Uploaded by teguhjabrani345

III

advertisement
1
Pelatihan Pembuatan Sirup Kuning di
Masyarakat:
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan
untuk Pengembangan Potensi Lokal
Dr. Safrida, S.Pd,M.Si.,AIfO11
Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Syiah Kuala
“Pelatihan pembuatan sirup kuning di masyarakat sebagai
upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam menghasilkan produk sirup kuning yang berkualitas.
Pelatihan ini dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial,
termasuk pengembangan potensi lokal, peningkatan
pendapatan, dan penciptaan peluang bisnis di masyarakat.”
P
elatihan pembuatan sirup kuning di masyarakat dapat
memberikan wawasan dan keterampilan kepada peserta
untuk menghasilkan sirup kuning yang baik dan berkualitas.
Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat diajarkan
dalam pelatihan dengan memberikan pemahaman kepada
11
Dr. Safrida, S.Pd., M.Si, AIFO lahir di Aceh Besar pada Tanggal
5 Agustus 1980. Memulai Karier tahun 2005 sebagai dosen tetap pada
program studi Pendidikan Biologi Universitas Syiah Kuala, dan saat ini
sebagai Koordinator Program Studi Magister pendidikan Biologi
(MPBIO) Universitas Syiah Kuala mulai Tahun 2022- sekarang. Salah
satu mata kuliah yang diampu Fisiologi Hewan. Alhamdulillah berperan
aktif di berbagai kegiatan hibah penelitian dan pengabdian kepada
Masyarakat.
2
peserta tentang sirup kuning. Sirup kuning adalah produk cair
yang terbuat dari sirup pisang yang dimasak hingga
menghasilkan konsistensi sirup. Persiapan bahan: peserta
tentang bahan-bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat
sirup kuning, gula, air, dan bahan tambahan lainnya seperti
perasa atau pengawet alami jika diperlukan. Pengolahan sirup
labu kuning : Tunjukkan kepada peserta cara mengolah sirup
labu kuning yang digunakan sebagai bahan dasar sirup kuning.
Proses ekstraksi, penyaringan, dan pemanasan yang diperlukan.
Pencampuran dan pemanasan: Beri tahu peserta tentang
proporsi yang tepat antara sari nira dan gula yang harus
dicampur, melakukan pemanasan pada campuran tersebut
untuk menghasilkan sirup kuning yang kental. Proses
pemurnian: peserta tentang proses pemurnian sirup kuning
untuk menghilangkan kotoran atau endapan yang mungkin ada.
Cara penyaringan dan prosedur pengolahan lanjutan yang
mungkin diperlukan. Pengemasan dan penyimpanan:
Pengetahuan kepada peserta tentang pengemasan yang benar
dan steril untuk menjaga kebersihan dan daya tahan sirup
kuning. Cara menyimpan sirup kuning agar tetap segar dan
tahan lama juga diberikan informasi. Standar keamanan dan
kualitas: peserta mengenai pentingnya menjaga standar
keamanan dan kualitas dalam pembuatan sirup kuning. prinsipprinsip sanitasi, pengendalian mutu, dan peraturan yang
berlaku. Praktik langsung: selain memberikan pengetahuan
teoritis, berikan kesempatan kepada peserta untuk melakukan
praktik langsung dalam membuat sirup kuning. Kesempatan
untuk mengikuti langkah-langkah di atas dengan bimbingan
dan supervisi yang tepat. Penjualan dan pemasaran: peserta
tentang peluang bisnis dalam produksi sirup kuning. Jelaskan
strategi pemasaran dan cara mengembangkan jejaring penjualan
di masyarakat. Evaluasi dan umpan balik: Setelah pelatihan
selesai, lakukan evaluasi untuk mengukur pemahaman dan
keterampilan peserta. Berikan umpan balik konstruktif dan
sarankan langkah-langkah perbaikan jika diperlukan. Pelatihan
3
ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam
mengembangkan potensi lokal, menciptakan peluang bisnis,
dan meningkatkan pendapatan mereka melalui produksi dan
penjualan.
Pelatihan pembuatan sirup kuning di masyarakat memiliki
peran penting dalam meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat dalam menghasilkan sirup kuning
berkualitas. Pelatihan ini tidak hanya memberikan manfaat
ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan potensi
lokal dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan analisis
potensi pasar, sirup kuning memiliki permintaan yang cukup
tinggi dan potensi ekonomi yang menjanjikan. Oleh karena itu,
melalui pelatihan ini, masyarakat dapat memanfaatkan potensi
lokal untuk meningkatkan pendapatan dan menciptakan
peluang bisnis yang berkelanjutan.
Dalam pelaksanaan pelatihan, langkah-langkah praktis
dalam pembuatan sirup kuning disampaikan kepada peserta.
Pengenalan tentang sirup kuning dan nilai gizi yang terkandung
di dalamnya memberikan pemahaman yang mendalam
mengenai manfaat konsumsi sirup kuning bagi kesehatan.
Teknik pengolahan bahan baku, seperti pemilihan dan persiapa
sirup kuning, serta proses pencampuran dan pemanasan yang
tepat, diajarkan kepada peserta. Selain itu, aspek keamanan dan
kualitas dalam pembuatan sirup kuning juga ditekankan agar
masyarakat dapat menghasilkan produk yang aman dikonsumsi
dan memenuhi standar mutu.
Selama praktik langsung dan bimbingan, peserta diberikan
kesempatan untuk mempraktikkan langsung pembuatan sirup
kuning dengan bimbingan instruktur. Hal ini memungkinkan
peserta untuk mengasah keterampilan mereka dan mengatasi
kesulitan yang mungkin timbul selama proses pembuatan.
Melalui evaluasi dan umpan balik yang dilakukan setelah
pelatihan, dapat dievaluasi pemahaman dan keterampilan
peserta serta mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki untuk
pelatihan mendatang.
4
Selain itu, pelatihan juga mencakup pengembangan bisnis
sirup kuning. Peserta diberikan informasi tentang peluang
bisnis yang ada dalam produksi dan pemasaran sirup kuning.
Strategi pemasaran dan promosi yang efektif serta
pembentukan jejaring penjualan di masyarakat dapat membantu
peserta dalam memasarkan produk mereka secara lebih luas dan
meningkatkan daya saing.
Studi kasus tentang dampak pelatihan pembuatan sirup
kuning di masyarakat menunjukkan keberhasilan dalam
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
setempat. Pelatihan ini memberikan wawasan baru dan
keterampilan
yang
memungkinkan
peserta
untuk
memanfaatkan potensi lokal dan menghasilkan produk sirup
kuning yang berkualitas tinggi. Masyarakat juga semakin
menghargai dan melestarikan tradisi lokal dalam pembuatan
sirup kuning, yang pada gilirannya memperkuat identitas dan
kebanggaan daerah. Pelatihan pembuatan sirup kuning di
masyarakat memberikan manfaat yang signifikan dalam
peningkatan pengetahuan dan keterampilan, pengembangan
potensi lokal.
5
Pendampingan Pelatihan Pembuatan Jamu
Instan Wedang Uwuh dan Penyuluhan Jamu
Apt. Wirasti, S.Si.,M.Sc12
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
“Jamu instan wedang uwuh merupakan jenis sediaan herbal
yang terdiri atas berbagai macam jenis bahan jamu. Pada
umumnya berguna untuk meningkatkan kesehatan tubuh
digunakan dengan cara menyeduh”
P
elatihan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
terstruktur untuk tujuan meningkatkan ketrampilan
peserta dengan cara memberikan pengetahuan dan
praktek..Pendampingan pelatihan dimaksudkan agar kegiatan
tersebut terselenggara sesuai dengan tujuan yang diharapkan
yaitu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta.
Pemanfaatan tanaman herbal sebagai alternatif untuk
pencegahan sakit dan meningkatkan kesehatan menjadi
alternatif masyrakat. Sediaan herbal yang relatif banyak
diminati masyrakat adalah wedang uwuh.
Wedang uwuh adalah minuman fungsional yang
digunakan untuk meningkatkan imunitas tubuh (Rahmawati,
2011). Dikatakan uwuh karena berasal dari bahasa Jawa yang
12
Penulis lahir di Magelang, 27 Januari 1970, menyelesaikan
pendidian sarjana di Fakultas Farmasi UGM tahun 1994, menempuh
profesi apoteker lulus tahun 1995 di Fakultas Farmasi UGM, dan
menyelesaikan program pascasarjana Ilmu Farmasi di Fakultas Farmasi
tahun 2016
6
artinya sampah, dikarenakan wedang uwuh terdiri dari berbagai
macam bahan jamu. Manakala ramuan tersebut telah diseduh,
ampasnya nampak seperti sampah (Palupi et al., 2022).
