Uploaded by clarflrn

Makalah Perkembangan Islam Masa Bani Umayyah - SMA

advertisement
MAKALAH PERKEMBANGAN ISLAM
DALAM MASA BANI UMAYYAH
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran PAI dan BP
oleh guru pengampu Agus Samsul Nahar
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
XII MIPA 3
Angga Aji Permana (04)
Dava Dwiki Ramadani (06)
Falisha Jauza Salsabila (07)
Malika Wasifahhusna Ahya (15)
R Kayla Hurul Aini (24)
SMAN 7 BANDUNG
JL. LENGKONG KECIL NO. 53
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kejadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, yang telah melimpahkan berkah-Nya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada guru kami yang telah memberikan
dukungan dalam penyusunan makalah ini. Kami juga ingin berterima kasih kepada
teman-teman kami yang telah berkontribusi dalam mengerjakan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada para pembaca mengenai “Perkembangan Islam dalam Masa Bani
Umayyah” dan mampu menjadi bahan pembelajaran yang bermanfaat. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa
yang akan datang.
Bandung, 29 Oktober 2023
Penulis
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................. ........................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Asal-Usul Dinasti Umayyah.....................................................................2
B. Khalifah Dinasti Umayyah.......................................................................3
C. Keberhasilan Dinasti Umayyah................................................................9
D. Keruntuhan Dinasti Umayyah................................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan.............................................................................................13
B. Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinasti Umayyah dibentuk setelah masa Khulafaur Rasyidin, yaitu para
khalifah yang menggantikan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai
pemimpin. Khulafaur Rasyidin berakhir setelah masa pemerintahan Khalifah
Ali bin Abi Thalib. Kejatuhan Ali disebabkan oleh berhasilnya kaum khawarij
membunuh Ali. Dinasti Umayyah berkuasa dari tahun 661-750 M di wilayah
Jazirah Arab dengan ibu kota di Dasmaskus, Suriah, serta dari 756-1031 di
Cordoba Andalusiana dan Spanyol.
Selama masa Khulafaur Rasyidin, kepemimpinan dalam Islam didasarkan pada
prinsip musyawarah. Khalifah dipilih melalui proses musyawarah. Mereka
juga mengambil keputusan penting melalui musyawarah dengan para pembesar
lainnya ketika menghadapi masalah atau keputusan yang sulit.
Pergantian pemerintahan menyebabkan perubahan besar dalam dinamika
kepemimpinan Islam. Perubahan ini mencakup pergeseran dari sistem
musyawarah ke kepemimpinan yang lebih sentralistik dan otoriter di bawah
pemerintahan Dinasti Umayyah. Ini adalah aspek penting dalam pemahaman
perkembangan peradaban Islam setelah masa Khulafaur Rasyidin.
B. Rumusan Masalah
1. Dari mana asal usul Dinasti Umayyah?
2. Siapa saja khalifah-khalifah pada Dinasti Umayyah?
3. Apa saja keberhasilan yang dicapai Dinasti Umayyah?
4. Apa saja faktor-faktor penyebab keruntuhan Dinasti Umayyah?
C. Tujuan
1. Mengetahui asal-usul Dinasti Umayyah.
2. Mengetahui khalifah-khalifah pada Dinasti Umayyah.
3. Mengetahui keberhasilan yang dicapai Dinasti Umayyah.
4. Mengetahui faktor-faktor penyebab keruntuhan Dinasti Umayyah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal-Usul Dinasti Umayyah
Dinasti Umayyah di dirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dengan cara
menolakmembai’at Ali, memerangi Khalifah Ali dan melakukan perdamaian
(tahkim) yang dilihat secara politik hal ini sangat menguntungkan Muawiyah.
Peristiwa tahkim terjadi karena perang Siffin. Perang siffin terdiri atas dua
golongan yang berseteru akibat krisis kepemimpinan tersebut yaitu golongan
Khalifah Ali dan golongan Muawiyah dengan dalih menuntut darah Utsman menuntut Ali agar menyikapi dan menyelesaikan tragedi pembunuhan Utsman
- dengan menyusun kekuatan menentang pemerintahan Ali.
