ANALISIS KEGIATAN PROGRAM TV “INDONESIAKU” DISUSUN OLEH: Arnesta Ghaisany Ramadiamurti (44210631) Angelina Purnama (44211072) Alifia Nabilah (44210876) Amalia Kartika ( 44211413) Benaya Shanandra Dara (44210423) Nabylla Dwi Rahmah (44210715) Naziha Huda Bouzaidi (44210396) Yayang Rengganis Arlicahya (44210389) Satrio Putra Hartanto ( 44210306 ) M.Rizky ( 44200546) Putri Mahardhika Sakinah (44210893) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA 2024 A. Latar Belakang Program Sosiologi komunikasi mempelajari tentang bagaimana proses komunikasi secara sosiologis. Proses komunikasi sendiri merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang melibatkan individu satu dengan individu yang lain. Sosiologi komunikasi dapat diartikan sebagai kajian ilmu yang membahas tentang pengaruh interaksi antar individu dan perubahan pola hidup beserta dampak yang diberikan. Proses dari interaksi tersebut juga memiliki pengaruh yang bersifat timbal balik. Sebagaimana interaksi sosial yang merupakan aspek inti dari hubungan sosial, komunikasi merupakan salah satu syarat inti dari interaksi sosial. Dalam proses komunikasi memiliki komunikator, pesan dan penerima pesan. Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini membuat manusia merasa harus terus mencari tahu berbagai informasi. Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan elektronik terdiri dari dari radio siaran, televisi, film, media online. Dari sekian banyak media massa yang hadir dimasyarakat, media televisi menjadi salah satu media massa yang paling banyak digunakan untuk alat mengakses informasi. Televisi merupakan salah satu media yang paling sering juga digunakan bagi para pemasang iklan di Indonesia. Kebutuhan masyarakat akan informasi semakin meningkat, dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan hal tersebut stasiun-stasiun televisi berusaha menyuguhkan program terbaik mereka. Tidak hanya stasiun televisi swasta, stasiun televisi nasional pun terus berlomba lomba menyediakan program televisi yang informatif bagi masyarakat luas. Menghadirkan program televisi yang baik, menarik minat khalayak untuk menonton maka dari itu dibutuhkan juga program acara televisi yang diproduksi dengan memperhatikan strategi-strategi dan juga ide kreatif dalam meningkatkan kualitas program acara televisi. a. Bentuk Dalam acara Indonesiaku yang diadakan di chanel Trans 7 menggambarkan program dokumenter yang berfokus pada kehidupan masyarakat Indonesia yang berada di daerah daerah terpencil. Tayangan ini tidak hanya menunjukkan keindahan alam, tetapi juga menyoroti tantangan sosial, ekonomi, dan infrastruktur yang dihadapi masyarakat di wilayah-wilayah ini. Program ini mengangkat kisah nyata dari daerah-daerah perbatasan atau pedalaman yang kerap kali terisolasi dari pembangunan dan akses dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Selain itu, program ini memperlihatkan akses pendidikan yang sangat terbatas bagi anak-anak yang harus menempuh perjalanan panjang dan medan sulit hanya untuk bersekolah, serta keterbatasan fasilitas kesehatan yang tidak memadai untuk melayani kebutuhan warga. Program ini telah mendapatkan apresiasi karena mengangkat sisi lain dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sering kali terabaikan, sehingga menumbuhkan empati dan kesadaran sosial di kalangan penontonnya tentang ketimpangan pembangunan yang masih terjadi di Indonesia. Indonesiaku ditayangkan setiap hari Senin pukul 14.00 WIB di Trans7, dan sering kali membawa pesan mendalam tentang pentingnya pemerataan pembangunan. b. Pesan Pesan utama yang disampaikan adalah pentingnya solidaritas dan perhatian terhadap saudara sebangsa yang tinggal di pelosok negeri. Indonesiaku juga menginspirasi pemirsa untuk ikut mendukung pemerataan pembangunan dan mendorong pemerintah serta pihak terkait untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah yang