NPM EPS PER ROA ROE NPM EPS PER ROA ROE NPM EPS PER ROA ROE NPM EPS PER ROA ROE NPM EPS PER BV PBV ROA ROE NPM EPS PER BV 19,25 176,77 13,85 16,12 22,56 11,37 188,34 14,60 3,85 22 3,30 107,83 8,43 3,70 15,98 4,48 42,40 18,86 4,53 15,81 4,70 47,47 14,32 23,35 39,26 25,33 612,53 15,42 1,65 12,38 15,84 265,57 14,59 2144,33 1,807 2,84 31,28 22,87 930,09 5,64 2.973,19 18,63 202,12 8,01 13,65 19,51 10,25 178,18 9,37 2,98 18,52 2,69 101,10 5,73 3,46 16,85 3,81 49,61 9,77 4,26 17,11 4,52 58,82 10,37 19,97 27,14 23,97 661,79 17,30 1,95 15,44 20,59 312,4 12,16 2.023,37 1,878 3,21 30,30 27,83 611,41 11,04 2.017,68 8,80 87,75 14,58 7,67 10,97 6,16 98,0 15,71 1,65 11,19 2,47 65,30 26,95 1,72 9,70 2,62 29,08 28,54 3,44 15,81 4,36 62,08 23,84 20,35 28,44 24,80 761,89 20,80 2,16 16,31 22,41 360,15 10,27 2.208,21 1,675 3,39 28,83 32,21 757,26 9,17 2.627,04 H a l a m a n | 15 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 12 BBTN 13 BMRI*) 14 INAF 15 KAEF 16 JSMR 17 GIAA 18 TLKM PBV ROA ROE NPM EPS PER BV PBV ROA ROE NPM EPS PER BV PBV ROA ROE NPM EPS PER ROA ROE NPM EPS PER ROA ROE NPM EPS PER ROA ROE NPM EPS PER ROA ROE NPM EPS PER 1,765 1,34 14,21 13,11 105,11 15,00 739,87 2,131 2,05 22,19 21,29 439,39 14,54 1980,14 3,228 1,71 4,03 1,20 4,05 19,75 8,37 12,45 4,36 24,98 6,36 6,30 15,42 27,26 176,14 19,44 3,77 14,91 2,64 28,26 11,56 25,97 16,81 572,27 13,89 3,345 1,28 15,28 13,77 126,60 9,18 828,62 1,403 2,22 19,82 23,59 524,83 12,86 2.648,28 2,548 3,31 6,06 3,07 11,91 13,68 9,57 13,71 4,93 30,93 10,99 6,25 16,08 27 196,98 21,32 4,47 10,69 2,97 35,58 13,35 10,64 23,08 15,25 543,90 12,96 2,645 1,38 16,77 14,81 153,94 9,41 918,19 1,579 2,52 21,09 25,08 664,46 12,19 3.196,29 2,534 2,31 4,25 2,86 8,62 38,28 9,64 14,11 5,37 36,11 20,49 7,55 20,80 23,30 255,59 21,32 3,39 7,62 2,35 31,65 20,85 12,65 27,37 17,59 661,44 13,68 H a l a m a n | 16 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 Dari ratio profitabilitas dan ratio investasi, maka saham BUMN sektor energi, logam dan pertambangan yang baik adalah PGAS walau sudah sedikit mahal dan PTBA harganya masih relatif murah. Saham sektor kontruksi dan semen menunjukan paling baik adalah SMGR walaupun harganya sudah mahal. Saham WIKA cukup diminati walaupun sudah mahal. Saham sektor perbankan perusahaan BUMN yang baik adalah BMRI, BBRI dan BBNI dan masih relatif murah di harga Rp. 8.100 untuk saham BMRI, Rp. 6.950 untuk saham BBRI dan Rp. 3.700,- untuk saham BBNI per lembar dilihat dari angka Price Earning Ratio (PER) dihitung dalam satuan kali. Saham sektor farmasi perusahaan BUMN yang semakin diminati adalah PT. Kimia Farmasi (KAEF) yang ditunjukan angka EPS semakin meningkat, namun sudah cukup mahal dengan PER 20,49. Saham sektor Angkutan, Prasarana transportasi dan telekomunikasi pada perusahaan BUMN yang baik dan diminati untuk sarana investasi adalah saham TLKM dan JSMR. Untuk saham TLKM pada harga Rp. 9.050 dengan PER 13,68 masih relatif murah. Untuk saham JSMR sudah mahal harganya dengan PER 21,32 pada harga Rp. 5.450,- per lembar. PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan hasil analisa fundamental dengan metode timeseries analysis dan financial ratios dapat disimpulkan bahwa : 1. Saham dari sektor energi, logam dan pertambangan yang baik untuk sarana investasi adalah saham dari PT.Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dengan pembelian di harga dibawah Rp. H a l a m a n | 17 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 2. 3. 4. 5. 4.600,- per lembar saham agar angka PER dapat dibawah 14,03 kali. Saham dari sektor konstruksi dan semen yang baik untuk sarana investasi adalah saham dari PT. Indonesia Semen (Persero)Tbk dengan kode (SMGR). Kinerja saham ini sangat baik dilihat dari ratio profitabilitas dan investasi, walaupun sudah relatif mahal dengan harga Rp. 15850,- per lembar per 28 desember 2012. Di awal maret 2013 telah mencapai harga Rp. 18.100,-. Saham dari sektor perbankan yang baik untuk sarana investasi adalah saham dari PT. Bank Mandiri (persero) Tbk dan PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. Harga Rp. 8.100 dengan PER 12,19 kali untuk saham BMRI dan harga Rp. 6.950,- dengan PER 9,17 kali untuk saham BBRI sehingga dikategorikan relatif murah karena PER dibawah 13. Saham sektor farmasi yang baik adalah saham PT. Kimia Farma (persero) Tbk dengan kode KAEF dilihat dari Earning per share (EPS) semakin meningkat sebagai indikasi semakin diminati investor. Saham sektor angkutan, prasarana transportasi dan telekomunikasi yang baik untuk sarana investasi adalah saham PT. Jasa Marga (persero) Tbk dan PT. Telekomunikasi (persero) Tbk. B. Saran 1. Setelah Para investor atau Calon investor dalam merencanakan investasi di pasar saham melakukan analisa fundamental, disarankan untuk melakukan analisa lainnya seperti analisa teknikal, mempertimbanngkan indeks Harga Saham gabungan (IHSG), indeks global dan regional serta sentimen harga saham lainnya. 2. Hindari melakukan pembelian dan penjualan saham untuk periode jangka pendek, sebelum memahami analisa fundamental, analisa teknikas dan pergerakan harga saham yang diperjual belikan untuk menghindari kerugian. 3. Terbukanya peluang penelitian untuk mengetahui hubungan beberapa variabel terhadap pergerakan harga saham. H a l a m a n | 18 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013 DAFTAR PUSTAKA Ellen May, 2011. Smart Traders not Gamblers. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, hal 33- 37. Hermawan Kartajaya Taufik, 2009. Kompas 100 Corporate Marketing Cases. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, hal 125. Joko Salim, 2010. 30 Strategi Cerdas Investasi Saham paling menguntungkan. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo, hal 113- 120. Majalah Investor, 2013. Strategi Investasi 2013, 20 saham pilihan Emiten Baru 2013, hal 84. Sinaga Benni, 2011. Kompas Para Investor & Penggiat Bursa, Kitab Suci Pemain Saham. Cetakan 5. Jakarta: Penerbit DUAJARI TERANGKAT, hal 120- 121. Elektronik : www.dunia investasi.com www. Geogle.com. www. Profil perusahaan.Com H a l a m a n | 19 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 VOL. 6 Edisi 2 Januari-April 2013