LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT TEKNOLOGI PENERBANGAN TAHUN 2013 PUSAT TEKNOLOGI PENERBANGAN DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI DIRGANTARA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL RUMPIN – BOGOR 1 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Pusat Teknologi Penerbangan tahun 2013 dibuat sebagai wujud dari tanggung jawabnya dalam menyelenggarakan anggaran negara yang dikelola tahun anggaran 2013. Pusat Teknologi Penerbangan merupakan Kepusatan yang baru terbentuk pada tahun 2011 sebagai perwujudan dari reorganisasi di LAPAN dalam rangka mencapai tujuan yang besar sesuai dengan visi LAPAN yang dicanangkan untuk tahun 2011-2014. Sesuai dengan misinya untuk memperkuat kemampuan penguasaan teknologi penerbangan serta pemanfaatnnya untuk menjadi mitra industri strategis penerbangan, serta sesuai dengan rencana strategis yang ada, maka Pusat Teknologi Penerbangan telah melakukan program-program untuk menjamin terlaksananya misi yang diemban yang meliputi penguasaan teknologi dan pemanfaatan UAV (pesawat nir awak) yang diwujudkan dalam rancang bangun pesawat LSU (Lapan Surveillance UAV), penguasaan teknologi pesawat LSA (Lapan Surveillance Aircraft), penguasaan teknologi penerbangan, dan spin off atau pemanfaatan teknologi penerbangan. Program Tahun 2011 sebagai tahun pertama berdirinya Pustekbang telah mengembangkan program-program tersebut. Tahun 2013 sebagai tahun ketiga berdirinya Pusat Teknologi Penerbangan secara umum bisa dikatakan bahwa seluruh program dapat terlaksana dengan baik yang didukung oleh sekitar 172 orang SDM serta anggaran sebesar 41,9 Milyar rupiah. Penguasaan teknologi UAV (LSU) dan teknologi penerbangan yang dijalankan telah sesuai dengan peta jalan Pustekbang hingga tahun 2025. Pencapaian terbesar tahun 2013 adalah pencatatan Rekor MURI dalam hal pesawat LSU terbang secara autonomus (terbang sendiri) Pameungpeuk – Pangandaran pp sejauh 200 km dengan waktu terbang 2 jam 45 menit. Demikian juga dengan penguasaan teknologi penerbangan berupa rancang bangun pesawat LSA (Lapan Surveillence Aircraft) dan persiapan rancang bangun pesawat N219 berjalan baik, program spin off dalam bentuk Kompetisi Muatan Roket Indonesia (KOMURINDO) bekerjasama dengan Dikti-Pemkab Garut – ITTelkom Bandung juga berlangsung lancar, disamping itu juga telah terselenggara lomba UAV yang bekerja sama dengan ITB. Partisipasi Pustekbang lintas Instansi seperti dalam kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) TNI di perairan Madura/Situbondo dan aplikasi pengambilan foto/video dengan 2 pesawat UAV (LSU) dalam kegiatan pemetaan lahan latihan perang bersama Dirtopad TNI AD, pemantauan lahan pertanian bersama Kementan, pemantauan dampak banjir di Jakarta juga merupakan pencapaian yang baik. Jakarta, Januari 2014 Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Drs. Gunawan Setyo Prabowo, MT NIP. : 196707241992031002 3 DAFTAR ISI Judul ..................................................................................................................... 1 Kata Pengantar ................................................................................................... 2 Daftar Isi ...................................................................................................... 4 Ringkasan eksekutif .......................................................................... Bab I Pendahuluan ................................................................................... Latar Belakang ..................................................................................... 5 7 7 Tugas Pokok & Fungsi ......................................................................... 7 Struktur Organisasi ............................................................................. 8 Sistimatika Penyajian ........................................................................... Bab II Rencana Strategis & Rencana Kinerja ............................................ 9 11 Rencana Strategis LAPAN Sampai Akhir Tahun 2014 .................... 11 Sasaran Kegiatan LAPAN Tahun 2013 ............................................... 11 Rencana Strategis Pusat Teknologi Penerbangan 2011-2014 ......... 12 Penjabaran Sasaran Kinerja Utama .................................................... 14 Rencana Kerja ................................................................................... 17 Strategi Pelaksanaan Program .......................................................... 20 Bab III Akuntabilitas Kinerja ............................................................................ 22 Pengukuran Capaian kinerja 2013 ....................................................... 22 Hasil, Evaluasi & Analisis Capaian Sasaran Kinerja 2013 ................. 23 Akuntabilitas Keuangan ..................................................................... Bab IV Penutup ...................................................................................... 