ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO TERJADINYA PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK (PJI) PADA KLIEN HIPERTENSI (Analysis Of Risk Factors Of Ischemic Heart Disease (IHD) On The Client's Hypertension) Sunardi, Ni Luh Putu Ekarini, Paula Krisanty Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III Email: [email protected] ABSTRAK Hipertensi adalah peningkatan persisten dari tekanan darah sistolik pada level 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik pada level 90 mmHg atau lebih (Black & Hawks, 2013). Kejadiankejadian sindroma koroner akut seperti serangan jantung masih menjadi tren akibat dari hipertensi, salah satunya Penyakit Jantung Iskemik (PJI). Adanya faktor-faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu: herediter, umur, jenis kelamin, etnik/suku, penyakit diabetes, stress, obesitas, nutrisi dan rokok. Fenomena yang terjadi dan menjadi masalah penelitian ini adalah apakah benar bahwa hipertensi sebagai faktor penyebab kejadian penyakit jantung iskemik (PJI), dan resiko yang paling banyak terjadi akibat hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang terjadi akibat hipertensi terhadap kejadian penyakit PJI. Desain Penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kelurahan Cipinang Muara Jakarta Timur, pengambilan sampel dilaksanakan bulan Oktober-November 2014 terhadap klien yang berkunjung kepuskesmas dengan riwayat hipertensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 60 responden, tidak semua faktor seperti jenis kelamin, riwayat keluarga/Keturunan dan adanya penyakit lain dapat menyebabkan terjadinya Penyakit Jantung Iskemik (PJI) tetapi dari hasil penelitian menunjukan bahwa faktor yang dominan menyebabkan terjadinya PJI adalah usia, riwayat merokok, riwayat hipertensi (lama hipertensi) dan tekanan sistol, walaupun tidak terlalu bermakna karena OR < 1. Diantara ketiga faktor tersebut yang paling berhubungan dengan terjadinya PJI adalah riwayat hipertensi (lama hipertensi). Kata kunci : Hipertensi, faktor risiko penyakit jantung iskemik (PJI) ABSTRACT Hypertension is persistent increase of systolic blood pressure at 140 mmHg or diastolic blood pressure and more at level 90 mmHg or more (Black & Hawks, 2013). Incidents of acute coronary syndrome, such as a heart attack is still a trend resulting from hypertension, one of which Ischemic heart disease (IHD). The existence of the risk factors of hypertension are : hereditary, age, gender, ethnic, diabetes, obesity, stress and smoking. The phenomenon is going to be a problem and this research is whether it is true that hypertension as a factor causing the incidence of IHD, and the most risk incurred as a result of hypertension. This research aims to identify risk factors that occur as a result of hypertension disease occurrence against the IHD. Design research is a descriptive correlation with cross sectional approach. Research carried out at Clinics in East Jakarta's Cipinang prison Wards Estuary, sampling was carried out in October-November 2014 against clients who visit to puskesmas with a history of hypertension. The research results showed that out of 60 respondents, not all factors such as gender, family history can lead to occurrence of IHD but from the results of the study showed that the dominant factor led to the HOST ISPS are age, smoking history, hypertension history (old hypertension) and pressure systole, though not particularly because of the OR < 1. Among these factors are the third most in touch with the IHD is a history of hypertension (old hypertension). Keywords : Hypertension, risk factors ischemic Head Disease 1 2 JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 1-12 (Karo-Karo dalam Rilantono, 2012). Dan PENDAHULUAN Hipertensi adalah peningkatan penyebab kematian nomor satu di negara persisten dari tekanan darah sistolik pada maju adalah penyakit jantung. Di Amerika level 