PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumberdaya. Laporan Keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah disusun untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan: a. menyajikan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran; b. menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan; c. menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai; d. menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan masyarakat; e. menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; f. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Pemerintah Daerah, mengenai kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan pemerintah daerah menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas dana, dan arus kas pemerintah daerah. 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Keuangan Pemerintah Daerah. Landasan hukum penyusunan Laporan Keuangan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta: a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ; 1 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 d. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ; e. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta; f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; g. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebaimana telah dirubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; i. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 Nomor 4) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 11); j. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2013 tentang Kewenangan Dalam Urusan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarya Tahun 2013 Nomor 9); k. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 Nomor 11); l. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014 Nomor 9); m. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 44 Tahun 2009 tentang Kebijakan Akuntansi jo. Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Gubernur Nomor 44 Tahun 2009 tentang Kebijakan Akuntansi. n. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 22.2 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Barang Persediaan (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010 Nomor 22.2); o. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 37 Tahun 2011 tentang Pedoman Kapitalisasi Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011 Nomor 37); p. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 52 Tahun 2011 tentang Verifikasi, Klasifikasi dan Penilaian Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 tanggal 30 November 2011); q. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 49 Tahun 2012 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. r. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 Nomor 72); 2 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 s. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 58 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Dana Keistimewaan (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 Nomor 58); t. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2014; u. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 78 Tahun 2014 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2014; v. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 88 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2014; w. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 96 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2014. 1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD 2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan 2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Bab IV Kebijakan Akuntansi 4.1. Entitas Akuntansi/Pelaporan Keuangan Daerah 4.2. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.3. Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Kententuan Yang Ada Dalam SAP pada SKPD Bab V Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan 5.1. Rincian dan Penjelasan Pos-Pos Pelaporan Keuangan 5.1.1. Pendapatan 5.1.2. Belanja dan Transfer 5.1.3. Pembiayaan Netto 5.1.4. Aset 5.1.5. Kewajiban 5.1.6. Ekuitas Dana 5.1.7. Komponen-Komponen Aliran Kas Netto Bab VI. Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan Bab VII. Penutup 3 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1. Ekonomi Makro Kondisi ekonomi suatu daerah dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan suatu daerah. Adanya pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya peningkatan produksi di suatu daerah pada periode waktu tertentu. Adanya peningkatan produksi diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga juga terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam perekonomian terbuka, pertumbuhan ekonomi tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas perekonomian di wilayah tersebut namun juga dipengaruhi oleh perekonomian global. Demikian halnya dengan perekonomian di DIY, tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi penduduk DIY namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti kondisi ekonomi nasional dan bahkan ekonomi global. 2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi DIY selama 2009-2013 cenderung mengalami kenaikan dari sebesar 4,43% pada Tahun 2009 meningkat menjadi sebesar 5,40% pada Tahun 2013. Kemudian pada Tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,29 poin menjadi sebesar 5,11%. Gambar II.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi DIY, 2006-2014 (%) Sumber: BPS DIY Tingginya laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai selama Tahun 2013 didorong oleh pertumbuhan positif di semua sektor perekonomian. Pertumbuhan yang tertinggi terjadi di sektor industri pengolahan, yang mampu tumbuh sebesar 7,81%, setelah pada tahun sebelumnya mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 2,28%. Golongan industri makanan, minuman, dan tembakau; industri tekstil, produk tekstil, alas kaki dan kulit; dan industri furnitur memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan di sektor industri pengolahan. 4 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Produksi industri pengolahan tersebut sangat dipengaruhi oleh permintaan domestik melalui kegiatan pariwisata maupun permintaan ekspor. Pertumbuhan tertinggi berikutnya dihasilkan oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 6,54% dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 6,30%. Sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa yang cukup dominan dalam struktur perekonomian DIY juga mampu tumbuh meyakinkan masing-masing sebesar 6,20% dan 5,57%. Sektor pertanian menjadi lapangan usaha yang memiliki laju pertumbuhan terendah, meskipun masih tumbuh positif sebesar 0,63% dan mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Besarnya andil atau sumbangan masing-masing sektor dalam menghasilkan pertumbuhan Gambar II.2 ekonomi di DIY didominasi oleh sektor-sektor Industri Pengolahan di DIY yang memiliki nilai nominal besar, walaupun pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil. Sektor yang memberi sumbangan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2013 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan andil 1,31%. Besarnya andil yang diberikan oleh sektor industri pengolahan dan sektor jasa-jasa terhadap pertumbuhan ekonomi DIY masingmasing sebesar 0,98%, meskipun dari sisi pertumbuhan yang dihasilkan sektor industri pengolahan menjadi yang tertinggi. Andil yang terendah terhadap pertumbuhan ekonomi DIY diberikan oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,03%. Lebih lanjut, sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi pada tahun 2014 adalah sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 8,73% diikuti oleh sektor JasaJasa sebesar 7,62%, sektor Perdagangan, Hotel-Restoran sebesar 6,29%, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 5,77% dan sektor Bangunan sebesar 5,74% sedangkan sektor yang mengalami kontraksi adalah sektor pertanian sebesar -1,37%. Tabel II.1 Pertumbuhan PDRB DIY Menurut Lapangan Usaha, 2012-2014 (%) Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel-Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa DIY Pertumbuhan 2012 4,19 1,98 -2,28 7,11 5,97 6,69 6,21 9,95 Pertumbuhan 2013 0,63 4,92 7,81 6,54 6,07 6,20 6,30 6,23 Pertumbuhan 2014 -1,37 2,24 4,09 5,77 5,74 6,29 5,04 8,73 7,09 5,32 5,57 5,40 7,62 5,11 Sumber: BPS DIY Nilai PDRB di DIY tahun 2014 atas dasar berlaku mencapai 70,863 trilyun rupiah sebesar 25,824 trilyun rupiah atas dasar harga konstan. Nilai tersebut meningkat sebesar 7,168 5 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 trilyun rupiah (atas harga berlaku) atau sebesar 1,254 trilyun rupiah (atas harga konstan) dibandingkan tahun sebelumnya. Empat sektor dengan kontribusi terbesar terhadap nilai PDRB DIY tahun 2014 adalah sektor perdagangan, jasa, pertanian dan sektor industri pengolahan. Tabel II.2 Nilai PDRB DIY Menurut Lapangan Usaha, 2013-2014 (Milyar Rupiah) 2013 Lapangan Usaha 2014 8.866,69 ADH Konstan 3.732,46 ADH Berlaku 9.503,83 ADH Konstan 3.681,18 416,53 167,67 452,40 171,42 8.771,19 3.142,84 9.662,21 3.271,29 796,70 229,64 958,13 242,90 Bangunan 6.908,38 2.459,17 7.578,02 2.600,38 Perdagangan, Hotel-Restoran 13.152,52 5.225,06 14.779,13 5.553,90 Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Js Persh. Jasa-jasa 5.399,50 2.744,16 5.981,63 2.882,55 6.543,15 2.552,44 7.447,28 2.775,21 12.840,03 4.316,21 14.500,80 4.645,25 PDRB DIY 63.694,70 24.569,65 70.863,44 25.824,10 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih ADH Berlaku Sumber : BPS DIY Kontribusi sektor pembentuk PDRB tahun 2014 di DIY tidak mengalami perubahan signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2013. Meskipun kontribusi beberapa sektor mengalami perubahan, namun masih didominasi oleh sektor Perdagangan Hotel dan Restoran, Jasa-jasa, Pertanian dan Industri Pengolahan. Pada tahun 2014 kontribusi sektor Perdagangan Hotel Restoran menempati urutan tertinggi dengan nilai kontribusi sebesar 20,86%, kemudian diikuti oleh sektor Jasa 20,46%, sektor Industri Pengolahan 13,63%, sektor Pertanian 13,41%, sektor bangunan 10,69%, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 10,51%, sektor pengangkutan dan komunikasi 8,44%, sektor listrik, gas dan air bersih 1,35% dan kontribusi paling kecil adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai kontribusi 0,64%. Tabel II.3 Kontribusi Sektor Terhadap PDRB di DIY, 2010-2013 Lapangan Usaha Pertanian 2010 2011 2012 2013 2014 14,50 14,23 14,65 13,92 13,41 Pertambangan dan Penggalian 0,67 0,70 0,67 0,65 0,64 Industri Pengolahan 14,02 14,36 13,34 13,77 13,63 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,33 1,31 1,28 1,25 1,35 Bangunan 10,59 10,78 10,85 10,85 10,69 Perdagangan, Hotel-Restoran 19,74 19,79 20,09 20,65 20,86 Pengangkutan dan Komunikasi 9,03 8,83 8,60 8,48 8,44 Keuangan, Persewaan & Js Perush 9,98 9,96 10,30 10,27 10,51 Jasa-jasa 20,07 20,05 20,23 20,16 20,46 Sumber :BPS DIY 6 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Sementara itu, nilai dan laju pertumbuhan PDRB menurut penggunaan Tahun 2014 menunjukkan kontribusi terbesar berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 37,216 trilyun rupiah atas dasar harga berlaku atau sebesar 12,525 trilyun rupiah atas dasar harga konstan. Dengan nilai tersebut, kontribusi sektor rumah tangga terhadap PDRB DIY tahun 2014 sebesar 52,52%. Konsumsi pemerintah sebesar 18,927 trilyun rupiah atas dasar harga berlaku atau 5,144 trilyun rupiah atas dasar harga konstan, atau tingkat kontribusinya sebesar 26,71%. Lebih lanjut, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berkontribusi sebesar 31,95% yaitu sebesar 22,642 trilyun rupiah atas dasar harga berlaku atau 6,790 trilyun rupiah atas dasar harga konstan. Tabel II.4 Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB DIY Menurut Penggunaan, 2013-2014 Lapangan Usaha Konsumsi RT Konsumsi Pemerintah PMTB Lainnya *) PDRB 33.293,53 16.809,33 2013 ADH Konstan (Milyar Rp) 11.937,09 4.923,54 19.928,74 -6.336,91 63.694,70 6.420,35 1.288,67 24.569,65 ADH Berlaku (Milyar Rp) 5,82 5,31 ADH Berlaku (Milyar Rp) 37.216,02 18.927,76 2014 ADH Konstan (Milyar Rp) 12.525,93 5.144,32 5,13 3,40 5,41 22.642,90 -7.923,24 70.863,44 6.790,04 1.363,80 25.824,10 Laju Pertumb. (%) Laju Pertumb. (%) 4,93 4,48 5,76 5,83 5,11 Sumber : BPS DIY *)termasuk ekspor, impor, konsumsi lembaga nirlaba, perubahan inventori dan diskrepansi statistik (residual) Nilai PDRB per kapita di DIY atas dasar harga berlaku pada Tahun 2014 mencapai 19,48 juta rupiah atau meningkat 9,96%, lebih tinggi dibandingkan dengan Tahun 2013 yang besarnya 17,72 juta rupiah. Sementara itu,jika dilihat dari harga konstannya, PDRB per kapita DIY pada Tahun 2014 mencapai 7,1 juta rupiah meningkat sebesar 3,88% dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 6,83 juta rupiah. Tabel II.5 Nilai PDRB Per Kapita DIY, 2010-2014 (Rupiah) Tahun 2010 Atas Dasar Harga Berlaku 13.158.106 Atas Dasar Harga Konstan 6.068.957 2011 14.753.616 6.305.354 2012 16.054.492 6.561.468 2013 17.718.298 6.834.674 2014 19.483.414 7.100.158 Sumber: BPS DIY 2.1.2. Inflasi Laju inflasi di Kota Yogyakarta tahun 2014 sebesar 6,59%. Angka inflasi Tahun 2014 ini lebih rendah dibandingkan inflasi Tahun 2013 yang besarnya 7,32%. Laju inflasi 2014 berasal dari kelompok pengeluaran Transpor dan Komunikasi 9,36%, perumahan 8,92%, bahan makanan 7,70%, kesehatan 5,49%, sandang 3,61%,Makanan Jadi, Minuman, 7 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Rokok & Tembakau 2,95%, dan terendah adalah kelompok pengeluaran Pendidikan Rekreasi dan Olah raga 2,37%. Tabel II.6 Laju Inflasi Kota Yogyakarta Menurut Kelompok Pengeluaran, 2012-2014 No Kelompok Pengeluaran 2012 2013 2014 Umum 4,31 7,32 6,59 1 Bahan Makanan 8,1 12,31 7,70 2 Makanan Jadi, Minuman,Rokok & Tembakau 6,9 8,15 2,95 3 Perumahan 2,99 5,18 8,92 4 Sandang 3,56 0 3,61 5 Kesehatan 1,93 3,08 5,49 6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 1,43 3,17 2,37 7 Transpor dan Komunikasi 1,3 10,45 9,36 Sumber: BPS DIY 2.1.3. Angkatan Kerja dan Ketenagakerjaan Jumlah angkatan kerja DIY menurut data BPS pada Tahun 2014 sebanyak 2.023.461orang atau sebesar 71,05% dari total penduduk DIY berumur 15 tahun keatas. Jumlah angkatan kerja pada Tahun 2014 ini mengalami kenaikan sebesar 74.218 dibandingkan Tahun 2013 yang sebanyak 1.949.243 orang. Dari total angkatan kerja di DIY Tahun 2014, sebanyak 96,67% merupakan penduduk yang bekerja, sedangkan 3,33% merupakan pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka diperoleh dengan membandingkan antara jumlah pengangguran dengan angkatan kerja. Tabel II.7 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan di DIY, 2012-2014 Kegiatan 2012 Orang 2013 % Orang 2014 % Orang % Angkatan Kerja 1.988.539 71,52 1.949.243 69,29 2.023.461 71,05 1. Bekerja 1.911.720 96,14 1.886.071 96,76 1.956.043 96,67 2. Pengangguran 76.819 3,86 63.172 3,24 67.418 3,33 Bukan Angkatan Kerja 1. Sekolah 791.920 28,48 863.845 30,71 824.293 28,95 280.427 35,41 201.760 23,36 270.545 32,82 2. Mengurus Rumah Tangga 3. Lainnya 404.800 51,12 479.109 55,46 439.522 53,32 106.693 13,47 182.976 21,18 114.226 13,86 2.780.459 100,00 2.813.088 100,00 2.847.754 100,00 Jumlah Sumber: BPS DIY Selama periode 2011-2014 komposisi penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utamanya tidak banyak mengalami perubahan. Empat sektor yang relatif banyak menyerap tenaga kerja di DIY adalah sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa dan sektor industri pengolahan. 8 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Pada periode Agustus 2014, penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 25,41%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 25,86%, sektor jasa-jasa sebanyak 19,14% dan sektor industri pengolahan sebanyak 13,97%. Sedangkan sektor dengan jumlah tenaga kerja yang relatif rendah yaitu sektor konstruksi (7,48%), sektor pengangkutan dan komunikasi (3,52%), sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan (3,75%) dan sektor lainnya (pertambangan, penggalian, listrik, gas dan air) sebanyak 0,86%. Tabel II.8 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2011-Agustus 2014 Lapangan Pekerjaan Utama 2011 2012 2013 2014 Feb Agst Feb Agst Feb Agst Feb Agst Pertanian 24,31 23,97 25,43 27,82 24,38 28,18 25,42 25,41 Industri Pengolahan 14,17 14,83 15,65 14,97 12,96 13,36 14,91 13,97 Konstruksi 5,61 7,40 5,68 6,92 6,39 5,54 4,84 7,48 Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estate & Jasa Perush Jasa-Jasa 25,97 26,70 26,37 24,52 26,38 25,87 26,64 25,86 4,71 3,79 3,72 3,27 3,87 3,48 3,78 3,52 2,18 2,78 2,68 3,06 3,34 2,87 3,37 3,75 21,76 19,60 20,25 18,58 21,46 19,93 20,75 19,14 Lainnya (Pertambangan, Penggalian, Listrik, Gas dan Air) Total 1,30 0,93 0,22 0,86 1,22 0,77 0,29 0,86 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber: BPS DIY Menurut status pekerjaan utamanya, penduduk usia 15 tahun keatas sebagian bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai. Data BPS DIY, periode Agustus Tahun 2014 menunjukkan jumlah penduduk bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai sebanyak 43,22% sementara jumlah penduduk bekerja sebagai buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar sebanyak 16,59%, pekerja keluarga/tidak dibayar sebanyak 14,75%, penduduk berusaha sendiri sebanyak 13,92%, pekerja bebas sebanyak 7,62%, dan penduduk yang berusaha dibantu buruh tetap sebanyak 3,90%. Tabel II.9 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Februari 2011-Agustus 2014 Status Pekerjaan Utama 2011 2012 2013 2014 Feb Agst Feb Agst Feb Agst Feb Agst Berusaha Sendiri 15,29 13,91 13,61 12,52 13,52 12,92 12,14 13,92 Berusaha dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar Berusaha dibantu Buruh Tetap 17,49 19,35 21,32 19,51 20,15 19,83 19,97 16,59 4,27 4,27 3,9 4,35 4,10 4,57 4,10 3,90 9 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Status Pekerjaan Utama 2011 2012 2013 2014 Feb Agst Feb Agst Feb Agst Feb Agst Buruh/Karyawan/Pegawai 39,34 40,12 38,18 38,79 39,75 39,46 41,81 43,22 Pekerja Bebas 8,59 8,40 7,14 8,47 8,74 7,12 5,13 7,62 Pekerja Keluarga/tak Dibayar Total 15,02 13,95 15,85 16,36 13,73 16,10 16,85 14,75 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber: BPS DIY Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan perbandingan antara penduduk angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Hasil Sakernas Agustus 2014 menunjukan bahwa TPAK di DIY adalah sebesar 71,05%, angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan keadaan Agustus 2013 yang besarnya 69,29% atau selama kurun waktu satu tahun naik 1,76 poin. Selama periode 2012-2014, TPAK Kabupaten/Kota mengalami perkembangan yang fluktuatif. Hampir semua kabupaten/kota di DIY mengalami kenaikan TPAK pada tahun 2014 bila dibanding Tahun 2013. Pada periode Agustus 2014, kabupaten yang memiliki TPAK tertinggi adalah Kabupaten Gunungkidul dan TPAK terendah di Kabupaten Bantul.Meskipun memiliki TPAK tertinggi di DIY tetapi dilihat dari perkembangan selama 2012-2014 TPAK Kabupaten Gunungkidul cenderung mengalami penurunan. Gambar II.3 TPAK Kabupaten/Kota di DIY, Agustus 2012-Agustus 2014 Sumber: BPS DIY Selama periode 2010-2014 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DIY cenderung menurun. TPT DIY pada Agustus 2010 tercatat sebesar 5,69% turun menjadi 3,33% pada Agustus 2014. TPT DIY tergolong rendah karena di bawah rata-rata nasional. 10 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Gambar II.4 Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY dan di Tingkat Nasional Februari 2010-Agustus 2014 (%) Sumber: BPS DIY Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut kabupaten/kota di DIY selama periode Agustus 2012-Agustus 2014 mengalami fluktuasi.Selama periode tersebut, TPT di Kabupaten Bantul mengalami penurunan sementara kabupaten/kota yang lain bervariasi. Pada tahun 2014 TPT tertinggi terjadi di Kota Yogyakarta, yaitu sebesar 6,35% dan terendah di kabupaten Gunungkidul yaitu 1,61%. Gambar II.5 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota di DIY Agustus 2012-Agustus 2014 (%) Sumber: BRS 5 November 2014, BPS DIY 11 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 2.1.4. Pendidikan Untuk mengukur kualitas sumberdaya manusia digunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dalam pengukurannya mencakup kualitas bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan penduduk (pendapatan penduduk). Trend dari tahun 2005 sampai dengan 2013 menunjukkan bahwa IPM baik di tingkat nasional maupun DIY cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 IPM DIY tercatat sebesar 73,5 di atas rata-rata nasional yang sebesar 69,57 mengalami kenaikan menjadi 77,37 pada tahun 2013 dan masih di atas rata-rata nasional yang sebesar 73,82. Gambar II.6 Perkembangan IPM DIY dan Nasional, 2005-2013 Sumber: Statistik Indonesia 2013, BPS, diolah IPM menurut Kabupaten/Kota di DIY tahun 2013 menunjukkan bahwa Kota Yogyakarta menduduki peringkat pertama dengan angka IPM sebesar 80,51 diikuti oleh Kabupaten Sleman sebesar 79,97, Kabupaten Bantul sebesar 76,01, Kabupaten Kulon Progo sebesar 75,95 dan Kabupaten Gunungkidul sebesar 71,64. Tabel II.10 IPM Menurut Komponen dan Kabupaten/Kota di DIY, 2013 Pengeluaran Riil Per Kapita yang Disesuaikan (000 Rp) 635,96 656,07 IPM Peringkat IPM 93,13 92,81 RataRata Lama Sekolah (Tahun) 8,37 9,02 75,95 76,01 4 3 71,36 85,22 7,79 634,88 71,64 5 Sleman 75,79 95,11 10,55 656,00 79,97 2 Kota Yogyakarta 73,71 98,43 11,56 658,76 80,51 1 DIY 73,62 92,86 9,33 656,19 77,37 2 Angka Harapan Hidup (Tahun) Angka Melek Huruf (%) Kulon Progo Bantul 75,03 71,62 Gunungkidul Kabupaten/Kota Sumber: DIY Dalam Angka 2014, BPS DIY 12 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Jumlah penduduk menurut usia sekolah di DIY pada tahun 2014 adalah sebanyak 582.881 orang atau sebesar 16,21% dari total jumlah penduduk DIY yang jumlahnya 3.594.854 orang. Penduduk usia sekolah terbanyak terdapat di Kabupaten Sleman sebesar 163.876 orang (28,11%) diikuti Kabupaten Bantul sebesar 144.209 orang (24,74%), Kabupaten Gunungkidul sebesar 125.096 orang (21,46%), Kota Yogyakarta sebanyak 80.291 orang (13,77%) dan Kabupaten Kulon Progo sebanyak 69.409 orang (11,91%). Tabel II.11 Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Wilayah di DIY 2014 No. Kabupaten/ Kota Jumlah Penduduk Penduduk Menurut Usia Sekolah 07-12 13 - 15 16 - 18 Jumlah % Seluruhnya 1 Bantul 2 Sleman 947.066 71.539 36.659 36.011 144.209 24,74 1.141.684 79.187 39.104 45.585 163.876 28,11 3 Gunungkidul 700.192 62.106 30.523 32.467 125.096 21,46 4 Kulon Progo 403.203 34.382 16.995 18.032 69.409 11,91 5 Yogyakarta 402.709 32.943 17.988 29.360 80.291 13,77 3.594.854 280.157 141.269 161.455 582.881 100,00 Jumlah Sumber: BPS DIY, Profil Pendidikan Tahun 2012/2013, Disdikpora DIY (diolah) Tolak ukur keberhasilan pembangunan bidang pendidikan adalah indikator mutu pendidikan, yang antara lain dapat dilihat dari tingginya angka partisipasi. Angka partisipasi tersebut terdiri atas angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM). APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) DIY pada tahun 2014 menunjukkan angka sebesar 96%. APK TK/RA pada tahun 2014 sebesar 61,29%. Sedangkan APM SD/MI tahun 2014 sebesar 96,36% dan APK SD/MI sebesar 109,38 . Besaran angka APK dan APM yang hampir sama tersebut atau hanya ada kenaikan yang kecil, menggambarkan bahwa tidak ada perubahan yang signifikan pada data jumlah siswa dan penduduk yang bersekolah pada tahun 2014. APK SMP/MTs pada tahun 2013 sebesar 115,43%, dan di tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 115,76% atau sebesar 0,33%. Sedangkan APM SMP/MTs tahun 2014 sebesar 84,32%, mengalami kenaikan dibanding dengan tahun 2013 yang menunjukkan angka sebesar 81,13%. Menurut catatan, angka putus sekolah SMP/MTs di DIY saat ini sangat kecil yakni hanya 0,22%. Masih adanya anak yang putus sekolah tersebut pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor sosial ekonomi dari orang tua/masyarakat dan faktor lingkungan. APK Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), pada tahun 2013 APK menunjukkan angka sebesar 88,04% kemudian pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 90,46%. Untuk APM SMA/MA pada tahun 2013 sebesar 63,65%, mengalami kenaikan menjadi sebesar 64,89% pada tahun 2014. Pendukung akses dan kualitas pendidikan adalah infrastruktur pendidikan. Infrastruktur pendidikan berupa sekolah telah merata tersebar di seluruh DIY. Jumlah SD/MI negeri maupun swasta di DIY adalah 2.018 unit. Sedangkan jumlah SMP/MTs negeri maupun swasta ada 534 unit, jumlah SMA/MA sebanyak 207 unit baik negeri dan swasta, SMK 13 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 221 sekolah negeri dan swasta,TK sejumlah 2.274 sekolah negeri dan swasta, dan 76 SLB baik negeri maupun swasta. Pada tahun 2014, di DIY terdapat 119 perguruan tinggi, terdiri atas Universitas 12 buah, Institut 5 buah, Sekolah Tinggi 50 buah, Politeknik 8 buah, dan akademi 44 buah, dengan jumlah mahasiswa 347.802. 2.1.5. Penduduk Miskin Selama periode 2012-2014 jumlah penduduk miskin di DIY telah mengalami penurunan sebanyak 33,14 ribu orang atau sebesar 1,33% dari 565,73 ribu orang (15,88%) turun menjadi 532,59 ribu orang (14,55%) pada tahun 2014. Sedangkan jika dilihat penurunan dari Tahun 2013 ke Tahun 2014, sebesar 0,48% atau sebanyak 9,36 ribu orang. Jumlah penduduk miskin tahun 2014 di wilayah kota/urban sebanyak 324,43 ribu orang atau 13,36%, sedangkan penduduk miskin di wilayah desa/rural sebanyak 208,15 ribu orang atau sebesar 16,88%. Tabel II.12 Jumlah Penduduk Miskin di DIY Menurut Wilayah, 2012-2014 Tahun 2012 2013 2014 Kota/Urban % thd Jumlah penduduk (000) Kota 305,34 13,13 329,65 13,73 324,43 13,36 Desa/Rural % thd Jumlah penduduk (000) Desa 259,39 21,76 212,30 17,62 208,15 16,88 Jumlah Total % thd Jumlah penduduk (000) DIY 565,73 15,88 541,95 15,03 532,59 14,55 Sumber : Berita Resmi Statistik- Januari 2015, BPS DIY Jumlah penduduk miskin di wilayah kota pada Tahun 2014 sebesar 324,43 ribu atau 60,91 persen lebih tinggi dari pada penduduk di wilayah desa (39,09) persen. Persentase penduduk miskin kota terhadap jumlah penduduk kota (13,36%) lebih rendah dibanding persentase penduduk miskin desa dibanding dengan jumlah penduduk desa (16,88%). 2.1.6. Sektor Unggulan Penentuan sektor unggulan di DIY didasarkan pada kontribusi sektor terhadap perekonomian DIY. Ukuran yang digunakan adalah besarnya kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB DIY. Dikatakan sektor unggulan apabila kontribusinya terhadap nilai PDRB DIY dari waktu ke waktu secara konsisten relatif besar. Gambar II.7 Grafik Distribusi Persentase PDRB DIY Berdasarkan Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2014 (%) Sumber: BPS DIY, 2014 14 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2014 ada empat sektor yang mendominasi perekonomian DIY yaitu sektor jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. A. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 6,27% dalam struktur PDRB DIY. Sektor PHR menempati peringkat teratas dalam pembentukan struktur PDRB DIY tahun 2014. Pertumbuhan disektor PHR diantaranya didorong oleh peningkatan kunjungan wisatawan dan banyaknya kegiatan di DIY sepanjang tahun 2014, termasuk kegiatan Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE). DIY dipandang sebagai daerah tujuan wisata di Indonesia yang aman dan nyaman merupakan pilihan untuk penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Conferrence dan Exhibition). Wisata MICE beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan dan menjadi salah satu wisata yang memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian. Penyelenggaraan MICE pada tahun 2014 tercatat sebanyak 12.829 kali mengalami penurunan sebanyak 866 kali atau sebesar 6,32% jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 13.695 kali. Penurunan tersebut salah satunya disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah pusat yang dikeluarkan dalam bentuk Surat Edaran Menpan RB Nomor 10 Tahun 2014 tentang Peningkatan Efektifitas dan Efisiensi Kinerja Aparatur Negara. Sementara itu, selama kurun waktu 2010-2014 jumlah wisatawan menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2013 jumlah kunjungan wisatawan yang menginap di hotel bersertifikasi sebanyak 2.837.967 orang dengan rincian wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 235.843 orang dan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 2.602.074 orang. Jumlah kunjungan wisatawan tersebut meningkat pada tahun 2014 sebanyak 508.218 orang (17,91%) menjadi sebanyak 3.346.180 orang dengan rincian wisman 254.213 orang dan wisnus 3.091.967 orang. Tabel II.13 Perkembangan Jumlah Wisatawan, MICE, dan Rata-rata Lama Tinggal di DIY, 2010-2014 Wisman Wisnus 2010 152.843 1.304.137 Jumlah Wisatawan (Wisman+Wisnus) (Orang) 1.456.980 2011 169.565 1.438.629 1.608.194 8.693 1,98 1,72 2012 202.518 2.013.314 2.215.832 12.904 1,82 1,56 2013 235.888 2.602.074 2.837.962 13.695 1,90 1,59 2014 254.213 3.091.967 3.346.180 12.829 1,95 1,58 Jumlah Tahun Sumber : Dinas Pariwisata DIY 15 Lama Tinggal/LOS (Hari) Jumlah MICE (Kali) Wisman Wisnus 4.509 1,94 1,70 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Perdagangan DIY didorong kuat oleh perdagangan internasional dengan kegiatan ekspor dan impor. Dilihat dari besarnya nilai ekspor, komoditi unggulan DIY meliputi pakaian jadi tekstil, sarung tangan kulit, STK sintetis, mebel kayu, kerajinan kertas dan kerajinan batu. Tabel II.14 Nilai Ekspor Berdasarkan Komoditi di DIY, 2010-2014 (Juta US$) No Komoditi 2010 2011 2012 2013 2014 1 Pakaian Jadi Tekstil 42,16 47,07 46,79 66,88 48,42 2 Sarung Tangan Kulit 17,24 21,75 19,63 22,19 34,68 3 STK Sintetis 14,64 16,21 16,39 13,07 11,43 4 Mebel Kayu 18,19 16,38 26,89 23,26 33,72 5 Minyak Atsiri 2,34 6,91 2,77 3,21 7,29 6 Kerajinan Batu 4,05 0 3,06 3,07 4,49 7 Kerajiinan Kertas 6,02 3,93 3,9 3,27 2,76 Sumber: Disperindakop dan UKM DIY Sementara itu, empat komoditi impor terbesar yang masuk ke DIY dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 berupa tekstil, spare part mesin pertanian, aksesoris garmen dan plastik. Tabel II.15 Nilai Impor Berdasarkan Komoditi di DIY, 2012-2014 (Juta US$) No Komoditi 2010 2011 2012 2013 2014 0,47 55,34 4,25 148,3 19,98 16,00 12,74 5,88 3,48 4,62 1 Spare Part Mesin Pertanian 2 Tekstil 3 Kulit Disamak 4,47 5,85 0,54 0,00 0,00 4 Logo 1,11 0,74 0,06 0,00 0,00 5 Aksesoris Garmen 0,37 0,69 0,28 0,16 0,27 6 Plastik 0,21 0,18 0,03 0,03 0,38 Sumber: Disperindakop dan UKM DIY, 2015 B. Sektor Pertanian Sektor pertanian tetap memberikan kontribusi yang besar, karena sebagian besar wilayah DIY khususnya di Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Sleman masih merupakan lahan pertanian dengan karakteristik yang berbeda. Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam lapangan usaha pertanianpun cukup besar. 1. Tanaman Pangan Tanaman pangan yang menjadi komoditas strategis adalah padi, jagung dan kedelai. Padi merupakan makanan utama baik secara local maupun nasional sehingga produksi dan harganya perlu diatur dan dikendalikan oleh Pemerintah. Sementara itu, jagung dan kedelai merupakan bahan baku penting pada industri olahan dan pakan ternak. Ketiga komoditas tersebut didorong agar produksinya terus meningkat. 16 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Tabel II.16 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan Unggulan, 2013-2014 No Komoditas Luas Panen (ha) Produktivitas (ku/ha) 2013* 2014** 2013* 2014** Produksi (ton) 2013* 2014** 1 Padi Sawah 114.547 115.667 63, 00 61, 71 721.674 713.800 2 Padi Ladang 44.719 43.236 44, 76 46, 35 200.150 200.379 3 Padi 159.266 158.903 57, 88 57, 53 921.824 914.179 4 Jagung 70.772 67.657 40, 92 46, 15 289.580 312.236 5 Kedelai 23.290 16.337 13, 60 11, 98 31.677 19.579 Keterangan * = Angka Tetap 2013, ** Angka Sementara = 2014 Sumber: Dinas Pertanian DIY, 2014 Produksi padi pada tahun 2014 lebih rendah 7.645 ton (0,83%) dibandingkan dengan tahun 2013. Penurunan ini terjadi karena pergeseran tanaman dan dampak perubahan iklim utamanya kurangnya ketersediaan air pada bulan Juli Agustus 2014. Namun demikian secara khusus produksi padi ladang mengalami peningkatan sebagai dampak positif dari penggunaan varietas unggul. Produksi jagung tahun 2014 naik 22.656 ton pipil kering dari 2013. Peningkatan ini terjadi karena penggunaan varietas jagung hibrida, pemupukan organik dan bahan organik dan keberhasilan pengendalian OPT. Produksi kedelai 2014 lebih rendah dibanding 2013 karena penurunan luas panen dan produktivitas karena ada pergeseran tanam ke tanaman melon dan semangka dan juga karena kurangnya benih bersertifikat. Tabel II.17 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Pangan Unggulan, 2013-2014 No Komoditas Luas Panen (ha) 2013* 2014** Produktivitas (ku/ha) 2013* 2014** Produksi (ton) 2013* 2014** 1 Padi Sawah 65.680 67.532 10, 78 10, 60 70.834 71.582 2 Padi Ladang 58.777 56.120 172, 44 157, 69 1.013.565 884.931 Keterangan * = Angka Tetap 2013, ** Angka Sementara = 2014 Sumber: Dinas Pertanian DIY, 2014 Pada tahun 2014 produksi kacang tanah meningkat 748 ton biji kering (1,06%) dari 2013, sebagai hasil dari peningkatan luas panen. Minat petani meningkat untuk mengusahakan komoditas ini, sehubungan dengan harga kacang tanah di pasaran lebih menguntungkan dibanding palawija lainnya, yang memberi insentif tersendiri bagi petani dalam hal penerapan teknologi peningkatan produksi. Produksi ubi kayu 2014 turun 12, 69% dari 2013, Penurunan produksi ubi kayu antara lain disebabkan oleh penurunan luas tanam/panen sekaligus penurunan produktivitas selama tahun 2014, di samping ubi kayu bukan merupakan tanaman pokok, melainkan tanaman sampingan dalam pola tanam tumpang sari di sentra ubi kayu Kabupaten Gunungkidul. 17 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 2. Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk membangun peradaban barunya yang unggul dengan strategi budaya: membalik paradigma ‘among tani’ menjadi ‘dagang layar’, dari pembangunan berbasis daratan ke kemaritiman. Konsekuensinya, Laut Selatan bukan lagi ditempatkan sebagai halaman belakang, tetapi justru dijadikan halaman depan. Mengalihkan pusat pertumbuhan ekonomi dari wilayah Pantura ke Pantai Selatan (Pansel) dengan mengembangkan klaster-klaster industri kecil dan agribisnis di pedesaan, serta industri kelautan, perikanan dan pariwisata maritim di wilayah pesisir, yang didukung oleh infrastruktur jalan Selatan-Selatan (Pansela), menjadi pilihan strategis yang harus diwujudkan. Selain hal tersebut beriringan dengan kemajuan teknologi pada perikanan budidaya, Daerah Istimewa dengan keterbatasan luas lahan dibanding dengan provinsi lain mampu meningkatkan produksinya baik melaui intensifikasi maupun ekstensifikasi. Peran Kelautan dan Perikanan cukup besar dalam rangka memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Bidang Kelautan dan Perikanan juga berperan dalam menumbuhkan perekonomian wilayah, yaitu meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan dan nelayan, meningkatkan pendapatan pengolah dan pemasar ikan meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan devisa negara serta mendorong pertumbuhan sektor terkait lainnya. Panjang pantai di DIY ± 113 km terletak di 3 Kabupaten yang memiliki wilayah pesisir, yaitu Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulon Progo. Potensi lestari yang dapat ditangkap di DIY sebesar 320.600 ton per tahun, potensi lestarinya Samudra Hindia per tahun sebesar 906.340 ton. Peningkatan produksi perikanan tangkap di laut terus diupayakan dengan operasionalnya Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sadeng dan Pelabuhan Tanjung Adikarta yang diharapkan beroperasional pada akhir Tahun 2015. Pada tahun 2014 diharapkan dapat beroperasi, namun karena dana pengerukan alur dilakukan penghematan sehingga pengerukan alur masuk, maupun pengerukan kolam pelabuhan baru akan dilaksanakan pada tahun 2015. Pengadaan kapal >30 GT sampai dengan 2014 sejumlah 13 unit, dan secara keseluruhan jumlah kapal yang dapat beroperasional melebihi 12 mil arah laut dapat didirinci sebagai berikut: Tabel II.18 Jumlah Kapal Perikanan di DIY, 2013-2014 (Unit) Ukuran Kapal 2013 2014 < 10 GT 304 304 10 - 30 GT 5 5 > 30 GT 13 13 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, 2015 18 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Operasional kapal 30 GT di DIY masih mengalami beberapa kendala antara lain kesiapan sumberdaya manusia Kelompok Usaha Bersama (KUB) penerima kapal belum mampu mengoperasionalkan kapal secara mandiri. Upaya-upaya yang telah ditempuh meliputi pelatihan dan pemagangan, pendampingan oleh awak kapal dari luar daerah. Laju pertumbuhan pembangunan pada sektor kelautan dan perikanan menunjukkan perkembangan yang positif dari tahun ke tahun. Pertumbuhan produksi perikanan tangkap dari tahun 2009 hingga tahun 2014 rata-rata sebesar 7,75%. Laju perkembangan produksi perikanan budidaya perkembangannya melebihi perikanan tangkap. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata pertumbuhan produksi perikanan budidaya tahun 2009 hingga tahun 2014 yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan yaitu sebesar 29,5%. Pertumbuhan positif juga dapat dilihat dari laju peningkatan ketersediaan ikan perkapita dari tahun ke tahun. Ketersediaan ikan di DIY mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,79% dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Hasil perikanan di DIY didominasi oleh perikanan budidaya, yang dihasilkan dari budidaya di kolam, tambak, sawah, jaring apung, dan telaga.Produksi perikanan budidaya yang selalu meningkat mengindikasikan bahwa minat masyarakat semakin meningkat. Komoditas unggulan perikanan budidaya di DIY yaitu ikan lele, nila, gurami, mas, udang galah, udang vaname. Upaya-upaya meningkatkan kualitas induk ikan mas dan ikan nila telah dilakukan dengan dirilisnya ikan NILASA dan ikan mas NAJAWA. 3. Hortikultura Tanaman unggulan hortikultura di DIY meliputi cabe besar, bawang merah, salak, jamur, jahe dan pisang. Sentra produksi komoditas tersebut adalah sebagai berikut: cabe besar di di Kabupaten Sleman, Bantul Kulonprogo dan Gunungkidul, bawang merah di Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul; salak di Sleman dan Kulonprogo; jamur di Sleman dan Bantul; jahe di Kulonprogo dan pisang Kulonprogo, Gunungkidul, Sleman dan Bantul. Luas panen dan produksi tanaman kedua tanaman itu pada tahun 2013 dan 2014 selengkapnya sebagaimana terlihat pada tabel berikut: Tabel II.19 Luas Panen dan Produksi Komoditas Hortikultura di DIY, 2013-2014 No Komoditas Luas Panen Satuan 2013 Produksi 2014* Satuan 2013 2014* 1 Cabe besar ha 2.818 2.577 Ton 2.431 3.054 2 Bawang merah ha 893 1.289 Ton 9.541 12.563 3 Salak rumpun 5.473.287 5.829.257 Ton 106.145 88.798 4 Jamur m2 216.151 204.831 Kg 3.229 3.289 5 Jahe m2 1.601.365 1.067.467 Kg 2.775 3.372 7 Pisang 987.234 1.004.220 Ton 56.850 47.960 rumpun Keterangan : * angka sementara Sumber: Dinas Pertanian DIY, 2014 19 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 4. Produksi komoditas unggulan yang naik dari Tahun 2013 adalah cabe besar, bawang merah, jamur dan jahe. Hal itu disebabkan oleh berbagai upaya perbaikan teknologi budidaya dengan penerapan GAP/SOP, fasilitasi sarana prasarana dan penanganan pasca panen yang lebih baik. Peningkatan produksi bawang merah terjadi karena adanya peningkatan luas panen terutama di Kabupaten Bantul sebagai sentra produksi bawang merah. Peningkatan luas panen juga sebagai dampak positif penyediaan benih bawang merah yang bermutu dari Pemerintah. Sedangkan penurunan produksi salak dan pisang diduga sebagai akibat dampak abu Gunung Kelud yang terjadi bulan Februari 2014. Perkebunan Luas areal perkebunan Tahun 2014 tercatat 79.121,15 ha, dengan luas areal tanaman tahunan 72.659,13 ha dan areal tanaman semusim 6.462,02 ha. Pengusahaan tanaman perkebunan di wilayah DIY seluruhnya dilaksanakan oleh petani dalam bentuk perkebunan rakyat, sehingga peningkatan maupun penurunan komoditas luas areal tanaman perkebunan terjadi secara fluktuatif sesuai kondisi kemauan petani untuk memilih komoditas tanaman yang diusahakan, utamanya tanaman semusim. Hal ini dijamin/sesuai Undang Undang Nomor 12 tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tanaman Pertanian. Pembangunan agribisnis perkebunan telah mampu menumbuhkan sentra-sentra produksi komoditas perkebunan yang selanjutnya dikembangkan melalui penanaman dan/atau pengutuhan populasi tanaman sesuai skala ekonomis usaha. Pola yang dilakukan dalam rangka pengutuhan tegakan tanaman tersebut melalui kegiatan rehabilitasi, peremajaan, maupun intensifikasi. Operasionalisasinya dengan mengembangkan komoditas perkebunan dikelola secara usaha bersama pada satu wilayah dalam kelompok (KUB) atau koperasi, selanjutnya bermitra usaha dengan pihak lain yang lebih menguntungkan dalam pendekatan agribisnis utuh, berdaya saing dan berkelanjutan. Komoditas unggulan perkebunan DIY adalah kelapa, kakao, kopi, jambu mete, dan tebu, Selain itu komoditas non unggulan dan mempunyai kontribusi penyumbang produksi dalam jumlah cukup besar antara lain: mendong, tembakau, serta cengkeh. Kawasan sentra produksi komoditas kelapa dan kakao berada di wilayah Kabupaten Kulon Progo, untuk komoditas jambu mete dan kakao berada di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan sentra komoditas kopi berada di wilayah Kabupaten Sleman dan Kulon Progo. Tabel II.20 Produksi Komoditas Perkebunan DIY, 2010-2014 No. Komoditas Produksi (ton) 2010 2011 55.317,77 56.148,83 388,05 2012 2013 2014 54.711 55.752,71 53.775,40 362,34 801,09 1073,09 865,23 385,9 576,61 470 260,63 452,36 1. Kelapa 2. Kopi 3. Jambu mete 4. Kakao 1.289,19 1.142,63 1353 1.124,10 1.597,67 5. Tebu 17.031,34 15.812,18 17.649 15.960,80 14.896,78 Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, 2014 (diolah) 20 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Produksi perkebunan di DIY untuk komoditas unggulan sejumlah 71.587,44 ton, sedangkan produksi seluruh komoditas perkebunan pada Tahun 2014 adalah sejumlah 80.084,48 ton, dari data tersebut ada kenaikan produksi sejumlah 1.445,79 ton (1,84%), apabila dibandingkan produksi tahun 2013 sejumlah 78.638,69 ton. Namun demikian kenaikan produksi perkebunan belum dapat memenuhi target produksi Tahun 2014 sejumlah 86.300 ton. Hal ini sebagai akibat dampak abu vulkanik letusan Gunung Kelud yang menutup daun tanaman perkebunan, anomaly iklim dan adanya pergeseran pemanfaatan lahan untuk tanaman non perkebunan. Dibidang sub sistem agribisnis pengolahan hasil, capaian pembangunan perkebunan Tahun 2014 untuk produksi gula semut Kulonprogo telah mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) dan telah memasuki pasar ekspor dengan volume ekspor rata-rata mencapai sebesar 45 ton per bulan. Komoditas lain yang mendapat pengakuan sebagai produk oraganik dan memiliki Sertifikasi Organik adalah komoditas jambu mete di Gunungkidul dan gula kelapa di Kulonprogo. 5. Peternakan Komoditas strategis peternakan di DIY adalah sapi potong guna mendukung Program Swasembada Daging Sapi–Kerbau (PSDSK). Kawasan pengembangan sapi potong berada di Kabupaten Gunungkidul dengan kisaran populasi 43 s.d. 45% dari populasi sapi potong di DIY. Data populasi sapi potong di Provinsi DIY Tahun 2013 dibandingkan dengan Tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel II.21 Populasi Ternak DIY, 2013-2014 Jumlah (ekor) No. Jenis Ternak 2013 2014* 1. Sapi Potong 272.794 302.011 2. Sapi Perah 4.326 3.900 3 Kambing 369.730 386.198 Sumber: Dinas Pertanian DIY Populasi sapi potong tahun 2014 naik 10,71% dibanding dengan Tahun 2013. Kenaikan populasi sapi potong disebabkan oleh keberhasilan inseminasi buatan (IB) dan penyelamatan betina bunting sehingga memotivasi peternak untuk meningkatkan populasi. Kenaikan populasi ini juga disebabkan bertambahnya sapi Peranakan Ongole (PO) sebagai hasil dari adanya kegiatan pengembangan sapi lokal di Gunungkidul. Sapi perah dan kambing menjadi komoditas unggulan DIY. Sentra produksi utama sapi perah di Kabupaten Sleman, sedangkan sentra populasi kambing berada di kabupaten Kulonprogo. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa populasi sapi perah pada Tahun 2014 menunjukkan penurunan 9,85% dibandingkan dengan 2013. Penyebab turunnya populasi ini adalah sebagian 21 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 dari ternak sapi tersebut sudah berusia tua dan tidak produktif lagi sehingga dilakukan pemotongan. Populasi kambing pada tahun 2014 mengalami kenaikan 4,45% dibanding 2013 disebabkan oleh upaya-upaya penanganan kesehatan kambing, bantuan di sentra perbibitan kambing, peningkatan kualitas pakan baik hijauan maupun pakan penguat/konsentrat, dan peningkatan manajemen pemeliharaan dengan sistem kandang “panggung”. 6. Kehutanan Kawasan hutan negara saat ini seluas 18.715,064 ha atau setara dengan 5,87% dari total luas wilayah DIY 3.185,18 km². Pengelolaan hutan negara dilaksanakan oleh UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan seluas 2.356,464 ha, dan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY seluas 16.358,60 ha. Sesuai dengan fungsi dan statusnya hutan yang dikelola Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY dirinci sebagai berikut: Hutan Produksi (HP) seluas 13.411,70 ha, Hutan Lindung (HL) 2.312,80 Ha dan Hutan Konservasi (HK) berupa Taman Hutan Raya seluas 634,1 Ha. Sebaran vegetasi pada wilayah hutan terdiri dari beberapa jenis antara lain jati, kayu putih, sono keling, pinus, kenanga, mahoni, kemiri, gliricidea, akasia, dan bambu dengan luas yang bervariasi. Namun demikian tanaman hutan yang dominan diusahakan pada lahan hutan Negara tersebut adalah jenis jati, kayu putih dan pinus, sehingga lahan hutan Negara di DIY memiliki potensi menghasilkan produksi kayu dan non kayu. Produksi hasil hutan kayu berupa kayu bulat baik jenis jati maupun kayu rimba lainnya, berasal dari tebangan tak tersangka akibat adanya gangguan hutan yang berupa pencurian dan barang buktinya dapat diselamatkan, kebakaran, bencana alam, serta tegakan tinggal jati. Oleh karena itu, potensi unggulan dari sub sektor kehutanan justru berupa produksi hasil hutan bukan kayu, yaitu minyak kayu putih. Potensi tanaman kayu putih seluas 4.508,75 ha dalam kawasan hutan wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Yogyakarta, tersebar pada lima Bagian Daerah Hutan (BDH), yaitu BDH Karangmojo dengan luas 2.325,20 ha, BDH Playen dengan luas 1.415,10 ha, BDH Paliyan seluas 434,70 ha, BDH Kulon Progo-Bantul seluas 303,75 dan BDH Panggang seluas 30 ha. Tanaman kayu putih dipungut daunnya untuk bahan baku empat unit Pabrik Minyak Kayu Putih (PMKP), yaitu Sendang Mole, Gelaran, Dlingo, dan Kediwung. Pengelolaan tanaman kayu putih dilakukan dengan model kemitraan bersama masyarakat, hal ini untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, dan sekaligus memberikan pembinaan kepada masyarakat bahwa dalam mengusahakan hutan agar tetap memperhatikan kaidah konservasi. Wujud dari pemberdayaan antara lain dalamhal pemungutan daun kayu putih dilakukan oleh pesanggem penggarap tanah yang kemudian diberikan kompensasi berupa upah pungutan. Selain itu, masyarakat sekitar hutan juga diberi kesempatan untuk menanam tanaman pangan dengan sistem tumpangsari. Kontribusi sektor kehutanan dalam mendukung ketersediaan pangan di DIYsebesar 33.878,65 ton per tahun 22 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (jagung , ketela pohon, kacang tanah, kedelai, dan padi) dan melibatkan masyarkat petani di sekitar hutan sebagai pesanggem sejumlah 9.981 org yang tergabung dalam 132 kelompok tani hutan (KTH). Produksi minyak kayu putih pada tahun 2010-2014 selengkapnya disajikan dalam tabel berikut : Tabel II.22 Produksi Minyak Kayu Putih di DIY, 2010-2014 Target Produksi RealisasiProduksi PAD (Liter) (liter) (Rp) 2010 43.248 43.352 5.028.309.000 2011 44.681 44.957 6.110.306.400 2012 46.138 46.321 7.581.090.000 2013 47.633 44.669 7.330.657.000 2014 47.633 47.641 9.973.126.000 Tahun Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, 2013 Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari penjualan minyak kayu putih pada tahun 2014 sebesar Rp. 9.973.126.000 (Sembilan milyar Sembilan ratus tujuh puluh tiga juta seratus dua puluh enam ribu rupiah). Apabila dibandingkan dengan PAD tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 36,05 %. Kenaikan PAD didukung adanya kenaikan harga lelang minyak kayu putih per liter yang mencapai Rp.211.000,-/liter. Hasil inventarisasi tanaman kayu putih pada tahun 2011 menunjukkan bahwa jumlah pohon per hektar rata-rata sebanyak 1.600 pohon dengan rata-rata produksi per satuan pohon sebesar 1,1 kg. Peningkatan produksi daun kayu putih terus dilakukan dengan upaya rehabilitasi dan pengkayaan, sehingga dapat mencapai populasi ideal tanaman 3.330 pohon per hektar. C. Sektor Industri Pengolahan Jumlah Industri Kecil Menengah (IKM) DIY pada tahun 2014 sebanyak 86.087 unit usaha mengalami peningkatan 2,19% jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebanyak 84.234 unit usaha. Unit usaha tersebut meliputi Industri Pangan, Sandang dan Kulit, Kimia dan Bahan Bangunan, Logam dan Elektronika, dan Industri Kerajinan. Jumlah unit usaha terbanyak adalah industri Pangan kemudian diikuti Industri Kerajinan. Sektor Industri di DIY mempunyai peranan yang cukup besar dalam penyerapan tenaga kerja. Sektor tersebut pada tahun 2014 tercatat menyerap 318.858 tenaga kerjameningkat sebanyak 8.685 orang (2,8%) dari tahun 2013 yang menyerap sebanyak 310.173 tenaga kerja. 23 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Tabel II.23 Perkembangan IKM di DIY, 2010-2014 IKM Unit usaha (UU) Tenaga kerja (orang) Nilai investasi (Rp 000) Nilai produksi (Rp 000) Nilai bahan (Rp 000) 2010 78.122 292.625 878.063.496 2.821.218.797 1.358.293.612 2011 80.056 295.461 1.003.678.054 3.053.031.164 1.352.479.088 2012 82.344 301.385 1.151.820 3.500.662 1.369.114 2013 84.234 310.173 1.064.180 3.294.485 1.449.435 2014 86.087 318.858 1.151.443 3.399.909 1.524.806 Sumber : Disperindagkop dan UKM DIY, 2015 2.1.7. Tema Dan Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2014 A. Tema Pembangunan Tema Pembangunan Daerah Tahun 2014 ditentukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005 - 2025 Pembangunan Daerah Tahun 2014 adalah bagian dari tahapan Lima Tahun II (2010 - 2014) dan tahapan Lima Tahun III (2015 - 2019) Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi DIY Tahun 2005 - 2025. Penekanan pada tahapan Lima Tahun II (2010 - 2014) adalah pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung utama keunggulan daerah yang memiliki daya dukung berantai positif (backward effect & forward effect) untuk mendorong kemajuan daerah dan melanjutkan pembangunan kompetensi SDM yang berdaya saing unggul secara lebih luas serta menggerakkan potensi ekonomi dan industri unggulan. Sedangkan penekanan tahapan Lima Tahun III (2015 - 2019) adalah pendayagunaan kapasitas keunggulan daerah melalui pengerahan SDM dan fasilitas-fasilitas utama pendukung keunggulan daerah, akselerasi usaha ekonomi dan industri unggulan, serta penguatan jejaring untuk meningkatkan daya saing keunggulan daerah. 2. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi (RTRWP) Tahun 2009 - 2029 Pembangunan Daerah Tahun 2014 adalah bagian dari periode pelaksanaan tahap I (2010-2014) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DIY Tahun 2009 2029, dimana dalam rangka mewujudkan pengembangan kawasan strategis Nasional dan Provinsi salah satu indikasi program utamanya adalah Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis Nasional dan Provinsi dari sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi dan Sosial Budaya. 3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2012 - 2017 Pembangunan Daerah Tahun 2014 adalah bagian dari RPJMD Tahun 2012 -2017 untuk mewujudkan visi Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru. 4. Dinamika dan realita kondisi umum daerah, yang didalamnya mencakup halhal sebagai berikut: a. Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2012 b. Capaian-capaian pada tahun - tahun sebelumnya c. Isu Strategis dan masalah mendesak yang harus segera ditangani: 1) Pelestarian dan pengembangan budaya local. 2) Pemerataan dan perluasan pendidikan. 24 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 5. 3) Masih rendahnya derajat kualitas hidup masyarakat: a) Masih tingginya angka kemiskinan. b) Pelayanan kesehatan dan pemerataan fasilitas kesehatan yang belum merata. c) Pertumbuhan ekonomi yang masih rendah. 4) Peningkatan daya saing pariwisata. 5) Peningkatan pengelolaan pemerintahan secara efisien dan efektif. 6) Peningkatan infrastruktur dan tataruang. Rencana Kerja Pemerintah RI Tahun 2014 sebagai satu kesatuan rencana pembangunan nasional, dengan tiga kata kunci (key word) utama tema yaitu: a. Pemantapan Perekonomian Nasional; 1) Peningkatan daya saing; 2) Peningkatan ketahanan ekonomi; 3) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. b. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan; 1) Pembangunan SDM; 2) Penurunan kemiskinan dan pengangguran; 3) Mitigasi bencana; 4) Peningkatan kesejahteraan rakyat lainnya. c. Pemeliharaan Stabilitas Sosial dan Politik. 1) Membaiknya kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi; 2) Memantapkan penegakan hukum, pertahanan, dan pelaksanaan Pemilu 2014. 2.2. Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah menimbulkan hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang. Hal ini menyebabkan perlunya pengelolaan keuangan daerah dalam sebuah sistem. Pengelolaan keuangan daerah merupakan sub sistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Selain kedua undang-undang tersebut, terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan pengelolaan keuangan daerah. Peraturan perundangan tersebut antara lain: (i) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; (ii) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; (iii)Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan (iv) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Selanjutnya secara teknis, pengelolaan keuangan daerah mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 25 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Sumber-sumber keuangan yang menjadi penerimaan pemerintah daerah yang terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah, diatur dalam Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Penerimaan pemerintah daerah tersebut merupakan sumber pendapatan yang sangat diperlukan guna terselenggaranya pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan pelayanan publik. Dalam hal ini, ketersediaan sumber keuangan tersebut harus sebanding dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pemerintahan. PAD bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam mengoptimalkan potensi pendanaan daerah sendiri dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi. Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari APBN yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antar daerah. Ketiga komponen Dana Perimbangan ini merupakan bagian dari transfer ke daerah dari Pemerintah. Struktur APBD Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 mengacu kepada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Sesuai dengan peraturan perundangan dimaksud, struktur APBD Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 terdiri atas: (1)Pendapatan; (2) Belanja; dan (3) Pembiayaan. Pendapatan terdiri atas : (1) Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan asli daerah yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang berasal dari Dana Bagfi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; (3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang berasal dari Pendapatan Hibah, dan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus. Belanja terdiri atas: (1) Belanja Tidak Langsung yang di dalamnya terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, dan Belanja Tidak Terduga; dan (2) Belanja Langsung yang di dalamnya terdiri atas Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal. Pembiayaan terdiri atas: (1) Penerimaan Pembiayaan Daerah yang di dalamnya terdiri atas Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya, Pencairan Dana Cadangan, Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir, dan Penerimaan dari Biaya Penyusutan Kendaraan; dan (2) Pengeluaran Pembiayaan Daerah yang digunakan untuk Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah. 2.2.1. Kebijakan Pendapatan Daerah Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pendapatan Daerah terdiri dari: a. Pendapatan Asli Daerah b. Dana Perimbangan c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 26 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Acuan utama dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah adalah Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang memberikan panduan dalam menentukan jenis pajak dan retribusi di daerah, Undang-undang tersebut bersifat closed list artinya bahwa jenis pajak dan retribusi daerah yang diijinkan untuk dipungut hanya berdasarkan Undang-undang dimaksud, selain itu perluasan jenis pajak dan retribusi juga pengenaan tariff harus pula tidak menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan/atau menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah dan kegiatan ekspor-impor. Seiring dengan perubahan jaman yang semakin dinamis dan tuntutan masyarakat yang semakin kritis maka dituntut pula penyediaan anggaran untuk pembiayaan pembangunan yang semakin besar pula, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah yakni dengan : 1. Penyesuaian tarif pajak dan retribusi daerah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diimbangi pula dengan peningkatan pelayanan kepada masyarakat; 2. Penggalian sub jenis retribusi dan lain-lain pendapatan daerah baru sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 3. Pemberdayaan barang milik daerah agar memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan daerah; 4. Meningkatkan fasilitasi terhadap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk meningkatkan kinerja perusahaan; 5. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat agar, porsi dana perimbangan dan transfer ke daerah meningkat dari tahun ke tahun. Selain upaya-upaya tersebut di atas juga dilakukan peningkatan koordinasi dengan SKPDSKPD berpendapatan untuk selalu dan terus menerus melakukan perbaikan-perbaikan manajemen pengelolaan penerimaan pendapatan daerah baik meliputi rehabilitasi/pemeliharaan obyek pendapatan daerah, mekanisme pemungutan dan penyetoran pendapatan daerah, pembinaan sumber daya manusia maupun aplikasi software pengelolaan pendapatan daerah. Bagi SKPD berpendapatan juga didorong untuk mendukung program pemerintah dalam upaya memberikan iklim yang kondusif untuk investasi dan perkembangan dunia usaha. 2.2.1.1. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Rencana pendapatan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2014 sebagaimana tertuang di dalam APBD DIY Tahun Anggaran 2014 adalah sebesar Rp3.155.760.939.182,27 dan dapat direalisasikan sebesar Rp3.139.871.880.417,26. Dari angka target dan realisasi pendapatan tersebut dapat diketahui bahwa capaian realisasi pendapatan Tahun 2014 tidak mencapai target yang ditentukan atau sebesar 99,50%. Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah DIY tahun 2014 tersebut berasal dari: a. Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp1.464.604.954.200,26. b. Pendapatan Dana Perimbangan sebesar Rp1.013.811.389.590,00 c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp661.455.536.627,00. Uraian dari masing-masing kelompok Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut: 27 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 a. Pendapatan Asli Daerah Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemandirian daerah adalah dengan mengukur tingkat kemampuan keuangan daerah dalam pembiayaan pembangunan, selain itu semakin tinggi pendapatan asli daerah maka semakin kecil tingkat ketergantungan daerah terhadap dana perimbangan dan transfer pusat ke daerah. Peran pendapatan asli daerah sangat vital dalam pembangunan daerah, namun demikian sektor pajak daerah masih menempati urutan teratas dalam memberikan kontribusi terhadap total penerimaan pendapatan asli daerah. Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang berasal dari: (i) Pajak daerah; (ii) Hasil Retribusi Daerah; (iii) Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang Dipisahkan; serta (iv) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun anggaran 2014 direncanakan sebesar Rp1.342.290.475.580,27 dan dapat direalisasikan lebih besar dari yang direncanakan semula yaitu sebesar Rp1.464.604.954.200,26 atau tercapai sebesar 109,11%. 1) Pajak Daerah Pajak Daerah terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Air Permukaan direncanakan sebesar Rp1.202.117.342.494,00 dan realisasi sebesar Rp1.291.664.420.808,00 sehingga lebih dari rencana sebesar Rp89.547.078.314,00 atau 7,45%. Jenis penerimaan pajak daerah terdiri dari : a) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB): Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dianggarkan sebesar Rp499.549.555.000,00 dan realisasi sebesar Rp521.733.334.200,00 sehingga lebih dari rencana sebesar Rp22.183.779.200,00 atau 4,44%. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor mengalami kenaikan karena adanya penambahan kendaraan bermotor pada tahun 2014 dan adanya kemudahan atau fasilitas mengurus pajak kendaraan bermotor juga akan mempengaruhi laju pertambahan pendapatan daerah dari pajak kendaraan bermotor. b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB): Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dianggarkan sebesar Rp454.436.825.000,00 dan realisasi sebesar Rp461.683.119.850,00 sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp7.246.294.850,00 atau 1,59%. Kenaikan ini terjadi karena adanya perubahan tarif BBN-KB I (kendaraan baru) berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan adanya pertumbuhan kenaikan kedaraan bermotor baru. c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB): Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB) dianggarkan sebesar Rp160.000.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp203.174.965.469,00 sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp43.174.965.469,00 atau 26,98%. 28 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Kenaikan ini terjadi karena meningkatnya jumlah pemakaian Bahan Bakar Minyak pada Tahun 2014 seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. d) Pajak Air Permukaan (PAP): Pajak Air Permukaan (PAP) ditargetkan sebesar Rp160.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp218.396.300,00 sehingga melebihi target sebesar Rp58.396.300,00 atau 36,50%. e) Pajak Rokok Pajak Rokok ditargetkan sebesar Rp87.970.962.494,00 dan realisasi sebesar Rp104.854.604.989,00 atau 119,19% sehingga melebihi target sebesar Rp16.883.642.495,00. 2) Retribusi Daerah Penerimaan Retribusi Daerah dianggarkan sebesar Rp40.682.507.208,00 dan realisasi sebesar Rp44.595.094.779,94 sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp3.912.587.571,94 atau 9,62%. Retribusi Daerah terdiri dari Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu. a) Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Umum dianggarkan sebesar Rp5.003.323.460,00 dan realisasi sebesar Rp6.554.368.147,33 sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp1.551.044.687,00 atau 31,00%. Dalam Retribusi Jasa Umum hanya ada tiga kelompok yaitu Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang, dan Retribusi Pelayanan Pendidikan. b) Retribusi Jasa Usaha Retribusi Jasa Usaha dianggarkan sebesar Rp34.847.739.748,00 dan realisasi sebesar Rp37.039.056.132,61 sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp2.191.316.384,61 atau 6,29%. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya pergeseran obyek retribusi yang dahulu masuk pada jenis retribusi jasa umum, dengan diberlakukannya UU 28 Tahun 2009 masuk dalam kelompok retribusi jasa usaha. Peningkatan penerimaan retribusi ini berasal dari pemakaian kekayaan daerah, tempat penginapan/pesanggrahan/villa, peningkatan pelayanan pelabuhan dan tempat rekreasi dan olah raga, penjualan produksi usaha daerah, retribusi bibit/benih dan sewa lahan dan rumah dinas. Termasuk jasa pelayanan Bus Trans Jogja yang ada pada jenis retribusi ini. c) Retribusi Perizinan Tertentu Retribusi Perizinan Tertentu dianggarkan sebesar Rp831.444.000,00 dan realisasi sebesar Rp1.001.670.500,00 sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp170.226.500,00 atau 20,47%. 29 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Penerimaan Perizinan Tertentu berdasakan UU 28 Tahun 2009 hanya terdiri dari Ijin Trayek, Ijin Jasa Usaha perikanan dan perpanjangan IMTA (Ijin Memperkerjakan Tenaga Asing). 3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan berasal dari PD. Tarumartani, Bank BPD, PT. Anindya Mitra Internasional, PT. Yogya Indah Sejahtera, PT. Asuransi Bangun Askrida dan Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP). Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dianggarkan sebesar Rp48.063.944.818,32 dan realisasi sebesar Rp48.247.880.493,70 sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp183.935.675,38 atau 0,38% dengan rincian sebagai berikut: a) Bank Pembangunan Daerah. Realisasi pendapatan Bank Pembangunan Daerah DIY Tahun 2014 sebesar 100,00% yaitu sebesar Rp43.220.540.695,24 dari target yang dianggarkan. b) PD Taru Martani. Realisasi pendapatan PD Taru Martani Tahun 2014 sebesar 45,71% yaitu sebesar Rp40.404.234,00 dari target yang dianggarkan sebesar Rp88.400.000,00. c) PT Anindya Mitra Internasional. Pada tahun 2014, Bagian Laba dari PT Anindya Mitra Internasional direncanakan sebesar Rp164.474.866,00, sedangkan realisasinya sebesar Rp400.000.000,00 atau 243,20%. Penerimaan tersebut merupakan pembayaran Piutang Deviden PT. AMI kepada Pemda DIY. d) PT Yogya Indah Sejahtera (YIS). Pada Tahun anggaran 2014 realisasi pendapatan PT Yogya Indah Sejahtera (YIS) sebesar 100% yaitu Rp455.000.000,00 dari target yang ditetapkan. e) PT Asuransi Bangun Askrida. Realisasi pendapatan dari Bagian Laba PT Asuransi Bangun Askrida tahun 2014 sebesar Rp166.882.993,00 atau 100,00% dari target yang ditetapkan. f) Badan Usaha Kredit Perdesaan (BUKP) Badan Usaha Kredit Perdesaan didirikan oleh Pemerintah Provinsi DIY berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 1989 tentang Badan Usaha Kredit Perdesaan yang bertujuan untuk ikut serta mengembangkan perekonomian masyarakat dengan cara mendekatkan permodalan kepada masyarakat. Pada Tahun 2014, BUKP mampu memberikan kontribusi PAD sebesar Rp3.965.052.571,46 kurang dari target yang ditetapkan sebesar Rp3.968.646.264,08. 30 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 4) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah merupakan penerimaan pendapatan yang diperoleh oleh Pemerintah Daerah dari Pendapatan Asli Daerah di luar Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Milik Daerah, dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan. Regulasi yang mendasari penerimaan pendapatan ini adalah Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2014 tentang Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebagai mandat Pasal 158 ayat (3) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah terdiri atas: a) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan; b) Jasa Giro; c) Penerimaan Bunga Deposito; d) Tuntutan Ganti Rugi Daerah; e) Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan; f) Pendapatan Denda Retribusi; g) Pendapatan dari Pengembalian; h) Pendapatan dari Penyelenggaraan Diklat; i) Hasil Pengelolaan Dana Bergulir; j) Pendapatan dari Pengelolaan BLUD; k) Pendapatan dari Pengelolaan BUKP; l) Pendapatan dari Pengelolaan Barang Milik Daerah; m) Pendapat Denda Lain-lain ; n) Tindak Lanjut Hasil Temuan; o) Penerimaan Lain-lain. Pendapatan yang direncanakan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah pada Tahun Anggaran 2014 adalah sebesar Rp51.426.681.059,95. Sedangkan realisasinya adalah sebesar Rp80.097.558.118,62 atau tercapai sebesar 155,75%. b. Pendapatan Transfer Pendapatan Transfer adalah penerimaan yang berasal dari Pemerintah Pusat, dianggarkan sebesar Rp1.804.501.052.202,00 dengan realisasi sebesar Rp1.666.443.974.080,00 sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp138.057.078.122,00. Pendapatan Transfer antara lain bersumber dari: 1) Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak dianggarkan sebesar Rp109.172.328.649,00 dan realisasi sebesar Rp76.756.229.590,00, sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp32.416.099.059,00 atau 29,69%. 2) Dana Alokasi Umum, secara keseluruhan direncanakan sebesar Rp899.923.550.000,00 dan terealisasi 100%. 31 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 3) Dana Alokasi Khusus, secara keseluruhan direncanakan sebesar Rp37.131.610.000,00 dan terealisasi 100%. 4) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dianggarkan sebesar Rp758.273.563.553,00 dan realisasi sebesar Rp652.632.584.490,00 atau 86,07% dari anggaran yang ditetapkan. c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Lain - lain Pendapatan Daerah yang Sah berasal dari Pendapatan Hibah dari Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri dan Pendapatan Hibah dari Luar Negeri secara keseluruhan direncanakan sebesar Rp8.969.411.400,00 dengan realisasi sebesar Rp8.822.952.137,00 sehingga kurang dari yang direncanakan atau 98,37%. 2.2.1.2. Upaya Pencapaian Target Pencapaian target PAD dapat di tempuh dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap sumber-sumber pendapatan. Intensifikasi dikaitkan dengan usaha untuk melakukan pemungutan yang intensif, yaitu secara ketat, giat dan teliti, sedangkan ekstensifikasi berhubungan dengan usaha untuk menggali sumber-sumber pendapatan baru. Strategi yang ditempuh dalam meningkatkan pendapatan daerah adalah melalui: a. Perbaikan manajemen terhadap semua potensi pendapatan daerah yang kemudian dapat langsung direalisasikan, dengan manajemen profesional di bidang sumber daya manusia yang diikuti dengan kemudahan pengoperasian alat bantu canggih sehingga prosedur dapat disederhanakan; b. Peningkatan investasi dengan membangun iklim usaha yang kondusif dalam hal ini ketersediaan data serta sarana penunjang sehingga jangkauan investasi dapat merata. 2.2.1.3. Permasalahan dan Solusi Secara umum target pendapatan daerah yang bersumber dari pendapatan asli daerah mampu mencapai target yang ditetapkan, namun demikian dalam rangka lebih memacu peningkatan pendapatan tentu harus pula mengurai kendalakendala yang secara umum dihadapi oleh SKPD berpendapatan. Kendala yang dihadapi antara lain : 1. Kurangnya apresiasi SKPD berpendapatan tentang upaya mencari strategi dalam memberdayakan barang milik daerah atau kewenangan yang dimilikinya, sehingga kecenderungan dalam penetapan tariff dan target pendapatan terlalu rendah; 2. Kurangnya sumber daya manusia yang memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan dalam mengelola obyek pendapatan daerah; 3. Monitoring dan pengawasan pemungutan dan penyetoran pendapatan daerah yang kurang intensif; 4. Banyaknya aset/barang milik daerah kewenangan SKPD berpendapatan dalam kondisi kurang terawat; 32 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Berdasarkan kendala tersebut di atas, secara bertahap telah dilakukan upaya perbaikan antara lain : 1. Pencantuman fungsi pada SKPD berpendapatan agar melakukan pemungutan penerimaan bukan pajak daerah (pajak daerah dikelola oleh SKPD-DPPKA) sehingga tidak lagi terjadi perdebatan antara apakah SKPD berhak melakukan pengelolaan pendapatan daerah ataukah tidak dapat melakukan pengelolaan obyek pendapatan; 2. Memberikan pelatihan dan koordinasi intensif kepada bedahara penerimaan dan pengelola obyek pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan fungsi dan tanggungjawabnya. 3. Menyusun dan mengembangan aplikasi STS online berbasis accrual pada SIPKD untuk memudahkan menatausahakan pendapatan daerah; 4. Memberikan masukan kepada TAPD, agar secara bertahap mengalokasikan anggaran belanja untuk rehabilitasi obyek pendapatan daerah dan penyedian anggaran rutin untuk pemeliharaan berkala. Selain itu dalam rangka meningkatkan pelayanan pembayaran PKB/BBNKB oleh wajib pajak, telah dilakukan upaya untuk memudahkan wajib pajak dalam membayar kewajibannya yakni dengan membuka gerai di pusat perbelanjaan, gerai drivethru, SMS 9600, bus samsat keliling, system online kesamsatan, dan juga dalam even-even perayaan sekaten dan hari jadi kabupaten/kota. Sedangkan untuk perimbangan keuangan dilakukan koordinasi intensif ke pemerintah pusat maupun kantor regional di daerah agar porsi bagi hasil maupun transfer dari pusat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 2.2.2. Kebijakan Belanja Daerah Sesuai dengan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014, belanja daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan. Pemerintah Daerah menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Program dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan target kinerjanya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap SKPD harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 33 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Pada Tahun 2013 Pemda DIY pertama kali mendapatkan Dana Keistimewaan sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 Keistimewaan Daerah Istimewa Yoyakarta. Kewenangan dalam urusan Keistimewaan tersebut meliputi: 1. Tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur; 2. Kelembagaan Pemerintah Daerah DIY; 3. Kebudayaan; 4. Pertanahan; 5. Tata Ruang. Isu strategis berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah pada tahun 2014 yang tertuang dalam buku III adalah: 1. Penyediaan infrastruktur yang mengurangi kesenjangan antar wilayah dengan kegiatan strategis fasilitas keselamatan jalan dijalur PANSELA. 2. Pengembangan penghidupan penduduk miskin dan rentan (Transformasi Program pemberdayaan Masyarakat) dengan kegiatan strategis (1) Bantuan Pemberdayaan Masyarakat bagi Fakir miskin dalam bentuk KUBE dan stimulant UEP di daerah perdesaan; dan (2) pembinaan gizi masyarakat. 3. Low cost emission car dengan kegiatan strategis pemasangan ATCS simpang. 4. Peningkatan kesejahteraan petani/nelayan dengan kegiatan strategis (1) Diversifikasi konsumsi pangan lokal; (2) Optimalisasi ketersediaan pangan dalam rangka penanganan desa rawan pangan; (3) peningkatan produksi padi dan jagung dalam mendukung swasembada pangan; (4) Peningkatan produksi perikanan tangkap melalui pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha; (5)Peningkatan produksi ternak dalam mendukung swasembada daging. Dengan mempertimbangan hal-hal di atas maka ditetapkan tema pembangunan DIY pada tahun 2014 adalah: ”Memantapkan perekonomian daerah dan stabilitas sosial politik menuju Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera”. Gambar II.8 Kerangka Pikir Keselarasan Isu Strategis dengan Key Word Tema Tahun 2014 34 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Memantapkan perekonomian daerah dimaknai sebagai upaya mendorong kegiatan perekonomian daerah sehingga memiliki basis ekonomi yang bisa diandalkan, tidak mudah goncang (tidak mudah terombang ambing) akibat perubahan global dan perubahan nasional. Selain itu memantapkan perekonomian daerah juga dimaknai sebagai upaya membangun & memantapkan dasar SDM yang unggul, mengentaskan kemiskinan, terus menekan angka pengangguran, dan mengurangi kesenjangan pembangunan antar daerah. Memantapkan stabilitas sosial politik dimaknai sebagai upaya memelihara dan memantapkan stabilitas politik, sosial, budaya, keamanan, ketertiban, dan ketentraman masyarakat melalui upaya penegakan hukum secara konsisten dan transparan, serta pengembangan kehidupan masyarakat yang religius dan harmonis dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang toleran dan terbuka. Menuju Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera dimaknai sebagai upaya mengarahkan kepada perwujudan visi jangka menengah daerah Tahun 2012-2017. Lebih berkarakter dimaknai sebagai kondisi masyarakat yang lebih memiliki kualitas moral tertentu yang positif, memanusiakan manusia sehingga mampu membangun kehidupan yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Pengertian lebih berkarakter sebenarnya berkorelasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan berbudaya, karena kararkter akan terbentuk melalui budaya. Berbudaya dimaknai sebagai kondisi dimana budaya lokal mampu menyerap unsur-unsur budaya asing, serta mampu memperkokoh budaya lokal, yang kemudian juga mampu menambah daya tahan serta mengembangkan identitas budaya masyarakat setempat dengan kearifan lokal (local wisdom) dan keunggulan lokal (local genius). Berbudaya juga dimaknai sebagai upaya pemberadaban melalui proses inkulturasi dan akulturasi. Inkulturasi adalah proses internalisasi nilai-nilai tradisi dan upaya keras mengenal budaya sendiri, agar berakar kuat pada setiap pribadi, agar terakumulasi dan terbentuk menjadi ketahanan budaya masyarakat. Sedangkan akulturasi adalah proses sintesa budaya lokal dengan budaya luar, karena sifat lenturnya budaya lokal, sehingga secara selektif mampu menyerap unsur-unsur budaya luar yang memberi nilai tambah dan memperkaya khasanah budaya lokal. Maju dimaknai sebagai masyarakat yang makmur secara ekonomi sehingga perlu dikembangkan pembangunan bidang perekonomian baik yang menyangkut industri, perdagangan, pertanian, dan sektor jasa lainnya yang ditopang dengan pembangunan sarana prasarana ekonomi. Masyarakat yang maju adalah juga masyarakat yang tingkat pengetahuan dan kearifan tinggi yang ditandai dengan tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi pendidikan penduduknya serta jumlah dan kualitas tenaga ahli dan tenaga professional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan yang tinggi. Masyarakat yang maju juga merupakan masyarakat yang derajat kesehatannya tinggi, laju pertumbuhan penduduk kecil, angka harapan hidup tinggi dan kualitas pelayanan sosial baik. Di samping itu, masyarakat yang maju adalah masyarakat yang memiliki sistem dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap, terjamin hak-haknya, terjamin keamanan dan ketenteramannya, juga merupakan masyarakat yang peran sertanya dalam pembangunan di segala bidang nyata dan efektif. Selain hal-hal tersebut, masyarakat yang maju adalah masyarakat kehidupannya didukung oleh 35 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 infrastruktur yang baik, lengkap dan memadai. DIY yang Maju juga dimaknai sebagai masyarakat sejahtera secara ekonomis, karena pembangunan perekonomiannya berbasis pada ilmu pengetahuan. Konsekuensinya lembaga perguruan tinggi harus menjadi pusat keunggulan --center of excelence-- yang sekaligus memiliki tiga predikat, sebagai teaching, research and entrepreneurial university. Mandiri adalah kondisi masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhannya (self-help), mampu mengambil keputusan dan tindakan dalam penanganan masalahnya, mampu merespon dan berkontribusi terhadap upaya pembangunan dan tantangan zaman secara otonom dengan mengandalkan potensi dan sumberdaya yang dimiliki. Masyarakat sudah tidak bergantung sepenuhnya kepada pemerintah daerah dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahannya dan dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya. Masyarakat Mandiri juga ditandai dengan civil society yang kuat, agar mampu menjalankan sebagai jembatan antara rakyat dengan negara. Civil society yang mampu mencegah otoritas negara tidak memasuki domain society secara berlebihan, dan yang mampu menjalankan peran sebagai suplemen dan komplemen dari negara. Kemudian sejahtera dimaknai sebagai kondisi masyarakat yang relatif terpenuhi kebutuhan hidupnya baik spiritual maupun material secara layak dan berkeadilan sesuai dengan perannya dalam kehidupan. Sedangkan menyongsong Peradaban Baru dimaknai sebagai awal dimulainya harmonisasi hubungan dan tata laku antar-sesama rakyat, antara warga masyarakat dengan lingkungannya, dan antara insan dengan Tuhan Yang Maha Pencipta, serta kebangkitan kembali kebudayaan yang maju, tinggi dan halus, serta adiluhung. Untuk mendukung pelaksanaan tema pembangunan tersebut di atas, ditetapkan prioritas pembangunan Provinsi DIY Tahun 2014 adalah: 1. Reformasi birokrasi dan tata kelola; Prioritas ini ditetapkan untuk mewujudkan pemerintahan yang responsif, transparan, dan akuntabel, serta dalam rangka mendukung terlaksananya tata kelola SKPD yang lebih baik dan mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian.Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung misi 3 RPJMD 2012-2017 (Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik). 2. Pendidikan; Prioritas ini ditetapkan untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas melalui: a. Peningkatan aksesibilitas pelayanan pendidikan terutama di kantong-kantong kemiskinan; b. Peningkatan Melek Huruf c. Daya Saing Pendidikan meningkat. Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 1 RPJMD 2012-2017 (Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan). 3. Kesehatan; Prioritas ini ditetapkan dalam rangka meningkatkan: a. Peningkatan aksesibilitas pelayanan kesehatan penduduk miskin terutama di kantong-kantong kemiskinan; 36 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 4. 5. 6. 7. 8. 9. b. Kualitas dan aksesibilitas kesehatan bagi masyarakat; c. Aksesibilitas dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi; Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 1 RPJMD 2012-2017 (Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan). Penanggulangan kemiskinan; Prioritas ini ditetapkan dalam rangka menurunkan jumlah penduduk miskin terutama di daerah kantong-kantong kemiskinan dan dalam rangka meningkatkan: a. Kemandirian dan keberdayaan masyarakat; b. Kualitas pengelolaan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial; c. Kualitas pengelolaan ketenagakerjaan; d. Kualitas pengelolaan ketransmigrasian; Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 1 RPJMD 2012-2017 (Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan). Ketahanan pangan; Prioritas ini ditetapkan dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan secara bertahap, dengan memantapkan aspek ketahanan pangan, yang meliputi ketersediaan/cadangan pangan, distribusi/akses pangan, dan kecukupan konsumsi energi dan protein untuk masyarakat. Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 2 RPJMD 2012-2017 (Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif). Infrastruktur; Prioritas ini ditetapkan dalam rangka mewujudkan ketersediaan infrastruktur yang memadai baik kuantitas dan kualitas, pemerataan prasarana dan sarana publik terutama di daerah kantong-kantong kemiskinan, serta dalam rangka meningkatkan kemanfaatan ruang. Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 4 RPJMD 2012-2017 (Memantapkan prasarana dan sarana daerah). Iklim investasi dan usaha; Prioritas ini ditetapkan dalam rangka mewujudkan peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat, kepariwisataan yang berdaya saing tinggi, dan perekonomian daerah yang adaptif dan tidak mudah terombang ambing.Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 2 RPJMD 2012-2017 (Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif). Energi; Prioritas ini ditetapkan dalam rangka memperluas akses masyarakat terhadap energi terutama energi baru terbarukan, dan meningkatkan rasio elektrifikasi serta efisiensi konsumsi energi.Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 4 RPJMD 2012-2017(Memantapkan prasarana dan sarana daerah). Lingkungan hidup dan bencana; Prioritas ini ditetapkan dalam rangka mewujudkan pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan, dan ketahanan masyarakat terhadap 37 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 bencana.Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 4 RPJMD2012-2017 (Memantapkan prasarana dan sarana daerah). 10. Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik; Prioritas ini ditetapkan dalam rangka meningkatkan keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan wilayah yang relatif tertinggal dan miskin di daerahnya, sehingga diharapkan wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat dan dapat mengurangi ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain. Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 4 RPJMD2012-2017 (Memantapkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan kesesuaian Tata Ruang). 11. Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Prioritas ini ditetapkan dalam rangka mengembangkan dan melestarikan budaya lokal, kawasan budaya, dan benda cagar budaya.Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 1 RPJMD 2012-2017 (Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan). Sementara prioritas pembangunan nasional yang akan mendukung pelaksanaan RKP Tahun 2014 akan bertumpu pada 11 prioritas nasional yaitu: (1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; (2) Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Penanggulangan Kemiskinan; (5) Ketahanan Pangan; (6) Infrastruktur; (7) Iklim Investasi dan Usaha; (8) Energi; (9) Lingkungan Hidup dan Bencana; (10) Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluas, dan PascaKonflik; (11) Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi, serta 3 Prioritas Lainnya yaitu (1) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; (2) Bidang Perekonomian dan; (3) Bidang Kesejahteraan Rakyat, sebagaimana tertuang di dalam RPJMN 20102014. Tabel II.24 Realisasi Belanja Menurut SKPD Tahun Anggaran 2014 No SKPD Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % 1 Dinas Pendidikan 278.608.883.689,00 259.607.504.406,00 93,18 2 Dinas Kesehatan 130.729.557.193,00 98.333.143.745,00 75,22 3 Rumah Sakit Grhasia 31.075.062.079,00 29.028.660.523,00 93,41 4 Dinas PU, Perum dan Energi SDM 503.657.700.808,00 410.288.383.118,00 81,46 5 Bappeda 24.373.703.317,00 22.830.292.152,00 93,67 6 Dinas 111.078.079.320,92 107.596.875.612,00 96,87 16.604.081.305,00 15.355.782.636,00 92,48 Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 7 Badan Lingkungan Hidup 8 Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat 13.513.553.896,00 12.887.881.528,00 95,37 9 Dinas Sosial 57.368.969.885,00 53.209.615.697,00 92,75 10 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 50.530.971.452,00 47.682.699.312,00 94,36 11 Disperindagkop 27.882.862.942,00 26.664.408.605,00 95,63 12 Badan Kerjasama dan Penanaman Modal 15.384.026.406,00 14.765.162.615,00 95,98 13 Dinas Kebudayaan 408.481.993.909,00 240.708.960.958,00 58,93 38 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 No SKPD Anggaran (Rp) 14 Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat 11.515.758.256,00 Realisasi (Rp) % 10.811.364.924,00 93,88 15 Satuan Polisi Pamong Praja 9.675.021.169,00 9.284.423.444,00 95,96 16 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 17.978.226.718,00 16.885.977.089,00 93,92 17 DPRD 16.211.786.400,00 15.792.544.052,00 97,41 18 Gubernur dan Wakil Gubernur 2.102.136.297,00 2.102.124.919,00 100,00 19 Sekretariat Daerah 105.271.973.222,00 82.893.096.636,94 78,74 20 Sekretariat DPRD 50.557.555.462,00 38.136.350.934,00 75,43 21 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan 120.854.996.650,00 113.423.335.786,00 93,85 22 Aset Badan Pendidikan dan pelatihan 15.684.076.907,00 15.068.866.334,00 96,08 23 Inspektorat 10.046.383.491,00 9.676.221.269,00 96,32 24 Badan Kepegawaian Daerah 97.988.360.213,00 96.341.646.453,00 98,32 25 PPKD 1.140.642.291.695,85 1.047.658.384.887,47 91,85 26 Badan Ketahanan pangan dan Penyuluhan 13.259.642.463,00 12.697.221.569,00 95,76 27 Badan Perpustakaan dan Arsip 38.182.594.872,00 35.686.361.075,00 93,46 28 Dinas Pertanian DIY 55.567.462.581,00 52.053.687.789,00 93,68 29 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 41.190.806.855,00 39.159.442.274,00 95,07 30 Dinas Pariwisata 13.696.236.128,00 12.763.791.198,00 93,19 31 Dinas Kelautan dan Perikanan 37.030.706.688,00 31.674.108.881,00 85,53 3.466.745.462.269,76 2.981.068.320.421,41 85,99 JUMLAH 2.2.2.1. Permasalahan dan Solusi 1. Permasalahan Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013, Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan dan implementasi belanja daerah antara lain: a. Pengalokasian belanja daerah yang terkait dengan kewenangan antara pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Dalam rangka mengurangi angka kemiskinan di DIY sebesar 2% (dua perseratus), APBD DIY telah dialokasikan anggaran belanja untuk didistribusikan kepada masyarakat melalui mekanisme APBD Kabupaten/kota. Pada pelaksanaannya terjadi perbedaan persepsi/penafsiran terhadap peraturan perundangan yang berlaku, terkait dengan pengalokasian anggaran belanja pada rekening bantuan keuangan bersifat khusus pada APBD DIY dan pengalokasian pada rekening bantuan sosial pada APBD Kabupaten/Kota. Perbedaan penafsiran terhadap penempatan alokasi anggaran belanja menimbulkan tarik ulur kepentingan dalam menentukan prioritas belanja. 