Keberuntungan Muawiyah berikutnya adalah keberhasilan pihak Khawarij
membunuh Khalifah Ali. Jabatan Khalifah setelah Ali wafat, dipegang oleh
putranya, Hasan Ibn Ali selama beberapa bulan. Akan tetapi, karena tidak
didukung oleh pasukan yang kuat, sedangkan pihak Muawiyah semakin kuat,
akhirnya Muawiyah melakukan perjanjian dengan Hasan Ibn Ali. Isi perjanjian
itu adalah bahwa pergantian pemimpin akan diserahkan kepada umat Islam
setelah masa Muawiyah berakhir. Perjanjian ini dibuat padatahun 661 M dan
tahun tersebut disebut am jama’ah karena perjanjian ini mempersatukan umat
Islam kembali menjadi satu kepemimpinan politik.
Keberhasilan Muawiyah mendirikan Dinasti Umayyah bukan hanya akibat
darikemenangan diplomasi di perang siffin dan terbunuhnya Khalifah Ali saja,
dari sejak semula Gubernur Suriah itu memiliki basis rasional yang solid bagi
landasan pembangunan politiknya di masa depan. Pertama dukungan yang kuat
dari rakyat suriah dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri. Kedua sebagai
seorang administrator, Muawiyah sangat bijaksana dalam menempatkan para
pembantunya pada jabatan-jabatan penting. Ketiga, Muawiyah memiliki
kemampuan menonjol sebagai negarawan. Berani memaklumkan jabatan
Khalifah secara turun temurun
2
B. Khalifah Dinasti Umayyah
Dinasti Umayyah selama kurun waktu sekitar 90 tahun di pimpin oleh empat
belas orang khalifah. Keempat belas khalifah Dinasti Umayyah ialah sebagai
berikut:
1. Muawiyah (41-60 H/ 661-680 M)
Muawiyah dilahirkan kira-kira lima belas tahun sebelum Hijrah, dan
masuk Islam pada hari penaklukan kota Mekkah bersama-sama penduduk
kota Mekkah lainnya.Waktu itu ia berusia 23 tahun. Rasulullah ingin sekali
mendekatkan orang-orang yang baru masuk Islam diantara pemimpinpemimpin keluarga ternama kepadanya, agar perhatian mereka kepada
Islam itu dapat terjamin, dan agar ajaran-ajaran Islam itu benar-benar
tertanam dalam hati mereka. Sebab itu Rasulullah berusaha supaya
Muawiyah menjadi lebih akrab dengan beliau. Muawiyah lalu diangkat
menjadi salah satu penulis wahyu.
Inilah yang menyebabkan Khalifah Umar suka kepadanya. Selanjutnya,
pada masa Khalifah Utsman, semua daerah Syam diserahkan kepada
Muawiyah. Dia sendiri yang mengangkat dan memberhentikan pejabatpejabat pemerintahannya. Dengan demikian, Muawiyah telah berhasil
memegang jabatan 6 Gubernur selama 20 tahun. Dan sesudah itu menjadi
Khalifah selama 20 tahun pula.
2. Yazid (60-64 H/ 680-683 M)
Penunjukkan Muawiyah terhadap penggantinya adalah suatu tindakan
yang bijaksana, dan adanya yang baru itu dari kalangan Bani Umayyah
adalah suatu hal yang dapat diterima karena keadaan darurat. Muawiyah
mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya
Yazid. Meskipun dalam internal Bani Umayyah adaorang yang lebih baik
daripada Yazid, misalnya Abdul Malik Ibn Marwan. Deklarasi
pengangkatan anaknya Yazid sebagai putera mahkota menyebabkan
munculnya
gerakan-gerakan
oposisi
dikalangan
rakyat
yang
mengakibatkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkelanjutan.
Akhir riwayat hidup Yazid tidak panjang. Masa pemerintahannya
berlangsung hanya tiga tahun. Ia mati dalam usia muda. Ia tidak dapat
3
merasakan kenikmatan
sebagai
khalifah.
Begitu ia naik
tahta,
dihadapannya telah berkecamuk bermacam-macam peristiwa, yang
merupakan penyakit berat bagi negaranya.
Pada masa pemerintahan Yazid terjadi gerakan oposisi dimana
memperotes Yazid yang naik kursi kekhalifaan tanpa musyawarah di
kalangan kaum muslim. Gerakan protes ini menyebabkan terbunuhnya
cucu Rasulullah saw. Husein Ibn Ali oleh Ubaidullah bin Ziyad dan
memenggal kepalanya.