140 mmHg atau lebih dan tekanan Serikat, dilaporkan setiap menit ada satu darah diastolik pada level 90 mmHg atau orang meninggal akibat penyakit jantung. lebih (Black & Hawks,2013). Hipertensi Di Indonesia juga dilaporkan hal yang merupakan salah satu faktor risiko pada sama atau hampir sama. Penyebab utama penyakit kardiovaskular. Stratifikasi risiko penyakit ini adalah proses penuaan dan penyakit berbagai faktor risiko yang memacu, kardiovaskular pada Klien hipertensi dibuat menurut tekanan darah, faktor risiko kardiovaskular, kerusakan sejumlah organ Damage/TOD) (Target atau penyakit diantaranya hipertensi (Kabo, 2010). Faktor-faktor risiko hipertensi antara Organ lain herediter, umur, jenis kelamin, etnik, ginjal diabetes, stress, obesitas, nutrisi dan rokok. (Cordero,et.al., 2011). Perkiraannya hanya 25% dari semua orang Hipertensi adalah masalah kesehatan dengan hipertensi, yang tekanan darahnya global, termasuk di Indonesia karena terkontrol, prevalensinya tinggi, meskipun berbeda- ketidaktahuan beda di berbagai negara. Berdasarkan kesehatan menjadikan Riset hipertensi terus Kesehatan Dasar (Riskesdas) tidak patuhnya klien dan terhadap pelayanan kasus bertambah akibat Kejadian- nasional tahun 2007 prevalensi hipertensi kejadian sindrom koroner akut seperti pada penduduk berusia 18 tahun ke atas penyakit jantung iskemik (PJI) masih mencapai 28% dan terjadi penurunan menjadi akibat hipertensi paling umum, 31,7% ditahun 2013 menjadi 25,3% adanya hipertensi juga dapat menyebabkan (Riskesdas, 2013), tetapi asumsi terjadi atau memperparah aterosklerosis, stroke, penurunan bisa bermacam-macam mulai nefropati, dari alat ukur tensi yang berbeda-beda atau aneurisma aorta dan gagal jantung (Black masyarakat sudah berobat ke fasilitas & Hawks, 2013). Jika hipertensi dibiarkan pelayanan kesehatan (fasyankes), karena tanpa pengobatan, hampir separuh klien terjadi peningkatan prevalensi hipertensi meninggal karena penyakit jantung dan (pada wawancara) dari 7,6% tahun 2007 sisanya 10-15% akan meninggal karena menjadi 9,5% pada tahun 2013. gagal ginjal (Black & Hawks, 2013). Hipertensi tidak memberikan penyakit Puskesmas vaskuler Cipinang merupakan salah perifer, Muara keluhan dan gejala yang khas sehingga Jatinegara satu banyak Klien yang tidak menyadarinya puskesmas di lingkungan Jakarta Timur 3 Sunardi: Analisis Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Jantung Iskemik (PJI) Pada Klien Hipertensi dengan angka kunjungan Klien hipertensi dengan obat-obatan hipertensi dan kontrol yang cukup banyak. Kunjungan yang secara teratur, Klien hipertensi juga perlu banyak dengan diberikan pendidikan kesehatan terkait hipertensi, diabetes mellitus, TBC, stroke risiko mengalami, modifikasi gaya hidup dan penyakit jantung koroner (biasanya dan hanya untuk mengambil rujukan). Data manifestasi klinis harus disampaikan sejak yang diperoleh dari laporan bulanan data dini. kesakitan (LB-1) Puskesmas Cipinang mengenai faktor risiko tersebut diharapkan Muara Jatinegara periode Januari – Mei Klien lebih sadar dan mau memodifikasi 2014 adalah sebagai berikut : Kasus gaya hipertensi 299 kasus, kasus diabetes komplikasi lanjut dari hipertensi. melitus 245 kasus, kasus penyakt jantung Fenomena iskemik sebanyak 251 kasus dan kasus masalah penelitian ini adalah apakah benar stroke sebanyak 56 kasus. Hipertensi bahwa hipertensi sebagai faktor penyebab merupakan kasus yang banyak dan perlu kejadian penyakit jantung iskemik (PJI), mendapatkan antara komplikasi lain Klien perhatian yang Dengan akibat akibat hipertensi sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi menyebabkan risiko yang iskemik (PJI). bisa penting untuk memeriksa tekanan darah sejak usia remaja dan apabila ditemukan hipertensi harus diperiksa dengan teratur dan tekanan darahnya dikendalikan sampai disarankan, dengan memperbaiki kebiasaan hidup yang tidak baik dan dengan pengobatan. Klien dengan