32 34 Lampiran 4 RINGKASAN EKSEKUTIF Sejalan dengan perwujudan pemerintahan yang mengikuti prinsip good governance dan clean government disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Teknologi Penerbangan Tahun 2013. Laporan akuntabilitas kinerja ini dipakai sebagai bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan kinerja Pusat Teknologi Penerbangan di masa yang akan datang. Implementasinya diwujudkan dalam bentuk peningkatan produktivitas, efisiensi, dan akuntabilitas. Selain itu, laporan ini juga dijadikan acuan untuk menyempurnakan kebijakan-kebijakan yang akan diambil. Lakip ini berisi pencapaian program tahun 2013 dan hasil analisis atas keberhasilan maupun ketidakberhasilan program kegiatan yang dijalankan. Program yang diangkat dalam laporan ini adalah program-program kegiatan di Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, berupa program kegiatan pengembangan teknologi penerbangan yang mendukung program utama Lapan yaitu program pengembangan teknologi penerbangan dan antariksa. Secara umum pelaksanaan program-program tersebut di atas berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, meskipun beberapa program mengalami revisi tujuan maupun program, tetapi perubahan tersebut sebagai konsekuensi dalam rangka lebih mempertajam sasaran sebagai Pusat Teknologi Penerbangan, perubahan tersebut adalah : Penguasaan teknologi ramjet yang diubah arahnya menjadi program-program penguasaan teknologi pesawat terbang seperti dukungan terhadap program peningkatan kapasitas SDM maupun dukungan terhadap Program Nasional rancang bangun pesawat N219, rancang bangun LSA (Lapan Surveillence Aircraft) dan rancang bangun pesawat nir awak UAV (LSU – Lapan Surveillance UAV). Dalam tahun 2013 ini , program spin off dalam bentuk kompetisi muatan roket Indonesia (KOMURINDO) maupun kompetisi UAV untuk pelajar, mahasiswa dan umum juga mewarnai kegiatan di Pustekbang. Partisipasi Pustekbang lintas Instansi seperti dalam kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) TNI di perairan Madura/Situbondo dan aplikasi pengambilan foto/video dengan pesawat UAV (LSU) dalam kegiatan pemetaan lahan latihan perang bersama Dirtopad TNI AD, pemantauan lahan pertanian bersama Kementan, pemantauan dampak banjir di Jakarta juga merupakan pencapaian yang layak diapresiasi. 5 Jakarta, Januari 2014 Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Drs. Gunawan Setyo Prabowo, MT NIP. : 196707241992031002 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merupakan instansi pembina utama dalam penyelenggaraan pembangunan kedirgantaraan nasional di Indonesia. Visi LAPAN adalah menjadi institusi penggerak kemandirian dalam penguasaan sains dan teknologi kedirgantaraan dan pemanfaatan bagi kesejahteraan bangsa dan pembangunan nasional yang bekelanjutan. Salah satu misi LAPAN adalah memperkuat kemampuan penguasaan teknologi penerbangan serta pemanfaatannya untuk menjadi mitra industri strategis penerbangan. Misi tersebut menjadi tugas Pustekbang untuk mewujudkannya. Sasaran utama adalah penguasaan pesawat UAV dengan kemampuan surveillance dan dengan jarak jelajah 200 km dengan lama terbang diatas 2 jam dan mampu membawa muatan awal seberat 10 kg, penguasaan teknologi pesawat terbang, serta spin off teknologi penerbangan berupa kompetisi muatan roket Indonesia dan kompetisi UAV untuk pelajar, mahasiswa dan umum. Untuk mencapai misi tersebut, maka disusun program kegiatan tahunan. Pada tahun 2013, program yang berjalan adalah rancang bangun dan pemanfaatan prototip pesawat nir awak UAV LSU (Lapan Surveillance UAV), persiapan pelaksanaan program rancang bangun pesawat N219, rancang bangun pesawat LSA dan terlaksananya spin off teknologi penerbangan berupa kompetisi muatan roket Indonesia dengan 37 peserta Perguruan Tinggi serta lomba UAV di tingkat pelajar, mahasiswa dan umum. I.2. Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merupakan instansi pembina utama dalam penyelenggaraan pembangunan kedirgantaraan nasional di Indonesia. Salah satu misi LAPAN adalah mengembangkan spin-off teknologi dirgantara. Secara khusus misi LAPAN adalah : 1. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi dirgantara untuk mencapai kemandirian di bidang pengembangan dan aplikasi Teknologi Satelit, Teknologi Roket, dan Teknologi Penerbangan dalam rangka mendukung pencapaian kesejahteraan masyarakat, perlindungan wilayah, dan pelestarian lingkungan hidup. 7 2. Meningkatkan partisipasi dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan melalui upaya pemanfaatan Teknologi Satelit, Teknologi Roket dan Teknologi Penerbangan. I.3. Struktur Organisasi Pusat Teknologi Penerbangan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi penerbangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Teknologi Penerbangan melaksanakan / menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. penyiapan rencana kinerja kegiatan Pusat Teknologi Penerbangan; b. penelitian dan pengembangan di bidang teknologi aerodinamika c. penelitian dan pengembangan di bidang teknologi propulsi penerbangan; d. penelitian dan pengembangan di bidang teknologi avionik penerbangan e. penelitian dan pengembangan di bidang teknologi aerostruktur f. Penerapan teknologi penerbangan (spinoff) g. evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan. Dengan fungsi tersebut disusunlah struktur organisasi Pusat Teknologi Penerbangan yang dapat dituliskan sebagai berikut : Struktur Organisasi Pusat Teknologi Penerbangan Kepala Pusat Teknologi Penerbangan KASUB. TU Bid. Aerodinamik Dalam Bid. Aerostruktur pelaksanaanya Bid. Avionik organisasi Bid. Propulsi di atas Kelompok Penelitian Kelompok Penelitian Kelompok Penelitian/Program akan menjalankan program/kegiatan secara kepusatan. Cara ini akan membuat sistem matrik dari para anggota kelompok peneliti ke dalam program-program kepusatan, seperti terlihat sbb : 8 Struktur Organisasi Pelaksanaan Kegiatan Kepala Pusat Teknologi Penerbangan QC Bid. Aerodi namik KEPALA PROGRAM Bid. Aero struktur Bid. Avio nik Bid. Propul si LSU N219 LSA Dengan organisasi pelaksanaan di atas, algoritma sistem engineering akan dilaksanakan secara kepusatan, karena definisi kegiatan adalah kegiatan yang bersifat kepusatan. Diharapkan dengan model pelaksanaan ini program kepusatan akan bersifat integratif baik dari sisi sumber daya manusia, fasilitas maupun daya dukung alat dan bahan penelitian. Program