39 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 b. Penerapan SPM dalam penyusunan anggaran belanja daerah. Penyusunan anggaran belanja untuk pelaksanaan urusan wajib, berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan belum optimal. Namun demikian pemerintah daerah dalam menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. c. Pengelolaan Dana Keistimewaan Pelaksanaan program kegiatan dan keuangan dana keistimewaan pada Tahun Anggaran 2014 masih mengalami kendala, antara lain terkait belum lengkapnya regulasi sebagai syarat pelaksanaan keistimewaan dan keterbatasan waktu pelaksanaan program kegiatan. 2. Solusi a. Belanja daerah disusun berpedoman pada peraturan perundanganundangan yang berlaku. Alokasi belanja diperuntukkan sesuai dengan kewenangan dan dipergunakan dalam rangka melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan umum, mengembangkan sistem jaminan sosial serta penanggulangan kemiskinan. Oleh karena itu dalam menyusun anggaran belanja daerah harus diperhatikan faktor efisiensi dan efektifitas terhadap pencapaian sasaran maupun target sesuai dengan tugas dan fungsi, indikator kinerja yang terukur serta dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pelaksanaan anggaran belanja juga dilakukan sinkronisasi dan harmonisasi terhadap peraturan perundangan yang berlaku dengan memberikan kepastian regulasi sebagai payung hukumnya. b. Pelaksanaan APBD untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan urusan pemerintahan yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan memerlukan dana yang besar. Keterbatasan anggaran yang tersedia merupakan masalah utama belanja daerah di dalam menyelesaikan permasalahan urusan wajib dan urusan pilihan tersebut. Di samping itu, belanja untuk memenuhi permasalahan kebutuhan dasar serta memenuhi standar pelayanan minimal masih sangat membutuhkan dukungan Pemerintah Pusat, sehingga dalam hal ini diperlukan sumber pembiayaan selain APBD, misalnya dari APBN dan sumber sumber lain yang sah. Keterbatasan kemampuan keuangan daerah tersebut diatasi dengan kebijakan bahwa, penetapan alokasi anggaran belanja pada program dan kegiatan harus berdasarkan skala prioritas, dan memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan target kinerjanya. c. Pelaksanaan program kegiatan yang bersumber dari dana keistimewaan dilakukan dengan peningkatan koordinasi antar stakeholder, dan melaksanakan program kegiatan dan merealisasikan keuangan sesuai 40 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 dengan kemampuan pelaksana, dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu. 2.2.3. Pembiayaan Daerah Pembiayaan daerah merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah yang diperoleh. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pembiayaan Daerah terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan. 2.2.3.1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan merupakan pembiayaan yang disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali, baik pada Tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada Tahun-Tahun berikutnya. Penerimanaan Pembiayaan terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA), Pencairan Dana Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman, Penerimaan Piutang Daerah dan Penerimaan Kembali Penyertaan Modal Daerah. Penerimaan pembiayaan merupakan pembiayaan yang disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun berikutnya. Penerimanaan Pembiayaan terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA) dan Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir. Pada Tahun Anggaran 2014 Penerimaan Pembiayaan direncanakan sebesar Rp382.020.096.897,50 dan direalisasikan sebesar Rp389.527.178.236,50 atau sebesar 101,97%. 2.2.3.2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran pembiayaan merupakan pembiayaan yang disediakan untuk menganggarkan setiap pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada Tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada Tahun-Tahun berikutnya. Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah, Pembayaran Pokok Utang dan Pemberian Pinjaman Daerah dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Anggaran Berjalan (SILPA). Pada Tahun Anggaran 2014, Pengeluaran Pembiayaan digunakan untuk Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah sebesar Rp71.035.573.810,00. Dari jumlah anggaran tersebut, yang direalisasikan adalah sebesar Rp50.000.000.000,00 atau 70,39%. 41 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 2.2.4. Pengelolaan Asset Yang Dipisahkan 1. Bank Pembangunan Daerah DIY Hasil pengelolaan PT. Bank Pembangunan Daerah DIY pada Tahun 2014 direncanakan sebesar Rp43.220.540.695,24 dapat direalisasikan sebesar Rp43.220.540.695,00 atau 100,00% dan meningkat dibandingkan Tahun 2013 sebesar Rp36.153.255.604,00. Hasil pengelolaan PT. Bank Pembangunan Daerah DIY tersebut merupakan bagian laba yang diperoleh pada tahun buku 2013, dimana total aset sebesar Rp6.523.242.994.870,00 dana pihak ketiga sebesar Rp5.774.926.991.657,00 modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp262.477.000.000,00 dan laba bersih sebesar Rp128.196.964.587,00. Modal disetor Pemda DIY sebesar Rp183.500.000.000,00 sehingga rasio bagian laba terhadap penyertaan modal sebesar 23,55%, lebih kecil dibandingkan tahun lalu sebesar 28,36%. Hal ini disebabkan karena adanya tambahan penyertaan modal kepada PT. Bank Pembangunan Daerah DIY pada Tahun 2013 sebesar Rp36.000.000.000,00 yang dicairkan pada akhir tahun. Pada Tahun 2014 telah dilakukan tambahan penyertaan modal sebesar Rp50.000.000.000,00 sehingga modal disetor dan ditempatkan penuh dari Pemda DIY menjadi sebesar Rp233.500.000.000,00 atau 45,78% dari modal dasar yang harus dipenuhi Pemda DIY sebesar Rp510.000.000.000,00. Sisa modal yang belum disertakan sebesar Rp276.500.000.000,00 yang ditargetkan untuk dipenuhi paling lambat Tahun 2016. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, dimana Bank dengan modal inti di bawah Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah) dibatasi kegiatannya, maka pemenuhan modal dasar oleh masing-masing pemegang saham menjadi perhatian serius. Saat ini modal inti PT. Bank Pembangunan Daerah DIY masih berada pada BUKU 1, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 dengan modal inti sampai dengan kurang dari Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah). Kegiatan usaha yang diperkenankan adalah penghimpunan dan penyaluran dana, trade finance, kegiatan keagenan dan kerjasama, sistem pembayaran dan e-banking dengan cakupan terbatas, penyertaan modal sementara dalam penyelamatan kredit, serta jasa lainnya dalam rupiah (Basic Bank Service). Pada Tahun 2014 dilakukan pergantian Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah DIY secara open rekruitmen dengan susunan: ï‚· Direktur Utama : Drs. Bambang Setiawan, Akt, MBA, ï‚· Direktur Pemasaran : Bambang Ghiri Kuncoro, SH, MMA, ï‚· Direktur Umum : Drs. Cahya Widi, M.BA, ï‚· Direktur Kepatuhan : Santoso Rohmad, SE, MM. 2. PT Anindya Mitra Internasional (AMI) Hasil pengelolaan PT. Anindya Mitra Internasional pada Tahun 2014 direncanakan sebesar Rp164.474.866,00 dapat direalisasikan sebesar Rp400.000.000,00 atau 243,20%. Rasio dividen terhadap penyertaan modal sebesar 1,96%, meningkat dibandingkan tahun lalu sebesar 0%. Hasil pengelolaan PT. Anindya Mitra Internasional tersebut adalah bagian laba yang diperoleh pada tahun buku 2006 yang 42 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 baru dapat dibayarkan pada Tahun 2014. Adapun kondisi PT. Anindya Mitra Internasional pada tahun buku 2013, total aset meningkat dari Rp21.083.870.830,00 pada Tahun 2012 menjadi sebesar Rp26.653.130.698,00 pada Tahun 2013, total kewajiban meningkat dari Rp13.152.642.433,00 pada Tahun 2012 menjadi sebesar Rp13.717.369.909,00 pada Tahun 2013 dan total ekuitas meningkat dari sebesar Rp7.931.228.397,00 menjadi sebesar Rp12.935.760.789,00 pada Tahun 2013. Pendapatan usaha meningkat dari Rp4.206.391.521,00 pada Tahun 2012 menjadi sebesar Rp5.935.525.678,00 pada Tahun 2013. Beban usaha menurun dari Rp5.984.218.230,00 pada Tahun 2012 menjadi sebesar Rp5.538.737.358,00 pada Tahun 2013. Meskipun pada Tahun 2013 masih rugi namun angka kerugian menurun dratis, yaitu pada Tahun 2012 rugi sebesar Rp2.644.718.327,00 dan pada Tahun 2013 rugi sebesar Rp988.303.656,00. Kinerja perusahaan pada Tahun 2014 (unaudited) menunjukkan angka yang positif dimana total aset sebesar Rp36.318.988.265,00, total kewajiban sebesar Rp15.820.264.117,00, total ekuitas sebesar Rp20.498.724.148,00 dan laba bersih yang dihasilkan sebesar Rp7.562.963.359,00. 3. PT. Taru Martani Hasil pengelolaan PD. Taru Martani pada Tahun 2014 direncanakan sebesar Rp88.400.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp40.404.234,00 atau 45,71% dan menurun apabila dibandingkan realisasi Tahun 2013 sebesar Rp682.966.411,00. Hasil pengelolaan PD. Taru Martani tersebut adalah bagian laba yang diperoleh dari tanggal 1 Januari 2013 s.d. 30 Juni 2013 dan direncanakan pada tanggal 1 Juli 2013 seluruh aset, kewajiban dan modal PD. Taru Martani dapat dialihkan dan ditempatkan pada PT. Taru Martani, karena terkendala dengan NPWP, perizinan dan cukai masih atas nama PD. Taru Martani maka pada tanggal 1 Juli 2013 s.d. 31 Desember 2013 perusahaan masih beroperasi sebagai PD. Taru Martani dan mulai tanggal 1 Januari 2014 dan seterusnya perusahaan beroperasi sebagai PT. Taru Martani. Berkaitan dengan hal tersebut masih ada bagian laba PD. Taru Martani periode tanggal 1 Juli 2013 s.d. 31 Desember 2013 kurang lebih sebesar Rp25.641.028,00 yang belum disetorkan ke Kas Daerah pada Tahun Anggaran 2014, dengan perhitungan 55% x Rp.46.620.050,00 (laba bersih periode 1 Juli 2013 s.d. 31 Desember 2013) dan akan disetorkan ke Kas Daerah pada Tahun Anggaran 2015. Rasio dividen yang diterima Tahun 2014 terhadap penyertaan modal sebesar 0,26%, lebih kecil dibandingkan tahun lalu sebesar 19,84%. Hal ini disebabkan karena adanya tambahan setoran modal pada Tahun 2013 sebesar Rp12.000.000.000,00 yang disetorkan pada akhir tahun. Kinerja perusahaan pada Tahun 2014 (unaudited) menunjukkan angka yang positif dimana total aset sebesar Rp20.270.725.238,23, total kewajiban sebesar Rp3.530.984.393,62, total ekuitas sebesar Rp16.739.740.844,61 dan laba bersih yang dihasilkan sebesar Rp850.120.798,61. 4. Badan Usaha Kredit Perdesaan (BUKP) Sesuai Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 1 tahun 1989 tentang Badan Usaha Kredit Perdesaan Provinsi DIY, lembaga ini mempunyai maksud dan tujuan untuk mengembangkan perekonomian perdesaan dalam rangka meningkatkan taraf hidup 43 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 rakyat perdesaan, dengan menyediakan dana pembangunan dengan prosedur sederhana, cepat, dan murah. Hasil pengelolaan Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) pada Tahun 2014 direncanakan sebesar Rp3.968.646.264,08 dapat direalisasikan sebesar Rp3.965.052.571,46 atau 99,91% dan meningkat dibandingkan realisasi Tahun 2013 sebesar Rp3.427.907.025,00. Hasil pengelolaan BUKP tersebut adalah bagian laba yang diperoleh pada tahun buku 2013. Pada Tahun 2013 telah dilakukan tambahan penyertaan modal pada BUKP DIY sebesar Rp6.413.040.276,00 sehingga penyertaan modal Pemda DIY yang semula sebesar Rp13.586.959.724,00 menjadi sebesar Rp20.000.000.000,00. Rasio bagian laba BUKP yang disetorkan pada Tahun Anggaran 2014 terhadap penyertaan modal adalah sebesar 20,75% lebih kecil dibandingkan tahun lalu sebesar 25,23%. Hal ini disebabkan karena adanya tambahan penyertaan modal pada Tahun 2013 sebesar Rp6.413.040.276,00 yang disetorkan pada akhir tahun. Sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, BUKP wajib mengajukan permohonan izin usaha sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM) melalui pengukuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) paling lambat tanggal 8 Januari 2016. 2.2.5. Pengelolaan Barang Milik Daerah Pengelolaan Barang Milik Daerah yang baik tentunya akan memudahkan penatausahaan Barang Milik Daerah dan merupakan sumberdaya penting bagi pemerintah daerah sebagai penopang utama pendapatan asli daerah. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah daerah untuk dapat mengelola Barang Milik Daerah secara memadai dan akurat. Dalam hal pengelolaan Barang Milik Daerah, pemerintah daerah harus menggunakan pertimbangan aspek perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan atau penggunaan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi agar Barang Milik Daerah mampu memberikan kontribusi optimal bagi pemerintah daerah. Terbitnya Peraturan Pemerintah No.27 tahun 2014 yang mencabut PP No.06 tahun 2006 jo PP 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Negara/Daerah yang ditindaklanjuti dengan Permendagri Nomor 17 tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah yang ruang lingkupnya mulai dari Perencanaan kebutuhan sampai dengan Pelaporan sesungguhnya sudah dapat memberikan guide/petunjuk pelaksanaan yang cukup memadai. Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah Daerah DIY dalam pengelolaan Barang Milik Daerah berpedoman dengan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. Dan sesuai dengan perkembangan akhir-akhir ini terjadi perubahan yang signifikan dalam pengelolaan Barang Milik Daerah, yakni : 1. Berbagai tantangan dan respon tentunya telah dilakukan sebagai upaya nyata yang sistematis dan menyeluruh utamanya Gubernur sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah telah menerbitkan peraturan mengenai pengelolaan barang milik daerah dan tentunya secara seksama masing-masing SKPD/Unit Kerja 44 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 melakukan/melaksanakan tertib administrasi pengelolaan barang dengan mempedomani Peraturan Gubernur dimaksud. 2. Manajemen Barang Daerah seperti kita lihat saat ini telah berkembang cukup pesat, bermula dengan orientasi yang statis, berkembang menjadi dinamis, inisiatif dan strategis yaitu sebagai berikut : a. Orientasi yang statis, dengan memperhatikan control biaya pengadaan, pemeliharaan/perawatan dan penggunaan; b. Dinamis sudah melakukan kegiatan proaktif manajemen, diketahui nilai barang, akuntabilitas pengelolaan, sudah dilakukan optimalisasi pemanfaatan barang. 3. Strategi manajemen telah dilakukan kegiatan yang terkoordinasi dengan baik dengan meliputi kegiatan antara lain : a. Melakukan inventarisasi dengan baik b. Dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip ekonomi, efisiensi dan efektif. c. Monitoring dan evaluasi. 2.2.5.1. Penatausahaan Barang Milik Daerah Pada tahun 2014 Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui DPPKA DIY dengan kegiatan Penatausahaan Barang Milik Daerah telah melakukan inventarisasi barang milik daerah, dengan hasil berupa Laporan Barang Milik Daerah Semesteran dan Laporan Barang Milik Daerah Tahun 2014 yang merupakan gabungan dari Laporan Barang Milik Daerah pada Pengguna Barang di lingkungan Pemda DIY. 2.2.5.2. Persertifikatan Tanah Hak Pakai Pemerintah Daerah DIY Pada Tahun Anggaran 2014, Pemerintah Daerah DIY menargetkan pensertipikatan 7 bidang tanah dan 125 warkah sertipikat tanah, namun telah terealisasi sebanyak 24 bidang tanah yang terdiri dari 15 bidang tanah telah selesai disertipikat dan masih dalam proses sebanyak 9 bidang, serta telah terealisasi 86 warkah sertipikat tanah, dengan rincian sebagaimana tabel berikut: Tabel II.25 Tanah Milik Pemerintah Daerah DIY yang Telah dan Masih dalam Proses Pensertifikatan Pada Tahun 2014 No. Luas (m²) 5.269 5.000 5.982 7.476 8.103 6.801 3.030 Lokasi 1 2 3 4 5 6 7 Cangkringan, Sleman Cangkringan, Sleman Cangkringan, Sleman Bokoharjo,Prambanan, Sleman Bokoharjo,Prambanan, Sleman Bokoharjo,Prambanan, Sleman Tlogoadi, Mlati, Sleman 8 Jl. Kusumanegara No. 168, Yogyakarta 1.070 9 4.076 10 Jl. Parangtritis, Pandes, Panggungharjo, Sewon, Bantul Kadek, Wijirejo, Pandak, Bantul 11 Kadek, Wijirejo, Pandak, Bantul 1.628 45 637 Keterangan Menunggu SK Hak Menunggu SK Hak Menunggu SK Hak Menunggu SK Hak Menunggu SK Hak Menunggu SK Hak Sudah Hak Pakai An. P.00245 Sudah Hak Pakai An. P.00098 Sudah Hak Pakai An. P.159 Sudah Hak Pakai An. P.00014 Sudah Hak Pakai An. P.00013 Pemerintah Daerah DIY Nomor : Pemerintah Daerah DIY Nomor : Pemerintah Daerah DIY Nomor : Pemerintah Daerah DIY Nomor : Pemerintah Daerah DIY Nomor : PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 12 Batikan, Wijirejo, Pandak, Bantul 13 Tlogoadi, Mlati, Sleman 4.355 14 Tlogoadi, Mlati, Sleman 4.740 15 17 Jl. Gondosuli No.6 Semaki Umbulharjo Yogyakarta Jl. Gondosuli No.6 Semaki Umbulharjo Yogyakarta Sumber Girisuko Panggang Gunungkidul 18 Ngrancahan Pengkol Patuk Gunungkidul 19 Caturtunggal Depok Sleman 93.500 20 Margosari Pedukuhan Gunung Gondang Pengasih Kulonprogo 40(SMKN 2 Pengasih) Bendungan Wates Kulonprogo (SMA 2 Wates) Kedungpoh, Nglipar, Gunung Kidul Pengkol, Imogiri, Bantul Jl. Tunjung No. 2 Baciro, Gondokusuman Yk 40.480 16 21 22 23 24 13.610 11.378 4.851 1.861 4.762 9.965 15.000 8.000 855 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah P.00015 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah P.00246 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah P.00245 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah P.00117 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah P.00116 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah P.00009 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah P.00001 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah P.8 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah P.1 Sudah Hak Pakai An. Pemerintah P.4 Dalam Proses Sertifikat Dalam Proses Sertifikat Dalam Proses Sertifikat Daerah DIY Nomor : Daerah DIY Nomor : Daerah DIY Nomor : Daerah DIY Nomor : Daerah DIY Nomor : Daerah DIY Nomor : Daerah DIY Nomor : Daerah DIY Nomor : Daerah DIY Nomor : Daerah DIY Nomor : Tabel II.26 Warkah Tanah Pemerintah Daerah DIY Pada Tahun 2014 No. 1 2 3 4 Kab/Kota Kabupaten Kota Yogyakarta Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Gunung Kidul Kabupaten Bantul JUMLAH Jumlah Warkah Tanah 18 25 21 22 86 Sumber: DPPKA DIY, 2015 2.2.5.3. Penyelesaian Status Hak Atas Tanah Eks Bioskop Indra Pada Tahun Anggaran 2014, Pemerintah Daerah DIY telah melakukan upaya penyelesaian terhadap Tanah Eks Bioskop Indra yang terletak di Jalan Jenderal Achmad Yani, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, dengan uraian sebagai berikut : 1. Pemerintah Daerah DIY telah mengajukan permohonan status hak atas tanah dimaksud kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional RI dengan surat Nomor 593/0155, tanggal 13 Januari 2014 perihal Permohonan Status Hak atas Tanah Eks Bioskop Indra. 2. Pada tanggal 22 Mei 2014, terdapat surat dari Kepala Kanwil BPN Provinsi DIY kepada Gubernur DIY Up. Kepala DPPKA DIY Nomor 0846/300-34/V/2014 perihal Harga Tanah dan Rumah/Bangunan Obyek Prk.5 di Jalan A. Yani Nomor 13 Yogyakarta. Dijelaskan dalam surat tersebut tentang perkiraan biaya sebesar Rp 11.395.450.500,- yang harus dibayarkan oleh Pemerintah Daerah DIY untuk terbitnya sertifikat Hak Pengelolaan atas nama Pemerintah Daerah DIY. Biaya tesebut berdasarkan perhitungan yang tertuang dalam Berita Acara Penaksiran Harga Tanah dan Rumah/Bangunan Hak atas Tanah Bekas 46 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 3. 4. 5. 6. Sebagian RVE Nomor 504 Seluas 5.170 m² atas nama NV. Javasche Bioscoop En Bouw Maatshapyy yang terletak di Jalan Ahmad Yani Nomor 13 Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang diajukan oleh Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Nomor : 01/Taks/Prk.5/V/2013 tertanggal 8 Mei 2013. Terhadap hal ini Pemerintah Daerah DIY telah menganggarkan pembayaran biaya tersebut melalui Perubahan Anggaran Tahun 2014. Pada tanggal 24 Oktober 2014 telah terbit Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 39/HPL/BPN RI/2014 tentang Penjualan Rumah/Tanah dan Pemberian Hak Pengelolaan Atas Nama Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Atas Tanah Terletak di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Menindaklanjuti SK Pemberian Hak Pengelolaan tersebut , pada tanggal 10 Desember 2014 Pemerintah Daerah DIY telah melakukan Pendaftaran SK Hak ke Kantor Pertanahan Kota Yogyakarta beserta pembayaran biaya sebesar Rp 11.395.450.500,-. Sertifikat Hak Pengelolaan atas Tanah Eks Bioskop Indra telah terbit pada tanggal 17 Desember 2014, dengan Sertifikat Hak Pengelolaan Nomor 00001dengan luas tanah 5.170 m². 2.2.5.4. Pemanfaatan Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah serta melaksanakan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah telah dilaksanakan pemanfaatan barang milik daerah yang idle, sebagai berikut: 1. Barang milik daerah berupa Tanah dan/atau Bangunan yang dimanfaatkan melalui sewa ada sebanyak 46 (empat puluh enam) bidang, yaitu: Tabel II.27 Daftar Aset Yang Disewakan Pada Tahun 2014 No. LOKASI 1. Tanah Eks Pabrik sabut Pengasih Kulonprogo PT. Formula Land 2. 3. 4. 5. Tanah di Desa Sentolo Kulon Progo Tanah di pantai Glagah, Kulon Progo Tanah dan Bangunan Eks PPK Kulon Progo Tanah dan bangunan di Jl. Perwakilan, Wates, Kulon Progo Tanah di Hargotirto, Kokap, Kulon Progo PT. Amarta Karya Sumantoyo Agus Sujoko KPRI Sumber Rejeki 6. 7. 8. 9. HARGA SEWA (2014—Rp.) 48.069.900 PENYEWA Tanah eks Tanah Kas Desa Wates (71 Bidang Tanah) Tanah di Jl. Wisata, Babarsari, Sleman Tanah di Ambarketawang, Jl. Jogja - Wates, Sleman 47 Kelompok Tani Manunggaal Pemkab Kulon Progo Yayasan Dharmapala 1. Mulyono 2. Hadi P/Sukani 3. Tri Ruhananto 4. Surib 19.618.750 2.143.600 2.315.250 4.537.500 Tirto 1.650.000 128.630.000 2.431.000 1.932.900 883.600 3.618.700 8.564.800 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. Tanah di Jangkang, Widodomartani, Ngemplak, Sleman Sebagian tanah dan bangunan di Karangjati, Mlati, Sleman Tanah dan bangunan di Mrican Baru, Caturtunggal, Depok, Sleman Tanah dan bangunan di Komplek Colombo No.56 Caturtunggal, Depok, Sleman Tanah dan bangunan di Komplek Griya Permata Hijau No. D1 Purwomartani, Kalasan, Sleman Bangunan Eks DIPARDA Lantai I Bagian Selatan Suyanto 2.362.500 1. Anik Suharmini 2. Sri Wahyu R. RB Aria Putra 2.928.000 2.928.000 9.600.000 Aswin Kumala DS. 12.500.000 Desey Irianto 12.000.000 BPD 99.225.000 Tanah dan Bangunan Eks Rumah Dinas Jl. AM Sangaji Tanah dan Bangunan Eks Gudang pangan sbl timur Jl. Abubakar Ali Tanah dan Bangunan eks Rumah Dinas Jl. Munggur No.32 Yogyakarta Tanah & Bangunan di Jl. Jenggotan Tanah di Jl. D I Panjaitan 66 Yogyakarta Lahan Parkir Basement Malioboro Mall Tanah di Komplek Dishutbun, Baciro Tanah di Jl. Beskalan, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta Tanah dan Bangunan di Jl. Jenggotan, Pingit, Jetis, Yogyakarta Tanah di Jalan Kenari Yogyakarta (Eks Gudang BLPT) Tanah di Jalan Kenari (Eduhotel) Tanah di Patehan Tengah No. 25 Kraton, Yogyakarta Yayasan Wira Husada 28. Tanah di Halaman DIPARDA 29. Tanah di Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta (eks bioskop Indra) Tanah dan bangunan di Jl. DI. Panjaitan No. 70 Mantrijeron, Suryodiningratan, Yogyakarta 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. Tanah dan bangunan di Jl. Tunjung No. 2 Baciro Tanah dan Bangunan Eks Diklat Perindustrian, Malangan, Ring Road Selatan Tanah bekas OG No.16 di Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul Tanah Srimulyo, Piyungan, Bantul Tanah Eks Jembatan Timbang, Jl. Bantul, Dongkelan Tanah dan bangunan di Glugo, Panggungharjo, Krapyak, Yogyakarta Tanah dan Bangunan di Kedongkiron, Dongkelan, Yogyakarta Tanah dan Bangunan JEC Lahan Tambak Udang di Gadingsari, Sanden, Bantul Tanah dan bangunan di Wanujoyo Lor, Piyungan, Bantul Tanah dan bangunan di Jalan Janti (Bekas KPU dan Dinas Pertambangan) Tanah dan bangunan di Jalan Janti (Eks Dinas Gedung Pertambangan) 48 103.635.000 Sunarti 14.000.000 BUKP Gondokusuman 15.000.000 PT. Cemara Gading dr. Soedarman PT. Yogya Indah Sejahtera 28 orang CV. Cipta Anugerah Pratama 12.000.000 9.450.000 1.065.919.000 142.500.000 Badan Anti Korupsi 6.650.000 Talenta Body Repair 15.050.000 SMK 6 Yogyakarta 1. Suka Astuti 2. Tien Setiantoro 3. Roos Ani 4. Sumartiningsih 5. Aris Purnomo PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Paguyuban Pemuda Margo Mulyo Early Childhood Care and Development Resource Center (ECCD-RC) RM. Soepomo Sastrowinoto Yayasan YAB Pemdes Sumbermulyo 9.500.000 600.000 2.676.000 840.000 1.356.000 684.000 9.900.000 15.000.000 22.000.000 6.000.000 43.000.000 1.300.000 Pemkab Bantul Nanang S. 8.730.000 11.000.000 Son Innamor V Paath 7.500.000 UD. Surya Tani 7.480.000 PT. Buanaland Agung YB. Pratomo 2.311.100.000 13.310.000 Marmuji 1.612.500 PT. Buanaland Agung PT. Anindya Internasional 181.500.000 Mitra 80.000.000 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 43. 44. 45. 