CALK 1 Tahun 2014 Untuk BPK Audited NET 28 MEI

advertisement
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan
dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan
keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus
kas dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna
dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumberdaya. Laporan
Keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer,
dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan, menilai kondisi keuangan,
mengevaluasi efektifitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.
Tujuan Laporan Keuangan Pemerintah disusun untuk menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan
baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:
a. menyajikan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran;
b. menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi
dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan;
c. menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
d. menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan masyarakat;
e. menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaan, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
f. menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Pemerintah Daerah,
mengenai kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama
periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan pemerintah daerah
menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas
dana, dan arus kas pemerintah daerah.
1.2.
Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta diselenggarakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Keuangan Pemerintah
Daerah. Landasan hukum penyusunan Laporan Keuangan Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ;
1
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
d.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah ;
e. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa
Yogyakarta;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebaimana telah dirubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
i. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2007 Nomor 4) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 11);
j. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Kewenangan Dalam Urusan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarya Tahun 2013 Nomor 9);
k. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2013 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013
Nomor 11);
l. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2014 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2014 Nomor 9);
m. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Kebijakan Akuntansi jo. Peraturan Gubernur Nomor 56 Tahun 2012 tentang Perubahan
Peraturan Gubernur Nomor 44 Tahun 2009 tentang Kebijakan Akuntansi.
n. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 22.2 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan Barang Persediaan (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2010 Nomor 22.2);
o. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 37 Tahun 2011 tentang
Pedoman Kapitalisasi Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2011 Nomor 37);
p. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 52 Tahun 2011 tentang
Verifikasi, Klasifikasi dan Penilaian Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 tanggal 30 November 2011);
q. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 49 Tahun 2012 tentang Sistem
dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.
r. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 72 Tahun 2013 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun Anggaran 2014 (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2013 Nomor 72);
2
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
s.
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 58 Tahun 2013 tentang
Pengelolaan Dana Keistimewaan (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2013 Nomor 58);
t. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 72 Tahun 2013 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun Anggaran 2014;
u. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 78 Tahun 2014 tentang
Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun Anggaran 2014;
v. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 88 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2014;
w. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 96 Tahun 2014 tentang
Perubahan Kedua atas Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2014.
1.3.
Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan
Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:
Bab I
Pendahuluan
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan
Bab II
Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD
2.1. Ekonomi Makro
2.2. Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan
2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
Bab III
Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
Bab IV
Kebijakan Akuntansi
4.1. Entitas Akuntansi/Pelaporan Keuangan Daerah
4.2. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.3. Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Kententuan Yang Ada
Dalam SAP pada SKPD
Bab V
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
5.1. Rincian dan Penjelasan Pos-Pos Pelaporan Keuangan
5.1.1. Pendapatan
5.1.2. Belanja dan Transfer
5.1.3. Pembiayaan Netto
5.1.4. Aset
5.1.5. Kewajiban
5.1.6. Ekuitas Dana
5.1.7. Komponen-Komponen Aliran Kas Netto
Bab VI.
Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan
Bab VII.
Penutup
3
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN
PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD
2.1. Ekonomi Makro
Kondisi ekonomi suatu daerah dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan suatu daerah. Adanya
pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya peningkatan produksi di suatu daerah pada periode
waktu tertentu. Adanya peningkatan produksi diharapkan mampu meningkatkan pendapatan
masyarakat sehingga juga terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam perekonomian terbuka, pertumbuhan ekonomi tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas
perekonomian di wilayah tersebut namun juga dipengaruhi oleh perekonomian global. Demikian
halnya dengan perekonomian di DIY, tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi penduduk
DIY namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti kondisi ekonomi nasional dan bahkan
ekonomi global.
2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi DIY selama 2009-2013 cenderung mengalami kenaikan dari
sebesar 4,43% pada Tahun 2009 meningkat menjadi sebesar 5,40% pada Tahun 2013.
Kemudian pada Tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,29 poin menjadi sebesar
5,11%.
Gambar II.1
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi DIY, 2006-2014 (%)
Sumber: BPS DIY
Tingginya laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai selama Tahun 2013 didorong oleh
pertumbuhan positif di semua sektor perekonomian. Pertumbuhan yang tertinggi terjadi
di sektor industri pengolahan, yang mampu tumbuh sebesar 7,81%, setelah pada tahun
sebelumnya mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 2,28%. Golongan
industri makanan, minuman, dan tembakau; industri tekstil, produk tekstil, alas kaki dan
kulit; dan industri furnitur memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan di sektor
industri pengolahan.
4
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Produksi industri pengolahan tersebut sangat dipengaruhi oleh permintaan domestik
melalui kegiatan pariwisata maupun permintaan ekspor. Pertumbuhan tertinggi
berikutnya dihasilkan oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 6,54% dan sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 6,30%. Sektor perdagangan, hotel dan restoran
serta sektor jasa-jasa yang cukup dominan
dalam struktur perekonomian DIY juga mampu
tumbuh meyakinkan masing-masing sebesar
6,20% dan 5,57%. Sektor pertanian menjadi
lapangan usaha yang memiliki laju pertumbuhan
terendah, meskipun masih tumbuh positif
sebesar 0,63% dan mengalami perlambatan jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Besarnya andil atau sumbangan masing-masing
sektor dalam menghasilkan pertumbuhan
Gambar II.2
ekonomi di DIY didominasi oleh sektor-sektor
Industri Pengolahan di DIY
yang memiliki nilai nominal besar, walaupun
pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil. Sektor yang memberi sumbangan
terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2013 adalah sektor perdagangan,
hotel dan restoran dengan andil 1,31%. Besarnya andil yang diberikan oleh sektor
industri pengolahan dan sektor jasa-jasa terhadap pertumbuhan ekonomi DIY masingmasing sebesar 0,98%, meskipun dari sisi pertumbuhan yang dihasilkan sektor industri
pengolahan menjadi yang tertinggi. Andil yang terendah terhadap pertumbuhan
ekonomi DIY diberikan oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,03%.
Lebih lanjut, sektor yang mengalami pertumbuhan paling tinggi pada tahun 2014 adalah
sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 8,73% diikuti oleh sektor JasaJasa sebesar 7,62%, sektor Perdagangan, Hotel-Restoran sebesar 6,29%, sektor Listrik,
Gas dan Air Bersih sebesar 5,77% dan sektor Bangunan sebesar 5,74% sedangkan sektor
yang mengalami kontraksi adalah sektor pertanian sebesar -1,37%.
Tabel II.1
Pertumbuhan PDRB DIY Menurut Lapangan Usaha, 2012-2014 (%)
Sektor
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel-Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
DIY
Pertumbuhan
2012
4,19
1,98
-2,28
7,11
5,97
6,69
6,21
9,95
Pertumbuhan
2013
0,63
4,92
7,81
6,54
6,07
6,20
6,30
6,23
Pertumbuhan
2014
-1,37
2,24
4,09
5,77
5,74
6,29
5,04
8,73
7,09
5,32
5,57
5,40
7,62
5,11
Sumber: BPS DIY
Nilai PDRB di DIY tahun 2014 atas dasar berlaku mencapai 70,863 trilyun rupiah sebesar
25,824 trilyun rupiah atas dasar harga konstan. Nilai tersebut meningkat sebesar 7,168
5
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
trilyun rupiah (atas harga berlaku) atau sebesar 1,254 trilyun rupiah (atas harga konstan)
dibandingkan tahun sebelumnya. Empat sektor dengan kontribusi terbesar terhadap nilai
PDRB DIY tahun 2014 adalah sektor perdagangan, jasa, pertanian dan sektor industri
pengolahan.
Tabel II.2
Nilai PDRB DIY Menurut Lapangan Usaha, 2013-2014 (Milyar Rupiah)
2013
Lapangan Usaha
2014
8.866,69
ADH
Konstan
3.732,46
ADH
Berlaku
9.503,83
ADH
Konstan
3.681,18
416,53
167,67
452,40
171,42
8.771,19
3.142,84
9.662,21
3.271,29
796,70
229,64
958,13
242,90
Bangunan
6.908,38
2.459,17
7.578,02
2.600,38
Perdagangan, Hotel-Restoran
13.152,52
5.225,06
14.779,13
5.553,90
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Persewaan & Js
Persh.
Jasa-jasa
5.399,50
2.744,16
5.981,63
2.882,55
6.543,15
2.552,44
7.447,28
2.775,21
12.840,03
4.316,21
14.500,80
4.645,25
PDRB DIY
63.694,70
24.569,65
70.863,44
25.824,10
Pertanian
Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
ADH Berlaku
Sumber : BPS DIY
Kontribusi sektor pembentuk PDRB tahun 2014 di DIY tidak mengalami perubahan
signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2013. Meskipun kontribusi beberapa sektor
mengalami perubahan, namun masih didominasi oleh sektor Perdagangan Hotel dan
Restoran, Jasa-jasa, Pertanian dan Industri Pengolahan. Pada tahun 2014 kontribusi
sektor Perdagangan Hotel Restoran menempati urutan tertinggi dengan nilai kontribusi
sebesar 20,86%, kemudian diikuti oleh sektor Jasa 20,46%, sektor Industri Pengolahan
13,63%, sektor Pertanian 13,41%, sektor bangunan 10,69%, sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan 10,51%, sektor pengangkutan dan komunikasi 8,44%, sektor listrik,
gas dan air bersih 1,35% dan kontribusi paling kecil adalah sektor pertambangan dan
penggalian dengan nilai kontribusi 0,64%.
Tabel II.3
Kontribusi Sektor Terhadap PDRB di DIY, 2010-2013
Lapangan Usaha
Pertanian
2010
2011
2012
2013
2014
14,50
14,23
14,65
13,92
13,41
Pertambangan dan Penggalian
0,67
0,70
0,67
0,65
0,64
Industri Pengolahan
14,02
14,36
13,34
13,77
13,63
Listrik, Gas dan Air Bersih
1,33
1,31
1,28
1,25
1,35
Bangunan
10,59
10,78
10,85
10,85
10,69
Perdagangan, Hotel-Restoran
19,74
19,79
20,09
20,65
20,86
Pengangkutan dan Komunikasi
9,03
8,83
8,60
8,48
8,44
Keuangan, Persewaan & Js Perush
9,98
9,96
10,30
10,27
10,51
Jasa-jasa
20,07
20,05
20,23
20,16
20,46
Sumber :BPS DIY
6
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Sementara itu, nilai dan laju pertumbuhan PDRB menurut penggunaan Tahun 2014
menunjukkan kontribusi terbesar berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 37,216
trilyun rupiah atas dasar harga berlaku atau sebesar 12,525 trilyun rupiah atas dasar
harga konstan. Dengan nilai tersebut, kontribusi sektor rumah tangga terhadap PDRB DIY
tahun 2014 sebesar 52,52%. Konsumsi pemerintah sebesar 18,927 trilyun rupiah atas
dasar harga berlaku atau 5,144 trilyun rupiah atas dasar harga konstan, atau tingkat
kontribusinya sebesar 26,71%. Lebih lanjut, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
berkontribusi sebesar 31,95% yaitu sebesar 22,642 trilyun rupiah atas dasar harga
berlaku atau 6,790 trilyun rupiah atas dasar harga konstan.
Tabel II.4
Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB DIY Menurut Penggunaan, 2013-2014
Lapangan Usaha
Konsumsi RT
Konsumsi
Pemerintah
PMTB
Lainnya *)
PDRB
33.293,53
16.809,33
2013
ADH
Konstan
(Milyar
Rp)
11.937,09
4.923,54
19.928,74
-6.336,91
63.694,70
6.420,35
1.288,67
24.569,65
ADH
Berlaku
(Milyar Rp)
5,82
5,31
ADH
Berlaku
(Milyar
Rp)
37.216,02
18.927,76
2014
ADH
Konstan
(Milyar
Rp)
12.525,93
5.144,32
5,13
3,40
5,41
22.642,90
-7.923,24
70.863,44
6.790,04
1.363,80
25.824,10
Laju
Pertumb.
(%)
Laju
Pertumb.
(%)
4,93
4,48
5,76
5,83
5,11
Sumber : BPS DIY
*)termasuk ekspor, impor, konsumsi lembaga nirlaba, perubahan inventori dan diskrepansi statistik
(residual)
Nilai PDRB per kapita di DIY atas dasar harga berlaku pada Tahun 2014 mencapai 19,48
juta rupiah atau meningkat 9,96%, lebih tinggi dibandingkan dengan Tahun 2013 yang
besarnya 17,72 juta rupiah. Sementara itu,jika dilihat dari harga konstannya, PDRB per
kapita DIY pada Tahun 2014 mencapai 7,1 juta rupiah meningkat sebesar 3,88%
dibandingkan dengan tahun 2013 yang sebesar 6,83 juta rupiah.
Tabel II.5
Nilai PDRB Per Kapita DIY, 2010-2014 (Rupiah)
Tahun
2010
Atas Dasar Harga Berlaku
13.158.106
Atas Dasar Harga Konstan
6.068.957
2011
14.753.616
6.305.354
2012
16.054.492
6.561.468
2013
17.718.298
6.834.674
2014
19.483.414
7.100.158
Sumber: BPS DIY
2.1.2. Inflasi
Laju inflasi di Kota Yogyakarta tahun 2014 sebesar 6,59%. Angka inflasi Tahun 2014 ini
lebih rendah dibandingkan inflasi Tahun 2013 yang besarnya 7,32%. Laju inflasi 2014
berasal dari kelompok pengeluaran Transpor dan Komunikasi 9,36%, perumahan 8,92%,
bahan makanan 7,70%, kesehatan 5,49%, sandang 3,61%,Makanan Jadi, Minuman,
7
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Rokok & Tembakau 2,95%, dan terendah adalah kelompok pengeluaran Pendidikan
Rekreasi dan Olah raga 2,37%.
Tabel II.6
Laju Inflasi Kota Yogyakarta Menurut Kelompok Pengeluaran, 2012-2014
No
Kelompok Pengeluaran
2012
2013
2014
Umum
4,31
7,32
6,59
1
Bahan Makanan
8,1
12,31
7,70
2
Makanan Jadi, Minuman,Rokok & Tembakau
6,9
8,15
2,95
3
Perumahan
2,99
5,18
8,92
4
Sandang
3,56
0
3,61
5
Kesehatan
1,93
3,08
5,49
6
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
1,43
3,17
2,37
7
Transpor dan Komunikasi
1,3
10,45
9,36
Sumber: BPS DIY
2.1.3. Angkatan Kerja dan Ketenagakerjaan
Jumlah angkatan kerja DIY menurut data BPS pada Tahun 2014 sebanyak 2.023.461orang
atau sebesar 71,05% dari total penduduk DIY berumur 15 tahun keatas. Jumlah angkatan
kerja pada Tahun 2014 ini mengalami kenaikan sebesar 74.218 dibandingkan Tahun 2013
yang sebanyak 1.949.243 orang. Dari total angkatan kerja di DIY Tahun 2014, sebanyak
96,67% merupakan penduduk yang bekerja, sedangkan 3,33% merupakan
pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka diperoleh dengan membandingkan antara
jumlah pengangguran dengan angkatan kerja.
Tabel II.7
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan di DIY, 2012-2014
Kegiatan
2012
Orang
2013
%
Orang
2014
%
Orang
%
Angkatan Kerja
1.988.539
71,52
1.949.243
69,29
2.023.461
71,05
1. Bekerja
1.911.720
96,14
1.886.071
96,76
1.956.043
96,67
2. Pengangguran
76.819
3,86
63.172
3,24
67.418
3,33
Bukan Angkatan
Kerja
1. Sekolah
791.920
28,48
863.845
30,71
824.293
28,95
280.427
35,41
201.760
23,36
270.545
32,82
2. Mengurus
Rumah Tangga
3. Lainnya
404.800
51,12
479.109
55,46
439.522
53,32
106.693
13,47
182.976
21,18
114.226
13,86
2.780.459
100,00
2.813.088
100,00
2.847.754
100,00
Jumlah
Sumber: BPS DIY
Selama periode 2011-2014 komposisi penduduk yang bekerja menurut lapangan
pekerjaan utamanya tidak banyak mengalami perubahan. Empat sektor yang relatif
banyak menyerap tenaga kerja di DIY adalah sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor jasa-jasa dan sektor industri pengolahan.
8
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Pada periode Agustus 2014, penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebanyak
25,41%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 25,86%, sektor jasa-jasa
sebanyak 19,14% dan sektor industri pengolahan sebanyak 13,97%. Sedangkan sektor
dengan jumlah tenaga kerja yang relatif rendah yaitu sektor konstruksi (7,48%), sektor
pengangkutan dan komunikasi (3,52%), sektor keuangan, real estate dan jasa
perusahaan (3,75%) dan sektor lainnya (pertambangan, penggalian, listrik, gas dan air)
sebanyak 0,86%.
Tabel II.8
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan
Pekerjaan Utama, Februari 2011-Agustus 2014
Lapangan Pekerjaan
Utama
2011
2012
2013
2014
Feb
Agst
Feb
Agst
Feb
Agst
Feb
Agst
Pertanian
24,31
23,97
25,43
27,82
24,38
28,18
25,42
25,41
Industri Pengolahan
14,17
14,83
15,65
14,97
12,96
13,36
14,91
13,97
Konstruksi
5,61
7,40
5,68
6,92
6,39
5,54
4,84
7,48
Perdagangan, Hotel,
dan Restoran
Pengangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Real Estate
& Jasa Perush
Jasa-Jasa
25,97
26,70
26,37
24,52
26,38
25,87
26,64
25,86
4,71
3,79
3,72
3,27
3,87
3,48
3,78
3,52
2,18
2,78
2,68
3,06
3,34
2,87
3,37
3,75
21,76
19,60
20,25
18,58
21,46
19,93
20,75
19,14
Lainnya
(Pertambangan,
Penggalian, Listrik,
Gas dan Air)
Total
1,30
0,93
0,22
0,86
1,22
0,77
0,29
0,86
100
100
100
100
100
100
100
100
Sumber: BPS DIY
Menurut status pekerjaan utamanya, penduduk usia 15 tahun keatas sebagian bekerja
sebagai buruh/karyawan/pegawai. Data BPS DIY, periode Agustus Tahun 2014
menunjukkan jumlah penduduk bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai sebanyak
43,22% sementara jumlah penduduk bekerja sebagai buruh tidak tetap/buruh tidak
dibayar sebanyak 16,59%, pekerja keluarga/tidak dibayar sebanyak 14,75%, penduduk
berusaha sendiri sebanyak 13,92%, pekerja bebas sebanyak 7,62%, dan penduduk yang
berusaha dibantu buruh tetap sebanyak 3,90%.
Tabel II.9
Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja
Menurut Status Pekerjaan Utama, Februari 2011-Agustus 2014
Status Pekerjaan Utama
2011
2012
2013
2014
Feb
Agst
Feb
Agst
Feb
Agst
Feb
Agst
Berusaha Sendiri
15,29
13,91
13,61
12,52
13,52
12,92
12,14
13,92
Berusaha dibantu
Buruh Tidak
Tetap/Buruh Tidak
Dibayar
Berusaha dibantu
Buruh Tetap
17,49
19,35
21,32
19,51
20,15
19,83
19,97
16,59
4,27
4,27
3,9
4,35
4,10
4,57
4,10
3,90
9
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Status Pekerjaan Utama
2011
2012
2013
2014
Feb
Agst
Feb
Agst
Feb
Agst
Feb
Agst
Buruh/Karyawan/Pegawai
39,34
40,12
38,18
38,79
39,75
39,46
41,81
43,22
Pekerja Bebas
8,59
8,40
7,14
8,47
8,74
7,12
5,13
7,62
Pekerja Keluarga/tak
Dibayar
Total
15,02
13,95
15,85
16,36
13,73
16,10
16,85
14,75
100
100
100
100
100
100
100
100
Sumber: BPS DIY
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan perbandingan antara penduduk
angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Hasil Sakernas Agustus 2014 menunjukan
bahwa TPAK di DIY adalah sebesar 71,05%, angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan
keadaan Agustus 2013 yang besarnya 69,29% atau selama kurun waktu satu tahun naik
1,76 poin.
Selama periode 2012-2014, TPAK Kabupaten/Kota mengalami perkembangan yang
fluktuatif. Hampir semua kabupaten/kota di DIY mengalami kenaikan TPAK pada tahun
2014 bila dibanding Tahun 2013. Pada periode Agustus 2014, kabupaten yang memiliki
TPAK tertinggi adalah Kabupaten Gunungkidul dan TPAK terendah di Kabupaten
Bantul.Meskipun memiliki TPAK tertinggi di DIY tetapi dilihat dari perkembangan selama
2012-2014 TPAK Kabupaten Gunungkidul cenderung mengalami penurunan.
Gambar II.3
TPAK Kabupaten/Kota di DIY, Agustus 2012-Agustus 2014
Sumber: BPS DIY
Selama periode 2010-2014 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DIY cenderung
menurun. TPT DIY pada Agustus 2010 tercatat sebesar 5,69% turun menjadi 3,33% pada
Agustus 2014. TPT DIY tergolong rendah karena di bawah rata-rata nasional.
10
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Gambar II.4
Tingkat Pengangguran Terbuka di DIY dan di Tingkat Nasional
Februari 2010-Agustus 2014 (%)
Sumber: BPS DIY
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut kabupaten/kota di DIY selama periode
Agustus 2012-Agustus 2014 mengalami fluktuasi.Selama periode tersebut, TPT di
Kabupaten Bantul mengalami penurunan sementara kabupaten/kota yang lain
bervariasi. Pada tahun 2014 TPT tertinggi terjadi di Kota Yogyakarta, yaitu sebesar 6,35%
dan terendah di kabupaten Gunungkidul yaitu 1,61%.
Gambar II.5
Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota di DIY
Agustus 2012-Agustus 2014 (%)
Sumber: BRS 5 November 2014, BPS DIY
11
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
2.1.4. Pendidikan
Untuk mengukur kualitas sumberdaya manusia digunakan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang dalam pengukurannya mencakup kualitas bidang pendidikan, kesehatan dan
kesejahteraan penduduk (pendapatan penduduk). Trend dari tahun 2005 sampai dengan
2013 menunjukkan bahwa IPM baik di tingkat nasional maupun DIY cenderung
mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 IPM DIY tercatat sebesar 73,5 di atas rata-rata
nasional yang sebesar 69,57 mengalami kenaikan menjadi 77,37 pada tahun 2013 dan
masih di atas rata-rata nasional yang sebesar 73,82.
Gambar II.6
Perkembangan IPM DIY dan Nasional, 2005-2013
Sumber: Statistik Indonesia 2013, BPS, diolah
IPM menurut Kabupaten/Kota di DIY tahun 2013 menunjukkan bahwa Kota Yogyakarta
menduduki peringkat pertama dengan angka IPM sebesar 80,51 diikuti oleh Kabupaten
Sleman sebesar 79,97, Kabupaten Bantul sebesar 76,01, Kabupaten Kulon Progo sebesar
75,95 dan Kabupaten Gunungkidul sebesar 71,64.
Tabel II.10
IPM Menurut Komponen dan Kabupaten/Kota di DIY, 2013
Pengeluaran
Riil Per Kapita
yang
Disesuaikan
(000 Rp)
635,96
656,07
IPM
Peringkat
IPM
93,13
92,81
RataRata
Lama
Sekolah
(Tahun)
8,37
9,02
75,95
76,01
4
3
71,36
85,22
7,79
634,88
71,64
5
Sleman
75,79
95,11
10,55
656,00
79,97
2
Kota Yogyakarta
73,71
98,43
11,56
658,76
80,51
1
DIY
73,62
92,86
9,33
656,19
77,37
2
Angka
Harapan
Hidup
(Tahun)
Angka
Melek
Huruf
(%)
Kulon Progo
Bantul
75,03
71,62
Gunungkidul
Kabupaten/Kota
Sumber: DIY Dalam Angka 2014, BPS DIY
12
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Jumlah penduduk menurut usia sekolah di DIY pada tahun 2014 adalah sebanyak
582.881 orang atau sebesar 16,21% dari total jumlah penduduk DIY yang jumlahnya
3.594.854 orang. Penduduk usia sekolah terbanyak terdapat di Kabupaten Sleman
sebesar 163.876 orang (28,11%) diikuti Kabupaten Bantul sebesar 144.209 orang
(24,74%), Kabupaten Gunungkidul sebesar 125.096 orang (21,46%), Kota Yogyakarta
sebanyak 80.291 orang (13,77%) dan Kabupaten Kulon Progo sebanyak 69.409 orang
(11,91%).
Tabel II.11
Jumlah Penduduk Usia Sekolah Menurut Wilayah di DIY 2014
No.
Kabupaten/
Kota
Jumlah
Penduduk
Penduduk Menurut Usia Sekolah
07-12
13 - 15
16 - 18
Jumlah
%
Seluruhnya
1
Bantul
2
Sleman
947.066
71.539
36.659
36.011
144.209
24,74
1.141.684
79.187
39.104
45.585
163.876
28,11
3
Gunungkidul
700.192
62.106
30.523
32.467
125.096
21,46
4
Kulon Progo
403.203
34.382
16.995
18.032
69.409
11,91
5
Yogyakarta
402.709
32.943
17.988
29.360
80.291
13,77
3.594.854
280.157
141.269
161.455
582.881
100,00
Jumlah
Sumber: BPS DIY, Profil Pendidikan Tahun 2012/2013, Disdikpora DIY (diolah)
Tolak ukur keberhasilan pembangunan bidang pendidikan adalah indikator mutu
pendidikan, yang antara lain dapat dilihat dari tingginya angka partisipasi. Angka
partisipasi tersebut terdiri atas angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni
(APM). APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) DIY pada tahun 2014 menunjukkan angka
sebesar 96%. APK TK/RA pada tahun 2014 sebesar 61,29%. Sedangkan APM SD/MI tahun
2014 sebesar 96,36% dan APK SD/MI sebesar 109,38 . Besaran angka APK dan APM yang
hampir sama tersebut atau hanya ada kenaikan yang kecil, menggambarkan bahwa tidak
ada perubahan yang signifikan pada data jumlah siswa dan penduduk yang bersekolah
pada tahun 2014.
APK SMP/MTs pada tahun 2013 sebesar 115,43%, dan di tahun 2014 mengalami
peningkatan menjadi 115,76% atau sebesar 0,33%. Sedangkan APM SMP/MTs tahun
2014 sebesar 84,32%, mengalami kenaikan dibanding dengan tahun 2013 yang
menunjukkan angka sebesar 81,13%. Menurut catatan, angka putus sekolah SMP/MTs di
DIY saat ini sangat kecil yakni hanya 0,22%. Masih adanya anak yang putus sekolah
tersebut pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor
sosial ekonomi dari orang tua/masyarakat dan faktor lingkungan.
APK Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), pada tahun 2013 APK
menunjukkan angka sebesar 88,04% kemudian pada tahun 2014 mengalami peningkatan
menjadi 90,46%. Untuk APM SMA/MA pada tahun 2013 sebesar 63,65%, mengalami
kenaikan menjadi sebesar 64,89% pada tahun 2014.
Pendukung akses dan kualitas pendidikan adalah infrastruktur pendidikan. Infrastruktur
pendidikan berupa sekolah telah merata tersebar di seluruh DIY. Jumlah SD/MI negeri
maupun swasta di DIY adalah 2.018 unit. Sedangkan jumlah SMP/MTs negeri maupun
swasta ada 534 unit, jumlah SMA/MA sebanyak 207 unit baik negeri dan swasta, SMK
13
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
221 sekolah negeri dan swasta,TK sejumlah 2.274 sekolah negeri dan swasta, dan 76 SLB
baik negeri maupun swasta. Pada tahun 2014, di DIY terdapat 119 perguruan tinggi,
terdiri atas Universitas 12 buah, Institut 5 buah, Sekolah Tinggi 50 buah, Politeknik 8
buah, dan akademi 44 buah, dengan jumlah mahasiswa 347.802.
2.1.5. Penduduk Miskin
Selama periode 2012-2014 jumlah penduduk miskin di DIY telah mengalami penurunan
sebanyak 33,14 ribu orang atau sebesar 1,33% dari 565,73 ribu orang (15,88%) turun
menjadi 532,59 ribu orang (14,55%) pada tahun 2014. Sedangkan jika dilihat penurunan
dari Tahun 2013 ke Tahun 2014, sebesar 0,48% atau sebanyak 9,36 ribu orang. Jumlah
penduduk miskin tahun 2014 di wilayah kota/urban sebanyak 324,43 ribu orang atau
13,36%, sedangkan penduduk miskin di wilayah desa/rural sebanyak 208,15 ribu orang
atau sebesar 16,88%.
Tabel II.12
Jumlah Penduduk Miskin di DIY Menurut Wilayah, 2012-2014
Tahun
2012
2013
2014
Kota/Urban
% thd
Jumlah
penduduk
(000)
Kota
305,34
13,13
329,65
13,73
324,43
13,36
Desa/Rural
% thd
Jumlah
penduduk
(000)
Desa
259,39
21,76
212,30
17,62
208,15
16,88
Jumlah Total
% thd
Jumlah
penduduk
(000)
DIY
565,73
15,88
541,95
15,03
532,59
14,55
Sumber : Berita Resmi Statistik- Januari 2015, BPS DIY
Jumlah penduduk miskin di wilayah kota pada Tahun 2014 sebesar 324,43 ribu atau
60,91 persen lebih tinggi dari pada penduduk di wilayah desa (39,09) persen. Persentase
penduduk miskin kota terhadap jumlah penduduk kota (13,36%) lebih rendah dibanding
persentase penduduk miskin desa dibanding dengan jumlah penduduk desa (16,88%).
2.1.6. Sektor Unggulan
Penentuan sektor unggulan di DIY didasarkan pada kontribusi sektor terhadap
perekonomian DIY. Ukuran yang digunakan adalah besarnya kontribusi sektor terhadap
pembentukan PDRB DIY. Dikatakan sektor unggulan apabila kontribusinya terhadap nilai
PDRB DIY dari waktu ke waktu secara konsisten relatif besar.
Gambar II.7
Grafik Distribusi Persentase PDRB DIY Berdasarkan Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2014 (%)
Sumber: BPS DIY, 2014
14
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2014 ada empat sektor yang
mendominasi perekonomian DIY yaitu sektor jasa, sektor perdagangan, hotel dan
restoran, sektor pertanian dan sektor industri pengolahan.
A. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada tahun 2014 mengalami
pertumbuhan sebesar 6,27% dalam struktur PDRB DIY. Sektor PHR menempati
peringkat teratas dalam pembentukan struktur PDRB DIY tahun 2014. Pertumbuhan
disektor PHR diantaranya didorong oleh peningkatan kunjungan wisatawan dan
banyaknya kegiatan di DIY sepanjang tahun 2014, termasuk kegiatan Meeting,
Incentive, Conference, Exhibition (MICE).
DIY dipandang sebagai daerah tujuan wisata di Indonesia yang aman dan nyaman
merupakan pilihan untuk penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Conferrence dan
Exhibition). Wisata MICE beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan dan
menjadi salah satu wisata yang memberikan kontribusi positif terhadap
perekonomian. Penyelenggaraan MICE pada tahun 2014 tercatat sebanyak 12.829 kali
mengalami penurunan sebanyak 866 kali atau sebesar 6,32% jika dibandingkan tahun
sebelumnya yang sebanyak 13.695 kali. Penurunan tersebut salah satunya disebabkan
karena adanya kebijakan pemerintah pusat yang dikeluarkan dalam bentuk Surat
Edaran Menpan RB Nomor 10 Tahun 2014 tentang Peningkatan Efektifitas dan
Efisiensi Kinerja Aparatur Negara.
Sementara itu, selama kurun waktu 2010-2014 jumlah wisatawan menunjukkan
pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2013 jumlah kunjungan wisatawan yang
menginap di hotel bersertifikasi sebanyak 2.837.967 orang dengan rincian wisatawan
mancanegara (wisman) sebanyak 235.843 orang dan wisatawan nusantara (wisnus)
sebanyak 2.602.074 orang. Jumlah kunjungan wisatawan tersebut meningkat pada
tahun 2014 sebanyak 508.218 orang (17,91%) menjadi sebanyak 3.346.180 orang
dengan rincian wisman 254.213 orang dan wisnus 3.091.967 orang.
Tabel II.13
Perkembangan Jumlah Wisatawan, MICE,
dan Rata-rata Lama Tinggal di DIY, 2010-2014
Wisman
Wisnus
2010
152.843
1.304.137
Jumlah
Wisatawan
(Wisman+Wisnus)
(Orang)
1.456.980
2011
169.565
1.438.629
1.608.194
8.693
1,98
1,72
2012
202.518
2.013.314
2.215.832
12.904
1,82
1,56
2013
235.888
2.602.074
2.837.962
13.695
1,90
1,59
2014
254.213
3.091.967
3.346.180
12.829
1,95
1,58
Jumlah
Tahun
Sumber : Dinas Pariwisata DIY
15
Lama Tinggal/LOS
(Hari)
Jumlah
MICE
(Kali)
Wisman
Wisnus
4.509
1,94
1,70
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Perdagangan DIY didorong kuat oleh perdagangan internasional dengan kegiatan
ekspor dan impor. Dilihat dari besarnya nilai ekspor, komoditi unggulan DIY meliputi
pakaian jadi tekstil, sarung tangan kulit, STK sintetis, mebel kayu, kerajinan kertas
dan kerajinan batu.