terisolasi. Program ini mengajak kita untuk lebih peduli dan memiliki empati terhadap berbagai lapisan masyarakat Indonesia yang kurang tersentuh pembangunan, seraya menunjukkan ketahanan dan semangat juang mereka dalam menghadapi keterbatasan. B. Peranan Dalam Perubahan Budaya Peranan dalam perubahan budaya dalam konteks Sosiologi Komunikasi merujuk pada bagaimana individu, kelompok, atau media berperan dalam mengubah atau mempengaruhi budaya di masyarakat. Dalam sosiologi komunikasi, peranan ini dilihat dari cara pesan disampaikan, diterima, dan diproses dalam masyarakat. Media massa, misalnya, dapat memperkenalkan nilai-nilai baru, teknologi, atau ideologi yang kemudian mempengaruhi kebiasaan, norma, dan gaya hidup masyarakat. Program Indonesiaku dari Trans 7 berperan penting dalam perubahan budaya di Indonesia, khususnya melalui sosiologi komunikasi. Berikut contohnya: 1. Peningkatan Kesadaran Identitas Lokal dan Nasional Indonesiaku sering menampilkan keunikan budaya lokal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti adat istiadat, tradisi, kuliner, dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Ini berperan dalam memperkuat kesadaran identitas nasional dan memperkenalkan keragaman budaya kepada masyarakat. Dalam perspektif sosiologi komunikasi, program ini berfungsi sebagai saluran edukasi yang memperkuat pemahaman antar budaya dan identitas, sehingga mendorong toleransi dan kebanggaan pada keberagaman Indonesia. 2. Membangun Solidaritas Sosial Program ini tidak hanya menyoroti kehidupan budaya dan tradisi, tetapi juga sering mengangkat isu-isu sosial yang dihadapi oleh masyarakat setempat, seperti kemiskinan, pendidikan, atau akses terhadap sumber daya. Melalui komunikasi massa, Indonesiaku mendorong penonton untuk berempati dan lebih peduli pada tantangan yang dihadapi oleh masyarakat lain di berbagai daerah. Solidaritas sosial yang dibangun melalui pemahaman akan kesulitan orang lain bisa memperkuat kohesi sosial dan rasa kepedulian antarsesama. 3. Transformasi Nilai Budaya melalui Media Massa Media televisi sebagai alat komunikasi massa memiliki kekuatan untuk mengarahkan perubahan dalam norma dan nilai sosial. Indonesiaku secara halus membentuk persepsi dan interpretasi masyarakat terhadap budaya tradisional dan modern. Melalui paparan berulang dari program yang menampilkan budaya lokal yang relevan dengan kehidupan modern, program ini membantu penonton mengadopsi nilai-nilai yang mendukung pelestarian tradisi sambil tetap terbuka terhadap inovasi dan kemajuan. 4. Media Sebagai Agen Sosialisasi Budaya Dalam sosiologi komunikasi, media massa seperti Indonesiaku juga berperan sebagai agen sosialisasi yang efektif dalam memperkenalkan budaya dan adat kepada khalayak luas. Program ini mampu memperkenalkan budaya daerah tertentu kepada masyarakat Indonesia lainnya, yang mungkin sebelumnya tidak mengenal budaya tersebut. Dampaknya adalah peningkatan wawasan, pemahaman, dan minat masyarakat untuk mempelajari atau bahkan melestarikan budaya-budaya yang mungkin terancam punah. 5. Pengaruh Terhadap Persepsi Budaya Lokal dan Pariwisata Indonesiaku juga memainkan peran dalam mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap budaya lokal sebagai aset pariwisata. Dengan menggambarkan budaya dengan cara yang menarik dan informatif, program ini mampu mengubah pola pikir masyarakat tentang pentingnya menjaga budaya lokal sebagai bagian dari kekayaan bangsa dan sebagai daya tarik bagi wisatawan domestik maupun internasional. Program Indonesiaku dari Trans 7 memanfaatkan komunikasi massa untuk menghubungkan masyarakat Indonesia dengan keberagaman budayanya, mempromosikan solidaritas sosial, serta mendorong pelestarian nilai-nilai tradisional di tengah perkembangan modernisasi. Hal-hal tersebutlah yang dapat dikatakan sebagai peranan dalam perubahan budaya dalam konteks sosiologi Komunikasi. C. Peranan Dalam