3. Muawiyah II (64 H/ 683 M)
Masa jabatannya tidak lebih dari 40 hari. Kemudian mengundurkan diri
karena sakit. Dan selanjutnya ia mengurung dirinya dirumah sampai ia
meninggal tiga bulan kemudian. Alasan ia dipilih karena kakeknya, yaitu
Muawiyah I telah meletakkan asas-asas sistem warisan dalam jabatan
khalifah itu. Ia telah berjuang selama bertahun-tahun untuk melaksanakan
pengangkatan Yazid.
4. Marwan Ibn Hakam (64-65 H/683-685 M)
Marwan bin Hakam memegang peranan penting dalam perang Jamal.
Setelah perang Jamal selesai, Marwan mengundurkan diri dari kancah
politik kemudian ia memberikan baiah dan sumpah setianya atas
pengangkatan Ali menjadi Khalifah. Muawiyah menganggap hal itu
dilakukan Marwan hanyalah karena suatu sebab yang memaksa, yaitu
untuk menjaga kemaslahatan Bani Umayyah yang berada di Mekah dan
Madinah. Marwan adalah seorang yang bijaksana, berpikiran tajam, fasih
berbicara, dan berani. Ia ahli dalam pembacaan al-Quran dan banyak
meriwayatkan hadis-hadis daripara sahabat Rasulullah yang terkemuka,
terutama dari Umar bin Khattab dan Usmanbin Affan. Ia juga telah berjasa
dalam menertibkan alat-alat takaran dan timbangan. Ia meninggal pada
bulan Ramadhan tahun 63 H, setelah ia membujuk lebih dahulu dua orang
puteranya untuk menggantikannya berturut-turut, yaitu Abdul Malik dan
Abdul Aziz. Dengan demikian telah mengabaikan putusan Muktamar al
Jabiyah.
4
Muktamar al-Jabiyah (Sebuah musyawarah) dilaksanakan pada
penghujung tahun 64 H di kota al-Jabiyah adalah suatu tempat adalah
diputuskan adanya keharusan untuk mendirikan kekhalifahan, dalam
pertemuan itu juga telah diputuskan juga sebuah prinsip yang sangat
penting bahwa pemilihan seorang khalifahhanya terlaksana melalui
prosedur pemilihan dari umat, aspirasi umat atau wakil umat yang aspiratif
dan mempresentasikan kedaulatan umat.
5. Abdul Malik Ibn Marwan (65-86 H/ 685-705 M)
Abdul Malik ini dipandang sebagai pendiri kedua bagi Daulah
Umayyah. Ketika ia diangkat menjadi Khalifah, alam islami sedang berada
dalam
keadaan
terpecah-belah.
Ibn
Zubair
di
Hijjaz/Mekah
memproklamirkan dirinya sebagai Khalifah. Kaum Syiah mengadakan
pemberontakan. Dari kaum Khawarij membangkang pula. Namun, semua
kekacauan ini mampu dilewati oleh Abdul Malik. Ia berhasil
mengembalikan seluruh wilayah taat kepada kekuasaannya. Begitu pula, ia
dapat menumpas segala pembangkangan dan pemberontakan. Sebab itulah
ia berhak disebut sebagai “pendiri yang kedua” bagi Dinasti Umayyah.
Khalifah Abdul Malik memerintah paling lama, yakni dua puluh satu
tahun ditopang oleh para pembantunya yang juga termasuk orang kuat dan
menjadi kepercayaannya, seperti al-Hajjaj bin Yusuf yang gagah berani di
medan perang dan Abdul Aziz, saudaranya yang dipercaya memegang
jebatan sebagai Gubernur Mesir. Adapun karakter Abdul Malik, antara lain
ialah: percaya diri, dan diantara antara Yordania dan Damaskus, sebuah
muktamar bersejarah yang menghasilkan keputusan yang sangat
monumental dalam sejarah kekhalifahan dan sejarah Islam, orang-orang
yang semasa dengan dia tak ada yang dapat menandinginya. Diantara karya
Abdul Malik yang patut dipuji ialah mengarahkan kantor-kantor
pemerintahan, membuat mata uang dengan cara yang teratur.