Tabel II.14
Nilai Ekspor Berdasarkan Komoditi di DIY, 2010-2014 (Juta US$)
No
Komoditi
2010
2011
2012
2013
2014
1
Pakaian Jadi Tekstil
42,16
47,07
46,79
66,88
48,42
2
Sarung Tangan Kulit
17,24
21,75
19,63
22,19
34,68
3
STK Sintetis
14,64
16,21
16,39
13,07
11,43
4
Mebel Kayu
18,19
16,38
26,89
23,26
33,72
5
Minyak Atsiri
2,34
6,91
2,77
3,21
7,29
6
Kerajinan Batu
4,05
0
3,06
3,07
4,49
7
Kerajiinan Kertas
6,02
3,93
3,9
3,27
2,76
Sumber: Disperindakop dan UKM DIY
Sementara itu, empat komoditi impor terbesar yang masuk ke DIY dari Tahun 2010
sampai dengan Tahun 2014 berupa tekstil, spare part mesin pertanian, aksesoris
garmen dan plastik.
Tabel II.15
Nilai Impor Berdasarkan Komoditi di DIY, 2012-2014 (Juta US$)
No
Komoditi
2010
2011
2012
2013
2014
0,47
55,34
4,25
148,3
19,98
16,00
12,74
5,88
3,48
4,62
1
Spare Part Mesin Pertanian
2
Tekstil
3
Kulit Disamak
4,47
5,85
0,54
0,00
0,00
4
Logo
1,11
0,74
0,06
0,00
0,00
5
Aksesoris Garmen
0,37
0,69
0,28
0,16
0,27
6
Plastik
0,21
0,18
0,03
0,03
0,38
Sumber: Disperindakop dan UKM DIY, 2015
B. Sektor Pertanian
Sektor pertanian tetap memberikan kontribusi yang besar, karena sebagian besar
wilayah DIY khususnya di Kabupaten Kulon Progo, Bantul dan Sleman masih
merupakan lahan pertanian dengan karakteristik yang berbeda. Jumlah tenaga kerja
yang terserap dalam lapangan usaha pertanianpun cukup besar.
1. Tanaman Pangan
Tanaman pangan yang menjadi komoditas strategis adalah padi, jagung dan
kedelai. Padi merupakan makanan utama baik secara local maupun nasional
sehingga produksi dan harganya perlu diatur dan dikendalikan oleh Pemerintah.
Sementara itu, jagung dan kedelai merupakan bahan baku penting pada industri
olahan dan pakan ternak. Ketiga komoditas tersebut didorong agar produksinya
terus meningkat.
16
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Tabel II.16
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan Unggulan, 2013-2014
No
Komoditas
Luas Panen (ha)
Produktivitas
(ku/ha)
2013*
2014**
2013*
2014**
Produksi (ton)
2013*
2014**
1
Padi Sawah
114.547
115.667
63, 00
61, 71
721.674
713.800
2
Padi Ladang
44.719
43.236
44, 76
46, 35
200.150
200.379
3
Padi
159.266
158.903
57, 88
57, 53
921.824
914.179
4
Jagung
70.772
67.657
40, 92
46, 15
289.580
312.236
5
Kedelai
23.290
16.337
13, 60
11, 98
31.677
19.579
Keterangan * = Angka Tetap 2013, ** Angka Sementara = 2014
Sumber: Dinas Pertanian DIY, 2014
Produksi padi pada tahun 2014 lebih rendah 7.645 ton (0,83%) dibandingkan
dengan tahun 2013. Penurunan ini terjadi karena pergeseran tanaman dan
dampak perubahan iklim utamanya kurangnya ketersediaan air pada bulan Juli Agustus 2014. Namun demikian secara khusus produksi padi ladang mengalami
peningkatan sebagai dampak positif dari penggunaan varietas unggul. Produksi
jagung tahun 2014 naik 22.656 ton pipil kering dari 2013. Peningkatan ini terjadi
karena penggunaan varietas jagung hibrida, pemupukan organik dan bahan
organik dan keberhasilan pengendalian OPT. Produksi kedelai 2014 lebih rendah
dibanding 2013 karena penurunan luas panen dan produktivitas karena ada
pergeseran tanam ke tanaman melon dan semangka dan juga karena kurangnya
benih bersertifikat.
Tabel II.17
Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Tanaman Pangan Unggulan, 2013-2014
No
Komoditas
Luas Panen (ha)
2013*
2014**
Produktivitas
(ku/ha)
2013*
2014**
Produksi (ton)
2013*
2014**
1
Padi Sawah
65.680
67.532
10, 78
10, 60
70.834
71.582
2
Padi Ladang
58.777
56.120
172, 44
157, 69
1.013.565
884.931
Keterangan * = Angka Tetap 2013, ** Angka Sementara = 2014
Sumber: Dinas Pertanian DIY, 2014
Pada tahun 2014 produksi kacang tanah meningkat 748 ton biji kering (1,06%)
dari 2013, sebagai hasil dari peningkatan luas panen. Minat petani meningkat
untuk mengusahakan komoditas ini, sehubungan dengan harga kacang tanah di
pasaran lebih menguntungkan dibanding palawija lainnya, yang memberi insentif
tersendiri bagi petani dalam hal penerapan teknologi peningkatan produksi.
Produksi ubi kayu 2014 turun 12, 69% dari 2013, Penurunan produksi ubi kayu
antara lain disebabkan oleh penurunan luas tanam/panen sekaligus penurunan
produktivitas selama tahun 2014, di samping ubi kayu bukan merupakan
tanaman pokok, melainkan tanaman sampingan dalam pola tanam tumpang sari
di sentra ubi kayu Kabupaten Gunungkidul.
17
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
2.
Kelautan dan Perikanan
Daerah Istimewa Yogyakarta untuk membangun peradaban barunya yang unggul
dengan strategi budaya: membalik paradigma ‘among tani’ menjadi ‘dagang
layar’, dari pembangunan berbasis daratan ke kemaritiman. Konsekuensinya,
Laut Selatan bukan lagi ditempatkan sebagai halaman belakang, tetapi justru
dijadikan halaman depan.
Mengalihkan pusat pertumbuhan ekonomi dari wilayah Pantura ke Pantai
Selatan (Pansel) dengan mengembangkan klaster-klaster industri kecil dan
agribisnis di pedesaan, serta industri kelautan, perikanan dan pariwisata maritim
di wilayah pesisir, yang didukung oleh infrastruktur jalan Selatan-Selatan
(Pansela), menjadi pilihan strategis yang harus diwujudkan.
Selain hal tersebut beriringan dengan kemajuan teknologi pada perikanan
budidaya, Daerah Istimewa dengan keterbatasan luas lahan dibanding dengan
provinsi lain mampu meningkatkan produksinya baik melaui intensifikasi maupun
ekstensifikasi.
Peran Kelautan dan Perikanan cukup besar dalam rangka memenuhi kebutuhan
protein hewani bagi masyarakat. Bidang Kelautan dan Perikanan juga berperan
dalam menumbuhkan perekonomian wilayah, yaitu meningkatkan pendapatan
pembudidaya ikan dan nelayan, meningkatkan pendapatan pengolah dan
pemasar ikan meningkatkan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan devisa
negara serta mendorong pertumbuhan sektor terkait lainnya.
Panjang pantai di DIY ± 113 km terletak di 3 Kabupaten yang memiliki wilayah
pesisir, yaitu Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulon
Progo. Potensi lestari yang dapat ditangkap di DIY sebesar 320.600 ton per
tahun, potensi lestarinya Samudra Hindia per tahun sebesar 906.340 ton.
Peningkatan produksi perikanan tangkap di laut terus diupayakan dengan
operasionalnya Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sadeng dan Pelabuhan
Tanjung Adikarta yang diharapkan beroperasional pada akhir Tahun 2015. Pada
tahun 2014 diharapkan dapat beroperasi, namun karena dana pengerukan alur
dilakukan penghematan sehingga pengerukan alur masuk, maupun pengerukan
kolam pelabuhan baru akan dilaksanakan pada tahun 2015. Pengadaan kapal
>30 GT sampai dengan 2014 sejumlah 13 unit, dan secara keseluruhan jumlah
kapal yang dapat beroperasional melebihi 12 mil arah laut dapat didirinci sebagai
berikut:
Tabel II.18
Jumlah Kapal Perikanan di DIY, 2013-2014 (Unit)
Ukuran Kapal
2013
2014
< 10 GT
304
304
10 - 30 GT
5
5
> 30 GT
13
13
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, 2015
18
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Operasional kapal 30 GT di DIY masih mengalami beberapa kendala antara lain
kesiapan sumberdaya manusia Kelompok Usaha Bersama (KUB) penerima kapal
belum mampu mengoperasionalkan kapal secara mandiri. Upaya-upaya yang
telah ditempuh meliputi pelatihan dan pemagangan, pendampingan oleh awak
kapal dari luar daerah.
Laju pertumbuhan pembangunan pada sektor kelautan dan perikanan
menunjukkan perkembangan yang positif dari tahun ke tahun. Pertumbuhan
produksi perikanan tangkap dari tahun 2009 hingga tahun 2014 rata-rata sebesar
7,75%. Laju perkembangan produksi perikanan budidaya perkembangannya
melebihi perikanan tangkap. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata pertumbuhan
produksi perikanan budidaya tahun 2009 hingga tahun 2014 yang mengalami
pertumbuhan cukup signifikan yaitu sebesar 29,5%. Pertumbuhan positif juga
dapat dilihat dari laju peningkatan ketersediaan ikan perkapita dari tahun ke
tahun. Ketersediaan ikan di DIY mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
5,79% dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Hasil perikanan di DIY didominasi oleh perikanan budidaya, yang dihasilkan dari
budidaya di kolam, tambak, sawah, jaring apung, dan telaga.Produksi perikanan
budidaya yang selalu meningkat mengindikasikan bahwa minat masyarakat
semakin meningkat. Komoditas unggulan perikanan budidaya di DIY yaitu ikan
lele, nila, gurami, mas, udang galah, udang vaname. Upaya-upaya meningkatkan
kualitas induk ikan mas dan ikan nila telah dilakukan dengan dirilisnya ikan
NILASA dan ikan mas NAJAWA.
3.
Hortikultura
Tanaman unggulan hortikultura di DIY meliputi cabe besar, bawang merah,
salak, jamur, jahe dan pisang. Sentra produksi komoditas tersebut adalah
sebagai berikut: cabe besar di di Kabupaten Sleman, Bantul Kulonprogo dan
Gunungkidul, bawang merah di Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul; salak di
Sleman dan Kulonprogo; jamur di Sleman dan Bantul; jahe di Kulonprogo dan
pisang Kulonprogo, Gunungkidul, Sleman dan Bantul. Luas panen dan
produksi tanaman kedua tanaman itu pada tahun 2013 dan 2014
selengkapnya sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Tabel II.19
Luas Panen dan Produksi Komoditas Hortikultura di DIY, 2013-2014
No
Komoditas
Luas Panen
Satuan
2013
Produksi
2014*
Satuan
2013
2014*
1
Cabe besar
ha
2.818
2.577
Ton
2.431
3.054
2
Bawang merah
ha
893
1.289
Ton
9.541
12.563
3
Salak
rumpun
5.473.287
5.829.257
Ton
106.145
88.798
4
Jamur
m2
216.151
204.831
Kg
3.229
3.289
5
Jahe
m2
1.601.365
1.067.467
Kg
2.775
3.372
7
Pisang
987.234
1.004.220
Ton
56.850
47.960
rumpun
Keterangan : * angka sementara
Sumber: Dinas Pertanian DIY, 2014
19
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
4.
Produksi komoditas unggulan yang naik dari Tahun 2013 adalah cabe besar,
bawang merah, jamur dan jahe. Hal itu disebabkan oleh berbagai upaya
perbaikan teknologi budidaya dengan penerapan GAP/SOP, fasilitasi sarana
prasarana dan penanganan pasca panen yang lebih baik. Peningkatan
produksi bawang merah terjadi karena adanya peningkatan luas panen
terutama di Kabupaten Bantul sebagai sentra produksi bawang merah.
Peningkatan luas panen juga sebagai dampak positif penyediaan benih
bawang merah yang bermutu dari Pemerintah. Sedangkan penurunan
produksi salak dan pisang diduga sebagai akibat dampak abu Gunung Kelud
yang terjadi bulan Februari 2014.
Perkebunan
Luas areal perkebunan Tahun 2014 tercatat 79.121,15 ha, dengan luas areal
tanaman tahunan 72.659,13 ha dan areal tanaman semusim 6.462,02 ha.
Pengusahaan tanaman perkebunan di wilayah DIY seluruhnya dilaksanakan oleh
petani dalam bentuk perkebunan rakyat, sehingga peningkatan maupun
penurunan komoditas luas areal tanaman perkebunan terjadi secara fluktuatif
sesuai kondisi kemauan petani untuk memilih komoditas tanaman yang
diusahakan, utamanya tanaman semusim. Hal ini dijamin/sesuai Undang Undang
Nomor 12 tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tanaman Pertanian.
Pembangunan agribisnis perkebunan telah mampu menumbuhkan sentra-sentra
produksi komoditas perkebunan yang selanjutnya dikembangkan melalui
penanaman dan/atau pengutuhan populasi tanaman sesuai skala ekonomis
usaha. Pola yang dilakukan dalam rangka pengutuhan tegakan tanaman
tersebut melalui kegiatan rehabilitasi, peremajaan, maupun intensifikasi.
Operasionalisasinya dengan mengembangkan komoditas perkebunan dikelola
secara usaha bersama pada satu wilayah dalam kelompok (KUB) atau koperasi,
selanjutnya bermitra usaha dengan pihak lain yang lebih menguntungkan dalam
pendekatan agribisnis utuh, berdaya saing dan berkelanjutan.
Komoditas unggulan perkebunan DIY adalah kelapa, kakao, kopi, jambu mete,
dan tebu, Selain itu komoditas non unggulan dan mempunyai kontribusi
penyumbang produksi dalam jumlah cukup besar antara lain: mendong,
tembakau, serta cengkeh. Kawasan sentra produksi komoditas kelapa dan kakao
berada di wilayah Kabupaten Kulon Progo, untuk komoditas jambu mete dan
kakao berada di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan sentra komoditas
kopi berada di wilayah Kabupaten Sleman dan Kulon Progo.
Tabel II.20
Produksi Komoditas Perkebunan DIY, 2010-2014
No.
Komoditas
Produksi (ton)
2010
2011
55.317,77
56.148,83
388,05
2012
2013
2014
54.711
55.752,71
53.775,40
362,34
801,09
1073,09
865,23
385,9
576,61
470
260,63
452,36
1.
Kelapa
2.
Kopi
3.
Jambu mete
4.
Kakao
1.289,19
1.142,63
1353
1.124,10
1.597,67
5.
Tebu
17.031,34
15.812,18
17.649
15.960,80
14.896,78
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, 2014 (diolah)
20
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Produksi perkebunan di DIY untuk komoditas unggulan sejumlah 71.587,44 ton,
sedangkan produksi seluruh komoditas perkebunan pada Tahun 2014 adalah
sejumlah 80.084,48 ton, dari data tersebut ada kenaikan produksi sejumlah
1.445,79 ton (1,84%), apabila dibandingkan produksi tahun 2013 sejumlah
78.638,69 ton. Namun demikian kenaikan produksi perkebunan belum dapat
memenuhi target produksi Tahun 2014 sejumlah 86.300 ton. Hal ini sebagai
akibat dampak abu vulkanik letusan Gunung Kelud yang menutup daun tanaman
perkebunan, anomaly iklim dan adanya pergeseran pemanfaatan lahan untuk
tanaman non perkebunan.
Dibidang sub sistem agribisnis pengolahan hasil, capaian pembangunan
perkebunan Tahun 2014 untuk produksi gula semut Kulonprogo telah
mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis (IG) dan telah memasuki pasar ekspor
dengan volume ekspor rata-rata mencapai sebesar 45 ton per bulan. Komoditas
lain yang mendapat pengakuan sebagai produk oraganik dan memiliki Sertifikasi
Organik adalah komoditas jambu mete di Gunungkidul dan gula kelapa di
Kulonprogo.
5.
Peternakan
Komoditas strategis peternakan di DIY adalah sapi potong guna mendukung
Program Swasembada Daging Sapi–Kerbau (PSDSK). Kawasan pengembangan
sapi potong berada di Kabupaten Gunungkidul dengan kisaran populasi 43 s.d.
45% dari populasi sapi potong di DIY. Data populasi sapi potong di Provinsi DIY
Tahun 2013 dibandingkan dengan Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Tabel II.21
Populasi Ternak DIY, 2013-2014
Jumlah (ekor)
No.
Jenis Ternak
2013
2014*
1.
Sapi Potong
272.794
302.011
2.
Sapi Perah
4.326
3.900
3
Kambing
369.730
386.198
Sumber: Dinas Pertanian DIY
Populasi sapi potong tahun 2014 naik 10,71% dibanding dengan Tahun 2013.
Kenaikan populasi sapi potong disebabkan oleh keberhasilan inseminasi
buatan (IB) dan penyelamatan betina bunting sehingga memotivasi peternak
untuk meningkatkan populasi. Kenaikan populasi ini juga disebabkan
bertambahnya sapi Peranakan Ongole (PO) sebagai hasil dari adanya kegiatan
pengembangan sapi lokal di Gunungkidul.
Sapi perah dan kambing menjadi komoditas unggulan DIY. Sentra produksi
utama sapi perah di Kabupaten Sleman, sedangkan sentra populasi kambing
berada di kabupaten Kulonprogo. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
bahwa populasi sapi perah pada Tahun 2014 menunjukkan penurunan 9,85%
dibandingkan dengan 2013. Penyebab turunnya populasi ini adalah sebagian
21
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
dari ternak sapi tersebut sudah berusia tua dan tidak produktif lagi sehingga
dilakukan pemotongan. Populasi kambing pada tahun 2014 mengalami
kenaikan 4,45% dibanding 2013 disebabkan oleh upaya-upaya penanganan
kesehatan kambing, bantuan di sentra perbibitan kambing, peningkatan
kualitas pakan baik hijauan maupun pakan penguat/konsentrat, dan
peningkatan manajemen pemeliharaan dengan sistem kandang “panggung”.
6.
Kehutanan
Kawasan hutan negara saat ini seluas 18.715,064 ha atau setara dengan 5,87%
dari total luas wilayah DIY 3.185,18 km². Pengelolaan hutan negara dilaksanakan
oleh UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan seluas 2.356,464 ha,
dan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY seluas 16.358,60 ha. Sesuai
dengan fungsi dan statusnya hutan yang dikelola Dinas Kehutanan dan
Perkebunan DIY dirinci sebagai berikut: Hutan Produksi (HP) seluas 13.411,70 ha,
Hutan Lindung (HL) 2.312,80 Ha dan Hutan Konservasi (HK) berupa Taman Hutan
Raya seluas 634,1 Ha.
Sebaran vegetasi pada wilayah hutan terdiri dari beberapa jenis antara lain jati,
kayu putih, sono keling, pinus, kenanga, mahoni, kemiri, gliricidea, akasia, dan
bambu dengan luas yang bervariasi. Namun demikian tanaman hutan yang
dominan diusahakan pada lahan hutan Negara tersebut adalah jenis jati, kayu
putih dan pinus, sehingga lahan hutan Negara di DIY memiliki potensi
menghasilkan produksi kayu dan non kayu.
Produksi hasil hutan kayu berupa kayu bulat baik jenis jati maupun kayu rimba
lainnya, berasal dari tebangan tak tersangka akibat adanya gangguan hutan yang
berupa pencurian dan barang buktinya dapat diselamatkan, kebakaran, bencana
alam, serta tegakan tinggal jati. Oleh karena itu, potensi unggulan dari sub sektor
kehutanan justru berupa produksi hasil hutan bukan kayu, yaitu minyak kayu
putih.
Potensi tanaman kayu putih seluas 4.508,75 ha dalam kawasan hutan wilayah
Kesatuan Pengelolaan Hutan Yogyakarta, tersebar pada lima Bagian Daerah
Hutan (BDH), yaitu BDH Karangmojo dengan luas 2.325,20 ha, BDH Playen
dengan luas 1.415,10 ha, BDH Paliyan seluas 434,70 ha, BDH Kulon Progo-Bantul
seluas 303,75 dan BDH Panggang seluas 30 ha. Tanaman kayu putih dipungut
daunnya untuk bahan baku empat unit Pabrik Minyak Kayu Putih (PMKP), yaitu
Sendang Mole, Gelaran, Dlingo, dan Kediwung.
Pengelolaan tanaman kayu putih dilakukan dengan model kemitraan bersama
masyarakat, hal ini untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat sekitar
hutan, dan sekaligus memberikan pembinaan kepada masyarakat bahwa dalam
mengusahakan hutan agar tetap memperhatikan kaidah konservasi. Wujud dari
pemberdayaan antara lain dalamhal pemungutan daun kayu putih dilakukan oleh
pesanggem penggarap tanah yang kemudian diberikan kompensasi berupa upah
pungutan.
Selain itu, masyarakat sekitar hutan juga diberi kesempatan untuk menanam
tanaman pangan dengan sistem tumpangsari. Kontribusi sektor kehutanan
dalam mendukung ketersediaan pangan di DIYsebesar 33.878,65 ton per tahun
22
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
(jagung , ketela pohon, kacang tanah, kedelai, dan padi) dan melibatkan
masyarkat petani di sekitar hutan sebagai pesanggem sejumlah 9.981 org yang
tergabung dalam 132 kelompok tani hutan (KTH). Produksi minyak kayu putih
pada tahun 2010-2014 selengkapnya disajikan dalam tabel berikut :
Tabel II.22
Produksi Minyak Kayu Putih di DIY, 2010-2014
Target Produksi
RealisasiProduksi
PAD
(Liter)
(liter)
(Rp)
2010
43.248
43.352
5.028.309.000
2011
44.681
44.957
6.110.306.400
2012
46.138
46.321
7.581.090.000
2013
47.633
44.669
7.330.657.000
2014
47.633
47.641
9.973.126.000
Tahun
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, 2013
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari penjualan minyak kayu putih
pada tahun 2014 sebesar Rp. 9.973.126.000 (Sembilan milyar Sembilan ratus
tujuh puluh tiga juta seratus dua puluh enam ribu rupiah). Apabila dibandingkan
dengan PAD tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 36,05 %. Kenaikan PAD
didukung adanya kenaikan harga lelang minyak kayu putih per liter yang
mencapai Rp.211.000,-/liter.
Hasil inventarisasi tanaman kayu putih pada tahun 2011 menunjukkan bahwa
jumlah pohon per hektar rata-rata sebanyak 1.600 pohon dengan rata-rata
produksi per satuan pohon sebesar 1,1 kg. Peningkatan produksi daun kayu putih
terus dilakukan dengan upaya rehabilitasi dan pengkayaan, sehingga dapat
mencapai populasi ideal tanaman 3.330 pohon per hektar.
C. Sektor Industri Pengolahan
Jumlah Industri Kecil Menengah (IKM) DIY pada tahun 2014 sebanyak 86.087 unit
usaha mengalami peningkatan 2,19% jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang
sebanyak 84.234 unit usaha. Unit usaha tersebut meliputi Industri Pangan, Sandang
dan Kulit, Kimia dan Bahan Bangunan, Logam dan Elektronika, dan Industri Kerajinan.
Jumlah unit usaha terbanyak adalah industri Pangan kemudian diikuti Industri
Kerajinan.
Sektor Industri di DIY mempunyai peranan yang cukup besar dalam penyerapan
tenaga kerja. Sektor tersebut pada tahun 2014 tercatat menyerap 318.858 tenaga
kerjameningkat sebanyak 8.685 orang (2,8%) dari tahun 2013 yang menyerap
sebanyak 310.173 tenaga kerja.
23
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Tabel II.23
Perkembangan IKM di DIY, 2010-2014
IKM
Unit usaha (UU)
Tenaga kerja (orang)
Nilai investasi (Rp 000)
Nilai produksi (Rp 000)
Nilai bahan (Rp 000)
2010
78.122
292.625
878.063.496
2.821.218.797
1.358.293.612
2011
80.056
295.461
1.003.678.054
3.053.031.164
1.352.479.088
2012
82.344
301.385
1.151.820
3.500.662
1.369.114
2013
84.234
310.173
1.064.180
3.294.485
1.449.435
2014
86.087
318.858
1.151.443
3.399.909
1.524.806
Sumber : Disperindagkop dan UKM DIY, 2015
2.1.7. Tema Dan Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2014
A. Tema Pembangunan
Tema Pembangunan Daerah Tahun 2014 ditentukan dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005 - 2025
Pembangunan Daerah Tahun 2014 adalah bagian dari tahapan Lima Tahun II
(2010 - 2014) dan tahapan Lima Tahun III (2015 - 2019) Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Provinsi DIY Tahun 2005 - 2025. Penekanan pada tahapan Lima
Tahun II (2010 - 2014) adalah pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung utama
keunggulan daerah yang memiliki daya dukung berantai positif (backward
effect & forward effect) untuk mendorong kemajuan daerah dan melanjutkan
pembangunan kompetensi SDM yang berdaya saing unggul secara lebih luas
serta menggerakkan potensi ekonomi dan industri unggulan. Sedangkan
penekanan tahapan Lima Tahun III (2015 - 2019) adalah pendayagunaan
kapasitas keunggulan daerah melalui pengerahan SDM dan fasilitas-fasilitas
utama pendukung keunggulan daerah, akselerasi usaha ekonomi dan industri
unggulan, serta penguatan jejaring untuk meningkatkan daya saing keunggulan
daerah.
2. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi (RTRWP) Tahun 2009 - 2029
Pembangunan Daerah Tahun 2014 adalah bagian dari periode pelaksanaan
tahap I (2010-2014) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DIY Tahun 2009 2029, dimana dalam rangka mewujudkan pengembangan kawasan strategis
Nasional dan Provinsi salah satu indikasi program utamanya adalah Rehabilitasi
dan Pengembangan Kawasan Strategis Nasional dan Provinsi dari sudut
Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi dan Sosial Budaya.
3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2012 - 2017
Pembangunan Daerah Tahun 2014 adalah bagian dari RPJMD Tahun 2012 -2017
untuk mewujudkan visi Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter,
Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru.
4. Dinamika dan realita kondisi umum daerah, yang didalamnya mencakup halhal sebagai berikut:
a. Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2012
b. Capaian-capaian pada tahun - tahun sebelumnya
c. Isu Strategis dan masalah mendesak yang harus segera ditangani:
1) Pelestarian dan pengembangan budaya local.
2) Pemerataan dan perluasan pendidikan.
24
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
5.
3) Masih rendahnya derajat kualitas hidup masyarakat:
a) Masih tingginya angka kemiskinan.
b) Pelayanan kesehatan dan pemerataan fasilitas kesehatan yang
belum merata.
c) Pertumbuhan ekonomi yang masih rendah.
4) Peningkatan daya saing pariwisata.
5) Peningkatan pengelolaan pemerintahan secara efisien dan efektif.
6) Peningkatan infrastruktur dan tataruang.
Rencana Kerja Pemerintah RI Tahun 2014 sebagai satu kesatuan rencana
pembangunan nasional, dengan tiga kata kunci (key word) utama tema yaitu:
a. Pemantapan Perekonomian Nasional;
1) Peningkatan daya saing;
2) Peningkatan ketahanan ekonomi;
3) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
b. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan;
1) Pembangunan SDM;
2) Penurunan kemiskinan dan pengangguran;
3) Mitigasi bencana;
4) Peningkatan kesejahteraan rakyat lainnya.
c. Pemeliharaan Stabilitas Sosial dan Politik.
1) Membaiknya kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi;
2) Memantapkan penegakan hukum, pertahanan, dan pelaksanaan Pemilu
2014.
2.2. Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan
Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah daerah sebagaimana ditetapkan dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah menimbulkan
hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang. Hal ini menyebabkan perlunya
pengelolaan keuangan daerah dalam sebuah sistem. Pengelolaan keuangan daerah merupakan
sub sistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen pokok dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Selain kedua undang-undang tersebut, terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang
menjadi acuan pengelolaan keuangan daerah. Peraturan perundangan tersebut antara lain: (i)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; (ii) Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; (iii)Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan (iv) Peraturan Pemerintah
Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Selanjutnya secara teknis,
pengelolaan keuangan daerah mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
25
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Sumber-sumber keuangan yang menjadi penerimaan pemerintah daerah yang terdiri atas
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah, diatur
dalam Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah. Penerimaan pemerintah daerah tersebut merupakan sumber
pendapatan yang sangat diperlukan guna terselenggaranya pemerintahan, pembangunan,
pemberdayaan masyarakat, dan pelayanan publik. Dalam hal ini, ketersediaan sumber keuangan
tersebut harus sebanding dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pemerintahan. PAD bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam
mengoptimalkan potensi pendanaan daerah sendiri dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai
perwujudan asas desentralisasi. Dana Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang
bersumber dari APBN yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan
Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu daerah
dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber
pendanaan pemerintahan antar daerah. Ketiga komponen Dana Perimbangan ini merupakan
bagian dari transfer ke daerah dari Pemerintah.
Struktur APBD Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 mengacu kepada ketentuan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah serta
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Sesuai dengan peraturan
perundangan dimaksud, struktur APBD Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 terdiri
atas: (1)Pendapatan; (2) Belanja; dan (3) Pembiayaan.
Pendapatan terdiri atas : (1) Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Pajak Daerah, Hasil
Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan
asli daerah yang Sah; (2) Dana Perimbangan yang berasal dari Dana Bagfi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; (3) Lain-lain Pendapatan Daerah
yang Sah yang berasal dari Pendapatan Hibah, dan Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus.
Belanja terdiri atas: (1) Belanja Tidak Langsung yang di dalamnya terdiri atas Belanja Pegawai,
Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa, Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Desa, dan Belanja Tidak Terduga; dan (2) Belanja Langsung yang di dalamnya terdiri atas Belanja
Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal.
Pembiayaan terdiri atas: (1) Penerimaan Pembiayaan Daerah yang di dalamnya terdiri atas Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya, Pencairan Dana Cadangan, Penerimaan
Kembali Investasi Dana Bergulir, dan Penerimaan dari Biaya Penyusutan Kendaraan; dan (2)
Pengeluaran Pembiayaan Daerah yang digunakan untuk Penyertaan Modal (investasi)
Pemerintah Daerah.
2.2.1. Kebijakan Pendapatan Daerah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pendapatan Daerah terdiri dari:
a. Pendapatan Asli Daerah
b. Dana Perimbangan
c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
26
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Acuan utama dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah adalah Undang-undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang memberikan
panduan dalam menentukan jenis pajak dan retribusi di daerah, Undang-undang tersebut
bersifat closed list artinya bahwa jenis pajak dan retribusi daerah yang diijinkan untuk
dipungut hanya berdasarkan Undang-undang dimaksud, selain itu perluasan jenis pajak
dan retribusi juga pengenaan tariff harus pula tidak menyebabkan ekonomi biaya tinggi
dan/atau menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang dan jasa antar daerah dan
kegiatan ekspor-impor.
Seiring dengan perubahan jaman yang semakin dinamis dan tuntutan masyarakat yang
semakin kritis maka dituntut pula penyediaan anggaran untuk pembiayaan pembangunan
yang semakin besar pula, Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta telah
melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah yakni dengan :
1. Penyesuaian tarif pajak dan retribusi daerah sesuai dengan perkembangan
perekonomian yang diimbangi pula dengan peningkatan pelayanan kepada
masyarakat;
2. Penggalian sub jenis retribusi dan lain-lain pendapatan daerah baru sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
3. Pemberdayaan barang milik daerah agar memberikan kontribusi yang besar terhadap
pendapatan daerah;
4. Meningkatkan fasilitasi terhadap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk
meningkatkan kinerja perusahaan;
5. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat agar, porsi dana perimbangan dan
transfer ke daerah meningkat dari tahun ke tahun.
Selain upaya-upaya tersebut di atas juga dilakukan peningkatan koordinasi dengan SKPDSKPD berpendapatan untuk selalu dan terus menerus melakukan perbaikan-perbaikan
manajemen
pengelolaan
penerimaan
pendapatan
daerah
baik
meliputi
rehabilitasi/pemeliharaan obyek pendapatan daerah, mekanisme pemungutan dan
penyetoran pendapatan daerah, pembinaan sumber daya manusia maupun aplikasi
software pengelolaan pendapatan daerah. Bagi SKPD berpendapatan juga didorong untuk
mendukung program pemerintah dalam upaya memberikan iklim yang kondusif untuk
investasi dan perkembangan dunia usaha.
