PEMBAHASAN A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam. Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” artinya pohon. Dalam dunia barat disebut Histoire (perancis), Historie (Belanda), History (Inggris). Berasal dari bahasa Yunani Istoria yang artinya ilmu.[1] Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (event in the past)[2]. Dalam pengertian lebih seksama sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia. Menurut Sidi Gazalba, sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makluk social, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertiandan kepahaman tentang apa yang telah berlalu.[3] Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebgaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” dan “peradaban”. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi dan moral, maka peradaban terrefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud. 1. Wujud Ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan lain-lain. 2. Wujud Kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. 3. Wujud Benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah. Menurut H.A.R. Gibb, bahwa Islam sesungguhnya lebih dari sekedar agama, Ia adalah peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam Sedangkan landasan dari pembahasan ini yakni “peradaban Islam” adalah “kebudayaan Islam” terutama wujud idealnya, sementara landasan “kebudayaan Islam” adalah agama Islam. Jadi dalam Islam, tidak seperti pada masyarakat yang menganut agama-agama bumi, agama bukanlah kebudayaan tetapi dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Allah SWT. William H. Frederick dan Soeri Soeroto, Pemahaman Sejarah Indonesia, Sebelum dan Sesudah Revolusi, Jakarta: LP3ES, 1982,hlm.1 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press, 1986,hlm.27 [3] Sidi gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu, Jakarta: Bharata, 1966,hlm. 11 [1] [2] KESIMPULAN Sejarah menurut istilah berarti keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Sedangkan peradaban adalah kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan. Jadi definisi mengenai sejarah peradaban Islam yakni kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa silam yang diabadikan di mana pada saat itu Islam merupakan pokok kekuatan dan sebab timbulnya suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Peradaban adalah unsur-unsur kebudayaan yang halus dan indah, yang mempunyai sistem teknologi, seni, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan. Kebudayaan mempunyai beberapa wujud yaitu wujud ideal (gagasan, nilai, norma), wujud prilaku, dan wujud material. Agama Islam tidak lahir dari peradaban atau kebudayaan tetapi membentuk dan menciptakan peradaban yang berbasis wahyu. Dengan kata lain sejarah peradaban islam adalah keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam dari satu waktu ke waktu lain, sejak zaman lahirnya Islam sampai sekarang. B. Metode Sejarah Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Rekontruksi yang imaginative dari masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh prose situ disebut historiografi (penulisan Sejarah).[1] 1. Metode Penggalian sejarah. a. Metode lisan (interview) , yaitu dalam pelacakan suatu obyek sejarah dilakukan dengan interview. b. Metode Observasi, dalam metode ini obyek sejarah diamati langsung. Jadi metode observasi merupakan metode pengumpulan data, yakni penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera terhadap kejadian yang dapat langsung ditangkap.[2] c. Metode Dokumenter, metode ini berusaha mempelajari secara cermat dan mendalam segala catatan atau dokumen tertulis. 