6. Al Walid Ibn Abdul Malik (86-96 H/ 705-715 M)
Khalifah al Walid dilahirkan pada tahun 50 H. Tumbuh dengan semua
kemewahan. Ia mempelajari Kebudayaan Islam. Tetapi pendidikannya
tentang bahasa Arab sangat lemah, sehingga ia berbicara kurang fasih.
5
Khalifah al Walid bin Abdul Malik memerintah sepuluh tahun lamanya.
Pada masa pemerintahannya kekayaan dan kemakmuran melimpah ruah.
Kekuasaan Islam melangkah ke Spanyol dibawah pimpinan pasukan Tariq
bin Ziyad ketika Afrika Utara dipegang oleh Gubernur Musa bin Nusair.
Karena kekayaan melimpah ruah ia sempurnakan pembangunan
gedung-gedung, pabrik-pabrik, dan jalan-jalan yang dilengkapi dengan
sumur untuk para kafilah dagang yang berlalu lalang di jalur tersebut. Ia
membangun masjid al-Amawwi yang terkenal hingga masa kini di
Damaskus. Disamping itu ia menggunakan kekayaan negerinya untuk
menyantuni para yatim piatu, diberinya mereka jaminan hidup, dan
disediakannya para pendidik untuk mereka. Begitu pula untuk orang-orang
yang cacat, disediakannya pelayan- pelayan khusus. Dan untuk orangorang buta, disediakannya pula para penuntun. Orang-orang itu semua
diberinya gaji yang teratur. Khalifah itu wafat tahun 96H/715 M, dan
digantikan oleh adiknya, Sulaiman sebagaimana wasiat ayahnya.
7. Sulaiman Ibn Abdul Malik (96-99 H/ 715-717 M)
Sulaiman bin Abdul Malik dilahiran pada tahun 54 H/674 M. Ia dilantik
menjadi Khalifah setelah saudaranya, Al Walid meninggal dunia. Sebelum
wafatnya, Al Walidpernah bermaksud untuk memecat Sulaiman dari
kedudukannya sebagai putera mahkota, karena ia ingin mengangkat
puteranya sendiri yang bernama Abdul Aziz.
Khalifah Sulaiman tidak sebijaksana kakaknya, kurang bijaksana, suka
harta sebagaimana diperlihatkan ketika ia menginginkan harta rampasan
perang (Ganimah) dari Spanyol yang dibawa oleh Musa bin Nusair. Ia
menginginkan harta itu jatuh ketangannya, bukan ke tangan kakaknya, al
Walid yang saat itu masih hidup walau dalam keadaan sakit. Musa bin
Nusair diperintahkan oleh Sulaiman agar memperlambat datangnya ke
Damascus dengan harapan harta yang dibawanya itu jatuh ke tangannya.
Namun Musa enggan melaksanakan perintah Sulaiman tersebut, yang
mengakibatkan ia disiksa dan dipecat dari jabatannya ketika Sulaiman naik
menjadi Khalifah menggantikan al-Walid.
6
8. Umar Ibn Abdul Aziz (99-101 H/ 717-720 M)
Khalifah ketiga yang besar ialah Umar bin Abdul Aziz, meskipun masa
pemerintahannya sangat pendek, namun Umar merupakan lembaran putih
Bani Umayyah dan sebuah periode yang berdiri sendiri, mempunyai
karakter yang tidak terpengaruh oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan Daulah
Umayyah yang banyak disesali. Dia merupakan personifikasi seorang
Khalifah yang takwa dan bersih. Suatu sikap yangjarang sekali ditemukan
pada sebagian besar pemimpin Bani Umayyah.
9. Yazid Ibn Abdul Malik (101-105 H/ 720-724 M)
Ia tumbuh berkembang dalam kemewahan dan manja, membuatnya
tidak merasakan nilai dan harga kekuasaan. Sebab, ia mendapatkan
kekuasaan dan sama sekali tidak merasakan jerih payahnya. Ia menjadi
khalifah setelah Umar bin Abdul Aziz, sesuai dengan pesan saudaranya
yang bernama Sulaiman bin Abdul Malik.
Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa pemerintahan Yazid
ini, antara lain ialah pemberontakan yang dilakukan oleh Yazid bin
Muhallab. Khalifah Umar mencurahkan tenaga yang tidak sedikit untuk
melenyapkan segala kezaliman dan memelihara Baitul mal milik kaum
muslimin, tetapi Yazid segera meruntuhkan usaha Khalifah yang terdahulu
dengan cara mengembalikan tanah-tanah dan hibah-hibah itu kepada para
pemegangnya semula. Yazid meninggal pada tahun 105 H/723 M dan
memerintah selama 4 tahun.
10. Hisyam Ibn Abdul Malik (105-125 H/ 724-743 M)
Khalifah Hisyam bin Abdul Malik perlu dicatat juga sebagai khalifah
yang sukses. Ia memerintahkan dalam waktu yang panjang yakni 20 tahun.
ia dapat pula dikategorikan sebagai khalifah Umayyah yang terbaik karena
kebersihan pribadinya, pemurah, gemar kepada keindahan, berakhlak
mulia dan tergolong teliti terutama dalamhal keuangan, di samping
bertakwa dan berbuat adil.
Masa pemerintahan Hisyam cukup lama, yaitu kira-kira dua puluh
tahun. Hisyam termasuk Khalifah-khalifah yang terbaik. Terkenal sebagai
seorang yang penyantun dan bersih pribadinya. Ia telah mengatur kantor-
7
kantor pemerintahan dan membetulkan perhitungan keuangan Negara
dengan amat teliti.
11. Al Walid Ibn Yazid (125-126 H/ 743-744 M)
Al Walid dilahirkan pada tahun 90 H. Ketika ayahnya diangkat menjadi
Khalifah, al-Walid berusia sebelas tahun, dan ketika ayahnya menderita
sakit yang terakhir, al-Walid sudah berumur lima belas tahun.
Diriwayatkan bahwa, pada waktu kematian menghampiri ayahnya, alWalid maju ke mimbar kemudian mengumumkan kematian ayahnya dan
kemudian al-Walid mendeklarasikan dia sebagai khalifah, kemudian dia
dibai’at. Al-Walid moralnya tidak begitu tinggi, dia mempunyai sifat
kegila-gilaan, yaitu sifat yang diwarisinya dari ayahnya. Faktor-faktor
itulah nampaknya yang telah mendorong pemuda itu untuk menguburkan
rasa pilu dan sedihnya kedalam gelas minuman keras, dan hidup dalam
pelukan
dayang-dayang
dan
hamba-hamba
sahaya
perempuan,
bergelimang dosa dan maksiat.
12. Yazid Ibn Walid
Yazid tidak dapat menikmati kedudukannya sebagai Khalifah, yang
telahdicapainya dengan usaha baik secara rahasia ataupun terang-terangan.
Masapemerintahannya berlangsung lebih kurang enam bulan. Dan masa
yang pendek itupenuh dengan kesukaran-kesukaran.
Yazid meninggal dunia setelah memangku jabatan Khalifah dalam
masa beberapabulan itu. Ia memberikan wasiat bagi saudaranya, Ibrahim
untuk menjadi Khalifahsesudahnya
13. Ibrahim Ibn Walid (126 H/ 744 M)
Ibrahim bin al-Walid hanya memerintah dalam waktu singkat pada
tahun 126 Hsebelum ia turun tahta, dan bersembunyi dari ketakutan
terhadap lawanlawan politiknya.Karena kondisi pemerintahan saat itu
mengalami goncangan, naiknya Ibrahim bin Walidsebagai Khalifah tidak
disetujui oleh sebagian kalangan keluarga Bani Umayyah.
8
14. Marwan Ibn Muhammad (127-132 H/ 744-750 M)
Ia dibaiat sebagai khalifah setelah ia memasuki Damaskus dan setelah
Ibrahim bin Walid melarikan diri dari Damaskus pada tahun 127 H/744 M.
Marwan adalah orang besar, berani dan memiliki kebijaksanaan serta
kelicinan. Gejolak dan pemberontakan muncul dimana-mana. Tidak ada
satu kata tunggal di kalangan Bani Marwan.
Orang-orang Hismh memberontak, disusul kemudian oleh penduduk
Palestina. Pemberontakan ini berhasil dia taklukkan. Mempunyai
pengalaman yang luas dalambidang pertempuran. Ia berhasil membuat
rencana untuk penyusunan kembali kekuatan-kekuatan Islam. Ia
meninggalkan sistim pembagian bala tentara kepada beberapa kesatuan,
yang masing-masingnya terdiri dari orang-orang yang berasal dari satu
kabilah. Dan sebagai ganti dari sistim tersebut ia menyusun suatu bala
tentara yang teratur, dimana masing-masing anggotanya mendapat gaji
tertentu.
