RANCANGAN (Disempurnakan) RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN Nomor 6 Tahun 2006 TENTANG PEMELIHARAAN BAHASA , SASTRA, DAN AKSARA SUNDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa bahasa, sastra dan aksara Sunda merupakan unsur kebudayaan Daerah dan bagian dari Kebudayaan nasional yang berperan mempertinggi martabat dan peradaban bangsa; b. bahwa untuk pelestarian, pemeliharaan dan pengembangan bahasa, sastra dan aksara Sunda, Pemerintah Kabupaten Kuningan belum memiliki aturannya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b di atas , perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan tentang pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara Sunda. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat( Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian ( Lembaran Negara Nomor 169 Tahun 1999 , Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); 3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 29 Tahun 2003 tentang Dinas Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 31 seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 49 ); 6. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 14 Tahun 2005 tentang Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 24 seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 30). 1 Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUNINGAN dan BUPATI KUNINGAN MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TENTANG BAHASA , SASTRA DAN AKSARA SUNDA PEMELIHARAAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kuningan; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan; 3. Bupati adalah Bupati Kuningan; 4. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan yang bertanggung jawab di bidang pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara Sunda; 5. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan , yang bertanggung jawab di bidang pendidikan dan pengajaran, bahasa, sastra dan aksara Sunda; 6. Pemeliharaan adalah upaya perlindungan, pengembangan, pemberdayaan dan pemanfaatan bahasa, sastra dan aksara Sunda; 7. Bahasa Sunda adalah Bahasa Daerah yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Kuningan; 8. Sastra Sunda adalah sastra yang diungkapkan dalam bahasa Sunda baik lisan maupun tulisan; 9. Aksara Sunda adalah sistem ortografi hasil masyarakat daerah meliputi aksara dan sistem pengaksaraan untuk menuliskan bahasa Sunda. BAB II TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2 Tujuan pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara Sunda : a. Menetapkan keberadaan dan kesinambungan penggunaan bahasa, sastra, dan aksara Sunda sehingga menjadi faktor pendukung bagi tumbuhnya jati diri dan kebanggaan daerah; b. Menetapkan kedudukan dan fungsi bahasa, sastra, dan aksara Sunda sebagai alat komunikasi; c. Melindungi, mengembangkan , memberdayakan dan memanfaatkan bahasa, sastra, dan aksara Sunda yang merupakan unsur utama kebudayaan daerah yang pada gilirannya menunjang kebudayaan nasional; d. Meningkatkan mutu penggunaan potensi bahasa, sastra, dan aksara Sunda. 2 Pasal 3 Sasaran pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara Sunda : a. Terwujudnya kurikulum pendidikan bahasa, sastra, dan aksara Sunda di sekolah dan kurikulum pendidikan di luar sekolah. b. Terwujudnya kehidupan berbahasa daerah yang baik dan bermutu. c. Terwujudnya apresiasi masyarakat terhadap bahasa, sastra, dan aksara Sunda. d. Terwujudnya peran serta masyarakat dalam upaya pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara Sunda. BAB III WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB Pasal 4 (1) Bupati memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan dan pengembangan bahasa, sastra dan aksara Sunda. (2) Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Dinas Pendidikan. (3) Bupati dapat membentuk Badan pemeliharaan, penelitian dan pengembangan bahasa, sastra dan aksara Sunda yang keanggotaannya terdiri dari unsur masyarakat, pendidikan, akademisi dan para pakar. Pasal 5 Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) meliputi : a. Menyelenggarakan pelatihan dan atau penataan bahasa, sastra, dan aksara Sunda; b. Menetapkan penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar baik bagi kepentingan sekolah, luar sekolah maupun masyarakat; c. Menetapkan bahasa daerah sebagai bahasa resmi kedua di samping bahasa Indonesia dalam pelaksanaan tugas Pemerintah Daerah; d. Mengangkat pegawai yang memenuhi keahlian dan menguasai bahasa, sastra, dan aksara Sunda untuk ditugaskan di lingkungan sesuai peraturan perundangan-undangan . e. Mengadakan buku pelajaran dan buku bacaan yang bertalian dengan bahasa, sastra, dan aksara Sunda. BAB IV UPAYA DAN RUANG LINGKUP PEMELIHARAAN Pasal 6 Upaya pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara Sunda dilakukan melalui cara : a. Melindungi kedudukan dan keberadaan bahasa, sastra dan aksara Sunda agar tetap hidup dan berkembang serta terhindar dari kepunahan. b. Menggunakan bahasa, sastra dan aksara Sunda dengan baik dalam kehidupan sehari-hari . c. Memberdayakan potensi bahasa, sastra, dan aksara Sunda serta memanfaatkan agar berhasil guna dan berdaya guna bagi kehidupan. 