ini juga secara sistem akan mengakomodasi sistem validasi secara kepusatan dengan adanya grup QC (Quality Control) yang berfungsi menganalisis dan mengontrol program dalam kaitannya dengan kebutuhan strategis nasional, yang memang menjadi wilayah LAPAN sebagai Lembaga Nasional dibidang program kedirgantaraan. I.4. Sistimatika Penyajian Laporan kinerja disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Menguraikan gambaran umum organisasi dan sekilas pengantar lainnya. BAB II. RENCANA STRATEGIS & RENCANA KINERJA 9 Menguraikan tentang Rencana Strategis 2011-2014, Rencana Kinerja, Penjabaran Sasaran Kinerja 2013 dan Strategi Pelaksanaan Program BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Menguraikan tentang pengukuran capaian kinerja, analisis, hasil dan evaluasi 2013 BAB IV. PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran dari hasil laporan kinerja tahun 2013. 10 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA Rencana Strategis dan Rencana Kerja Pusat Teknologi Penerbangan harus mengacu pada Rencana Strategis Lapan secara keseluruhan, baik jangka panjang maupun pada tahun 2013 ini. II.1. Rencana Strategis LAPAN Sampai Akhir Tahun 2014 Sejak didirikan tahun 1963, LAPAN telah dikembangkan sehingga mampu melaksanakan perannya. Pada tahun 2014, LAPAN ditargetkan akan mencapai kemampuan sebagai berikut : Pusat Teknologi Penerbangan : Telah berhasil dikembangkan pesawat tanpa awak (UAV) dan pesawat ringan dua penumpang untuk kebutuhan survey dan penginderaan jauh. Seluruh desain N219 telah berhasil dibangun dan N219 telah memasuki pembuatan prototipe. Telah berhasil juga dibangun dan dioperasikan pesawat Cesna empat penumpang II.2. Sasaraan Kegiatan LAPAN Tahun 2013 Sasaran kegiatan di atas akan dicapai dalam tiga tahun anggaran, yaitu tahun anggaran tahun 2012, 2013 dan 2014. Sasaran hasil kerja tahun 2013 adalah sebagai berikut : Pusat Teknologi Penerbangan 1. Tahun 2013 akan dihasilkan sebuah pesawat ringan dua penumpang berbasiskan S15 dengan modifikasi sistem surveillance untuk kebutuhan pemetaan dan pemantauan (LSA-01) 2. Dalam rangka desain pesawat transportasi N219 akan dihasilkan beberapa optimasi subsistem pesawat N219 seperti High Lift Device dan Airfoil. Disamping itu juga akan ikut berpartisipasi dalam persiapan dan rancang bangun prototipe pesawat N219 3. Pada tahun 2013 dalam rangka pengembangan pesawat tanpa awak (UAV) akan dihasilkan sebuah pesawat tanpa awak dengan kemampuan membawa payload misi 10 Kg (LSU-03) yang mampu terbang secara 11 autonomous. Disamping itu akan dilakukan optimalisasi kemampuan LSU-02 dengan jarak jangkau menjadi minimal 150 km dengan lama terbang 4 jam (pemecahan rekor MURI). serta memperluas aplikasi LSU pada bidang mitigasi bencana, pertanian, kehutaan, pertahanan. II.3. Rencana Strategis Pusat Teknologi Penerbangan 2011-2014 II.3.1. Visi dan Misi Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Pusat Teknologi Penerbangan mempunyai visi yang sudah mencerminkan arah dan fokus sasaran yang ingin dicapai dengan mempertimbangkan kondisi sekarang dan masa depan yang lebih baik serta diturunkan dari salah satu misi kedeputian Bidang Teknologi Dirgantara. Visi tersebut adalah : “ Menjadi ‘Center of excellent’ Teknologi Penerbangan di Indonesia pada tahun 2025 “ Sedangkan untuk mewujudkan visi seperti di atas maka disusun suatu misi yang tugas dan fungsi Pusat Teknologi Penerbangan, yaitu : “ Mengembangkan teknologi penerbangan dengan penguasaan keilmuan yang kuat, merancang bangun prototipe pesawat sipil ukuran kecil maupun sedang, serta mendukung semua program dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi dirgantara nasional “ II.3.2. Tujuan dan Sasaran Mengacu pada tujuan dan sasaran yang ditetapkan LAPAN, maka tujuan kegiatan Pusat Teknologi Penerbangan adalah : 1. Mendukung industri pertahanan yang tangguh. 2. Mendukung industri kedirgantaraan yang tangguh. 3. Mendukung sistem pengelolaan dan pengendalian Sumber Daya Alam (SDA), lingkungan hidup, bencana alam dan wilayah pertahanan negara. Untuk mencapai tujuan tersebut akan dicapai melalui pelaksanaan program penelitian pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) pesawat Lapan 12 Surveillance Aircraft (LSA), Lapan Surveillance UAV (LSU) dan program pengembangan pesawat transport nasional N219. Sasaran strategis yang ditetapkan adalah turunan dari sasaran strategis LAPAN, dengan tujuan membangun kemampuan dalam pengembangan teknologi propulsi, aerostruktur, aerodinamika dan avionik (kendali), yang kemudian diturunkan menjadi sasaran-sasaran strategis. Sasaran strategis seperti yang tercantum dalam Penetapan Kinerja adalah sbb. : Tabel 2.1. Penetapan Kinerja Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target (2) (3) Utama (1) 1. Peningkatan 1. IKU 1:Jumlah usulan HKI (paten, kemampuan hak cipta, lisensi) dan publikasi litbangyasa dan ilmiah di bidang teknologi kemandirian dalam penerbangan; penguasaan teknologi a. Usulan HKI 2 penerbangan; b. Publikasi nasional 25 c. Publikasi internasional 4 2. IKU 2 :Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan; a. Prototipe 3 b. Modul dan komponen 4 3. IKU 3 :Jumlah prototipe, modul, dan 2 komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna; 2. Peningkatan 4. IKU 4 :Jumlah bimbingan dan kemampuan dalam pembinaan teknis di bidang pemberian dan teknologi penerbangan 5 pembinaan di bidang teknologi penerbangan; 13 3. Peningkatan kerjasama teknis di 5. IKU 5 :Jumlah kerjasama teknis di 11 bidang teknologi penerbangan bidang teknologi penerbangan II.4. Penjabaran Sasaran Kinerja Utama II.4.1. Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan Peningkatan kemampuan penelitian pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) dalam penguasaan teknologi penerbangan di Pusat Teknologi Penerbangan dilaksanakan dengan upaya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui on job training atau belajar sambil magang baik di PTDI maupun di TU Berlin. Dengan semakin meningkatnya kemampuan SDM di Pusat Teknologi Penerbangan, hal itu terwujud dalam bentuk prototip pesawat yang dihasilkan maupun dimanfaatkan oleh pengguna. II.4.1.1. Jumlah usulan HKI (paten, hak cipta, lsensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi penerbangan Peningkatan kemampuan dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di Pusat Teknologi Penerbangan dilakukan secara kontinyu dan diakselerasi untuk mengejar ketertinggalannya. Teknologi Penerbangan di Indonesia pernah mengalami masa kejayaan dengan berhasil dikembangkannya pesawat N250 oleh PTDI di era akhir tahun 1990 an, namun kemudian mati suri selama beberapa tahun. Baru pada tahun 2011 dibentuk kembali Pusat Teknologi Penerbangan di Lapan. Sudah sangat jauh perkembangan dunia teknologi penerbangan yang ada namun dengan segala kendala yang ada baik SDM maupun akses, Pusat Teknologi Penerbangan berusaha mengejarnya dengan berpijak pada modal SDM dan fasilitas infrastruktur yang ada. Banyak hal yang telah dilakukan oleh Pusat Teknologi Penerbangan untuk mengakselerasi kemampuan dan kompetensi SDM yang ada. Diantaranya adalah melakukan on job training dengan mengirim 6 engineer di TU Berlin Jerman untuk melakukan rancang bangun pesawat LSA, on job training di PTDI dalam rangka persiapan rancang bangun pesawat transportasi N219, dan sebagainya. 14 Salah satu idikator dari peningkatan kemampuan dan kompetensi SDM ini adalah usulan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang diusulkan oleh Pusat Teknologi Penerbangan sepanjang tahun 2013. Indikator lain untuk melihat hasil peningkatan SDM adalah paper (makalah) yang dihasilkan dan dipublikasikan, baik publikasi tingkat nasional maupun internasional. II.4.1.2. Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan Peningkatan kemampuan litbangyasa dalam penguasaan teknologi penerbangan juga bisa diindikasikan melalui jumlah prototype, modul dan komponen di bidang teknologi yang dihasilkan. Pada tahun 2013 Pusat Teknologi Penerbangan menghasilkan 3 prototype pesawat, yakni pesawat Lapan Surveillance Aircraft (LSA) dan 2 type pesawat UAV Lapan Surveillance UAV (LSU) type LSU-02 dan LSU-03. Selain prototype, modul dan komponen hasil litbangyasa Pusat Teknologi Penerbangan juga menjadi indikator dari peningkatan kompetensi SDM. Modul dan komponen yang dihasilkan sepanjang tahun 2013 adalah High Lift Device (HLD) pesawat N219, modul outonomus, modul antena tracking dan modul video real time. II.4.1.3. Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna Salah satu indikasi keberhasilan dari peningkatan kemampuan litbangyasa Pusat Teknologi Penerbangan adalah jumlah prototype, modul dan komponen yang dimanfaatkan oleh pengguna. Prototype pesawat Lapan Surveillance UAV (LSU) yang sudah dimanfaatkan secara luas oleh pengguna adalah type LSU-01 dan LSU-02. Pemanfaatan prototype pesawat LSU-01 dan LSU-02 diantaranya adalah pemantauan Latihan Gabungan (Latgab) TNI di perairan Madura/Situbondo, pemetaan lahan latihan perang bersama Dirtopad TNI AD, pemantauan lahan pertanian bersama Kementan, pemantauan dampak banjir di Jakarta, dll. 15 II.4.2. Peningkatan kemampuan dalam pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan Pusat Teknologi Penerbangan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan yang dimilikinya ke berbagai instansi dan Universitas yang membutuhkannya dalam rangka kerjasama yang saling membutuhkan. Pemberian dan pembinaan teknis dilakukan dalam bentuk tutorial teknologi penerbangan khusunya pesawat UAV, pengambilan dan pemantauan data maupun dalam bentuk bimbingan Kerja Praktek dan pembuatan skripsi dengan topik salah satu sub sistem dari teknologi penerbangan seperti desain dan manufaktur struktur komposit, pemodelan dinamika terbang pesawat, kontrol pesawat, muatan roket dll. Pemberian dan pembinaan teknis diantaranya dilakukan terhadap Dirtopad TNI AD, UGM, ITTelkom, Universitas Pancasila, Universitas Negeri Solo, dll. II.4.3. Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi. Dengan kerjasama ini diharapkan akan bermanfaat pada kedua belah pihak. Tujuan dari kerjasama ini diantaranya dititikberatkan untuk meningkatkan kemampuan (skill) personil kedua belah pihak, desiminasi teknologi penerbangan, pendalaman operasional requirement dan peningkatan local content (TKDN). Kerjasama teknis antar departemen sangat berguna untuk peningkatan dan akselerasi kemampuan personil Pusat Teknologi Penerbangan. Dengan tantangan nyata yang ada baik dari segi teknologi maupun waktu, personil Pusat Teknologi Penerbangan menjadi terpacu untuk memenuhi operasional dan requirement yang dikehendaki oleh user. Dari kerjasama teknis ini pula Pusat Teknologi Penerbangan dituntut untuk senantiasa mendalami dan menyempurnakan operasional requirement sesuai kebutuhan terkini. Desiminasi teknologi penerbangan dilakukan selain untuk memenuhi keinginan user juga untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap teknologi penerbangan misalnya dengan keikutsertaan Pusat Teknologi Penerbangan dalam Lomba Kompetisisi Muatan Roket Indonesia, Kompetisi UAV, dll. Kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi dan Universitas diantaranya dengan TNI AL, TNI AD, TNI AU, 16 UGM, BBSDLP, UNY, IT Telkom, Dinas Pertanian Jawa Barat,BNPB, BNPP dan lain-lain. II.5. Rencana Kerja Untuk mendukung dan mencapai sasaran yang ditetapkan, maka disusunlah