1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kitin

advertisement
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kitin merupakan polimer terbanyak kedua di alam setelah selulosa. Kitin
tersusun dari β-1,4 N-asetilglukosamin dan banyak terdapat pada eksoskeleton
serangga, cangkang crustacea serta dinding sel jamur dan alga. Kitin memiliki
ukuran molekul yang relatif besar dan kelarutan yang rendah sehingga aplikasinya
sangat terbatas dan menjadi sumber utama pencemaran organik. Namun kitin dapat
dimodifikasi secara enzimatis maupun kimiawi menjadi turunan-turunannya yang
mempunyai sifat-sifat khas dan kegunaan yang beragam (Yurnaliza, 2002). Proses
enzimatis melibatkan kitinase dalam degradasi kitin dan menghasilkan produkproduk turunan kitin seperti kitin-oligosakarida.
Kitinase termasuk kelompok enzim hidrolase yang banyak dihasilkan oleh
mikroorganisme, baik secara intraseluler maupun ekstraseluler. Kitinase dapat
mendegradasi kitin polimerik menjadi oligosakarida kitin, diasetilkitobiosa dan Nasetilglukosamin (Thompson et al., 2001) yang sangat bermanfaat dalam bidang
industri, kesehatan maupun pertanian. Kitinase dapat digunakan sebagai alat
pengendali pencemaran terutama pada limbah perikanan yang berupa cangkang
crustacea. Kitinase juga banyak dimanfaatkan sebagai agen biokontrol, antibakteri
maupun antijamur. Mikroorganisme penghasil kitinase dapat diperoleh dari berbagai
sumber yang mengandung kitin seperti rizosphere, phyllosphere, tanah atau dari
lingkungan air seperti laut, danau, kolam atau limbah udang dan sebagainya (Fauziah
& Herdyastuti, 2013).
Mikroba adalah sumber enzim yang paling banyak digunakan dibandingkan
dengan tanaman dan hewan. Sebagai sumber enzim, mikroba lebih menguntungkan
karena pertumbuhannya cepat, dapat tumbuh pada substrat yang murah dan lebih
mudah ditingkatkan hasilnya melalui pengaturan kondisi pertumbuhan serta mampu
menghasilkan enzim dengan pH optimum yang lebih tinggi (Crueger & Crueger,
1984 cit. Fatihiyah, 2006).
Bakteri
kitinolitik
adalah
bakteri
yang
dapat
mendegradasi
kitin
menggunakan kitinase. Bakteri kitinolitik menarik untuk diisolasi karena
kemampuannya untuk menghidrolisis kitin menjadi turunan kitin yang sangat
1
bermanfaat pada bidang kesehatan, pertanian dan pengolahan limbah. Eksplorasi
sumber-sumber baru yang diduga mengandung bakteri kitinolitik dapat dilakukan
untuk mencari biodiversitas bakteri kitinolitik dengan tujuan mendapatkan
keragaman bakteri yang mampu menghasilkan aktivitas kitinase terbaik. Eksplorasi
untuk mencari bakteri penghasil kitinase telah dilakukan dari berbagai ekosistem,
antara lain limbah pengolahan udang (Chasanah et al., 2009), petis udang (Premono,
2013), tambak udang (Fauziah & Herdyastuti, 2013), serta air dan sedimen dasar
danau (Donderski & Brzezinska, 2001).
Fauziah & Herdyastuti (2013) telah melakukan uji aktivitas bakteri kitinolitik
dari tambak udang di daerah Lamongan dan Sidoarjo dengan sampel berupa air
tambak. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa terdapat bakteri kitinolitik yang
berasal dari air tambak udang dengan aktivitas kitinase tertinggi 0,713 U/ml. Selain
terdapat di dalam badan air, bakteri juga dapat ditemukan pada sedimen dasar kolam
atau tambak, yang biasanya mengandung banyak bahan organik dan aerasi kurang
bahkan anaerob (Burford et al., 2003). Donderski & Brzenzinska (2001) melalui
penelitiannya telah membuktikan bahwa bakteri kitinolitik lebih banyak ditemukan
pada permukaan sedimen dan air di atas sedimen daripada di permukaan air. Menurut
Suwoyo (2009), jumlah populasi bakteri lebih banyak ditemukan pada sedimen dasar
tambak dibandingkan pada air tambak karena tingginya penimbunan bahan organik
pada tanah akibat sisa pakan dan kotoran udang dalam tambak. Oleh karena itu,
dimungkinkan pada sedimen tambak udang juga terdapat bakteri kitinolitik yang
memiliki aktivitas kitinase yang tinggi, sehingga eksplorasi bakteri-bakteri kitinolitik
pada sedimen tambak udang perlu dilakukan.
B. Tujuan Penelitian
1. Mengisolasi dan menapis bakteri-bakteri kitinolitik yang berasal dari sedimen
tambak udang.
2. Menguji aktivitas kitinase yang dihasilkan bakteri-bakteri kitinolitik dari
sedimen tambak udang.
3. Mengidentifikasi bakteri-bakteri kitinolitik yang berasal dari sedimen tambak
udang.
2
C. Kegunaan
Diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui adanya jenis bakteri kitinolitik
yang berasal dari sedimen tambak udang. Selain itu diharapkan hasil dari penelitian
ini mampu memperkaya koleksi sumberdaya hayati berupa bakteri kitinolitik yang
dapat dimanfaatkan untuk mendegradasi kitin menjadi senyawa-senyawa turunannya
yang dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang.
3
Download