Komposisi wedang uwuh pada umumnya terdiri dari jahe, kulit
kayu manis, kapulaga, cengkeh, kayu secang (Sari and
Cahyaningrum, 2017).Inovasi pengemasan wedang uwuh
sangat diperlukan agar sediaan tersebut lebuh mudah untuk
disimpan, digunakan maupun dibawa dalam perjalanan
(Septian Emma Dwi Jatmika, 2017).
. Guna meningkatkan kemanfaatan wedang uwuh dan
mendukung taraf ekonomoi masyarakat, maka dilakukan
penyuluhan dan pelatihan pembuatan jamu isntan wedang
uwuh (Septian Emma Dwi Jatmika, 2017). Target kegiatan ini
adalah ibu-ibu PKK, sebagai contoh kegiatan yang dilakukan di
Balai Desa Api-api Kecamatan Wonokerto Kabupaten
Pekalongan, Jawa Tengah. Kegiatan pendampingan yang
dilakukan adalah (1) persamaan persepsi mengenai kegiatan
yang akan dilaksanakan antara pelaksana acara (Dosen) dan
Kades Api-Api. (2) pelaksanan acara penyuluhan mengenai
fungsi wedang uwuh, (3) pelatihan membuat jamu instan
wedang uwuh.. Gambar 1, menunjukkan aktivitas peserta yang
sedang mengikuti penyuluhan dan pelatihan
Suasana Penyuluhan
wedang uwuh
Suasana Praktek
Gambar 1. Suasana Kegiatan
7
Proses pembuatan instan wedang uwuh, pertama bahan
wedang uwuh yang terdiri dari jahe, kulit kayu manis, kapulaga,
cengkeh, kayu secang diblender yang sebelumnya ditambahkan
air 100 mL agar sari pati dari bahan jamu terlarut ke air. Air
hasil Perasan jamu di masak dengan ditambahkan gula pasir dan
gula merah sedikit (kurang lebih 50 gram) agar konsistensi
serbuk lebih halus. Pemasakan jamu disertai dengan
pengadukan sampai agak kental, selanjutnya api dipadamkan.
Suasana aktivitas pendampingan pembuatan instan jamu
wedang uwuh terdapat pada gambar 2-4.
Gambar 2.Proses Penuangan
Gambar 3. Proses Pengadukan
8
Gambar 4. Proses Pengkristalan
Pengadukan dilakukan terus menerus sampai terbentuk
granul yang halus. Hasil pratek menghasilkan jamu instan yang
dikemas dalam wadah plastik sebanyak 54 kantong. Masingmasing kantong plastik berisi 2 sendok makan serbuk wedang
uwuh (gambar 5)
Gambar 5.Hasil Instan Jamu Wedang Uwuh
Hasil dari kegiatan ini adalah peserta setelah mengikuti
beberapa tahapan kegiatan yang dilaksanakan diharapkan
menjadi Kader Sehat Herbal Di Desa Api-Api. Tujuan yang
diharapkan dari kegiatan ini adalah
9
1. Membantu menaikkan taraf kesehatan masyarakat
melalui wedang uwuh.
2. Menumbuhkan pemberdayaan masyarakat Desa Apiapi dalam menjaga kesehatannya,
3. Meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pembuatan
jamu instan wedang uwuh.
10
Edukasi dan Pelatihan Pembuatan
Minuman Herbal pada Santri
Dr. Dewi Ratih Tirto Sari, S.Si, M.Si.13
Universitas Ibrahimy
“Pelatihan pembuatan minuman herbal pada santri tidak
hanya memberikan pengetahuan dan meningkatkan
keterampilan santri, tetapi juga memotivasi untuk
menjadi santripreneur”
P
esantren atau dikenal dengan pondok didefinisikan sebagai
lembaga pendidikan agama dengan sistem asrama dengan
Kyai sebagai pusat figur. Komponen utama dalam pesantren
yaitu Kyai, santri, masjid, pengajian kitab kuning, dan asrama.
Pesantren secara umum diklasifikasikan menjadi tiga kategori
yakni pesantren salafiyah, pesantren modern, dan perpaduan
antara pesantren salaf dan modern. Di pesantren, santri dididik
untuk menjadi insan yang berahlakul karimah. Oleh karenanya,
banyak orang tua yang mengirimkan anaknya di pesantren.
Tidak hanya ditengarai masa depan anak yang berahlakul
13
Penulis lahir di Blitar, pada 27 April 1994. Penulis merupakan
dosen Prodi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibrahimy.
Penulis lulus S1 pada tahun 2016 Jurusan Biologi Universitas Brawijaya,
dan lulus S2-S3 Biologi Universitas Brawijaya. Penulis aktif dalam
organisasi ilmiah, diantaranya pusat studi SMONAGENES, Universitas
Brawijaya, Korean endocrine society (KES) dan INNS. Selain itu juga
aktif dalam berkarya ilmiah yang dituangkan dalam artikel jurnal
internasional, nasional, buku, dan HKI.
11
karimah tetapi juga menghindarkan anak-anak dari kenakalan
remaja dan pergaulan bebas.
Banyaknya jumlah santri di pesantren juga menimbulkan
beberapa isu, diantaranya di bidang kesehatan dan kebersihan.
Dua hal ini menjadi fokus penting yang perlu diperhatikan saat
ini. Banyaknya santri dalam suatu pesantren secara langsung
membutuhkan fasilitas tempat yang luas, sistem pengelolaan
kebersihan dan kesehatan yang efektif. Kebersihan dan
kesehatan menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Pasalnya kebersihan sangat berpengaruh terhadap
kesehatan santri. Tidak hanya itu, musim yang tidak menentu
seperti musim pancaroba memberikan efek terhadap kesehatan
santri, utamanya munculnya berbagai penyakit infeksi seperti
tipus, diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Edukasi tentang kebersihan dan upaya melatih kepedulian
terhadap lingkungan yang bersih sangat diperlukan guna
meningkatkan tingkat kesehatan santri. Beberapa hal yang perlu
diedukasikan terhadap kesehatan yakni menjaga lingkungan
tempat tinggal yang bersih, kebersihan makanan, cuci tangan
sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya, memilih
makanan yang sehat, halal, dan baik, serta menjaga kebersihan
badan dan pakaian.
Kebersihan badan yang juga berkaitan dengan kebersihan
lingkungan seperti kebersihan air, bak mandi, frekuensi mandi
dan pemakaian alat mandi berpengaruh terhadap kesehatan
kulit. Kasus yang sering muncul di kalangan santri yaitu adanya
penyakit kulit baik yang disebabkan oleh minuman herbal,
bakteri, serangga (scabies). Penyakit ini menjadi masalah yang
sudah bertahun-tahun lalu dan belum terselesaikan hingga saat
ini. Selain itu, beberapa penyakit juga menjadi langganan di
musim tertentu, seperti ISPA, diare, dan typus. ISPA
merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang ditandai
dengan beberapa gejala seperti demam, batuk, flu, sesak napas,
dan sakit tenggorokan. Keparahan ISPA seperti pneumonia
dapat menyebabkan kematian. Prevalensi ISPA di Indonesia
12
mencapai peringkat keempat setelah diare. Pasalnya, ISPA ini
mudah menular dari satu orang ke orang lain melalui udara.
Ketiga jenis penyakit ini disebabkan oleh beberapa kondisi.
Aktivitas santri yang padat, terbatasnya kamar mandi,
menyebabkan beberapa santri lebih memilih makan-makanan
yang praktis tetapi kurang sehat seperti cilok, tahu bakso dan
lainnya dengan makan di area kamar mandi untuk mengisi
waktu antri mandi. Kebersihan lingkungan area dapur makan
santri dan pengolahan makanan juga menjadi perhatian
pengelola pesantren untuk mencegah munculnya penyakit
diare/tipus. Kurangnya aktivitas olahraga, makanan yang
kurang sehat dan padatnya aktivitas di sekolah pesantren
menjadikan imunitas tubuh santri menurun, hingga
menyebabkan banyak santri yang mengalami penyakit ISPA
dan lainnya. Penyakit ISPA juga banyak terjadi pada santri pada
musim tertentu, paling banyak kasus ISPA yakni pada musim
hujan.