46. Tanah di Sorok, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul Tanah di Telan, Denokan, Trimulyo, Jetis, Bantul Tanah dan bangunan di Jl. Gedongan Baru I No. A2 Pelemwulung, Banguntapan, Bantul Tanah dan bangunan di Logandeng, Playen, Gunungkidul (eks PPK) Muhyudi Prabowo Mudjijana Wishnu Wirawan, SH Anna Gunawan Atmaja 750.000 1.500.000 5.400.000 10.000.000 2. Barang Milik Daerah yang dioptimalkan melalui pinjam pakai sebanyak 60 (enam puluh) bidang tanah/bangunan dan 17 (tujuh belas) kendaraan, yang terangkum dalam 36 (tiga puluh enam) perjanjian pinjam pakai, sebagai berikut: Tabel II.28 Daftar Aset Yang Dipinjam Pakai Pada Tahun 2014 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. LOKASI Tanah-tanah di Kabupaten Kulonprogo, 5 obyek : a. Tanah yang terletak di Hargorejo, Kokap, Kulonprogo b. Tanah yang terletak di Bantar Kulon, Banguncipto, Sentolo, Kulonprogo c. Tanah yang terletak di Karangsewy, Galur, Kulonprogo seluas 1.555 m2 d. Tanah yang terletak di Karangsewy, Galur, Kulonprogo seluas 2.590 m2 e. Tanah yang terletak di Kulwaru, Wates, Kulonprogo Tanah-tanah di Kabupaten Kulon Progo, 3 obyek : a. Tanah di Jalan Sugiman, Gang Bisma, Margosari, Pengasih, Kulon Progo seluas 1.425 m2 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.8 Seri AH.196049 Tanggal 31 Juli 1996 dan seluas 1.255 m2 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.10 Seri AI.951715 Tanggal 11 November 1997 b. Tanah di Jalan Khudori Nomor 49 Wates, Kulon Progo seluas 641 m2 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.7 Seri B.1859289 Tanggal 24 Maret 1987 c. Wates, Kulon Progo seluas 450 m2 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.26 Seri AH.196047 Tanggal 19 April 1996 Tanah yang terletak di Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo seluas + 46.200 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.14 Seri AB548997 Tanggal 10 Februari 1993, 1 obyek. Tanah yang terletak di Desa Pengasih, Pengasih, Kulon Progo seluas 10.000 m 2 dari luas keseluruhan 46.200 m2 sesuai Sertifikat No. P.14 Seri AB548997 Tanggal 10 Februari 1993, 1 obyek. Tanah di Dusun Gatak, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman seluas + 429 m2 dari seluruh luas tanah + 2.244 m2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.19 Seri AR.721913 Tanggal 1 Juni 2001, 1 obyek. Tanah di Dusun Gatak, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman seluas + 1.298 m2 dari seluruh luas tanah + 2.244 m2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.19 Seri AR.721913 Tanggal 1 Juni 2001, 1 obyek. Tanah yang terletak di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, 1 obyek. Tanah di Gesikan, Wijirejo, Pandak, Bantul dan Di Desa Gatak, Kelurahan Bokoharjo, Kcamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, 2 obyek. Tanah dan Bangunan di Kabupaten Sleman, 6 obyek : a. Tanah dan bangunan yang terletak di Kalitirto, Berbah, Sleman seluas 10.040 m 2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 Seri B.1858618 Tanggal 18 Juli 1987 b. Tanah dan bangunan yang terletak di Pendowoharjo, Sleman seluas 2.510 m 2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.4 Seri B.1858625 Tanggal 18 Juli 1987 c. Tanah dan bangunan yang terletak di Sumberagung, Moyudan, Sleman seluas 9.510 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 Seri B.1873598 Tanggal 22 September 1987 d. Tanah dan bangunan yang terletak di Pendowoharjo, Sleman seluas 5.705 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.3 Seri B.1873599 Tanggal 08 September 1987 e. Tanah dan bangunan yang terletak di Margodadi, Seyegan, Sleman seluas 6.770 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 Seri B.1873600 Tanggal 22 September 1987 f. Tanah dan bangunan yang terletak di Bimomartani, Ngemplak, Sleman seluas 9.910 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 B.8979481 Tanggal 17 Juni 1988 49 Peminjam Pemkab Kulon Progo Pemkab Progo Kulon Pemkab Progo Kulon Pemkab Progo Kulon Dinas Kesehatan Kab Sleman Pemdes Bokoharjo Pemkab Sleman Detasemen Zeni Pemkab Sleman PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. Sebagian tanah Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Wisma PU Kaliurang, Kabupaten Sleman seluas + 64 m2, 1 obyek. Sebagian tanah yang terletak di Maguwoharjo, Depok, Sleman tanah seluas + 585,4 m2 dari luas keseluruhan + 5.800 m2 sesuai Sertipikat Hak Pakai Nomor 166 Seri AX 216169, tanggal 17 April 2006, 1 obyek. Tanah dan bangunan Milik Daerah yang terletak di Kalitirto, Berbah, Sleman tanah seluas + 20.785 m2 sesuai dengan sertifikat Hak Pakai Nomor 5 Seri AH 443787, tanggal 21 Maret 1997 dan bangunan seluas 2.485,16 m2, 1 obyek. Tanah yang terletak di Jalan Laksda Adisutjipto Km. 8 Yogyakarta, 1 obyek. Kendaraan jenis Sedan, Merk/Type Toyota New Camry 3.OV/AT, Tahun 2004, 2995 CC, Nomor Polisi AB 92, Nomor Rangka MR 053-XK 3044, Nomor Mesin IMZ-1694200, Nomor BPKB, Warna Abu-abu Metalite, 1 obyek. Tanah di Jalan Kusumanegara Nomor 9 Yogyakarta, 1 obyek. Bangunan lantai atas sebelah utara eks Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Jalan Malioboro Nomor 14 Yogyakarta, 1 obyek. Tanah yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta, seluas + 1.380 m2 dari luas keseluruhan + 6.775 m2 sesuai sertifikat Nomor P.3/Kpr Seri B.8302803 Tanggal 17 Juni 1988, 1 obyek. Kendaraan Operasional Minibus/MP Suzuki/GC 415 V-APV STD, 1 unit. Tanah yang terletak di Jalan Suryodiningratan Nomor 8 Yogyakarta, 1 obyek. Sebagian tanah dan bangunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Resort KSDA Kota Yogyakarta di Baciro seluas + 100 m2 kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta, 1 obyek. Sebagian tanah dan bangunan Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Jalan Malioboro Nomor 56 Yogyakarta, seluas 144 m2 dari luas seluruhnya seluas 8.472 m2, 1 obyek. Kendaraan Dinas, 15 unit a. Barang-barang Inventaris, 1 unit b. Tanah yang terletak di Jl. Ipda Tut Hasrono 47, Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta, 1 obyek Tanah yang terletak di Jalan Notowinatan PA II/437, Kelurahan Gunungketur, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta tanah seluas 104 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.3/Gnk Seri B.8190750 dan bangunan yang terletak di Jalan Jlagran Nomor 52 Yogyakarta seluas 90 m2, 2 obyek. Tanah yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Mergangsan, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta seluas + 2.250 m2 dari luas keseluruhan + 6.775 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.3/Kpr Seri B.8302803, tanggal 17 Juni 1988, 1 obyek. Tanah seluas 8.877 m2 dari laus keseluruhan 29.841 m2 sesuai sertifikat Hak Pakai Nomor P.5/Bnr seri B 8972861 tanggal 26 September 1987 yang terletak di Jalan Kyai Mojo Pingit, Yogyakarta, 1 obyek. Tanah yang terletak di Jl. Brigjen Katamso Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta seluas + 1.000 m2 dari seluruh luas tanah + 6.775m2 sesuai Sertifikat Nomor P.3/Kpr Seri B.8302803 tgl 17 Juni 1988, 1 obyek. Tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Faridan Muridan Noto 21 Kotabaru, Yogyakarta, 1 obyek. Balai Benih Induk (BBI) Perikanan Krapyak dan Balai Benih (BBI) Perikanan Gesikan, Kabupaten Bantul beserta daftar barang inventaris lainnya, 1 obyek. Tanah dan bangunan eks UPT Kanwil Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY, 2 obyek : a. Tanah dan bangunan eks UPT kanwil Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY yang terletak di Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul b. Tanah dan bangunan eks UPT kanwil Departemen Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DIY yang terletak di Gunungsempu, Tamantirto, Kasihan, Bantul Tanah dan bangunan di Jalan Wiyoro Lor Nomor 21 Baturetno, Banguntapan, Bantul, 1 obyek. 50 BBWS Opak Serayu Kemenhub RI Kemen PU RI Balai Karantina Pertanian Polda DIY BPMD Kartamantul BNN DIY BNN DIY ISI Yogyakarta BKSDA Yogyakarta Pemkot Yogyakarta KPU KPU Kemenag Kota Yogyakarta BPN DIY Kemenkes RI BPS Kota Yogyakarta Lembaga Sandi Pemkab Bantul Pemkab Bantul Balai BTKLPP PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 32. 33. 34. 35. 36. Tanah di Kabupaten Bantul, 4 obyek : a. Tanah di desa Argorejo, Kecamatan Sedayu untuk kantor Kecamatan Sedayu. b. Tanah di Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul seluas 4.204 m 2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.0003 seri AN.372362 untuk Kecamatan Sanden. c. Tanah di Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul seluas 4.824 m 2 sesuai sertifikat Nomor P.0006 seri AN.370599 untuk Puskesmas Sanden d. Tanah di Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul seluas 2.159 m2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.0005 seri AN 372361 untuk Sekolah Dasar Negeri I Sanden. Tanah dan Bangunan di Kabupaten Gunungkidul, 2 obyek : a. Tanah di Jl Brigjen Katamso Nomor 8 Wonosari Gunungkidul b. Tanah dan bangunan di desa Semin, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul. Tanah-tanah di Kabupaten Gunungkidul, 10 obyek : a. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 1.663 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00001 seri AB.538626 tanggal 08/07/1991 b. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 593 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00002 seri AB.538627 tanggal 08/07/1991 c. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 102 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00004 seri AB.740783 tanggal 17/04/1993 d. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 65 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00003 seri AD.740785 tanggal 17/04/1993 e. Tanah yang terletak di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 637 m 2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.00002 seri AD.728434 tanggal 18/01/1993 f. Tanah yang terletak di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 146 m 2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.0003 seri AD.7284354 tanggal 18/01/1993 g. Tanah yang terletak di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 468 m 2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00001 Seri AD.728433 Tanggal 18/01/1993 h. Tanah yang terletak di Sidoharjo, Tepus, Gunungkidul seluas 22.502 m 2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00005 Seri AH.457048 Tanggal 01/08/1996 i. Tanah yang terletak di Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 21.151 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00003 Seri AH.457559 Tanggal 03/09/1996 j. Tanah yang terletak di Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 9.696 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00002 Seri AH.457049 Tanggal 31/08/1996 Sebagian tanah dan bangunan milik Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Kedung Poh, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, dengan luas 2.035 m2 dari total luas keseluruhan 6.677 m2 sesuai Sertifikat Hak Pakai Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 00001 Seri AL.145170 tanggal 29 April 2009, 1 obyek. Bangunan gedung kantor bekas Kantor Pelayanan Pajak Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Gunungkidul di atas tanah milik Kepolisian Resort Gunungkidul, 1 obyek. Pemkab Bantul Pemkab Gunungkidul Pemkab Gunungkidul Pemkab Gunungkidul Polres Gunungkidul 3. Barang Milik Daerah berupa Tanah dan/atau bangunan yang dimanfaatkan melalui bentuk Bangun Guna Serah sebanyak 1 (satu) bidang, yaitu Tanah di Jl. Malioboro dengan PT. YIS selama 30 tahun dengan kontribusi pada tahun 2014 sebesar Rp.455.000.000,- (empat ratus lima puluh lima juta rupiah), sesuai dengan : a. Akta Perjanjian Kerjasama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi Keuntungan Nomor 53, b. Addendum Perjanjian Bersama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi Keuntungan antara Pemerintah Provinsi DIY dengan PT Yogya Indah Sejahtera dalam pembangunan dan pengelolaan Malioboro Hotel di Jl Malioboro Yogyakarta tanggal 12 September 1992 Nomor 665.2/3076 tanggal 8 Desember 1993. c. Addendum Perjanjian Bersama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi Keuntungan antara Pemerintah Provinsi DIY dengan PT Yogya Indah Sejahtera dalam pembangunan dan pengelolaan Malioboro Hotel di Jl 51 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Malioboro Yogyakarta anggal 12 September 1992 Nomor 199/KPTS/1998 tanggal 14 Agustus 1998. 2.2.5.5. Penyusunan DED Wisma Tamu di Jalan Tamansiswa Yogyakarta Pemilihan perencana untuk kegiatan penyusunan DED Wisma Tamu di Jalan Taman Siswa Yogyakarta dilakukan melalui lelang umum dan diikuti oleh 6 peserta yaitu PT. Multi Visi Karya, CV. Tri Matra, PT. Kala Prana Konsultan, PT. Arsigraphi, PT. Surya Unggul Nusa Cons dan PT. Proporsi. Dalam pelaksanaan lelang telah ditentukan HPS sebesar Rp.303.215.000,- (tiga ratus tiga juta dua ratus lima belas ribu rupiah) dan setelah dilakukan evaluasi diperoleh pemenang lelang yaitu PT. Multi Visi Karya dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp.180.015.000,- (seratus delapan puluh juta lima belas ribu rupiah). Hasil dari penyusunan DED ini berupa gambar dan RAB untuk wisma tamu yang telah disesuaikan dengan kebutuhan Pemda DIY akan ruang meeting/pertemuan dengan fasilitas kamar VVIP sebanyak 5 (lima) kamar. Pada intinya bangunan wisma terdiri dari : 1. Bangunan 3 lantai (basement, lantai dasar dan lantai 1) 2. Lantai Basement digunakan untuk parkir, ruang penjaga, ruang security dan 3 (tiga) kamar tidur sopir. 3. Lantai Dasar terdiri dari lobby, 2 (dua) kamar tidur VVIP, hall, ruang pengelola, 2 (dua) ruang meeting kecil ukuran 12m x 6m, gudang dan dapur. 4. Lantai 1 terdiri dari 3 (tiga) kamar tidur VIP, ruang konvensi ukuran 12m x 18m, ruang makan, gudang dan mushola. 5. Pada setiap lantai terdapat toilet umum dan toilet khusus difabel. 6. Terdapat fasilitas lift penumpang 1 (satu) unit dari basement sampai lantai 1, terdapat 3 (tiga) buah tangga, 1 (satu) tangga menghubungkan basement sampai dengan lantai 1 dan 2 (dua) buah tangga menghubungkan lantai 1 dan lantai dasar (untuk umum dan khusus tamu inap). 2.2.5.6. Rehabilitasi Rumah Dinas Rehabilitasi rumah dinas diawali dengan perencaan yang dilakukan oleh CV. Citra Reka Graha, kemudian untuk konstruksi rehabilitasi dilakukan oleh CV. Dirka Karya Persada. Pada APBD tahun 2014 dengan Anggaran sebesar Rp.158.583.000,- (seratus lima puluh delapan juta lima ratus delapan puluh tiga ribu rupiah) telah dilakukan rehabilitasi rumah dinas sebanyak 3 (tiga) unit yaitu: 1. Rumah Dinas di Komplek Colombo 60 Caturtunggal, Depok, Sleman 2. Rumah Dinas di Pelemwulung A.2 BanguntapanBantul 3. Rumah Dinas di Panggungharjo, Sewon, Bantul. Pada APBD Perubahan 2014 dilakukan rehabitasi tambahan dengan menggunakan anggaran sebesar Rp. 69.267.000,- (enam puluh sembilan juta dua ratus enam puluh tujuh ribu rupiah) untuk 2 (dua) Rumah Dinas yaitu : 1. Rumah Dinas di Komplek Colombo 60 Caturtunggal, Depok, Sleman 2. Rumah Dinas di Panggungharjo, Sewon, Bantul. 52 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 2.2.5.7. Penjaminan Barang Milik Daerah Kegiatan penjaminan barang milik daerah tidak dapat dilanjutkan mengingat adanya surat edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor SE-06/D.05/2013 tanggal 31 Desember 2013 dan Surat Edaran dari Asosiasi Umum Indonesia Nomor 4/AAUI/2014 tanggal 8 Januari 2014 yang mengamanatkan terhadap Perusahaan Asuransi Umum dan Perusahaan Reasuransi yang tidak mematuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam lampiran surat edaran Nomor SE06/D.05/2013 dikenakan sanksi administratif sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang usaha perasuransian. Bahwa terhadap pelaksanaannya telah dilakukan lelang pada tanggal 25 November 2014 dengan HPS yang ditawarkan adalah sebagai berikut: 1. HPS untuk Asuransi Bangunan Gedung (kebakaran dan gempa bumi) sebanyak 58 unit adalah Rp.449.610.919,27 (empat ratus empat puluh sembilan juta enam ratus sepuluh ribu sembilan ratus sembilan belas koma dua puluh tujuh ribu rupiah). 2. HPS untuk Asuransi Kendaraan (all risk dan TLO) sebanyak 110 unit adalah Rp.299.814.300,- (dua ratus sembilan puluh sembilan juta delapan ratus empat belas ribu tiga ratus rupiah). Pada saat lelang Asuransi Bangunan Gedung, terdapat 3 penawar yaitu: 1. PT. Bina Griya Upakara dengan harga penawaran sebesar Rp.449.551.000,(empat ratus empat puluh sembilan juta lima ratus lima puluh satu ribu rupiah) 2. BUMIDA dengan harga penawaran sebesar Rp.449.610.919,- (empat ratus empat puluh sembilan juta enam ratus sepuluh ribu sembilan ratus sembilan belas rupiah) 3. PT. Asuransi Himalaya dengan harga penawaran sebesar Rp.450.267.308,51 (empat ratus lima puluh juta dua ratus enam puluh tujuh ribu tiga ratus delapan koma lima puluh satu rupiah). Dua perusahaan asuransi menawar di bawah HPS/tarif OJK dan satu perusahaan menawar di atas HPS Pemda DIY. Apabila ditetapkan pemenang dari penawar terendah (tarif dibawah OJK), maka Pemda DIY akan mengalami kesulitan klaim, karena perusahaan pemenang lelang akan dikenakan sanksi oleh OJK. Sebelum membuat keputusan, Pemda DIY telah melakukan koordinasi dengan OJK DIY dan telah berkirim surat kepada Kepala Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta dengan surat Nomor 027/11639/PBD tanggal 8 Desember 2014 perihal Menanggapi SE OJK untuk mohon fatwa/arahan terhadap permasalahan ini. Adapun surat jawaban Nomor S-9/NB.211/2015 perihal tanggapan terkait surat edaran OJK memberitahukan bahwa tidak melanjutkan penetapan pemenang lelang dengan harga di bawah tarif dan selanjutnya penilaian pemenang lelang dapat dilakukan dengan membandingkan kualitas dan reputasi perusahaan. Sedangkan untuk Asuransi Kendaraan, hanya terdapat 1 (satu) perusahan penawar sehingga tidak dapat dibuka. Dengan permasalahan tersebut akhirnya Pemda DIY memutuskan mengembalikan dana dan untuk ke depan Pemda DIY akan mengusulkan ke LKPP 53 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 agar penyediaan asuransi dibuat melalui e-Purchasing (sesuai dengan Perpres 70 Tahun 2012 Pasal 38 ayat (5) yang menyebutkan bahwa Kriteria Barang Khusus/Pekerjaan Konstruksi Khusus/ Jasa Lainnya yang bersifat khusus yang memungkinkan dilakukan Penunjukan Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi Barang/Jasa Lainnya berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan pemerintah. 2.2.5.8. Pembuatan Aplikasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah Pada tahun 2014 telah dibuat Aplikasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah oleh CV. Technoporia Indonesia. Aplikasi pemanfaatan terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu Pemanfaatan Barang Milik Daerah melalui Pinjam Pakai dan melalui Sewa. Aplikasi ini dimaksudkan untuk: 1. Mendokumentasi pemanfaatan Barang Milik Daerah melalui pinjam pakai dan sewa 2. Mengetahui kapan pinjam pakai dan sewa berakhir, sehingga dapat diambil kebijakan terkait berakhirnya pinjam pakai dan sewa tersebut. 2.2.5.9. Penghapusan 1. Pelaksanaan Penatausahaan dan Penghapusan Barang Milik Daerah. Barang Milik Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang hilang, rusak berat dan tidak efisien lagi penggunanya untuk kepentingan dinas, layak dihapuskan dari Daftar Barang Milik Daerah. Dalam rangka pelaksanaan penatausahaan dan penghapusan Barang Milik Daerah kegiatan yang telah dilaksanakan : a. Pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah dengan Keputusan Gubernur 2/PAN/2014 tanggal 27 Januari 2014 dan ditindak lanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 933/00830/PBD tanggal 29 Januari 2014 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 933/11389/PBD Tanggal 1 Desember 2014. b. Mengirimkan Surat Edaran Gubernur Nomor 933/0225 Tanggal 20 Januari 2014 tentang Penghapusan Barang Inventaris Tahun Anggaran 2014. c. Mengajukan Permohonan Persetujuan Penghapusan Barang Milik Daerah kepada Gubernur. Permohonan Persetujuan penghapusan barang milik daerah Tahun Anggaran 2014 yang telah mendapatkan Persetujuan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, antara lain : 1) Keputusan Gubernur Nomor 59/KEP/2014 tentang Persetujuan Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jl. Gondosuli No. 6 Yogyakarta Dari Daftar Barang Dinas Pertanian. 2) Keputusan Gubernur Nomor 60/KEP/2014 tentang Persetujuan Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jl. Gondosuli No. 6 Yogyakarta Dari Daftar Barang Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan. 54 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 3) Keputusan Gubernur Nomor 84/KEP/2014 tentang Persetujuan Penghapusan Hewan Ternak Milik Daerah di Purwobinangun, Pakem, Sleman dari Daftar Barang UPTD Balai Pengembangan Bibit Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan Dinas Pertanian. 4) Keputusan Gubernur Nomor 87/KEP/2014 tentang Persetujuan Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jl. Kyai Mojo No. 56 Yogyakarta Dari Daftar Barang Badan Kepegawaian Daerah. 5) Keputusan Gubernur Nomor 113/KEP/2014 tentang Persetujuan Penghapusan Barang Milik Daerah di Jalan Kenari Nomor 1 Yogyakarta Dari Daftar Barang Balai Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. 6) Keputusan Gubernur Nomor 120/KEP/2014 tentang Penetapan Penghapusan Barang Milik Daerah di Wonocatur, Banguntapan, Bantul Dari Daftar Barang Milik Daerah. 7) Keputusan Gubernur Nomor 128/KEP/2014 tentang Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jalan Solo KM 9 Yogyakarta Dari Daftar Barang Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. 8) Keputusan Gubernur Nomor 135/KEP/2014 tentang Penghapusan Tanah dan Bangunan Dari Daftar Barang Milik Daerah Dalam Rangka Tukar Menukar Tanah dan Bangunan Milik PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Cabang Yogyakarta Airport Dengan Tanah dan Bangunan Milik Daerah. 9) Keputusan Gubernur Nomor 137/KEP/2014 tentang Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jalan Brigjen Katamso No. 4 Wonosari, Gunungkidul Dari Daftar Barang SMA N 1 Wonosari. 10) Keputusan Gubernur Nomor 138/KEP/2014 tentang Persetujuan Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jalan Sugiyopranoto No. 15 Wonosari, Gunungkidul Dari Daftar Barang Kantor Pelayanan Pajak Daerah di Kabupaten Gunungkidul. 11) Keputusan Gubernur Nomor 250/KEP/2014 tentang Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna. Keputusan ini sebagai tindak lanjut rekomendasi dari Inspektorat DIY terkait temuan BPK atas hasil sensus tahun 2013 tentang barang-barang yang tidak diketemukan fisiknya. Selanjutnya setelah diverifikasi oleh Inspektorat barang-barang dimaksud diketemukan kembali dalam kondisi rusak berat. Sehingga direkomendasi untuk dihapuskan dari Daftar Barang Milik Daerah. 12) Keputusan Gubernur Nomor 257/KEP/2014 tentang Persetujuan Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa Kendaraan Dinas Operasional Dari Daftar Barang Pengguna dan/atau Kuasa Pengguna. 13) Keputusan Gubernur Nomor 314/KEP/2014 tentang Persetujuan Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah Yang Terletak di Komplek Kepatihan Yogyakarta Dari Daftar Barang Biro Umum, Humas dan Protokol. 55 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 14) Keputusan Gubernur Nomor 316/KEP/2014 tentang Persetujuan Penghapusan Bangunan Gedung dan Pemindahtanganan Bongkaran Bangunan Milik Daerah di Jalan Kaliurang KM 17 Yogyakarta Dari Daftar Barang Rumah Sakit Jiwa Grhasia. 2. Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang milik Daerah Pemindahtanganan barang milik daerah adalah pengalihan kepemilikan sebagai tindak lanjut dari penghapusan, sedangkan bentuk-bentuk pemindahtanganan antara lain dengan cara Penjualan, Hibah, Tukar Menukar dan Penyertaan Modal. a. Penjualan Pelaksanaan Penjualan Barang Milik Daerah mendasarkan pada : 1) Pembentukan Panitia Penjualan Barang Milik Daerah dengan Keputusan Gubernur Nomor 3/PAN/2014 tanggal 27 Januari 2014 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 933/00831/PBD tanggal 29 Januari 2014 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 933/11390/PBD Tanggal 1 Desember 2014. 2) Melaksanakan Penjualan kepada Masyarakat Umum. Penjualan Barang Milik Daerah yang telah dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2014, mendasarkan : a) Keputusan Gubernur Keputusan Nomor 73/KEP/2014 tentang Penghapusan dan Cara Penjualan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jl. Gondosuli No. 6 Yogyakarta Dari Daftar Barang Badan Ketahanan Pengan dan Penyuluhan. b) Keputusan Gubernur Nomor 74/KEP/2014 tentang Penghapusan dan Cara Penjualan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jl. Gondosuli No. 6 Yogyakarta Dari Daftar Barang Dinas Pertanian. c) Keputusan Gubernur Nomor 89/KEP/2014 tentang Penghapusan dan Cara Penjualan Hewan Ternak Milik Daerah di Purwobinangun, Pakem, Sleman dari Daftar Barang UPTD Balai Pengembangan Bibit Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan Dinas Pertanian. d) Keputusan Gubernur Nomor 90/KEP/2014 tentang Penghapusan dan Cara Penjualan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jl. Kyai Mojo No. 56 Yogyakarta Dari Daftar Barang Badan Kepegawaian Daerah. e) Keputusan Gubernur Nomor 116/KEP/2014 tentang Penghapusan dan Cara Penjualan Barang Milik Daerah di Jalan Kenari Nomor 1 Yogyakarta Dari Daftar Barang Balai Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. f) Keputusan Gubernur Nomor 132/KEP/2014 tentang Penghapusan dan Cara Penjualan Bongkaran Bangunan Gedung Milik Daerah di Jalan Solo KM 9 Yogyakarta Dari Daftar Barang Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. 56 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 g) Keputusan Gubernur Nomor 254/KEP/2014 tentang Penghapusan dan Cara Penjualan Barang Milik Daerah Dari Daftar Pengguna/Kuasa Pengguna Tahun Anggaran 2014. h) Keputusan Gubernur Nomor 264/KEP/2014 tentang Penghapusan dan Cara Penjualan Barang Milik Daerah Berupa Kendaraan Dinas Operasional Dari Daftar Barang Pengguna dan Kuasa Pengguna Tahun Anggaran 2014 i) Keputusan Gubernur Nomor 319/KEP/2014 tentang Penghapusan Bangunan dan Cara Penjualan Bongkaran Bangunan Milik Daerah di Jalan Kaliurang KM 17 Yogyakarta Dari Daftar Barang Rumah Sakit Jiwa Grhasia. j) Keputusan Gubernur Nomor 335/KEP/2014 tentang Penghapusan Bangunan Gedung dan Cara Penjualan Bongkaran Bekas Bangunan Gedung Milik Daerah Yang Terletak di Komplek Kepatihan Yogyakarta Dari Daftar Barang Biro Umum, Humas dan Protokol. k) Surat Sekretaris Daerah Nomor 933/1659 tanggal 17 April 2014 perihal Persetujuan Penjualan material bongkaran kegiatan pembangunan, renovasi dan rehabilitasi bangunan gedung milik daerah (BLH, BAPELJAMKESOS, Museum Sandi, Sekretariat DPRD, Dinas PUP dan ESDM, Dinas Kehutanan dan Perkebunan). l) Surat Sekretaris Daerah Nomor 933/3386 Tanggal 2 Juli 2014 perihal Persetujuan Penjualan material bongkaran kegiatan pembangunan, renovasi dan rehabilitasi bangunan gedung milik daerah (UPTD BPBPTDK Dinas Pertanian, Museum Negeri Sonobudoyo Dinas Kebudayaan dan UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan) m) Surat Sekretaris Daerah Nomor 933/6265 Tanggal 13 Oktober 2014 tentang Persetujuan Penjualan perihal Persetujuan Penjualan ikan dan udang (UPTD BPTKP Dinas Kelautan dan Perikanan). b. Hibah Adalah salah satu bentuk dari Pemindahtanganan dengan cara pengalihan kepemilikan dengan tanpa adanya kontra prestasi, kegiatan yang sudah dilaksanakan antara lain : 1) Membentuk Tim dengan Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 7/SEKDA/2014 tanggal 11 Maret 2014 tentang Pembentukan Tim Monitoring dan Investigasi Pengelolaan Barang Milik Daerah dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Nomor 030/03201/PBD Tanggal 7 April 2014 tentang Penunjukan Personalia Tim Monitoring dan Investigasi Pengelolaan Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2014 yang diubah dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Nomor 030/11391/PBD Tanggal 1 Desember 2014. 2) Melaksanakan Proses Hibah Barang Milik Daerah kepada Pihak Ketiga selain tanah dan/atau bangunan yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dihibahkan. Pelaksanaannya mendasarkan 57 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 17/SEKDA/V/2014 tentang Persetujuan Hibah Barang Milik Daerah Kepada Search And Rescue Daerah Istimewa Yogyakarta Kompi Mahakarta. 3) Melaksanakan Proses Hibah Barang Milik Daerah berupa bangunan gedung kepada Pihak Ketiga. Pelaksanaan Hibah Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2014 dengan mendasarkan: a) Keputusan Gubernur Nomor 141/KEP/2014 tentang Penghapusan Bangunan Gedung dan Hibah Barang Bekas Bongkaran Bangunan Gedung Milik Daerah di Jalan Brigjen Katamso No. 4 Wonosari, Gunungkidul Dari Daftar Barang SMA N 1 Wonosari. b) Keputusan Gubernur Nomor 145/KEP/2014 tentang Persetujuan Penghapusan Bangunan Gedung dan Hibah Bangunan Gedung Milik Daerah di Jalan Sugiyopranoto No. 15 Wonosari, Gunungkidul Dari Daftar Barang Kantor Pelayanan Pajak Daerah di Kabupaten Gunungkidul. c. Tukar Menukar Tanah dan/atau Bangunan Adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Daerah yang dilakukan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah, atau antara Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah dengan Pihak Lain. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun Anggaran 2014 melaksanakan tukar menukar tanah dan bangunan milik Pemeritah Daerah dengan tanah dan bangunan milik PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Cabang Yogyakarta Airport yang berlokasi di Jl. Solo KM 9 Yogyakarta (Maguwoharjo, Depok, Sleman). Pelaksanaan ini mendasarkan pada Keputusan Gubernur No. 140/KEP/2014 tentang Pelepasan Hak Atas Tanah dan Bangunan Dalam Rangka Tukar Menukar Tanah dan Bangunan Milik PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Cabang Yogyakarta Dengan Tanah dan Bangunan Milik Daerah. 2.2.5.10. Pelaksanaan Pembinaan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah. Agar pelaksanaan pengelolaan Barang Milik Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dapat berjalan lancar, tertib dan teratur baik dalam penerimaan, penyimpanan, pengeluaran barang maupun pelaporannya mendasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomr 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah telah ditunjuk Penyimpan dan Pengurus Barang dengan Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 6/SEKDA/II/2014 tentang Pejabat Pengurus Barang Dan Penyimpan Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2014. Peningkatan kualitas dan profesionalisme aparatur negara dalam pengelolaan Barang Milik Daerah sangat memerlukan usaha yang terus menerus agar dapat terwujud kualitas pengelolaan Barang Milik Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, transparan dan akuntabel. Salah satu usaha dalam rangka mencapai kualitas tersebut adalah melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dokumen 58 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Bimbingan Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah bagi Kepala Bagian Umum/Kepala Tata Usaha dan Penyimpan/Pengurus Barang di lingkungan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta beserta staf Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah pada tanggal 13 dan 14 Oktober 2014 di Gowongan Inn Hotel Yogyakarta di Jl. Gowongan Kidul No. 50 Yogyakarta. 