2.2.1.1. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah
Rencana pendapatan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada
Tahun 2014 sebagaimana tertuang di dalam APBD DIY Tahun Anggaran 2014
adalah sebesar Rp3.155.760.939.182,27 dan dapat direalisasikan sebesar
Rp3.139.871.880.417,26. Dari angka target dan realisasi pendapatan tersebut
dapat diketahui bahwa capaian realisasi pendapatan Tahun 2014 tidak mencapai
target yang ditentukan atau sebesar 99,50%. Realisasi Pendapatan Pemerintah
Daerah DIY tahun 2014 tersebut berasal dari:
a. Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp1.464.604.954.200,26.
b. Pendapatan Dana Perimbangan sebesar Rp1.013.811.389.590,00
c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah sebesar Rp661.455.536.627,00.
Uraian dari masing-masing kelompok Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut:
27
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
a. Pendapatan Asli Daerah
Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemandirian daerah adalah
dengan mengukur tingkat kemampuan keuangan daerah dalam pembiayaan
pembangunan, selain itu semakin tinggi pendapatan asli daerah maka
semakin kecil tingkat ketergantungan daerah terhadap dana perimbangan
dan transfer pusat ke daerah. Peran pendapatan asli daerah sangat vital
dalam pembangunan daerah, namun demikian sektor pajak daerah masih
menempati urutan teratas dalam memberikan kontribusi terhadap total
penerimaan pendapatan asli daerah.
Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang berasal dari: (i) Pajak
daerah; (ii) Hasil Retribusi Daerah; (iii) Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah
yang Dipisahkan; serta (iv) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
Penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada
Tahun anggaran 2014 direncanakan sebesar Rp1.342.290.475.580,27 dan
dapat direalisasikan lebih besar dari yang direncanakan semula yaitu sebesar
Rp1.464.604.954.200,26 atau tercapai sebesar 109,11%.
1) Pajak Daerah
Pajak Daerah terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak
Air Permukaan direncanakan sebesar Rp1.202.117.342.494,00 dan realisasi
sebesar Rp1.291.664.420.808,00 sehingga lebih dari rencana sebesar
Rp89.547.078.314,00 atau 7,45%.
Jenis penerimaan pajak daerah terdiri dari :
a) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB):
Pajak
Kendaraan
Bermotor
(PKB)
dianggarkan
sebesar
Rp499.549.555.000,00 dan realisasi sebesar Rp521.733.334.200,00
sehingga lebih dari rencana sebesar Rp22.183.779.200,00 atau 4,44%.
Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor mengalami kenaikan karena
adanya penambahan kendaraan bermotor pada tahun 2014 dan
adanya kemudahan atau fasilitas mengurus pajak kendaraan bermotor
juga akan mempengaruhi laju pertambahan pendapatan daerah dari
pajak kendaraan bermotor.
b) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB):
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dianggarkan sebesar
Rp454.436.825.000,00 dan realisasi sebesar Rp461.683.119.850,00
sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp7.246.294.850,00 atau 1,59%.
Kenaikan ini terjadi karena adanya perubahan tarif BBN-KB I
(kendaraan baru) berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak dan Retribusi Daerah dan adanya pertumbuhan kenaikan
kedaraan bermotor baru.
c) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB):
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB) dianggarkan sebesar
Rp160.000.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp203.174.965.469,00
sehingga lebih dari anggaran sebesar Rp43.174.965.469,00 atau
26,98%.
28
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Kenaikan ini terjadi karena meningkatnya jumlah pemakaian Bahan
Bakar Minyak pada Tahun 2014 seiring dengan meningkatnya jumlah
kendaraan bermotor.
d) Pajak Air Permukaan (PAP):
Pajak Air Permukaan (PAP) ditargetkan sebesar Rp160.000.000,00 dan
realisasi sebesar Rp218.396.300,00 sehingga melebihi target sebesar
Rp58.396.300,00 atau 36,50%.
e) Pajak Rokok
Pajak Rokok ditargetkan sebesar Rp87.970.962.494,00 dan realisasi
sebesar Rp104.854.604.989,00 atau 119,19% sehingga melebihi target
sebesar Rp16.883.642.495,00.
2) Retribusi Daerah
Penerimaan Retribusi Daerah dianggarkan sebesar Rp40.682.507.208,00
dan realisasi sebesar Rp44.595.094.779,94 sehingga lebih dari anggaran
sebesar Rp3.912.587.571,94 atau 9,62%.
Retribusi Daerah terdiri dari Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha
dan Retribusi Perizinan Tertentu.
a) Retribusi Jasa Umum
Retribusi Jasa Umum dianggarkan sebesar Rp5.003.323.460,00 dan
realisasi sebesar Rp6.554.368.147,33 sehingga lebih dari anggaran
sebesar Rp1.551.044.687,00 atau 31,00%.
Dalam Retribusi Jasa Umum hanya ada tiga kelompok yaitu Retribusi
Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang, dan
Retribusi Pelayanan Pendidikan.
b) Retribusi Jasa Usaha
Retribusi Jasa Usaha dianggarkan sebesar Rp34.847.739.748,00 dan
realisasi sebesar Rp37.039.056.132,61 sehingga lebih dari anggaran
sebesar Rp2.191.316.384,61 atau 6,29%.
Kenaikan ini disebabkan oleh adanya pergeseran obyek retribusi yang
dahulu masuk pada jenis retribusi jasa umum, dengan diberlakukannya
UU 28 Tahun 2009 masuk dalam kelompok retribusi jasa usaha.
Peningkatan penerimaan retribusi ini berasal dari pemakaian kekayaan
daerah,
tempat
penginapan/pesanggrahan/villa,
peningkatan
pelayanan pelabuhan dan tempat rekreasi dan olah raga, penjualan
produksi usaha daerah, retribusi bibit/benih dan sewa lahan dan rumah
dinas. Termasuk jasa pelayanan Bus Trans Jogja yang ada pada jenis
retribusi ini.
c)
Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi Perizinan Tertentu dianggarkan sebesar Rp831.444.000,00
dan realisasi sebesar Rp1.001.670.500,00 sehingga lebih dari anggaran
sebesar Rp170.226.500,00 atau 20,47%.
29
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Penerimaan Perizinan Tertentu berdasakan UU 28 Tahun 2009 hanya
terdiri dari Ijin Trayek, Ijin Jasa Usaha perikanan dan perpanjangan
IMTA (Ijin Memperkerjakan Tenaga Asing).
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan berasal
dari PD. Tarumartani, Bank BPD, PT. Anindya Mitra Internasional, PT.
Yogya Indah Sejahtera, PT. Asuransi Bangun Askrida dan Badan Usaha
Kredit Pedesaan (BUKP). Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan dianggarkan sebesar Rp48.063.944.818,32 dan realisasi
sebesar Rp48.247.880.493,70 sehingga lebih dari anggaran sebesar
Rp183.935.675,38 atau 0,38% dengan rincian sebagai berikut:
a) Bank Pembangunan Daerah.
Realisasi pendapatan Bank Pembangunan Daerah DIY Tahun 2014
sebesar 100,00% yaitu sebesar Rp43.220.540.695,24 dari target yang
dianggarkan.
b) PD Taru Martani.
Realisasi pendapatan PD Taru Martani Tahun 2014 sebesar 45,71%
yaitu sebesar Rp40.404.234,00 dari target yang dianggarkan sebesar
Rp88.400.000,00.
c) PT Anindya Mitra Internasional.
Pada tahun 2014, Bagian Laba dari PT Anindya Mitra Internasional
direncanakan sebesar Rp164.474.866,00, sedangkan realisasinya
sebesar Rp400.000.000,00 atau 243,20%. Penerimaan tersebut
merupakan pembayaran Piutang Deviden PT. AMI kepada Pemda DIY.
d) PT Yogya Indah Sejahtera (YIS).
Pada Tahun anggaran 2014 realisasi pendapatan PT Yogya Indah
Sejahtera (YIS) sebesar 100% yaitu Rp455.000.000,00 dari target yang
ditetapkan.
e) PT Asuransi Bangun Askrida.
Realisasi pendapatan dari Bagian Laba PT Asuransi Bangun Askrida
tahun 2014 sebesar Rp166.882.993,00 atau 100,00% dari target yang
ditetapkan.
f) Badan Usaha Kredit Perdesaan (BUKP)
Badan Usaha Kredit Perdesaan didirikan oleh Pemerintah Provinsi DIY
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 1989 tentang Badan
Usaha Kredit Perdesaan yang bertujuan untuk ikut serta
mengembangkan
perekonomian
masyarakat
dengan
cara
mendekatkan permodalan kepada masyarakat. Pada Tahun 2014,
BUKP
mampu
memberikan
kontribusi
PAD
sebesar
Rp3.965.052.571,46 kurang dari target yang ditetapkan sebesar
Rp3.968.646.264,08.
30
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
4) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah merupakan
penerimaan pendapatan yang diperoleh oleh Pemerintah Daerah dari
Pendapatan Asli Daerah di luar Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Perusahaan Milik Daerah, dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan. Regulasi yang mendasari penerimaan pendapatan ini adalah
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2014
tentang Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebagai mandat Pasal
158 ayat (3) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah terdiri
atas:
a) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan;
b) Jasa Giro;
c) Penerimaan Bunga Deposito;
d) Tuntutan Ganti Rugi Daerah;
e) Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan;
f) Pendapatan Denda Retribusi;
g) Pendapatan dari Pengembalian;
h) Pendapatan dari Penyelenggaraan Diklat;
i) Hasil Pengelolaan Dana Bergulir;
j) Pendapatan dari Pengelolaan BLUD;
k) Pendapatan dari Pengelolaan BUKP;
l) Pendapatan dari Pengelolaan Barang Milik Daerah;
m) Pendapat Denda Lain-lain ;
n) Tindak Lanjut Hasil Temuan;
o) Penerimaan Lain-lain.
Pendapatan yang direncanakan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
Sah pada Tahun Anggaran 2014 adalah sebesar Rp51.426.681.059,95.
Sedangkan realisasinya adalah sebesar Rp80.097.558.118,62 atau tercapai
sebesar 155,75%.
b. Pendapatan Transfer
Pendapatan Transfer adalah penerimaan yang berasal dari Pemerintah Pusat,
dianggarkan sebesar Rp1.804.501.052.202,00 dengan realisasi sebesar
Rp1.666.443.974.080,00 sehingga kurang dari anggaran sebesar
Rp138.057.078.122,00.
Pendapatan Transfer antara lain bersumber dari:
1) Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak dianggarkan sebesar
Rp109.172.328.649,00 dan realisasi sebesar Rp76.756.229.590,00,
sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp32.416.099.059,00 atau
29,69%.
2) Dana Alokasi Umum, secara keseluruhan direncanakan sebesar
Rp899.923.550.000,00 dan terealisasi 100%.
31
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
3) Dana Alokasi Khusus, secara keseluruhan direncanakan sebesar
Rp37.131.610.000,00 dan terealisasi 100%.
4) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dianggarkan sebesar
Rp758.273.563.553,00 dan realisasi sebesar Rp652.632.584.490,00 atau
86,07% dari anggaran yang ditetapkan.
c.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain - lain Pendapatan Daerah yang Sah berasal dari Pendapatan Hibah dari
Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri dan Pendapatan Hibah dari Luar
Negeri secara keseluruhan direncanakan sebesar Rp8.969.411.400,00 dengan
realisasi sebesar Rp8.822.952.137,00 sehingga kurang dari yang direncanakan atau
98,37%.
2.2.1.2. Upaya Pencapaian Target
Pencapaian target PAD dapat di tempuh dengan melakukan intensifikasi dan
ekstensifikasi terhadap sumber-sumber pendapatan. Intensifikasi dikaitkan dengan
usaha untuk melakukan pemungutan yang intensif, yaitu secara ketat, giat dan
teliti, sedangkan ekstensifikasi berhubungan dengan usaha untuk menggali
sumber-sumber pendapatan baru. Strategi yang ditempuh dalam meningkatkan
pendapatan daerah adalah melalui:
a. Perbaikan manajemen terhadap semua potensi pendapatan daerah yang
kemudian dapat langsung direalisasikan, dengan manajemen profesional di
bidang sumber daya manusia yang diikuti dengan kemudahan pengoperasian
alat bantu canggih sehingga prosedur dapat disederhanakan;
b. Peningkatan investasi dengan membangun iklim usaha yang kondusif dalam
hal ini ketersediaan data serta sarana penunjang sehingga jangkauan investasi
dapat merata.
2.2.1.3. Permasalahan dan Solusi
Secara umum target pendapatan daerah yang bersumber dari pendapatan asli
daerah mampu mencapai target yang ditetapkan, namun demikian dalam rangka
lebih memacu peningkatan pendapatan tentu harus pula mengurai kendalakendala yang secara umum dihadapi oleh SKPD berpendapatan. Kendala yang
dihadapi antara lain :
1. Kurangnya apresiasi SKPD berpendapatan tentang upaya mencari strategi
dalam memberdayakan barang milik daerah atau kewenangan yang
dimilikinya, sehingga kecenderungan dalam penetapan tariff dan target
pendapatan terlalu rendah;
2. Kurangnya sumber daya manusia yang memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan
dalam mengelola obyek pendapatan daerah;
3. Monitoring dan pengawasan pemungutan dan penyetoran pendapatan daerah
yang kurang intensif;
4. Banyaknya aset/barang milik daerah kewenangan SKPD berpendapatan dalam
kondisi kurang terawat;
32
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Berdasarkan kendala tersebut di atas, secara bertahap telah dilakukan upaya
perbaikan antara lain :
1. Pencantuman fungsi pada SKPD berpendapatan agar melakukan pemungutan
penerimaan bukan pajak daerah (pajak daerah dikelola oleh SKPD-DPPKA)
sehingga tidak lagi terjadi perdebatan antara apakah SKPD berhak melakukan
pengelolaan pendapatan daerah ataukah tidak dapat melakukan pengelolaan
obyek pendapatan;
2. Memberikan pelatihan dan koordinasi intensif kepada bedahara penerimaan
dan pengelola obyek pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan fungsi
dan tanggungjawabnya.
3. Menyusun dan mengembangan aplikasi STS online berbasis accrual pada SIPKD
untuk memudahkan menatausahakan pendapatan daerah;
4. Memberikan masukan kepada TAPD, agar secara bertahap mengalokasikan
anggaran belanja untuk rehabilitasi obyek pendapatan daerah dan penyedian
anggaran rutin untuk pemeliharaan berkala.
Selain itu dalam rangka meningkatkan pelayanan pembayaran PKB/BBNKB oleh
wajib pajak, telah dilakukan upaya untuk memudahkan wajib pajak dalam
membayar kewajibannya yakni dengan membuka gerai di pusat perbelanjaan,
gerai drivethru, SMS 9600, bus samsat keliling, system online kesamsatan, dan
juga dalam even-even perayaan sekaten dan hari jadi kabupaten/kota. Sedangkan
untuk perimbangan keuangan dilakukan koordinasi intensif ke pemerintah pusat
maupun kantor regional di daerah agar porsi bagi hasil maupun transfer dari pusat
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
2.2.2. Kebijakan Belanja Daerah
Sesuai dengan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2014, belanja daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan
perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya
memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang
layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Pelaksanaan urusan wajib
dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan.
Pemerintah Daerah menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam
konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan,
yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan
memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Program dan kegiatan
harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung
dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari
aspek indikator, tolok ukur dan target kinerjanya. Peningkatan alokasi anggaran
belanja yang direncanakan oleh setiap SKPD harus terukur yang diikuti dengan
peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
33
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Pada Tahun 2013 Pemda DIY pertama kali mendapatkan Dana Keistimewaan sesuai
dengan amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 Keistimewaan Daerah
Istimewa Yoyakarta. Kewenangan dalam urusan Keistimewaan tersebut meliputi:
1. Tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas dan wewenang Gubernur dan
Wakil Gubernur;
2. Kelembagaan Pemerintah Daerah DIY;
3. Kebudayaan;
4. Pertanahan;
5. Tata Ruang.
Isu strategis berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah pada tahun 2014 yang tertuang
dalam buku III adalah:
1. Penyediaan infrastruktur yang mengurangi kesenjangan antar wilayah dengan
kegiatan strategis fasilitas keselamatan jalan dijalur PANSELA.
2. Pengembangan penghidupan penduduk miskin dan rentan (Transformasi
Program pemberdayaan Masyarakat) dengan kegiatan strategis (1) Bantuan
Pemberdayaan Masyarakat bagi Fakir miskin dalam bentuk KUBE dan stimulant
UEP di daerah perdesaan; dan (2) pembinaan gizi masyarakat.
3. Low cost emission car dengan kegiatan strategis pemasangan ATCS simpang.
4. Peningkatan kesejahteraan petani/nelayan dengan kegiatan strategis (1)
Diversifikasi konsumsi pangan lokal; (2) Optimalisasi ketersediaan pangan dalam
rangka penanganan desa rawan pangan; (3) peningkatan produksi padi dan
jagung dalam mendukung swasembada pangan; (4) Peningkatan produksi
perikanan tangkap melalui pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan
usaha; (5)Peningkatan produksi ternak dalam mendukung swasembada daging.
Dengan mempertimbangan hal-hal di atas maka ditetapkan tema pembangunan DIY
pada tahun 2014 adalah: ”Memantapkan perekonomian daerah dan stabilitas sosial
politik menuju Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya,
Maju, Mandiri dan Sejahtera”.
Gambar II.8
Kerangka Pikir Keselarasan Isu Strategis dengan Key Word Tema Tahun 2014
34
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Memantapkan perekonomian daerah dimaknai sebagai upaya mendorong kegiatan
perekonomian daerah sehingga memiliki basis ekonomi yang bisa diandalkan, tidak
mudah goncang (tidak mudah terombang ambing) akibat perubahan global dan
perubahan nasional. Selain itu memantapkan perekonomian daerah juga dimaknai
sebagai upaya membangun & memantapkan dasar SDM yang unggul, mengentaskan
kemiskinan, terus menekan angka pengangguran, dan mengurangi kesenjangan
pembangunan antar daerah.
Memantapkan stabilitas sosial politik dimaknai sebagai upaya memelihara dan
memantapkan stabilitas politik, sosial, budaya, keamanan, ketertiban, dan
ketentraman masyarakat melalui upaya penegakan hukum secara konsisten dan
transparan, serta pengembangan kehidupan masyarakat yang religius dan harmonis
dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang toleran dan terbuka.
Menuju Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju,
Mandiri dan Sejahtera dimaknai sebagai upaya mengarahkan kepada perwujudan visi
jangka menengah daerah Tahun 2012-2017. Lebih berkarakter dimaknai sebagai
kondisi masyarakat yang lebih memiliki kualitas moral tertentu yang positif,
memanusiakan manusia sehingga mampu membangun kehidupan yang bermanfaat
bagi dirinya dan bagi orang lain. Pengertian lebih berkarakter sebenarnya berkorelasi
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan berbudaya, karena kararkter
akan terbentuk melalui budaya. Berbudaya dimaknai sebagai kondisi dimana budaya
lokal mampu menyerap unsur-unsur budaya asing, serta mampu memperkokoh
budaya lokal, yang kemudian juga mampu menambah daya tahan serta
mengembangkan identitas budaya masyarakat setempat dengan kearifan lokal (local
wisdom) dan keunggulan lokal (local genius).
Berbudaya juga dimaknai sebagai upaya pemberadaban melalui proses inkulturasi
dan akulturasi. Inkulturasi adalah proses internalisasi nilai-nilai tradisi dan upaya keras
mengenal budaya sendiri, agar berakar kuat pada setiap pribadi, agar terakumulasi
dan terbentuk menjadi ketahanan budaya masyarakat. Sedangkan akulturasi adalah
proses sintesa budaya lokal dengan budaya luar, karena sifat lenturnya budaya lokal,
sehingga secara selektif mampu menyerap unsur-unsur budaya luar yang memberi
nilai tambah dan memperkaya khasanah budaya lokal.
Maju dimaknai sebagai masyarakat yang makmur secara ekonomi sehingga perlu
dikembangkan pembangunan bidang perekonomian baik yang menyangkut industri,
perdagangan, pertanian, dan sektor jasa lainnya yang ditopang dengan pembangunan
sarana prasarana ekonomi. Masyarakat yang maju adalah juga masyarakat yang
tingkat pengetahuan dan kearifan tinggi yang ditandai dengan tingkat pendidikan dan
tingkat partisipasi pendidikan penduduknya serta jumlah dan kualitas tenaga ahli dan
tenaga professional yang dihasilkan oleh sistem pendidikan yang tinggi. Masyarakat
yang maju juga merupakan masyarakat yang derajat kesehatannya tinggi, laju
pertumbuhan penduduk kecil, angka harapan hidup tinggi dan kualitas pelayanan
sosial baik. Di samping itu, masyarakat yang maju adalah masyarakat yang memiliki
sistem dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap, terjamin hak-haknya,
terjamin keamanan dan ketenteramannya, juga merupakan masyarakat yang peran
sertanya dalam pembangunan di segala bidang nyata dan efektif. Selain hal-hal
tersebut, masyarakat yang maju adalah masyarakat kehidupannya didukung oleh
35
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
infrastruktur yang baik, lengkap dan memadai. DIY yang Maju juga dimaknai sebagai
masyarakat sejahtera secara ekonomis, karena pembangunan perekonomiannya
berbasis pada ilmu pengetahuan.
Konsekuensinya lembaga perguruan tinggi harus menjadi pusat keunggulan --center
of excelence-- yang sekaligus memiliki tiga predikat, sebagai teaching, research and
entrepreneurial university. Mandiri adalah kondisi masyarakat yang mampu
memenuhi kebutuhannya (self-help), mampu mengambil keputusan dan tindakan
dalam penanganan masalahnya, mampu merespon dan berkontribusi terhadap upaya
pembangunan dan tantangan zaman secara otonom dengan mengandalkan potensi
dan sumberdaya yang dimiliki. Masyarakat sudah tidak bergantung sepenuhnya
kepada pemerintah daerah dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahannya
dan dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya. Masyarakat Mandiri juga ditandai
dengan civil society yang kuat, agar mampu menjalankan sebagai jembatan antara
rakyat dengan negara. Civil society yang mampu mencegah otoritas negara tidak
memasuki domain society secara berlebihan, dan yang mampu menjalankan peran
sebagai suplemen dan komplemen dari negara.
Kemudian sejahtera dimaknai sebagai kondisi masyarakat yang relatif terpenuhi
kebutuhan hidupnya baik spiritual maupun material secara layak dan berkeadilan
sesuai dengan perannya dalam kehidupan. Sedangkan menyongsong Peradaban Baru
dimaknai sebagai awal dimulainya harmonisasi hubungan dan tata laku antar-sesama
rakyat, antara warga masyarakat dengan lingkungannya, dan antara insan dengan
Tuhan Yang Maha Pencipta, serta kebangkitan kembali kebudayaan yang maju, tinggi
dan halus, serta adiluhung.
Untuk mendukung pelaksanaan tema pembangunan tersebut di atas, ditetapkan
prioritas pembangunan Provinsi DIY Tahun 2014 adalah:
1. Reformasi birokrasi dan tata kelola;
Prioritas ini ditetapkan untuk mewujudkan pemerintahan yang responsif,
transparan, dan akuntabel, serta dalam rangka mendukung terlaksananya tata
kelola SKPD yang lebih baik dan mempertahankan opini Wajar Tanpa
Pengecualian.Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung misi 3 RPJMD
2012-2017 (Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik).
2. Pendidikan;
Prioritas ini ditetapkan untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang
berkualitas melalui:
a. Peningkatan aksesibilitas pelayanan pendidikan terutama di kantong-kantong
kemiskinan;
b. Peningkatan Melek Huruf
c. Daya Saing Pendidikan meningkat.
Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 1 RPJMD
2012-2017 (Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan).
3. Kesehatan;
Prioritas ini ditetapkan dalam rangka meningkatkan:
a. Peningkatan aksesibilitas pelayanan kesehatan penduduk miskin terutama di
kantong-kantong kemiskinan;
36
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
4.
5.
6.
7.
8.
9.
b. Kualitas dan aksesibilitas kesehatan bagi masyarakat;
c. Aksesibilitas dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi;
Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 1 RPJMD
2012-2017 (Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan).
Penanggulangan kemiskinan;
Prioritas ini ditetapkan dalam rangka menurunkan jumlah penduduk miskin
terutama di daerah kantong-kantong kemiskinan dan dalam rangka
meningkatkan:
a. Kemandirian dan keberdayaan masyarakat;
b. Kualitas pengelolaan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial;
c. Kualitas pengelolaan ketenagakerjaan;
d. Kualitas pengelolaan ketransmigrasian;
Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 1 RPJMD
2012-2017 (Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan).
Ketahanan pangan;
Prioritas ini ditetapkan dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan secara
bertahap, dengan memantapkan aspek ketahanan pangan, yang meliputi
ketersediaan/cadangan pangan, distribusi/akses pangan, dan kecukupan
konsumsi energi dan protein untuk masyarakat. Disamping itu, prioritas ini juga
untuk mendukung keberhasilan misi 2 RPJMD 2012-2017 (Menguatkan
perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan
kreatif).
Infrastruktur;
Prioritas ini ditetapkan dalam rangka mewujudkan ketersediaan infrastruktur
yang memadai baik kuantitas dan kualitas, pemerataan prasarana dan sarana
publik terutama di daerah kantong-kantong kemiskinan, serta dalam rangka
meningkatkan kemanfaatan ruang. Disamping itu, prioritas ini juga untuk
mendukung keberhasilan misi 4 RPJMD 2012-2017 (Memantapkan prasarana dan
sarana daerah).
Iklim investasi dan usaha;
Prioritas ini ditetapkan dalam rangka mewujudkan peningkatan ketahanan
ekonomi masyarakat, kepariwisataan yang berdaya saing tinggi, dan
perekonomian daerah yang adaptif dan tidak mudah terombang
ambing.Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 2
RPJMD 2012-2017 (Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan
semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif).
Energi;
Prioritas ini ditetapkan dalam rangka memperluas akses masyarakat terhadap
energi terutama energi baru terbarukan, dan meningkatkan rasio elektrifikasi
serta efisiensi konsumsi energi.Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung
keberhasilan misi 4 RPJMD 2012-2017(Memantapkan prasarana dan sarana
daerah).
Lingkungan hidup dan bencana;
Prioritas ini ditetapkan dalam rangka mewujudkan pembangunan daerah yang
berwawasan
lingkungan,
dan
ketahanan
masyarakat
terhadap
37
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
bencana.Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi 4
RPJMD2012-2017 (Memantapkan prasarana dan sarana daerah).
10. Daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik;
Prioritas ini ditetapkan dalam rangka meningkatkan keberpihakan pemerintah
untuk mengembangkan wilayah yang relatif tertinggal dan miskin di daerahnya,
sehingga diharapkan wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang
lebih cepat dan dapat mengurangi ketertinggalan pembangunannya dengan
daerah lain. Disamping itu, prioritas ini juga untuk mendukung keberhasilan misi
4 RPJMD2012-2017 (Memantapkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya
meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
dan kesesuaian Tata Ruang).
11. Kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi.
Prioritas ini ditetapkan dalam rangka mengembangkan dan melestarikan budaya
lokal, kawasan budaya, dan benda cagar budaya.Disamping itu, prioritas ini juga
untuk mendukung keberhasilan misi 1 RPJMD 2012-2017 (Membangun
peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan).
Sementara prioritas pembangunan nasional yang akan mendukung pelaksanaan RKP
Tahun 2014 akan bertumpu pada 11 prioritas nasional yaitu: (1) Reformasi Birokrasi
dan Tata Kelola; (2) Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Penanggulangan Kemiskinan; (5)
Ketahanan Pangan; (6) Infrastruktur; (7) Iklim Investasi dan Usaha; (8) Energi; (9)
Lingkungan Hidup dan Bencana; (10) Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluas, dan
PascaKonflik; (11) Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi, serta 3 Prioritas
Lainnya yaitu (1) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; (2) Bidang Perekonomian
dan; (3) Bidang Kesejahteraan Rakyat, sebagaimana tertuang di dalam RPJMN 20102014.
Tabel II.24
Realisasi Belanja Menurut SKPD Tahun Anggaran 2014
No
SKPD
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1
Dinas Pendidikan
278.608.883.689,00
259.607.504.406,00
93,18
2
Dinas Kesehatan
130.729.557.193,00
98.333.143.745,00
75,22
3
Rumah Sakit Grhasia
31.075.062.079,00
29.028.660.523,00
93,41
4
Dinas PU, Perum dan Energi SDM
503.657.700.808,00
410.288.383.118,00
81,46
5
Bappeda
24.373.703.317,00
22.830.292.152,00
93,67
6
Dinas
111.078.079.320,92
107.596.875.612,00
96,87
16.604.081.305,00
15.355.782.636,00
92,48
Perhubungan,
Komunikasi
dan
Informatika
7
Badan Lingkungan Hidup
8
Badan
Pemberdayaan
Perempuan
dan
Masyarakat
13.513.553.896,00
12.887.881.528,00
95,37
9
Dinas Sosial
57.368.969.885,00
53.209.615.697,00
92,75
10
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
50.530.971.452,00
47.682.699.312,00
94,36
11
Disperindagkop
27.882.862.942,00
26.664.408.605,00
95,63
12
Badan Kerjasama dan Penanaman Modal
15.384.026.406,00
14.765.162.615,00
95,98
13
Dinas Kebudayaan
408.481.993.909,00
240.708.960.958,00
58,93
38
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
No
SKPD
Anggaran (Rp)
14
Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan
Masyarakat
11.515.758.256,00
Realisasi (Rp)
%
10.811.364.924,00
93,88
15
Satuan Polisi Pamong Praja
9.675.021.169,00
9.284.423.444,00
95,96
16
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
17.978.226.718,00
16.885.977.089,00
93,92
17
DPRD
16.211.786.400,00
15.792.544.052,00
97,41
18
Gubernur dan Wakil Gubernur
2.102.136.297,00
2.102.124.919,00
100,00
19
Sekretariat Daerah
105.271.973.222,00
82.893.096.636,94
78,74
20
Sekretariat DPRD
50.557.555.462,00
38.136.350.934,00
75,43
21
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
120.854.996.650,00
113.423.335.786,00
93,85
22
Aset
Badan Pendidikan dan pelatihan
15.684.076.907,00
15.068.866.334,00
96,08
23
Inspektorat
10.046.383.491,00
9.676.221.269,00
96,32
24
Badan Kepegawaian Daerah
97.988.360.213,00
96.341.646.453,00
98,32
25
PPKD
1.140.642.291.695,85
1.047.658.384.887,47
91,85
26
Badan Ketahanan pangan dan Penyuluhan
13.259.642.463,00
12.697.221.569,00
95,76
27
Badan Perpustakaan dan Arsip
38.182.594.872,00
35.686.361.075,00
93,46
28
Dinas Pertanian DIY
55.567.462.581,00
52.053.687.789,00
93,68
29
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
41.190.806.855,00
39.159.442.274,00
95,07
30
Dinas Pariwisata
13.696.236.128,00
12.763.791.198,00
93,19
31
Dinas Kelautan dan Perikanan
37.030.706.688,00
31.674.108.881,00
85,53
3.466.745.462.269,76
2.981.068.320.421,41
85,99
JUMLAH
2.2.2.1. Permasalahan dan Solusi
1. Permasalahan
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2013, Belanja daerah disusun
untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang menjadi
kewenangan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, yang terdiri
dari urusan wajib dan urusan pilihan. Permasalahan yang dihadapi dalam
penyusunan dan implementasi belanja daerah antara lain:
a. Pengalokasian belanja daerah yang terkait dengan kewenangan antara
pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.
Dalam rangka mengurangi angka kemiskinan di DIY sebesar 2% (dua
perseratus), APBD DIY telah dialokasikan anggaran belanja untuk
didistribusikan kepada masyarakat melalui mekanisme APBD
Kabupaten/kota.
Pada
pelaksanaannya
terjadi
perbedaan
persepsi/penafsiran terhadap peraturan perundangan yang berlaku,
terkait dengan pengalokasian anggaran belanja pada rekening bantuan
keuangan bersifat khusus pada APBD DIY dan pengalokasian pada rekening
bantuan sosial pada APBD Kabupaten/Kota. Perbedaan penafsiran
terhadap penempatan alokasi anggaran belanja menimbulkan tarik ulur
kepentingan dalam menentukan prioritas belanja.
39
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
b.
Penerapan SPM dalam penyusunan anggaran belanja daerah.