Salah satu penanganan kesehatan santri yaitu dengan
berobat di klinik pesantren maupun klinik terdekat, sedangkan
pencegahan dapat dilakukan dengan meningkatkan imunitas
dengan olahraga, konsumsi suplemen peningkat imun,
konsumsi minuman herbal, serta konsumsi makanan yang
mengandung mineral dan vitamin yang tinggi. Minuman herbal
peningkat imunitas saat ini menjadi trend di masyarakat dan
beberapa kalangan anak muda. Namun, tidak menuntut
kemungkinan, masih banyak anak muda yang belum mengenal
dan menyukai minuman herbal yang dirasa kurang praktis dan
hanya dapat ditemui diluar pesantren. Oleh karena pelatihan
pembuatan minuman herbal peningkat imun perlu dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan santri. Adapun bahan herbal
peningkat imunitas diantaranya jahe, kunyit, temulawak, serai,
dan lainnya.
Edukasi dan pelatihan pembuatan minuman herbal tidak
hanya dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan individu
perorangan, namun juga bisa untuk memberikan
13
ketrampilan dalam mengolah herbal minuman herbal dan
menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Edukasi pada santri
dilakukan dengan sosialisasi atau penyuluhan tentang minuman
herbal. Materi yang diberikan diantaranya sumber herbal yang
berpotensi sebagai jamu imunomodulator, persiapan
pengolahan jamu dan pengolahan minuman herbal dalam
berbagai produk. Bahan herbal yang memiliki aktivitas
imunomodulator diantaranya jahe (Singh et al., 2021), kopi
(Bare et al., 2019), serai (Brügger et al., 2019), akar manis, jahe
merah, meniran, kayu manis (Thakur & Sidhu, 2017), kapulaga,
kunyit, dan lainnya. Herbal yang dikatakan memiliki efek
imunomodulator apabila herbal tersebut juga memiliki aktivitas
antioksidan, antimikroba, dan antivirus. Jahe, kopi, dan serai
telah dilaporkan memiliki aktivitas antiinflamasi, antivirus
SARSCOV2, dan antioksidan yang tinggi. Aktivitas antivirus
SARSCOV2 jahe, kopi dan serai yakni dengan pengeblokan
interaksi protein spike glycoprotein SARSCOV-2 dengan
reseptor ACE-2 (Bare et al., 2022). Selain itu, senyawa bioaktif
jahe, kopi dan serai juga menghambat faktor virulensi
SARSCOV-2 seperti protein MPro, PLPro, dan 3CL-Pro (Palai
et al., 2020; Singh et al., 2021). Jahe juga memiliki efek
antiinflamasi dengan menghambat kinerja cyclooxygenase 1/2,
sehingga menekan rasa nyeri (Zhang et al., 2021). Kayu manis
juga dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba dan antioksidan
tinggi.
Pelatihan pembuatan minuman herbal herbal pada santri
meiputi persiapan bahan herbal, pengolahan dan pengemasan
minuman herbal. Persiapan bahan herbal untuk minuman herbal
meliputi sortasi, pencucian, perajangan, pengeringan, dan
pengolahan. Sortasi dilakukan untuk memisahkan bahan herbal,
seperti pemisahan berdasarkan bagian – bagian herbal; akar,
rimpang, batang, daun, buah, bunga, daun, atau biji.
Selanjutnya dilakukan pencucian untuk membersihkan bahan
herbal dari tanah, debu atau bahan lain yang tidak diinginkan.
Perajangan bahan herbal pada setiap jenis berbeda – beda.
14
Rimpang-rimpangan dirajang dengan diiris membujur atau
serong, untuk memperluas ekstraksi senyawa bioaktif. Tahap
selanjutnya pengeringan hasil rajangan bahan herba.
Pengeringan dalam pelatihan ini menggunakan sinar matahari,
kurang lebih 3-4 hari hingga kadar air 10%. Bahan herbal yang
kering dapat dikemas dalam wadah kedap udara dan ditambah
silica gel untuk penyimpanan jangka lama atau dikemas untuk
teh herbal. Jenis produk dalam pelatihan meliputi minuman
herbal serbuk instan, minuman herbal siap minum, dan
minuman herbal bentuk jeli untuk anak-anak (Gambar 1).
Gambar 1. Produk minuman herbal jamu serbuk instan dan jeli
Pada dasarnya bahan yang digunakan dalam semua olahan
minuman herbal santri sama, yakni kunyit, jahe, kapulaga, dan
kayu manis. Kunyit berfungsi untuk mencegah infeksi mikroba,
jahe dan kapulaga untuk penghangat tubuh dan antiinflamasi,
kayu manis untuk mengurangi nyeri. Minuman herbal ini tidak
hanya berfungsi untuk meredakan ISPA, tetapi juga dapat
mengurangi nyeri ketika menstruasi. Adanya pelatihan ini
memberikan motivasi dan sebagai media promotif hidup sehat
bebas ISPA pada santri. Selain itu, pelatihan ini memberikan
tambahan keterampilan santri dalam membuat produk
minuman herbal yang nantinya dapat digunakan sebagai bekal
berwirausaha setelah lulus dari
15
16
Pelatihan Pembuatan Minuman Kombucha
Sebagai Upaya Peningkatan fungsi fisiologis
Tubuh di Kantor Desa Moncongloe Bulu’
Kecamatan Moncongloe Kab Maros
Wahdaniar, S.Si.,M.Si14
Universitas Megarezky Makassar
“Pembuatan Kombucha ini tidak membutuhkan biaya yang
mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga
yang murah dan pengolahan yang sederhana. Memiliki
manfaat yang sangat besar”
eh Kombucha adalah teh fermentasi tradisional yang diberi
tambahan gula dan kultur simbiotik kombucha dengan
rasa sedikit asam bergantung pada jumlah gula yang digunakan,
waktu fermentasi, dan suhu (Lee, 2014). Kombucha bersifat
menguntungkan bagi kesehatan. Minuman bergizi ini banyak
dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh belahan dunia dan pada
waktu lampau digunakan di Cina, Rusia dan Jerman. Teh
Kombucha telah diketahui memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan, penjualan teh kombucha inipun secara komersial
terdapat di Indonesia seperti Bali, Dieng, Jogja. Diluar negeri
terdapat penjualan teh kombucha secara komersial seperti di
T
14
Wahdaniar,S.Si.,M.Si Lahir di Kaccope , 29 September 1994.
Penulis meruakan salah satu dosen di Universits Megarezky Makassar,
Tepatnya di Prodi S1 Sains Biomedis Fakultas Teknologi Kesehatan.
Penulis menyelesaikan pendidikan terakhir di Universitas Diponegoro
pada bidang Biologi Sains pada tahun 2019.
17
Australia, Jordania,India, Rusia, Jerman, hingga Amerika
Serikat.
Kombucha merupakan salah satu olahan teh fermentasi.
Teh yang telah diseduh dengan air panas diberi tambahan gula
sebagai pemanis dan sebagai nutrien untuk menumbuhkan
bakteri yang diinginkan. Pembuatan kombucha, teh
difermentasikan dengan menggunakan starter kultur kombucha
(Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir). Teh yang
telah ditambahkan kultur kombucha difermentasikan selama 412 hari untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Kombucha sendiri memiliki kandungan vitamin B1, B6,
B12, dan vitamin C. Hal ini berarti kombucha dapat
mencerahkan kulit wajah, serta mendukung fungsi seluler dan
perbaikan kerusakan oksidatif, dan juga membantu menjaga
elastisitas kulit hingga proteksi kulit. Kombucha membantu
mengecilkan pori-pori kulit, menekan agresi pigmentasi
penyebab flek kecokelatan, mengatasi jerawat, antioksidan,
mengembalikan kadar elastisitas kulit serta memperlambat
proses penuaan pada jaringan kulit.
Sebagai minuman fermentasi, kombucha berkhasiat untuk
membantu pencernaan, memberikan bantuan melawan radang
sendi, bertindak sebagai pencahar, mencegah infeksi mikroba,
memerangi stres dan kanker, memberikan bantuan melawan
wasir, memberikan pengaruh positif pada kadar kolesterol, dan
memfasilitasi ekskresi toksin serta pembersihan darah.
Kombucha teh mengandung senyawa-senyawa penting
yaitu tiamin (vit B1), riboflavin (vit B2), Niasin (Vit B3),
piridoksin (vit B6), Sianokobalamin (vitB12), vit C, dan
Polyfenol. Niasin (vit B3) berperan dalam metabolisme lemak
untuk menurunkan LDL dan triglyserida, serta meningkatkan
kadar HDL, hingga bisa mengurangi penyakit pembuluh darah
dan jantung koroner (Naland, 2004). Sedangkan pada
kombucha teh juga terdapat Vit C, asam folat, asam
18
glukoronat, asam glukonat asam asetat, asam hialoronat, asam
laktat, asam amino, enzim dan zat antibiotik.