2.2.5.11. Penyiapan Bahan dan Pelaksanaan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR). Dalam rangka pengamanan dan penyelamatan terhadap barang/keuangan milik daerah, dan apabila Pengelola, Pembantu Pengelola, Pengguna/Kuasa Pengguna, Penyimpan dan atau Pengurus Barang yang karena perbuatannya sehingga mengakibatkan adanya kerugian daerah maka kepadanya dapat dikenakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) begitu juga kepada Bendaharawan atau Pegawai bukan Bendaharawan yang merugikan keuangan dan barang daerah dapat dikenakan Tuntutan Perbendaharaan (TP) . Untuk mendukung kegiatan sebagaimana tersebut diatas telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1. Membentuk Majelis Pertimbangan dan Sekretariat Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan barang Daerah Provinsi DIY dengan Keputusan Gubernur Nomor 3.1/KEP/2014 tanggal 10 Januari 2014 dan yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Nomor 931/00317/PBD Tanggal 13 Januari 2014 tentang Penunjukan Majelis Pertimbangan dan Sekretariat Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2014 yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Nomor 931/11388/PBD Tanggal 1 Desember 2014. 2. Menindaklanjuti Hasil Pemeriksaaan Khusus dari Inspektorat Daerah Istimewa Yogyakarta untuk pelaksanaan penyelesaian TP-TGR . a. Kepada Non Pegawai Sipil selama tahun 2014. Sejak awal penagihan (TA. 2009) sebanyak 61 orang, sampai dengan akhir tahun 2014 masih perlu melakukan penyelesaian/penagihan sebanyak 24 (dua puluh empat) orang b. Kepada Pegawai Negeri Sipil dalam Tahun 2014 Tahun 2014 melaksanakan penagihan terhadap 1 (satu) orang PNS dan sampai dengan akhir tahun 2014 masih perlu melakukan penyelesaian/penagihan sebanyak 1 (satu) orang (belum melakukan penyelesaian/pelunasan) 3. Membuat Laporan Gubernur mengenai perkembangan penyelesaian kasus kerugian Daerah kepada Menteri Dalam Negeri Cq. Direktur Jenderal Keuangan Daerah dengan surat No. 931/0238 Tgl. 20 Januari 2014 untuk Laporan Penyelesaian Kerugian Daerah Pemda DIY Semester II per 31 59 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Desember 2013 dan surat No. 931/3684 Tgl. 15 Juli 2014 untuk Laporan Penyelesaian Kerugian Daerah Pemda DIY Semester I per 30 Juni 2014. 2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD 1) Dinas Pendidikan Pemuda, dan Olahraga. (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 94,16%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 87,95%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan 95,83%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi Keuangan 89,10%. (5) Program Pendidikan Anak Usia Dini. Realisasi Keuangan 94,66%. (6) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Realisasi Keuangan 94,18%. (7) Program Pendidikan Menengah. Realisasi Keuangan 96,19%. (8) Program Pendidikan Non Formal. Realisasi Keuangan 93,30%. (9) Program Pendidikan Khusus Dan Pendidikan Layanan Khusus. Realisasi Keuangan 94,46%. (10) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan. Realisasi Keuangan 89,72%. (11) Program Pendidikan Tinggi. Realisasi Keuangan 95,27%. (12) Program Akselerasi Pengembangan Pendidikan Terkemuka. Realisasi Keuangan 80,80%. (13) Program Peningkatan Pelayanan Pendidikan Pada BLUD. Realisasi Keuangan 89,08%. (14) Program Pendidikan Karakter Berbasis Budaya. Realisasi Keuangan 89,65%. (15) Program Pengembangan Unggulan Mutu Pendidikan. Realisasi Keuangan 91,71%. (16) Program Sinergitas Pendidikan Terhadap Pembangunan. Realisasi Keuangan 85,68%. (17) Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan. Realisasi Keuangan 88,71%. (18) Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda. Realisasi Keuangan 96,50%. (19) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. Realisasi Keuangan 98,10%. (20) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga. Realisasi Keuangan 86,88% (21) Program Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda. Realisasi Keuangan 96,84%. (22) Program Peningkatan Prestasi Olahraga. Realisasi Keuangan 94,19%. 2) Dinas Kesehatan. (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 89,90%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 87,32%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan 87,70%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi keuangan 96,86% (5) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Realisasi keuangan 96,55%. 60 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Realisasi keuangan 94,87% Program Pengembangan Lingkungan Sehat. Realisasi keuangan 98,93%. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru. Realisasi keuangan 90,28%. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru. Realisasi keuangan 94,59%. Program Sediaan Farmasi, Perbekalan Kesehatan dan Pengawasan Makanan. Realisasi keuangan 97,53%. Program Kesehatan Lansia. Realisasi keuangan 99,38%. Program Kesehatan Anak dan Remaja. Realisasi keuangan 90,60%. Program Pelayanan Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Realisasi keuangan 91,68%. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Pada BLUD BAPELJAMKESOS. Realisasi keuangan 56,49%. Program Pembinaan Kesehatan Ibu. Realisasi keuangan 98,87%. Program Pelatihan Kesehatan Dan Peningkatan Mutu Diklat. Realisasi keuangan 90,16%. Program Pembinaan Kesehatan Bayi dan Balita. Realisasi keuangan 98,60%. Program Pembiayaan Kesehatan. Realisasi keuangan 97,45%. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. Realisasi keuangan 91,81%. 3) Rumah Sakit Grhasia (1) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Pada BLUD. Realisasi keuangan 89,06%. 4) Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan ESDM (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 90,11%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 94,00%. (3) Program Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi keuangan 96,52%. (4) Program Pembangunan Saluran Drainage/Gorong-gorong. Realisasi keuangan 92,67% (5) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan. Realisasi keuangan 96,45% (6) Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan. Realisasi keuangan 94,85%. (7) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya. Realisasi keuangan 92,46%. (8) Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku. Target Capaian 91,50%. (9) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya. Realisasi keuangan 89,46%. (10) Program Pengendalian Banjir. Realisasi keuangan 89,71%. (11) Program Pelayanan Jasa Pengujian. Realisasi keuangan 82,96%. (12) Program Pengelolaan Persampahan. Realisasi keuangan 85,53%. (13) Program Pengembangan Kawasan Perkotaan. Realisasi keuangan 94,48%. (14) Program Pengembangan Kawasan Perdesaan. Realisasi keuangan 90,58% 61 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (15) Program Pembangunan Dan Pengelolaan Bangunan Gedung Dan Lingkungan. Realisasi keuangan 96,97%. (16) Program Peningkatan Jalan dan Jembatan. Realisasi keuangan 98,17%. (17) Program Pengkaji dan Penerapan Teknologi Bidang Pekerjaan Umum. Realisasi keuangan 99,40% (18) Program Pengadaan Tanah untuk Infrastruktur. Realisasi keuangan 83,51%. (19) Program Pengembangan Pengelolaan Air Minum. Realisasi keuangan 96,28%. (20) Program Pengembangan Pengelolaan Air Limbah. Realisasi keuangan 93,38%. (21) Program Pengembangan Kawasan Agropolitan, Minapolitan Dan Desa Potensi. Realisasi keuangan 77,75%. (22) Program Pembinaan Jasa Konstruksi. Realisasi keuangan 98,04%. (23) Program Pengembangan Perumahan. Realisasi keuangan 97,02%. (24) Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan. Realisasi keuangan 96,34%. (25) Program Pengurangan Kawasan Kumuh. Realisasi keuangan 89,60%. (26) Program Perencanaan Tata Ruang. Realisasi keuangan 88,75%. (27) Program Pemanfaatan Ruang. Realisasi keuangan 80,24%. (28) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Realisasi keuangan 89,39%. (29) Program Pembinaan, Pengawasan dan Pengembangan Bahan Bakar. Realisasi keuangan 92,76%. (30) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Ketenagalistrikan. Realisasi keuangan 92,41%. (31) Program Pembinaan, Pengembangan Dan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan. Realisasi keuangan 92,19%. (32) Program Pembinaan, Pengawasan, Pengendalian Pengelolaan, Pendayagunaan Air Tanah. Realisasi keuangan 96,97%. (33) Program Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Konservasi Energi. Realisasi keuangan 99,19%. (34) Program Pembinaan, Pengembangan Dan Pengawasan Usaha Pertambangan. Realisasi keuangan 97,86%. (35) Program Penataan Kawasan Budaya Pendukung Keistimewaan DIY (Dana Keistimewaan). Realisasi keuangan 36,28%. (36) Program Penataan Ruang Keistimewaan DIY (Dana Keistimewaan). Realisasi keuangan 85,95%. (37) Program Pengembangan Tranportasi Berbasis Keistimewaan. Realisasi keuangan 92,22%. 5) Badan Perencanaan Pembangunan (BAPEDA). (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 91,11%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 87,71%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. Realisasi keuangan 75,26%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi keuangan 97,91%. (5) Program Pengembangan Data/ Informasi. Realisasi keuangan 99,39%. (6) Program Perencanaan Pembangunan Daerah. Realisasi keuangan 97,58%. 62 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (7) (8) (9) (10) (11) (12) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi. Realisasi keuangan 92,81%. Program Perencanaan Sosial Budaya. Realisasi keuangan 95,23%. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA. Realisasi keuangan 94,40%. Program Perencanaan Pembangunan Pemerintahan. Realisasi keuangan 95,51%. Program Pengendalian Pembangunan Daerah. Realisasi keuangan 88,56%. Program Pengembangan Statistik Daerah. Realisasi keuangan 99,39%. 6) Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika. (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 97,20%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 83,28%. (3) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi Keuangan 97,23%. (4) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan. Realisasi Keuangan 97,97%. (5) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan. Realisasi Keuangan 98,93%. (6) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan. Realisasi Keuangan 97,15%. (7) Program Pembangunan Sarana Dan Prasarana Perhubungan. Realisasi Keuangan 98,89%. (8) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas. Realisasi Keuangan 96,06%. (9) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor. Realisasi keuangan 78,43%. (10) Program Peningkatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas. Realisasi Keuangan 91,95%. (11) Program Pengaturan Sistem Simpang Bersinyal. Realisasi Keuangan 97,13%. (12) Program Pengendalian dan Pengawasan Keselamatan Transportasi. Realisasi Keuangan 92,00%. (13) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa. Realisasi Keuangan 98,47%. (14) Program Fasilitasi, Pembinaan, Pengendalian Pos Telekomunikasi dan Frekuensi. Realisasi Keuangan 93,95%. (15) Program Pengembangan Sarana Prasarana Teknologi Informasi. Realisasi Keuangan 97,78%. 7) Badan Lingkungan Hidup. (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 84,20%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 92,67%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. Realisasi Keuangan 68,92%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi Keuangan 92,79%. (5) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. Realisasi Keuangan 97,73%. (6) Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup. Realisasi Keuangan 89,17%. 63 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (7) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam. Realisasi Keuangan 95,16%. (8) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Realisasi Keuangan 93,06%. (9) Program Peningkatan Pengendalian Polusi. Realisasi Keuangan 91,96%. (10) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau. Realisasi Keuangan 98,28%. 8) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat. (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 97,20%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 91,15%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. Realisasi keuangan 100,00%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.Realisasi keuangan 98,53%. (5) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan. Realisasi keuangan 98,36%. (6) Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan. Realisasi keuangan 100,00%. (7) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender. Realisasi keuangan 91,08%. (8) Program Peningkatan Kualitas Hidup Dan Perlindungan Anak. Realisasi keuangan 95,25%. (9) Program Peningkatan Partisipasi Ekonomi Perempuan. Realisasi keuangan 99,55%. (10) Program Pendidikan Politik Bagi Perempuan. Realisasi keuangan 92,67%. (11) Program Kesehatan Reproduksi Remaja. Realisasi keuangan 99,58%. (12) Program Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera. Realisasi keuangan 99,59%. (13) Program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga. Realisasi keuangan 99,94%. (14) Program Pengembangan Bina Keluarga. Realisasi keuangan 99,07%. (15) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan. Realisasi keuangan 93,86%. (16) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan. Realisasi keuangan 94,27%. (17) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa. Realisasi keuangan 88,97%. (18) Program Peningkatan Kapasitas Pemberdayaan Pemerintah Desa. Realisasi keuangan 74,69%. 9) Dinas Sosial. (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 88,62%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan88,57 %. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan 99,88%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi Keuangan 99,95%. (5) Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo. Realisasi Keuangan 94,80%. 64 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial lainnya). Realisasi Keuangan 94,57%. Program Pembinaan Pelestarian, Nilai-nilai Kepahlawanan, Keprintisan, dan Kesetiakawanan Sosial (K3 S). Realisasi Keuangan 91,63%. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya. Realisasi Keuangan 95,85%. Program Pembinaan Para Penyandang Disabilitas Dan Trauma. Realisasi Keuangan 99,31%. Program Pelayanan Dan Perlindungan Anak Bermasalah Sosial. Realisasi Keuangan 92,56%. Program Pelayanan Dan Perlindungan Lanjut Usia Terlantar. Realisasi Keuangan 95,71%. Program Penanganan Dan Penanggulangan Bencana. Realisasi Keuangan 40,06%. Program Perlindungan Dan Pemberdayaan Bagi Korban Tindak Kekerasan, Pekerja Migran Bermasalah Sosial. Realisasi Keuangan 97,20%. Program Pemberdayaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Realisasi Keuangan 95,18%. Program Peningkatan Kualitas Informasi Kesejahteraan Sosial. Realisasi Keuangan 98,50%. 10) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 88,91%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 95,13%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan 99,93%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi Keuangan 97,27%. (5) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja. Realisasi Keuangan 88,91%. (6) Program Peningkatan Kesempatan Kerja. Realisasi keuangan 95,98%. (7) Program Peningkata Mutu Pelayanan Lembaga Ketenagakerjaan. Realisasi keuangan 86,31%. (8) Program Pelayanan Pengawasan Lembaga Ketenagakerjaan. Realisasi keuangan 98,42%. (9) Program Pelayanan Penyelesaian Hubungan Industrial. Realisasi keuangan 99,84%. (10) Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi. Realisasi keuangan 83,73%. 11) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 88,10%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 94,64%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan 99,65%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi Keuangan 94,97%. 65 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Program Penciptaan Iklim UKM yang Kondusif. Realisasi Keuangan 86,46%. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah. Realisasi Keuangan 97,29%. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi. Realisasi Keuangan 99,12%. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan. Realisasi Keuangan 96,51%. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor. Realisasi Keuangan 92,19%. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri. Realisasi Keuangan 95,89%. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah. Realisasi Keuangan 89,91%. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri. Realisasi Keuangan 98,30%. Program Pembinaan dan Pengembangan Industri Kreatif. Realisasi Keuangan 99,80%. 12) Badan Kerjasama dan Penanaman Modal (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 97,03%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 97,33%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan 99,57%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi Keuangan 96,74%. (5) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama dan Pemerataan Pertumbuhan Investasi. Realisasi Keuangan 92,96%. (6) Program Peningkatan Iklim Investasi & Realisasi Investasi. Realisasi Keuangan 93,48%. (7) Program Pengembangan Nilai Budaya. Realisasi Keuangan 99,68%. (8) Program Peningkatan Kerjasama antar Pemerintah Daerah. Realisasi Keuangan 91,80%. 13) Dinas Kebudayaan. (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 80,61%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 86,42%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. Realisasi keuangan 97,22%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi Keuangan 93,22%. (5) Program Pengembangan Nilai Budaya. Realisasi Keuangan 88,69%. (6) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya. Realisasi Keuangan 90,56%. (7) Program Pengelolaan Keragaman Budaya. Realisasi Keuangan 88,46%. (8) Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya. Realisasi Keuangan 80,87%. (9) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebudayaan. Realisasi Keuangan 91,77%. (10) Program Pengembangan Nilai Budaya (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 50,28%. 66 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (11) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 35,76%. (12) Program Pengelolaan Keragaman Budaya (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 84,91%. (13) Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 76,38%. (14) Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kebudayaan (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 80,68%. (15) Program Pendidikan Dasar (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 82,67%. (16) Program Pendidikan Menengah (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 93,15%. (17) Program Pendidikan Karakter Berbasis Budaya (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 90,53%. (18) Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 96,92%. (19) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi Dan Media Massa (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 89,97%. (20) Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Budaya (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 65,59%. (21) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 99,63%. (22) Program Pengembangan IKM (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 97,23%. (23) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 99,69%. (24) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 90,35%. (25) Program Analisis Kebijakan Pembangunan (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 99,05%. (26) Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 96,72%. (27) Program Peningkatan Pendidikan Kedinasan (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 95,24%. (28) Program Penyelamatan Dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 62,12%. (29) Program Pengembangan Sarana Dan Prasarana Perpustakaan (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 89,03%. (30) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 96,87%. (31) Program Pengembangan Kemitraan (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 98,13%. (32) Program Manajamen Pelayanan Pendidikan (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 100,00%. (33) Program Perencanaan Pembangunan Pemerintahan (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 55,01%. (34) Program Optimalisasi Penyelenggaraan Keistimewaan (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 34,05%. 67 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 14) Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat. (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 95,60%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 58,97%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan 98,77%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi Keuangan 99,99%. (5) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. Realisasi Keuangan 97,56%. (6) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan. Realisasi Keuangan 99,76%. (7) Program Pendidikan Politik Masyarakat. Realisasi Keuangan 99,91%. (8) Program Kewaspadaan Dini dan Pembinaan Masyarakat. Realisasi Keuangan 89,86%. 15) Satuan Polisi Pamong Praja (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 92,52%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 88,33%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan 100,00%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi Keuangan 98,73%. (5) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. Realisasi Keuangan 91,05%. (6) Program Pemeliharaan KANTRANTIBMAS dan Pencegahan Tindak Kriminal. Realisasi Keuangan 82,46%. (7) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat. Realisasi Keuangan 91,70%. (8) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah. Realisasi Keuangan 97,94%. 16) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 93,07% (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 91,79% (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. Realisasi keuangan 83,32%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi Keuangan 89,21%. (5) Program Pencegahan Dini Bencana. Realisasi keuangan 94,56%. (6) Program Penanggulangan Korban Bencana. Realisasi Keuangan 93,02%. 17) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. (1) Belanja Pegawai: Gaji dan Tunjangan . Realisasi Keuangan 97,41%. 18) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. (1) Belanja Pegawai: Gaji dan Tunjangan . Realisasi Keuangan 100,00%. 68 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 19) Sekretariat Daerah. (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 81,81%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 93,55%. (3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Realisasi keuangan 95,34%. (4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan 96,90%. (5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi keuangan 96,12%. (6) Program Pengembangan Sistem Pendaftaran Tanah. Realisasi keuangan 89,23%. (7) Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah. Realisasi keuangan 96,73%. (8) Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan. Realisasi keuangan 84,79%. (9) Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan. Realisasi keuagan 70,72%. (10) Program Penataan Administrasi Kependudukan . Realisasi keuangan 94,65%. (11) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah. Realisasi keuangan 80,06%. (12) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH. Realisasi keuangan 78,89%. (13) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi. Realisasi keuangan 98,79%. (14) Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah. Realisasi keuangan 87,84%. (15) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan. Realisasi keuangan 93,93%. (16) Program Penataan Daerah Otonomi Baru. Realisasi keuangan 97,85%. (17) Program Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintahan. Realisasi keuangan 89,07%. (18) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah. Realisasi keuangan 93,40%. (19) Program Analisis Kebijakan Pembangunan. Realisasi keuangan 96,73%. (20) Program Penelitian dan Pengembangan. Realisasi keuangan 96,46%. (21) Program Fasilitasi Bantuan dan Layanan Hukum. Realisasi keuangan 97,05%. (22) Program Pengawasan Produk Hukum . Realisasi keuangan 95,95%. (23) Program Pengembangan Kehidupan Beragama. Realisasi keuangan 85,32%. (24) Program Peningkatan Pelayanan Publik. Realisasi Keuangan 93,04%. (25) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa. Realisasi keuangan 67,78%. (26) Program Peningkatan Prasarana/Sarana dan Penataan Administrasi Pemerintahan Desa. Realisasi Keuangan 99,99%. (27) Program Peningkatan Kapasitas Pemberdayaan Pemerintah Desa. Realisasi Keuangan 100,00%. (28) Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan. Realisasi keuangan 97,77%. (29) Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media. Realisasi keuangan 87,91%. (30) Program Perencanaan dan Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan Keistimewaan. Realisasi Keuangan 55,14%. (31) Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan dan Sistem Pendaftaran Pertanahan. Realisasi Keuangan 31,30%. (32) Program Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintahan. Realisasi Keuangan 57,39%. 69 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (33) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 80,20%. 20) Sekretariat DPRD 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 92,28%. 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 91,78%. 3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Realisasi Keuangan 95,65%. 4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan 85,23%. 5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi Keuangan 87,71%. 6) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah. Realisasi Keuangan 67,71%. 21) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 80,43%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 92,73%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan 93,23%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan. Realisasi keuangan 94,24%. (5) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah. Realisasi keuangan 90,13%. (6) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kab/Kota. Realisasi keuangan 87,28%. (7) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kdh. Realisasi keuangan 87,35%. (8) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi. Realisasi keuangan 81,83%. (9) Program Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah. Realisasi keuangan 91,46%. (10) Program Pengembangan Investasi dan Aset Daerah. Realisasi keuangan 99,11%. (11) Program Pengembangan dan Pembinaan BUMD dan Lembaga Keuangan Mikro. Realisasi keuangan 89,04%. 22) Badan Pendidikan dan Pelatihan (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 98,07%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 93,60%. (3) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi keuangan 98,35%. (4) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknlogi Informasi. Realisasi keuangan 99,16%. (5) Program Penelitian dan Pengembangan. Realisasi keuangan 99,64%. (6) Program Pendidikan Kedinasan. Realisasi keuangan 94,26%. (7) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur. Realisasi keuangan 98,59%. 70 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (8) Program Peningkatan Kerjasama Kediklatan Antar Daerah. Realisasi keuangan 96,48%. 23) Inspektorat (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 97,57%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 98,22%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan 93,22%. (4) Program Peningkatan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi Keuangan 98,84%. (5) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah. Realisasi Keuangan 96,23%. (6) Program Peningkatan Profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan. Realisasi Keuangan 80,38%. 24) Badan Kepegawaian Daerah (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 86,53%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 94,13%. (3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Realisasi keuangan 98,01%. (4) Program Fasilitasi Pindah / Purna Tugas PNS. Realisasi keuangan 89,70%. (5) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan 97,99%. (6) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi keuangan 91,65%. (7) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi. Realisasi keuangan 100,00%. (8) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan. Realisasi keuangan 100,00%. (9) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur. Realisasi keuangan 86,59%. (10) Program Perbaikan Sistem Informasi Kearsipan. Realisasi keuangan 96,44%. 25) PPKD (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Pendapatan dengan capaian 92,38%. Pendapatan Perimbangan dengan capaian 96,90%. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dengan capaian 86,21%. Belanja dengan capaian 91,85%. Belanja Bunga dengan capaian 0,00%. Belanja Hibah dengan capaian 89,79%. Belanja Bantuan Sosial dengan capaian 67,79%. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dengan capaian 100,00%. (9) Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dengan capaian 92,90%. (10) Belanja Tak Terduga dengan capaian 6,37%. (11) Penerimaan Pembiayaan dengan capaian 101,97%. (12) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya dengan capaian 100,00%. 