2. Metode Penulisan Sejarah. Adapun dalam penulisan sejarah, metode yang dapat digunakan adalah metode : a. Metode Deskriptif, dengan metode ini digunakan untuk menggambarkan adanya peradaban Islam tersebut, maksudnya ajaran Islam sebagai agama samawi yang dibawa Nabi Muhammad yang berhubungan dengan peradaban diuraikan sebagaimana adanya dengan tujuan untuk memahami yang terkandung dalam sejarah tersebut. b. Metode Komparatif, metode ini merupakan metode yang berusaha membandingankan sebuah perkembangan peradaban Islam dengan peradaban Islam lainya. Dalam metode ini dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran Islam dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan berkembang dalam waktu serta tempat-tempat tertentu untuk mengetahui adanya persamaan dan perbedaan dalam suatu permasalahan tertentu. c. Metode Analisis Sintesis, metode ini melihat sosok peradaban Islam lebih kritis, ada analisis bahasan yang lebih luas serta kesimpulan yang spesifik. [1] [2] Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Jakarta: UI Press, 1986,hlm. 32 Bimo walgito,Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,Yogyakarta: fak.psikologi, UGM, 1980.hlm.54 C. Ilmu Dasar Sejarah Untuk memperoleh data yang akurat terkait sejarah dibutuhkan ilmu-ilmu pendukung yang akan memperkuat keberadaan sejarah tersebut. Adapun ilmu tersebut terbagi menjadi : Ilmu-ilmu dasar sejarah (auxillary disciplines) dan Ilmu-ilmu Bantu sejarah (auxillary sciences). Adapun ilmu Bantu sejarah meliputi : 1.paleografi. Adalah pengetahuan mengenai tulisan-tulisan kuno. Melalui paleografi ini dapat diketahui beberapa hal yaitu a. Bentuk tulisan misal tulisan Arab seperti : tumar, nasakhi, tsulus, farisi, magribi, ghubar, diwani dll. b. Cara membaca tulisan kuno seperti tulisan mesir pada piramida, tulisan arab sebelum Islam, tulisan Ibrani, tulisan jawa dengan bahasa sansekerta dll. c. Kapan dan dimana tulisan itu dibuat, sebab tulisan mengalami perubahan-perubahan, baik karena waktu maupun tempat yang berbeda. 2. Diplomatic, adalah suatu cabang pengetahuan yang menyelidiki tanggal, tempat serta keaslihan dokumen-dokumen tertulis. 3. Epigrafi, adalah cabang pengetahuan mengenai inskripsi atau tulisan yang terdapat dalam monument, baik mengenai teknik penulisan/pembuatan maupun isi teksnya. 4. Kronologis, adalah cabang pengetahuan yang membahas tentang masalah kesatuan waktu, seperti kalender Julius (model lama) dan Gregorius (model baru) dalam kalender masehi, tahun hijriyah dalam Islam (1H = 622 M), tahun saka (1 saka = 78 M). dll 5. Sigilografi, adalah pengetahuan mengenai segel yang dipergunakan oleh para raja, khalifah, gubernur, dll. Dengan mengetahui bentuk segel dan cara penggunaanya, maka akan diketahui apakah dokumen tersebut asli atau palsu. 6. Heraldry, adalah pengetahuan tentang tanda-tanda atau symbol istimewa yang terdapat dalam stempel, baju besi, pakaian para pembesar, pada bendera dan pakaian tentara. 7. Numismatik, adalah pengetahuan untuk mengadakan klasifikasi dan menguraikan secara deskriptif mengenai mata uang menurut negeri atau zamanya, termasuk didalamnya adalah medali. 8. Genealogi, adalah pengetahuan tentang asal usul dan silsilah termasuk juga daftar para pembesar dan pegawai. Bangsa Arab sangat mementingkan silsilah ini, sehingga ada buku khusus untuk mencari silsilah. dijadikan sebagai pengetahuan. D.Ilmu Bantu Sejarah Sejarah peradaban merupakan uraian sistematis dari segala sesuatu yang telah dipikirkan dan dikerjakan dalam lapangan peradaban pada waktu yang telah lampau. Didalam memahami sejarah peradaban tersebut dibutuhkan ilmu Bantu sejarah meliputi : 1. Geografi Peristiwa sejarah memiliki lingkup ruang dan waktu, dalam konteks ruang dimensi geografi sangat penting. Bahkan dalam konteks perluasan wilayah kekuasaan dan penyebaran suatu agama tidak mungkin dapat dijelaskan dengan baik, jika tidak mengetahui geografinya. 2. Sosiologi. Timbulnya dinamika kehidupan berawal dari interaksi seseorang yang terjadi dalam kehidupan antara individu maupun antara golongan. Proses mobilitas social hendaknya berorientasi pada kemaslahatan, baik dunia maupun akherat. Karena mobilitas social berpengaruh pada system peradaban Islam dan kebijakan peradaban Islam yang digunakan pada perkembangan peradaban Islam selanjutnya. 