hipertensi dan riwayat hipertensi perlu dikaji lebih lanjut pada faktor-faktor risiko, apalagi jika terjadi kejadian akibat faktor hipertensi penyakit jantung menyebabkan disfungsi ereksi. Oleh karena itu sangat yang dan menjadi ditimbulkan jantung, otak, ginjal dan retina mata. tingkat mencegah dan resiko yang paling banyak terjadi terhadap ke penjelasan untuk yang terjadi dini karena akan hipertensi Pengenalan diberinya hidupnya kerusakan sejumlah organ penting yaitu Bahkan fisik. serius hipertensi cukup banyak. Hipertensi latihan disertai dengan penyakit lain seperti diabetes. Selain METODE Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu deskriptif korelasi dengan desain dimana penelitian peneliti mengidentifikasi “Cross Sectional” hanya faktor-faktor ingin risiko hipertensi yang mungkin berpengaruh terhadap kejadian PJI dan tidak ada perlakuan dalam penelitian ini. Populasi adalah Klien hipertensi dan Klien riwayat hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas, baik dengan tujuan kontrol 4 JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 1-12 maupun berobat. Sedangkan Sampel dalam memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan pelaksanaan penelitian diidentifikasi sesuai dalam penelitian sampai jumlah subjek kriteria inklusi dan eklusi penelitian. yang Ketentuan jumlah sampel minimal untuk penelitian dari bulan Mei sampai dengan analisis regresi logistik adalah 10-15 bulan November 2014, sedangkan waktu kejadian untuk tiap parameter (Peduzzi et pengambilan al. dalam Hosmer dan Lemeshow, 2000). Oktober - November 2014. diperlukan data terpenuhi. selama dua Waktu bulan Penelitian ini memiliki 6 variabel yang Instrumen yang digunakan dalam akan diteliti, jadi jumlah sampel minimal penelitian ini terdiri dari Kuesioner yang yang dibutuhkan adalah 6 x (10-15) = 60 - berisi data demografi responden dan 90 responden. Klien yang akan dilibatkan pertanyaan tentang manifestasi klinis PJI. pada penelitian ini adalah 60 orang Klien Adapun hipertensi dan Klien dengan riwayat kuesioner yang seluruhnya terdiri dari 22 hipertensi. item pertanyaan, meliputi data demograsi Teknik pengambilan sampel yang digunakan convenience penelitian non sample. ditentukan, selanjutnya dengan adalah adalah teknik probability instrument penelitian adalah atau karakteristik klien 5 item pertanyaan dan 17 pertanyaan yang berkaitan dengan Setelah tempat riwayat penyakit hipertensi dan tanda maka langkah gejala yang dirasakan/manifestasi klinis pemilihan consecutive sampel terhadap penyakit jantung iskemik. sampling dimana semua subjek yang datang dan HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik klien hipertensi Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi Di Puskesmas Cipinang Maura Jakarta, November 2014 (n = 60) No. Variabel 1. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 2. Suku Sunda Betawi Jawa Batak Padang Lain-lain (Tionghoa) 3. Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Diploma 3 N % 10 50 16,7 83,3 12 15 24 2 6 1 20 25 40 3,3 10 1,7 40 6 10 3 66,7 10 16,7 5 5 Sunardi: Analisis Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Jantung Iskemik (PJI) Pada Klien Hipertensi No. Variabel S1 Pekerjaan PNS Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga (IRT) Pensiunan Tidak bekerja Riwayat hipertensi Kurang dari 12 bulan (1 tahun) Lebih dari 1 tahun Tidak ingat Riwayat penyakit lain Diabetes Ginjal Stroke Lain-lain (gastritis) Tidak ada Keluarga yang menderita hipertensi Ayah Ibu Tidak ada Riwayat merokok Tidak merokok Merokok Sudah stop Riwayat terapi obat-obatan Tidak ingat Tidak teratur Teratur 4. 5. 6. 7. 8. 