71 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (13) Pengeluaran Pembiayaan Dengan capaian 70,39%. (14) Penyertaan Modal Investasi Pemerintah Daerah dengan capaian 70,39%. 26) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 93,67%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 92,97%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan 99,36%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi Keuangan 97,23%. (5) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian. Realisasi Keuangan 87,04%. (6) Program Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan. Realisasi Keuangan 98,12%. (7) Program Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan. Realisasi Keuangan 99,09%. (8) Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan. Realisasi Keuangan 96,80%. (9) Program Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan. Realisasi Keuangan 97,97%. 27) Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah. (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 84,88%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 89,56%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan 60,08%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi Keuangan 97,59%. (5) Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perpustakaan. Realisasi Keuangan 96,38%. (6) Program Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan. Realisasi Keuangan 92,39%. (7) Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan. Realisasi Keuangan 79,40%. (8) Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah. Realisasi Keuangan 89,97%. (9) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi. Realisasi Keuangan 81,78%. (10) Program Pengembangan Budaya Baca. Realisasi Keuangan 88,34%. 28) Dinas Pertanian (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 85,72%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 94,57%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan 98,17%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi keuangan 88,65%. (5) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Petanian/Perkebunan. Realisasi keuangan 96,66%. 72 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (6) (7) (8) (9) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan. Realisasi keuangan 91,67%. Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Petani. Realisasi keuangan 94,90%. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan. Realisasi Keuangan 87,28%. Program Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura. Realisasi Keuangan 87,02%. 29) Dinas Kehutanan dan Perkebunan (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 90,78%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 94,86%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan 99,83%. (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi Keuangan 98,88%. (5) Program Pengembangan Agribisnis Perkebunan. Realisasi Keuangan 92,04%. (6) Program Peningkatan Produksi Perkebunan. Realisasi Keuangan 92,77%. (7) Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan. Realisasi Keuangan 92,60%. (8) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Realisasi Keuangan 92,20%. (9) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan. Realisasi Keuangan 90,26%. (10) Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hsl Hutan. Realisasi Keuangan 95,11%. (11) Program Penataan Kawasan Hutan. Realisasi Keuangan 91,75%. 30) Dinas Pariwisata (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 83,66%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 91,20%. (3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. Realisasi Keuangan 97,22% (4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi Keuangan 78,35%. (5) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata. Realisasi keuangan 88,01%. (6) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata. Realisasi Keuangan 90,76%. (7) Program Pengembangan Kemitraan. Realisasi Keuangan 99,69%. (8) Program Pengembangan Desa Wisata. Realisasi Keuangan 91,26%. 31) Dinas Kelautan dan Perikanan (1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 91,06%. (2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 90,35%. (3) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi Keuangan 93,88%. (4) Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan Hukum Dalam Pendayagunaan Sumberdaya Laut. Realisasi Keuangan 99,44%. (5) Program Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut. Realisasi Keuangan %98,00. (6) Program Pengembangan Budidaya Perikanan. Realisasi Keuangan95,84%. (7) Program Pengembangan Perikanan Tangkap. Realisasi Keuangan 68,61%. 73 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 (8) Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan. Realisasi Keuangan 95,15%. (9) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air,Laut, air payau, dan air tawar. Realisasi Keuangan 97,88%. (10) Program Rehabilitasi Ekosistem dan Cadangan Sumberdaya Alam. Realisasi Keuangan 99,21%. (11) Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Perikanan dan Kelautan. Realisasi keuangan 98,96%. 74 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH URUSAN WAJIB PENDIDIKAN DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PENDAPATAN DISDIKPORA Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah BELANJA DISDIKPORA BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Program Pendidikan Non Formal Program Pendidikan Khusus Dan Pendidikan Layanan Khusus Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Pendidikan Tinggi Program Akselerasi Pengembangan Pendidikan Terkemuka Program Peningkatan Pelayanan Pendidikan pada BLUD Program Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Program Pengembangan Unggulan Mutu Pendidikan Program Sinergitas Pendidikan Terhadap Pembangunan Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga Program Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda Program Peningkatan Prestasi Olahraga Anggaran Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) 2.202.388.500,00 2.202.388.500,00 2.334.973.195,00 2.334.973.195,00 416.000.000,00 1.786.388.500,00 278.608.883.689,00 106.580.760.607,00 Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) 106.580.760.607,00 172.028.123.082,00 1.047.507.000,00 1.287.466.195,00 259.607.504.406,00 102.900.992.190,00 102.900.992.190,00 156.706.512.216,00 132.584.695,00 132.584.695,00 631.507.000,00 (498.922.305,00) (19.001.379.283,00) (3.679.768.417,00) (3.679.768.417,00) (15.321.610.866,00) 106,02 106,02 251,80 72,07 93,18 96,55 96,55 91,09 % % % % % % % % 5.641.644.682,00 5.311.921.648,00 (329.723.034,00) 94,16 % 6.205.528.000,00 5.457.564.723,00 (747.963.277,00) 87,95 % 539.546.000 517.039.500,00 (22.506.500,00) 95,83 % 200.000.000,00 1.846.452.500,00 178.209.925,00 1.747.935.580,00 (21.790.075,00) (98.516.920,00) 89,10 94,66 % % 15.254.498.000,00 29.334.640.000,00 5.563.522.000,00 14.366.380.941,00 28.216.679.858,00 5.190.723.835,00 (888.117.059,00) (1.117.960.142,00) (372.798.165,00) 94,18 96,19 93,30 % % % 9.668.275.000 13.873.996.000,00 4.243.600.000,00 9.132.933.983,00 12.447.099.059,00 4.042.919.000,00 (535.341.017,00) (1.426.896.941,00) (200.681.000,00) 94,46 89,72 95,27 % % % 5.268.666.900,00 4.257.266.155,00 (1.011.400.745,00) 80,80 % 12.635.250.000,00 11.255.893.439,00 (1.379.356.561,00) 89,08 % 1.508.414.000,00 1.352.278.580,00 (156.135.420,00) 89,65 % 3.952.985.000,00 3.625.194.300,00 (327.790.700,00) 91,71 % 5.008.648.000,00 4.291.611.280,00 (717.036.720,00) 85,68 % 3.062.235.000,00 2.716.496.550,00 (345.738.450,00) 88,71 % 786.430.000,00 758.942.500,00 (27.487.500,00) 96,50 % 175.000.000,00 171.675.000,00 (3.325.000,00) 98,10 % 39.505.942.000,00 34.322.334.250,00 (5.183.607.750,00) 86,88 % 1.625.000.000,00 1.573.641.800,00 (51.358.200,00) 96,84 % 6.127.850.000,00 5.771.770.310,00 (356.079.690,00) 94,19 % URUSAN WAJIB KESEHATAN DINAS KESEHATAN 75 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Anggaran Perubahan (Rp) 5.759.633.460,00 5.759.633.460,00 5.008.759.015,00 750.874.445,00 130.729.557.193,00 23.749.231.196,00 23.749.231.196,00 Realisasi (Rp) 7.287.820.861,00 7.287.820.861,00 6.683.401.247,00 604.419.614,00 98.333.143.745,00 23.682.464.213,00 23.682.464.213,00 Berlebih/ (berkurang) (Rp) 1.528.187.401,00 1.528.187.401,00 1.674.642.232,00 (146.454.831,00) (32.396.413.448,00) (66.766.983,00) (66.766.983,00) 106.980.325.997,00 74.650.679.532,00 (32.329.646.465,00) 69,78 % 6.360.712.351,00 5.718.194.186,00 (642.518.165,00) 89,90 % 6.782.537.800,00 5.922.522.631,00 (860.015.169,00) 87,32 % 1.708.088.050,00 1.498.073.554,00 (210.014.496,00) 87,70 % 158.789.000,00 153.795.860,00 (4.993.140,00) 96,86 % 1.508.837.600,00 928.920.000,00 1.036.611.000,00 1.456.741.450,00 881.309.200,00 1.025.514.100,00 (52.096.150,00) (47.610.800,00) (11.096.900,00) 96,55 94,87 98,93 % % % 15.564.025.200,00 14.050.976.798,00 (1.513.048.402,00) 90,28 % Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru 470.568.700,00 445.120.706,00 (25.447.994,00) 94,59 % Program Sediaan Farmasi, Perbekalan Kesehatan dan Pengawasan Makanan Program Kesehatan Lansia Program Kesehatan Anak dan Remaja 269.692.000,00 143.364.000,00 68.200.000,00 263.040.080,00 142.477.470,00 61.790.000,00 (6.651.920,00) (886.530,00) (6.410.000,00) 97,53 99,38 90,60 % % % 2.699.893.046,00 2.475.218.520,00 (224.674.526,00) 91,68 % 65.406.801.000,00 220.000.000,00 36.950.796.417,00 217.514.240,00 (28.456.004.583,00) (2.485.760,00) 56,49 98,87 % % 499.328.150,00 450.212.600,00 (49.115.550,00) 90,16 % 118.650.000,00 599.193.000,00 116.991.000,00 583.908.400,00 (1.659.000,00) (15.284.600,00) 98,60 97,45 % % Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit 2.436.115.100,00 2.236.482.320,00 (199.632.780,00) 91,81 % URUSAN WAJIB KESEHATAN RUMAH SAKIT PENDAPATAN R.S. GRHASIA Pendapatan Asli Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah BELANJA R.S. GRHASIA BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG 11.428.449.210,00 11.428.449.210,00 11.428.449.210,00 31.075.062.079,00 14.344.881.311,00 14.344.881.311,00 16.730.180.768,00 17.006.330.820,00 17.006.330.820,00 17.006.330.820,00 29.028.660.523,00 14.129.123.409,00 14.129.123.409,00 14.899.537.114,00 5.577.881.610,00 5.577.881.610,00 5.577.881.610,00 (2.046.401.556,00) (215.757.902,00) (215.757.902,00) (1.830.643.654,00) 148,81 148,81 148,81 93,41 98,50 98,50 89,06 % % % % % % % Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Pada BLUD RSJ GRHASIA 16.730.180.768,00 14.899.537.114,00 (1.830.643.654,00) 89,06 % 209.515.000,00 350.909.000,00 141.394.000,00 167,49 % PENDAPATAN DINAS KESEHATAN Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Retribusi Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah BELANJA DINAS KESEHATAN BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru Program Pelayanan Kesehatan Dasar Dan Rujukan Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Pada BLUD BAPELJAMKESOS Program Pembinaan Kesehatan Ibu Program Pelatihan Kesehatan Dan Peningkatan Mutu Diklat Program Pembinaan Kesehatan Bayi dan Balita Program Pembiayaan Kesehatan Prosentase (%) 126,53 % 126,53 % 133,43 % 80,50 % 75,22 % 99,72 % 99,72 % URUSAN WAJIB PEKERJAAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL PENDAPATAN DINAS PUP-ESDM 76 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Anggaran Perubahan (Rp) 209.515.000,00 200.065.000,00 9.450.000,00 503.657.700.808,00 21.011.591.187,00 21.011.591.187,00 482.646.109.621,00 Realisasi (Rp) 350.909.000,00 350.909.000,00 14.106.000,00 410.288.383.118,00 20.592.676.021,00 20.592.676.021,00 389.695.707.097,00 Berlebih/ (berkurang) (Rp) 141.394.000,00 150.844.000,00 4.656.000,00 (93.369.317.690,00) (418.915.166,00) (418.915.166,00) (92.950.402.524,00) 2.734.439.375,00 2.463.938.438,00 (270.500.937,00) 90,11 % 7.316.181.000,00 6.876.933.073,00 (439.247.927,00) 94,00 % 442.922.750,00 427.498.040,00 (15.424.710,00) 96,52 % 4.705.552.000,00 4.360.821.500,00 (344.730.500,00) 92,67 % 56.890.946.429,00 54.871.185.891,00 (2.019.760.538,00) 96,45 % 486.854.000,00 461.780.500,00 (25.073.500,00) 94,85 % 30.475.105.697,00 28.178.727.088,00 (2.296.378.609,00) 92,46 % 1.800.000.000,00 1.646.947.480,00 (153.052.520,00) 91,50 % 20.717.335.000,00 2.600.000.000,00 3.146.249.850,00 1.710.000.000,00 18.533.636.902,00 2.332.410.660,00 2.610.265.375,00 1.462.512.000,00 (2.183.698.098,00) (267.589.340,00) (535.984.475,00) (247.488.000,00) 89,46 89,71 82,96 85,53 % % % % 19.497.240.000,00 18.420.127.990,00 (1.077.112.010,00) 94,48 % 15.700.000.000,00 14.220.952.850,00 (1.479.047.150,00) 90,58 % 501.062.500,00 95.198.524.000,00 485.876.100,00 93.460.664.600,00 (15.186.400,00) (1.737.859.400,00) 96,97 98,17 % % 879.994.925,00 874.696.950,00 (5.297.975,00) 99,40 % 27.646.308.595,00 23.087.156.828,00 (4.559.151.767,00) 83,51 % 11.800.000.000,00 11.360.678.780,00 (439.321.220,00) 96,28 % 6.001.395.000,00 5.604.215.050,00 (397.179.950,00) 93,38 % 4.300.000.000,00 3.343.280.700,00 (956.719.300,00) 77,75 % 1.037.707.000,00 10.326.000.000,00 1.017.394.475,00 10.018.343.031,00 (20.312.525,00) (307.656.969,00) 98,04 97,02 % % 11.706.500.000,00 3.600.000.000,00 1.450.000.000,00 1.419.282.000,00 1.829.309.500,00 11.278.145.500,00 3.225.775.700,00 1.286.852.000,00 1.138.776.000,00 1.635.254.500,00 (428.354.500,00) (374.224.300,00) (163.148.000,00) (280.506.000,00) (194.055.000,00) 96,34 89,60 88,75 80,24 89,39 % % % % % Program Pembinaan, Pengawasan dan Pengembangan Bahan Bakar 607.500.000,00 563.546.200,00 (43.953.800,00) 92,76 % Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Ketenagalistrikan 4.178.100.000,00 3.861.032.000,00 (317.068.000,00) 92,41 % Program Pembinaan, Pengembangan Dan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan 2.982.000.000,00 2.749.063.150,00 (232.936.850,00) 92,19 % Pendapatan Asli Daerah Hasil Retribusi Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah BELANJA DINAS PUP-ESDM BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan lainya Program Penyediaan Dan Pengelolaan Air Baku Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan SDA lainnya Program Pengendalian Banjir Program Pelayanan Jasa Pengujian Program Pengelolaan Persampahan Program Pengembangan Kawasan Perkotaan Program Pengembangan Kawasan Pedesaan Program Pembangunan Dan Pengelolaan Bangunan Gedung Dan Lingkungan Program Peningkatan Jalan dan Jembatan Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bidang Pekerjaan Umum Program Pengadaan Tanah untuk Infrastruktur Program Pengembangan Pengelolaan Air Minum Program Pengembangan Pengelolaan Air Limbah Program Pengembangan Kawasan Agropolitan, Minapolitan Dan Desa Potensi Program Pembinaan Jasa Konstruksi Program Pengembangan Perumahan Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan Program Pengurangan Kawasan Kumuh Program Perencanaan Tata Ruang Program Pemanfaatan Ruang Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 77 Prosentase (%) 167,49 % 175,40 % 149,27 % 81,46 % 98,01 % 98,01 % 80,74 % PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Program Pembinaan, Pengawasan, Pengendalian Pengelolaan, Pendayagunaan Air Tanah Program Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Konservasi Energi Program Pembinaan, Pengembangan Dan Pengawasan Usaha Pertambangan Program Penataan Kawasan Budaya Pendukung Keistimewaan DIY (Dana Keistimewaan) Program Penataan Ruang Keistimewaan DIY (Dana Keistimewaan) Program Pengembangan Tranportasi Berbasis Keistimewaan (Dana Keistimewaan) URUSAN WAJIB PERENCANAAN PEMBANGUNAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BELANJA BAPPEDA BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Anggaran Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) 3.700.000.000,00 3.587.710.550,00 (112.289.450,00) 96,97 % 600.000.000,00 595.153.930,00 (4.846.070,00) 99,19 % 1.039.600.000,00 1.017.377.500,00 (22.222.500,00) 97,86 % 109.099.000.000,00 39.584.197.586,00 (69.514.802.414,00) 36,28 % 5.400.000.000,00 4.641.306.830,00 (758.693.170,00) 85,95 % 9.121.000.000,00 8.411.471.350,00 (709.528.650,00) 92,22 % 24.373.703.317,00 6.033.969.657,00 6.033.969.657,00 18.339.733.660,00 22.830.292.152,00 5.848.438.302,00 5.848.438.302,00 16.981.853.850,00 (1.543.411.165,00) (185.531.355,00) (185.531.355,00) (1.357.879.810,00) 93,67 96,93 96,93 92,60 % % % % 1.523.229.600,00 1.387.761.486,00 (135.468.114,00) 91,11 % Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur 3.247.184.225,00 2.848.039.650,00 (399.144.575,00) 87,71 % Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 346.064.000,00 260.430.900,00 (85.633.100,00) 75,26 % 128.600.575,00 321.944.110,00 125.911.240,00 319.976.810,00 (2.689.335,00) (1.967.300,00) 97,91 99,39 % % 1.702.443.200,00 1.661.278.399,00 (41.164.801,00) 97,58 % 1.084.225.500,00 1.425.702.700,00 1.006.323.650,00 1.357.731.602,00 (77.901.850,00) (67.971.098,00) 92,81 95,23 % % 1.830.776.500,00 1.728.189.828,00 (102.586.672,00) 94,40 % 1.305.606.950,00 1.246.944.300,00 (58.662.650,00) 95,51 % 3.244.822.900,00 2.179.133.400,00 2.873.522.585,00 2.165.743.400,00 (371.300.315,00) (13.390.000,00) 88,56 99,39 % % 22.658.553.602,00 22.658.553.602,00 19.542.939.675,00 3.115.613.927,00 111.078.079.320,92 14.963.212.929,25 14.963.212.929,25 96.114.866.391,67 23.737.244.353,61 23.737.244.353,61 20.313.150.426,61 3.424.093.927,00 107.596.875.612,00 14.648.751.060,00 14.648.751.060,00 92.948.124.552,00 1.078.690.751,61 1.078.690.751,61 770.210.751,61 308.480.000,00 (3.481.203.708,92) (314.461.869,25) (314.461.869,25) (3.166.741.839,67) 104,76 104,76 103,94 109,90 96,87 97,90 97,90 96,71 % % % % % % % % 2.425.723.720,00 2.357.701.014,00 (68.022.706,00) 97,20 % 2.162.879.500,00 1.801.256.883,00 (361.622.617,00) 83,28 % Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan Program Pengembangan Data /Informasi Program Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Program Perencanaan Sosial Budaya Program Perencanaan Pengembangan Wilayah dan SDA Program Perencanaan Pembangunan Pemerintahan Program Pengendalian Pembangunan Daerah Program Pengembangan Statistik Daerah URUSAN WAJIB PERHUBUNGAN DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PENDAPATAN DISHUBKOMINFO Pendapatan Asli Daerah Hasil Retribusi Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah BELANJA DISHUBKOMINFO BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Admnistrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 78 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Anggaran Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 161.574.690,00 157.099.110,00 (4.475.580,00) 97,23 % Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan 3.702.392.300,00 3.627.118.733,00 (75.273.567,00) 97,97 % 2.850.780.167,00 53.997.822.452,67 2.820.417.006,00 52.457.976.589,00 (30.363.161,00) (1.539.845.863,67) 98,93 97,15 % % 349.441.000,00 345.572.000,00 (3.869.000,00) 98,89 % 12.704.534.637,00 12.203.947.137,00 (500.587.500,00) 96,06 % 66.374.600,00 52.055.900,00 (14.318.700,00) 78,43 % Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fas LLAJ Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Program Pembangunan Sarana Dan Prasarana Perhubungan Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian KBM Program Peningkatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Program Pengaturan Sistem Simpang Bersinyal 547.255.300,00 503.186.500,00 (44.068.800,00) 91,95 % 5.169.438.700,00 5.021.149.700,00 (148.289.000,00) 97,13 % Program Pengendalian Dan Pengawasan Keselamatan Transportasi 1.575.150.800,00 1.449.170.400,00 (125.980.400,00) 92,00 % 623.658.200,00 614.132.050,00 (9.526.150,00) 98,47 % 607.412.225,00 570.684.530,00 (36.727.695,00) 93,95 % 9.170.428.100,00 8.966.657.000,00 (203.771.100,00) 97,78 % 16.604.081.305,00 3.016.783.756,00 3.016.783.756,00 13.587.297.549,00 15.355.782.636,00 3.011.391.975,00 3.011.391.975,00 12.344.390.661,00 (1.248.298.669,00) (5.391.781,00) (5.391.781,00) (1.242.906.888,00) 92,48 99,82 99,82 90,85 % % % % 851.050.000,00 716.574.083,00 (134.475.917,00) 84,20 % 1.023.694.749,00 948.645.000,00 (75.049.749,00) 92,67 % 169.100.000,00 116.538.000,00 (52.562.000,00) 68,92 % 92.481.100,00 85.813.800,00 (6.667.300,00) 92,79 % 449.805.000,00 439.615.000,00 (10.190.000,00) 97,73 % Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup 7.156.505.700,00 6.381.421.418,00 (775.084.282,00) 89,17 % Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 1.925.968.500,00 1.832.764.260,00 (93.204.240,00) 95,16 % 906.455.000,00 243.237.500,00 843.550.400,00 223.669.500,00 (62.904.600,00) (19.568.000,00) 93,06 91,96 % % 769.000.000,00 755.799.200,00 (13.200.800,00) 98,28 % 13.513.553.896,00 3.986.689.296,00 3.986.689.296,00 12.887.881.528,00 3.968.507.901,00 3.968.507.901,00 (625.672.368,00) (18.181.395,00) (18.181.395,00) 95,37 99,54 99,54 % % % Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, dan Media Masa Program Fasilitasi, Pembinaan, Pengendalian Pos Telekomunikasi dan Frekuensi Program Pengembangan Sarana Prasarana Teknologi Informasi URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP BADAN LINGKUNGAN HIDUP BELANJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA & LH Program Peningkatan Pengendalian Polusi Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) URUSAN WAJIB PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN MASYARAKAT BELANJA BPPM BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai 79 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Anggaran Perubahan (Rp) 9.526.864.600,00 Realisasi (Rp) 8.919.373.627,00 Berlebih/ (berkurang) (Rp) (607.490.973,00) 1.016.761.600,00 988.245.032,00 (28.516.568,00) 97,20 % 432.025.000,00 393.791.900,00 (38.233.100,00) 91,15 % 79.910.000,00 79.909.350,00 (650,00) 100,00 % 114.000.000,00 112.329.700,00 (1.670.300,00) 98,53 % Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 1.224.500.000,00 1.204.465.000,00 (20.035.000,00) 98,36 % Program Peningkatan Peran Serta & Kesetaraan Gender dalam Pembangunan 195.000.000,00 194.998.125,00 (1.875,00) 100,00 % Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender 966.500.000,00 880.322.400,00 (86.177.600,00) 91,08 % Program Peningkatan Kualitas Hidup Dan Perlindungan Anak 445.000.000,00 423.869.900,00 (21.130.100,00) 95,25 % 312.645.000,00 311.242.125,00 (1.402.875,00) 99,55 % 511.500.000,00 295.000.000,00 473.983.850,00 293.759.275,00 (37.516.150,00) (1.240.725,00) 92,67 99,58 % % 350.000.000,00 348.563.125,00 (1.436.875,00) 99,59 % 437.000.000,00 436.750.000,00 (250.000,00) 99,94 % 75.000.000,00 74.299.000,00 (701.000,00) 99,07 % BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Program Pendidikan Politik Bagi Perempuan Program Kesehatan Reproduksi Remaja Program Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera Program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Program Pengembangan Bina Keluarga Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan Prosentase (%) 93,62 % 1.429.823.000,00 1.342.013.195,00 (87.809.805,00) 93,86 % Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan 193.200.000,00 182.139.000,00 (11.061.000,00) 94,27 % Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa 675.000.000,00 600.569.150,00 (74.430.850,00) 88,97 % Program Peningkatan Kapasitas Pemberdayaan Pemerintah Desa 774.000.000,00 578.123.500,00 (195.876.500,00) 74,69 % 391.650.000,00 391.650.000,00 391.650.000,00 57.368.969.885,00 15.714.192.583,00 15.714.192.583,00 41.654.777.302,00 390.400.000,00 390.400.000,00 390.400.000,00 53.209.615.697,00 15.233.089.005,00 15.233.089.005,00 37.976.526.692,00 (1.250.000,00) (1.250.000,00) (1.250.000,00) (4.159.354.188,00) (481.103.578,00) (481.103.578,00) (3.678.250.610,00) 99,68 99,68 99,68 92,75 96,94 96,94 91,17 % % % % % % % 12.705.754.627,00 11.260.181.476,00 (1.445.573.151,00) 88,62 % 8.648.855.700,00 7.660.672.388,00 (988.183.312,00) 88,57 % 51.424.400,00 51.364.400,00 (60.000,00) 99,88 % 81.029.350,00 80.989.325,00 (40.025,00) 99,95 % 6.725.518.300,00 6.375.788.437,00 (349.729.863,00) 94,80 % 1.380.052.800,00 1.305.108.625,00 (74.944.175,00) 94,57 % 498.304.250,00 456.588.850,00 (41.715.400,00) 91,63 % URUSAN WAJIB SOSIAL DINAS SOSIAL PENDAPATAN DINAS SOSIAL Pendapatan Asli Daerah Retribusi Daerah BELANJA DINAS SOSIAL BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya) Program Pembinaan Pelestarian Nilai-nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan 80 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Anggaran Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) Kesetiakawanan Sosial Program Pemberdayaan Fakir Miskin Dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya 1.825.351.175,00 1.749.587.225,00 (75.763.950,00) 95,85 % 564.956.750,00 561.082.150,00 (3.874.600,00) 99,31 % Program Pelayanan Dan Perlindungan Anak Bermasalah Sosial 1.807.442.400,00 1.673.006.416,00 (134.435.984,00) 92,56 % Program Pelayanan Dan Perlindungan Lanjut Usia Terlantar 1.052.474.075,00 1.007.312.075,00 (45.162.000,00) 95,71 % 566.289.450,00 226.830.450,00 (339.459.000,00) 40,06 % Program Pembinaan Para Penyandang Disabilitas Dan Trauma Program Penanganan Dan Penanggulangan Bencana Program Perlindungan Dan Pemberdayaan Bagi Korban Tindak Kekerasan, Pekerja Migran Bermasalah Sosial 60.702.600,00 59.002.600,00 (1.700.000,00) 97,20 % Program Pemberdayaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) 2.785.593.600,00 2.651.384.250,00 (134.209.350,00) 95,18 % Program Peningkatan Kualitas Informasi Kesejahteraan Sosial 2.901.027.825,00 2.857.628.025,00 (43.399.800,00) 98,50 % 756.493.718,00 756.493.718,00 662.493.718,00 94.000.000,00 50.530.971.452,00 14.190.718.452,00 14.190.718.452,00 36.340.253.000,00 841.343.737,00 841.343.737,00 738.772.248,00 102.571.489,00 47.682.699.312,00 14.121.569.209,00 14.121.569.209,00 33.561.130.103,00 84.850.019,00 84.850.019,00 76.278.530,00 8.571.489,00 (2.848.272.140,00) (69.149.243,00) (69.149.243,00) (2.779.122.897,00) 111,22 111,22 111,51 109,12 94,36 99,51 99,51 92,35 % % % % % % % % 2.354.380.000,00 2.093.352.263,00 (261.027.737,00) 88,91 % 5.500.637.000,00 5.232.933.575,00 (267.703.425,00) 95,13 % 41.559.000,00 41.528.000,00 (31.000,00) 99,93 % 387.909.000,00 377.311.215,00 (10.597.785,00) 97,27 % 12.349.255.000,00 11.352.074.500,00 10.980.251.400,00 10.896.267.600,00 (1.369.003.600,00) (455.806.900,00) 88,91 95,98 % % 353.604.000,00 305.184.500,00 (48.419.500,00) 86,31 % 1.073.060.000,00 1.056.156.000,00 (16.904.000,00) 98,42 % 787.178.500,00 785.900.000,00 (1.278.500,00) 99,84 % 2.140.596.000,00 1.792.245.550,00 (348.350.450,00) 83,73 % 321.000.000,00 321.000.000,00 321.000.000,00 27.882.862.942,00 328.583.450,00 328.583.450,00 328.583.450,00 26.664.408.605,00 7.583.450,00 7.583.450,00 7.583.450,00 (1.218.454.337,00) 102,36 102,36 102,36 95,63 % % % % URUSAN WAJIB TENAGA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PENDAPATAN DISNAKERTRANS Pendapatan Asli Daerah Retribusi Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah BELANJA DISNAKERTRANS BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja Program Peningkata Mutu Pelayanan Lembaga Ketenagakerjaan Program Pelayanan Pengawasan Lembaga Ketenagakerjaan Program Pelayanan Penyelesaian Hubungan Industrial Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI PENDAPATAN DISPERINDAGKOP-UKM Pendapatan Asli Daerah Hasil Retribusi Daerah BELANJA DISPERINDAGKOP-UKM 81 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Anggaran Perubahan (Rp) 11.976.028.373,00 11.976.028.373,00 15.906.834.569,00 Realisasi (Rp) 11.762.298.676,00 11.762.298.676,00 14.902.109.929,00 Berlebih/ (berkurang) (Rp) (213.729.697,00) (213.729.697,00) (1.004.724.640,00) Prosentase (%) 98,22 % 98,22 % 93,68 % 2.212.155.200,00 1.948.955.390,00 (263.199.810,00) 88,10 % 3.735.634.100,00 3.535.372.090,00 (200.262.010,00) 94,64 % 28.600.000,00 28.500.000,00 (100.000,00) 99,65 % 201.463.950,00 191.332.325,00 (10.131.625,00) 94,97 % 265.053.900,00 229.154.400,00 (35.899.500,00) 86,46 % 123.896.900,00 120.545.100,00 (3.351.800,00) 97,29 % 195.090.250,00 193.380.250,00 (1.710.000,00) 99,12 % Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 722.072.600,00 696.888.340,00 (25.184.260,00) 96,51 % 2.742.382.850,00 2.528.287.265,00 (214.095.585,00) 92,19 % Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 2.176.094.060,00 2.086.728.100,00 (89.365.960,00) 95,89 % Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 1.365.577.270,00 1.227.799.345,00 (137.777.925,00) 89,91 % Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 1.288.769.989,00 1.266.826.324,00 (21.943.665,00) 98,30 % 850.043.500,00 848.341.000,00 (1.702.500,00) 99,80 % 938.584.000,00 938.584.000,00 938.584.000,00 15.384.026.406,00 4.724.596.891,00 4.724.596.891,00 10.659.429.515,00 1.164.934.900,00 1.164.934.900,00 1.164.934.900,00 14.765.162.615,00 4.677.968.428,00 4.677.968.428,00 10.087.194.187,00 226.350.900,00 226.350.900,00 226.350.900,00 (618.863.791,00) (46.628.463,00) (46.628.463,00) (572.235.328,00) 124,12 124,12 124,12 95,98 99,01 99,01 94,63 % % % % % % % 2.762.566.075,00 2.680.635.450,00 (81.930.625,00) 97,03 % 837.364.000,00 814.968.982,00 (22.395.018,00) 97,33 % 55.022.000,00 54.785.000,00 (237.000,00) 99,57 % Program Pembinaan dan Pengembangan Industri Kreatif URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL BADAN KERJASAMA DAN PENANAMAN MODAL PENDAPATAN