Penyusunan anggaran belanja untuk pelaksanaan urusan wajib,
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan
belum optimal. Namun demikian pemerintah daerah dalam menetapkan
target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan
kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, bertujuan untuk
meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas
efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran.
c. Pengelolaan Dana Keistimewaan
Pelaksanaan program kegiatan dan keuangan dana keistimewaan pada
Tahun Anggaran 2014 masih mengalami kendala, antara lain terkait belum
lengkapnya regulasi sebagai syarat pelaksanaan keistimewaan dan
keterbatasan waktu pelaksanaan program kegiatan.
2. Solusi
a. Belanja daerah disusun berpedoman pada peraturan perundanganundangan yang berlaku. Alokasi belanja diperuntukkan sesuai dengan
kewenangan dan dipergunakan dalam rangka melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan umum,
mengembangkan sistem jaminan sosial serta penanggulangan kemiskinan.
Oleh karena itu dalam menyusun anggaran belanja daerah harus
diperhatikan faktor efisiensi dan efektifitas terhadap pencapaian sasaran
maupun target sesuai dengan tugas dan fungsi, indikator kinerja yang
terukur serta dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pelaksanaan anggaran
belanja juga dilakukan sinkronisasi dan harmonisasi terhadap peraturan
perundangan yang berlaku dengan memberikan kepastian regulasi sebagai
payung hukumnya.
b. Pelaksanaan APBD untuk menyelesaikan permasalahan yang terkait
dengan urusan pemerintahan yang terdiri atas urusan wajib dan urusan
pilihan memerlukan dana yang besar. Keterbatasan anggaran yang
tersedia merupakan masalah utama belanja daerah di dalam
menyelesaikan permasalahan urusan wajib dan urusan pilihan tersebut. Di
samping itu, belanja untuk memenuhi permasalahan kebutuhan dasar
serta memenuhi standar pelayanan minimal masih sangat membutuhkan
dukungan Pemerintah Pusat, sehingga dalam hal ini diperlukan sumber
pembiayaan selain APBD, misalnya dari APBN dan sumber sumber lain
yang sah. Keterbatasan kemampuan keuangan daerah tersebut diatasi
dengan kebijakan bahwa, penetapan alokasi anggaran belanja pada
program dan kegiatan harus berdasarkan skala prioritas, dan memberikan
informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung dengan
keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau
dari aspek indikator, tolok ukur dan target kinerjanya.
c. Pelaksanaan program kegiatan yang bersumber dari dana keistimewaan
dilakukan dengan peningkatan koordinasi antar stakeholder, dan
melaksanakan program kegiatan dan merealisasikan keuangan sesuai
40
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
dengan kemampuan pelaksana, dengan mempertimbangkan keterbatasan
waktu.
2.2.3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi
defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan
dengan pendapatan daerah yang diperoleh. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan telah diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pembiayaan Daerah terdiri dari Penerimaan
Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan.
2.2.3.1. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan merupakan pembiayaan yang disediakan untuk
menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali, baik pada Tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada Tahun-Tahun berikutnya.
Penerimanaan Pembiayaan terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya (SiLPA), Pencairan Dana Cadangan, Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan
Kembali Pemberian Pinjaman, Penerimaan Piutang Daerah dan Penerimaan
Kembali Penyertaan Modal Daerah.
Penerimaan pembiayaan merupakan pembiayaan yang disediakan untuk
menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun berikutnya.
Penerimanaan Pembiayaan terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya (SiLPA) dan Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir.
Pada Tahun Anggaran 2014 Penerimaan Pembiayaan direncanakan sebesar
Rp382.020.096.897,50 dan direalisasikan sebesar Rp389.527.178.236,50 atau
sebesar 101,97%.
2.2.3.2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan merupakan pembiayaan yang disediakan untuk
menganggarkan setiap pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada Tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada Tahun-Tahun berikutnya.
Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan
Modal (Investasi) Pemerintah Daerah, Pembayaran Pokok Utang dan Pemberian
Pinjaman Daerah dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Anggaran Berjalan
(SILPA).
Pada Tahun Anggaran 2014, Pengeluaran Pembiayaan digunakan untuk
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah sebesar Rp71.035.573.810,00.
Dari jumlah anggaran tersebut, yang direalisasikan adalah sebesar
Rp50.000.000.000,00 atau 70,39%.
41
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
2.2.4. Pengelolaan Asset Yang Dipisahkan
1. Bank Pembangunan Daerah DIY
Hasil pengelolaan PT. Bank Pembangunan Daerah DIY pada Tahun 2014
direncanakan sebesar Rp43.220.540.695,24 dapat direalisasikan sebesar
Rp43.220.540.695,00 atau 100,00% dan meningkat dibandingkan Tahun 2013
sebesar Rp36.153.255.604,00. Hasil pengelolaan PT. Bank Pembangunan Daerah DIY
tersebut merupakan bagian laba yang diperoleh pada tahun buku 2013, dimana total
aset
sebesar
Rp6.523.242.994.870,00
dana
pihak
ketiga
sebesar
Rp5.774.926.991.657,00 modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar
Rp262.477.000.000,00 dan laba bersih sebesar Rp128.196.964.587,00. Modal disetor
Pemda DIY sebesar Rp183.500.000.000,00 sehingga rasio bagian laba terhadap
penyertaan modal sebesar 23,55%, lebih kecil dibandingkan tahun lalu sebesar
28,36%. Hal ini disebabkan karena adanya tambahan penyertaan modal kepada PT.
Bank Pembangunan Daerah DIY pada Tahun 2013 sebesar Rp36.000.000.000,00 yang
dicairkan pada akhir tahun.
Pada Tahun 2014 telah dilakukan tambahan penyertaan modal sebesar
Rp50.000.000.000,00 sehingga modal disetor dan ditempatkan penuh dari Pemda
DIY menjadi sebesar Rp233.500.000.000,00 atau 45,78% dari modal dasar yang harus
dipenuhi Pemda DIY sebesar Rp510.000.000.000,00. Sisa modal yang belum
disertakan sebesar Rp276.500.000.000,00 yang ditargetkan untuk dipenuhi paling
lambat Tahun 2016. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012
tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank, dimana
Bank dengan modal inti di bawah Rp5.000.000.000.000,00 (lima triliun rupiah)
dibatasi kegiatannya, maka pemenuhan modal dasar oleh masing-masing pemegang
saham menjadi perhatian serius. Saat ini modal inti PT. Bank Pembangunan Daerah
DIY masih berada pada BUKU 1, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 3 ayat (1)
huruf a Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 dengan modal inti sampai
dengan kurang dari Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah). Kegiatan usaha
yang diperkenankan adalah penghimpunan dan penyaluran dana, trade finance,
kegiatan keagenan dan kerjasama, sistem pembayaran dan e-banking dengan
cakupan terbatas, penyertaan modal sementara dalam penyelamatan kredit, serta
jasa lainnya dalam rupiah (Basic Bank Service).
Pada Tahun 2014 dilakukan pergantian Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah DIY
secara open rekruitmen dengan susunan:
ï‚· Direktur Utama
: Drs. Bambang Setiawan, Akt, MBA,
ï‚· Direktur Pemasaran
: Bambang Ghiri Kuncoro, SH, MMA,
ï‚· Direktur Umum
: Drs. Cahya Widi, M.BA,
ï‚· Direktur Kepatuhan
: Santoso Rohmad, SE, MM.
2. PT Anindya Mitra Internasional (AMI)
Hasil pengelolaan PT. Anindya Mitra Internasional pada Tahun 2014 direncanakan
sebesar Rp164.474.866,00 dapat direalisasikan sebesar Rp400.000.000,00 atau
243,20%. Rasio dividen terhadap penyertaan modal sebesar 1,96%, meningkat
dibandingkan tahun lalu sebesar 0%. Hasil pengelolaan PT. Anindya Mitra
Internasional tersebut adalah bagian laba yang diperoleh pada tahun buku 2006 yang
42
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
baru dapat dibayarkan pada Tahun 2014. Adapun kondisi PT. Anindya Mitra
Internasional pada tahun buku 2013, total aset meningkat dari Rp21.083.870.830,00
pada Tahun 2012 menjadi sebesar Rp26.653.130.698,00 pada Tahun 2013, total
kewajiban meningkat dari Rp13.152.642.433,00 pada Tahun 2012 menjadi sebesar
Rp13.717.369.909,00 pada Tahun 2013 dan total ekuitas meningkat dari sebesar
Rp7.931.228.397,00 menjadi sebesar Rp12.935.760.789,00 pada Tahun 2013.
Pendapatan usaha meningkat dari Rp4.206.391.521,00 pada Tahun 2012 menjadi
sebesar Rp5.935.525.678,00 pada Tahun 2013. Beban usaha menurun dari
Rp5.984.218.230,00 pada Tahun 2012 menjadi sebesar Rp5.538.737.358,00 pada
Tahun 2013. Meskipun pada Tahun 2013 masih rugi namun angka kerugian menurun
dratis, yaitu pada Tahun 2012 rugi sebesar Rp2.644.718.327,00 dan pada Tahun 2013
rugi sebesar Rp988.303.656,00.
Kinerja perusahaan pada Tahun 2014 (unaudited) menunjukkan angka yang positif
dimana total aset sebesar Rp36.318.988.265,00, total kewajiban sebesar
Rp15.820.264.117,00, total ekuitas sebesar Rp20.498.724.148,00 dan laba bersih
yang dihasilkan sebesar Rp7.562.963.359,00.
3. PT. Taru Martani
Hasil pengelolaan PD. Taru Martani pada Tahun 2014 direncanakan sebesar
Rp88.400.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp40.404.234,00 atau 45,71% dan
menurun apabila dibandingkan realisasi Tahun 2013 sebesar Rp682.966.411,00. Hasil
pengelolaan PD. Taru Martani tersebut adalah bagian laba yang diperoleh dari
tanggal 1 Januari 2013 s.d. 30 Juni 2013 dan direncanakan pada tanggal 1 Juli 2013
seluruh aset, kewajiban dan modal PD. Taru Martani dapat dialihkan dan
ditempatkan pada PT. Taru Martani, karena terkendala dengan NPWP, perizinan dan
cukai masih atas nama PD. Taru Martani maka pada tanggal 1 Juli 2013 s.d. 31
Desember 2013 perusahaan masih beroperasi sebagai PD. Taru Martani dan mulai
tanggal 1 Januari 2014 dan seterusnya perusahaan beroperasi sebagai PT. Taru
Martani. Berkaitan dengan hal tersebut masih ada bagian laba PD. Taru Martani
periode tanggal 1 Juli 2013 s.d. 31 Desember 2013 kurang lebih sebesar
Rp25.641.028,00 yang belum disetorkan ke Kas Daerah pada Tahun Anggaran 2014,
dengan perhitungan 55% x Rp.46.620.050,00 (laba bersih periode 1 Juli 2013 s.d. 31
Desember 2013) dan akan disetorkan ke Kas Daerah pada Tahun Anggaran 2015.
Rasio dividen yang diterima Tahun 2014 terhadap penyertaan modal sebesar 0,26%,
lebih kecil dibandingkan tahun lalu sebesar 19,84%. Hal ini disebabkan karena
adanya tambahan setoran modal pada Tahun 2013 sebesar Rp12.000.000.000,00
yang disetorkan pada akhir tahun. Kinerja perusahaan pada Tahun 2014 (unaudited)
menunjukkan angka yang positif dimana total aset sebesar Rp20.270.725.238,23,
total
kewajiban
sebesar
Rp3.530.984.393,62,
total
ekuitas
sebesar
Rp16.739.740.844,61 dan laba bersih yang dihasilkan sebesar Rp850.120.798,61.
4. Badan Usaha Kredit Perdesaan (BUKP)
Sesuai Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 1 tahun 1989 tentang Badan Usaha
Kredit Perdesaan Provinsi DIY, lembaga ini mempunyai maksud dan tujuan untuk
mengembangkan perekonomian perdesaan dalam rangka meningkatkan taraf hidup
43
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
rakyat perdesaan, dengan menyediakan dana pembangunan dengan prosedur
sederhana, cepat, dan murah.
Hasil pengelolaan Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) pada Tahun 2014
direncanakan sebesar Rp3.968.646.264,08 dapat direalisasikan sebesar
Rp3.965.052.571,46 atau 99,91% dan meningkat dibandingkan realisasi Tahun 2013
sebesar Rp3.427.907.025,00. Hasil pengelolaan BUKP tersebut adalah bagian laba
yang diperoleh pada tahun buku 2013. Pada Tahun 2013 telah dilakukan tambahan
penyertaan modal pada BUKP DIY sebesar Rp6.413.040.276,00 sehingga penyertaan
modal Pemda DIY yang semula sebesar Rp13.586.959.724,00 menjadi sebesar
Rp20.000.000.000,00. Rasio bagian laba BUKP yang disetorkan pada Tahun Anggaran
2014 terhadap penyertaan modal adalah sebesar 20,75% lebih kecil dibandingkan
tahun lalu sebesar 25,23%. Hal ini disebabkan karena adanya tambahan penyertaan
modal pada Tahun 2013 sebesar Rp6.413.040.276,00 yang disetorkan pada akhir
tahun.
Sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro,
BUKP wajib mengajukan permohonan izin usaha sebagai Lembaga Keuangan Mikro
(LKM) melalui pengukuhan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) paling lambat
tanggal 8 Januari 2016.
2.2.5. Pengelolaan Barang Milik Daerah
Pengelolaan Barang Milik Daerah yang baik tentunya akan memudahkan
penatausahaan Barang Milik Daerah dan merupakan sumberdaya penting bagi pemerintah
daerah sebagai penopang utama pendapatan asli daerah. Oleh karena itu, penting bagi
pemerintah daerah untuk dapat mengelola Barang Milik Daerah secara memadai dan
akurat. Dalam hal pengelolaan Barang Milik Daerah, pemerintah daerah harus
menggunakan pertimbangan aspek perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan
atau penggunaan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,
pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan
tuntutan ganti rugi agar Barang Milik Daerah mampu memberikan kontribusi optimal bagi
pemerintah daerah. Terbitnya Peraturan Pemerintah No.27 tahun 2014 yang mencabut PP
No.06 tahun 2006 jo PP 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Negara/Daerah yang
ditindaklanjuti dengan Permendagri Nomor 17 tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang
Milik Daerah yang ruang lingkupnya mulai dari Perencanaan kebutuhan sampai dengan
Pelaporan sesungguhnya sudah dapat memberikan guide/petunjuk pelaksanaan yang
cukup memadai.
Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah Daerah DIY dalam pengelolaan Barang Milik
Daerah berpedoman dengan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah. Dan sesuai dengan perkembangan akhir-akhir ini terjadi
perubahan yang signifikan dalam pengelolaan Barang Milik Daerah, yakni :
1. Berbagai tantangan dan respon tentunya telah dilakukan sebagai upaya nyata yang
sistematis dan menyeluruh utamanya Gubernur sebagai pemegang kekuasaan
pengelolaan barang milik daerah telah menerbitkan peraturan mengenai pengelolaan
barang milik daerah dan tentunya secara seksama masing-masing SKPD/Unit Kerja
44
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
melakukan/melaksanakan tertib administrasi pengelolaan barang dengan
mempedomani Peraturan Gubernur dimaksud.
2. Manajemen Barang Daerah seperti kita lihat saat ini telah berkembang cukup pesat,
bermula dengan orientasi yang statis, berkembang menjadi dinamis, inisiatif dan
strategis yaitu sebagai berikut :
a. Orientasi yang statis, dengan memperhatikan control biaya pengadaan,
pemeliharaan/perawatan dan penggunaan;
b. Dinamis sudah melakukan kegiatan proaktif manajemen, diketahui nilai barang,
akuntabilitas pengelolaan, sudah dilakukan optimalisasi pemanfaatan barang.
3. Strategi manajemen telah dilakukan kegiatan yang terkoordinasi dengan baik dengan
meliputi kegiatan antara lain :
a. Melakukan inventarisasi dengan baik
b. Dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip ekonomi, efisiensi dan efektif.
c. Monitoring dan evaluasi.
2.2.5.1. Penatausahaan Barang Milik Daerah
Pada tahun 2014 Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui DPPKA DIY
dengan kegiatan Penatausahaan Barang Milik Daerah telah melakukan
inventarisasi barang milik daerah, dengan hasil berupa Laporan Barang Milik
Daerah Semesteran dan Laporan Barang Milik Daerah Tahun 2014 yang
merupakan gabungan dari Laporan Barang Milik Daerah pada Pengguna Barang di
lingkungan Pemda DIY.
2.2.5.2. Persertifikatan Tanah Hak Pakai Pemerintah Daerah DIY
Pada Tahun Anggaran 2014, Pemerintah Daerah DIY menargetkan pensertipikatan
7 bidang tanah dan 125 warkah sertipikat tanah, namun telah terealisasi sebanyak
24 bidang tanah yang terdiri dari 15 bidang tanah telah selesai disertipikat dan
masih dalam proses sebanyak 9 bidang, serta telah terealisasi 86 warkah sertipikat
tanah, dengan rincian sebagaimana tabel berikut:
Tabel II.25
Tanah Milik Pemerintah Daerah DIY yang Telah dan Masih dalam Proses
Pensertifikatan Pada Tahun 2014
No.
Luas
(m²)
5.269
5.000
5.982
7.476
8.103
6.801
3.030
Lokasi
1
2
3
4
5
6
7
Cangkringan, Sleman
Cangkringan, Sleman
Cangkringan, Sleman
Bokoharjo,Prambanan, Sleman
Bokoharjo,Prambanan, Sleman
Bokoharjo,Prambanan, Sleman
Tlogoadi, Mlati, Sleman
8
Jl. Kusumanegara No. 168, Yogyakarta
1.070
9
4.076
10
Jl. Parangtritis, Pandes, Panggungharjo,
Sewon, Bantul
Kadek, Wijirejo, Pandak, Bantul
11
Kadek, Wijirejo, Pandak, Bantul
1.628
45
637
Keterangan
Menunggu SK Hak
Menunggu SK Hak
Menunggu SK Hak
Menunggu SK Hak
Menunggu SK Hak
Menunggu SK Hak
Sudah Hak Pakai An.
P.00245
Sudah Hak Pakai An.
P.00098
Sudah Hak Pakai An.
P.159
Sudah Hak Pakai An.
P.00014
Sudah Hak Pakai An.
P.00013
Pemerintah Daerah DIY Nomor :
Pemerintah Daerah DIY Nomor :
Pemerintah Daerah DIY Nomor :
Pemerintah Daerah DIY Nomor :
Pemerintah Daerah DIY Nomor :
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
12
Batikan, Wijirejo, Pandak, Bantul
13
Tlogoadi, Mlati, Sleman
4.355
14
Tlogoadi, Mlati, Sleman
4.740
15
17
Jl. Gondosuli No.6 Semaki Umbulharjo
Yogyakarta
Jl. Gondosuli No.6 Semaki Umbulharjo
Yogyakarta
Sumber Girisuko Panggang Gunungkidul
18
Ngrancahan Pengkol Patuk Gunungkidul
19
Caturtunggal Depok Sleman
93.500
20
Margosari Pedukuhan Gunung Gondang
Pengasih Kulonprogo 40(SMKN 2 Pengasih)
Bendungan Wates Kulonprogo (SMA 2
Wates)
Kedungpoh, Nglipar, Gunung Kidul
Pengkol, Imogiri, Bantul
Jl. Tunjung No. 2 Baciro, Gondokusuman Yk
40.480
16
21
22
23
24
13.610
11.378
4.851
1.861
4.762
9.965
15.000
8.000
855
Sudah Hak Pakai An. Pemerintah
P.00015
Sudah Hak Pakai An. Pemerintah
P.00246
Sudah Hak Pakai An. Pemerintah
P.00245
Sudah Hak Pakai An. Pemerintah
P.00117
Sudah Hak Pakai An. Pemerintah
P.00116
Sudah Hak Pakai An. Pemerintah
P.00009
Sudah Hak Pakai An. Pemerintah
P.00001
Sudah Hak Pakai An. Pemerintah
P.8
Sudah Hak Pakai An. Pemerintah
P.1
Sudah Hak Pakai An. Pemerintah
P.4
Dalam Proses Sertifikat
Dalam Proses Sertifikat
Dalam Proses Sertifikat
Daerah DIY Nomor :
Daerah DIY Nomor :
Daerah DIY Nomor :
Daerah DIY Nomor :
Daerah DIY Nomor :
Daerah DIY Nomor :
Daerah DIY Nomor :
Daerah DIY Nomor :
Daerah DIY Nomor :
Daerah DIY Nomor :
Tabel II.26
Warkah Tanah Pemerintah Daerah DIY Pada Tahun 2014
No.
1
2
3
4
Kab/Kota
Kabupaten Kota Yogyakarta
Kabupaten Kulon Progo
Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten Bantul
JUMLAH
Jumlah Warkah Tanah
18
25
21
22
86
Sumber: DPPKA DIY, 2015
2.2.5.3. Penyelesaian Status Hak Atas Tanah Eks Bioskop Indra
Pada Tahun Anggaran 2014, Pemerintah Daerah DIY telah melakukan upaya
penyelesaian terhadap Tanah Eks Bioskop Indra yang terletak di Jalan Jenderal
Achmad Yani, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta,
dengan uraian sebagai berikut :
1. Pemerintah Daerah DIY telah mengajukan permohonan status hak atas tanah
dimaksud kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional RI dengan surat Nomor
593/0155, tanggal 13 Januari 2014 perihal Permohonan Status Hak atas Tanah
Eks Bioskop Indra.
2. Pada tanggal 22 Mei 2014, terdapat surat dari Kepala Kanwil BPN Provinsi DIY
kepada Gubernur DIY Up. Kepala DPPKA DIY Nomor 0846/300-34/V/2014
perihal Harga Tanah dan Rumah/Bangunan Obyek Prk.5 di Jalan A. Yani Nomor
13 Yogyakarta. Dijelaskan dalam surat tersebut tentang perkiraan biaya
sebesar Rp 11.395.450.500,- yang harus dibayarkan oleh Pemerintah Daerah
DIY untuk terbitnya sertifikat Hak Pengelolaan atas nama Pemerintah Daerah
DIY. Biaya tesebut berdasarkan perhitungan yang tertuang dalam Berita
Acara Penaksiran Harga Tanah dan Rumah/Bangunan Hak atas Tanah Bekas
46
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
3.
4.
5.
6.
Sebagian RVE Nomor 504 Seluas 5.170 m² atas nama NV. Javasche Bioscoop En
Bouw Maatshapyy yang terletak di Jalan Ahmad Yani Nomor 13 Kelurahan
Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, yang diajukan oleh Pemerintah Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta, Nomor : 01/Taks/Prk.5/V/2013 tertanggal 8 Mei 2013.
Terhadap hal ini Pemerintah Daerah DIY telah menganggarkan pembayaran
biaya tersebut melalui Perubahan Anggaran Tahun 2014.
Pada tanggal 24 Oktober 2014 telah terbit Surat Keputusan Kepala Badan
Pertanahan Nasional RI Nomor 39/HPL/BPN RI/2014 tentang Penjualan
Rumah/Tanah dan Pemberian Hak Pengelolaan Atas Nama Pemerintah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Atas Tanah Terletak di Kota Yogyakarta,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Menindaklanjuti SK Pemberian Hak Pengelolaan tersebut , pada tanggal 10
Desember 2014 Pemerintah Daerah DIY telah melakukan Pendaftaran SK Hak
ke Kantor Pertanahan Kota Yogyakarta beserta pembayaran biaya sebesar Rp
11.395.450.500,-.
Sertifikat Hak Pengelolaan atas Tanah Eks Bioskop Indra telah terbit pada
tanggal 17 Desember 2014, dengan Sertifikat Hak Pengelolaan Nomor
00001dengan luas tanah 5.170 m².
2.2.5.4. Pemanfaatan
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah serta
melaksanakan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 15
Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah telah dilaksanakan
pemanfaatan barang milik daerah yang idle, sebagai berikut:
1. Barang milik daerah berupa Tanah dan/atau Bangunan yang dimanfaatkan
melalui sewa ada sebanyak 46 (empat puluh enam) bidang, yaitu:
Tabel II.27
Daftar Aset Yang Disewakan Pada Tahun 2014
No.
LOKASI
1.
Tanah Eks Pabrik sabut Pengasih Kulonprogo
PT. Formula Land
2.
3.
4.
5.
Tanah di Desa Sentolo Kulon Progo
Tanah di pantai Glagah, Kulon Progo
Tanah dan Bangunan Eks PPK Kulon Progo
Tanah dan bangunan di Jl. Perwakilan, Wates,
Kulon Progo
Tanah di Hargotirto, Kokap, Kulon Progo
PT. Amarta Karya
Sumantoyo
Agus Sujoko
KPRI Sumber Rejeki
6.
7.
8.
9.
HARGA SEWA
(2014—Rp.)
48.069.900
PENYEWA
Tanah eks Tanah Kas Desa Wates (71 Bidang
Tanah)
Tanah di Jl. Wisata, Babarsari, Sleman
Tanah di Ambarketawang, Jl. Jogja - Wates,
Sleman
47
Kelompok
Tani
Manunggaal
Pemkab Kulon Progo
Yayasan Dharmapala
1. Mulyono
2. Hadi P/Sukani
3. Tri Ruhananto
4. Surib
19.618.750
2.143.600
2.315.250
4.537.500
Tirto
1.650.000
128.630.000
2.431.000
1.932.900
883.600
3.618.700
8.564.800
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Tanah di Jangkang, Widodomartani, Ngemplak,
Sleman
Sebagian tanah dan bangunan di Karangjati,
Mlati, Sleman
Tanah dan bangunan di Mrican Baru,
Caturtunggal, Depok, Sleman
Tanah dan bangunan di Komplek Colombo No.56
Caturtunggal, Depok, Sleman
Tanah dan bangunan di Komplek Griya Permata
Hijau No. D1 Purwomartani, Kalasan, Sleman
Bangunan Eks DIPARDA Lantai I Bagian Selatan
Suyanto
2.362.500
1. Anik Suharmini
2. Sri Wahyu
R. RB Aria Putra
2.928.000
2.928.000
9.600.000
Aswin Kumala DS.
12.500.000
Desey Irianto
12.000.000
BPD
99.225.000
Tanah dan Bangunan Eks Rumah Dinas Jl. AM
Sangaji
Tanah dan Bangunan Eks Gudang pangan sbl
timur Jl. Abubakar Ali
Tanah dan Bangunan eks Rumah Dinas Jl.
Munggur No.32 Yogyakarta
Tanah & Bangunan di Jl. Jenggotan
Tanah di Jl. D I Panjaitan 66 Yogyakarta
Lahan Parkir Basement Malioboro Mall
Tanah di Komplek Dishutbun, Baciro
Tanah di Jl. Beskalan, Ngupasan, Gondomanan,
Yogyakarta
Tanah dan Bangunan di Jl. Jenggotan, Pingit, Jetis,
Yogyakarta
Tanah di Jalan Kenari Yogyakarta (Eks Gudang
BLPT)
Tanah di Jalan Kenari (Eduhotel)
Tanah di Patehan Tengah No. 25 Kraton,
Yogyakarta
Yayasan Wira Husada
28.
Tanah di Halaman DIPARDA
29.
Tanah di Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta
(eks bioskop Indra)
Tanah dan bangunan di Jl. DI. Panjaitan No. 70
Mantrijeron, Suryodiningratan, Yogyakarta
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
Tanah dan bangunan di Jl. Tunjung No. 2 Baciro
Tanah dan Bangunan Eks Diklat Perindustrian,
Malangan, Ring Road Selatan
Tanah bekas OG No.16 di Sumbermulyo,
Bambanglipuro, Bantul
Tanah Srimulyo, Piyungan, Bantul
Tanah Eks Jembatan Timbang, Jl. Bantul,
Dongkelan
Tanah dan bangunan di Glugo, Panggungharjo,
Krapyak, Yogyakarta
Tanah dan Bangunan di Kedongkiron, Dongkelan,
Yogyakarta
Tanah dan Bangunan JEC
Lahan Tambak Udang di Gadingsari, Sanden,
Bantul
Tanah dan bangunan di Wanujoyo Lor, Piyungan,
Bantul
Tanah dan bangunan di Jalan Janti (Bekas KPU
dan Dinas Pertambangan)
Tanah dan bangunan di Jalan Janti (Eks Dinas
Gedung Pertambangan)
48
103.635.000
Sunarti
14.000.000
BUKP Gondokusuman
15.000.000
PT. Cemara Gading
dr. Soedarman
PT. Yogya Indah Sejahtera
28 orang
CV. Cipta Anugerah Pratama
12.000.000
9.450.000
1.065.919.000
142.500.000
Badan Anti Korupsi
6.650.000
Talenta Body Repair
15.050.000
SMK 6 Yogyakarta
1. Suka Astuti
2. Tien Setiantoro
3. Roos Ani
4. Sumartiningsih
5. Aris Purnomo
PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk
Paguyuban Pemuda Margo
Mulyo
Early Childhood Care and
Development
Resource
Center (ECCD-RC)
RM. Soepomo Sastrowinoto
Yayasan YAB
Pemdes Sumbermulyo
9.500.000
600.000
2.676.000
840.000
1.356.000
684.000
9.900.000
15.000.000
22.000.000
6.000.000
43.000.000
1.300.000
Pemkab Bantul
Nanang S.
8.730.000
11.000.000
Son Innamor V Paath
7.500.000
UD. Surya Tani
7.480.000
PT. Buanaland Agung
YB. Pratomo
2.311.100.000
13.310.000
Marmuji
1.612.500
PT. Buanaland Agung
PT.
Anindya
Internasional
181.500.000
Mitra
80.000.000
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
43.
44.
45.
46.
Tanah di Sorok, Sumbermulyo, Bambanglipuro,
Bantul
Tanah di Telan, Denokan, Trimulyo, Jetis, Bantul
Tanah dan bangunan di Jl. Gedongan Baru I No.
A2 Pelemwulung, Banguntapan, Bantul
Tanah dan bangunan di Logandeng, Playen,
Gunungkidul (eks PPK)
Muhyudi Prabowo
Mudjijana
Wishnu Wirawan, SH
Anna Gunawan Atmaja
750.000
1.500.000
5.400.000
10.000.000
2. Barang Milik Daerah yang dioptimalkan melalui pinjam pakai sebanyak 60
(enam puluh) bidang tanah/bangunan dan 17 (tujuh belas) kendaraan, yang
terangkum dalam 36 (tiga puluh enam) perjanjian pinjam pakai, sebagai
berikut:
Tabel II.28
Daftar Aset Yang Dipinjam Pakai Pada Tahun 2014
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
LOKASI
Tanah-tanah di Kabupaten Kulonprogo, 5 obyek :
a. Tanah yang terletak di Hargorejo, Kokap, Kulonprogo
b. Tanah yang terletak di Bantar Kulon, Banguncipto, Sentolo, Kulonprogo
c. Tanah yang terletak di Karangsewy, Galur, Kulonprogo seluas 1.555 m2
d. Tanah yang terletak di Karangsewy, Galur, Kulonprogo seluas 2.590 m2
e. Tanah yang terletak di Kulwaru, Wates, Kulonprogo
Tanah-tanah di Kabupaten Kulon Progo, 3 obyek :
a. Tanah di Jalan Sugiman, Gang Bisma, Margosari, Pengasih, Kulon Progo seluas
1.425 m2 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.8 Seri AH.196049 Tanggal 31
Juli 1996 dan seluas 1.255 m2 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.10 Seri
AI.951715 Tanggal 11 November 1997
b. Tanah di Jalan Khudori Nomor 49 Wates, Kulon Progo seluas 641 m2 sesuai dengan
Sertifikat Hak Pakai Nomor P.7 Seri B.1859289 Tanggal 24 Maret 1987
c. Wates, Kulon Progo seluas 450 m2 sesuai dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor P.26
Seri AH.196047 Tanggal 19 April 1996
Tanah yang terletak di Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo
seluas + 46.200 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.14 Seri AB548997 Tanggal 10
Februari 1993, 1 obyek.
Tanah yang terletak di Desa Pengasih, Pengasih, Kulon Progo seluas 10.000 m 2 dari luas
keseluruhan 46.200 m2 sesuai Sertifikat No. P.14 Seri AB548997 Tanggal 10 Februari
1993, 1 obyek.
Tanah di Dusun Gatak, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman
seluas + 429 m2 dari seluruh luas tanah + 2.244 m2 sesuai dengan sertifikat Nomor P.19
Seri AR.721913 Tanggal 1 Juni 2001, 1 obyek.
Tanah di Dusun Gatak, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman
seluas + 1.298 m2 dari seluruh luas tanah + 2.244 m2 sesuai dengan sertifikat Nomor
P.19 Seri AR.721913 Tanggal 1 Juni 2001, 1 obyek.
Tanah yang terletak di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, 1
obyek.
Tanah di Gesikan, Wijirejo, Pandak, Bantul dan Di Desa Gatak, Kelurahan Bokoharjo,
Kcamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, 2 obyek.