Rencana Kerja Tahunan tahun 2013 dengan mempertimbangkan hasil yang dicapai pada tahun sebelumnya dan rencana strategis lima tahun 2011-2014. Rencana kerja secara detail ditunjukkan dalam lampiran dan buku rencana kerja tahunan 2013. Rencana kerja meliputi input berupa sasaran strategis yang disertai dengan indikator-indikator sasaran dan target dengan satuan yang terkuantisasi. Untuk mendapatkan kinerja yang jelas, maka ditetapkan pengukuran kinerja dan indikator kerja utama di satuan kerja Pusat Teknologi Penerbangan. Program pengukuran kinerja dan Indicator Kerja Utama ditetapkan oleh Kepala Pusat dan disosialisasikan kepada struktural di bawahnya dan seluruh karyawan di lingkungan Pustekbang sehingga tersosialisasi dengan baik. Berdasarkan indikator kerja utama yang merepresentasikan program utama di Pusat Teknologi Penerbangan, indikator kerja utama Pusat Teknologi Penerbangan tahun 2013 adalah sbb : Tabel 2.2. Rencana Kerja Tahunan 2013 Sasaran Strategis Utama Indikator Kinerja Utama Target (1) (2) (3) 1. Peningkatan 1. IKU 1: Jumlah usulan HKI kemampuan (paten, hak cipta, lisensi) dan litbangyasa dan publikasi ilmiah di bidang kemandirian dalam teknologi penerbangan; penguasaan a. Usulan HKI 2 teknologi b. Publikasi nasional 25 penerbangan; c. Publikasi internasional 4 2. IKU 2 : Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan 17 yang dihasilkan; a. Prototipe 3 b. Modul dan komponen 4 3. IKU 3 : Jumlah prototipe, 2 modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna; 2. Peningkatan 4. IKU 4 : Jumlah bimbingan dan kemampuan dalam pembinaan teknis di bidang pemberian dan teknologi penerbangan 5 pembinaan di bidang teknologi penerbangan; 3. Peningkatan 5. IKU 5 : Jumlah kerjasama kerjasama teknis di teknis di bidang teknologi bidang teknologi penerbangan 11 penerbangan Indikator kinerja utama ditetapkan berdasarkan kondisi lapangan yang ada, terutama kemampuan SDM yang dimiliki, peralatan analisis dan proses yang dimiliki, anggaran yang telah diajukan dan mendapat persetujuan, serta melihat kondisi peralatan yang dimiliki litbang/industri yang dimiliki di Indonesia saat ini. Rencana kerja dibuat untuk mencapai target sasaran berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Peningkatan kemampuan penelitian pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) dalam penguasaan teknologi penerbangan di Pusat Teknologi Penerbangan dilaksanakan dengan upaya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui on job training atau belajar sambil magang baik di PTDI maupun di TU Berlin. Dengan semakin meningkatnya kemampuan SDM di Pusat Teknologi Penerbangan, hal itu terwujud dalam bentuk prototip pesawat yang dihasilkan maupun dimanfaatkan oleh pengguna. Banyak hal yang telah dilakukan oleh Pusat Teknologi Penerbangan untuk mengakselerasi kemampuan dan kompetensi SDM yang ada. Diantaranya 18 adalah melakukan on job training dengan mengirim 6 engineer di TU Berlin Jerman untuk melakukan rancang bangun pesawat LSA, on job training di PTDI dalam rangka persiapan rancang bangun pesawat transportasi N219, dan sebagainya. Pusat Teknologi Penerbangan mempersiapkan iklim yang kondusif untuk mendorong usulan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan penulisan paper (makalah) baik yang dipublikasikan pada tingkat nasional maupun internasional. Selain itu Pusat Teknologi Penerbangan juga menyusun anggaran dan mempersiapkan sumber daya yang dimilikinya untuk menghasilkan 3 prototype pesawat, yakni pesawat Lapan Surveillance Aircraft (LSA) dan 2 type pesawat UAV Lapan Surveillance UAV (LSU) type LSU-02 dan LSU-03 maupun modul dan komponen dalam bentuk High Lift Device (HLD) pesawat N219, modul outonomus, modul antena tracking dan modul video real time. Pusat Teknologi Penerbangan juga menjalin kerjasama dengan user untuk memanfaatkan hasil litbangyasa yang telah dilakukan. Pemanfaatan prototype pesawat LSU-01 dan LSU-02 diantaranya adalah pemantauan Latihan Gabungan (Latgab) TNI di perairan Madura/Situbondo, pemetaan lahan latihan perang bersama Dirtopad TNI AD, pemantauan lahan pertanian bersama Kementan, pemantauan dampak banjir di Jakarta, dll. Pusat Teknologi Penerbangan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan yang dimilikinya ke berbagai instansi dan Universitas yang membutuhkannya dalam rangka kerjasama yang saling membutuhkan. Pemberian dan pembinaan teknis dilakukan dalam bentuk tutorial teknologi penerbangan khusunya pesawat UAV, pengambilan dan pemantauan data maupun dalam bentuk bimbingan Kerja Praktek dan pembuatan skripsi dengan topik salah satu sub sistem dari teknologi penerbangan seperti desain dan manufaktur struktur komposit, pemodelan dinamika terbang pesawat, kontrol pesawat, muatan roket dll. Pemberian dan pembinaan teknis diantaranya dilakukan terhadap Dirtopad TNI AD, UGM, ITTelkom, Universitas Pancasila, Universitas Negeri Solo, dll. Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi. Dengan kerjasama ini diharapkan akan bermanfaat pada kedua belah pihak. Tujuan dari kerjasama ini diantaranya dititikberatkan untuk meningkatkan kemampuan (skill) personil kedua belah pihak, desiminasi 19 teknologi penerbangan, pendalaman operasional requirement dan peningkatan local content (TKDN). Kerjasama teknis antar departemen sangat berguna untuk peningkatan dan akselerasi kemampuan personil Pusat Teknologi Penerbangan. Dengan tantangan nyata yang ada baik dari segi teknologi maupun waktu, personil Pusat Teknologi Penerbangan menjadi terpacu untuk memenuhi operasional dan requirement yang dikehendaki oleh user. Dari kerjasama teknis ini pula Pusat Teknologi Penerbangan dituntut untuk senantiasa mendalami dan menyempurnakan operasional requirement sesuai kebutuhan terkini. Desiminasi teknologi penerbangan dilakukan selain untuk memenuhi keinginan user juga untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap teknologi penerbangan misalnya dengan keikutsertaan Pusat Teknologi Penerbangan dalam Lomba Kompetisisi Muatan Roket Indonesia, Kompetisi UAV, dll. Kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi dan Universitas diantaranya dengan TNI AL, TNI AD, TNI AU, UGM, BBSDLP, UNY, IT Telkom, Dinas Pertanian Jawa Barat,BNPB, BNPP dan lain-lain. II.6. Strategi Pelaksanaan Program Untuk mencapai sasaran, pendekatan yang dilakukan selain dengan melakukan penelitian dan pengembangan yang dilakukan sendiri, juga dilakukan dengan kerja sama dengan instansi pemerintah/militer dan swasta serta memanfaatkan tenaga outsourching yang terampil. Program penguasaan Pesawat Nir Awak, Pesawat terbang dan Spin Off sebagai produk Pustekbang adalah sebuah sistem, yang dapat terwujud jika sistem engineering dilaksanakan dengan baik. Untuk itu disusun strategi-strategi sbb : Melaksanakan penataan SDM, mengupgrade pengetahuan tentang dasar-dasar penerbangan, training, workshop, seminar dan diskusidiskusi untuk memantapkan posisi Pusat Teknologi Penerbangan di tengah dunia penerbangan Indonesia; Melaksanakan kaidah sistem engineering secara penuh (mission analysis), desain perparation ( CoDR, PDR, CDR ), manufacturing, Testing, Quality Control, Validasi, Evaluasi; 20 Membenahi fasilitas penelitian, pengujian hingga medapatkan kualitas standar bagi penelitian/perekayasaan system penerbangan; Melakukan kerjasama strategis dengan mitra dan expert baik nasional maupun internasional; Melaksanakan sistem dokumentasi sebagai bagian dari pelaksanaan sistem engineering; Melaksanakan kerja sinergis dengan stakeholder lain, seperti BPPT, PT.DI, TNI, UKM dibidang dirgantara dan Institusi Pendidikan guna meningkatkan kualitas produk litbang yang dihasilkan. 21 BAB III AKUNTABILITAS III.1. Pengukuran Capaian Kinerja 2013 Dalam rangka akuntabilitas kinerja, maka disusun ukuran-ukuran untuk melihat capaian kinerja yang diharapkan. Pengukuran capaian kinerja diwujudkan dalam indikator-indikator yang diperoleh dengan sasaran dan hasil (outcome) yang diinginkan seperti diperlihatkan pada penetapan kinerja. Apabila output yang telah ditetapkan dapat dicapai, maka outcome umum yang diharapkan utamanya adalah peningkatan kapasistas SDM dalam mendukung pusat teknologi penerbangan, meskipun ada transisi dan perubahan, beberapa output menjadi andalan yaitu kegiatan pengembangan pesawat ringan, termasuk pengembangan beberapa sub sistem pendukungnya (aerostruktur, avionik, dan propulsi, pengembangan komputer kluster), pengembangan UAV dan tentunya produk spin off yang berguna langsung kepada masyarakat. Adapun pengukuran kinerja pada tahun 2013 yang berisi target, realisasi dan capaian Pusat Teknologi Penerbangan dapat dilihat seperti di bawah ini : Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja Pusat Tknologi Penerbangan Tahun 2013 Sasaran Startegis (1) Indikator Kinerja Target (2) Peningkatan Jumlah usulan HKI (paten, kemampuan hak cipta, lisensi) dan litbangyasa dan publikasi ilmiah di bidang kemandirian dalam teknologi penerbangan : Realisa Capai si an (3) penguasaan 1. Usulan HKI 2 buah 2 buah 100 % teknologi 2. Publikasi nasional 25 25 100 % paper/ paper/ buku buku 4 paper 8 paper 200 % penerbangan; 3. Publikasi internasional Jumlah prototipe, modul, dan 22 komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan 1. Prototipe 3 buah 3 buah 100 % 2. Modul dan komponen 4 buah 4 buah 100 % 2 buah 2 buah 100 % 5 buah 5 buah 100 % 109 % Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna Peningkatan Jumlah bimbingan dan kemampuan dalam pembinaan teknis di bidang pemberian dan teknologi penerbangan pembinaan di bidang teknologi penerbangan; Peningkatan Jumlah kerjasama teknis di 11 12 kerjasama teknis di bidang teknologi buah buah bidang teknologi penerbangan penerbangan III.2. Hasil, Evaluasi & Analisis Capaian Sasaran Kinerja 2013 Evaluasi kinerja Pusat Teknologi Penerbangan selama tahun 2013 dapat dievaluasi dan dianalisis sebagai berikut dengan mengacu pada pengukuran kinerja seperti pada tabel di atas dan dikelompokkan berdasarkan masingmasing sasaran strategis yang ada. III.2.1. Peningkatan kemampuan litbangyasa dan kemandirian dalam penguasaan teknologi penerbangan Peningkatan kemampuan penelitian pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa) dalam penguasaan teknologi penerbangan di Pusat Teknologi Penerbangan dilaksanakan dengan upaya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui on job training atau belajar sambil magang baik di PTDI maupun di TU Berlin. Dengan semakin meningkatnya kemampuan SDM di 23 Pusat Teknologi Penerbangan, hal itu terwujud dalam bentuk prototip, modul dan komponen pesawat yang dihasilkan maupun dimanfaatkan oleh pengguna. III.2.1.1. Jumlah usulan HKI (paten, hak cipta, lsensi) dan publikasi ilmiah di bidang teknologi penerbangan Banyak hal yang telah dilakukan oleh Pusat Teknologi Penerbangan untuk mengakselerasi kemampuan dan kompetensi SDM yang ada. Diantaranya adalah melakukan on job training dengan mengirim 6 engineer di TU Berlin Jerman untuk melakukan rancang bangun pesawat LSA, on job training di PTDI dalam rangka persiapan rancang bangun pesawat transportasi N219, dan sebagainya. Salah satu idikator dari peningkatan kemampuan dan kompetensi SDM ini adalah usulan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang diusulkan oleh Pusat Teknologi Penerbangan sepanjang tahun 2013. Dari 2 buah target usulan HAKI pada tahun 2013, semuanya terealisasi dengan diusulkannya desain seeker dan sharklet/winglet High Lift Device (HDL) pesawat N219. Dengan demikian usulan HAKI pada tahun ini terealisasi 100 %. Gambar 3.1. Pesawat N219 Indikator lain untuk melihat hasil peningkatan SDM adalah paper (makalah) yang dihasilkan dan dipublikasikan, baik publikasi tingkat nasional maupun internasional. Dari target 25 publikasi nasional terealisasi semuanya yang dipublikasikan dalam bentuk jurnal, majalah, hasil seminar nasional, dokumen teknik, buku ilmiah, dan lain-lain. Realisasi publikasi nasional tercapai 100 %. Sedangkan dari 4 paper yang ditargetkan dipublikasikan secara internasional tercapai 8 paper yang diterbitkan, diantaranya adalah paper “Hibrid 24 LSU -01 for urban mapping : Concept and Prelimenary Design” yang diterbitkan pada kumpulan paper hasil konferensi “UAV World Conference” di Frankfurt Jerman. 