Perubahan Budaya Peranan dalam perubahan budaya dalam konteks Sosiologi Komunikasi merujuk pada bagaimana individu, kelompok, atau media berperan dalam mengubah atau mempengaruhi budaya di masyarakat. Dalam sosiologi komunikasi, peranan ini dilihat dari cara pesan disampaikan, diterima, dan diproses dalam masyarakat. Media massa, misalnya, dapat memperkenalkan nilai-nilai baru, teknologi, atau ideologi yang kemudian mempengaruhi kebiasaan, norma, dan gaya hidup masyarakat. Program Indonesiaku dari Trans 7 berperan penting dalam perubahan budaya di Indonesia, khususnya melalui sosiologi komunikasi. Berikut contohnya: 1. Peningkatan Kesadaran Identitas Lokal dan Nasional Indonesia sering menampilkan keunikan budaya lokal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti adat istiadat, tradisi, kuliner, dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Ini berperan dalam memperkuat kesadaran identitas nasional dan memperkenalkan keragaman budaya kepada masyarakat. Dalam perspektif sosiologi komunikasi, program ini berfungsi sebagai saluran edukasi yang memperkuat pemahaman antar budaya dan identitas, sehingga mendorong toleransi dan kebanggaan pada keberagaman Indonesia. 2. Membangun Solidariras Program ini tidak hanya menyoroti kehidupan budaya dan tradisi, tetapi juga sering mengangkat isu-isu sosial yang dihadapi oleh masyarakat setempat, seperti kemiskinan, pendidikan, atau akses terhadap sumber daya. Melalui komunikasi massa, Indonesiaku mendorong penonton untuk berempati dan lebih peduli pada tantangan yang dihadapi oleh masyarakat lain di berbagai daerah. Solidaritas sosial yang dibangun melalui pemahaman akan kesulitan orang lain bisa memperkuat kohesi sosial dan rasa kepedulian antarsesama. 3. Transformasi Nilai Budaya melalui Media Massa Media televisi sebagai alat komunikasi massa memiliki kekuatan untuk mengarahkan perubahan dalam norma dan nilai sosial. Indonesiaku secara halus membentuk persepsi dan interpretasi masyarakat terhadap budaya tradisional dan modern. Melalui paparan berulang dari program yang menampilkan budaya lokal yang relevan dengan kehidupan modern, program ini membantu penonton mengadopsi nilai-nilai yang mendukung pelestarian tradisi sambil tetap terbuka terhadap inovasi dan kemajuan. 4. Media Sebagai Agen Sosialisasi Budaya Dalam sosiologi komunikasi, media massa seperti Indonesiaku juga berperan sebagai agen sosialisasi yang efektif dalam memperkenalkan budaya dan adat kepada khalayak luas. Program ini mampu memperkenalkan budaya daerah tertentu kepada masyarakat Indonesia lainnya, yang mungkin sebelumnya tidak mengenal budaya tersebut. Dampaknya adalah peningkatan wawasan, pemahaman, dan minat masyarakat untuk mempelajari atau bahkan melestarikan budaya-budaya yang mungkin terancam punah. 5. Pengaruh Terhadap Persepsi Budaya Lokal dan Pariwisata Indonesiaku juga memainkan peran dalam mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap budaya lokal sebagai aset pariwisata. Dengan menggambarkan budaya dengan cara yang menarik dan informatif, program ini mampu mengubah pola pikir masyarakat tentang pentingnya menjaga budaya lokal sebagai bagian dari kekayaan bangsa dan sebagai daya tarik bagi wisatawan domestik maupun internasional. Program Indonesiaku dari Trans 7 memanfaatkan komunikasi massa untuk menghubungkan masyarakat Indonesia dengan keberagaman budayanya, mempromosikan solidaritas sosial, serta mendorong pelestarian nilai-nilai tradisional di tengah perkembangan modernisasi. Hal-hal tersebutlah yang dapat dikatakan sebagai peranan dalam perubahan budaya dalam konteks sosiologi Komunikasi. D. Peranan Dalam Kontrol Sosial Kontrol sosial diartikan sebagai pengawasan sosial yaitu suatu sistem yang dapat mendidik, mengajak, dan bahkan memaksa masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma sosial yang telah ada. 1) Pengungkapan Masalah Sosial ● Visibilitas