Tanah dan Bangunan di Kabupaten Sleman, 6 obyek :
a. Tanah dan bangunan yang terletak di Kalitirto, Berbah, Sleman seluas 10.040 m 2
sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 Seri B.1858618 Tanggal 18 Juli 1987
b. Tanah dan bangunan yang terletak di Pendowoharjo, Sleman seluas 2.510 m 2
sesuai dengan Sertifikat Nomor P.4 Seri B.1858625 Tanggal 18 Juli 1987
c. Tanah dan bangunan yang terletak di Sumberagung, Moyudan, Sleman seluas
9.510 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 Seri B.1873598 Tanggal
22
September 1987
d. Tanah dan bangunan yang terletak di Pendowoharjo, Sleman seluas 5.705 m2
sesuai dengan Sertifikat Nomor P.3 Seri B.1873599 Tanggal 08 September 1987
e. Tanah dan bangunan yang terletak di Margodadi, Seyegan, Sleman seluas 6.770
m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 Seri B.1873600 Tanggal 22 September 1987
f. Tanah dan bangunan yang terletak di Bimomartani, Ngemplak, Sleman seluas
9.910 m2 sesuai dengan Sertifikat Nomor P.1 B.8979481 Tanggal 17 Juni 1988
49
Peminjam
Pemkab Kulon
Progo
Pemkab
Progo
Kulon
Pemkab
Progo
Kulon
Pemkab
Progo
Kulon
Dinas Kesehatan
Kab Sleman
Pemdes
Bokoharjo
Pemkab Sleman
Detasemen Zeni
Pemkab Sleman
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Sebagian tanah Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di Wisma PU Kaliurang, Kabupaten
Sleman seluas + 64 m2, 1 obyek.
Sebagian tanah yang terletak di Maguwoharjo, Depok, Sleman tanah seluas + 585,4 m2
dari luas keseluruhan + 5.800 m2 sesuai Sertipikat Hak Pakai Nomor 166 Seri AX 216169,
tanggal 17 April 2006, 1 obyek.
Tanah dan bangunan Milik Daerah yang terletak di Kalitirto, Berbah, Sleman tanah
seluas + 20.785 m2 sesuai dengan sertifikat Hak Pakai Nomor 5 Seri AH 443787, tanggal
21 Maret 1997 dan bangunan seluas 2.485,16 m2, 1 obyek.
Tanah yang terletak di Jalan Laksda Adisutjipto Km. 8 Yogyakarta, 1 obyek.
Kendaraan jenis Sedan, Merk/Type Toyota New Camry 3.OV/AT, Tahun 2004, 2995 CC,
Nomor Polisi AB 92, Nomor Rangka MR 053-XK 3044, Nomor Mesin IMZ-1694200,
Nomor BPKB, Warna Abu-abu Metalite, 1 obyek.
Tanah di Jalan Kusumanegara Nomor 9 Yogyakarta, 1 obyek.
Bangunan lantai atas sebelah utara eks Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta yang terletak di Jalan Malioboro Nomor 14 Yogyakarta, 1 obyek.
Tanah yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta,
seluas + 1.380 m2 dari luas keseluruhan + 6.775 m2 sesuai sertifikat Nomor P.3/Kpr Seri
B.8302803 Tanggal 17 Juni 1988, 1 obyek.
Kendaraan Operasional Minibus/MP Suzuki/GC 415 V-APV STD, 1 unit.
Tanah yang terletak di Jalan Suryodiningratan Nomor 8 Yogyakarta, 1 obyek.
Sebagian tanah dan bangunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta yang terletak di Resort KSDA Kota Yogyakarta di Baciro seluas +
100 m2 kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta, 1 obyek.
Sebagian tanah dan bangunan Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang terletak di Jalan Malioboro Nomor 56 Yogyakarta, seluas 144 m2 dari luas
seluruhnya seluas 8.472 m2, 1 obyek.
Kendaraan Dinas, 15 unit
a. Barang-barang Inventaris, 1 unit
b. Tanah yang terletak di Jl. Ipda Tut Hasrono 47, Muja Muju, Umbulharjo,
Yogyakarta, 1 obyek
Tanah yang terletak di Jalan Notowinatan PA II/437, Kelurahan Gunungketur,
Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta tanah seluas 104 m2 sesuai dengan Sertifikat
Nomor P.3/Gnk Seri B.8190750 dan bangunan yang terletak di Jalan Jlagran Nomor 52
Yogyakarta seluas 90 m2, 2 obyek.
Tanah yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Mergangsan, Kecamatan
Mergangsan, Yogyakarta seluas + 2.250 m2 dari luas keseluruhan + 6.775 m2 sesuai
dengan Sertifikat Nomor P.3/Kpr Seri B.8302803, tanggal 17 Juni 1988, 1 obyek.
Tanah seluas 8.877 m2 dari laus keseluruhan 29.841 m2 sesuai sertifikat Hak Pakai
Nomor P.5/Bnr seri B 8972861 tanggal 26 September 1987 yang terletak di Jalan Kyai
Mojo Pingit, Yogyakarta, 1 obyek.
Tanah yang terletak di Jl. Brigjen Katamso Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta seluas +
1.000 m2 dari seluruh luas tanah + 6.775m2 sesuai Sertifikat Nomor P.3/Kpr Seri
B.8302803 tgl 17 Juni 1988, 1 obyek.
Tanah dan bangunan yang terletak di Jalan Faridan Muridan Noto 21 Kotabaru,
Yogyakarta, 1 obyek.
Balai Benih Induk (BBI) Perikanan Krapyak dan Balai Benih (BBI) Perikanan Gesikan,
Kabupaten Bantul beserta daftar barang inventaris lainnya, 1 obyek.
Tanah dan bangunan eks UPT Kanwil Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi DIY, 2 obyek :
a. Tanah dan bangunan eks UPT kanwil Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi DIY yang terletak di Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul
b. Tanah dan bangunan eks UPT kanwil Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi DIY yang terletak di Gunungsempu, Tamantirto, Kasihan, Bantul
Tanah dan bangunan di Jalan Wiyoro Lor Nomor 21 Baturetno, Banguntapan, Bantul, 1
obyek.
50
BBWS
Opak
Serayu
Kemenhub RI
Kemen PU RI
Balai Karantina
Pertanian
Polda DIY
BPMD
Kartamantul
BNN DIY
BNN DIY
ISI Yogyakarta
BKSDA
Yogyakarta
Pemkot
Yogyakarta
KPU
KPU
Kemenag Kota
Yogyakarta
BPN DIY
Kemenkes RI
BPS
Kota
Yogyakarta
Lembaga Sandi
Pemkab Bantul
Pemkab Bantul
Balai BTKLPP
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
32.
33.
34.
35.
36.
Tanah di Kabupaten Bantul, 4 obyek :
a. Tanah di desa Argorejo, Kecamatan Sedayu untuk kantor Kecamatan Sedayu.
b. Tanah di Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul seluas 4.204 m 2
sesuai dengan sertifikat Nomor P.0003 seri AN.372362 untuk Kecamatan Sanden.
c. Tanah di Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul seluas 4.824 m 2
sesuai sertifikat Nomor P.0006 seri AN.370599 untuk Puskesmas Sanden
d. Tanah di Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul seluas 2.159 m2
sesuai dengan sertifikat Nomor P.0005 seri AN 372361 untuk Sekolah Dasar Negeri
I Sanden.
Tanah dan Bangunan di Kabupaten Gunungkidul, 2 obyek :
a. Tanah di Jl Brigjen Katamso Nomor 8 Wonosari Gunungkidul
b. Tanah dan bangunan di desa Semin, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul.
Tanah-tanah di Kabupaten Gunungkidul, 10 obyek :
a. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 1.663 m2 sesuai
dengan Sertifikat Nomor P.00001 seri AB.538626 tanggal 08/07/1991
b. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 593 m2 sesuai
dengan Sertifikat Nomor P.00002 seri AB.538627 tanggal 08/07/1991
c. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 102 m2 sesuai
dengan Sertifikat Nomor P.00004 seri AB.740783 tanggal 17/04/1993
d. Tanah yang terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunungkidul seluas 65 m2 sesuai
dengan Sertifikat Nomor P.00003 seri AD.740785 tanggal 17/04/1993
e. Tanah yang terletak di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 637 m 2 sesuai
dengan sertifikat Nomor P.00002 seri AD.728434 tanggal 18/01/1993
f. Tanah yang terletak di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 146 m 2 sesuai
dengan sertifikat Nomor P.0003 seri AD.7284354 tanggal 18/01/1993
g. Tanah yang terletak di Ngestirejo, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 468 m 2 sesuai
dengan Sertifikat Nomor P.00001 Seri AD.728433 Tanggal 18/01/1993
h. Tanah yang terletak di Sidoharjo, Tepus, Gunungkidul seluas 22.502 m 2 sesuai
dengan Sertifikat Nomor P.00005 Seri AH.457048 Tanggal 01/08/1996
i. Tanah yang terletak di Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 21.151 m2
sesuai dengan Sertifikat Nomor P.00003 Seri AH.457559 Tanggal 03/09/1996
j. Tanah yang terletak di Kemadang, Tanjungsari, Gunungkidul seluas 9.696 m2 sesuai
dengan Sertifikat Nomor P.00002 Seri AH.457049 Tanggal 31/08/1996
Sebagian tanah dan bangunan milik Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
yang terletak di Kedung Poh, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, dengan luas
2.035 m2 dari total luas keseluruhan 6.677 m2 sesuai Sertifikat Hak Pakai Pemerintah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 00001 Seri AL.145170 tanggal 29 April
2009, 1 obyek.
Bangunan gedung kantor bekas Kantor Pelayanan Pajak Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta di Kabupaten Gunungkidul di atas tanah milik Kepolisian Resort
Gunungkidul, 1 obyek.
Pemkab Bantul
Pemkab
Gunungkidul
Pemkab
Gunungkidul
Pemkab
Gunungkidul
Polres
Gunungkidul
3. Barang Milik Daerah berupa Tanah dan/atau bangunan yang dimanfaatkan
melalui bentuk Bangun Guna Serah sebanyak 1 (satu) bidang, yaitu Tanah di
Jl. Malioboro dengan PT. YIS selama 30 tahun dengan kontribusi pada tahun
2014 sebesar Rp.455.000.000,- (empat ratus lima puluh lima juta rupiah),
sesuai dengan :
a. Akta Perjanjian Kerjasama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak Bagi
Keuntungan Nomor 53,
b. Addendum Perjanjian Bersama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak
Bagi Keuntungan antara Pemerintah Provinsi DIY dengan PT Yogya Indah
Sejahtera dalam pembangunan dan pengelolaan Malioboro Hotel di Jl
Malioboro Yogyakarta tanggal 12 September 1992 Nomor 665.2/3076
tanggal 8 Desember 1993.
c. Addendum Perjanjian Bersama Kontrak Bagi Tempat Usaha dan Kontrak
Bagi Keuntungan antara Pemerintah Provinsi DIY dengan PT Yogya Indah
Sejahtera dalam pembangunan dan pengelolaan Malioboro Hotel di Jl
51
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Malioboro Yogyakarta anggal 12 September 1992 Nomor 199/KPTS/1998
tanggal 14 Agustus 1998.
2.2.5.5. Penyusunan DED Wisma Tamu di Jalan Tamansiswa Yogyakarta
Pemilihan perencana untuk kegiatan penyusunan DED Wisma Tamu di Jalan
Taman Siswa Yogyakarta dilakukan melalui lelang umum dan diikuti oleh 6 peserta
yaitu PT. Multi Visi Karya, CV. Tri Matra, PT. Kala Prana Konsultan, PT. Arsigraphi,
PT. Surya Unggul Nusa Cons dan PT. Proporsi. Dalam pelaksanaan lelang telah
ditentukan HPS sebesar Rp.303.215.000,- (tiga ratus tiga juta dua ratus lima belas
ribu rupiah) dan setelah dilakukan evaluasi diperoleh pemenang lelang yaitu PT.
Multi Visi Karya dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp.180.015.000,- (seratus
delapan puluh juta lima belas ribu rupiah).
Hasil dari penyusunan DED ini berupa gambar dan RAB untuk wisma tamu
yang telah disesuaikan dengan kebutuhan Pemda DIY akan ruang
meeting/pertemuan dengan fasilitas kamar VVIP sebanyak 5 (lima) kamar. Pada
intinya bangunan wisma terdiri dari :
1. Bangunan 3 lantai (basement, lantai dasar dan lantai 1)
2. Lantai Basement digunakan untuk parkir, ruang penjaga, ruang security dan 3
(tiga) kamar tidur sopir.
3. Lantai Dasar terdiri dari lobby, 2 (dua) kamar tidur VVIP, hall, ruang pengelola,
2 (dua) ruang meeting kecil ukuran 12m x 6m, gudang dan dapur.
4. Lantai 1 terdiri dari 3 (tiga) kamar tidur VIP, ruang konvensi ukuran 12m x 18m,
ruang makan, gudang dan mushola.
5. Pada setiap lantai terdapat toilet umum dan toilet khusus difabel.
6. Terdapat fasilitas lift penumpang 1 (satu) unit dari basement sampai lantai 1,
terdapat 3 (tiga) buah tangga, 1 (satu) tangga menghubungkan basement
sampai dengan lantai 1 dan 2 (dua) buah tangga menghubungkan lantai 1 dan
lantai dasar (untuk umum dan khusus tamu inap).
2.2.5.6. Rehabilitasi Rumah Dinas
Rehabilitasi rumah dinas diawali dengan perencaan yang dilakukan oleh
CV. Citra Reka Graha, kemudian untuk konstruksi rehabilitasi dilakukan oleh CV.
Dirka Karya Persada. Pada APBD tahun 2014 dengan Anggaran sebesar
Rp.158.583.000,- (seratus lima puluh delapan juta lima ratus delapan puluh tiga
ribu rupiah) telah dilakukan rehabilitasi rumah dinas sebanyak 3 (tiga) unit yaitu:
1. Rumah Dinas di Komplek Colombo 60 Caturtunggal, Depok, Sleman
2. Rumah Dinas di Pelemwulung A.2 BanguntapanBantul
3. Rumah Dinas di Panggungharjo, Sewon, Bantul.
Pada APBD Perubahan 2014 dilakukan rehabitasi tambahan dengan menggunakan
anggaran sebesar Rp. 69.267.000,- (enam puluh sembilan juta dua ratus enam
puluh tujuh ribu rupiah) untuk 2 (dua) Rumah Dinas yaitu :
1. Rumah Dinas di Komplek Colombo 60 Caturtunggal, Depok, Sleman
2. Rumah Dinas di Panggungharjo, Sewon, Bantul.
52
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
2.2.5.7. Penjaminan Barang Milik Daerah
Kegiatan penjaminan barang milik daerah tidak dapat dilanjutkan mengingat
adanya surat edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor SE-06/D.05/2013
tanggal 31 Desember 2013 dan Surat Edaran dari Asosiasi Umum Indonesia
Nomor 4/AAUI/2014 tanggal 8 Januari 2014 yang mengamanatkan terhadap
Perusahaan Asuransi Umum dan Perusahaan Reasuransi yang tidak mematuhi
ketentuan sebagaimana diatur dalam lampiran surat edaran Nomor SE06/D.05/2013 dikenakan sanksi administratif sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan di bidang usaha perasuransian.
Bahwa terhadap pelaksanaannya telah dilakukan lelang pada tanggal 25
November 2014 dengan HPS yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
1. HPS untuk Asuransi Bangunan Gedung (kebakaran dan gempa bumi) sebanyak
58 unit adalah Rp.449.610.919,27 (empat ratus empat puluh sembilan juta
enam ratus sepuluh ribu sembilan ratus sembilan belas koma dua puluh tujuh
ribu rupiah).
2. HPS untuk Asuransi Kendaraan (all risk dan TLO) sebanyak 110 unit adalah
Rp.299.814.300,- (dua ratus sembilan puluh sembilan juta delapan ratus
empat belas ribu tiga ratus rupiah).
Pada saat lelang Asuransi Bangunan Gedung, terdapat 3 penawar yaitu:
1. PT. Bina Griya Upakara dengan harga penawaran sebesar Rp.449.551.000,(empat ratus empat puluh sembilan juta lima ratus lima puluh satu ribu rupiah)
2. BUMIDA dengan harga penawaran sebesar Rp.449.610.919,- (empat ratus
empat puluh sembilan juta enam ratus sepuluh ribu sembilan ratus sembilan
belas rupiah)
3. PT. Asuransi Himalaya dengan harga penawaran sebesar Rp.450.267.308,51
(empat ratus lima puluh juta dua ratus enam puluh tujuh ribu tiga ratus delapan
koma lima puluh satu rupiah).
Dua perusahaan asuransi menawar di bawah HPS/tarif OJK dan satu
perusahaan menawar di atas HPS Pemda DIY. Apabila ditetapkan pemenang dari
penawar terendah (tarif dibawah OJK), maka Pemda DIY akan mengalami kesulitan
klaim, karena perusahaan pemenang lelang akan dikenakan sanksi oleh OJK.
Sebelum membuat keputusan, Pemda DIY telah melakukan koordinasi dengan OJK
DIY dan telah berkirim surat kepada Kepala Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta
dengan surat Nomor 027/11639/PBD tanggal 8 Desember 2014 perihal Menanggapi
SE OJK untuk mohon fatwa/arahan terhadap permasalahan ini. Adapun surat
jawaban Nomor S-9/NB.211/2015 perihal tanggapan terkait surat edaran OJK
memberitahukan bahwa tidak melanjutkan penetapan pemenang lelang dengan
harga di bawah tarif dan selanjutnya penilaian pemenang lelang dapat dilakukan
dengan membandingkan kualitas dan reputasi perusahaan.
Sedangkan untuk Asuransi Kendaraan, hanya terdapat 1 (satu) perusahan
penawar sehingga tidak dapat dibuka.
Dengan permasalahan tersebut akhirnya Pemda DIY memutuskan
mengembalikan dana dan untuk ke depan Pemda DIY akan mengusulkan ke LKPP
53
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
agar penyediaan asuransi dibuat melalui e-Purchasing (sesuai dengan Perpres 70
Tahun 2012 Pasal 38 ayat (5) yang menyebutkan bahwa Kriteria Barang
Khusus/Pekerjaan Konstruksi Khusus/ Jasa Lainnya yang bersifat khusus yang
memungkinkan dilakukan Penunjukan Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, meliputi Barang/Jasa Lainnya berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan
pemerintah.
2.2.5.8. Pembuatan Aplikasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah
Pada tahun 2014 telah dibuat Aplikasi Pemanfaatan Barang Milik Daerah oleh CV.
Technoporia Indonesia. Aplikasi pemanfaatan terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu
Pemanfaatan Barang Milik Daerah melalui Pinjam Pakai dan melalui Sewa. Aplikasi
ini dimaksudkan untuk:
1. Mendokumentasi pemanfaatan Barang Milik Daerah melalui pinjam pakai dan
sewa
2. Mengetahui kapan pinjam pakai dan sewa berakhir, sehingga dapat diambil
kebijakan terkait berakhirnya pinjam pakai dan sewa tersebut.
2.2.5.9. Penghapusan
1. Pelaksanaan Penatausahaan dan Penghapusan Barang Milik Daerah.
Barang Milik Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang hilang,
rusak berat dan tidak efisien lagi penggunanya untuk kepentingan dinas, layak
dihapuskan dari Daftar Barang Milik Daerah. Dalam rangka pelaksanaan
penatausahaan dan penghapusan Barang Milik Daerah kegiatan yang telah
dilaksanakan :
a. Pembentukan Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah dengan
Keputusan Gubernur 2/PAN/2014 tanggal 27 Januari 2014 dan ditindak
lanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 933/00830/PBD tanggal 29
Januari 2014 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Kepala
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 933/11389/PBD Tanggal 1 Desember 2014.
b. Mengirimkan Surat Edaran Gubernur Nomor 933/0225 Tanggal 20 Januari
2014 tentang Penghapusan Barang Inventaris Tahun Anggaran 2014.
c. Mengajukan Permohonan Persetujuan Penghapusan Barang Milik Daerah
kepada Gubernur. Permohonan Persetujuan penghapusan barang milik
daerah Tahun Anggaran 2014 yang telah mendapatkan Persetujuan
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, antara lain :
1) Keputusan
Gubernur Nomor 59/KEP/2014 tentang Persetujuan
Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jl. Gondosuli No. 6
Yogyakarta Dari Daftar Barang Dinas Pertanian.
2) Keputusan Gubernur Nomor 60/KEP/2014 tentang Persetujuan
Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jl. Gondosuli No. 6
Yogyakarta Dari Daftar Barang Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan.
54
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
3) Keputusan Gubernur Nomor 84/KEP/2014 tentang Persetujuan
Penghapusan Hewan Ternak Milik Daerah di Purwobinangun, Pakem,
Sleman dari Daftar Barang UPTD Balai Pengembangan Bibit Pakan
Ternak dan Diagnostik Kehewanan Dinas Pertanian.
4) Keputusan Gubernur Nomor 87/KEP/2014 tentang Persetujuan
Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jl. Kyai Mojo No. 56
Yogyakarta Dari Daftar Barang Badan Kepegawaian Daerah.
5) Keputusan Gubernur Nomor 113/KEP/2014 tentang Persetujuan
Penghapusan Barang Milik Daerah di Jalan Kenari Nomor 1 Yogyakarta
Dari Daftar Barang Balai Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga.
6) Keputusan Gubernur Nomor 120/KEP/2014 tentang Penetapan
Penghapusan Barang Milik Daerah di Wonocatur, Banguntapan, Bantul
Dari Daftar Barang Milik Daerah.
7) Keputusan Gubernur Nomor 128/KEP/2014 tentang Penghapusan
Bangunan Gedung Milik Daerah di Jalan Solo KM 9 Yogyakarta Dari
Daftar Barang Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.
8) Keputusan Gubernur Nomor 135/KEP/2014 tentang Penghapusan
Tanah dan Bangunan Dari Daftar Barang Milik Daerah Dalam Rangka
Tukar Menukar Tanah dan Bangunan Milik PT. Pos Indonesia (Persero)
Kantor Pos Cabang Yogyakarta Airport Dengan Tanah dan Bangunan
Milik Daerah.
9) Keputusan Gubernur Nomor 137/KEP/2014 tentang Penghapusan
Bangunan Gedung Milik Daerah di Jalan Brigjen Katamso No. 4
Wonosari, Gunungkidul Dari Daftar Barang SMA N 1 Wonosari.
10) Keputusan Gubernur Nomor 138/KEP/2014 tentang Persetujuan
Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jalan Sugiyopranoto
No. 15 Wonosari, Gunungkidul Dari Daftar Barang Kantor Pelayanan
Pajak Daerah di Kabupaten Gunungkidul.
11) Keputusan Gubernur Nomor 250/KEP/2014 tentang Penghapusan dan
Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Dari Daftar Barang
Pengguna/Kuasa Pengguna. Keputusan ini sebagai tindak lanjut
rekomendasi dari Inspektorat DIY terkait temuan BPK atas hasil sensus
tahun 2013 tentang barang-barang yang tidak diketemukan fisiknya.
Selanjutnya setelah diverifikasi oleh Inspektorat barang-barang
dimaksud diketemukan kembali dalam kondisi rusak berat. Sehingga
direkomendasi untuk dihapuskan dari Daftar Barang Milik Daerah.
12) Keputusan Gubernur Nomor 257/KEP/2014 tentang Persetujuan
Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Daerah Berupa
Kendaraan Dinas Operasional Dari Daftar Barang Pengguna dan/atau
Kuasa Pengguna.
13) Keputusan Gubernur Nomor 314/KEP/2014 tentang Persetujuan
Penghapusan Bangunan Gedung Milik Daerah Yang Terletak di Komplek
Kepatihan Yogyakarta Dari Daftar Barang Biro Umum, Humas dan
Protokol.
55
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
14) Keputusan Gubernur
Nomor 316/KEP/2014 tentang Persetujuan
Penghapusan Bangunan Gedung dan Pemindahtanganan Bongkaran
Bangunan Milik Daerah di Jalan Kaliurang KM 17 Yogyakarta Dari Daftar
Barang Rumah Sakit Jiwa Grhasia.
2. Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang milik Daerah
Pemindahtanganan barang milik daerah adalah pengalihan kepemilikan sebagai
tindak lanjut dari penghapusan, sedangkan bentuk-bentuk pemindahtanganan
antara lain dengan cara Penjualan, Hibah, Tukar Menukar dan Penyertaan
Modal.
a. Penjualan
Pelaksanaan Penjualan Barang Milik Daerah mendasarkan pada :
1) Pembentukan Panitia Penjualan Barang Milik Daerah dengan Keputusan
Gubernur Nomor 3/PAN/2014 tanggal 27 Januari 2014 yang
ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
933/00831/PBD tanggal 29 Januari 2014 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 933/11390/PBD
Tanggal 1 Desember 2014.
2) Melaksanakan Penjualan kepada Masyarakat Umum. Penjualan Barang
Milik Daerah yang telah dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2014,
mendasarkan :
a) Keputusan Gubernur Keputusan Nomor 73/KEP/2014 tentang
Penghapusan dan Cara Penjualan Bangunan Gedung Milik Daerah di
Jl. Gondosuli No. 6 Yogyakarta Dari Daftar Barang Badan Ketahanan
Pengan dan Penyuluhan.
b) Keputusan Gubernur Nomor 74/KEP/2014 tentang Penghapusan
dan Cara Penjualan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jl. Gondosuli
No. 6 Yogyakarta Dari Daftar Barang Dinas Pertanian.
c) Keputusan Gubernur Nomor 89/KEP/2014 tentang Penghapusan
dan Cara Penjualan Hewan Ternak Milik Daerah di Purwobinangun,
Pakem, Sleman dari Daftar Barang UPTD Balai Pengembangan Bibit
Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan Dinas Pertanian.
d) Keputusan Gubernur Nomor 90/KEP/2014 tentang Penghapusan
dan Cara Penjualan Bangunan Gedung Milik Daerah di Jl. Kyai Mojo
No. 56 Yogyakarta Dari Daftar Barang Badan Kepegawaian Daerah.
e) Keputusan Gubernur Nomor 116/KEP/2014 tentang Penghapusan
dan Cara Penjualan Barang Milik Daerah di Jalan Kenari Nomor 1
Yogyakarta Dari Daftar Barang Balai Pemuda dan Olahraga Dinas
Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.
f) Keputusan Gubernur Nomor 132/KEP/2014 tentang Penghapusan
dan Cara Penjualan Bongkaran Bangunan Gedung Milik Daerah di
Jalan Solo KM 9 Yogyakarta Dari Daftar Barang Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika.
56
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
g) Keputusan Gubernur Nomor 254/KEP/2014 tentang Penghapusan
dan Cara Penjualan Barang Milik Daerah Dari Daftar
Pengguna/Kuasa Pengguna Tahun Anggaran 2014.
h) Keputusan Gubernur Nomor 264/KEP/2014 tentang Penghapusan
dan Cara Penjualan Barang Milik Daerah Berupa Kendaraan Dinas
Operasional Dari Daftar Barang Pengguna dan Kuasa Pengguna
Tahun Anggaran 2014
i) Keputusan Gubernur Nomor 319/KEP/2014 tentang Penghapusan
Bangunan dan Cara Penjualan Bongkaran Bangunan Milik Daerah di
Jalan Kaliurang KM 17 Yogyakarta Dari Daftar Barang Rumah Sakit
Jiwa Grhasia.
j) Keputusan Gubernur Nomor 335/KEP/2014 tentang Penghapusan
Bangunan Gedung dan Cara Penjualan Bongkaran Bekas Bangunan
Gedung Milik Daerah Yang Terletak di Komplek Kepatihan
Yogyakarta Dari Daftar Barang Biro Umum, Humas dan Protokol.
k) Surat Sekretaris Daerah Nomor 933/1659 tanggal 17 April 2014
perihal Persetujuan Penjualan material bongkaran kegiatan
pembangunan, renovasi dan rehabilitasi bangunan gedung milik
daerah (BLH, BAPELJAMKESOS, Museum Sandi, Sekretariat DPRD,
Dinas PUP dan ESDM, Dinas Kehutanan dan Perkebunan).
l) Surat Sekretaris Daerah Nomor 933/3386 Tanggal 2 Juli 2014 perihal
Persetujuan Penjualan material bongkaran kegiatan pembangunan,
renovasi dan rehabilitasi bangunan gedung milik daerah (UPTD
BPBPTDK Dinas Pertanian, Museum Negeri Sonobudoyo Dinas
Kebudayaan dan UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan)
m) Surat Sekretaris Daerah Nomor 933/6265 Tanggal 13 Oktober 2014
tentang Persetujuan Penjualan perihal Persetujuan Penjualan ikan
dan udang (UPTD BPTKP Dinas Kelautan dan Perikanan).
b. Hibah
Adalah salah satu bentuk dari Pemindahtanganan dengan cara pengalihan
kepemilikan dengan tanpa adanya kontra prestasi, kegiatan yang sudah
dilaksanakan antara lain :
1) Membentuk Tim dengan Keputusan Sekretaris Daerah Nomor
7/SEKDA/2014 tanggal 11 Maret 2014 tentang Pembentukan Tim
Monitoring dan Investigasi Pengelolaan Barang Milik Daerah dan
ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Nomor 030/03201/PBD Tanggal 7 April 2014 tentang
Penunjukan Personalia Tim Monitoring dan Investigasi Pengelolaan
Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2014 yang diubah dengan
Keputusan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Nomor 030/11391/PBD Tanggal 1 Desember 2014.
2) Melaksanakan Proses Hibah Barang Milik Daerah kepada Pihak Ketiga
selain tanah dan/atau bangunan yang dari awal pengadaannya
direncanakan untuk dihibahkan. Pelaksanaannya mendasarkan
57
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 17/SEKDA/V/2014 tentang
Persetujuan Hibah Barang Milik Daerah Kepada Search And Rescue
Daerah Istimewa Yogyakarta Kompi Mahakarta.
3) Melaksanakan Proses Hibah Barang Milik Daerah berupa bangunan
gedung kepada Pihak Ketiga. Pelaksanaan Hibah Barang Milik Daerah
Tahun Anggaran 2014 dengan mendasarkan:
a) Keputusan Gubernur Nomor 141/KEP/2014 tentang Penghapusan
Bangunan Gedung dan Hibah Barang Bekas Bongkaran Bangunan
Gedung Milik Daerah di Jalan Brigjen Katamso No. 4 Wonosari,
Gunungkidul Dari Daftar Barang SMA N 1 Wonosari.
b) Keputusan Gubernur Nomor 145/KEP/2014 tentang Persetujuan
Penghapusan Bangunan Gedung dan Hibah Bangunan Gedung Milik
Daerah di Jalan Sugiyopranoto No. 15 Wonosari, Gunungkidul Dari
Daftar Barang Kantor Pelayanan Pajak Daerah di Kabupaten
Gunungkidul.
c. Tukar Menukar Tanah dan/atau Bangunan
Adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Daerah yang dilakukan antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah,
atau antara Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah dengan Pihak Lain.
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun Anggaran 2014
melaksanakan tukar menukar tanah dan bangunan milik Pemeritah Daerah
dengan tanah dan bangunan milik PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos
Cabang Yogyakarta Airport yang berlokasi di Jl. Solo KM 9 Yogyakarta
(Maguwoharjo, Depok, Sleman). Pelaksanaan ini mendasarkan pada
Keputusan Gubernur No. 140/KEP/2014 tentang Pelepasan Hak Atas Tanah
dan Bangunan Dalam Rangka Tukar Menukar Tanah dan Bangunan Milik PT.
Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Cabang Yogyakarta Dengan Tanah dan
Bangunan Milik Daerah.
2.2.5.10. Pelaksanaan Pembinaan dan Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Agar pelaksanaan pengelolaan Barang Milik Daerah Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta dapat berjalan lancar, tertib dan teratur baik dalam
penerimaan, penyimpanan, pengeluaran barang maupun pelaporannya
mendasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomr 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah telah ditunjuk Penyimpan dan
Pengurus Barang dengan Keputusan Sekretaris Daerah Nomor 6/SEKDA/II/2014
tentang Pejabat Pengurus Barang Dan Penyimpan Barang Milik Daerah Tahun
Anggaran 2014.
Peningkatan kualitas dan profesionalisme aparatur negara dalam pengelolaan
Barang Milik Daerah sangat memerlukan usaha yang terus menerus agar dapat
terwujud kualitas pengelolaan Barang Milik Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku, transparan dan akuntabel. Salah satu usaha
dalam rangka mencapai kualitas tersebut adalah melalui kegiatan pendidikan dan
pelatihan. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dokumen
58
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY Tahun Anggaran 2014, telah
melaksanakan Bimbingan Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah bagi Kepala
Bagian Umum/Kepala Tata Usaha dan Penyimpan/Pengurus Barang di lingkungan
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta beserta staf Bidang Pengelolaan
Barang Milik Daerah pada tanggal 13 dan 14 Oktober 2014 di Gowongan Inn
Hotel Yogyakarta di Jl. Gowongan Kidul No. 50 Yogyakarta.