2 paper diterbitkan pada seminar APISAT Conference di Takamatsu Jepang berjudul “Flight Testing of LAPAN Surveillance UAV-02 (LSU-02)” dan “Engineering Development of LAPAN Surveillance UAV-02 (LSU-02)”. 5 paper diterbitkan dalam Seminar Internasional SIPTEKGAN di Indonesia. Dengan demikian publikasi internasional tercapai melebihi target sebesar 200 %. III.2.1.2. Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dihasilkan Peningkatan kemampuan litbangyasa dalam penguasaan teknologi penerbangan juga bisa diindikasikan melalui jumlah prototype, modul dan komponen di bidang teknologi yang dihasilkan. Pada tahun 2013 Pusat Teknologi Penerbangan menghasilkan 3 prototype pesawat, yakni pesawat Lapan Surveillance Aircraft (LSA) dan 2 type pesawat UAV Lapan Surveillance UAV (LSU) type LSU-02 dan LSU-03. Dengan demikian dari target 3 buah prototype pesawat yang dihasilkan pada tahun 2013 oleh Pusat Teknologi Penerbangan terealisasi sebesar 100 %. Gambar 3.1. Modular Airframe Pesawat LSA 25 Gambar 3.3. Persiapan Terbang Pesawat LSA Rancang bangun pesawat Lapan Surveillance Aircraft (LSA) melibatkan secara langsung 6 engineer LAPAN yang melakukan on job training di TU Berlin Jerman selama 10 bulan dalam rangka ToT (Transfer of Technology). Manufaktur pesawat dilakukan sesuai desain yang melibatkan kedua belah pihak (LAPAN dan TU Berlin) dan sudah diuji terbang dengan sukses. Selanjutnya pesawat siap untuk terbang sesuai dengan misi yang telah dipersiapkan. Gambar 3.4. Cetakan Sayap Pesawat LSA 26 Prototype pesawat lain yang dihasilkan oleh Pusat Teknologi Penerbangan pada tahun 2013 adalah 2 prototype pesawat nir awak UAV yakni UAV Lapan Surveillance UAV (LSU) tipe LSU-02 dan LSU-03. Pesawat LSU-02 telah mencatatkan rekor MURI sebagai pesawat tanpa awak yang mampu terbang secara autonomus (terbang sendiri) menempuh jarak sejauh 200 km Pameungpeuk- Pangandaran pp. Aplikasi misi terbang pesawat LSU-02 yang dilakukan juga semakin beragam baik untuk kepentingan sipil maupun militer. LSU-02 telah mendapatkan banyak pengalaman terbang baru seperti pemantauan Latihan Gabungan (Latgab) TNI di perairan Situbondo / Madura, pemantauan lahan Latihan perang TNI AD bersama Dirtopad AD, pemantauan bencana banjir, pemetaan lahan pertanian, dan lain-lain. Pesawat LSU-03 sudah menjalani uji terbang secara autonomus (terbang sendiri) di Pameungpeuk sebanyak 2 kali. Gambar 3.5. Piagam Rekor MURI Pesawat UAV Terbang Autonomus Selain prototype, modul dan komponen hasil litbangyasa Pusat Teknologi Penerbangan juga menjadi indikator dari peningkatan kompetensi SDM. Modul dan komponen yang dihasilkan sepanjang tahun 2013 adalah High Lift Device (HLD) pesawat N219, modul autonomus, modul antena tracking dan modul video real time. Litbangyasa modul High Lift Device dilakukan untuk meningkatkan performance terbang pesawat N219. Modul autonomus, modul antena tracking 27 dan modul video real time dirancang bangun untuk menyempurnakan misi terbang pesawat UAV Lapan Surveillance UAV (UAV). Dengan demikian dari target 4 buah modul dan komponen yang dihasilkan oleh Pusat Teknologi Penerbangan pada tahun 2013 terealisasi sebesar 100 %. III.2.1.3. Jumlah prototipe, modul, dan komponen di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna Salah satu indikasi keberhasilan dari peningkatan kemampuan litbangyasa Pusat Teknologi Penerbangan adalah jumlah prototype, modul dan komponen yang dimanfaatkan oleh pengguna. Prototype pesawat Lapan Surveillance UAV (LSU) yang sudah dimanfaatkan secara luas oleh pengguna adalah type LSU-01 dan LSU-02. LSU-02 dan LSU-01. Gambar 3.6. Pesawat UAV LSU-01 Gambar 3.7. Hasil rekonstruksi pesawat UAV LSU-02 28 Gambar 3.8. Pesawat UAV LSU-02 di Geladak Kapal KRI Frans Kaiseppo Gambar 3.9. Hasil Simulasi Landing Gear Pesawat LSU -02 Gambar 3.10. Pengujian Landing Gear Pesawat LSU-02 29 Pemanfaatan prototype pesawat LSU-01 dan LSU-02 diantaranya adalah pemantauan Latihan Gabungan (Latgab) TNI di perairan Madura/Situbondo, pemetaan lahan latihan perang bersama Dirtopad TNI AD, pemantauan lahan pertanian bersama Kementan, validasi remote sensing dengan Chiba University, pemantauan dampak banjir di Jakarta, dll. Gambar 3.11. Rencana Terbang Pesawat LSU Untuk Pemotretan Udara 30 Gambar 3.12. Hasil Pemotretan Pesawat LSU Dari target 2 buah prototype di bidang teknologi penerbangan yang dapat dimanfaatkan pengguna terealisasi sebesar 100 %. III.2.2. Peningkatan kemampuan dalam pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan Pusat Teknologi Penerbangan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan yang dimilikinya ke berbagai instansi dan Universitas yang membutuhkannya dalam rangka kerjasama yang saling membutuhkan. Pemberian dan pembinaan teknis dilakukan dalam bentuk tutorial teknologi penerbangan khusunya pesawat UAV, pengambilan dan pemantauan data maupun dalam bentuk bimbingan Kerja Praktek dan pembuatan skripsi dengan topik salah satu sub sistem dari teknologi penerbangan seperti desain dan manufaktur struktur komposit, pemodelan dinamika terbang pesawat, kontrol pesawat, muatan roket dll. Pemberian dan pembinaan teknis diantaranya dilakukan terhadap Dirtopad TNI AD, UGM, ITTelkom, Universitas Pancasila, dan Universitas Negeri Surakarta (UNS). Dengan demikian dari target 5 buah pemberian dan pembinaan di bidang teknologi penerbangan ke pihak luar terealisasi 100 %. 