Masalah: Program ini memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengungkapkan permasalahan yang mereka hadapi. Dengan demikian, masalah-masalah yang sebelumnya tersembunyi atau kurang diperhatikan dapat menjadi sorotan publik. ● Awareness: Melalui tayangan yang mendalam, program ini meningkatkan kesadaran masyarakat akan berbagai persoalan sosial yang ada. 2) Penyadaran Publik ● Pendidikan: Program "Indonesiaku" tidak hanya sekadar menyajikan informasi, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai akar permasalahan, dampak, serta solusi yang mungkin. ● Perubahan Perilaku: Dengan menyadarkan masyarakat akan pentingnya perubahan, program ini diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam mengatasi masalah-masalah sosial. 3) Tekanan pada Pihak Terkait ● Akuntabilitas: Program ini dapat memberikan tekanan pada pemerintah, lembaga terkait, atau pihak-pihak yang bertanggung jawab atas permasalahan yang diangkat. ● Percepatan Solusi: Dengan adanya sorotan media, diharapkan pihak-pihak terkait akan lebih responsif dalam mencari solusi dan mengambil tindakan yang diperlukan. 4) Forum Diskusi Publik Partisipasi Masyarakat: Program ini seringkali menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan untuk berdiskusi mengenai solusi atas permasalahan yang diangkat. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam mencari solusi. ● Konsensus: Melalui diskusi yang terbuka, program ini dapat membantu membangun konsensus mengenai langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi masalah. 5) Penguatan Nilai-Nilai Sosial Norma dan Nilai: Program ini secara tidak langsung memperkuat nilai-nilai sosial seperti gotong royong, solidaritas, dan keadilan. Contoh Teladan: Kisah-kisah inspiratif yang disajikan dalam program ini dapat menjadi contoh teladan bagi masyarakat. Secara keseluruhan, program TV "Indonesiaku" Trans 7 berperan penting dalam menjalankan fungsi kontrol sosial dengan cara: ● Memberikan suara bagi yang tidak bersuara ● Mendorong transparansi dan akuntabilitas ● Memperkuat partisipasi masyarakat ● Membangun kesadaran kolektif Namun, perlu diingat bahwa efektivitas kontrol sosial melalui media televisi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: ● Objektivitas: Program harus menyajikan informasi secara objektif dan tidak memihak. ● Kualitas Jurnalistik: Kualitas liputan dan investigasi jurnalistik yang mendalam sangat penting. ● Tanggung Jawab Sosial: Media harus memiliki tanggung jawab sosial untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat. ● Interaksi dengan Pemirsa: Adanya interaksi yang aktif antara program dan pemirsa dapat meningkatkan efektivitas kontrol sosial. E. Dampak Bagi Masyarakat - Positif Dampaknya adalah peningkatan wawasan, pemahaman, dan minat masyarakat untuk mempelajari atau bahkan melestarikan budaya-budaya yang mungkin terancam punah. Program ‘Indonesiaku’ telah menyiarkan berita secara tepat, objektif, cermat dan diusahakan tidak terjadi kesalahan. Secara teoritis, program ‘Indonesiaku’ telah menjalankan ciri-ciri media penyiaran publik, yaitu bersifat independen, serta memiliki fungsi kontrol sosial untuk mengawasi jalannya pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Program ini tidak hanya menyoroti kehidupan budaya dan tradisi, tetapi juga sering mengangkat isu-isu sosial yang dihadapi oleh masyarakat setempat, seperti kemiskinan, pendidikan, atau akses terhadap sumber daya. - Negatif • Memperkuat Stereotip: Acara seperti ini seringkali menampilkan gambaran masyarakat Indonesia yang terlalu sederhana atau stereotipe. Hal ini dapat memperkuat prasangka dan diskriminasi terhadap kelompok-kelompok tertentu. • Perubahan Budaya yang Terlalu Cepat dan Tidak Alami : Program yang memperkenalkan budaya lokal kepada masyarakat luas bisa mempercepat perubahan budaya dengan cara yang tidak alami. Ketika budaya lokal menjadi