2.2.5.11. Penyiapan Bahan dan Pelaksanaan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan
Ganti Rugi (TP-TGR).
Dalam rangka pengamanan dan penyelamatan terhadap barang/keuangan milik
daerah, dan apabila Pengelola, Pembantu Pengelola, Pengguna/Kuasa Pengguna,
Penyimpan dan atau Pengurus Barang yang karena perbuatannya sehingga
mengakibatkan adanya kerugian daerah maka kepadanya dapat dikenakan
Tuntutan Ganti Rugi (TGR) begitu juga kepada Bendaharawan atau Pegawai bukan
Bendaharawan yang merugikan keuangan dan barang daerah dapat dikenakan
Tuntutan Perbendaharaan (TP) .
Untuk mendukung kegiatan sebagaimana tersebut diatas telah dilaksanakan
kegiatan sebagai berikut:
1. Membentuk Majelis Pertimbangan dan Sekretariat Majelis Pertimbangan
Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan barang
Daerah Provinsi DIY dengan Keputusan Gubernur Nomor 3.1/KEP/2014 tanggal
10 Januari 2014 dan yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas
Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Nomor 931/00317/PBD Tanggal
13 Januari 2014 tentang Penunjukan Majelis Pertimbangan dan Sekretariat
Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi
Keuangan dan Barang Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran
2014 yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Nomor
931/11388/PBD Tanggal 1 Desember 2014.
2. Menindaklanjuti Hasil Pemeriksaaan Khusus dari Inspektorat Daerah Istimewa
Yogyakarta untuk pelaksanaan penyelesaian TP-TGR .
a. Kepada Non Pegawai Sipil selama tahun 2014.
Sejak awal penagihan (TA. 2009) sebanyak 61 orang, sampai dengan akhir
tahun 2014 masih perlu melakukan penyelesaian/penagihan sebanyak 24
(dua puluh empat) orang
b. Kepada Pegawai Negeri Sipil dalam Tahun 2014
Tahun 2014 melaksanakan penagihan terhadap 1 (satu) orang PNS
dan sampai dengan akhir tahun 2014 masih perlu melakukan
penyelesaian/penagihan sebanyak 1 (satu) orang (belum melakukan
penyelesaian/pelunasan)
3. Membuat Laporan Gubernur mengenai perkembangan penyelesaian kasus
kerugian Daerah kepada Menteri Dalam Negeri Cq. Direktur Jenderal
Keuangan Daerah dengan surat No. 931/0238 Tgl. 20 Januari 2014 untuk
Laporan Penyelesaian Kerugian Daerah Pemda DIY Semester II per 31
59
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
Desember 2013 dan surat No. 931/3684 Tgl. 15 Juli 2014 untuk Laporan
Penyelesaian Kerugian Daerah Pemda DIY Semester I per 30 Juni 2014.
2.3.
Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
1) Dinas Pendidikan Pemuda, dan Olahraga.
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 94,16%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 87,95%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan
95,83%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.
Realisasi Keuangan 89,10%.
(5) Program Pendidikan Anak Usia Dini. Realisasi Keuangan 94,66%.
(6) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Realisasi Keuangan
94,18%.
(7) Program Pendidikan Menengah. Realisasi Keuangan 96,19%.
(8) Program Pendidikan Non Formal. Realisasi Keuangan 93,30%.
(9) Program Pendidikan Khusus Dan Pendidikan Layanan Khusus. Realisasi
Keuangan 94,46%.
(10) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan. Realisasi Keuangan 89,72%.
(11) Program Pendidikan Tinggi. Realisasi Keuangan 95,27%.
(12) Program Akselerasi Pengembangan Pendidikan Terkemuka. Realisasi Keuangan
80,80%.
(13) Program Peningkatan Pelayanan Pendidikan Pada BLUD. Realisasi Keuangan
89,08%.
(14) Program Pendidikan Karakter Berbasis Budaya. Realisasi Keuangan 89,65%.
(15) Program Pengembangan Unggulan Mutu Pendidikan. Realisasi Keuangan 91,71%.
(16) Program Sinergitas Pendidikan Terhadap Pembangunan. Realisasi Keuangan
85,68%.
(17) Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan. Realisasi Keuangan 88,71%.
(18) Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup
Pemuda. Realisasi Keuangan 96,50%.
(19) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga. Realisasi Keuangan 98,10%.
(20) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga. Realisasi Keuangan 86,88%
(21) Program Pemberdayaan dan Pengembangan Pemuda. Realisasi Keuangan 96,84%.
(22) Program Peningkatan Prestasi Olahraga. Realisasi Keuangan 94,19%.
2)
Dinas Kesehatan.
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 89,90%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 87,32%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan
87,70%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.
Realisasi keuangan 96,86%
(5) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Realisasi keuangan
96,55%.
60
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
Program Perbaikan Gizi Masyarakat. Realisasi keuangan 94,87%
Program Pengembangan Lingkungan Sehat. Realisasi keuangan 98,93%.
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru. Realisasi keuangan 90,28%.
Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru. Realisasi keuangan 94,59%.
Program Sediaan Farmasi, Perbekalan Kesehatan dan Pengawasan Makanan.
Realisasi keuangan 97,53%.
Program Kesehatan Lansia. Realisasi keuangan 99,38%.
Program Kesehatan Anak dan Remaja. Realisasi keuangan 90,60%.
Program Pelayanan Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Realisasi keuangan 91,68%.
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Pada BLUD BAPELJAMKESOS. Realisasi
keuangan 56,49%.
Program Pembinaan Kesehatan Ibu. Realisasi keuangan 98,87%.
Program Pelatihan Kesehatan Dan Peningkatan Mutu Diklat. Realisasi keuangan
90,16%.
Program Pembinaan Kesehatan Bayi dan Balita. Realisasi keuangan 98,60%.
Program Pembiayaan Kesehatan. Realisasi keuangan 97,45%.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit. Realisasi keuangan 91,81%.
3)
Rumah Sakit Grhasia
(1) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Pada BLUD. Realisasi keuangan
89,06%.
4)
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan ESDM
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 90,11%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 94,00%.
(3) Program Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
Realisasi keuangan 96,52%.
(4) Program Pembangunan Saluran Drainage/Gorong-gorong. Realisasi keuangan
92,67%
(5) Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan. Realisasi keuangan
96,45%
(6) Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan. Realisasi keuangan 94,85%.
(7) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan Lainnya. Realisasi keuangan 92,46%.
(8) Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku. Target Capaian 91,50%.
(9) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya. Realisasi keuangan 89,46%.
(10) Program Pengendalian Banjir. Realisasi keuangan 89,71%.
(11) Program Pelayanan Jasa Pengujian. Realisasi keuangan 82,96%.
(12) Program Pengelolaan Persampahan. Realisasi keuangan 85,53%.
(13) Program Pengembangan Kawasan Perkotaan. Realisasi keuangan 94,48%.
(14) Program Pengembangan Kawasan Perdesaan. Realisasi keuangan 90,58%
61
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
(15) Program Pembangunan Dan Pengelolaan Bangunan Gedung Dan Lingkungan.
Realisasi keuangan 96,97%.
(16) Program Peningkatan Jalan dan Jembatan. Realisasi keuangan 98,17%.
(17) Program Pengkaji dan Penerapan Teknologi Bidang Pekerjaan Umum. Realisasi
keuangan 99,40%
(18) Program Pengadaan Tanah untuk Infrastruktur. Realisasi keuangan 83,51%.
(19) Program Pengembangan Pengelolaan Air Minum. Realisasi keuangan 96,28%.
(20) Program Pengembangan Pengelolaan Air Limbah. Realisasi keuangan 93,38%.
(21) Program Pengembangan Kawasan Agropolitan, Minapolitan Dan Desa Potensi.
Realisasi keuangan 77,75%.
(22) Program Pembinaan Jasa Konstruksi. Realisasi keuangan 98,04%.
(23) Program Pengembangan Perumahan. Realisasi keuangan 97,02%.
(24) Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan. Realisasi keuangan 96,34%.
(25) Program Pengurangan Kawasan Kumuh. Realisasi keuangan 89,60%.
(26) Program Perencanaan Tata Ruang. Realisasi keuangan 88,75%.
(27) Program Pemanfaatan Ruang. Realisasi keuangan 80,24%.
(28) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Realisasi keuangan 89,39%.
(29) Program Pembinaan, Pengawasan dan Pengembangan Bahan Bakar. Realisasi
keuangan 92,76%.
(30) Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Ketenagalistrikan. Realisasi keuangan
92,41%.
(31) Program Pembinaan, Pengembangan Dan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan.
Realisasi keuangan 92,19%.
(32) Program Pembinaan, Pengawasan, Pengendalian Pengelolaan, Pendayagunaan Air
Tanah. Realisasi keuangan 96,97%.
(33) Program Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Konservasi Energi. Realisasi
keuangan 99,19%.
(34) Program Pembinaan, Pengembangan Dan Pengawasan Usaha Pertambangan.
Realisasi keuangan 97,86%.
(35) Program Penataan Kawasan Budaya Pendukung Keistimewaan DIY (Dana
Keistimewaan). Realisasi keuangan 36,28%.
(36) Program Penataan Ruang Keistimewaan DIY (Dana Keistimewaan). Realisasi
keuangan 85,95%.
(37) Program Pengembangan Tranportasi Berbasis Keistimewaan. Realisasi keuangan
92,22%.
5)
Badan Perencanaan Pembangunan (BAPEDA).
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 91,11%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 87,71%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. Realisasi keuangan
75,26%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.
Realisasi keuangan 97,91%.
(5) Program Pengembangan Data/ Informasi. Realisasi keuangan 99,39%.
(6) Program Perencanaan Pembangunan Daerah. Realisasi keuangan 97,58%.
62
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi. Realisasi keuangan 92,81%.
Program Perencanaan Sosial Budaya. Realisasi keuangan 95,23%.
Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA. Realisasi keuangan 94,40%.
Program Perencanaan Pembangunan Pemerintahan. Realisasi keuangan 95,51%.
Program Pengendalian Pembangunan Daerah. Realisasi keuangan 88,56%.
Program Pengembangan Statistik Daerah. Realisasi keuangan 99,39%.
6)
Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika.
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 97,20%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 83,28%.
(3) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.
Realisasi Keuangan 97,23%.
(4) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan. Realisasi Keuangan
97,97%.
(5) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas
Angkutan Jalan. Realisasi Keuangan 98,93%.
(6) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan. Realisasi Keuangan 97,15%.
(7) Program Pembangunan Sarana Dan Prasarana Perhubungan. Realisasi Keuangan
98,89%.
(8) Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas. Realisasi Keuangan 96,06%.
(9) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor. Realisasi
keuangan 78,43%.
(10) Program Peningkatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas. Realisasi Keuangan
91,95%.
(11) Program Pengaturan Sistem Simpang Bersinyal. Realisasi Keuangan 97,13%.
(12) Program Pengendalian dan Pengawasan Keselamatan Transportasi. Realisasi
Keuangan 92,00%.
(13) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa. Realisasi
Keuangan 98,47%.
(14) Program Fasilitasi, Pembinaan, Pengendalian Pos Telekomunikasi dan Frekuensi.
Realisasi Keuangan 93,95%.
(15) Program Pengembangan Sarana Prasarana Teknologi Informasi. Realisasi
Keuangan 97,78%.
7)
Badan Lingkungan Hidup.
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 84,20%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 92,67%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. Realisasi Keuangan 68,92%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan. Realisasi Keuangan 92,79%.
(5) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. Realisasi Keuangan
97,73%.
(6) Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup. Realisasi
Keuangan 89,17%.
63
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
(7)
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam. Realisasi Keuangan
95,16%.
(8) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup. Realisasi Keuangan 93,06%.
(9) Program Peningkatan Pengendalian Polusi. Realisasi Keuangan 91,96%.
(10) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau. Realisasi Keuangan 98,28%.
8)
Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat.
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 97,20%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 91,15%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. Realisasi keuangan
100,00%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan.Realisasi keuangan 98,53%.
(5) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan. Realisasi
keuangan 98,36%.
(6) Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam pembangunan.
Realisasi keuangan 100,00%.
(7) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender. Realisasi keuangan
91,08%.
(8) Program Peningkatan Kualitas Hidup Dan Perlindungan Anak. Realisasi keuangan
95,25%.
(9) Program Peningkatan Partisipasi Ekonomi Perempuan. Realisasi keuangan 99,55%.
(10) Program Pendidikan Politik Bagi Perempuan. Realisasi keuangan 92,67%.
(11) Program Kesehatan Reproduksi Remaja. Realisasi keuangan 99,58%.
(12) Program Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera. Realisasi keuangan 99,59%.
(13) Program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga. Realisasi keuangan 99,94%.
(14) Program Pengembangan Bina Keluarga. Realisasi keuangan 99,07%.
(15) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan. Realisasi keuangan
93,86%.
(16) Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan. Realisasi keuangan 94,27%.
(17) Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa. Realisasi
keuangan 88,97%.
(18) Program Peningkatan Kapasitas Pemberdayaan Pemerintah Desa. Realisasi
keuangan 74,69%.
9)
Dinas Sosial.
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 88,62%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan88,57 %.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan
99,88%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan. Realisasi Keuangan 99,95%.
(5) Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo. Realisasi Keuangan 94,80%.
64
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK,
Narkoba dan Penyakit Sosial lainnya). Realisasi Keuangan 94,57%.
Program Pembinaan Pelestarian, Nilai-nilai Kepahlawanan, Keprintisan, dan
Kesetiakawanan Sosial (K3 S). Realisasi Keuangan 91,63%.
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya. Realisasi Keuangan
95,85%.
Program Pembinaan Para Penyandang Disabilitas Dan Trauma. Realisasi Keuangan
99,31%.
Program Pelayanan Dan Perlindungan Anak Bermasalah Sosial. Realisasi Keuangan
92,56%.
Program Pelayanan Dan Perlindungan Lanjut Usia Terlantar. Realisasi Keuangan
95,71%.
Program Penanganan Dan Penanggulangan Bencana. Realisasi Keuangan 40,06%.
Program Perlindungan Dan Pemberdayaan Bagi Korban Tindak Kekerasan, Pekerja
Migran Bermasalah Sosial. Realisasi Keuangan 97,20%.
Program Pemberdayaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Realisasi
Keuangan 95,18%.
Program Peningkatan Kualitas Informasi Kesejahteraan Sosial. Realisasi Keuangan
98,50%.
10) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 88,91%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 95,13%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan
99,93%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan. Realisasi Keuangan 97,27%.
(5) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja. Realisasi Keuangan
88,91%.
(6) Program Peningkatan Kesempatan Kerja. Realisasi keuangan 95,98%.
(7) Program Peningkata Mutu Pelayanan Lembaga Ketenagakerjaan. Realisasi
keuangan 86,31%.
(8) Program Pelayanan Pengawasan Lembaga Ketenagakerjaan. Realisasi keuangan
98,42%.
(9) Program Pelayanan Penyelesaian Hubungan Industrial. Realisasi keuangan 99,84%.
(10) Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi. Realisasi keuangan 83,73%.
11) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 88,10%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 94,64%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan
99,65%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.
Realisasi Keuangan 94,97%.
65
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
Program Penciptaan Iklim UKM yang Kondusif. Realisasi Keuangan 86,46%.
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil
Menengah. Realisasi Keuangan 97,29%.
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi. Realisasi Keuangan 99,12%.
Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan. Realisasi
Keuangan 96,51%.
Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor. Realisasi Keuangan 92,19%.
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri. Realisasi Keuangan
95,89%.
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah. Realisasi Keuangan 89,91%.
Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri. Realisasi Keuangan 98,30%.
Program Pembinaan dan Pengembangan Industri Kreatif. Realisasi Keuangan
99,80%.
12) Badan Kerjasama dan Penanaman Modal
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 97,03%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 97,33%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan
99,57%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.
Realisasi Keuangan 96,74%.
(5) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama dan Pemerataan Pertumbuhan
Investasi. Realisasi Keuangan 92,96%.
(6) Program Peningkatan Iklim Investasi & Realisasi Investasi. Realisasi Keuangan
93,48%.
(7) Program Pengembangan Nilai Budaya. Realisasi Keuangan 99,68%.
(8) Program Peningkatan Kerjasama antar Pemerintah Daerah. Realisasi Keuangan
91,80%.
13) Dinas Kebudayaan.
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 80,61%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 86,42%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. Realisasi keuangan 97,22%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan. Realisasi Keuangan 93,22%.
(5) Program Pengembangan Nilai Budaya. Realisasi Keuangan 88,69%.
(6) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya. Realisasi Keuangan 90,56%.
(7) Program Pengelolaan Keragaman Budaya. Realisasi Keuangan 88,46%.
(8) Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya. Realisasi
Keuangan 80,87%.
(9) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebudayaan. Realisasi Keuangan
91,77%.
(10) Program Pengembangan Nilai Budaya (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan
50,28%.
66
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
(11) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan
35,76%.
(12) Program Pengelolaan Keragaman Budaya (Dana Keistimewaan). Realisasi
Keuangan 84,91%.
(13) Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan
Budaya (Dana
Keistimewaan). Realisasi Keuangan 76,38%.
(14) Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kebudayaan (Dana Keistimewaan).
Realisasi Keuangan 80,68%.
(15) Program Pendidikan Dasar (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 82,67%.
(16) Program Pendidikan Menengah (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 93,15%.
(17) Program Pendidikan Karakter Berbasis Budaya (Dana Keistimewaan). Realisasi
Keuangan 90,53%.
(18) Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat (Dana
Keistimewaan). Realisasi Keuangan 96,92%.
(19) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi Dan Media Massa (Dana
Keistimewaan). Realisasi Keuangan 89,97%.
(20) Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Budaya (Dana Keistimewaan). Realisasi
Keuangan 65,59%.
(21) Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan (Dana Keistimewaan).
Realisasi Keuangan 99,63%.
(22) Program Pengembangan IKM (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan 97,23%.
(23) Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan (Dana Keistimewaan).
Realisasi Keuangan 99,69%.
(24) Program Penataan
Peraturan Perundang-undangan (Dana Keistimewaan).
Realisasi Keuangan 90,35%.
(25) Program Analisis Kebijakan Pembangunan (Dana Keistimewaan). Realisasi
Keuangan 99,05%.
(26) Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media (Dana Keistimewaan). Realisasi
Keuangan 96,72%.
(27) Program Peningkatan Pendidikan Kedinasan (Dana Keistimewaan). Realisasi
Keuangan 95,24%.
(28) Program Penyelamatan Dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah (Dana
Keistimewaan). Realisasi Keuangan 62,12%.
(29) Program Pengembangan Sarana Dan Prasarana Perpustakaan (Dana
Keistimewaan). Realisasi Keuangan 89,03%.
(30) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata (Dana Keistimewaan). Realisasi
Keuangan 96,87%.
(31) Program Pengembangan Kemitraan (Dana Keistimewaan). Realisasi Keuangan
98,13%.
(32) Program Manajamen Pelayanan Pendidikan (Dana Keistimewaan). Realisasi
Keuangan 100,00%.
(33) Program Perencanaan Pembangunan Pemerintahan (Dana Keistimewaan).
Realisasi Keuangan 55,01%.
(34) Program Optimalisasi Penyelenggaraan Keistimewaan (Dana Keistimewaan).
Realisasi Keuangan 34,05%.
67
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
14) Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat.
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 95,60%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 58,97%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan
98,77%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan. Realisasi Keuangan 99,99%.
(5) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. Realisasi Keuangan
97,56%.
(6) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan. Realisasi Keuangan 99,76%.
(7) Program Pendidikan Politik Masyarakat. Realisasi Keuangan 99,91%.
(8) Program Kewaspadaan Dini dan Pembinaan Masyarakat. Realisasi Keuangan
89,86%.
15) Satuan Polisi Pamong Praja
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 92,52%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 88,33%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan
100,00%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.
Realisasi Keuangan 98,73%.
(5) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan. Realisasi Keuangan
91,05%.
(6) Program Pemeliharaan KANTRANTIBMAS dan Pencegahan Tindak Kriminal.
Realisasi Keuangan 82,46%.
(7) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat. Realisasi Keuangan
91,70%.
(8) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah.
Realisasi Keuangan 97,94%.
16) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 93,07%
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 91,79%
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. Realisasi keuangan 83,32%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan. Realisasi Keuangan 89,21%.
(5) Program Pencegahan Dini Bencana. Realisasi keuangan 94,56%.
(6) Program Penanggulangan Korban Bencana. Realisasi Keuangan 93,02%.
17) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(1) Belanja Pegawai: Gaji dan Tunjangan . Realisasi Keuangan 97,41%.
18) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
(1) Belanja Pegawai: Gaji dan Tunjangan . Realisasi Keuangan 100,00%.
68
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
19) Sekretariat Daerah.
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 81,81%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 93,55%.
(3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Realisasi keuangan 95,34%.
(4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan
96,90%.
(5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.
Realisasi keuangan 96,12%.
(6) Program Pengembangan Sistem Pendaftaran Tanah. Realisasi keuangan 89,23%.
(7) Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah.
Realisasi keuangan 96,73%.
(8) Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan. Realisasi keuangan 84,79%.
(9) Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan. Realisasi keuagan 70,72%.
(10) Program Penataan Administrasi Kependudukan . Realisasi keuangan 94,65%.
(11) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah.
Realisasi keuangan 80,06%.
(12) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH. Realisasi keuangan 78,89%.
(13) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi. Realisasi keuangan
98,79%.
(14) Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah. Realisasi keuangan
87,84%.
(15) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan. Realisasi keuangan 93,93%.
(16) Program Penataan Daerah Otonomi Baru. Realisasi keuangan 97,85%.
(17) Program Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintahan. Realisasi keuangan 89,07%.
(18) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah. Realisasi keuangan 93,40%.
(19) Program Analisis Kebijakan Pembangunan. Realisasi keuangan 96,73%.
(20) Program Penelitian dan Pengembangan. Realisasi keuangan 96,46%.
(21) Program Fasilitasi Bantuan dan Layanan Hukum. Realisasi keuangan 97,05%.
(22) Program Pengawasan Produk Hukum . Realisasi keuangan 95,95%.
(23) Program Pengembangan Kehidupan Beragama. Realisasi keuangan 85,32%.
(24) Program Peningkatan Pelayanan Publik. Realisasi Keuangan 93,04%.
(25) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa. Realisasi keuangan
67,78%.
(26) Program Peningkatan Prasarana/Sarana dan Penataan Administrasi Pemerintahan
Desa. Realisasi Keuangan 99,99%.
(27) Program Peningkatan Kapasitas Pemberdayaan Pemerintah Desa. Realisasi
Keuangan 100,00%.
(28) Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan. Realisasi keuangan 97,77%.
(29) Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media. Realisasi keuangan 87,91%.
(30) Program Perencanaan dan Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan Keistimewaan.
Realisasi Keuangan 55,14%.
(31) Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan dan Sistem Pendaftaran
Pertanahan. Realisasi Keuangan 31,30%.
(32) Program Optimalisasi Penyelenggaraan Pemerintahan. Realisasi Keuangan 57,39%.
69
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
(33) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah (Dana Keistimewaan).
Realisasi Keuangan 80,20%.
20) Sekretariat DPRD
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 92,28%.
2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 91,78%.
3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Realisasi Keuangan 95,65%.
4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan
85,23%.
5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.
Realisasi Keuangan 87,71%.
6) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah. Realisasi
Keuangan 67,71%.
21) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 80,43%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 92,73%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan
93,23%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan.
Realisasi keuangan 94,24%.
(5) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah. Realisasi
keuangan 90,13%.
(6) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kab/Kota. Realisasi
keuangan 87,28%.
(7) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kdh. Realisasi keuangan 87,35%.
(8) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi. Realisasi keuangan
81,83%.
(9) Program Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah. Realisasi keuangan
91,46%.
(10) Program Pengembangan Investasi dan Aset Daerah. Realisasi keuangan 99,11%.
(11) Program Pengembangan dan Pembinaan BUMD dan Lembaga Keuangan Mikro.
Realisasi keuangan 89,04%.
22) Badan Pendidikan dan Pelatihan
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 98,07%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 93,60%.
(3) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan. Realisasi keuangan 98,35%.
(4) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknlogi Informasi. Realisasi keuangan 99,16%.
(5) Program Penelitian dan Pengembangan. Realisasi keuangan 99,64%.
(6) Program Pendidikan Kedinasan. Realisasi keuangan 94,26%.
(7) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur. Realisasi keuangan 98,59%.
70
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
(8)
Program Peningkatan Kerjasama Kediklatan Antar Daerah. Realisasi keuangan
96,48%.
23) Inspektorat
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 97,57%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 98,22%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan
93,22%.
(4) Program Peningkatan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. Realisasi
Keuangan 98,84%.
(5) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kepala Daerah. Realisasi Keuangan 96,23%.
(6) Program Peningkatan Profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur
pengawasan. Realisasi Keuangan 80,38%.
24) Badan Kepegawaian Daerah
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 86,53%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 94,13%.
(3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur. Realisasi keuangan 98,01%.
(4) Program Fasilitasi Pindah / Purna Tugas PNS. Realisasi keuangan 89,70%.
(5) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan
97,99%.
(6) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan. Realisasi keuangan 91,65%.
(7) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi. Realisasi keuangan
100,00%.
(8) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan. Realisasi keuangan 100,00%.
(9) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur. Realisasi keuangan 86,59%.
(10) Program Perbaikan Sistem Informasi Kearsipan. Realisasi keuangan 96,44%.
25) PPKD
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Pendapatan dengan capaian 92,38%.
Pendapatan Perimbangan dengan capaian 96,90%.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dengan capaian 86,21%.
Belanja dengan capaian 91,85%.
Belanja Bunga dengan capaian 0,00%.
Belanja Hibah dengan capaian 89,79%.
Belanja Bantuan Sosial dengan capaian 67,79%.
Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dengan
capaian 100,00%.
(9) Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa
dengan capaian 92,90%.
(10) Belanja Tak Terduga dengan capaian 6,37%.
(11) Penerimaan Pembiayaan dengan capaian 101,97%.
(12) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya dengan capaian 100,00%.
71
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
(13) Pengeluaran Pembiayaan Dengan capaian 70,39%.
(14) Penyertaan Modal Investasi Pemerintah Daerah dengan capaian 70,39%.
26) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 93,67%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 92,97%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan
99,36%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan. Realisasi Keuangan 97,23%.
(5) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian. Realisasi Keuangan 87,04%.
(6) Program Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan. Realisasi Keuangan
98,12%.
(7) Program Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan. Realisasi Keuangan
99,09%.
(8) Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan. Realisasi Keuangan
96,80%.
(9) Program Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan. Realisasi Keuangan 97,97%.
27) Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah.
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 84,88%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 89,56%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan
60,08%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.
Realisasi Keuangan 97,59%.
(5) Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perpustakaan. Realisasi Keuangan
96,38%.
(6) Program Pengembangan dan Pembinaan Perpustakaan. Realisasi Keuangan
92,39%.
(7) Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan. Realisasi Keuangan 79,40%.
(8) Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah. Realisasi
Keuangan 89,97%.
(9) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi. Realisasi Keuangan 81,78%.
(10) Program Pengembangan Budaya Baca. Realisasi Keuangan 88,34%.
28) Dinas Pertanian
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi keuangan 85,72%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi keuangan 94,57%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi keuangan
98,17%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan. Realisasi keuangan 88,65%.
(5) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Petanian/Perkebunan. Realisasi
keuangan 96,66%.
72
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
(6)
(7)
(8)
(9)
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan. Realisasi keuangan 91,67%.
Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Petani. Realisasi keuangan
94,90%.
Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan. Realisasi Keuangan 87,28%.
Program Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura. Realisasi Keuangan 87,02%.
29) Dinas Kehutanan dan Perkebunan
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 90,78%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 94,86%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Realisasi Keuangan
99,83%.
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan.
Realisasi Keuangan 98,88%.
(5) Program Pengembangan Agribisnis Perkebunan. Realisasi Keuangan 92,04%.
(6) Program Peningkatan Produksi Perkebunan. Realisasi Keuangan 92,77%.
(7) Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan. Realisasi Keuangan 92,60%.
(8) Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Realisasi Keuangan 92,20%.
(9) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan. Realisasi Keuangan
90,26%.
(10) Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hsl Hutan. Realisasi Keuangan
95,11%.
(11) Program Penataan Kawasan Hutan. Realisasi Keuangan 91,75%.
30) Dinas Pariwisata
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 83,66%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 91,20%.
(3) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur. Realisasi Keuangan 97,22%
(4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan. Realisasi Keuangan 78,35%.
(5) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata. Realisasi keuangan 88,01%.
(6) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata. Realisasi Keuangan 90,76%.
(7) Program Pengembangan Kemitraan. Realisasi Keuangan 99,69%.
(8) Program Pengembangan Desa Wisata. Realisasi Keuangan 91,26%.
31) Dinas Kelautan dan Perikanan
(1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Realisasi Keuangan 91,06%.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Realisasi Keuangan 90,35%.
(3) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan. Realisasi Keuangan 93,88%.
(4) Program Peningkatan Kesadaran dan Penegakan Hukum Dalam Pendayagunaan
Sumberdaya Laut. Realisasi Keuangan 99,44%.
(5) Program Peningkatan Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut.
Realisasi Keuangan %98,00.
(6) Program Pengembangan Budidaya Perikanan. Realisasi Keuangan95,84%.
(7) Program Pengembangan Perikanan Tangkap. Realisasi Keuangan 68,61%.
73
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
(8)
Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan. Realisasi
Keuangan 95,15%.
(9) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Air,Laut, air payau, dan air tawar.
Realisasi Keuangan 97,88%.
(10) Program Rehabilitasi Ekosistem dan Cadangan Sumberdaya Alam. Realisasi
Keuangan 99,21%.
(11) Program Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan Perikanan dan Kelautan.
Realisasi keuangan 98,96%.
74
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
3.1.
Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
URUSAN WAJIB PENDIDIKAN
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN
OLAHRAGA
PENDAPATAN DISDIKPORA
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
BELANJA DISDIKPORA
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Pendidikan Anak Usia Dini
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun
Program Pendidikan Menengah
Program Pendidikan Non Formal
Program Pendidikan Khusus Dan
Pendidikan Layanan Khusus
Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Program Pendidikan Tinggi
Program Akselerasi Pengembangan
Pendidikan Terkemuka
Program Peningkatan Pelayanan
Pendidikan pada BLUD
Program Pendidikan Karakter Berbasis
Budaya
Program Pengembangan Unggulan Mutu
Pendidikan
Program Sinergitas Pendidikan Terhadap
Pembangunan
Program Peningkatan Peran Serta
Kepemudaan
Program Peningkatan Upaya Penumbuhan
Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup
Pemuda
Program Pembinaan dan Pemasyarakatan
Olahraga
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Olahraga
Program Pemberdayaan dan
Pengembangan Pemuda
Program Peningkatan Prestasi Olahraga
Anggaran
Perubahan (Rp)
Realisasi
(Rp)
2.202.388.500,00
2.202.388.500,00
2.334.973.195,00
2.334.973.195,00
416.000.000,00
1.786.388.500,00
278.608.883.689,00
106.580.760.607,00
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
106.580.760.607,00
172.028.123.082,00
1.047.507.000,00
1.287.466.195,00
259.607.504.406,00
102.900.992.190,00
102.900.992.190,00
156.706.512.216,00
132.584.695,00
132.584.695,00
631.507.000,00
(498.922.305,00)
(19.001.379.283,00)
(3.679.768.417,00)
(3.679.768.417,00)
(15.321.610.866,00)
106,02
106,02
251,80
72,07
93,18
96,55
96,55
91,09
%
%
%
%
%
%
%
%
5.641.644.682,00
5.311.921.648,00
(329.723.034,00)
94,16
%
6.205.528.000,00
5.457.564.723,00
(747.963.277,00)
87,95
%
539.546.000
517.039.500,00
(22.506.500,00)
95,83
%
200.000.000,00
1.846.452.500,00
178.209.925,00
1.747.935.580,00
(21.790.075,00)
(98.516.920,00)
89,10
94,66
%
%
15.254.498.000,00
29.334.640.000,00
5.563.522.000,00
14.366.380.941,00
28.216.679.858,00
5.190.723.835,00
(888.117.059,00)
(1.117.960.142,00)
(372.798.165,00)
94,18
96,19
93,30
%
%
%
9.668.275.000
13.873.996.000,00
4.243.600.000,00
9.132.933.983,00
12.447.099.059,00
4.042.919.000,00
(535.341.017,00)
(1.426.896.941,00)
(200.681.000,00)
94,46
89,72
95,27
%
%
%
5.268.666.900,00
4.257.266.155,00
(1.011.400.745,00)
80,80
%
12.635.250.000,00
11.255.893.439,00
(1.379.356.561,00)
89,08
%
1.508.414.000,00
1.352.278.580,00
(156.135.420,00)
89,65
%
3.952.985.000,00
3.625.194.300,00
(327.790.700,00)
91,71
%
5.008.648.000,00
4.291.611.280,00
(717.036.720,00)
85,68
%
3.062.235.000,00
2.716.496.550,00
(345.738.450,00)
88,71
%
786.430.000,00
758.942.500,00
(27.487.500,00)
96,50
%
175.000.000,00
171.675.000,00
(3.325.000,00)
98,10
%
39.505.942.000,00
34.322.334.250,00
(5.183.607.750,00)
86,88
%
1.625.000.000,00
1.573.641.800,00
(51.358.200,00)
96,84
%
6.127.850.000,00
5.771.770.310,00
(356.079.690,00)
94,19
%
URUSAN WAJIB KESEHATAN
DINAS KESEHATAN
75
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Anggaran
Perubahan (Rp)
5.759.633.460,00
5.759.633.460,00
5.008.759.015,00
750.874.445,00
130.729.557.193,00
23.749.231.196,00
23.749.231.196,00
Realisasi
(Rp)
7.287.820.861,00
7.287.820.861,00
6.683.401.247,00
604.419.614,00
98.333.143.745,00
23.682.464.213,00
23.682.464.213,00
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
1.528.187.401,00
1.528.187.401,00
1.674.642.232,00
(146.454.831,00)
(32.396.413.448,00)
(66.766.983,00)
(66.766.983,00)
106.980.325.997,00
74.650.679.532,00
(32.329.646.465,00)
69,78
%
6.360.712.351,00
5.718.194.186,00
(642.518.165,00)
89,90
%
6.782.537.800,00
5.922.522.631,00
(860.015.169,00)
87,32
%
1.708.088.050,00
1.498.073.554,00
(210.014.496,00)
87,70
%
158.789.000,00
153.795.860,00
(4.993.140,00)
96,86
%
1.508.837.600,00
928.920.000,00
1.036.611.000,00
1.456.741.450,00
881.309.200,00
1.025.514.100,00
(52.096.150,00)
(47.610.800,00)
(11.096.900,00)
96,55
94,87
98,93
%
%
%
15.564.025.200,00
14.050.976.798,00
(1.513.048.402,00)
90,28
%
Program Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru
470.568.700,00
445.120.706,00
(25.447.994,00)
94,59
%
Program Sediaan Farmasi, Perbekalan
Kesehatan dan Pengawasan Makanan
Program Kesehatan Lansia
Program Kesehatan Anak dan Remaja
269.692.000,00
143.364.000,00
68.200.000,00
263.040.080,00
142.477.470,00
61.790.000,00
(6.651.920,00)
(886.530,00)
(6.410.000,00)
97,53
99,38
90,60
%
%
%
2.699.893.046,00
2.475.218.520,00
(224.674.526,00)
91,68
%
65.406.801.000,00
220.000.000,00
36.950.796.417,00
217.514.240,00
(28.456.004.583,00)
(2.485.760,00)
56,49
98,87
%
%
499.328.150,00
450.212.600,00
(49.115.550,00)
90,16
%
118.650.000,00
599.193.000,00
116.991.000,00
583.908.400,00
(1.659.000,00)
(15.284.600,00)
98,60
97,45
%
%
Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit
2.436.115.100,00
2.236.482.320,00
(199.632.780,00)
91,81
%
URUSAN WAJIB KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PENDAPATAN R.S. GRHASIA
Pendapatan Asli Daerah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
BELANJA R.S. GRHASIA
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
11.428.449.210,00
11.428.449.210,00
11.428.449.210,00
31.075.062.079,00
14.344.881.311,00
14.344.881.311,00
16.730.180.768,00
17.006.330.820,00
17.006.330.820,00
17.006.330.820,00
29.028.660.523,00
14.129.123.409,00
14.129.123.409,00
14.899.537.114,00
5.577.881.610,00
5.577.881.610,00
5.577.881.610,00
(2.046.401.556,00)
(215.757.902,00)
(215.757.902,00)
(1.830.643.654,00)
148,81
148,81
148,81
93,41
98,50
98,50
89,06
%
%
%
%
%
%
%
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Pada BLUD RSJ GRHASIA
16.730.180.768,00
14.899.537.114,00
(1.830.643.654,00)
89,06
%
209.515.000,00
350.909.000,00
141.394.000,00
167,49
%
PENDAPATAN DINAS KESEHATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
BELANJA DINAS KESEHATAN
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana
dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit
Jiwa/Rumah Sakit Paru
Program Pelayanan Kesehatan Dasar Dan
Rujukan
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Pada BLUD BAPELJAMKESOS
Program Pembinaan Kesehatan Ibu
Program Pelatihan Kesehatan Dan
Peningkatan Mutu Diklat
Program Pembinaan Kesehatan Bayi dan
Balita
Program Pembiayaan Kesehatan
Prosentase
(%)
126,53 %
126,53 %
133,43 %
80,50 %
75,22 %
99,72 %
99,72 %
URUSAN WAJIB PEKERJAAN UMUM
DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN
DAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL
PENDAPATAN DINAS PUP-ESDM
76
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Anggaran
Perubahan (Rp)
209.515.000,00
200.065.000,00
9.450.000,00
503.657.700.808,00
21.011.591.187,00
21.011.591.187,00
482.646.109.621,00
Realisasi
(Rp)
350.909.000,00
350.909.000,00
14.106.000,00
410.288.383.118,00
20.592.676.021,00
20.592.676.021,00
389.695.707.097,00
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
141.394.000,00
150.844.000,00
4.656.000,00
(93.369.317.690,00)
(418.915.166,00)
(418.915.166,00)
(92.950.402.524,00)
2.734.439.375,00
2.463.938.438,00
(270.500.937,00)
90,11
%
7.316.181.000,00
6.876.933.073,00
(439.247.927,00)
94,00
%
442.922.750,00
427.498.040,00
(15.424.710,00)
96,52
%
4.705.552.000,00
4.360.821.500,00
(344.730.500,00)
92,67
%
56.890.946.429,00
54.871.185.891,00
(2.019.760.538,00)
96,45
%
486.854.000,00
461.780.500,00
(25.073.500,00)
94,85
%
30.475.105.697,00
28.178.727.088,00
(2.296.378.609,00)
92,46
%
1.800.000.000,00
1.646.947.480,00
(153.052.520,00)
91,50
%
20.717.335.000,00
2.600.000.000,00
3.146.249.850,00
1.710.000.000,00
18.533.636.902,00
2.332.410.660,00
2.610.265.375,00
1.462.512.000,00
(2.183.698.098,00)
(267.589.340,00)
(535.984.475,00)
(247.488.000,00)
89,46
89,71
82,96
85,53
%
%
%
%
19.497.240.000,00
18.420.127.990,00
(1.077.112.010,00)
94,48
%
15.700.000.000,00
14.220.952.850,00
(1.479.047.150,00)
90,58
%
501.062.500,00
95.198.524.000,00
485.876.100,00
93.460.664.600,00
(15.186.400,00)
(1.737.859.400,00)
96,97
98,17
%
%
879.994.925,00
874.696.950,00
(5.297.975,00)
99,40
%
27.646.308.595,00
23.087.156.828,00
(4.559.151.767,00)
83,51
%
11.800.000.000,00
11.360.678.780,00
(439.321.220,00)
96,28
%
6.001.395.000,00
5.604.215.050,00
(397.179.950,00)
93,38
%
4.300.000.000,00
3.343.280.700,00
(956.719.300,00)
77,75
%
1.037.707.000,00
10.326.000.000,00
1.017.394.475,00
10.018.343.031,00
(20.312.525,00)
(307.656.969,00)
98,04
97,02
%
%
11.706.500.000,00
3.600.000.000,00
1.450.000.000,00
1.419.282.000,00
1.829.309.500,00
11.278.145.500,00
3.225.775.700,00
1.286.852.000,00
1.138.776.000,00
1.635.254.500,00
(428.354.500,00)
(374.224.300,00)
(163.148.000,00)
(280.506.000,00)
(194.055.000,00)
96,34
89,60
88,75
80,24
89,39
%
%
%
%
%
Program Pembinaan, Pengawasan dan
Pengembangan Bahan Bakar
607.500.000,00
563.546.200,00
(43.953.800,00)
92,76
%
Program Pembinaan dan Pengawasan
Bidang Ketenagalistrikan
4.178.100.000,00
3.861.032.000,00
(317.068.000,00)
92,41
%
Program Pembinaan, Pengembangan Dan
Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan
2.982.000.000,00
2.749.063.150,00
(232.936.850,00)
92,19
%
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
BELANJA DINAS PUP-ESDM
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Pembangunan Saluran
Drainase/Gorong-gorong
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan
dan Jembatan
Program Inspeksi Kondisi Jalan dan
Jembatan
Program Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan
Pengairan lainya
Program Penyediaan Dan Pengelolaan Air
Baku
Program Pengembangan, Pengelolaan dan
Konservasi Sungai, Danau dan SDA lainnya
Program Pengendalian Banjir
Program Pelayanan Jasa Pengujian
Program Pengelolaan Persampahan
Program Pengembangan Kawasan
Perkotaan
Program Pengembangan Kawasan
Pedesaan
Program Pembangunan Dan Pengelolaan
Bangunan Gedung Dan Lingkungan
Program Peningkatan Jalan dan Jembatan
Program Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Bidang Pekerjaan Umum
Program Pengadaan Tanah untuk
Infrastruktur
Program Pengembangan Pengelolaan Air
Minum
Program Pengembangan Pengelolaan Air
Limbah
Program Pengembangan Kawasan
Agropolitan, Minapolitan Dan Desa Potensi
Program Pembinaan Jasa Konstruksi
Program Pengembangan Perumahan
Program Pemberdayaan Komunitas
Perumahan
Program Pengurangan Kawasan Kumuh
Program Perencanaan Tata Ruang
Program Pemanfaatan Ruang
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
77
Prosentase
(%)
167,49 %
175,40 %
149,27 %
81,46 %
98,01 %
98,01 %
80,74 %
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Program Pembinaan, Pengawasan,
Pengendalian Pengelolaan, Pendayagunaan
Air Tanah
Program Pembinaan dan Pengawasan
Pelaksanaan Konservasi Energi
Program Pembinaan, Pengembangan Dan
Pengawasan Usaha Pertambangan
Program Penataan Kawasan Budaya
Pendukung Keistimewaan DIY (Dana
Keistimewaan)
Program Penataan Ruang Keistimewaan DIY
(Dana Keistimewaan)
Program Pengembangan Tranportasi
Berbasis Keistimewaan (Dana
Keistimewaan)
URUSAN WAJIB PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
BELANJA BAPPEDA
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Anggaran
Perubahan (Rp)
Realisasi
(Rp)
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
3.700.000.000,00
3.587.710.550,00
(112.289.450,00)
96,97
%
600.000.000,00
595.153.930,00
(4.846.070,00)
99,19
%
1.039.600.000,00
1.017.377.500,00
(22.222.500,00)
97,86
%
109.099.000.000,00
39.584.197.586,00
(69.514.802.414,00)
36,28
%
5.400.000.000,00
4.641.306.830,00
(758.693.170,00)
85,95
%
9.121.000.000,00
8.411.471.350,00
(709.528.650,00)
92,22
%
24.373.703.317,00
6.033.969.657,00
6.033.969.657,00
18.339.733.660,00
22.830.292.152,00
5.848.438.302,00
5.848.438.302,00
16.981.853.850,00
(1.543.411.165,00)
(185.531.355,00)
(185.531.355,00)
(1.357.879.810,00)
93,67
96,93
96,93
92,60
%
%
%
%
1.523.229.600,00
1.387.761.486,00
(135.468.114,00)
91,11
%
Program Peningkatan Sarana Prasarana
Aparatur
3.247.184.225,00
2.848.039.650,00
(399.144.575,00)
87,71
%
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
346.064.000,00
260.430.900,00
(85.633.100,00)
75,26
%
128.600.575,00
321.944.110,00
125.911.240,00
319.976.810,00
(2.689.335,00)
(1.967.300,00)
97,91
99,39
%
%
1.702.443.200,00
1.661.278.399,00
(41.164.801,00)
97,58
%
1.084.225.500,00
1.425.702.700,00
1.006.323.650,00
1.357.731.602,00
(77.901.850,00)
(67.971.098,00)
92,81
95,23
%
%
1.830.776.500,00
1.728.189.828,00
(102.586.672,00)
94,40
%
1.305.606.950,00
1.246.944.300,00
(58.662.650,00)
95,51
%
3.244.822.900,00
2.179.133.400,00
2.873.522.585,00
2.165.743.400,00
(371.300.315,00)
(13.390.000,00)
88,56
99,39
%
%
22.658.553.602,00
22.658.553.602,00
19.542.939.675,00
3.115.613.927,00
111.078.079.320,92
14.963.212.929,25
14.963.212.929,25
96.114.866.391,67
23.737.244.353,61
23.737.244.353,61
20.313.150.426,61
3.424.093.927,00
107.596.875.612,00
14.648.751.060,00
14.648.751.060,00
92.948.124.552,00
1.078.690.751,61
1.078.690.751,61
770.210.751,61
308.480.000,00
(3.481.203.708,92)
(314.461.869,25)
(314.461.869,25)
(3.166.741.839,67)
104,76
104,76
103,94
109,90
96,87
97,90
97,90
96,71
%
%
%
%
%
%
%
%
2.425.723.720,00
2.357.701.014,00
(68.022.706,00)
97,20
%
2.162.879.500,00
1.801.256.883,00
(361.622.617,00)
83,28
%
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan
Program Pengembangan Data /Informasi
Program Perencanaan Pembangunan
Daerah
Program Perencanaan Pembangunan
Ekonomi
Program Perencanaan Sosial Budaya
Program Perencanaan Pengembangan
Wilayah dan SDA
Program Perencanaan Pembangunan
Pemerintahan
Program Pengendalian Pembangunan
Daerah
Program Pengembangan Statistik Daerah
URUSAN WAJIB PERHUBUNGAN
DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA
PENDAPATAN DISHUBKOMINFO
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
BELANJA DISHUBKOMINFO
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Admnistrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
78
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Anggaran
Perubahan (Rp)
Realisasi
(Rp)
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
161.574.690,00
157.099.110,00
(4.475.580,00)
97,23
%
Program Pembangunan Prasarana dan
Fasilitas Perhubungan
3.702.392.300,00
3.627.118.733,00
(75.273.567,00)
97,97
%
2.850.780.167,00
53.997.822.452,67
2.820.417.006,00
52.457.976.589,00
(30.363.161,00)
(1.539.845.863,67)
98,93
97,15
%
%
349.441.000,00
345.572.000,00
(3.869.000,00)
98,89
%
12.704.534.637,00
12.203.947.137,00
(500.587.500,00)
96,06
%
66.374.600,00
52.055.900,00
(14.318.700,00)
78,43
%
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Prasarana dan Fas LLAJ
Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Program Pembangunan Sarana Dan
Prasarana Perhubungan
Program Pengendalian dan Pengamanan
Lalu Lintas
Program Peningkatan Kelaikan
Pengoperasian KBM
Program Peningkatan Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas
Program Pengaturan Sistem Simpang
Bersinyal
547.255.300,00
503.186.500,00
(44.068.800,00)
91,95
%
5.169.438.700,00
5.021.149.700,00
(148.289.000,00)
97,13
%
Program Pengendalian Dan Pengawasan
Keselamatan Transportasi
1.575.150.800,00
1.449.170.400,00
(125.980.400,00)
92,00
%
623.658.200,00
614.132.050,00
(9.526.150,00)
98,47
%
607.412.225,00
570.684.530,00
(36.727.695,00)
93,95
%
9.170.428.100,00
8.966.657.000,00
(203.771.100,00)
97,78
%
16.604.081.305,00
3.016.783.756,00
3.016.783.756,00
13.587.297.549,00
15.355.782.636,00
3.011.391.975,00
3.011.391.975,00
12.344.390.661,00
(1.248.298.669,00)
(5.391.781,00)
(5.391.781,00)
(1.242.906.888,00)
92,48
99,82
99,82
90,85
%
%
%
%
851.050.000,00
716.574.083,00
(134.475.917,00)
84,20
%
1.023.694.749,00
948.645.000,00
(75.049.749,00)
92,67
%
169.100.000,00
116.538.000,00
(52.562.000,00)
68,92
%
92.481.100,00
85.813.800,00
(6.667.300,00)
92,79
%
449.805.000,00
439.615.000,00
(10.190.000,00)
97,73
%
Program Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup
7.156.505.700,00
6.381.421.418,00
(775.084.282,00)
89,17
%
Program Perlindungan dan Konservasi
Sumber Daya Alam
1.925.968.500,00
1.832.764.260,00
(93.204.240,00)
95,16
%
906.455.000,00
243.237.500,00
843.550.400,00
223.669.500,00
(62.904.600,00)
(19.568.000,00)
93,06
91,96
%
%
769.000.000,00
755.799.200,00
(13.200.800,00)
98,28
%
13.513.553.896,00
3.986.689.296,00
3.986.689.296,00
12.887.881.528,00
3.968.507.901,00
3.968.507.901,00
(625.672.368,00)
(18.181.395,00)
(18.181.395,00)
95,37
99,54
99,54
%
%
%
Program Pengembangan Komunikasi,
Informasi, dan Media Masa
Program Fasilitasi, Pembinaan,
Pengendalian Pos Telekomunikasi dan
Frekuensi
Program Pengembangan Sarana Prasarana
Teknologi Informasi
URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
BELANJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas
Sumberdaya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan
Program Peningkatan Kualitas dan Akses
Informasi SDA & LH
Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
(RTH)
URUSAN WAJIB PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN MASYARAKAT
BELANJA BPPM
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
79
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Anggaran
Perubahan (Rp)
9.526.864.600,00
Realisasi
(Rp)
8.919.373.627,00
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
(607.490.973,00)
1.016.761.600,00
988.245.032,00
(28.516.568,00)
97,20
%
432.025.000,00
393.791.900,00
(38.233.100,00)
91,15
%
79.910.000,00
79.909.350,00
(650,00)
100,00
%
114.000.000,00
112.329.700,00
(1.670.300,00)
98,53
%
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan
Perlindungan Perempuan
1.224.500.000,00
1.204.465.000,00
(20.035.000,00)
98,36
%
Program Peningkatan Peran Serta &
Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
195.000.000,00
194.998.125,00
(1.875,00)
100,00
%
Program Penguatan Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender
966.500.000,00
880.322.400,00
(86.177.600,00)
91,08
%
Program Peningkatan Kualitas Hidup Dan
Perlindungan Anak
445.000.000,00
423.869.900,00
(21.130.100,00)
95,25
%
312.645.000,00
311.242.125,00
(1.402.875,00)
99,55
%
511.500.000,00
295.000.000,00
473.983.850,00
293.759.275,00
(37.516.150,00)
(1.240.725,00)
92,67
99,58
%
%
350.000.000,00
348.563.125,00
(1.436.875,00)
99,59
%
437.000.000,00
436.750.000,00
(250.000,00)
99,94
%
75.000.000,00
74.299.000,00
(701.000,00)
99,07
%
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Peningkatan Partisipasi Ekonomi
Perempuan
Program Pendidikan Politik Bagi
Perempuan
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
Program Keluarga Berencana Dan Keluarga
Sejahtera
Program Peningkatan Kesejahteraan
Keluarga
Program Pengembangan Bina Keluarga
Program Peningkatan Keberdayaan
Masyarakat Pedesaan
Prosentase
(%)
93,62 %
1.429.823.000,00
1.342.013.195,00
(87.809.805,00)
93,86
%
Program Pengembangan Lembaga Ekonomi
Pedesaan
193.200.000,00
182.139.000,00
(11.061.000,00)
94,27
%
Program Peningkatan Partisipasi
Masyarakat Dalam Membangun Desa
675.000.000,00
600.569.150,00
(74.430.850,00)
88,97
%
Program Peningkatan Kapasitas
Pemberdayaan Pemerintah Desa
774.000.000,00
578.123.500,00
(195.876.500,00)
74,69
%
391.650.000,00
391.650.000,00
391.650.000,00
57.368.969.885,00
15.714.192.583,00
15.714.192.583,00
41.654.777.302,00
390.400.000,00
390.400.000,00
390.400.000,00
53.209.615.697,00
15.233.089.005,00
15.233.089.005,00
37.976.526.692,00
(1.250.000,00)
(1.250.000,00)
(1.250.000,00)
(4.159.354.188,00)
(481.103.578,00)
(481.103.578,00)
(3.678.250.610,00)
99,68
99,68
99,68
92,75
96,94
96,94
91,17
%
%
%
%
%
%
%
12.705.754.627,00
11.260.181.476,00
(1.445.573.151,00)
88,62
%
8.648.855.700,00
7.660.672.388,00
(988.183.312,00)
88,57
%
51.424.400,00
51.364.400,00
(60.000,00)
99,88
%
81.029.350,00
80.989.325,00
(40.025,00)
99,95
%
6.725.518.300,00
6.375.788.437,00
(349.729.863,00)
94,80
%
1.380.052.800,00
1.305.108.625,00
(74.944.175,00)
94,57
%
498.304.250,00
456.588.850,00
(41.715.400,00)
91,63
%
URUSAN WAJIB SOSIAL
DINAS SOSIAL
PENDAPATAN DINAS SOSIAL
Pendapatan Asli Daerah
Retribusi Daerah
BELANJA DINAS SOSIAL
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program peningkatan pengembangan
sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti
Jompo
Program Pembinaan Eks Penyandang
Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK,
Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya)
Program Pembinaan Pelestarian Nilai-nilai
Kepahlawanan, Keperintisan dan
80
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Anggaran
Perubahan (Rp)
Realisasi
(Rp)
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
Kesetiakawanan Sosial
Program Pemberdayaan Fakir Miskin Dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) Lainnya
1.825.351.175,00
1.749.587.225,00
(75.763.950,00)
95,85
%
564.956.750,00
561.082.150,00
(3.874.600,00)
99,31
%
Program Pelayanan Dan Perlindungan Anak
Bermasalah Sosial
1.807.442.400,00
1.673.006.416,00
(134.435.984,00)
92,56
%
Program Pelayanan Dan Perlindungan
Lanjut Usia Terlantar
1.052.474.075,00
1.007.312.075,00
(45.162.000,00)
95,71
%
566.289.450,00
226.830.450,00
(339.459.000,00)
40,06
%
Program Pembinaan Para Penyandang
Disabilitas Dan Trauma
Program Penanganan Dan Penanggulangan
Bencana
Program Perlindungan Dan Pemberdayaan
Bagi Korban Tindak Kekerasan, Pekerja
Migran Bermasalah Sosial
60.702.600,00
59.002.600,00
(1.700.000,00)
97,20
%
Program Pemberdayaan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS)
2.785.593.600,00
2.651.384.250,00
(134.209.350,00)
95,18
%
Program Peningkatan Kualitas Informasi
Kesejahteraan Sosial
2.901.027.825,00
2.857.628.025,00
(43.399.800,00)
98,50
%
756.493.718,00
756.493.718,00
662.493.718,00
94.000.000,00
50.530.971.452,00
14.190.718.452,00
14.190.718.452,00
36.340.253.000,00
841.343.737,00
841.343.737,00
738.772.248,00
102.571.489,00
47.682.699.312,00
14.121.569.209,00
14.121.569.209,00
33.561.130.103,00
84.850.019,00
84.850.019,00
76.278.530,00
8.571.489,00
(2.848.272.140,00)
(69.149.243,00)
(69.149.243,00)
(2.779.122.897,00)
111,22
111,22
111,51
109,12
94,36
99,51
99,51
92,35
%
%
%
%
%
%
%
%
2.354.380.000,00
2.093.352.263,00
(261.027.737,00)
88,91
%
5.500.637.000,00
5.232.933.575,00
(267.703.425,00)
95,13
%
41.559.000,00
41.528.000,00
(31.000,00)
99,93
%
387.909.000,00
377.311.215,00
(10.597.785,00)
97,27
%
12.349.255.000,00
11.352.074.500,00
10.980.251.400,00
10.896.267.600,00
(1.369.003.600,00)
(455.806.900,00)
88,91
95,98
%
%
353.604.000,00
305.184.500,00
(48.419.500,00)
86,31
%
1.073.060.000,00
1.056.156.000,00
(16.904.000,00)
98,42
%
787.178.500,00
785.900.000,00
(1.278.500,00)
99,84
%
2.140.596.000,00
1.792.245.550,00
(348.350.450,00)
83,73
%
321.000.000,00
321.000.000,00
321.000.000,00
27.882.862.942,00
328.583.450,00
328.583.450,00
328.583.450,00
26.664.408.605,00
7.583.450,00
7.583.450,00
7.583.450,00
(1.218.454.337,00)
102,36
102,36
102,36
95,63
%
%
%
%
URUSAN WAJIB TENAGA KERJA
DINAS TENAGA KERJA DAN
TRANSMIGRASI
PENDAPATAN DISNAKERTRANS
Pendapatan Asli Daerah
Retribusi Daerah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
BELANJA DISNAKERTRANS
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Peningkatan Kualitas dan
Produktivitas Tenaga Kerja
Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Program Peningkata Mutu Pelayanan
Lembaga Ketenagakerjaan
Program Pelayanan Pengawasan Lembaga
Ketenagakerjaan
Program Pelayanan Penyelesaian
Hubungan Industrial
Program Pengembangan Wilayah
Transmigrasi
URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA
KECIL MENENGAH
DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN
DAN KOPERASI
PENDAPATAN DISPERINDAGKOP-UKM
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retribusi Daerah
BELANJA DISPERINDAGKOP-UKM
81
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil
Menengah yang Kondusif
Program Pengembangan Kewirausahaan
dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil
Menengah
Program Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Koperasi
Anggaran
Perubahan (Rp)
11.976.028.373,00
11.976.028.373,00
15.906.834.569,00
Realisasi
(Rp)
11.762.298.676,00
11.762.298.676,00
14.902.109.929,00
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
(213.729.697,00)
(213.729.697,00)
(1.004.724.640,00)
Prosentase
(%)
98,22 %
98,22 %
93,68 %
2.212.155.200,00
1.948.955.390,00
(263.199.810,00)
88,10
%
3.735.634.100,00
3.535.372.090,00
(200.262.010,00)
94,64
%
28.600.000,00
28.500.000,00
(100.000,00)
99,65
%
201.463.950,00
191.332.325,00
(10.131.625,00)
94,97
%
265.053.900,00
229.154.400,00
(35.899.500,00)
86,46
%
123.896.900,00
120.545.100,00
(3.351.800,00)
97,29
%
195.090.250,00
193.380.250,00
(1.710.000,00)
99,12
%
Program Perlindungan Konsumen dan
Pengamanan Perdagangan
Program Peningkatan dan Pengembangan
Ekspor
722.072.600,00
696.888.340,00
(25.184.260,00)
96,51
%
2.742.382.850,00
2.528.287.265,00
(214.095.585,00)
92,19
%
Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan
Dalam Negeri
2.176.094.060,00
2.086.728.100,00
(89.365.960,00)
95,89
%
Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah
1.365.577.270,00
1.227.799.345,00
(137.777.925,00)
89,91
%
Program Peningkatan Kemampuan
Teknologi Industri
1.288.769.989,00
1.266.826.324,00
(21.943.665,00)
98,30
%
850.043.500,00
848.341.000,00
(1.702.500,00)
99,80
%
938.584.000,00
938.584.000,00
938.584.000,00
15.384.026.406,00
4.724.596.891,00
4.724.596.891,00
10.659.429.515,00
1.164.934.900,00
1.164.934.900,00
1.164.934.900,00
14.765.162.615,00
4.677.968.428,00
4.677.968.428,00
10.087.194.187,00
226.350.900,00
226.350.900,00
226.350.900,00
(618.863.791,00)
(46.628.463,00)
(46.628.463,00)
(572.235.328,00)
124,12
124,12
124,12
95,98
99,01
99,01
94,63
%
%
%
%
%
%
%
2.762.566.075,00
2.680.635.450,00
(81.930.625,00)
97,03
%
837.364.000,00
814.968.982,00
(22.395.018,00)
97,33
%
55.022.000,00
54.785.000,00
(237.000,00)
99,57
%
Program Pembinaan dan Pengembangan
Industri Kreatif
URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL
BADAN KERJASAMA DAN PENANAMAN
MODAL
PENDAPATAN BKPM
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retribusi Daerah
BELANJA BKPM
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Peningkatan Promosi dan
Kerjasama dan Pemerataan Pertumbuhan
Investasi
109.942.600,00
106.356.800,00
(3.585.800,00)
96,74
%
2.817.712.740,00
2.619.455.265,00
(198.257.475,00)
92,96
%
Program Peningkatan Iklim Investasi
&Realisasi Investasi
Program Pengembangan Nilai Budaya
1.898.583.900,00
464.460.200,00
1.774.742.075,00
462.964.700,00
(123.841.825,00)
(1.495.500,00)
93,48
99,68
%
%
Program Peningkatan Kerjasama antar
Pemerintah Daerah
1.713.778.000,00
1.573.285.915,00
(140.492.085,00)
91,80
%
82
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Anggaran
Perubahan (Rp)
URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN
DINAS KEBUDAYAAN
PENDAPATAN DINAS KEBUDAYAAN
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retribusi Daerah
BELANJA DINAS KEBUDAYAAN
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
235.150.000,00
235.150.000,00
235.150.000,00
408.481.993.909,00
8.999.795.609,00
8.999.795.609,00
399.482.198.300,00
375.514.500,00
375.514.500,00
375.514.500,00
196.320.060.013,00
8.974.155.266,00
8.974.155.266,00
187.345.904.747,00
140.364.500,00
140.364.500,00
140.364.500,00
(212.161.933.896,00)
(25.640.343,00)
(25.640.343,00)
(212.136.293.553,00)
159,69
159,69
159,69
48,06
99,72
99,72
46,90
%
%
%
%
%
%
%
3.238.303.800,00
2.610.340.490,00
(627.963.310,00)
80,61
%
1.887.650.000,00
1.631.318.324,00
(256.331.676,00)
86,42
%
100.000.000,00
97.218.000,00
(2.782.000,00)
97,22
%
239.000.000,00
2.567.899.500,00
6.708.456.000,00
8.150.970.000,00
222.786.580,00
2.277.570.600,00
6.074.889.615,00
7.210.559.700,00
(16.213.420,00)
(290.328.900,00)
(633.566.385,00)
(940.410.300,00)
93,22
88,69
90,56
88,46
%
%
%
%
300.000.000,00
242.616.170,00
(57.383.830,00)
80,87
%
1.111.200.000,00
1.019.729.950,00
(91.470.050,00)
91,77
%
44.941.369.000,00
22.598.207.450,00
(22.343.161.550,00)
50,28
%
185.146.215.000,00
66.200.212.354,00
(118.946.002.646,00)
35,76
%
40.133.114.000,00
34.077.400.449,00
(6.055.713.551,00)
84,91
%
20.408.125.000,00
15.588.726.440,00
(4.819.398.560,00)
76,38
%
34.078.907.000,00
27.494.328.625,00
(6.584.578.375,00)
80,68
%
1.600.000.000,00
1.322.735.400,00
(277.264.600,00)
82,67
%
3.170.000.000,00
2.952.911.550,00
(217.088.450,00)
93,15
%
7.917.348.000,00
7.167.679.830,00
(749.668.170,00)
90,53
%
280.000.000,00
271.362.800,00
(8.637.200,00)
96,92
%
6.200.000.000,00
5.578.357.500,00
(621.642.500,00)
89,97
%
2.000.000.000,00
1.311.762.200,00
(688.237.800,00)
65,59
%
1.000.000.000,00
996.275.065,00
(3.724.935,00)
99,63
%
4.780.958.000,00
4.648.503.650,00
(132.454.350,00)
97,23
%
375.000.000,00
373.846.000,00
(1.154.000,00)
99,69
%
800.000.000,00
722.826.000,00
(77.174.000,00)