Teh yang di komsumsi masyarakat dapat di manfaatkan
sebagai minuman sehat yang memiliki kandungan probiotik.
Probiotik memiliki manfaat dalam meningkatkan fungsi
fisiologis manusia salah satunya adalah bermanfaat bagi saluran
pencernaan dan untuk meningkatkan keseimbangan di dalam
mikroflora usus.
Teh herbal secara umum bukanlah teh seperti biasanya
yang terbuat dari daun Camelia Sinensis melainkan, terbuat dari
berbagai bahan. Menurut Zho et al (2013), teh herbal
merupakan minuman yang berasal dari berbagai jenis daundaunan, buah-buahan, kulit kayu, biji-bijian, bunga, dan bagian
botani lainnya sehingga, dapat memberikan manfaat bagi
kesehatan. Terdapat berbagai manfaat dari mengkonsumsi teh
herbal seperti, dapat menjaga kesehatan jantung, dapat
melepaskan stress, lebih tenang, meningkatkan sistem imun,
dan masih banyak lagi (Ravikumar., 2014). Teh herbal memiliki
berbagai jenis dan nama yang berbeda-beda. Salah satu jenis dari
teh herbal adalah teh kombucha.
Kombucha merupakan minuman hasil fermentasi cairan
teh dan gula. Fermentasi kombucha berlangsung dengan
bantuan aktivitas bakteri dan khamir. Kombucha memiliki
khasiat yang sangat berguna bagi tubuh manusia. Beberapa
manfaat dari kombucha antara lain sebagai antioksidan,
antibakteri, memperbaiki mikroflora usus, meningkatkan
ketahanan tubuh dan menurunkan tekanan darah (Suhardini,
dkk., 2016). Khasiat tersebut dikarenakan adanya kandungan
senyawa fenolik yang memiliki aktivitas antioksidan. Semakin
tinggi senyawa fenolik yang terkandung, maka semakin tinggi
pula aktivitas antioksidannya. . Proses fermentasi oleh bakteri
dan khamir akan meningkatkan jumlah fenol di dalam teh
sehingga meningkatkan aktivitas antioksidannya.
19
Teh kombucha merupakan salah satu minuman tradisional
yang sangat menarik karena, teh ini merupakan hasil fermentasi
yang dilakukan oleh kultur simbiotik (Filippis et al., 2018).
Bahan utama kombucha yang sering kali digunakan adalah
daun teh hitam, teh hijau atau teh oolong, namun dapat juga
dibuat melalui infused water menggunakan buah-buahan, daun
mint, bunga melati, dan sebagainya (Leal et al., 2018) Kultur
simbiotik tersebut berupa jamur kombu dan di biasa disebut
dengan jamur dipo atau jamur banteng (Khaerah & Akbar,
2019). Menurut Watawana et al. (2015), jamur kombu disebut
pula SCOBY (Symbiotic Culture Of Bactery And Yeast).
Teh merupakan minuman yang berasal dari tanaman teh
(Camellia sinensis L) biasanya diambil pada bagian pucuk daun
muda. Teh ini sangat populer dikalangan masyarakat dan
memiliki banyak manfaat. Jenis teh berdasarkan proses
pengolahan secara tradisional ada 3 yaitu teh hijau, teh oolong
dan teh hitam (Silaban,2005). Senyawa kimia yang terkandung
dalam teh memiliki manfaat bagi tubuh saat dikonsumsi
(Khaerah dan Akbar, 2019). Kandungan senyawa kimia yang
biasanya ada pada teh adalah kafein, alkaloid, asam amino,
karbohidrat, protein, klorofil, flourida, aluminium, mineral dan
elemen (Leal, et al., 2018).
Pucuk teh mengandung senyawa kimia yaitu fenol yang
terdiri dari katekin berkisar 20- 30% dan flavanol. Katekin
tersusun dari beberapa senyawa yaitu epikatekin, epigalotekin,
epitekin galat, katekin galat dan epigalo katekin galat sedangkan
flavanol terdiri dari kaemferol, quencentin, dan minicertin
(Putra,2016). Pencoklatan pada daun teh disebabkan oleh
proses oksidasi karena adanya enzim polifenol. Teh hitam
mengalami oksidasi lebih lama dibandingkan teh hijau (Sari dan
Irdawati, 2019).
Teh kombucha merupakan produk hasil fermentasi yang
mengandung beberapa vitamin, mineral, enzim dan asam
organic. Selain itu juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh seperti
20
sebagai antioksidan, memperbaiki mikroflora usus,
meningkatkan ketahanan tubuh dan menurunkan tekanan darah
(Wistiana dan Zubaidah, 2015). Komposisi teh kombucha yang
utama adalah senyawa polifenol sehingga dapat dijadikan
sebagai minuman fungsional untuk alkohol. Menurut penelitian
dari Wistiana dan Zubaidah (2015) menyatakan bahwa semakin
lama proses fermentasi maka jumlah fenol akan meningkat.
Jumlah komponen kimia yang terkandung dalam teh kombucha
juga bervariasi terutama pada mikroorganisme dari kultur
simbiotik yang digunakan untuk fermentasi serta waktu dan
suhu fermentasi (Leal, et al., 2018). Hal ini diduga bahwa
senyawa fenol dapat meningkat akibat proses fermentasi.
Pembuatan Kombucha ini tidak membutuhkan biaya yang
mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang
murah dan pengolahan yang sederhana. Memiliki manfaat yang
sangat besar. Senyawa polifenol pada teh kombucha merupakan
zat aktif dari kelompok phytochemical yaitu antioksidan yang
berperan dalam mencegah penyakit terkait stress oksidatif
seperti kanker, CVD, dan neurodegeneratife (Leal, et al., 2018).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh kombucha yang
berasal dari teh hijau memiliki kemampuan melawan radikal
bebas lebih rendah dibandingkan teh hitam (Fu et al, 2014).
Selain itu teh kombucha juga mengandung beberapa senyawa
fenol seperti tanin dan saponin yang berfungsi sebagai
antibakteri, serta memiliki efek antimikroba dari asam organic
karena adanya proton dan anio di dalamnya terpisah melalui
dinding sel bakteri sehingga mempengaruhi sintesis proton
bakteri (Simanjutak dan Mutiara, 2016).
Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian
masyarakat ini adalah Metode ceramah yaitu untuk
menyampaikan materi-materi tentang pembuatan dan
pemanfaatan Kombucha dan Metode diskusi yaitu untuk
mendiskusikan kembali materi yang telah disampaikan tentang
pembuatan dan pemanfaatan Kombucha dalam kehidupan
sehari-hari dan manfaatnya untuk kesehatan.
21
Proses pembuatan kombucha melalui beberapa tahap yang
pertama setelah larutan gula dan teh tercampur, larutan teh
didiamkan dalam suhu ruang, suhu ruangan yang dianjurkan
tidak kurang dari 20⁰C dan tidak lebih dari 30⁰C (Naland,
2004). Selanjutnya adalah penambahan starter kombucha, yaitu
SCOBY. Menurut Simanjuntak & Siahaan (2011) kultur
kombucha yang bagus dan layak dipakai sebagai media proses
fermentasi kombucha umumnya bewarna putih bersih,
mengkilap serta tidak terdapat bercak atau totol bewarna. Jika
terdapat bercak merah, kemungkinan kultur kombucha sudah
tercemar dan sebaiknya tidak dipakai sebagai media fermentasi.
Starter kombucha ditambahkan pada saat larutan teh sudah
sama dengan suhu ruang. Setelah ditambahkan dengan stater
toples kaca ditutup menggunakan tisu dan serbet agar oksigen
masih dapat masuk tetapi terhindar kontaminan luar. Wadah
yang paling baik dalam pembuatan kombucha adalah dengan
menggunakan wadah dari kaca. Setelah itu difermentasikan
selama 4-12 hari dalam ruangan yang kedaan gelap, tetapi 12
kondisi udaranya tidak lembab.