terkenal, masyarakat di daerah tersebut mungkin merasa terdorong untuk mengubah gaya hidup mereka sesuai ekspektasi penonton atau wisatawan, yang dapat mengganggu keseimbangan tradisi lokal. • Reduksi Budaya Menjadi Produk Konsumsi Media : Menampilkan budaya lokal melalui media massa berisiko mereduksi budaya menjadi sekadar konten yang dikonsumsi, alih-alih dihargai sebagai nilai yang hidup dan berkembang. Penonton mungkin lebih melihat budaya sebagai tontonan daripada sesuatu yang patut diapresiasi dan dipelajari secara mendalam, sehingga mengurangi makna budaya dalam kehidupan nyata. • Mempengaruhi Persepsi Realita: Tayangan yang terlalu fokus pada aspek-aspek dramatis atau sensasional dapat memberikan gambaran yang tidak akurat tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Hal ini dapat menyesatkan penonton dan membentuk persepsi yang tidak realistis. • Mendorong Konsumerisme: Program-program semacam ini seringkali dipenuhi dengan iklan produk-produk tertentu, yang dapat mendorong masyarakat untuk membeli barang secara impulsif dan tidak sesuai dengan kebutuhan. • Menyebabkan Perbandingan Sosial: Penonton seringkali membandingkan kehidupan mereka dengan gaya hidup yang ditampilkan di televisi. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan rendah diri. • Mengurangi Interaksi Sosial: Kecenderungan untuk menghabiskan waktu lebih banyak di depan layar dapat mengurangi waktu yang dialokasikan untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Hal ini dapat melemahkan ikatan sosial dan menyebabkan isolasi sosial. • Mempengaruhi Nilai-Nilai Moral: Jika program televisi tidak menyajikan nilai-nilai yang positif, hal ini dapat merusak moralitas masyarakat, terutama generasi muda. F. Kesesuaian Regulasi ➢ Regulasi Pemerintah Program "Indonesiaku" yang disiarkan oleh Trans7 mengangkat keberagaman budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia, menyajikan kisah-kisah inspiratif serta fenomena sosial di berbagai daerah. Sebagai program televisi yang bersentuhan langsung dengan publik, acara ini wajib dan juga telah mematuhi regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dan lembaga penyiaran di Indonesia. Salah satu landasan utama dalam penyiaran di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945, khususnya Pasal 28F yang menjamin kebebasan untuk mencari, memperoleh, memiliki, serta menyampaikan informasi melalui berbagai media. Dalam konteks ini, "Indonesiaku" memiliki kebebasan untuk menyajikan informasi terkait keberagaman sosial dan budaya Indonesia dan telah memperhatikan batasanbatasan yang ditetapkan untuk melindungi kepentingan umum. Selain itu, program ini juga sudah mematuhi Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, yang menegaskan bahwa penyiaran harus berorientasi pada kepentingan publik dan harus memberikan manfaat yang edukatif. "Indonesiaku" sebagai bagian dari dunia penyiaran juga memenuhi standar program siaran yang diatur oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), sebagaimana tertuang dalam Peraturan KPI No. 03 Tahun 2007. Dalam peraturan ini, ada beberapa aspek yang harus dipatuhi, di antaranya adalah penghormatan terhadap nilai-nilai agama, norma kesopanan dan kesusilaan, serta perlindungan terhadap anak-anak, remaja, dan perempuan. Program ini sudah menghindari penyajian konten yang dapat merendahkan kelompok tertentu atau menyebarkan stereotip negatif, serta terus berhati-hati dalam menampilkan konten yang mengandung unsur kekerasan atau seksualitas. Program "Indonesiaku" juga mempertimbangkan hak-hak individu sesuai dengan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Penyajian ceritacerita pribadi atau fenomena sosial yang melibatkan individu atau kelompok tertentu dan dilakukan dengan menghormati martabat dan privasi mereka. Setiap wawancara atau kisah yang diangkat dalam program ini sudah dilaksanakan dengan hati-hati, untuk