3. Antropologi. Antropologi dan sejarah memiliki obyek kajian yang sama yaitu manusia. Metode dalam antropologi dapat membantu beberapa masalah yang dihadapi oleh sejarawan. Berkaitan dengan peradaban, maka ada sejarah peradaban dan ada pula antropologi budaya. Dalam melakukan kajian sejarah peradaban dapat menggunakan konsep antropologi budaya dalam berbagai aspek yaitu : norma, adat istiadat, tingkat peradaban, gaya hidup dan lain-lain. 4. Arkeologi Arkeologi berbicara tentang warisan masa lampau yang berupa benda, bangunan, dan momentum yang berada dipermukaan tanah. Arkeologi memberikan bahan tentang kurun waktu yang tidak mewariskan bahan tertulis atau kurang tertulis. Dalam konteks ini arkeologi bersifat melengkapi, meskipun hanya bersifat melengkapi, bagi sejarah kebudayaan dan peradaban arkeologi sangat penting keberadaanya. Sebab arkeologi dapat mengungkapkan peradaban materiel masa lampau, seperti pembentukan kota, struktur perumahan, perabot rumah tangga, pakaian, perhiasan, alat kerja, senjata bahkan pengetahuan tentang agama. 5. Ilmu Sejarah. Sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia. Ilmu sejarah dipelajari untuk diambil dari sebuah sejarah, jika ada nilai positifnya dapat dikembangkan dalam kemodernan peradaban, tetapi jika sebaliknya hal yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman dapat dijadikan sebagai pengetahuan. E. Urgensi Mempelajari Sejarah Peradaban Islam. Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana pada waktu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Sejarah memiliki nilai dan arti penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Hal tersebut dikarenakan sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi perkembangan kehidupan manusia. Dengan mengkaji sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktifitas peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan kembali agama Islam. Selain itu dengan mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat memiliki kemauan untuk melakukan pembangunan dan pengembangan peradaban Islam dan dapat pula menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa kini, serta dapat memunculkan sikap positif terhadap berbagai perubahan system peradaban Islam. F. PERIODESASI PERADABAN ISLAM CLASSICAL ISLAM (650-1250 M) Masa Rasul Masa Khulafa Al Rasyidin Dinasti Umayyah Dinasti Abbasiyah Dinasti Umayyah II Dinasti Fatimiyah Dinasti Ayyubiyah Masa disintegrasi PERTENGAHAN ISLAM (1250-1800 M) Dinasti Mamluk Dinasti Turki Usmani Dinasti Safawi Dinasti Mughal MODERN ISLAM (1800 M – SEKARANG) Renaisans di Eropa Penjajahan Barat terhadap Islam Nasionalisme Dunia Islam Lahirnya Negara-Negara Islam G. Periodesasi Sejarah Islam.[1] Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, sejarah Islam dapat dibagi menjadi tiga periode, yaitu peride klasik, periode pertengahan, dan periode Modern. 1.Periode Klasik (650-1250 M) Dalam periode klasik ini dapat di bagi dalam dua masa, yaitu masa kemajuan Islam I dan masa disintegrasi. 1.Masa Kemajuan Islam I (650-1000 M) Masa ini merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam dalam hal ekspansi, sebelum Nabi Muhammad SAW. Wafat pada tahun 632 M. Seluruh semenanjung Arabia telah tunduk kebawah kekuasaan Islam. Ekspansi ke daerah-daerah diluar Arabia dimulai di zaman Khalifah pertama, Abu Bakar AshShiddiq yang terkumpul dalam wilayah Khulafaur Rasyidin kemudian dilanjutkan Dinasti Umayyah dan yang terakhir Dinasti Abbasiyyah. 2. Masa Disintegrasi (1000-1250 M) Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadipada akhir zaman Umayyah, tetapi memuncak di zaman Bani Abbasiyyah terutama setelah khalifah-khalifah menjadi lemah dalam tangan pengawal Turki. Daerah-daerah yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan di Damaskus dan kemudian di Bagdad, melepaskan diri dari kekuasaan khalifah di pusat dan bermuncullah dinasti-dinasti kecil. 