9. N % 1 1,7 1 2 7 41 4 5 1,7 3,3 11,7 68,3 6,7 8,3 44 16 54 37,3 13,6 45,8 15 2 4 3 36 25 3,3 6,7 5 60 10 10 40 16,7 16,7 66,3 53 2 5 88,3 3,3 8,3 25 9 26 41,7 15 43,3 Pada tabel 1 menunjukan bahwa: jenis mengalami PJI karena pengaruh dari kelamin oleh hormon. Walaupun pada awalnya laki-laki Distribusi lebih risiko mengalami PJI. Hal ini juga pekerjaan sebagian besar sebanyak 68,3% dipengaruhi dari gaya hidup termasuk pola sebagai makan dan kebiasaan merokok. responden perempuan didominasi sebesar Ibu 83,3%. rumah Tangga (IRT). Distribusi suku sebesar 40% adalah suku Jawa. Distribusi tingkat Pada tabel 1 menunjukan bahwa pendidikan riwayat penyakit lain sebanyak 60% tidak sebagian besar sebanyak 66,7% dengan ada riwayat penyakit dimana responden pendidikan SD. Hasil ini sejalan dimana hanya mempunyai riwayat hipertensi dan perempuan dengan usia dewasa tua lebih sebanyak banyak pekerjaan sebagai IRT didukung pengobatan secara teratur diketahui dari dengan tingkat pendidikan sebagian besar data riwayat minum obat. Hasil ini bisa adalah SD. Berdasarkan teori pada wanita didukung dari jenis kelamin perempuan, yang sudah menopause lebih berisiko pekerjaan terbanyak sebagai IRT dengan 43,3% sudah melalukan 6 JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 1-12 rata-rata usia 61 tahun dan pendidikan SD, riwayat hipertensi karena ada juga yang oleh karena itu gejala tidak terdeteksi dari mengatakan jika orang tuanya meninggal awal, responden melakukan pengobatan ke mendadak. puskesmas setelah ada gejala seperti sering dimanajemen dengan baik berisiko lebih sakit tinggi mengalami PJI. kepala hipertensi. dan diketahui Ada kemungkinan sudah Hipertensi yang tidak riwayat Hasil analisis univariat menunjukkan minum obat yang tidak teratur dan tidak bahwa sebagian besar responden sebanyak ingat disebabkan karena pada saat obat 88,3% tidak ada riwayat merokok. Bagi akan habis tidak langsung datang berobat perokok ke Puskesmas sehingga ada rentang waktu mempunyai peluang yang sama kuat tidak minum obat. Dari respon yang dengan disampaikan responden ada juga yang Belakangan 23% laki-laki dan 18% wanita mengatakan bila tidak ada tanda dan gejala adalah perokok. Merokok mempunyai seringkali obat tidak diminum tanpa risiko tiga kali menyebabkan serangan melakukan kontrol tekanan darah secara jantung pada wanita dan dua kali pada teratur. laki-laki. Orang yang tidak merokok yang aktif dan risiko perokok perkembangan pasif PJI. Sedangkan riwayat keluarga yang terekspose tembakau perokok di rumah hipertensi dari orang tua (ayah atau ibu) atau di tempat kerja juga lebih tinggi 23,4% dan sebagian besar sebanyak 66,7% mengalami kematian karena PJI. Risiko tidak ada riwayat hipertensi dari keluarga. PJI menurun 50% pada satu tahun setelah Anak yang orangtuanya ada penyakit berhenti jantung lebih berisiko tinggi terhadap PJI. penelitian ini sebagian besar perempuan Meningkatnya risiko ini berhubungan sehingga sebagian besar tidak ada riwayat dengan genetik merokok, predisposisi hipertensi, peningkatan level terhadap lemak, diabetes dan obesitas , dimana semuanya meningkatkan risiko PJI. Bila dikaitkan dengan hasil penelitian dimana usia rata-rata 61 tahun, ada kemungkinan para responden tidak mengetahui bahwa salah satu atau bahkan kedua orang tua mereka mempunyai merokok. walapun Responden dalam dalam lingkungan rumah ada kemungkinan terekspos sebagai perokok pasif sangat besar. 7 Sunardi: Analisis Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Jantung Iskemik (PJI) Pada Klien Hipertensi Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan usia, tekanan darah dan nadi Di Puskesmas Cipinang Muara, November 2014 (n = 60) Variabel Usia Tekanan darah sistol Tekanan darah diastol Nadi Mean 61,68 155,55 88,52 85,68 Median 61 150 90 86,5 SD 9,14 30,37 11,57 18,99 Min - Maks 41-80 108-228 57-127 43-109 Pada tabel 2 menunjukkan bahwa: rata-rata (fasyankes), karena terjadi peningkatan usia responden adalah 61,68 tahun dengan prevalensi hipertensi (pada wawancara) usia termuda 41 tahun dan tertua 80 tahun. dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada Sebagian besar responden sebanyak 63,3% tahun 2013. mempunyai riwayat hipertensi lebih