menghindari dampak buruk pada reputasi dan kesejahteraan subjek berita. Kepatuhan terhadap regulasi lainnya seperti Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah juga penting, terutama ketika program ini mengangkat kisah atau fenomena yang berkaitan dengan kebijakan atau budaya lokal. Program ini sudah memastikan bahwa kontennya tidak bertentangan dengan hukum atau kebijakan pemerintah daerah yang berlaku. Selain itu, dalam penyiarannya, "Indonesiaku" juga sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sesuai dengan ketentuan yang ada dalam peraturan penyiaran, serta memberikan terjemahan yang jelas jika menampilkan bahasa daerah atau bahasa asing. Di samping itu, "Indonesiaku" mengikuti ketentuan mengenai penggolongan usia dalam penyiaran program, sebagaimana diatur dalam standar KPI. “Indonesiaku” menyertakan klasifikasi usia yang tepat, baik itu untuk anak-anak, remaja, atau dewasa. Secara keseluruhan, meskipun "Indonesiaku" memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi berbagai tema sosial dan budaya di Indonesia, acara ini sudah mematuhi regulasi yang ada untuk menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi dengan tanggung jawab sosial. Program ini telah memperhatikan hakhak individu, menjaga etika penyiaran, serta berkontribusi pada pembangunan sosial yang positif melalui konten yang mendidik, bermanfaat, dan tidak merugikan masyarakat. ➢ Regulasi Standar Program Siaran Dalam Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia No. 03 tahun 2007 tentang Standar Program Siaran. Program “Indonesiaku” telah mengikuti regulasi standar program siaran yang ada, yaitu: - Penghormatan Terhadap Nilai-Nilai Agama. Keberagaman budaya yang ditampilkan dalam program “Indonesiaku” tidak merendahkan suku, agama, ras, atau golongan tertentu, melainkan mengedepankan nilai toleransi dan saling menghormati antar kelompok yang ada di Indonesia. Program ini juga tidak menyebarkan ajaran dari agama atau sekte yang dilarang oleh pemerintah dan lebih berfokus pada kearifan lokal dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Selain itu, program “Indonesiaku” tidak menampilkan tema dunia gaib, paranormal, atau mistik sebagai tema utama, meskipun terkadang mencakup aspek kepercayaan masyarakat yang berhubungan dengan dunia gaib dalam konteks budaya, dan ini tidak disiarkan pada jam yang melanggar regulasi. - Norma Kesopanan dan Kesusilaan Pogram “Indonesiaku” menghormati keberagaman sosial dan budaya Indonesia, dengan menghindari konten yang dapat merendahkan kelompok tertentu atau menampilkan stereotype yang negatif. Bahasa yang digunakan dalam program “Indonesiaku” tidak mengandung makian atau kata-kata kasar, dan program ini tidak menampilkan informasi yang mendukung penggunaan NAPZA atau merokok, apalagi menyarankan penggunaan alkohol. Program “Indonesiaku” juga menampilkan keberagaman budaya, adat, dan tradisi dengan cara yang mendidik dan positif, tanpa menonjolkan hal-hal yang dapat bertentangan dengan norma kesopanan dan kesusilaan yang dijunjung oleh masyarakat Indonesia. - Perlindungan Anak-Anak, Remaja dan Perempuan Program “Indonesiaku” memberdayakan anak-anak, remaja, dan perempuan dengan menampilkan cerita-cerita yang inspiratif dan mendidik, serta menghindari konten yang berpotensi merugikan atau membahayakan perkembangan mereka. “Indonesiaku” menampilkan perempuan dalam peran yang positif, menghindari eksploitasi atau stereotip negatif, serta mendukung kesetaraan gender. Program “Indonesiaku” juga menghindari penyajian konten yang dapat merusak moral atau memengaruhi perilaku anak-anak dan remaja, serta tetap menjaga kesopanan dan kepatutan dalam penyajiannya. - Pelarangan dan Pembatasan Adegan Seks, Kekerasan dan Sadism Program “Indonesiaku” tidak menampilkan adegan yang mengarah pada seksualitas atau menggambarkan aktivitas hubungan seksual, pada adegan kasih sayang dilakukan