31 III.2.3. Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan Peningkatan kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi. Dengan kerjasama ini diharapkan akan bermanfaat pada kedua belah pihak. Tujuan dari kerjasama ini diantaranya dititikberatkan untuk meningkatkan kemampuan (skill) personil kedua belah pihak, desiminasi teknologi penerbangan, pendalaman operasional requirement dan peningkatan local content (TKDN). Kerjasama teknis antar departemen sangat berguna untuk peningkatan dan akselerasi kemampuan personil Pusat Teknologi Penerbangan. Dengan tantangan nyata yang ada baik dari segi teknologi maupun waktu, personil Pusat Teknologi Penerbangan menjadi terpacu untuk memenuhi operasional dan requirement yang dikehendaki oleh user. Dari kerjasama teknis ini pula Pusat Teknologi Penerbangan dituntut untuk senantiasa mendalami dan menyempurnakan operasional requirement sesuai kebutuhan terkini. Desiminasi teknologi penerbangan dilakukan selain untuk memenuhi keinginan user juga untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap teknologi penerbangan misalnya dengan keikutsertaan Pusat Teknologi Penerbangan dalam Lomba Kompetisisi Muatan Roket Indonesia, Kompetisi UAV, dll. Kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan dilakukan dengan berbagai instansi dan Universitas diantaranya dengan TNI AL, TNI AD, TNI AU, PTDI, UGM, BBSDLP, UNY, IT Telkom, Dinas Pertanian Jawa Barat, BNPB, BNPP dan TU Berlin. Dengan demikian dari target 11 buah kerjasama teknis di bidang teknologi penerbangan yang dilakukan dengan pihak institusi luar terealisasi sebanyak 12 kerjasama sebesar 109 % III. 3. Akuntabilitas Keuangan Pustekbang selama tahun anggaran 2012 menerima dana DIPA sebesar Rp 41.998.288.000.,-. Total anggaran yang direalisasikan adalah Rp 4...000,sehingga total penyerapan adalah 94 %. Dana yang tidak terserap adalah sebesar Rp 1.,Daya serap yang tidak mencapai 100% disebabkan beberapa peralatan dan bahan serta perjalanan dinas dapat diefisienkan. Dana DIPA selama satu tahun berdasarkan programnya dapat disarikan dalam bentuk table sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang telah dicapai 32 dikelompokkan dalam DIPA sesuai dengan rencana operasionalnya sebagai berikut : Tabel 3.1. Realisasi Anggaran Pusat Teknologi Penerbangan 2013 Kode Belanja (Rp.) Kegiatan 1 2 3532.001 Pesawat nir awak yang dikembangkan 3532.005 Pesawat turbojet yang dikembangkan 3532.006 Kompetensi teknologi penerbangan yang dikembangkan 3532.007 Anggaran Realisasi Sisa 3 4 5 2.408.200.000 2.189.015.800 219.184.200 290.500.000 278.977.500 11.522.500 7.558.891.000 6.954.765.460 604.125.540 Spin off teknologi penerbangan yang diaplikasikan 710.900.000 671.976.800 38.923.200 3532.008 Publikasi ilmiah teknologi penerbangan 301.880.000 266.100.000 35.780.000 3532.009 Jenis sistem ground segment dan sistem TTC yang dikembangkan 543.260.000 531.599.000 11.661.000 3532.994 Layanan perkantoran 10.851.927.000 9.592.393.672 1.259.553.328 3532.995 Kendaraan bermotor 250.000.000 248.690.000 1.310.000 3532.996 Perangkat pengolah data dan komunikasi 262.200.000 259.561.000 2.639.000 3532.997 Peralatan dan fasilitas perkantoran 12.100.650.000 11.175.326.800 925.323.200 3532.998 Gedung/Bangunan 12.762.030.000 12.584.063.820 177.966.180 Jumlah 48.040.438.000 44.752.469.852 3.287.968.148 Semua alokasi anggaran digunakan untuk mendukung kegiatan yang ada di Pustekbang. Sebagai informasi, dalam pelaksanaan kegiatan Spin Off KOMURINDO, anggaran yang digunakan berasal dari Dikti Kemendiknas. Pustekbang berpartisipasi sebagai penanggung jawab teknis dalam pembuatan roket, pengujian dan peluncuran. 33 BAB IV PENUTUP Secara keseluruhan, sasaran yang dicanangkan di tahun 2013 telah dapat dicapai dengan baik, namun beberapa kendala yang timbul dalam rangka mencapai sasaran strategis tahun 2013 perlu mendapat perhatian. Target baru dalam rangka menegaskan komitmen penguasaan teknologi penerbangan dengan Project Lapan Surveillance Aircraft (LSA), perlu mendapatkan perhatian yang serius dan diharapkan apa yang dicapai dengan pembuatan dan uji terbang pada tahun 2013 dapat dilanjutkan ke tahap aplikasi pemanfaatan sesuai dengan misi yang diembannya pada tahun 2014. Selain itu, program N219 juga harus mendapatkan perhatian, karena ini merupakan program nasional dan mempunyai dampak yang sangat signifikan dalam pengembangan teknologi kedirgantaraan nasional. Prelimenary design untuk dasar pengembangan pesawat nir awak telah diperoleh, baik dari sisi avionik, struktur, dan propulsi dan dimanufaktur serta uji terbang pada tahun 2013. Pemanfaatan pesawat nir awak dengan institusi luar seperti dengan Kementan dan TNI pada tahun ini perlu dilanjutkan dengan membuat standarisasi pada pesawat-pesawat jenis tertentu yang sudah siap. Sementara target kerjasama pemanfaatan dan pengembangan UAV dengan Chiba University juga harus dilaksanakan tahun 2014 dengan membuat rancang bangun pesawat UAV yang lebih besar dengan kemampuan membawa payload sampai dengan 25 kg. Secara umum, penggunaan anggaran tahun 2013 berjalan cukup baik dan menghasilkan output dan outcome yang cukup signifikan. 34