dari 1 hipertensi tahun. Sedangkan rata-rata tekanan darah sehingga klien tidak mendapat pengobatan sistol adalah 155,55, median adalah 150 yang sesuai, masalah diketahui setelah dengan SD 30,37, dimana diketahui timbul komplikasi pada organ lain. Tanda dan gejala klien seringkali tidak dirasakan tekanan sistol terendah 108 mmHg dan Usia berpengaruh pada risiko dan tertinggi 228 mmHg, rata-rata tekanan tingkat keparahan dari Penyakit Jantung darah diastol adalah 88,52, median adalah Iskemik 90 dengan SD 11,57, dimana diketahui predominan pada usia lebih tua dari 40 tekanan diastol terendah 57 mmHg dan tahun, dan 4-5 orang meninggal karena PJI tertinggi 127 mmHg. Rata-rata jumlah pada usia 65 tahun atau lebih. Angina dan nadi adalah 85,68, median adalah 86,5 infark miokard dapat terjadi pada orang dengan SD 18,99, dimana diketahui berusia 30 tahunan dan juga 20 tahuan. jumlah nadi terendah 43 x/menit dan Pada tertinggi 109 x/menit. mengalami serangan jantung dua kali lipat Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang laki-laki dan lebih PJI tua, meninggal tampak wanita karena serangan jantung (Black & Hawks, 2009). penduduk Hasil penelitian ini sejalan dengan teori berusia 18 tahun ke atas mencapai 28% dimana distribusi usia responden berkisar dan terjadi penurunan 31,7% ditahun 2013 41 – 80 tahun, dimana pada usia tersebut menjadi 25,3% (Riskesdas, 2013), tetapi fungsi tubuh sudah mulai mengalami asumsi terjadi penurunan bisa bermacam- penurunan sehingga akan lebih berisiko macam mulai dari alat ukur tensi yang untuk berbeda-beda Iskemik (PJI) dengan didukung riwayat hipertensi atau tahun usia Gejala 2007 prevalensi nasional dari (PJI). pada masyarakat sudah berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan mengalami Penyakit Jantung 8 JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 1-12 hipertensi yang sangat berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah. Bila dihubungkan dengan hasil penelitian menunjukkan bahawa tekanan darah dan Pada tabel 2 menunjukkan bahwa: jumlah nadi responden yang tertinggi tekanan darah sistol dengan rata-rata berada diatas nilai normal, dimana tekanan 155,55 mmHg, rata-rata tekanan darah darah sistol tertinggi adalah 228 mmHg, diastole 88,52 mmHg dan rata-rata jumlah tekanan darah diastole tertinggi 127 nadi 85,68 x/menit. Peningkatan beban mmHg dan jumlah nadi 109 x/menit. kerja karena Tanda-tanda vital diatas nilai normal ini peningkatan afterload, perbesaran dan sangat berisiko pada kejadian Penyakit kelemahan ventrikel kiri secara terus Jantung Iskemik (PJI) walaupun tanda dan menerus. Meningkatnya tekanan darah gejalanya seringkali tidak dirasakan oleh merupakan faktor serius pada kejadian responden, ada kemungkinan karena tubuh kardiovaskuler. Pada individu dengan sudah beradaptasi dengan kondisi tersebut. hipertensi, Tekanan jantung disebabkan obesitas, menggunakan darah sistol walaupun tembakau, level kolesterol tinggi dan mempunyai p value > 0,25 pada seleksi diabetes berisiko mengalami serangan regresi logistik tetapi dimasukkan dalam jantung yang meningkat secara signifikan. pemodelan multivariat karena dirasakan Lebih banyak laki-laki dibanding wanita penting sebagai faktor risiko PJI. mengalami hipertensi pada usia 45 tahun. Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan tanda dan gejala PJI yang pernah dirasakan Di Puskesmas Cipinang Muara Jakarta, November 2014 (n = 60) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Variabel Nyeri dada Berdebar-debar Sakit kepala Rasa seperti mau pingsan Badan terasa lemas Napas pendek n 7 5 25 0 8 5 % 11,7 25 41,7 0 13,3 8,3 Berdasarkan tabel 2 dapat digambarkan sakit kepala sebesar 25 orang (41,7%). bahwa: Distribusi tanda dan gejala yang Sedangkan frekuensi tanda dan gejala PJI paling sering dirasakan responden adalah dapat dilihat pada tabel 4. 