secara sopan dan sesuai dengan norma sosial masyarakat. Program “Indonesiaku” juga tidak menampilkan adegan kekerasan atau sadisme yang dapat berbahaya atau mengganggu perkembangan audiens, terutama anakanak dan remaja, tidak ada eksploitasi tubuh manusia atau gambar yang mengesankan ketelanjangan, serta tidak ada penyajian bagian tubuh yang dapat membangkitkan birahi. Program ini menghormati norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat Indonesia, serta berfokus pada edukasi, keberagaman, dan nilai-nilai sosial yang positif tanpa melibatkan konten yang berisiko merusak moral atau kebiasaan baik penonton, terutama anak-anak dan remaja. - Privasi Program “Indonesiaku” menjaga agar kisah yang diangkat tidak mengungkapkan informasi pribadi tanpa izin karena proses pengambilan cerita umumnya melibatkan persetujuan dari subyek yang terlibat. Program “Indonesiaku” juga tidak menyajikan informasi atau konflik keluarga dengan cara yang merusak reputasi atau memperburuk keadaan, serta penyajian masalah dilakukan dengan pendekatan yang empatik dan lebih menekankan pada proses solusi atau perubahan positif. Program “Indonesiaku” juga menghindari menyajikan konten yang dapat memperburuk situasi atau menyakiti pihak yang terlibat, setiap cerita dipilih dan disajikan dengan perhatian terhadap etika dan kepentingan para subyek cerita. Program “Indonesiaku” mematuhi regulasi mengenai privasi dalam penyiaran, dengan menjaga keseimbangan antara mengangkat cerita yang inspiratif dan menghormati hak-hak privasi serta reputasi individu atau keluarga yang terlibat dalam cerita yang ditampilkan. - Penyiaran dalam Bahasa Asing Program “Indonesiaku” mayoritas menggunakan Bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang berlaku, jika terdapat penggunaan bahasa asing, durasi penggunaan bahasa asing dalam program “Indonesiaku” kemungkinan besar tidak melebihi 30% dari total durasi siaran dan jika ada segmen yang menggunakan bahasa asing, program “Indonesiaku” menyediakan terjemahan dalam bentuk teks (subtitel) untuk memudahkan pemirsa memahami konten tersebut. Dengan itu, Program “Indonesiaku” dapat dianggap memenuhi regulasi terkait penyiaran dalam bahasa asing baik dari segi durasi, terjemahan, maupun penggunaan bahasa asing secara umum. Program “Indonesiaku” berhasil menjaga keseimbangan antara penggunaan bahasa Indonesia yang benar dan memberikan akses kepada pemirsa untuk memahami materi asing yang relevan melalui terjemahan yang sesuai. - Sensor dan Penggolongan Program siaran TV Program “Indonesiaku” merupakan dokumenter yang lebih menampilkan cerita-cerita sosial dan budaya, kemungkinan besar program ini tidak memerlukan tanda lulus sensor secara formal (seperti film atau iklan), namun bila ada cuplikan video yang memerlukan sensor, tanda lulus sensor harus ada. Program “Indonesiaku” lebih cocok diklasifikasikan sebagai Klasifikasi SU karena menyajikan konten yang ramah untuk segala umur, tetapi, jika ada segmen-segmen tertentu yang lebih mengarah pada tema sensitif atau kompleks, klasifikasi yang lebih spesifik bisa digunakan (misalnya D untuk dewasa atau R untuk remaja). Trans7 perlu memastikan bahwa penggolongan usia ini jelas ditampilkan sepanjang tayangan agar penonton bisa mengetahui apakah program ini sesuai dengan usia mereka. Program “Indonesiaku” harus memastikan bahwa informasi tentang penggolongan usia penonton ditampilkan sesuai ketentuan regulasi agar tetap sesuai dengan pedoman penyiaran yang berlaku di Indonesia. G. Kesimpulan Program TV "Indonesiaku" merupakan salah satu contoh media penyiaran yang memainkan peran penting dalam memperkenalkan dan melestarikan keberagaman budaya Indonesia. Sebagai program yang mengangkat tema kebudayaan, adat, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia, "Indonesiaku" memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran budaya di kalangan masyarakat. Melalui