C. Keberhasilan Dinasti Umayyah
Umayyah Dinasti Umayyah dalam keberhasilannya melakukan ekspansi
kekuasaan Islam jauh lebih besar daripada imperium Roma pada puncak
kebesarannya. Keberhasilan ini diikuti pula oleh keberhasilan perjuangan bagi
penyebaran syariat Islam, baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang
politik dan ekonomi. Dengan begitu, Umayyah Timur berhasil pula
mengembangkan
aspek-aspek
peradaban
Islam
yang
sangat
besar
konstribusinya bagi Islam pada masa selanjutnya.
1. Arsitektur Seni bangunan
Pada zaman Umayyah bertumpu pada bangunan sipil berupa kota-kota,
dan bangunan agama berupa masjid-masjid.
Pada masa Walid bin Abd al-Malik dibangun pula masjid agung yang
terkenal dengan nama “Masjid Damaskus” atas kreasi arsitektur Abu
Ubaidah bin Jarrah.
Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga menyediakan dana 10.000 dinar
emas untuk memperluas dan menyempurnakan perbaikan Masjid al-Haram.
9
Begitu pula Masjid Nabawi, juga diperindah dan diperluas dengan arsitektur
Syiria di bawah pengawasan Umar bin Abdul Aziz.
2. Organisasi Militer
Pada masa Umayyah Organisasi militer terdiri dari Angkatan Darat (alJund), Angkatan Laut (al-Bahriyah), dan Angkatan Kepolisian (as-Syurtah).
Adapun organisasi kepolisian pada mulanya merupakan bagian dari
organisasi kehakiman. Tetapi kemudian bersifat independen, dengan tugas
mengawasi dan mengurus soal-soal kejahatan. Pada masa Hisyam bin Abdul
Malik, dalam organisasi kepolisian dibentuk Nidham al-Ahdas sistem
penangkal bahaya yang bertugas hampir serupa dengan tugas-tugas tentara.
3. Perdagangan
Setelah Dinasti Umayyah berhasil menguasai wilayah yang cukup luas,
maka lalu lintas perdagangan mendapat jaminan yang layak. Lalu lintas
darat melalui jalan Suterake Tiongkok guna memperlancar perdagangan
sutera, keramik, obat-obatan dan wewangian. Adapun lalu lintas di lautan
ke arah negeri-negeri belahan timur untuk demikian membawa ibu kota
Bashrah di teluk Persi menjadi pelabuhan dagang yang teramat ramai dan
makmur, begitu pula kota Aden. Dari kedua kota pelabuhan itu iring-iringan
kafilah dagang hampir tak pernah putus menuju Syamdan Mesir.
4. Kerajinan
Pada masa Khalifah Abd Malik mulai dirintis pembuatan tiraz (semacam
bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian Khalifah dan para
pembesar pemerintahan. Di bidang seni lukis, sejak Khalifah Muawiyah
sudah mendapat perhatian masyarakat. Seni lukis tersebut selain terdapat di
masjid-masjid juga tumbuh di luar masjid. Adanya lukisan di istana Bani
Umayyah, merupakan langkah baru yang munculdi kalangan bangsawan
Arab. Sebuah lukisan yang pertama kali ditorehkan oleh Khalifah Walid I,
adalah diadopsi kebudayaan Yunani (Hellenistik), tetapi kemudian
dimodifikasi menurut cara-cara Islam, sehingga menarik perhatian para
penulis Eropa.
10
5. Pengembangan Ilmu-Ilmu Agama
Pengembangan ilmu-ilmu agama sudah mulai dikembangkan karena
terasa betapa penduduk-penduduk di luar Jazirah Arab sangat memerlukan
berbagai penjelasan secara sistematis dan kronologis tentang Islam. Ilmuilmu yang berkembang saat itu diantaranya tafsir, hadis, fikih, ilmu kalam
dan Sirah/Tariksh.
D. Keruntuhan Dinasti Umayyah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Daulah Bani Umayyah lemah dan
membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang
baru bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas.