9 Sunardi: Analisis Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Jantung Iskemik (PJI) Pada Klien Hipertensi Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan frekuensi tanda dan gejala PJI Di Puskesmas Cipinang Muara Jakarta, November 2014 (n = 60) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Variabel Tidak pernah % 66,7 41,7 23,3 73,3 35 61,7 Nyeri dada Berdebar-debar Sakit kepala Rasa seperti mau pingsan Badan terasa lemas Napas pendek Frekuensi paparan Jarang/kadangkadang % 26,7 33,3 26,7 25 30 30 badan tanda dan gejala yang paling banyak dibedakan dengan atipikal nyeri dada dirasakan responden adalah sakit kepala (chest sebesar 41,7%. Tanda dan gejala lain dari pencernaan, nyeri otot dada, pleuritis dan PJI seperti badan terasa lemas (13,3%) dan perikarditis (Kabo, 2012). Dari hasil berdebar-debar penelitian juga dirasakan tarik % 6,7 25 50 1,7 35 8,3 Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa: (25%) atau Sering pain) napas. misalnya tidak semua AP harus gangguan responden tetapi karena dengan berbagai kesibukan merasakan tanda dan gejala yang khas tanda dan gejala kurang diperhatikan. karena Tanda dan gejala dari PJI adalah nyeri merupakan dada (chest pain), palpitasi jantung (irama responden. jantung tidak teratur), sakit kepala berat seringkali respon tanda dan subyektif gejala dari Hubungan riwayat hipertensi (lama atau gelisah, sinkop (lemah, letih/hilang hipertensi) kesadaran), fatique, letargi atau mengantuk Penyakit Jantung Iskemik pada klien sepanjang hipertensi. Hasil analisis hubungan antara waktu, napas (Mahmood,et.al.,2011). Gejala pendek utama riwayat dengan hipertensi risiko (lama terjadinya hipertensi) Coronary Artery Disease (CAD) adalah dengan risiko terjadinya Penyakit Jantung angina pektoris (AP). AP didefinisikan Iskemik (PJI) diperoleh hasil bahwa ada sebagai perasaan tidak enak di dada (chest perbedaan discomfort) miokard. Penyakit Jantung Iskemik (PJI) pada klien Perasaan tidak enak di dada ini dapat hipertensi dan riwayat hipertensi, dimana p berupa nyeri, rasa terbakar atau rasa value = 0,033 (α > 0,05) artinya ada tertekan. Kadang-kadang tidak dirasakan hubungan antara riwayat hipertensi (lama di dada melainkan di leher, rahang bawah, hipertensi) bahu atau di ulu hati. Serangannya tidak Penyakit Jantung Iskemik (PJI) pada klien berhubungan dengan perubahan posisi hipertensi dan riwayat hipertensi. Dari akibat iskemia proporsi dengan risiko risiko terjadinya terjadinya 10 JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 1-12 hasil analisis diperoleh pula nilai OR = kelemahan ventrikel kiri secara terus 0,26, artinya klien dengan hipertensi dan menerus. Meningkatnya tekanan darah riwayat hipertensi yang lebih dari 1 tahun merupakan faktor serius pada kejadian mempunyai peluang 0,26 kali untuk kardiovaskuler. mengalami Penyakit Jantung iskemik (PJI) bahwa ada kemungkinan hipertensi terjadi dibandingkan dengan klien yang hipertensi sudah lama tetapi tidak terdeteksi karena kurang dari 1 tahun. Peningkatan beban tidak ada tanda dan gejala yang khas. kerja jantung disebabkan Hal ini menunjukkan karena peningkatan afterload, perbesaran dan Tabel 5. Pemodelan akhir analisis multivariat Di Puskesmas Cipinang Muara Jakarta, November 2014 (n = 60) No. 1. 2. 3. 4. Variabel Usia Riwayat hipertensi (lama hipertensi) Riwayat merokok Tekanan darah sistol B Wald Sig. OR -1,278 -0,894 1,053 1,932 0,305 0,165 0,279 0,409 95% C.I. for Exp (B) Lower Upper 0,024 3,197 0,116 1,443 -20,50 -0,313 0,000 0,243 0,999 0,622 0,000 0,732 0,000 0,211 2,532 Berdasarkan tabel 5, menunjukan bahwa bahwa lama hipertensi mempunyai risiko ternyata berhubungan mengalami PJI apabila tidak melakukan terjadinya pengobatan secara teratur walaupun tanda Penyakit Jantung Iskemik (PJI) adalah dan gejala tidak selalu dirasakan. Hasil variabel penelitian bermakna variabel dengan riwayat yang risiko hipertensi (lama ini sejalan dengan hasil hipertensi). Sedangkan variabel riwayat penelitian