BKPM Pendapatan Asli Daerah Hasil Retribusi Daerah BELANJA BKPM BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama dan Pemerataan Pertumbuhan Investasi 109.942.600,00 106.356.800,00 (3.585.800,00) 96,74 % 2.817.712.740,00 2.619.455.265,00 (198.257.475,00) 92,96 % Program Peningkatan Iklim Investasi &Realisasi Investasi Program Pengembangan Nilai Budaya 1.898.583.900,00 464.460.200,00 1.774.742.075,00 462.964.700,00 (123.841.825,00) (1.495.500,00) 93,48 99,68 % % Program Peningkatan Kerjasama antar Pemerintah Daerah 1.713.778.000,00 1.573.285.915,00 (140.492.085,00) 91,80 % 82 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Anggaran Perubahan (Rp) URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN DINAS KEBUDAYAAN PENDAPATAN DINAS KEBUDAYAAN Pendapatan Asli Daerah Hasil Retribusi Daerah BELANJA DINAS KEBUDAYAAN BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 235.150.000,00 235.150.000,00 235.150.000,00 408.481.993.909,00 8.999.795.609,00 8.999.795.609,00 399.482.198.300,00 375.514.500,00 375.514.500,00 375.514.500,00 196.320.060.013,00 8.974.155.266,00 8.974.155.266,00 187.345.904.747,00 140.364.500,00 140.364.500,00 140.364.500,00 (212.161.933.896,00) (25.640.343,00) (25.640.343,00) (212.136.293.553,00) 159,69 159,69 159,69 48,06 99,72 99,72 46,90 % % % % % % % 3.238.303.800,00 2.610.340.490,00 (627.963.310,00) 80,61 % 1.887.650.000,00 1.631.318.324,00 (256.331.676,00) 86,42 % 100.000.000,00 97.218.000,00 (2.782.000,00) 97,22 % 239.000.000,00 2.567.899.500,00 6.708.456.000,00 8.150.970.000,00 222.786.580,00 2.277.570.600,00 6.074.889.615,00 7.210.559.700,00 (16.213.420,00) (290.328.900,00) (633.566.385,00) (940.410.300,00) 93,22 88,69 90,56 88,46 % % % % 300.000.000,00 242.616.170,00 (57.383.830,00) 80,87 % 1.111.200.000,00 1.019.729.950,00 (91.470.050,00) 91,77 % 44.941.369.000,00 22.598.207.450,00 (22.343.161.550,00) 50,28 % 185.146.215.000,00 66.200.212.354,00 (118.946.002.646,00) 35,76 % 40.133.114.000,00 34.077.400.449,00 (6.055.713.551,00) 84,91 % 20.408.125.000,00 15.588.726.440,00 (4.819.398.560,00) 76,38 % 34.078.907.000,00 27.494.328.625,00 (6.584.578.375,00) 80,68 % 1.600.000.000,00 1.322.735.400,00 (277.264.600,00) 82,67 % 3.170.000.000,00 2.952.911.550,00 (217.088.450,00) 93,15 % 7.917.348.000,00 7.167.679.830,00 (749.668.170,00) 90,53 % 280.000.000,00 271.362.800,00 (8.637.200,00) 96,92 % 6.200.000.000,00 5.578.357.500,00 (621.642.500,00) 89,97 % 2.000.000.000,00 1.311.762.200,00 (688.237.800,00) 65,59 % 1.000.000.000,00 996.275.065,00 (3.724.935,00) 99,63 % 4.780.958.000,00 4.648.503.650,00 (132.454.350,00) 97,23 % 375.000.000,00 373.846.000,00 (1.154.000,00) 99,69 % 800.000.000,00 722.826.000,00 (77.174.000,00) 90,35 % Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pengembangan Nilai Budaya Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Pengelolaan Keragaman Budaya Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebudayaan Program Pengembangan Nilai Budaya (Dana Keistimewaan) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya (Dana Keistimewaan) Program Pengelolaan Keragaman Budaya (Dana Keistimewaan) Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya (Dana Keistimewaan) Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kebudayaan (Dana Keistimewaan) Program Pendidikan Dasar (Dana Keistimewaan) Program Pendidikan Menengah (Dana Keistimewaan) Program Pendidikan Karakter Berbasis Budaya (Dana Keistimewaan) Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat (Dana Keistimewaan) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi Dan Media Massa (Dana Keistimewaan) Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Budaya (Dana Keistimewaan) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan (Dana Keistimewaan) Program Pengembangan IKM (Dana Keistimewaan) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan (Dana Keistimewaan) Program Penataan Peraturan Perundangundangan (Dana Keistimewaan) 83 Realisasi (Rp) Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Anggaran Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) Program Analisis Kebijakan Pembangunan (Dana Keistimewaan) 150.000.000,00 148.571.950,00 (1.428.050,00) 99,05 % Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media (Dana Keistimewaan) 338.960.000,00 327.848.100,00 (11.111.900,00) 96,72 % 920.000.000,00 876.227.000,00 (43.773.000,00) 95,24 % 4.725.000.000,00 2.935.300.875,00 (1.789.699.125,00) 62,12 % 2.950.000.000,00 2.626.251.000,00 (323.749.000,00) 89,03 % Program Penembangan Destinasi Pariwisata (Dana Keistimewaan) 1.500.000.000,00 1.453.063.325,00 (46.936.675,00) 96,87 % Program Pengembangan Kemitraan (Dana Keistimewaan) 9.870.000.000,00 9.685.351.200,00 (184.648.800,00) 98,13 % 25.000.000,00 24.999.800,00 (200,00) 100,00 % 1.568.723.000,00 862.876.700,00 (705.846.300,00) 55,01 % 300.000.000,00 102.151.000,00 (197.849.000,00) 34,05 % 11.515.758.256,00 4.024.752.906,00 4.024.752.906,00 7.491.005.350,00 10.811.364.924,00 3.954.478.457,00 3.954.478.457,00 6.856.886.467,00 (704.393.332,00) (70.274.449,00) (70.274.449,00) (634.118.883,00) 93,88 98,25 98,25 91,53 % % % % 729.924.000,00 697.842.922,00 (32.081.078,00) 95,60 % 1.113.117.350,00 656.445.540,00 (456.671.810,00) 58,97 % 188.600.000,00 186.286.000,00 (2.314.000,00) 98,77 % 133.509.000,00 133.496.650,00 (12.350,00) 99,99 % 3.908.994.500,00 3.813.745.890,00 (95.248.610,00) 97,56 % 596.775.500,00 366.427.500,00 595.330.050,00 366.092.475,00 (1.445.450,00) (335.025,00) 99,76 99,91 % % 453.657.500,00 407.646.940,00 (46.010.560,00) 89,86 % 9.675.021.169,00 6.142.652.333,00 6.142.652.333,00 3.532.368.836,00 9.284.423.444,00 6.117.589.142,00 6.117.589.142,00 3.166.834.302,00 (390.597.725,00) (25.063.191,00) (25.063.191,00) (365.534.534,00) 95,96 99,59 99,59 89,65 % % % % 666.408.850,00 616.542.630,00 (49.866.220,00) 92,52 % 1.034.940.936,00 914.197.964,00 (120.742.972,00) 88,33 % Program Peningkatan Pendidikan Kedinasan (Dana Keistimewaan) Program Penyelamatan Dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah (Dana Keistimewaan) Program Pengembangan Sarana Dan Prasarana Perpustakaan (Dana Keistimewaan) Program Manajamen Pelayanan Pendidikan (Dana Keistimewaan) Program Perencanaan Pembangunan Pemerintahan (Dana Keistimewaan) Program Optimalisasi Penyelenggaraan Keistimewaan (Dana Keistimewaan) URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI BADAN KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BELANJA BAKESBANGLINMAS BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Pendidikan Politik Masyarakat Program Kewaspadaan Dini dan Pembinaan Masyarakat URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BELANJA SATPOL PP BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 84 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Anggaran Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) 13.000.000,00 13.000.000,00 - 100,00 % 51.843.950,00 51.183.700,00 (660.250,00) 98,73 % 1.042.576.860,00 949.226.700,00 (93.350.160,00) 91,05 % Program Pemeliharaan Kamtramtibmas & Pencegahan TK 478.165.560,00 394.273.648,00 (83.891.912,00) 82,46 % Program Peningkatan dan Pemberantasan Penyakit Masyarakat 191.642.680,00 175.729.800,00 (15.912.880,00) 91,70 % Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kep da dan Wakepda 53.790.000,00 52.679.860,00 (1.110.140,00) 97,94 % 17.978.226.718,00 2.677.113.793,00 2.677.113.793,00 15.301.112.925,00 16.885.977.089,00 2.664.738.487,00 2.664.738.487,00 14.221.238.602,00 (1.092.249.629,00) (12.375.306,00) (12.375.306,00) (1.079.874.323,00) 93,92 99,54 99,54 92,94 % % % % 1.248.761.575,00 1.162.260.080,00 (86.501.495,00) 93,07 % 5.675.552.500,00 5.209.535.662,00 (466.016.838,00) 91,79 % 124.940.500,00 104.106.500,00 (20.834.000,00) 83,32 % 106.558.125,00 4.768.467.175,00 3.376.833.050,00 95.064.075,00 4.509.068.305,00 3.141.203.980,00 (11.494.050,00) (259.398.870,00) (235.629.070,00) 89,21 94,56 93,02 % % % URUSAN WAJIB OTONOMI DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BELANJA DPRD BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai 16.211.786.400,00 16.211.786.400,00 16.211.786.400,00 15.792.544.052,00 15.792.544.052,00 15.792.544.052,00 (419.242.348,00) (419.242.348,00) (419.242.348,00) 97,41 97,41 97,41 % % % URUSAN WAJIB OTONOMI DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BELANJA GUBERNUR DAN WAGUB BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai 2.102.136.297,00 2.102.136.297,00 2.102.136.297,00 2.102.124.919,00 2.102.124.919,00 2.102.124.919,00 (11.378,00) (11.378,00) (11.378,00) 100,00 100,00 100,00 % % % URUSAN WAJIB OTONOMI DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN SEKRETARIAT DAERAH BELANJA SETDA BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG 105.271.973.222,00 23.905.906.502,00 23.905.906.502,00 81.366.066.720,00 82.893.096.636,94 23.513.391.370,00 23.513.391.370,00 59.379.705.266,94 (22.378.876.585,06) (392.515.132,00) (392.515.132,00) (21.986.361.453,06) 78,74 98,36 98,36 72,98 % % % % URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BELANJA BPBD BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pencegahan Dini Bencana Program Penanggulangan Korban Bencana 85 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Anggaran Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah 69.987.000,00 62.446.500,00 (7.540.500,00) 89,23 % Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah Program Penyelesaian Konflik Pertanahan 308.263.500,00 56.398.500,00 298.178.817,00 47.819.875,00 (10.084.683,00) (8.578.625,00) 96,73 84,79 % % 45.173.500,00 31.946.000,00 (13.227.500,00) 70,72 % Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan Program Penataan Administrasi Kependudukan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.330.476.500,00 1.259.263.403,00 (71.213.097,00) 94,65 % 11.890.329.750,00 9.727.828.249,94 (2.162.501.500,06) 81,81 % Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur 13.180.029.525,00 203.700.000,00 12.330.413.880,00 194.200.000,00 (849.615.645,00) (9.500.000,00) 93,55 95,34 % % 1.886.486.750,00 1.828.018.550,00 (58.468.200,00) 96,90 % 370.452.050,00 356.093.535,00 (14.358.515,00) 96,12 % 2.729.970.000,00 2.185.641.154,00 (544.328.846,00) 80,06 % 260.595.000,00 205.583.500,00 (55.011.500,00) 78,89 % Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 533.674.500,00 527.232.600,00 (6.441.900,00) 98,79 % Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah 527.098.500,00 463.009.395,00 (64.089.105,00) 87,84 % 1.674.769.125,00 482.442.500,00 1.573.167.114,00 472.055.800,00 (101.602.011,00) (10.386.700,00) 93,93 97,85 % % 296.549.875,00 264.127.455,00 (32.422.420,00) 89,07 % 2.781.361.700,00 4.027.888.600,00 1.515.215.070,00 2.597.904.000,00 3.896.076.606,00 1.461.546.470,00 (183.457.700,00) (131.811.994,00) (53.668.600,00) 93,40 96,73 96,46 % % % 2.761.491.250,00 585.455.000,00 2.680.111.176,00 561.716.050,00 (81.380.074,00) (23.738.950,00) 97,05 95,95 % % 4.781.586.250,00 446.361.000,00 4.079.819.350,00 415.287.690,00 (701.766.900,00) (31.073.310,00) 85,32 93,04 % % 981.271.050,00 665.083.550,00 (316.187.500,00) 67,78 % 78.084.925,00 78.074.925,00 (10.000,00) 99,99 % 32.974.900,00 32.974.900,00 0,00 100,00 % 127.078.000,00 124.243.000,00 (2.835.000,00) 97,77 2.324.902.400,00 2.043.913.362,00 (280.989.038,00) 87,91 % 600.000.000,00 330.851.750,00 (269.148.250,00) 55,14 % 22.400.000.000,00 7.011.287.128,00 (15.388.712.872,00) 31,30 % 400.000.000,00 229.572.000,00 (170.428.000,00) 57,39 % Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepda/Wakepda Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Penataan Peraturan Perundangundangan Program Penataan Daerah Otonomi Baru Program Optimalisasai Penyelenggaraan Pemerintahan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Derah Program Analisis kebijakan Pembangunan Program Penelitian dan Pengembangan Program Fasilitasi Bantuan dan Layanan Hukum Program Pengawasan Produk Hukum Program Pengembangan Kehidupan Beragama Program Peningkatan Pelayanan Publik Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa Program Peningkatan Prasarana/Sarana Dan Penataan Administrasi Pemerintahan Desa Program Peningkatan Kapasitas Pemberdayaan Pemerintah Desa Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media Program Perencanaan Dan Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan Keistimewaan Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan Dan Sistem Pendaftaran Pertanahan (Dana Keistimewaan) Program Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintahan (Dana Keistimewaan) 86 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah (Dana Keistimewaan) URUSAN WAJIB OTONOMI DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN SEKRETARIAT DPRD BELANJA SEKRETARIAT DPRD BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Anggaran Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) 1.676.000.000,00 1.344.217.482,00 (331.782.518,00) 80,20 % 50.557.555.462,00 4.962.971.859,00 4.962.971.859,00 45.594.583.603,00 38.136.350.934,00 4.912.202.909,00 4.912.202.909,00 33.224.148.025,00 (12.421.204.528,00) (50.768.950,00) (50.768.950,00) (12.370.435.578,00) 75,43 98,98 98,98 72,87 % % % % 2.763.026.491,00 2.549.836.795,00 (213.189.696,00) 92,28 % 5.976.270.700,00 532.616.000,00 5.484.885.284,00 509.463.500,00 (491.385.416,00) (23.152.500,00) 91,78 95,65 % % 281.525.000,00 239.937.600,00 (41.587.400,00) 85,23 % 181.415.500,00 159.114.000,00 (22.301.500,00) 87,71 % 35.859.729.912,00 24.280.910.846,00 (11.578.819.066,00) 67,71 % 1.280.559.122.750,27 1.202.117.342.494,00 106.472.800,00 1.393.998.205.249,82 1.291.664.420.808,00 113.240.800,00 113.439.082.499,55 89.547.078.314,00 6.768.000,00 108,86 107,45 106,36 % % % 48.063.944.818,32 30.271.362.637,95 120.854.996.650,00 59.401.285.547,00 59.401.285.547,00 61.453.711.103,00 48.247.880.493,70 53.972.663.148,12 113.423.335.786,00 56.909.860.155,00 56.909.860.155,00 56.513.475.631,00 183.935.675,38 23.701.300.510,17 (7.431.660.864,00) (2.491.425.392,00) (2.491.425.392,00) (4.940.235.472,00) 100,38 178,30 93,85 95,81 95,81 91,96 % % % % % % 6.312.604.600,00 5.076.936.994,00 (1.235.667.606,00) 80,43 % 25.229.519.202,00 23.394.515.279,00 (1.835.003.923,00) 92,73 % 543.113.000,00 506.327.485,00 (36.785.515,00) 93,23 % 141.681.000,00 133.526.950,00 (8.154.050,00) 94,24 % URUSAN WAJIB OTONOMI DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET PENDAPATAN DPPKA Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yanh Sah BELANJA DPPKA BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Pogram Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Peningkatana Sarana dan Prasarana Program Peningkatan Kapasitas sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan system Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah 14.788.090.701,00 13.328.659.391,00 (1.459.431.310,00) 90,13 % Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kab/Kota 525.917.000,00 459.024.748,00 (66.892.252,00) 87,28 % Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kdh 274.001.500,00 239.327.934,00 (34.673.566,00) 87,35 % Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 153.525.000,00 125.622.500,00 (27.902.500,00) 81,83 % 87 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Program Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah Anggaran Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) 812.776.100,00 743.346.700,00 (69.429.400,00) 91,46 12.138.015.000,00 12.030.321.500,00 (107.693.500,00) 99,11 534.468.000,00 475.866.150,00 (58.601.850,00) 89,04 3.447.600.000,00 3.447.600.000,00 594.660.000,00 2.852.940.000,00 15.684.076.907,00 4.439.358.597,00 4.439.358.597,00 11.244.718.310,00 3.450.179.000,00 3.450.179.000,00 595.760.000,00 2.854.419.000,00 15.068.866.334,00 4.382.942.759,00 4.382.942.759,00 10.685.923.575,00 2.579.000,00 2.579.000,00 1.100.000,00 1.479.000,00 (615.210.573,00) (56.415.838,00) (56.415.838,00) (558.794.735,00) 100,07 100,07 100,18 100,05 96,08 98,73 98,73 95,03 % % % % % % % % 1.399.699.300,00 1.372.753.275,00 (26.946.025,00) 98,07 % 3.900.768.000,00 3.651.311.425,00 (249.456.575,00) 93,60 % 97.820.000,00 96.204.750,00 (1.615.250,00) 98,35 % 59.640.000,00 581.413.000,00 4.537.408.160,00 59.138.000,00 579.339.840,00 4.276.980.085,00 (502.000,00) (2.073.160,00) (260.428.075,00) 99,16 99,64 94,26 % % % Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 271.553.450,00 267.721.500,00 (3.831.950,00) 98,59 % Program Peningkatan Kerjasama Kediklatan Antar Daerah 396.416.400,00 382.474.700,00 (13.941.700,00) 96,48 % 10.046.383.491,00 4.684.882.491,00 4.684.882.491,00 5.361.501.000,00 9.676.221.269,00 4.508.796.624,00 4.508.796.624,00 5.167.424.645,00 (370.162.222,00) (176.085.867,00) (176.085.867,00) (194.076.355,00) 96,32 96,24 96,24 96,38 % % % % 1.305.767.800,00 1.274.042.219,00 (31.725.581,00) 97,57 % 436.790.000,00 429.027.064,00 (7.762.936,00) 98,22 % 206.993.800,00 192.968.500,00 (14.025.300,00) 93,22 % 24.875.400,00 24.587.300,00 (288.100,00) 98,84 % 3.307.519.000,00 3.182.852.947,00 (124.666.053,00) 96,23 % 79.555.000,00 63.946.615,00 (15.608.385,00) 80,38 % Program Pengembangan Investasi dan Aset Daerah Program Pengembangan dan Pembinaan BUMD dan Lembaga Keuangan Mikro URUSAN WAJIB OTONOMI DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENDAPATAN BANDIKLAT Pendapatan Asli Daerah Hasil Retribusi Daerah Lain-Lain PAD Yang Sah BELANJA BANDIKLAT BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Program Penelitian dan Pengembangan Program Pendidikan Kedinasan URUSAN WAJIB OTONOMI DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN INSPEKTORAT BELANJA INSPEKTORAT BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kdh Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan 88 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Anggaran Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) URUSAN WAJIB OTONOMI DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 358.800.000,00 267.900.000,00 (90.900.000,00) 74,67 % 358.800.000,00 97.988.360.213,00 83.739.782.827,00 83.739.782.827,00 14.248.577.386,00 267.900.000,00 96.341.646.453,00 83.393.328.076,00 83.393.328.076,00 12.948.318.377,00 (90.900.000,00) 74,67 % (1.646.713.760,00) (346.454.751,00) (346.454.751,00) (1.300.259.009,00) 98,32 99,59 99,59 90,87 % % % % 1.573.229.900,00 1.361.254.213,00 (211.975.687,00) 86,53 % 6.280.117.081,00 505.583.050,00 175.465.500,00 5.911.370.184,00 495.497.060,00 157.401.035,00 (368.746.897,00) (10.085.990,00) (18.064.465,00) 94,13 98,01 89,70 % % % Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 463.198.000,00 453.867.535,00 (9.330.465,00) 97,99 % Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan 120.948.500,00 110.851.410,00 (10.097.090,00) 91,65 % PENDAPATAN Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah BELANJA BKD BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 26.125.000,00 26.123.980,00 (1.020,00) 100,00 % Program Penataan Peraturan Perundangundangan 9.020.300,00 9.019.850,00 (450,00) 100,00 % Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 4.982.168.055,00 4.314.218.610,00 (667.949.445,00) 86,59 % 112.722.000,00 108.714.500,00 (4.007.500,00) 96,44 % URUSAN WAJIB OTONOMI DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN PPKD/BUD PENDAPATAN Dana Perimbangan Lain-Lain Pendapatan yang Sah BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial 1.813.470.463.602,00 1.046.227.488.649,00 767.242.974.953,00 1.140.642.291.695,85 1.140.642.291.695,85 492.157.257.993,00 14.631.602.000,00 1.675.266.926.217,00 1.013.811.389.590,00 661.455.536.627,00 1.047.658.384.887,47 1.047.658.384.887,47 441.914.970.000,00 9.919.078.000,00 (138.203.537.385,00) (32.416.099.059,00) (105.787.438.326,00) (92.983.906.808,38) (92.983.906.808,38) (50.242.287.993,00) (4.712.524.000,00) 92,38 96,90 86,21 91,85 91,85 89,79 67,79 % % % % % % % Belanja Bagi Hsl kpd Prov /kab/kota/ dan Pemdes 472.309.827.352,47 472.309.827.352,47 0,00 100,00 % Belanja Bantuan Keuangan kpd Prov/kab/kota dan Pem Des Belanja Tak Terduga 130.851.204.562,00 30.692.399.788,38 121.560.574.535,00 1.953.935.000,00 (9.290.630.027,00) (28.738.464.788,38) 92,90 6,37 % % 13.259.642.463,00 4.821.416.663,00 4.821.416.663,00 8.438.225.800,00 12.697.221.569,00 4.781.763.854,00 4.781.763.854,00 7.915.457.715,00 (562.420.894,00) (39.652.809,00) (39.652.809,00) (522.768.085,00) 95,76 99,18 99,18 93,80 % % % % 529.252.000,00 495.751.568,00 (33.500.432,00) 93,67 % 3.934.343.750,00 3.657.902.752,00 (276.440.998,00) 92,97 % Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN BELANJA BKPP BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 89 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Anggaran Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) 34.000.000,00 33.782.000,00 (218.000,00) 99,36 % 231.738.300,00 225.324.825,00 (6.413.475,00) 97,23 % 1.173.863.700,00 1.021.756.300,00 (152.107.400,00) 87,04 % Program Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan 513.380.000,00 503.751.685,00 (9.628.315,00) 98,12 % Program Peningkatan Ketersediaan Dan Cadangan Pangan 609.500.000,00 603.973.750,00 (5.526.250,00) 99,09 % Program Penganekaragaman Konsumsi Dan Keamanan Pangan 877.148.050,00 849.087.985,00 (28.060.065,00) 96,80 % Program Peningkatan Distribusi Dan Akses Pangan 535.000.000,00 524.126.850,00 (10.873.150,00) 97,97 % 11.487.000,00 11.487.000,00 10.000.000,00 1.487.000,00 38.182.594.872,00 7.422.249.812,00 7.422.249.812,00 30.760.345.060,00 35.030.000,00 35.030.000,00 29.585.000,00 5.445.000,00 35.686.361.075,00 7.421.982.738,00 7.421.982.738,00 28.264.378.337,00 23.543.000,00 23.543.000,00 19.585.000,00 3.958.000,00 (2.496.233.797,00) (267.074,00) (267.074,00) (2.495.966.723,00) 304,95 304,95 295,85 366,17 93,46 100,00 100,00 91,89 % % % % % % % % 2.230.917.325,00 1.893.606.367,00 (337.310.958,00) 84,88 % 2.331.574.960,00 2.088.070.250,00 (243.504.710,00) 89,56 % Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 329.795.000,00 198.144.400,00 (131.650.600,00) 60,08 % Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan 194.000.000,00 189.316.675,00 (4.683.325,00) 97,59 % URUSAN WAJIB PERPUSTAKAAN BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PENDAPATAN BPAD Pendapatan Asli Daerah Hasil Retribusi Daerah Lain-Lain PAD Yang Sah BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG Gaji pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perpustakaan 17.401.997.500,00 16.772.139.490,00 (629.858.010,00) 96,38 % Program Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan 2.249.440.825,00 2.078.361.445,00 (171.079.380,00) 92,39 % Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan 2.296.728.800,00 1.823.594.150,00 (473.134.650,00) 79,40 % 167.972.900,00 151.130.300,00 (16.842.600,00) 89,97 % 1.113.973.000,00 2.443.944.750,00 911.027.800,00 2.158.987.460,00 (202.945.200,00) (284.957.290,00) 81,78 88,34 % % 1.167.275.000,00 1.167.275.000,00 1.167.275.000,00 17.465.000,00 55.567.462.581,00 20.988.708.112,00 20.988.708.112,00 34.578.754.469,00 1.315.255.318,00 1.315.255.318,00 1.268.743.318,00 46.512.000,00 52.053.687.789,00 20.381.817.339,00 20.381.817.339,00 31.671.870.450,00 147.980.318,00 147.980.318,00 101.468.318,00 29.047.000,00 (3.513.774.792,00) (606.890.773,00) (606.890.773,00) (2.906.884.019,00) 112,68 112,68 108,69 266,32 93,68 97,11 97,11 91,59 % % % % % % % % 2.009.681.316,00 1.722.774.761,00 (286.906.555,00) 85,72 % Program Penyelamatan & Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Program Pengembangan Budaya Baca URUSAN PILIHAN PERTANIAN DINAS PERTANIAN PENDAPATAN DISTAN Pendapatan Asli Daerah Hasil Retribusi Daerah Lain-Lain PAD Yang Sah BELANJA DISTAN BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 90 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Petani Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Program Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura URUSAN PILIHAN KEHUTANAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PENDAPATAN DISHUTBUN Pendapatan Asli Daerah Hasil Retribusi Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah BELANJA DISHUTBUN BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Anggaran Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) 12.966.901.203,00 12.263.207.960,00 (703.693.243,00) 94,57 % 15.000.000,00 14.725.560,00 (274.440,00) 98,17 % 229.969.600,00 203.862.410,00 (26.107.190,00) 88,65 % 1.609.215.350,00 1.555.414.545,00 (53.800.805,00) 96,66 % 7.586.030.450,00 6.954.321.133,00 (631.709.317,00) 91,67 % 1.237.871.350,00 1.174.773.640,00 (63.097.710,00) 94,90 % 6.492.158.450,00 5.666.474.051,00 (825.684.399,00) 87,28 % 2.431.926.750,00 2.116.316.390,00 (315.610.360,00) 87,02 % 10.926.988.340,00 10.926.988.340,00 10.206.938.000,00 720.050.340,00 41.190.806.855,00 16.984.840.620,00 16.984.840.620,00 24.205.966.235,00 10.728.738.090,00 10.728.738.090,00 10.245.010.290,00 483.727.800,00 39.159.442.274,00 16.731.284.524,00 16.731.284.524,00 22.428.157.750,00 (198.250.250,00) (198.250.250,00) 38.072.290,00 (236.322.540,00) (2.031.364.581,00) (253.556.096,00) (253.556.096,00) (1.777.808.485,00) 98,19 98,19 100,37 67,18 95,07 98,51 98,51 92,66 % % % % % % % % 1.613.232.625,00 1.464.504.411,00 (148.728.214,00) 90,78 % 4.880.241.850,00 4.629.338.640,00 (250.903.210,00) 94,86 % 16.680.000,00 16.651.650,00 (28.350,00) 99,83 % Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan Program Pengembangan Agribisnis Perkebunan 294.126.000,00 290.828.580,00 (3.297.420,00) 98,88 % 1.134.144.875,00 1.043.912.935,00 (90.231.940,00) 92,04 % Program Peningkatan Produksi Perkebunan 1.315.157.360,00 1.220.027.137,00 (95.130.223,00) 92,77 % Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan 4.470.553.875,00 7.087.412.750,00 4.139.551.431,00 6.534.616.790,00 (331.002.444,00) (552.795.960,00) 92,60 92,20 % % Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan 1.992.076.350,00 1.798.013.718,00 (194.062.632,00) 90,26 % Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hsl Hutan Program Penataan Kawasan Hutan 119.648.500,00 1.282.692.050,00 113.800.008,00 1.176.912.450,00 (5.848.492,00) (105.779.600,00) 95,11 91,75 % % 17.300.000,00 17.300.000,00 17.300.000,00 13.696.236.128,00 3.990.436.128,00 3.990.436.128,00 9.705.800.000,00 25.104.020,00 25.104.020,00 25.104.020,00 12.763.791.198,00 3.873.026.906,00 3.873.026.906,00 8.890.764.292,00 7.804.020,00 7.804.020,00 7.804.020,00 (932.444.930,00) (117.409.222,00) (117.409.222,00) (815.035.708,00) 145,11 145,11 145,11 93,19 97,06 97,06 91,60 % % % % % % % 1.177.396.080,00 984.986.242,00 (192.409.838,00) 83,66 % 719.520.000,00 656.210.251,00 (63.309.749,00) 91,20 % URUSAN PILIHAN PARIWISATA DINAS PARIWISATA PENDAPATAN DISPAR Pendapatan Asli Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah BELANJA DISPAR BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 91 PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Program Pengembangan Kemitraan Program Pengembangan Desa Wisata URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PENDAPATAN DISLAUTKAN Pendapatan Asli Daerah Hasil Retrebusi Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah BELANJA DISLAUTKAN BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai BELANJA LANGSUNG Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan Program Peningk Kesadaran dan Penegakan Hukum Dalam Pendayagunaan Sumberdaya Laut Anggaran Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) Berlebih/ (berkurang) (Rp) Prosentase (%) 109.597.500,00 106.547.500,00 (3.050.000,00) 97,22 % 168.794.300,00 132.248.300,00 (36.546.000,00) 78,35 % 2.461.164.280,00 2.166.006.559,00 (295.157.721,00) 88,01 % 1.700.437.950,00 2.694.012.940,00 674.876.950,00 1.543.244.750,00 2.685.617.940,00 615.902.750,00 (157.193.200,00) (8.395.000,00) (58.974.200,00) 90,76 99,69 91,26 % % % 880.520.000,00 880.520.000,00 880.520.000,00 2.500.000,00 37.030.706.688,00 7.515.528.293,00 7.515.528.293,00 952.107.600,00 952.107.600,00 949.582.600,00 2.525.000,00 31.674.108.881,00 7.505.672.969,00 7.505.672.969,00 71.587.600,00 71.587.600,00 69.062.600,00 25.000,00 (5.356.597.807,00) (9.855.324,00) (9.855.324,00) 108,13 108,13 107,84 101,00 85,53 99,87 99,87 % % % % % % % 29.515.178.395,00 24.168.435.912,00 (5.346.742.483,00) 81,88 % 1.875.411.652,00 1.707.774.498,00 (167.637.154,00) 91,06 % 3.355.515.820,00 3.031.587.539,00 (323.928.281,00) 90,35 % 274.265.600,00 257.490.300,00 (16.775.300,00) 93,88 % 274.060.000,00 272.530.000,00 (1.530.000,00) 99,44 % 100.000.000,00 97.998.000,00 (2.002.000,00) 98,00 % Program Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Program Pengembangan Budidaya Perikanan Program Pengembangan Perikanan Tangkap 6.266.795.440,00 6.006.168.900,00 (260.626.540,00) 95,84 % 14.261.401.603,00 9.784.923.700,00 (4.476.477.903,00) 68,61 % Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan 1.484.752.300,00 1.412.773.675,00 (71.978.625,00) 95,15 % Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air Laut, Payau,dan Tawar 876.717.000,00 858.156.050,00 (18.560.950,00) 97,88 % Program Rehabilitasi Ekosistem dan Cadangan Sumberdaya Alam 220.461.530,00 218.710.525,00 (1.751.005,00) 99,21 % Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Perikanan dan Kelautan 525.797.450,00 520.322.725,00 (5.474.725,00) 98,96 % 92