Pengaturannya tidak jelas. Ketidakjelasan sistem pergantian khalifah ini
menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota
keluarga istana.
2. Latar belakang terbentuknya Daulah Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan
dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Kelompok Syi’ah
(para pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik
secara terbuka seperti di masa awal danakhir maupun secara tersembunyi
seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan
terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku
Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada
sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini
mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk
menggalang persatuan dan kesatuan. Di samping itu, sebagian besar
golongan mawali (non Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur
lainnya, merasa tidak puas karena status mawali, ditambah dengan
keangkuhan bangsa Arabyang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4. Lemahnya pemerintahan daulah Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap
hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak
11
sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi
kekuasaan.
5. Kelemahan pemerintahan pusat dalam mengendalikan dan mengontrol
wilayah yang amat luas.
6. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan Daulah Bani Umayyah adalah
munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Abbas bin Abdul
Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan
golongan Syi’ah, serta dukungan dari kaum mawali yang merasa dikelas
duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah Khalifah Ali Ibn Abi Thalib wafat yang menjadi pemimpin umat
Islam yaitu Muawiyah Ibn Abi Sufyan. Muawiyah merubah sistem pemilihan
pemimpin Islam adalah musyawarah umat menjadi penunjukkan Putra
Mahkota. Sejak masa kepemimpinannya berdirilah Dinasti Umayyah selama
kurang lebih Sembilan puluh tahun.
Ada empat belas orang khalifah yang memimpin umat Islam selama kurang
lebih Sembilan puluh tahun. Sebagian memiliki masa pemerintahan yang lama
dan sebagian lagihanya sebentar bahkan hanya beberapa hari.
Pemimpin-pemimpin Dinasti Umayyah telah menunjukkan peradaban yang
begitu maju di tandai dengan arsitektur-arsitektur bangunan, pengembangan
ilmu pengetahuan, organisasi pemerintahan dan sebagainya.
Majunya suatu peradaban tentu akan menemui masa kehancuran.
Runtuhnya Dinasti Umayyah terjadi karena beberapa hal yaitu persaingan
keluarga kerajaan untuk menduduki kursi kepemimpinan, pemberontakanpemberontakan, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan
Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin
meruncing, sikap hidup mewah anak-anak khalifah, kelemahan pemerintah
pusat dalam menangani wilayah kekuasaan yang begitu luas, munculnya
kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Abbas Ibn Abdul Muthalib yang
di dukung kaum mawali dansyi’ah.
B. Saran
Saran kami bagi penulis selanjutnya adalah sebaiknya jika ingin membuat
makalah mengenai pembahasan yang serupa dengan kami, jangan hanya
terfokus pada satu sumber saja. Carilah sumber lain sebanyak-banyaknya. Bisa
melalui berbagai media seperti artikel, jurnal, podcast dan sebagainya. Sangat
penting untuk memperhatikan kredibilitas sumber. Disarankan untuk mengutip
13
sumber yang memiliki nama penulisnya agar dapat dipertanggungjawabkan
kredibilitasnya.
14
Daftar Pustaka
Lestari, dkk. (2020). Makalah Peradaban Islam Pada Masa Bani Umayyah.
(Fakultas
Ekonomi
Dan
Bisnis
Islam).
Tersedia
dalam.
https://www.studocu.com/id/document/institut-agama-islam-negeri-pekalo
ngan/sharia-economy-20/makalah-spi-kel-3/46309152.Diakses di Bandung
29 Oktober 2023.
Auladi, dkk. (2017). Peradaban Islam Pada Dinasti Umayyah. (Universitas Islam
Negeri
Walisongo
Semarang).
Tersedia
dalam.
https://www.studocu.com/id/document/institut-agama-islam-negeri-pekalo
ngan/sharia-economy-20/makalah-spi-kel-3/46309152.Diakses di Bandung
29 Oktober 2023.
Dimyathi, S. & Ghozali, F. (2018). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan. Tersedia dalam.
https://static.buku.kemdikbud.go.id/content/pdf/bukuteks/k13/bukusiswa/
Kelas%2012%20Islam%20BS%20press.pdf. Diakses di Bandung 29
Oktobert 2023.
15
Lampiran Kegiatan
Foto Hasil Kerja Kelompok:
1
Foto Hasil Diskusi:
2
Foto Hasil Notulensi:
3
Download