3 Pasal 7 Jangkauan pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara Sunda : a. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan pendidikan luar sekolah; b. Penyediaan bahan pengajaran dan bahan bacaan untuk sekolah, luar sekolah dan perpustakaan umum; c. Penyelenggaraan pelatihan, penataran, seminar, loka karya, diskusi, apresiasi dan kegiatan sejenisnya; d. Penyelenggaraan sayembara bagi siswa, guru dan masyarakat; e. Penyelenggaraan penelitian dan sistem pengajaran serta penyebarluasan hasilnya; f. Penyelenggaraan konggres bahasa daerah secara periodik; g. Pemberian penghargaan untuk karya-karya bahasa sastra terpilih, serta penghargaan bagi bahasawan, sastrawan dan peneliti; h. Sosialisasi aksara dan sastra Sunda; i. Penyediaan fasilitas bagi kelompok-kelompok studi bahasa, sastra dan aksara Sunda; j. Pemberdayaan dan pemanfaatan media massa baik cetak maupun elektronik dalam berbahasa Sunda; k. Pengelolaan sistem komunikasi, dokumentasi dan informasi tentang bahasa, sastra dan aksara Sunda; l. Penggunaan bahasa dan sastra dalam syiar keagamaan; m. Penerjemahan publikasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bahasa asing ke dalam bahasa Sunda dan sebaliknya; n. Pengadaan sarana teknologi yang menunjang; o. Penerbitan buku, artikel , dan hasil penelitian; p. Penggunaan bahasa Sunda sebagai bahasa pengantar Pemerintahan 1 (satu) hari kerja dalam seminggu. BAB V PERAN MASYARAKAT Pasal 8 (1) Masyarakat berperan sebagai pelaku dalam upaya pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara Sunda. (2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui kegiatan : a. Memelihara dan mengembangkan secara positif kebanggaan sebagai warga daerah yang merupakan bagian tak terpisahkan dari warga bangsa; b. Memelihara dan menumbuhkan secara positif kecintaan terhadap kebudayaan daerah yang merupakan khazanah kebudayaan nasional. c. Memantapkan kesadaran bahwa bahasa, sastra dan aksara Sunda adalah bagian dari budaya daerah yang memperkuat jati diri kedaerahan dalam konteks keberagaman budaya secara nasional. 4 BAB VI STRATEGI Pasal 9 Pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara Sunda dilaksanakan melalui strategi, sebagai berikut : a. Menjadikan kurikulum pendidikan dasar dan menengah merupakan mata pelajaran mandiri yang mempunyai kedudukan dan perlakuan yang setara dengan mata pelajaran lainnya; b. Menyediakan tenaga guru di bidang bahasa, sastra dan aksara Sunda beserta bahan-bahan ajarnya; c. Memenuhi fasilitas pendukung di bidang pelaksanaan pendidikan bahasa, sastra dan aksara Sunda seperti bahan bacaan, kamus, rekaman pembicaraan, nyanyian dan musik (kaset, CD, VCD), program langsung televisi, radio, dan lain-lainnya. d. Mensosialisasikan penggunaan aksara Sunda untuk nama-nama tempat, jalan dan bangunan yang bersifat publik diasmping aksara latin. e. Mendorong dan memfasilitasi lembaga kemasyarakatan dalam pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara Sunda; f. Mengembangkan sistem pemberian penghargaan kepada pihak-pihak yang menunjukkan upaya-upaya yang bermanfaat bagi kepentingan pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara Sunda. BAB VII PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Pasal 10 (1) Pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Bupati yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Pendidikan. (2) Rincian lebih lanjut mengenai kegiatan pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan oleh Peraturan Bupati. BAB VIII PEMBIAYAAN Pasal 11 Pembiayaan pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara Sunda berasal dari : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; b. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Untuk pelaksanaan Peraturan Daerah ini paling lama dalam waktu 6 (enam) bulan Peraturan Bupati harus sudah diterbitkan. 5 Pasal 13 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan. Disahkan di Kuningan Pada tanggal 2006 BUPATI KUNINGAN AANG HAMID SUGANDA Diundangkan di Kuningan Pada tanggal SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUNINGAN AMAN SURYAMAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2006 NOMOR......... SERI.......... 6 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR Tahun 2006 TENTANG PEMELIHARAAN BAHASA, SASTRA DAN AKSARA SUNDA I. UMUM Kebudayaan suatu bangsa merupakan indikator dan ciri tinggi atau rendahnya martabat dan peradaban suatu bangsa kebudayaan tersebut dibangun oleh berbagai unsur seperti bahasa, sastra , aksara, kesenian dan lain-lain yang tumbuh dan berkembang dari masa ke masa. Kebudayaan Nasional kita dibangun atas berbagai kebudayaan daerah yang beragam warna dan corak, serta merupakan satu rangkaian