penyajian cerita-cerita yang menggambarkan kekayaan budaya dan tradisi dari berbagai daerah, program ini tidak hanya mengedukasi penonton tentang nilai-nilai lokal, tetapi juga memperkuat identitas nasional yang berakar pada prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, "Indonesiaku" juga berperan sebagai sarana kontrol sosial yang efektif. Dengan menyajikan nilai-nilai positif seperti toleransi, gotong royong, dan penghormatan terhadap perbedaan, program ini berkontribusi dalam membentuk perilaku sosial yang lebih baik di masyarakat. Masyarakat yang terpapar pada pesanpesan ini cenderung menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga hubungan sosial yang harmonis serta berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan budaya. Dalam konteks yang lebih luas, "Indonesiaku" membantu memperkuat kesadaran sosial tentang isu-isu terkini yang dihadapi oleh masyarakat, seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, dan pentingnya pelestarian alam. Namun, seperti halnya program televisi lainnya, "Indonesiaku" juga memiliki potensi untuk menimbulkan efek yang lebih kompleks pada masyarakat. Secara umum, dampak yang ditimbulkan lebih banyak bersifat positif, dengan meningkatnya rasa kebanggaan terhadap kekayaan budaya Indonesia dan terjalinnya rasa solidaritas nasional. Penonton yang melihat keberagaman budaya Indonesia dengan lebih mendalam dan penuh penghargaan dapat merasa lebih terhubung dengan sesama warga negara, meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda. Hal ini dapat mengurangi potensi konflik sosial dan memperkuat rasa kebangsaan. Namun, ada juga beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah potensi untuk menimbulkan ketimpangan representasi budaya jika penyajian program tidak dilakukan dengan hati-hati. Beberapa budaya atau tradisi mungkin lebih banyak ditampilkan dibandingkan dengan yang lainnya, yang dapat menyebabkan perasaan terpinggirkan oleh kelompok budaya tertentu. Selain itu, meskipun program ini mengusung nilai-nilai sosial yang positif, jika tidak dikelola dengan baik, ada kemungkinan peningkatan konsumerisme atau penciptaan standar sosial yang tidak realistis yang dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku penonton. Dari segi kesesuaiannya dengan regulasi penyiaran di Indonesia, program ini tampaknya sudah memenuhi berbagai standar yang ditetapkan oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dan UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002. Program ini tidak hanya menghormati norma sosial dan etika yang berlaku, tetapi juga berusaha menjaga agar kontennya tidak memicu ketegangan sosial atau kontroversi yang dapat merusak ketertiban masyarakat. Penyajian konten yang tidak mengeksploitasi isu sensitif dan memastikan keberagaman budaya ditampilkan dengan adil merupakan langkah positif yang membuat "Indonesiaku" tetap relevan dan sesuai dengan regulasi penyiaran yang ada. Secara keseluruhan, "Indonesiaku" dapat dianggap sebagai program yang memiliki dampak positif dalam membangun kesadaran budaya dan sosial di Indonesia. Dengan memperkenalkan keberagaman budaya, mengedukasi masyarakat, dan memperkuat kontrol sosial, program ini memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat Indonesia. Selama tetap menjaga keseimbangan dalam representasi budaya, menghindari stereotip yang merugikan, serta mematuhi pedoman penyiaran yang telah ditetapkan, "Indonesiaku" dapat terus berkembang sebagai alat pendidikan yang efektif dalam membentuk masyarakat yang lebih sadar, inklusif, dan peduli terhadap kelestarian budaya dan lingkungan. Dengan demikian, "Indonesiaku" tidak hanya sekadar program hiburan, tetapi juga sebuah sarana edukasi dan kontrol sosial yang membantu masyarakat Indonesia untuk lebih memahami dan menghargai keberagaman budaya mereka, sambil tetap mengedepankan nilai-nilai sosial yang positif.