22
formulasi Sediaan Tablet Ekstrak Daun Talas
(Colocasia Esculenta (L.) Schott.) dengan Variasi
Kadar Polivinil Pirolidon (PVP)
Sebagai Bahan Pengikat Tablet
apt. St. Rahmatullah, S.farm., M.Si.15
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi
bahan pengikat PVP dapat formulasikan menjadi tablet dan
diukur daya tahan pengikat tablet yang memenuhi
persyaratan sifat fisik tablet terbaik. Formulasi optimal
dicapai dalam formula III dengan bahan pengikat
yang mengandung PVP 5%. ”
ediaan formulasi perlu dilakukan untuk memudahkan
pemanfaatan daun sirsak, mengatasi zat aktif yang tidak
stabil dan untuk menghantarkan obat ke tempat absorbinya
(Listiyanawati, dkk, 2021). Sediaan formulasi dapat berupa
tablet, kapsul, serbuk, sirup, suspensi, emulsi. Tablet
merupakan sediaan padat yang mengandung bahan obat
dengan atau tanpa bahan pengisi, tablet dipilih karena
mempunyai kelebihan diantaranya : cocok untuk industri skala
S
15
Penulis lahir di Ujung Pandang 09 Juni 1988, merupakan Dosen
Tetap di Program Studi Sarjana Farmasi, , Fakultas Ilmu Kesehatan
UMPP, menyelesaikan studi S1 di UIN Alauddin Makassar tahun 2010,
menyelesaikan Profesi Apoteker di Universitas Setia Budi Surakarta
tahun 2012, menyelesaikan S2 di Pascasarjana Universitas Setia Budi
Surakarta tahun 2013.
23
besar, takaran dosis tepat, pemakaian mudah, lebih stabil,
penyimpanan dan pengemasan mudah (Ansel, 2011).
Pemilihan zat tambahan harus disesuaikan dengan sifat
fisika kimia dari bahan obat serta dengan tujuan yang ingin
dicapai (Rowe, et.all, 2009). Dalam pembuatan tablet
diperlukan bahan pengisi atau zat tambahan lainnya. Bahan
tambahan yang terpenting adalah bahan pengikat. Salah satu
bahan pengikat yang sering digunakan adalah polivinil
pirolidon (PVP). Granul dengan bahan pengikat PVP memiliki
sifat alir yang baik, sudut diam yang minimum, menghasilkan
fines lebih sedikit dan daya kompaktibilitasnya lebih baik.
Penggunaan PVP konsentrasi 5% menghasilkan granul dengan
daya kompresi yang baik (Herawati, dkk, 2014).
Permasalahan yang terjadi dalam proses pembuatan tablet
adalah terjadinya interaksi antara bahan eksipien sehingga akan
berpengaruh terhadap sifat fisik tablet yang dihasilkan. Agar
diperoleh tablet dengan sifat fisik yang diinginkan dengan
menghemat biaya dan waktu, maka dilakukan optimasi untuk
mendapatkan formula optimum. Berdasarkan penjelasan di
atas, untuk mendapatkan sebuah formula tablet ekstrak daun
talas (Colocasia esculenta (L.) Schott.), yang baik serta
memenuhi persyaratan sifat fisik tablet (keseragaman bobot,
kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur), sehingga diperlukan
adanya penelitian untuk mengetahui pengaruh dari
perbandingan konsentrasi PVP terhadap sifat fisik granul dan
tablet.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
terhadap beberapa formulasi tablet yang mengandung ekstrak
daun talas (Colocasia esculenta (L.) Schott.) dengan varian PVP
(polyvinylpyrrolidone) yaitu 1%, 3%, 5% sebagai bahan pengikat
tablet dengan granulasi basah. Dalam pembuatan tablet yang
mengandung ekstrak daun talas (Colocasia esculenta (L.)
Schott.), granul dievaluasi untuk waktu alir, kadar air, sudut
istirahat dan kompresibilitas. Serta mengevaluasi sifat fisik
24
tablet yang meliputi keseragaman bobot, keseragaman ukuran,
kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur.
Ekstraksi
dilakukan
dengan
metode
maserasi
menggunakan etanol 96% sebagai pelarut cair. Penguapan
pelarut dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator pada
suhu 50 °C. Ekstrak kering ekstrak daun talas (Colocasia
esculenta (L.) Schott.) dibuat dengan menambahkan Aerosil,
perbandingan antara ekstrak dan Aerosil adalah (2:1).
Kemudian dikeringkan selama 24 jam pada suhu 40 derajat,
kemudian dicampur dengan bahan tambahan sesuai resep.
Dari hasil data terlihat bahwa waktu alir pada formula I, II
dan III adalah 1,93 m/s, 2,07 m/s dan 1,05 m/s. Waktu alir dari
ketiga formula tersebut adalah 1-2 m/s, sehingga memenuhi
persyaratan debit aliran. Uji karakteristik waktu alir dilakukan
karena berkaitan dengan keseragaman pengisian mesin cetak
tablet yang pada akhirnya mempengaruhi keseragaman bobot
dan keseragaman kandungan obat. Ukuran partikel, bentuk
partikel, kondisi struktur permukaan partikel, luas permukaan,
densitas, distribusi ukuran partikel, kelembaban dan jenis bahan
tambahan yang digunakan mempengaruhi laju alir granulat
(Saryanti, 2019). Diantara ketiga formula tersebut, formula III
memiliki laju alir yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedua
formula lainnya karena bahan pengikat PVP yang digunakan
lebih banyak yaitu 5%.
Dari hasil data sudut diam yang diperoleh dari rumus I, II
dan III adalah 16.6, 22.7 dan 26.56. Menurut Lachman (1994)
sudut diam kurang dari atau sama dengan 30° berarti material
bebas mengalir, sedangkan sudut diam lebih besar atau sama
dengan 40° berarti karakteristik aliran umumnya buruk. Hasil
serupa ditunjukkan dalam penelitian (Putra, 2019) dengan
granul menggunakan bahan pengikat PVP, menghasilkan
estimasi sudut istirahat 24,11°.
Dari hasil data kompresibilitas granul formula I, II dan III
adalah 5,08%, 6,8% dan 9,3%. Berdasarkan standar menurut
25
(Aulton, 2003), ketiga formulasi memenuhi kompresibilitas
kelas khusus antara 5 dan 15%, dan menurut penelitian
(Raykoff, 2020) kompresibilitas granul yang dihasilkan adalah
8,1%. Persentase perbedaan kompresibilitas ketiga formulasi
tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi PVP yang digunakan
sebagai bahan pengikat. PVP dapat meningkatkan ukuran
partikel dan dengan demikian mengurangi jumlah partikel halus
yang terbentuk, menghasilkan rongga yang lebih kecil yang
terbentuk selama pencetakan dan meningkatkan kekompakan
papan.
Dari hasil penelitian tablet ekstrak daun tara (Colocasia
esculenta (L.) Schott.) didapatkan rata-rata keseragaman bobot
tablet pada formula I, II dan III berturut-turut adalah 610 g, 611
g dan 600 g. Dari ketiga tanggal tersebut terlihat bahwa ketiga
formula tersebut memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia.
Standar III terpenuhi. Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi
keseragaman bobot menurut Formula III, dimana keseragaman
bobot tidak terlalu bervariasi dengan nilai standar deviasi
terkecil sebesar 0,01.
Hasil uji keseragaman ukuran tablet ekstrak daun talas
(Colocasia esculenta (L.) Schott.) memberikan perhitungan
rata-rata keseragaman ukuran tablet untuk Formula I, II dan III
yaitu 2,91 mm, 2,91 mm dan 2,91 mm. Konsistensi ukuran
tablet terkait dengan kegunaan tablet. Bentuk dan diameter
tablet ditentukan oleh bentuk cetakan tablet yang digunakan
untuk pengepresan tablet, sehingga ketebalan tablet juga
ditentukan oleh banyaknya massa/bubuk yang terisi dalam
cetakan dan besarnya pengempaan yang menyebabkannya
tekanan berlebih.
Dari hasil uji kekerasan tablet ekstrak daun talas (Colocasia
esculenta (L.) Schott.) pada formula I, II dan III didapatkan
rata-rata kekerasan tablet berturut-turut 5,55 kg, 5,95 kg dan
6,75 kg. Pengikat yang digunakan dalam formulasi adalah PVP
1%, 3,5%. Secara teoritis, dengan meningkatnya kandungan
pengikat, kekerasan tablet meningkat.
26
Hasil perhitungan rata-rata kerapuhan tablet pada formula
I, II dan III yaitu 0,4%, 0,54%, 0,64%, dikonfirmasi dengan uji
kerapuhan tablet ekstrak daun talas (Colocasia esculenta (L.)