yang harmonis. Dalam hal ini tidak disangkal bahwa bahasa, sastra dan aksaradi Daerah merupakan unsur penting kebudayaan yang menjalin rangkaian kebudayaan nasional Indonesia, termasuk bahasa, sastra, dan aksara Sunda di Kabupaten Kuningan. Ada ungkapan yang mengatakan ”basa ciciren bangsa (bahasa menjadi ciri keberadaan sebuah bangsa). UNESCO sebagai bagian dari organisasi badan internasional Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) di bidang Kebudayaan dan Pendidikan menetapkan bahwa bahasa-bahasa lokal yang hidup di berbagai belahan dunia merupakan kekayaan kebudayaan dan peradaban yang harus dilestarikan. Namun demikian, dalam kenyataan dewasa ini bahasa dan sastra daerah diperlakukan kurang setara dengan bahasa dan sastra nasional dan bahkan dengan bahasa dan sastra asing, baik dalam bidang pendidikan maupun dalam kehidupoan bermasyarakat pada umumnya, termasuk terhadap bahasa, sastra , dan aksara Sunda sebagai bahasa, sastra, dan aksara Daerah di Kabupaten Kuningan dan Kota serta kabupaten lain di Tatar Sunda. Padahal bahasa, sastra, dan aksara Sunda merupakan simbol dan ciri pengenal sejarah peradaban masyarakat Kabupaten Kuningan serta mengandung nilai adab dan estetika luhur, sehingga perlu dipertahankan dan dipelihara sebagai suatu kebanggaan Daerah. Jika kenyataan tersebut di atas dibiarkan , maka dikhawatirkan eksistensi bahasa sastra, dan aksara Sunda Kabupaten Kuningan akan musnah. Hal ini berarti awal runtuhnya kebudayaan daerah yang pada gilirannya merupakan proses pemikiran Kebudayaan Nasional dan hilangnya ciri Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan pada lambang negara kita, garuda Pancasila. Oleh karena itu, sedini mungkin perlu dilakukan upaya pemeliharaan, yaitu berupa perlindungan, pengembangan, pemberdayaan dan pemanfaatan potensi bahasa, sastra, dan aksara Sunda. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas perlu untuk menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan tentang Pemeliharaan, sastra dan Aksara Sunda Kabupaten Kuningan. 7 II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal ini menjelaskan arti beberapa istilah yang digunakan dalam Peraturan Daerah ini dengan maksud menyamakan pengertian tentang istilah-istilah itu, sehingga dengan demikian dapat dihindari kesalahpahaman dalam menafsirkannya. Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Upaya mengembangkan penggunaan dan fungsi bahasa, sastra, dan aksara Sunda agar lebih baik dan lebih memasyarakat serta dilakukan melalui rekonstruksi, revitalisasi , dan sosialisasi. Pasal 7 Huruf a Jangkauan pemeliharaan yang dimaksud dalam pasal ini merupakan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun program-program kegiatan pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara Sunda beserta penetapan kebijakan penganggarannya. Huruf b Pendidikan di sekolah, adalah pendidikan formal berdasarkan kurikulum nasional dan atau kurikulum daerah/lokal yang ditetapkan Pemerintah meliputi jenjang Pendidikan Taman Kanak-Kanak, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Pendidikan luar sekolah adalah Pendidikan Informal yang tidak berdasarkan kurikulum yang dibuat pemerintah, akan tetapi dibuat oleh lembaga-lembaga non pemerintah, misalnya kursus, mengarang/menulis, kursus berpidato, kursus menerjemahkan dan sebagainya. Huruf c,d,e,f,g,h,i,j,k,l,m,dan n Cukup Jelas Pasal 8 Peran masyarakat adalah partisipasi aktif sebagai mitra kerja Pemerintah Daerah baik sebagai mitra kerja pemikir, mitra kerja pelaksana dan mitra kerja menyeluruh. Peran masyarakat tersebut diwujudkan melalui berbagai lingkungan kehidupan, seperti : a. Lingkungan Keluarga; b. Lingkungan Pendidikan; c. Lingkungan Institusi Pemerintah Daerah; d. Lingkungan Kesenian; e. Lingkungan Keagamaan; f. Lingkungan Organisasi Profesi dan sebagainya. 8 Pasal 9 Huruf a,b, dan c Cukup Jelas Huruf d Penulisan aksara Sunda untuk nama-nama jalan, kampung, desa, gapura kota, bandara, terminal, stasiun kereta api, kantor pemerintah dan tempattempat umum lainnya merupakan upaya konkrit pelestarian aksara Sunda. Selain bermanfaat sebagai ciri khas daerah, juga digunakan sebagai salah satu daya tarik pariwisata. Huruf e Cukup Jelas Huruf f Sistem pemberian penghargaan yang dimaksud adalah berbagai kemudahan bagi : a. media masa cetak dan elektronik yang menggunakan bahasa Sunda; b. guru dan murid sekolah dasar; c. sastrawan peneliti dan pemerhati bahasa, sastra dan aksara Sunda; d. yang menunjukkan dedikasi dan prestasi luar biasa pada upaya pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara Sunda. Bentuk-bentuk insentif tersebut dapat berupa : 1) tunjangan hari tua; 2) biaya penulisan dan penerbitan; 3) subsidi karya unggulan; 4) beasiswa study lanjut; 5) keringanan pajak dan retribusi; 6) piagam penghargaan, dan sebagainya. Pasal 10 Cukup Jelas Pasal 11 Cukup Jelas Pasal 12 Cukup Jelas Pasal 13 Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9