90,35
%
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Pengembangan Nilai Budaya
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
Program Pengembangan Kerjasama
Pengelolaan Kekayaan Budaya
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Kebudayaan
Program Pengembangan Nilai Budaya
(Dana Keistimewaan)
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
(Dana Keistimewaan)
Program Pengelolaan Keragaman Budaya
(Dana Keistimewaan)
Program Pengembangan Kerjasama
Pengelolaan Kekayaan Budaya (Dana
Keistimewaan)
Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana
Kebudayaan (Dana Keistimewaan)
Program Pendidikan Dasar (Dana
Keistimewaan)
Program Pendidikan Menengah (Dana
Keistimewaan)
Program Pendidikan Karakter Berbasis
Budaya (Dana Keistimewaan)
Program Promosi Kesehatan Dan
Pemberdayaan Masyarakat (Dana
Keistimewaan)
Program Pengembangan Komunikasi,
Informasi Dan Media Massa (Dana
Keistimewaan)
Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis
Budaya (Dana Keistimewaan)
Program Peningkatan Keberdayaan
Masyarakat Perdesaan (Dana
Keistimewaan)
Program Pengembangan IKM (Dana
Keistimewaan)
Program Kemitraan Pengembangan
Wawasan Kebangsaan (Dana
Keistimewaan)
Program Penataan Peraturan Perundangundangan (Dana Keistimewaan)
83
Realisasi
(Rp)
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Anggaran
Perubahan (Rp)
Realisasi
(Rp)
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
Program Analisis Kebijakan Pembangunan
(Dana Keistimewaan)
150.000.000,00
148.571.950,00
(1.428.050,00)
99,05
%
Program Kerjasama Informasi Dengan Mas
Media (Dana Keistimewaan)
338.960.000,00
327.848.100,00
(11.111.900,00)
96,72
%
920.000.000,00
876.227.000,00
(43.773.000,00)
95,24
%
4.725.000.000,00
2.935.300.875,00
(1.789.699.125,00)
62,12
%
2.950.000.000,00
2.626.251.000,00
(323.749.000,00)
89,03
%
Program Penembangan Destinasi
Pariwisata (Dana Keistimewaan)
1.500.000.000,00
1.453.063.325,00
(46.936.675,00)
96,87
%
Program Pengembangan Kemitraan (Dana
Keistimewaan)
9.870.000.000,00
9.685.351.200,00
(184.648.800,00)
98,13
%
25.000.000,00
24.999.800,00
(200,00)
100,00
%
1.568.723.000,00
862.876.700,00
(705.846.300,00)
55,01
%
300.000.000,00
102.151.000,00
(197.849.000,00)
34,05
%
11.515.758.256,00
4.024.752.906,00
4.024.752.906,00
7.491.005.350,00
10.811.364.924,00
3.954.478.457,00
3.954.478.457,00
6.856.886.467,00
(704.393.332,00)
(70.274.449,00)
(70.274.449,00)
(634.118.883,00)
93,88
98,25
98,25
91,53
%
%
%
%
729.924.000,00
697.842.922,00
(32.081.078,00)
95,60
%
1.113.117.350,00
656.445.540,00
(456.671.810,00)
58,97
%
188.600.000,00
186.286.000,00
(2.314.000,00)
98,77
%
133.509.000,00
133.496.650,00
(12.350,00)
99,99
%
3.908.994.500,00
3.813.745.890,00
(95.248.610,00)
97,56
%
596.775.500,00
366.427.500,00
595.330.050,00
366.092.475,00
(1.445.450,00)
(335.025,00)
99,76
99,91
%
%
453.657.500,00
407.646.940,00
(46.010.560,00)
89,86
%
9.675.021.169,00
6.142.652.333,00
6.142.652.333,00
3.532.368.836,00
9.284.423.444,00
6.117.589.142,00
6.117.589.142,00
3.166.834.302,00
(390.597.725,00)
(25.063.191,00)
(25.063.191,00)
(365.534.534,00)
95,96
99,59
99,59
89,65
%
%
%
%
666.408.850,00
616.542.630,00
(49.866.220,00)
92,52
%
1.034.940.936,00
914.197.964,00
(120.742.972,00)
88,33
%
Program Peningkatan Pendidikan
Kedinasan (Dana Keistimewaan)
Program Penyelamatan Dan Pelestarian
Dokumen/Arsip Daerah (Dana
Keistimewaan)
Program Pengembangan Sarana Dan
Prasarana Perpustakaan (Dana
Keistimewaan)
Program Manajamen Pelayanan Pendidikan
(Dana Keistimewaan)
Program Perencanaan Pembangunan
Pemerintahan (Dana Keistimewaan)
Program Optimalisasi Penyelenggaraan
Keistimewaan (Dana Keistimewaan)
URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN
POLITIK DALAM NEGERI
BADAN KESATUAN BANGSA DAN
PERLINDUNGAN MASYARAKAT
BELANJA BAKESBANGLINMAS
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Peningkatan Keamanan dan
Kenyamanan Lingkungan
Program Pengembangan Wawasan
Kebangsaan
Program Pendidikan Politik Masyarakat
Program Kewaspadaan Dini dan Pembinaan
Masyarakat
URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN
POLITIK DALAM NEGERI
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
BELANJA SATPOL PP
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
84
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Program Peningkatan Kapasitas
Sumberdaya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Peningkatan Keamanan dan
Kenyamanan Lingkungan
Anggaran
Perubahan (Rp)
Realisasi
(Rp)
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
13.000.000,00
13.000.000,00
-
100,00
%
51.843.950,00
51.183.700,00
(660.250,00)
98,73
%
1.042.576.860,00
949.226.700,00
(93.350.160,00)
91,05
%
Program Pemeliharaan Kamtramtibmas &
Pencegahan TK
478.165.560,00
394.273.648,00
(83.891.912,00)
82,46
%
Program Peningkatan dan Pemberantasan
Penyakit Masyarakat
191.642.680,00
175.729.800,00
(15.912.880,00)
91,70
%
Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan
Kep da dan Wakepda
53.790.000,00
52.679.860,00
(1.110.140,00)
97,94
%
17.978.226.718,00
2.677.113.793,00
2.677.113.793,00
15.301.112.925,00
16.885.977.089,00
2.664.738.487,00
2.664.738.487,00
14.221.238.602,00
(1.092.249.629,00)
(12.375.306,00)
(12.375.306,00)
(1.079.874.323,00)
93,92
99,54
99,54
92,94
%
%
%
%
1.248.761.575,00
1.162.260.080,00
(86.501.495,00)
93,07
%
5.675.552.500,00
5.209.535.662,00
(466.016.838,00)
91,79
%
124.940.500,00
104.106.500,00
(20.834.000,00)
83,32
%
106.558.125,00
4.768.467.175,00
3.376.833.050,00
95.064.075,00
4.509.068.305,00
3.141.203.980,00
(11.494.050,00)
(259.398.870,00)
(235.629.070,00)
89,21
94,56
93,02
%
%
%
URUSAN WAJIB OTONOMI
DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
BELANJA DPRD
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
16.211.786.400,00
16.211.786.400,00
16.211.786.400,00
15.792.544.052,00
15.792.544.052,00
15.792.544.052,00
(419.242.348,00)
(419.242.348,00)
(419.242.348,00)
97,41
97,41
97,41
%
%
%
URUSAN WAJIB OTONOMI
DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN
GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
BELANJA GUBERNUR DAN WAGUB
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
2.102.136.297,00
2.102.136.297,00
2.102.136.297,00
2.102.124.919,00
2.102.124.919,00
2.102.124.919,00
(11.378,00)
(11.378,00)
(11.378,00)
100,00
100,00
100,00
%
%
%
URUSAN WAJIB OTONOMI
DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN
SEKRETARIAT DAERAH
BELANJA SETDA
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
105.271.973.222,00
23.905.906.502,00
23.905.906.502,00
81.366.066.720,00
82.893.096.636,94
23.513.391.370,00
23.513.391.370,00
59.379.705.266,94
(22.378.876.585,06)
(392.515.132,00)
(392.515.132,00)
(21.986.361.453,06)
78,74
98,36
98,36
72,98
%
%
%
%
URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN
POLITIK DALAM NEGERI
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA
DAERAH
BELANJA BPBD
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas
Sumberdaya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Pencegahan Dini Bencana
Program Penanggulangan Korban Bencana
85
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Anggaran
Perubahan (Rp)
Realisasi
(Rp)
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
Program Pembangunan Sistem Pendaftaran
Tanah
69.987.000,00
62.446.500,00
(7.540.500,00)
89,23
%
Program Penataan Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Program Penyelesaian Konflik Pertanahan
308.263.500,00
56.398.500,00
298.178.817,00
47.819.875,00
(10.084.683,00)
(8.578.625,00)
96,73
84,79
%
%
45.173.500,00
31.946.000,00
(13.227.500,00)
70,72
%
Program Pengembangan Sistem Informasi
Pertanahan
Program Penataan Administrasi
Kependudukan
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
1.330.476.500,00
1.259.263.403,00
(71.213.097,00)
94,65
%
11.890.329.750,00
9.727.828.249,94
(2.162.501.500,06)
81,81
%
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
13.180.029.525,00
203.700.000,00
12.330.413.880,00
194.200.000,00
(849.615.645,00)
(9.500.000,00)
93,55
95,34
%
%
1.886.486.750,00
1.828.018.550,00
(58.468.200,00)
96,90
%
370.452.050,00
356.093.535,00
(14.358.515,00)
96,12
%
2.729.970.000,00
2.185.641.154,00
(544.328.846,00)
80,06
%
260.595.000,00
205.583.500,00
(55.011.500,00)
78,89
%
Program Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi
533.674.500,00
527.232.600,00
(6.441.900,00)
98,79
%
Program Peningkatan Kerjasama Antar
Pemerintah
527.098.500,00
463.009.395,00
(64.089.105,00)
87,84
%
1.674.769.125,00
482.442.500,00
1.573.167.114,00
472.055.800,00
(101.602.011,00)
(10.386.700,00)
93,93
97,85
%
%
296.549.875,00
264.127.455,00
(32.422.420,00)
89,07
%
2.781.361.700,00
4.027.888.600,00
1.515.215.070,00
2.597.904.000,00
3.896.076.606,00
1.461.546.470,00
(183.457.700,00)
(131.811.994,00)
(53.668.600,00)
93,40
96,73
96,46
%
%
%
2.761.491.250,00
585.455.000,00
2.680.111.176,00
561.716.050,00
(81.380.074,00)
(23.738.950,00)
97,05
95,95
%
%
4.781.586.250,00
446.361.000,00
4.079.819.350,00
415.287.690,00
(701.766.900,00)
(31.073.310,00)
85,32
93,04
%
%
981.271.050,00
665.083.550,00
(316.187.500,00)
67,78
%
78.084.925,00
78.074.925,00
(10.000,00)
99,99
%
32.974.900,00
32.974.900,00
0,00
100,00
%
127.078.000,00
124.243.000,00
(2.835.000,00)
97,77
2.324.902.400,00
2.043.913.362,00
(280.989.038,00)
87,91
%
600.000.000,00
330.851.750,00
(269.148.250,00)
55,14
%
22.400.000.000,00
7.011.287.128,00
(15.388.712.872,00)
31,30
%
400.000.000,00
229.572.000,00
(170.428.000,00)
57,39
%
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan
Kepda/Wakepda
Program Peningkatan Sistem Pengawasan
Internal Dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Program Penataan Peraturan Perundangundangan
Program Penataan Daerah Otonomi Baru
Program Optimalisasai Penyelenggaraan
Pemerintahan
Program Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan Derah
Program Analisis kebijakan Pembangunan
Program Penelitian dan Pengembangan
Program Fasilitasi Bantuan dan Layanan
Hukum
Program Pengawasan Produk Hukum
Program Pengembangan Kehidupan
Beragama
Program Peningkatan Pelayanan Publik
Program Peningkatan Kapasitas Aparatur
Pemerintah Desa
Program Peningkatan Prasarana/Sarana
Dan Penataan Administrasi Pemerintahan
Desa
Program Peningkatan Kapasitas
Pemberdayaan Pemerintah Desa
Program Perbaikan Sistem Administrasi
Kearsipan
Program Kerjasama Informasi Dengan Mas
Media
Program Perencanaan Dan Pengendalian
Pelaksanaan Kegiatan Keistimewaan
Program Pengembangan Sistem Informasi
Pertanahan Dan Sistem Pendaftaran
Pertanahan (Dana Keistimewaan)
Program Optimalisasi Penyelenggaraan
Pemerintahan (Dana Keistimewaan)
86
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Program Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan Daerah (Dana Keistimewaan)
URUSAN WAJIB OTONOMI
DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN
SEKRETARIAT DPRD
BELANJA SEKRETARIAT DPRD
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas
Sumberdaya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Peningkatan Kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah
Anggaran
Perubahan (Rp)
Realisasi
(Rp)
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
1.676.000.000,00
1.344.217.482,00
(331.782.518,00)
80,20
%
50.557.555.462,00
4.962.971.859,00
4.962.971.859,00
45.594.583.603,00
38.136.350.934,00
4.912.202.909,00
4.912.202.909,00
33.224.148.025,00
(12.421.204.528,00)
(50.768.950,00)
(50.768.950,00)
(12.370.435.578,00)
75,43
98,98
98,98
72,87
%
%
%
%
2.763.026.491,00
2.549.836.795,00
(213.189.696,00)
92,28
%
5.976.270.700,00
532.616.000,00
5.484.885.284,00
509.463.500,00
(491.385.416,00)
(23.152.500,00)
91,78
95,65
%
%
281.525.000,00
239.937.600,00
(41.587.400,00)
85,23
%
181.415.500,00
159.114.000,00
(22.301.500,00)
87,71
%
35.859.729.912,00
24.280.910.846,00
(11.578.819.066,00)
67,71
%
1.280.559.122.750,27
1.202.117.342.494,00
106.472.800,00
1.393.998.205.249,82
1.291.664.420.808,00
113.240.800,00
113.439.082.499,55
89.547.078.314,00
6.768.000,00
108,86
107,45
106,36
%
%
%
48.063.944.818,32
30.271.362.637,95
120.854.996.650,00
59.401.285.547,00
59.401.285.547,00
61.453.711.103,00
48.247.880.493,70
53.972.663.148,12
113.423.335.786,00
56.909.860.155,00
56.909.860.155,00
56.513.475.631,00
183.935.675,38
23.701.300.510,17
(7.431.660.864,00)
(2.491.425.392,00)
(2.491.425.392,00)
(4.940.235.472,00)
100,38
178,30
93,85
95,81
95,81
91,96
%
%
%
%
%
%
6.312.604.600,00
5.076.936.994,00
(1.235.667.606,00)
80,43
%
25.229.519.202,00
23.394.515.279,00
(1.835.003.923,00)
92,73
%
543.113.000,00
506.327.485,00
(36.785.515,00)
93,23
%
141.681.000,00
133.526.950,00
(8.154.050,00)
94,24
%
URUSAN WAJIB OTONOMI
DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN
DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN
KEUANGAN DAN ASET
PENDAPATAN DPPKA
Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yanh Sah
BELANJA DPPKA
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Pogram Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Peningkatana Sarana
dan Prasarana
Program Peningkatan Kapasitas sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
system Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah
14.788.090.701,00
13.328.659.391,00
(1.459.431.310,00)
90,13
%
Program Pembinaan dan Fasilitasi
Pengelolaan Keuangan Kab/Kota
525.917.000,00
459.024.748,00
(66.892.252,00)
87,28
%
Program Peningkatan Sistem Pengawasan
Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kdh
274.001.500,00
239.327.934,00
(34.673.566,00)
87,35
%
Program Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi
153.525.000,00
125.622.500,00
(27.902.500,00)
81,83
%
87
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Program Peningkatan Kapasitas Keuangan
Pemerintah Daerah
Anggaran
Perubahan (Rp)
Realisasi
(Rp)
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
812.776.100,00
743.346.700,00
(69.429.400,00)
91,46
12.138.015.000,00
12.030.321.500,00
(107.693.500,00)
99,11
534.468.000,00
475.866.150,00
(58.601.850,00)
89,04
3.447.600.000,00
3.447.600.000,00
594.660.000,00
2.852.940.000,00
15.684.076.907,00
4.439.358.597,00
4.439.358.597,00
11.244.718.310,00
3.450.179.000,00
3.450.179.000,00
595.760.000,00
2.854.419.000,00
15.068.866.334,00
4.382.942.759,00
4.382.942.759,00
10.685.923.575,00
2.579.000,00
2.579.000,00
1.100.000,00
1.479.000,00
(615.210.573,00)
(56.415.838,00)
(56.415.838,00)
(558.794.735,00)
100,07
100,07
100,18
100,05
96,08
98,73
98,73
95,03
%
%
%
%
%
%
%
%
1.399.699.300,00
1.372.753.275,00
(26.946.025,00)
98,07
%
3.900.768.000,00
3.651.311.425,00
(249.456.575,00)
93,60
%
97.820.000,00
96.204.750,00
(1.615.250,00)
98,35
%
59.640.000,00
581.413.000,00
4.537.408.160,00
59.138.000,00
579.339.840,00
4.276.980.085,00
(502.000,00)
(2.073.160,00)
(260.428.075,00)
99,16
99,64
94,26
%
%
%
Program Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur
271.553.450,00
267.721.500,00
(3.831.950,00)
98,59
%
Program Peningkatan Kerjasama Kediklatan
Antar Daerah
396.416.400,00
382.474.700,00
(13.941.700,00)
96,48
%
10.046.383.491,00
4.684.882.491,00
4.684.882.491,00
5.361.501.000,00
9.676.221.269,00
4.508.796.624,00
4.508.796.624,00
5.167.424.645,00
(370.162.222,00)
(176.085.867,00)
(176.085.867,00)
(194.076.355,00)
96,32
96,24
96,24
96,38
%
%
%
%
1.305.767.800,00
1.274.042.219,00
(31.725.581,00)
97,57
%
436.790.000,00
429.027.064,00
(7.762.936,00)
98,22
%
206.993.800,00
192.968.500,00
(14.025.300,00)
93,22
%
24.875.400,00
24.587.300,00
(288.100,00)
98,84
%
3.307.519.000,00
3.182.852.947,00
(124.666.053,00)
96,23
%
79.555.000,00
63.946.615,00
(15.608.385,00)
80,38
%
Program Pengembangan Investasi dan Aset
Daerah
Program Pengembangan dan Pembinaan
BUMD dan Lembaga Keuangan Mikro
URUSAN WAJIB OTONOMI
DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PENDAPATAN BANDIKLAT
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Lain-Lain PAD Yang Sah
BELANJA BANDIKLAT
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi
Program Penelitian dan Pengembangan
Program Pendidikan Kedinasan
URUSAN WAJIB OTONOMI
DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN
INSPEKTORAT
BELANJA INSPEKTORAT
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Peningkatan Sistem Pengawasan
Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan Kdh
Program Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Pemeriksa dan Aparatur
Pengawasan
88
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Anggaran
Perubahan (Rp)
Realisasi
(Rp)
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
URUSAN WAJIB OTONOMI
DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
358.800.000,00
267.900.000,00
(90.900.000,00)
74,67
%
358.800.000,00
97.988.360.213,00
83.739.782.827,00
83.739.782.827,00
14.248.577.386,00
267.900.000,00
96.341.646.453,00
83.393.328.076,00
83.393.328.076,00
12.948.318.377,00
(90.900.000,00)
74,67
%
(1.646.713.760,00)
(346.454.751,00)
(346.454.751,00)
(1.300.259.009,00)
98,32
99,59
99,59
90,87
%
%
%
%
1.573.229.900,00
1.361.254.213,00
(211.975.687,00)
86,53
%
6.280.117.081,00
505.583.050,00
175.465.500,00
5.911.370.184,00
495.497.060,00
157.401.035,00
(368.746.897,00)
(10.085.990,00)
(18.064.465,00)
94,13
98,01
89,70
%
%
%
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
463.198.000,00
453.867.535,00
(9.330.465,00)
97,99
%
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan
120.948.500,00
110.851.410,00
(10.097.090,00)
91,65
%
PENDAPATAN
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
BELANJA BKD
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Program Fasilitasi Pindah/Purna Tugas PNS
Program Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Informasi
26.125.000,00
26.123.980,00
(1.020,00)
100,00
%
Program Penataan Peraturan Perundangundangan
9.020.300,00
9.019.850,00
(450,00)
100,00
%
Program Pembinaan dan Pengembangan
Aparatur
4.982.168.055,00
4.314.218.610,00
(667.949.445,00)
86,59
%
112.722.000,00
108.714.500,00
(4.007.500,00)
96,44
%
URUSAN WAJIB OTONOMI
DAERAH,PEMERINTAHAN UMUM,
ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH, dan PERSANDIAN
PPKD/BUD
PENDAPATAN
Dana Perimbangan
Lain-Lain Pendapatan yang Sah
BELANJA
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
1.813.470.463.602,00
1.046.227.488.649,00
767.242.974.953,00
1.140.642.291.695,85
1.140.642.291.695,85
492.157.257.993,00
14.631.602.000,00
1.675.266.926.217,00
1.013.811.389.590,00
661.455.536.627,00
1.047.658.384.887,47
1.047.658.384.887,47
441.914.970.000,00
9.919.078.000,00
(138.203.537.385,00)
(32.416.099.059,00)
(105.787.438.326,00)
(92.983.906.808,38)
(92.983.906.808,38)
(50.242.287.993,00)
(4.712.524.000,00)
92,38
96,90
86,21
91,85
91,85
89,79
67,79
%
%
%
%
%
%
%
Belanja Bagi Hsl kpd Prov /kab/kota/ dan
Pemdes
472.309.827.352,47
472.309.827.352,47
0,00
100,00
%
Belanja Bantuan Keuangan kpd
Prov/kab/kota dan Pem Des
Belanja Tak Terduga
130.851.204.562,00
30.692.399.788,38
121.560.574.535,00
1.953.935.000,00
(9.290.630.027,00)
(28.738.464.788,38)
92,90
6,37
%
%
13.259.642.463,00
4.821.416.663,00
4.821.416.663,00
8.438.225.800,00
12.697.221.569,00
4.781.763.854,00
4.781.763.854,00
7.915.457.715,00
(562.420.894,00)
(39.652.809,00)
(39.652.809,00)
(522.768.085,00)
95,76
99,18
99,18
93,80
%
%
%
%
529.252.000,00
495.751.568,00
(33.500.432,00)
93,67
%
3.934.343.750,00
3.657.902.752,00
(276.440.998,00)
92,97
%
Program Perbaikan Sistem Administrasi
Kearsipan
URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN
BADAN KETAHANAN PANGAN DAN
PENYULUHAN
BELANJA BKPP
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
89
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Program Pemberdayaan Penyuluh
Pertanian
Anggaran
Perubahan (Rp)
Realisasi
(Rp)
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
34.000.000,00
33.782.000,00
(218.000,00)
99,36
%
231.738.300,00
225.324.825,00
(6.413.475,00)
97,23
%
1.173.863.700,00
1.021.756.300,00
(152.107.400,00)
87,04
%
Program Peningkatan Penanganan Daerah
Rawan Pangan
513.380.000,00
503.751.685,00
(9.628.315,00)
98,12
%
Program Peningkatan Ketersediaan Dan
Cadangan Pangan
609.500.000,00
603.973.750,00
(5.526.250,00)
99,09
%
Program Penganekaragaman Konsumsi Dan
Keamanan Pangan
877.148.050,00
849.087.985,00
(28.060.065,00)
96,80
%
Program Peningkatan Distribusi Dan Akses
Pangan
535.000.000,00
524.126.850,00
(10.873.150,00)
97,97
%
11.487.000,00
11.487.000,00
10.000.000,00
1.487.000,00
38.182.594.872,00
7.422.249.812,00
7.422.249.812,00
30.760.345.060,00
35.030.000,00
35.030.000,00
29.585.000,00
5.445.000,00
35.686.361.075,00
7.421.982.738,00
7.421.982.738,00
28.264.378.337,00
23.543.000,00
23.543.000,00
19.585.000,00
3.958.000,00
(2.496.233.797,00)
(267.074,00)
(267.074,00)
(2.495.966.723,00)
304,95
304,95
295,85
366,17
93,46
100,00
100,00
91,89
%
%
%
%
%
%
%
%
2.230.917.325,00
1.893.606.367,00
(337.310.958,00)
84,88
%
2.331.574.960,00
2.088.070.250,00
(243.504.710,00)
89,56
%
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
329.795.000,00
198.144.400,00
(131.650.600,00)
60,08
%
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan
194.000.000,00
189.316.675,00
(4.683.325,00)
97,59
%
URUSAN WAJIB PERPUSTAKAAN
BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP
DAERAH
PENDAPATAN BPAD
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Lain-Lain PAD Yang Sah
BELANJA
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Gaji pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Pengembangan Sarana dan
Prasarana Perpustakaan
17.401.997.500,00
16.772.139.490,00
(629.858.010,00)
96,38
%
Program Pengembangan dan Pembinaan
Perpustakaan
2.249.440.825,00
2.078.361.445,00
(171.079.380,00)
92,39
%
Program Perbaikan Sistem Administrasi
Kearsipan
2.296.728.800,00
1.823.594.150,00
(473.134.650,00)
79,40
%
167.972.900,00
151.130.300,00
(16.842.600,00)
89,97
%
1.113.973.000,00
2.443.944.750,00
911.027.800,00
2.158.987.460,00
(202.945.200,00)
(284.957.290,00)
81,78
88,34
%
%
1.167.275.000,00
1.167.275.000,00
1.167.275.000,00
17.465.000,00
55.567.462.581,00
20.988.708.112,00
20.988.708.112,00
34.578.754.469,00
1.315.255.318,00
1.315.255.318,00
1.268.743.318,00
46.512.000,00
52.053.687.789,00
20.381.817.339,00
20.381.817.339,00
31.671.870.450,00
147.980.318,00
147.980.318,00
101.468.318,00
29.047.000,00
(3.513.774.792,00)
(606.890.773,00)
(606.890.773,00)
(2.906.884.019,00)
112,68
112,68
108,69
266,32
93,68
97,11
97,11
91,59
%
%
%
%
%
%
%
%
2.009.681.316,00
1.722.774.761,00
(286.906.555,00)
85,72
%
Program Penyelamatan & Pelestarian
Dokumen/Arsip Daerah
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan
Informasi
Program Pengembangan Budaya Baca
URUSAN PILIHAN PERTANIAN
DINAS PERTANIAN
PENDAPATAN DISTAN
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Lain-Lain PAD Yang Sah
BELANJA DISTAN
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
90
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan
Program Peningkatan Pemasaran Hasil
Produksi Pertanian/Perkebunan
Program Peningkatan Produksi Hasil
Peternakan
Program Peningkatan Kualitas SDM dan
Kelembagaan Petani
Program Peningkatan Produksi Tanaman
Pangan
Program Peningkatan Produksi Tanaman
Hortikultura
URUSAN PILIHAN KEHUTANAN
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
PENDAPATAN DISHUTBUN
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
BELANJA DISHUTBUN
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Anggaran
Perubahan (Rp)
Realisasi
(Rp)
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
12.966.901.203,00
12.263.207.960,00
(703.693.243,00)
94,57
%
15.000.000,00
14.725.560,00
(274.440,00)
98,17
%
229.969.600,00
203.862.410,00
(26.107.190,00)
88,65
%
1.609.215.350,00
1.555.414.545,00
(53.800.805,00)
96,66
%
7.586.030.450,00
6.954.321.133,00
(631.709.317,00)
91,67
%
1.237.871.350,00
1.174.773.640,00
(63.097.710,00)
94,90
%
6.492.158.450,00
5.666.474.051,00
(825.684.399,00)
87,28
%
2.431.926.750,00
2.116.316.390,00
(315.610.360,00)
87,02
%
10.926.988.340,00
10.926.988.340,00
10.206.938.000,00
720.050.340,00
41.190.806.855,00
16.984.840.620,00
16.984.840.620,00
24.205.966.235,00
10.728.738.090,00
10.728.738.090,00
10.245.010.290,00
483.727.800,00
39.159.442.274,00
16.731.284.524,00
16.731.284.524,00
22.428.157.750,00
(198.250.250,00)
(198.250.250,00)
38.072.290,00
(236.322.540,00)
(2.031.364.581,00)
(253.556.096,00)
(253.556.096,00)
(1.777.808.485,00)
98,19
98,19
100,37
67,18
95,07
98,51
98,51
92,66
%
%
%
%
%
%
%
%
1.613.232.625,00
1.464.504.411,00
(148.728.214,00)
90,78
%
4.880.241.850,00
4.629.338.640,00
(250.903.210,00)
94,86
%
16.680.000,00
16.651.650,00
(28.350,00)
99,83
%
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan
Program Pengembangan Agribisnis
Perkebunan
294.126.000,00
290.828.580,00
(3.297.420,00)
98,88
%
1.134.144.875,00
1.043.912.935,00
(90.231.940,00)
92,04
%
Program Peningkatan Produksi Perkebunan
1.315.157.360,00
1.220.027.137,00
(95.130.223,00)
92,77
%
Program Pemanfaatan Potensi Sumber
Daya Hutan
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
4.470.553.875,00
7.087.412.750,00
4.139.551.431,00
6.534.616.790,00
(331.002.444,00)
(552.795.960,00)
92,60
92,20
%
%
Program Perlindungan dan Konservasi
Sumber Daya Hutan
1.992.076.350,00
1.798.013.718,00
(194.062.632,00)
90,26
%
Program Pembinaan dan Penertiban
Industri Hsl Hutan
Program Penataan Kawasan Hutan
119.648.500,00
1.282.692.050,00
113.800.008,00
1.176.912.450,00
(5.848.492,00)
(105.779.600,00)
95,11
91,75
%
%
17.300.000,00
17.300.000,00
17.300.000,00
13.696.236.128,00
3.990.436.128,00
3.990.436.128,00
9.705.800.000,00
25.104.020,00
25.104.020,00
25.104.020,00
12.763.791.198,00
3.873.026.906,00
3.873.026.906,00
8.890.764.292,00
7.804.020,00
7.804.020,00
7.804.020,00
(932.444.930,00)
(117.409.222,00)
(117.409.222,00)
(815.035.708,00)
145,11
145,11
145,11
93,19
97,06
97,06
91,60
%
%
%
%
%
%
%
1.177.396.080,00
984.986.242,00
(192.409.838,00)
83,66
%
719.520.000,00
656.210.251,00
(63.309.749,00)
91,20
%
URUSAN PILIHAN PARIWISATA
DINAS PARIWISATA
PENDAPATAN DISPAR
Pendapatan Asli Daerah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
BELANJA DISPAR
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
91
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014
BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN
DAERAH
Program Peningkatan Kapasitas
Sumberdaya Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan
Program Pengembangan Pemasaran
Pariwisata
Program Pengembangan Destinasi
Pariwisata
Program Pengembangan Kemitraan
Program Pengembangan Desa Wisata
URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
PENDAPATAN DISLAUTKAN
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Retrebusi Daerah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
BELANJA DISLAUTKAN
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai
BELANJA LANGSUNG
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan
Program Peningk Kesadaran dan
Penegakan Hukum Dalam Pendayagunaan
Sumberdaya Laut
Anggaran
Perubahan (Rp)
Realisasi
(Rp)
Berlebih/ (berkurang)
(Rp)
Prosentase
(%)
109.597.500,00
106.547.500,00
(3.050.000,00)
97,22
%
168.794.300,00
132.248.300,00
(36.546.000,00)
78,35
%
2.461.164.280,00
2.166.006.559,00
(295.157.721,00)
88,01
%
1.700.437.950,00
2.694.012.940,00
674.876.950,00
1.543.244.750,00
2.685.617.940,00
615.902.750,00
(157.193.200,00)
(8.395.000,00)
(58.974.200,00)
90,76
99,69
91,26
%
%
%
880.520.000,00
880.520.000,00
880.520.000,00
2.500.000,00
37.030.706.688,00
7.515.528.293,00
7.515.528.293,00
952.107.600,00
952.107.600,00
949.582.600,00
2.525.000,00
31.674.108.881,00
7.505.672.969,00
7.505.672.969,00
71.587.600,00
71.587.600,00
69.062.600,00
25.000,00
(5.356.597.807,00)
(9.855.324,00)
(9.855.324,00)
108,13
108,13
107,84
101,00
85,53
99,87
99,87
%
%
%
%
%
%
%
29.515.178.395,00
24.168.435.912,00
(5.346.742.483,00)
81,88
%
1.875.411.652,00
1.707.774.498,00
(167.637.154,00)
91,06
%
3.355.515.820,00
3.031.587.539,00
(323.928.281,00)
90,35
%
274.265.600,00
257.490.300,00
(16.775.300,00)
93,88
%
274.060.000,00
272.530.000,00
(1.530.000,00)
99,44
%
100.000.000,00
97.998.000,00
(2.002.000,00)
98,00
%
Program Peningkatan Mitigasi Bencana
Alam Laut dan Prakiraan Iklim
Program Pengembangan Budidaya
Perikanan
Program Pengembangan Perikanan
Tangkap
6.266.795.440,00
6.006.168.900,00
(260.626.540,00)
95,84
%
14.261.401.603,00
9.784.923.700,00
(4.476.477.903,00)
68,61
%
Program Optimalisasi Pengelolaan dan
Pemasaran Produksi Perikanan
1.484.752.300,00
1.412.773.675,00
(71.978.625,00)
95,15
%
Program Pengembangan Kawasan Budidaya
Air Laut, Payau,dan Tawar
876.717.000,00
858.156.050,00
(18.560.950,00)
97,88
%
Program Rehabilitasi Ekosistem dan
Cadangan Sumberdaya Alam
220.461.530,00
218.710.525,00
(1.751.005,00)
99,21
%
Program Peningkatan Kualitas SDM dan
Kelembagaan Perikanan dan Kelautan
525.797.450,00
520.322.725,00
(5.474.725,00)
98,96
%
92
Download