Schott. .) Secara umum, jika kerapuhan tablet cukup, maka
kerapuhan dapat dikurangi.
Hasil waktu hancur tablet ekstrak daun talas (Colocasia
esculenta (L.) Schott.) diperoleh dengan menghitung rata-rata
kekerasan tablet pada formula I, II dan III yaitu 10,88 menit,
12,27 menit, 21,38 menit. Syarat waktu dekomposisi yang baik
adalah kurang dari 15 menit. Setelah dilakukan evaluasi, hanya
Formula I dan II yang memenuhi standar, sedangkan Formula
III meskipun memiliki karakteristik aliran yang baik. Formulasi
optimal dicapai dalam formula III dengan bahan pengikat yang
mengandung polivinilpirolidon 5%.
27
Penyuluhan Kesehatan Tetap Sehat
dengan Kandungan Bahan Makanan Alami
Prebiotik pada Kader PKK
Kelurahan Putat Gede, Surabaya
dr. Ayly Soekanto. M.Kes16
Fakultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
“Peningkatan pengetahuan adanya kandungan bahan
makanan alami Prebiotik yang mudah di Jumpai Sehari hari
untuk meningkatkan Sistim Imunitas“
istim imun yang kuat sangat penting bagi tubuh untuk
mencegah berbagai penyakit. Pada dasarnya, tubuh manusia
memiliki sistem imun untuk melawan virus dan bakteri
penyebab penyakit. Mengkonsumsi makanan kaya vitamin dan
mineral dapat membantu kita untuk tetap sehat melawan virus
dan bakteri pembawa penyakit. Makanan sehat menyediakan
banyak zat termasuk vitamin dan mineral untuk membuat
tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit
(Setyoningsih.H, 2021:136-151). Sistem kekebalan tubuh yang
sehat bergantung pada diet sehat yang seimbang dari waktu ke
S
16
Penulis lahir di Surabaya,13 Juli 1970, merupakan Dosen di
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya, menyelesaikan studi S1 Sarjana.Kedokteran tahun
1996, Profesi Dokter tahun 1999 di Fakultas Kedokteran Universitas
Hang Tuah, menyelesaikan S2 di Pascasarjana Ilmu Kedokteran Dasar
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga tahun 2008.
28
waktu. Dimasa endemi ini tetap di perlukan untuk
mengkonsumsi makanan sehat untuk meningkatkan sistim
imun yang dapat mudah di jumpai sehari hari, yang berfungsi
memperkuat daya tahan tubuh. Studi terbaru pada pasien
Covid-19 yang berasal dari Provinsi Zhejiang (Tiongkok)
melaporkan adanya temuan infeksi saluran pencernaan seperti
mual, muntah, atau diare (Adams KK et Al., 2020;54:820-6)
Adanya RNAvirus SARS-CoV-2 terdeteksi di esophagus,
lambung, duodenum, rektum, dan di spesimen tinja pasien.
Ditemukan disbiosis mikrobiota usus yang menyebabkan
melimpahnya bakteri patogen pada saluran pencernaan manusia
karena adanya produksi sitokin dan viral load mukosa yang
berlebihan mengubah microflora usus dan hilangnya integritas
barrier usus berakibat menimbulkan penyakit infeksi kronis
(Azkur AK.et.al 2020). Hal yang terpenting adalah mikrobiota
usus ini memengaruhi keseimbangan antara respons
proinflamasi dan regulasi serta membentuk sistem kekebalan
pada masing masing individu (Zheng et al., 2020: 492–506).
Prebiotik adalah serat pangan khusus yang dibutuhkan
oleh bakteri probiotik usus sebagai sumber nutrisi selektif untuk
pertumbuhan dan viabilitasnya. Secara selektif prebiotik dapat
merangsang pertumbuhan dan meningkatkan aktivitas bakteri
probiotik dalam saluran pencernaan. Terapi prebiotik telah
terbukti menyembuhkan penyakit saluran pencernaan seperti
sembelit, diare, pengurangan risiko osteoporosis, penyakit
kardiovaskuler aterosklerosis yang terkait dengan dislipidemia,
resistensi insulin, obesitas, dan diabetes melitus tipe 2
(Jayawardena R, 2020:367). Mekanisme prebiotik dalam
meningkatkan imunitas dengan mempromosikan pematangan,
diferensiasi, dan reproduksi limfosit dan makrofag,
mengaktifkan sistem retikulo endothelial sistim, meningkatkan
proporsi CD8+ IEL(Wang et al., 2020:60). Apa saja sumber
makanan yang mengandung prebiotik? Sebelum pergi ke suatu
tempat untuk membeli suplemen prebiotik, perlu diketahui
kalau ada banyak bahan makanan alami di luar sana yang juga
29
mengandung prebiotic (Shahramian.I,2018:875). Dalam
makanan kita sehari-hari, prebiotik terutama non-dicerna,
merupakan serat yang tidak dapat dicerna melalui bagian atas
saluran pencernaan(Slavin, J. 2013: 5). Akibatnya, kandungan
prebiotic ini merangsang pertumbuhan atau aktivitas bakteri
baik yang bersifat menguntungkan yang berada di usus besar
dengan bertindak sebagai makanan atau sumber energi bagi
bakteri baik di saluran cerna ini (Britton.R.2017:89). Apa saja
sumber makanan yang memuat prebiotik? Sebelum pergi untuk
membeli suplemen prebiotik, perlu diketahui bahwa banyak
bahan makanan alami di luar sana yang juga mengandung
prebiotik. Tidak usah jauh-jauh karena prebiotik banyak
ditemukan dalam deretan sayur, buah, dan tanaman polong.
Untuk tanaman polong-polongan seperti arcis atau ercis,
buncis, kacang polong, dan untuk buah-buahan diantaranya
buah pisang, buah golongan perry, termasuk strawberry,
blueberry, cranberry, raspberry, kemudian untuk sayuran
seperti asparagus, bawang, seperti bawang putih, bawang prei,
bawang bombay. Prebiotik juga di temukan pada makanan siap
saji seperti: sereal, biskuit, roti, selai roti, yogurt (Roberfroid M.
2007:137).
Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini
dilakukan oleh Tim Dosen FK UWKS dengan cara memberikan
penyuluhan kesehatan tetap sehat dengan bahan makanan alami
yang mengandung Prebiotik pada Kader PKK Kelurahan Putat
Gede Surabaya, yang di berikan kepada 15 orang kader
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, bertujuan untuk
menambah tingkat pengetahuan bagi Ibu Ibu Kader untuk dapat
memudahkan dalam memilih bahan makanan alami yang
mengandung Prebiotik yang dapat di Jumpai Sehari hari yang
ada di lingkungan sekitar kita, yang berfungsi dapat
meningkatkan sistim imunitas tubuh supaya dapat selalu sehat.
Dari hasil evaluasi penyuluhan ini Ibu Ibu Kader PKK menjadi
paham dan mengerti bahwa selama ini ternyata secara tidak
sadar sudah mengkonsumsi makanan seperti buah pisang,
30
strawbwey, daun bawang prei, bawang bombay, bawang putih,
sereal, yogurt, roti, biscuit yang kaya dengan kandungan
Prebiotik yang dapat memperkuat daya tahan tubuh, untuk
melawan infeksi yang disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Kader PKK menjadi mengerti bahan bahan makanan alami
prebiotik ini bisa dengan mudah di tanam di tiap rumah warga
seperti pisang, strawberry, daun bawang dan bawang putih
untuk di jadikan tanaman “toga prebiotik”.
Kesimpulan
Setelah mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat
penyuluhan tetap sehat dengan bahan makanan alami yang
mengandung Prebiotik pada Kader PKK Kelurahan Putat Gede
Surabaya, Ibu Ibu Kader menjadi bertambah tingkat
pengetahuan dan mengerti macam macam tanaman dan bahan
makanan prebiotic alami untuk di jadikan toga prebiotik pada
tiap tiap rumah dan menjadikan makanan prebiotic sehari hari
untuk meningkatkan sistim imun supaya tetap sehat.