2.Periode Pertengahan (1250-1800 M). Periode ini dapa pula dibagi ke dalam dua masa, yaitu masa kemunduran I dan masa Tiga Kerajaan Besar. 1. Masa Kemunduran I (1250-1500 M) 2. Masa Tiga Kerajaan Besar (1500-1800 M) Masa ini dapat pula dibagi kedalam dua fase, yaitu fase kemajuan II dan fase kemunduran II. a. Fase Kemajuan II (1500-1700 M) b. Fase Kemunduran II (1700-1800 M). 3.Periode Modern Periode ini merupakan kebangkitan Islam. Setelah ekspedisi Napoleon berakhir di mesir tahun 1801 M. Membuka mata dunia Islam terutama turki dan mesir, akan kkemunduran dan kelemahan umat Islam disamping kkemajuan dan kekuatan barat. Raja dan pemuka umat Islam mulai berfikir dan mencari jalan untuk mengembalikan keseimbangan kekuatan (balance of power), yang telah pincang dan membahayakkan bagi Islam.[2] Dengan demikian timbulah apa yang disebut modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran bagaimana caranya membuat umat Islam kembali maju sebagaimana pada periode klasik. Beberapa tokoh pembaharu atau modernisasi dikalangan Islam diantaranya : Muhammad bin Abdul Wahab di arabia, Muhammad Abduh, Jamaluddin Al Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir, Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah, dan Muhammad Iqbal di India. Sultan Mahmud II dan Musthafa Kamal Attatruk di Turki. H.Abdul Karim Amrullah, Kh. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari di Indonesia. Dan masih banyak yang lainya. [1] [2] Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam,hal. 20-46 Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam,hal. 45 Peradaban Islam Rasulullah Periode Makkah (610-622 M) Sejak zaman Rasulullah Saw, kebudayaan Islam berkembang terus menerus sejalan dengan perkembangan pemikiran dan meluasnya kekuatan politik dan daerah penganut Islam, terbentuk bermacam-macam struktur, ide, dan lembagalembaga dalam politik, lapangan ibadat, lapangan hukum, lapangan seni, lapangan ekonomi, lapangan sosial dan bermacam-macam lapangan kebudayaan yang lain. Yang jelas benar menonjol dalam perkembangan kebudayaan Islam yang berpusat pada al-Qur’an itu adalah kedinamisannya menyerbu keluar dari keterbelakangan kebudayaan bangsa Arab, yang hidup terpencil di gurun-gurun pasir yang tandus, dan keluasan berfikir yang mendorongnya. Yang sangat menarik dalam perkembangan kebudayaan Islam dari abad ketujuh sampai ketiga belas adalah bagaimana kebudayaan dan agama yang berasal pada bangsa Arab di gurun pasir yang miskin dan terpencil dengan pimpinan Nabi Muhammad Saw dan khalifah-khalifah rasyidin dan khalifah raja-raja, dan yang disebut pertama kali dari kebudayaan saat itu adalah ilmu. Peradaban Islam Rasulullah Periode Madinah (622-632 M) Politik dan Sistem Pemerintahan 1. Negara Islam yang bersatu dan menjamin hak setiap warganya, serta memiliki hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist 2. Mempersatukan golongan Muhajirin dan Anshar 3. Mengangkat Nabi Muhammad sebagai kepala Negara 4. mengembangkan institusi sosial politik dan konsolidasi umat yang berdampak banyak peperangan Sosial Kemasyarakatan 1. 2. 3. 4. Mendirikan Masjid sebagai pusat aktivitas Hidup bersatu dalam Ukhuwah Islamiyah yang memiliki Akhlaq al-Karimah Melakukan dakwah ke daerah sekitar Meletakkan dasar persamaan, hubungan dan persatuan antar sesama umat Islam dan non-Muslim (Piagam Madinah : 11 Sila 46 Pasal) PIAGAM MADINAH 1. MUQADIMAH 2. PEMBENTUKAN UMAT 3. HAK ASASI MANUSIA 4. PERSATUAN SEAGAMA 5. PERSATUAN SEGENAP WARGANEGARA 6. GOLONGAN MINORITAS 7. TUGAS WARGANEGARA 8. MELINDUNGI NEGARA 9. PEMIMPIN WARGANEGARA 10. POLITIK PERDAMAIN 11. PENUTUP Abu Bakar 11-13 H/632 – 634 M ( 2 tahun 3 bulan 11 hari) Meninggal setelah kurang lebihnya 15 hari sakit pada hari senin 23-08624 M. Pada usia 63 tahun dan memimpin 2 tahun 3 bulan 11 hari. Meredam kondisi sosial politik paska Rasul wafat, seperti : 1. Riddah (gerakan pengingkaran terhadap Islam) atau Murtad 2. Nabi palsu : Aswad Ansi (Yaman), Musailamah al Kadzab, Tulaihah dan Sajjah Ibnu haris seorang wanita dari Arab Tengah[1] 3. Menolak membayar zakat 4. Penulisan Al Qur’an atas usulan Umar Bin Khatab dan pelaksananya adalah Zaid bin Tsabit. 