PENGANGGARAN MODAL Capital Budgeting Menggambarkan tentang bagaimana manajer merencanakan pengeluaran proyek penting yang mempunyai implikasi jangka panjang (Garrison, 2013). Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk dan aliran kas keluar selama beberapa periode pada saat yg akan datang. Capital budget adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap Penganggaran modal (capital budgeting) adalah proses menyeluruh menganalisa proyek2 dan menentuan mana saja yang dimasukkan ke dalam anggaran modal. Pentingnya Penggangaran Modal 1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga perusahaan kehilangan fleksibilitasnya. 2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari penambahan aktiva. 3. Pengeluaran modal sangatlah penting Aspek Penting dalam Capital Budgeting 1. Gunakan Selalu Cash Flow Cash flow dan laba akuntansi mempunyai karakteristik yang sangat berbeda. 2. Think Incrementally Berusaha untuk selalu think incrementally, bagaimana tambahan yang dihasilkan oleh suatu proyek terhadap kondisi yang ada sekarang? 3. PerhitungkanOpportunity Cost Opportunity cost adalah nilai ekonomis yang hilang ketika seseorang memilih suatu alternative dibandingkan dengan alternative lainnya. 4. Sunk Cost Tidak Masuk Perhitungan Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan tidak akan muncul lagi dari suatu proyek atau investasi baru. Oleh karena itu, menjadi tidak relevan untuk memperhitungkan sunk cost dalam suatu analisa capital budgeting, karena biayanya sudah terjadi sementara keputusan investasi yang diambil baru akan terjadi di masa depan. 5.Konsekuensi proyek Arahkan fokus Anda juga kepada implikasiimplikasi yang dihasilkan dari keputusan proyek yang Anda ambil. Klasifikasi Proyek 1. Replacement: perawatan bisnis 2. Replacement: pengurangan biaya 3. Ekspansi produk atau pasar yg sudah ada 4. Ekspansi ke produk atau pasar yang baru 5. Proyek keamanan atau lingkungan 6. Penelitian dan pengembangan 7. Kontrak2 jangka panjang: kontrak untuk menyediakan produk atau jasa pada kustomer tertentu 8. Lain-lain: bangunan kantor, tempat parkir, pesawat terbang perusahaan. TAHAP-TAHAP PENGANGGARAN MODAL 1. Biaya proyek harus ditentukan 2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai akhir aktiva 3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas) 4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek 5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva. 6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya METODE2 KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL 1. Payback period 2. Net Present Value (NPV) 3. Internal Rate of Return (IRR) 4. Profitability Ratio 1. PAYBACK PERIOD (Periode Pengembalian) Periode waktu yang menunjukkan berapa lama dana yang diinvestasikan akan bisa kembali Contoh: Cash inflows of $10.000 investment Year Project A Project B 1 5.000 1.500 2 5.000 2.000 3 2.000 2.500 4 - 5.000 5 - 5.000 Rumus: Payback = tahun sebelum balik modal +biaya yang belum balik pada awal tahun/aliran kas pada tahun tsb Proyek A payback period = 2 tahun Proyek B payback period = 3.8 tahun Makin pendek payback period makin baik. 1. Payback Period Jika payback period suatu investasi kurang dari payback period yang disyaratkan, maka usulan investasi layak diterima semua. Masalah2 dgn payback period: 1. Mengabaikan aliran kas masuk setelah periode cutofff. Contoh: $2000 di tahun 3 untuk proyek A diabaikan. Juga $5000 di tahun 5 untuk proyek B. Walaupun $5.000 diganti dgn $50.000, itu tidak mempengaruhi decision pada metode payback period. 2. Metoda payback tidak mempertimbangkan nilai waktu uang. Investment of $10.000 Year Early Returns Late Returns 1 $9000 1000 2 1000 9000 3 1000 1000 Proyek pertama lebih bagus karena mendapatkan 9000 pada tahun pertama Dari data di atas, proyek layak dengan waktu 2 tahun. 2. Net Present Value (NPV) Adalah metode penilaian investasi yg menggunakan discounted cash flow. (mempertimbangkan nilai waktu uang pada aliran kas yg terjadi) Net Present Value - Present value of cash flows minus initial investments. PERHITUNGAN KRITERIA INVESTASI Net Present Value (NPV) NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor. Rumus: n NPV NBi (1 i ) n i 1 atau n NPV i 1 NBi (1 i ) n atau n n i 1 i 1 NPV Bi Ci N Bi Dimana: NB = Net benefit = Benefit – Cost C = Biaya investasi + Biaya B operasi C = Benefit yang telah didiskon = Cost yang telah didiskon i = diskon faktor n = tahun (waktu 15 Kriteria: NPV > 0 (nol) → usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV < 0 (nol) → usaha/proyek tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan NPV = 0 (nol) → usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk present value. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan. 16 Catatan: Perkiraan cash in flow dan cash out flow yang menyangkut proyeksi harus mendapat perhatian Perkiraan benefit harus diperhitungkan dengan menggunakan berbagai variabel (perkembangan trend, potensi pasar, perkembangan proyek sejenis di masa datang, perubahan teknologi, perubahan selera konsumen). Contoh: Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan dana investasi sebesar Rp 75.000.000,-. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp. 15.000.000,-. Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp 20.000.000,- dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV? Di mana: PV = Present value CF = Cash flow n CFi Sv n = periode waktu tahun ke n PV m n (1 r ) i 1 (1 r ) m = periode waktu r = tingkat bunga Sv = salvage value 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 15.000.000 PV ... 2 3 5 (1 0,18) (1 0,18) (1 0,18) (1 0,18) (1 0,18)5 PV 16.949.153 14.363.689 12.172.617 10.315.778 8.742.184 6.556.638 PV 69.100.059 Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, pembelian mesin baru tidak feasible karena PV inflow lebih kecil dari original outlays atau original cost (harga beli). 3. Internal Rate of Return (IRR) IRR merupakan rate discount dimana nilai present value dari cash inflow sama dengan nilai investasi awal suatu proyek. Dengan kata lain IRR adalah rate discount dimana NPV dari proyek tersebut = Rp0. IRR juga menggambarkan persentase keuntungan yang sebenarnya akan diperoleh dari investasi barang modal atau proyek yang direncanakan. Kriteria penerimaan proyek investasi dengan menggunakan metode Internal Rate of Return adalah apabila IRR yang dihasilkan lebih besar dibandingkan cost of capital, sebaliknya apabila lebih kecil dibandingkan cost of capital proyek tersebut ditolak. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol). Jika IRR > SOCC maka proyek dikatakan layak IRR = SOCC berarti proyek pada BEP IRR < SOCC dikatakan bahwa proyek tidak layak. Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor kedua harus lebih besar dari SOCC, dan sebaliknya. Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV negatif yaitu pada NPV = 0. Rumus: IRR i1 NPV1 i2 i1 ( NPV1 NPV2 ) dimana: i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2 Dari Contoh 2, IRR merupakan tingkat bunga yang menyamakan antara harga beli aset (Original outlays) dengan present value. Jadi untuk mendapatkan nilai PV=OO harus dicari dengan menggunakan dua tingkat bunga. Tingkat bunga I menghasilkan PV < OO dan tingkat bunga II menghasilkan PV > OO. PV I dengan DF=18% menghasilkan Rp.69.100.059,- dan PV II dengan DF=14% adalah: 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 15.000.000 ... (1 0,14) (1 0,14) 2 (1 0,14) 3 (1 0,14) 5 (1 0,15) 5 PV 17.543.860 15.389.351 13.499.430 11.841.606 10.387.373 7.790.530 PV PV 76.452.149 Berdasarkan pada hasil perhitungan di atas, maka: i i IRR i1 ( PV1 OO ) 2 1 PV2 PV1 18 14 IRR 14 (76.452.149 75.000.000)( ) 69.100.059 76.452.149 4 IRR 14 (1.452.149)( ) 7.352.090 IRR 14 0,79 14,79% IRR=14,79% lebih kecil dari tingkat bunga yang berlaku (DF) yi 18% berarti penggantian mesin tidak layak. Profitability Index (PI) PI adalah rasio antara PV arus kas masuk dan PV arus kas keluar. Metode ini sering disebut juga benefit cost ratio. PV Cash Inflows PI PV Cash Outflows n CIFt t (1 k) PI t n0 COFt t (1 k) t 0 CIFt Cash inflows pada periode t COFt Cash outflows pada periode t k Biaya modal proyek t Periode waktu 23 Profitability Index (PI) Jika: PR > 1 (satu) berarti proyek (usaha) layak dikerjakan PR < 1 (satu) berarti proyek tidak layak dikerjakan PR = 1 (satu) berarti proyek dalam keadaan BEP. Modified Internal Rate of Return (MIRR) Nilai Terminal PV Biaya (1 MIRR) n n PV Biaya nt CIF (1 k) t t 0 (1 MIRR) n CIFt Cash inflows pada periode t n Usia proyek Nilai terminal FV dari CIF yang digandakan k Biaya modal proyek Trisnadi Wijaya, S.E.,S.Kom 25