31
Uji Antioksidan pada Sediaan
Peel Off Nanopartikel Ekstrak Terung Belanda
(Solanum Betaceum)
apt. Yulian Wahyu Permadi, S.farm., M.Si.17
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
“Nanopartikel ekstrak Terung Belanda (Solanum Betaceum)
diformulasi menjadi Masker Gel Peel Off. Uji aktivitas
antioksidan dilakukan dengan metode penangkap radikal
bebas DPPH. Parameter aktivitas antioksidan yaitu IC50
(Inhibititon Concentration) berturut-turut adalah 98 ± 2,1
µg/mL dan 54 ± 2,5 µg/mL”
uatu tanaman yang mengandung senyawa fenolik,
kemungkinan juga berfungsi sebagai antioksidan karena
gugus fenoliknya mengangkap radikal bebas. Semakin besar
kadar fenolik total suatu simplisia, maka semakin besar daya
aktivitas penangkap radikal bebas (daya antioksidannya)
(Martien dkk, 2012).
Bentuk sediaan farmasi yang dapat digunakan untuk
menjaga kesehatan kulit salah satu diantaranya adalah masker
gel peel off yang merupakan sediaan kosmetik perawatan kulit
S
17
Penulis lahir di Probolinggo 10 Juli 1986, merupakan Dosen
Tetap di Program Studi Sarjana Farmasi, , Fakultas Ilmu Kesehatan
UMPP, menyelesaikan studi S1 di Universitas Ngudi Waluyo Ungaran
tahun 2010, menyelesaikan Profesi Apoteker di Universitas Setia Budi
Surakarta tahun 2013, menyelesaikan S2 di Pascasarjana Universitas Setia
Budi Surakarta tahun 2013.
32
wajah yang diaplikasikan ke kulit wajah dalam waktu tertentu
hingga mengering, sediaan ini akan membentuk lapisan film
transparan yang elastis sehingga dapat dikelupas. Penelitian ini
bertujuan menformulasi nanopartikel ekstrak Terung Belanda
(Solanum Betaceum) menjadi sediaan kosmetik Masker Gel Peel
Off. Pembuatan sediaan kosmetik sabun cair dan lotion untuk
maksud sebagai antioksidan pada kulit.
Ekstraksi adalah proses penyarian simplisia yang dilakukan
menggunakan pelarut etanol 96%. Metode Ekstraksi untuk
penyarian simplisia terung belanda ini menggunakan metode
maserasi. Hasil maserasi yang diperoleh seberat 58,8 gram dari
berap simplis 250 gram.
Analisis aktivitas antioksidan dilakukan pada kedua
formulasi peel off ekstrak terung belanda dan peel off
nanopartikel ekstrak terung belanda dengan metode DPPH free
radical scavenging berkaitan dengan fungsinya sebagai sumber
antioksidan. Hasil analisis aktivitas antioksidan menunjukkan
baik peel off ekstrak maupun peel off nanopartikel memiliki
aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 berturut-turut adalah 98
± 2,1 µg/mL dan 64 ± 2,5 µg/mL.
Pengujian stabilitas dilakukan dengan metode kondisi
dipaksakan (stress condition) dengan menggunakan climatic
chamber. Sediaan yang diujikan disimpan pada suhu 5oC dan
40oC selama 6 siklus, masing-masing siklus berdurasi 12 jam.
1. Uji Organoleptik sebelum dan sesudah kondisi yang
dipaksakan
Hasil uji organoleptik yang dilakukan adalah :
a. Aroma menunjukkan bau yang dihasilkan dari
sediaan peel off ekstrak dan peel off nanopartikel
ekstrak terung belanda. Hasil yang didapat antara
keduanya sama yaitu khas seperti teh. Aroma ini
disebabkan karena bau simplisia dari terung
belanda. Baik peel off ekstrak maupun peel off
nanopartikel menunjukkan bau khas seperti teh.
33
b. Warna dari kedua sediaan tidak berbeda. Warna
yang dihasilkan adalah coklat tua. Warna ini adalah
warna asli dari buah terung belanda yang berwarna
coklat kemerahan setelah di ekstrak dihasilkan
warna coklat. Warna yang dihasilkan dari minggu
ke 1 sampai minggu ke 3 semakin tua, hal ini
kemungkinan ada sedikit teroksidasi dari ekstrak
atau bentuk nanopartikelnya yang disebabkan
karena oksigen atau cahaya pada perlakuan.
c. Bentuk sediaan peel off pada umumnya adalah semi
solid. Hasil dari preparasi sediaan peel off ini baik
peel off ekstrak maupun peel off nanopartikel adalah
semisolid. Bentuk sediaan minggu ke 1 sampai
minggu ke 3 terjadi sedikit perubahan yaitu bentuk
sediaan semakin sedikit padat. Hal ini karena
adanya sedikit penguapan dari etanol yang
ada di basisnya.
2. Uji Homogenitas Sebelum dan sesudah kondisi
dipaksakan
Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui
homogenitas suatu sediaan ketika saat dibuat dan untuk
mengetahui perubahan homogenitas yang mungkin terjadi
salama penyimpanan. Homogenitas ditunjukkan dengan
tidak adanya partikel-partikel yang kasar dan memisah pada
sediaan. Sediaan gel dikatakan homogen bila terdapat
persamaan warna yang merata dan tidak adanya partikel
atau bahan kasar yang dapat diraba. Persyaratan
homogenitas gel dimaksudkan agar bahan aktif dalam gel
terdistribusi merata. Kedua sediaan peel off ekstrak terung
belanda dan peef off nanopartikel baik formula I,II ataupun
III, dari minggu ke 1 sampai minggu ke 3 hasilnya homogen.
34
3. Uji Ph
Pemeriksaan pH merupakan parameter fisikokimia
yang harus dilakukan untuk sediaan topikal karena pH
berkaitan dengan efektivitas zat aktif, stabilitas zat aktif dan
sediaan, serta kenyamanan di kulit sewaktu digunakan. pH
yang terlalu asam dapat mengakibatkan iritasi sedangkan
pH yang terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik.
Dari hasil pengukuran pH terlihat bahwa peel-off ekstrak
terung belanda dan peel off nanopartikel ekstrak terung
belanda memenuhi persyaratan pH untuk sediaan topikal
yaitu antara 4-8. Namun apabila diamati pH pada formula
peel off nanopartikel lebih tinggi daripada pH formula peel
off ekstrak terung belanda. Hal ini dikarenakan pada zat
aktif bentuk nanopartikel terdapat bahan NATPP dan
kitosan yang sifatnya lebih basa, sehingga akan berpengaruh
pada formulasi peel off.
4. Uji Daya Sebar
Pengujian daya sebar dilakukan untuk mengetahui
kemampuan penyebaran sediaan krim saat diaplikasikan ke
kulit. Kemampuan penyebaran basis yang baik akan
memberikan kemudahan pengaplikasian ke permukaan
kulit. Kisaran daya sebar yaitu 5 - 7 cm. Hasil uji daya sebar
peel off ekstrak terung belanda antara 5,0 sampai 6,5.
5. Uji Waktu mengering
Pengujian waktu kering sediaan dilakukan dengan
mengamati waktu yang diperlukan gel untuk mengering,
yaitu waktu dari saat mulai dioleskannya masker gel peel off
pada kaca hingga terbentuk lapisan yang dapat dikelupas.
Semua formula memenuhi persyaratan uji waktu kering
yaitu 15-30 menit. Masker gel peel-off yang lebih cepat
mengering memberikan kenyamanan terhadap pemakaian,
sedangkan masker gel peel-off yang lebih lama mengering
menyebabkan kurang nyamandalam penggunaannya.
35
Waktu mengering yang dihasilkan antara 12 sampai 15
menit baik ekstrak maupun nanopartikel.
Berdasarkan uji antioksidan pada sediaan peel off
nanopartikel ekstrak terung belanda (Solanum betaceum)
digunakan bahan-bahan seperti HPMC, Propilenglikol,
polivinil alkohol, propil paraben, metil paraben, PVA, etanol
70% dan aquadest. Dari semua uji yang dilakukan pada sediaan
peel off nanopartikel ekstrak terung belanda (Solanum
betaceum) memenuhi syarat. Pada uji organoleptis warna coklat
tua, aroma khas seperti teh, dan bentuk semi solid. Pada uji
homogenitas hasilnya tidak ditemukan butir-butir kasar yang
berarti sediaan terdispersi dengan baik. Pada hasil pengukuran
pH terlihat bahwa peel-off ekstrak terung belanda dan peel off
nanopartikel ekstrak terung belanda memenuhi persyaratan pH
untuk sediaan topikal yaitu antara 4-8 diperoleh antara nilai pH
4,8-6,5. Pada uji daya sebar diperoleh nilai antara 5,0 – 6,5 cm.