5. Ekspansi ke Irak dan menaklukkan Hirah dipimpin oleh Musanna dan Khalid bin Walid 6. Ekspansi ke Syiria yang dikuasai Romawi Timur (Bizantium) dengan empat panglima yaitu : Abu Sufyan, Amr bin Ash, dan Syurabil. [1] Amin Said,Nasy’atud Daulat Al-Islamiyah, hlm.210-211 Umar bin Khattab 13-23 H/634 – 644 M (10 tahun 6 bulan 14 hari) Waktu akan shalat subuh ditikam oleh budak persia bernama Fairuz atau Abu lu’lu’ah. Meninggal 3 hari dari peristiwa penikaman 1 Muharram 23 H/644M. 1. Pengembangan wilayah: Jazirah Arabia, Persia, Syria, Palestina, Mesir. 2. Kemajuan peradaban, dalam bidang : Administrasi Pemerintahan, membentuk dewan-dewan, seperti: Diwan al-Jundiyyun (angkatan bersenjata), Baitul Mal, Hisbah (pengawas pasar, pengontrol harga dan timbangan serta penjaga ketertiban dan kesusilaan) 3. Teritorial, membagi daerah menjadi delapan wilayah (Makkah, Madinah, Syiria, Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir) 4. Hukum, membentuk lembaga hukum (pengadilan), memisahkan kekuasaan eksekutif dan legislatif, lembaga kepolisian, kantor pos. 5. Mengangkat Syura (komisi pemilihan) terdiri 6 0rang (Ustman, Ali, Thalhah, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqqash, Abdullah) 6. Bidang intelektual, meminta Ali membentuk dasar gramatika bahasa Arab. 7. Penetapan kalender Hijriyah dan mencetak mata uang Utsman bin Affan 23-36 H/644 – 656 M(12 tahun) Kepemimpinan terbagi dua : 1. Enam tahun pertama masa kejayaan adanya zatis sawari (peperangan tiang kapal yang terjadi dilaut merah dekat kota iskandariyah dengan pimpinan Abdullah bin Abi Sarrah dengan 200 kapal dan kaum romawi dibawah komando kaisar Constain 800 kapal. 2. Enam tahun kedua masa yang buruk. Sistem pemerintahan Nepotisme. Terbubuh ditangan pemberontak dari mesir, irak dan arab. a. Peradaban: Kodifikasi Al-Qur’an (Ustmani), membangun infrastruktur kota b. Perlindungan teritorial dan perluasaan teritorial Ali bin Abi Thalib (656 – 661 M) 1. Adanya oposisi : Aisyah, thalhah, zubair sampai pecahnya perang Jamal. 2. Proses pemilihan dan pengangkatan Khalifah Ali: Tidak seluruh amir mendukung Ali 3. Kebijakan pemerintahan Ali: Penggantian Gubernur era Usman 4. Konflik politik umat Islam: dipicu oleh pengikut Usman 5. Perang Shiffin: Ali vs Muawiyah 6. Peristiwa Arbitrase atau Tahkim dan dampaknya.(penyelesaian perselisihan oleh dua orang penengah. Ali oleh Abu Musa Al Asy’ari sedang Mu’awiyah oleh Amr bin Ash. 7. Muncul firqah : Syi’ah, Muawiyah dan Khawarij. 8. Ali terbunuh oleh Ibnu Muljam (khawarij) pada 17 Puasa 40 H. (661 M.) 9. Hasan mengambil Alih kursi khalifah kurang lebih 5 bulan tentaranya dikalahkan Syuria, pendukung irak meninggalkan kemudian terjadi perjanjian Amul Jama’ah pada bulan Rabiuts tsani 40 H. Kekuasan pindah ke muawiyyah. Dinasti Umayyah (661 – 750 M) 1. 2. 3. 4. Suksesi kepemimpinan Muawiyah: Sistem pemerintahan yang terintegrasi dengan hukum Islam Perkembangan dan kemajuan yang dicapai: Perluasan wilayah kekuasaan dari Jazirah Arabia ke Barat: Afrika Utara sampai ke Andalus (Spanyol). Wilayah Timur: Bukhara, Samarkand, ke Punjab India. Wilayah Utara: Persia, Irak, Asia Kecil sampai Asia Tengah (Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, 705-715 M). Pembangunan infrastruktur: panti untuk penyandang cacat, pabrik dll. Intelektual: Khalid bin Yazid (filsafat). Masa Umar bin Abdul Aziz, Umayyah mencapai puncak kejayaan, berkembang ilmu agama, kodifikasi hadis, dll. Bidang sosial politik : masa Abdul Malik bin Marwan (kewajiban menggunakan bahasa Arab, sebagai bahasa resmi), mencetak mata uang resmi negara.