dari Cordero,et.al. (2011) yang merokok menyatakan dan jumlah nadi sebagai bahwa stratifikasi pasien konfonding. Hasil analisis didapatkan Odd dengan risiko penyakit kardiovaskuler Ratio OR) dari variabel riwayat hipertensi seharusnya dibuat menurut tekanan darah, (lama hipertensi) adalah 0,409, artinya target organ damage (TOD) dan adanya klien hipertensi dan riwayat hipertensi penyakit ginjal karena pasien dengan lebih dari 1 tahun mempunyai risiko riwayat mengalami Penyakit Jantung Iskemik (PJI) menunjukkan gejala hipertensi sering tidak 0,4 kali lebih tinggi klien dengan riwayat hipertensi yang kurang dari 1 tahun, setelah dikontrol variabel riwayat merokok dan jumlah nadi. Hal ini menunjukkan SIMPULAN Penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik responden menurut jenis Sunardi: Analisis Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Penyakit Jantung Iskemik (PJI) Pada Klien Hipertensi kelamin mayoritas adalah perempuan sebanyak 83,3% dan sisannya adalah jenis kelamin laki-laki, sedangkan 63,3% mengalami penangganan pencegahan penyakit jantung iskemik usia responden rata-rata 41 – 81 tahun, dan rata-rata 11 penyakit hipertensi lebih dari 1 tahun lamanya. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa DAFTAR RUJUKAN Black, J.M. & Hawks, J.H. 2013. Medical Surgical Nursing : Clinical Management for Positive Outcomes. Eight Edition. Volume 2. USA : Saunders Elsevier. tidak semua faktor-faktor seperti jenis kelamin, riwayat keluarga/Keturunan, riwayat penyakit lain dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung iskemik (PJI) tetapi ada variabel yang dominan menyebabkan terjadinya PJI yaitu; usia, riwayat merokok, riwayat hipertensi (lama hipertensi), dan tekanan darah sistol. Sedangkan Pada hasil pemodelan didapatkan bahwa faktor yang paling dominan dan berhubungan walaupun tidak terlalu bermakna dengan risiko terjadinya Penyakit Jantung Iskemik (PJI) yaitu faktor riwayat hipertensi (lama hipertensi), apabila tidak melakukan pengobatan secara teratur walaupun tanda dan gejala tidak selalu dirasakan. Kepada masyarakat terutama Canani, L. H., Gerchman, F., & Gross, J. L. 1998. Increased familial history of arterial hypertension, coronary heart disease, and renal disease in brazilian type 2 diabetic patients with diabetic nephropathy. Diabetes Care, 21(9), 1545-50. Cordero, A., Morillas, P., Bertomeugonzalez, V., Quiles, J., Mazón, P., Guindo, J., . . . Bertomeu, V. 2011. Clustering of target organ damage increases mortality after acute coronary syndromes in patients with arterial hypertension. Journal of Human Hypertension, 25(10), 600-7. Heyman, P. A. 2003. Hemodynamic parameters of patients with treated hypertension and . (Order No. 3095094, University of Florida). Kabo, P. 2012. Bagaimana menggunakan obat-obat kardiovaskular secara rasional. Edisi pertama, cetakan ke4. Jakrta : Balai Penerbit FK UI. keluarga yang memiliki anggota keuarga dengan hipertensi dan beresiko mengalami penyakit jantung iskemik, untuk lebih waspada dan puskesmas berobat/cek atau teratur pelayanan ke kesehatan terdekat.Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan instrument yang lebih rinci atau menggunakan variable diperkirakan dapat lain yang mendorong Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) Tahun 2013, Kemenkes RI, Jakarta. Lewis,S., Heitkemper, M., Dirksen, S., O’Brien, P. & Bucher, L. 2007. Medical Surgical Nursing : Assesment and Management of Clinical Problems. Seventh Edition. Volume 1. USA : Mosby Elveier. JKep. Vol. 2 No. 3 Nopember 2014, hlm 1-12 Rilantono, L.I. (2012). Penyakit Kadiovaskuler (PKV) : 5 Rahasia. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 12 Takeuchi, K., Zhang, B., Ideishi, M., Urata, H., Noda, K., Tashiro, T., . . . Saku, K. 2004. Influence of age and hypertension on the association between small artery compliance and *. American Journal of Hypertension, 17(12), 1188-91.