Pada uji waktu mengering yang dihasilkan antara 12 sampai 15
menit baik ekstrak maupun nanopartikel. Sehingga apabila
digunakan sediaan ini akan membuat pemakaian lebih nyaman
karena pemakai tidak perlu menunggu lebih lama untuk
mendapatkan hasil yang lebih optimal. Hasil analisis aktivitas
antioksidan menunjukkan baik peel off ekstrak maupun peel off
nanopartikel memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50
berturut-turut adalah 98 ± 2,1 µg/mL dan 64 ± 2,5 µg/mL.
36
Pemberdayaan Mahasiswa Kewirausahaan
Keperawatan Jus Sehat Tanpa Gula
dan Kreasi Bekal Anak
Edita Revine Siahaan S.Kep., Ns., M. Kep.18
Akademi Keperawatan Bunda Delima Bandar Lampung
“Terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap mahasiswa
yang sangat signifikan sebelum dan sesudah diberikan
pengetahuan praktek kewirausahaan keperawatan”
P
opulasi perawat di Indonesia sekitar 10.000 perawat baru
setiap tahunnya. Lulusan tiap tahun merebutkan kursi
sebagai CPNS, karyawan RS swasta. Penyerapan lapangan kerja
hanya 50% dari jumlah lulusan. Pentingnya kewirausahaan
keperawatan dalam dunia kampus prod keperawatan
(Cahayaningrum, 2017).
Mahasiswa semester akhir melakukan kegiatan praktik
kewirausahaan dalam bidang keseahatan. Kewirausahaan dan
18
Penulis lahir di Bandar Lampung, 03 Maret 1986, penulis
merupakan Dosen Akademi Keperawatan Bunda Delima Bandar
Lampung dalam bidang Ilmu Keperawatan (Asisten Ahli), penulis
menyelesaikan gelar Sarjana Keperawatan (2007), gelar Profesi Ners
Universitas Mitra Lampung (2009), sedangkan gelar Magister
Keperawatan di Universitas Jenderal Ahmad Yani Jawa Barat (2016),
Beliau aktif mengajar di Akademi Keperawatan Bunda Delima sejak
tahun 2010 sampai sekarang dengan melakukan pengajaran serta meulis
buku di bidang keperawatan, melakukan penelitian berbasis keperawatan
dan melakukan pengabdian masyarakat keperawatan.
37
bisnis dalam keperawatan secara etimologis berasal dari dua
kata wira dan usaha. Wira artinya berani dan usaha artinya
tenaga pkiran. Jadi artinya wirausaha adalah kemampuan untuk
menciptakan dan memanfaatkan peluang sesuai apa yang
diinginkan (Abidin, 2020).
Trend dan pola yang terjadi dalam dalam profesi
keperawatan di Indonesia 80 persen populasi perawat yang ada
di Indonesia berada dalam kegiatan keperawatan klasik dan 10
persen kegiatan keperawatan dalam dunia modern (Wylandari,
2020). Hasil penelitian mahasiswa keperawatan di Tanjung
Pinang terdapat minat berwirausaha berpengaruh positif secara
signifikan dengan nilai p 0,000<0,05.
Kewirausahaan keperawatan sangat penting bagi
mahasiswa. Dalam semester VI mahasiswa mengikuti teori dan
praktik kewirausahaan. Kewirausahaan adalah salah satu solusi
dalam memecahkan masalah mencari lapangan pekerjaan.
Perawat tidak hanya terpaku bekerja dalam pelayanan
kesehatan sebagai karyawan tetapi juga bisa menciptakan
lapangan pekerjaan lain dalam bisnis keperawatan
(Pangemanan, 2022).
Contoh wirausahaa keperawatan seperti pijat bayi,
perawatan luka, pemeriksaan cek kesehatan, senam lansia,
senam hipertensi, perawatan anak tali pusar, perawatan bayi
baru lahir, perawatan lansia, jus sehat tanpa gula, makanan
sehat, perawatan bayi dengan BBLR, Penualan produk alat
kesehatan, perawatan pasien dengan masalah kebutuhan dasar
manusia, kreasi bekal anak dan lain-lain.
Praktik kewirausahaan jus baah tanpa gula dilakukan pada
tanggal 16 mei 2023 jam 08.00 wib sampai dengan jam 12.00
wib. Praktik kreasi bekal dilakukan tanggal 17 mei 2023 jam
08.00 wib sampai dengan jam12.00 wib. Sebelumnya
mahasiswa sudah membuat proposal kegiatan kewirausahaan
dan sudah dipresenntasikan oleh tiap kelompok dengan dosen.
38
Praktik hari pertama mahasiswa dan dosen melakukan
praktik jus buah tanpa gula. Mahasiswa membawa alat blender,
gelas, sendok, madu, air, buah jeruk, buah naga, buah
semangka, buah alpukat, dan buah strawberry. Setiap kelompok
melakukan kerjasama dengan membuat jus dan kreasi sendiri
dengan nilai jual masing-masing serta mempresentasikan stiap
kelompok didepan kelas dengan memaparkan apa hambatan
dan kelebihan hasil produk tiap kelompok. Seluruh kelompok
puas atas hasil kinerja dalam pembuatan jus buah tanpa gula.
Praktik hari kedua mahasiswa membawa piring, sendok,
gelas, susu coklat, nasi, sayur bayam, telur, tempe goreng, tahu
goreng, dan wortel rebus. Setiap kelompok melakukan kreasi
bekal anak yang mempunyai nilai jual lebih dan anak tertarik
untuk mengkonsumsi makanan yang dibuat oleh mahasiswa.
Mahasiswa setiap kelompok melakukan presentasi hambatan
dalam melakukan kreasi bekal anak dan kelebihan kreasi
mereka. 50 persen mahasiswa puas kreasinya, 35 % mahasiswa
sangat puas dalam berkreasi bekal anak dan 15% kelompok
belum puas atas hasil kreasi mereka.
Dua hari dalam kegiatan ini mahasiswa sudah melakukan
praktik kewirausahaan dengan baik dan berjalan dengan lancar.
Setelah itu mahasiswa melakukan promosi hasil kreasi
mahasiswa di social media seperti Instragram, Facebook, Tik
Tok, Youtube, Whatsupp dan secara offline melalui orang tua,
tetangga dan masyarakat. Mahasiswa dalam 7 hari melakukan
promosi dan menjual produk lewat online dan offline. Sepuluh
persen dari hasil penjualan kewirausahaan ini diberikan
mahasiswa kepada anak Panti Asuhan di Bandar Lampung,
Dari kegiatan ini terdapat peningkatan pengetahuan mahasiswa
dalam praktek kewirausahaan keperawatan.
Entrepreneurship atau kewirausahaan adalah usaha kreatif
yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu
yang baru, memiliki nilai tambah, memberikan manfaat,
menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang
lain (Dedep Nugraha, 2019). Pendidikan kewirausahaan
39
berhubungan dengan intensi berwirausaha (Rahayu, 2019).
Persepsi mahasiswa keperawatan dalam kewirausahaan sangat
baik (Nugraha, 2019). Pengetahuan kewiraushaan yang cukup
meningkatkan minat siswa untuk berwirausaha (Finiriyanti,
2020).
Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian di Universitas
Airlamgga didapatkan data evaluasi diri di Universitas
Airlangga setiap tahunnya sekitar 17% lulusan yang masih
kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan sampai lebih dari 12
bulan karena keterbatasan informasi dari berbagai lowongan
pekerjaan dan sedikit sekali kualifikasi yang dibutuhkan.
Program Pengembangan Kewirausahaan dikembangkan
bertujuan menghasilkan peluang usaha baru senantiasa yang
memanfaatkan langsung keilmuwan yang mereka miliki
(Pratiwi., 2019).
Kegiatan ini terdapat peningkatan pengetahuan pada
mahasiswa Akademi Keperawatan Bunda Delima semester VI
dalam bidang praktek kewirausahaan keperawatan jus buah dan
kreasi bekal anak. Kesimpulannya adalah terdapat peningkatan
pengetahuan dan sikap mahasiswa yang sangat signifikan
sebelum dan sesudah diberikan pengetahuan praktek
kewirausahaan keperawatan
Gambar 1. Mahasiswa
melakukan kreasi makanan
sehat
40
Gambar 2. Kreasi makanan sehat
Gambar 3 dan 4. Jus buah tanpa gula
41
Pendampingan Pembuatan Minuman Herbal
Kunyit Asam ALPENMU
apt. Widyastuti Handayani, M. farm.1)
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
“Pendampingan Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam
ALPENMU di SMK Al Manaar Muhammadiyah Pemalang
untuk meningkatkan Pengetahuan Siswa Mengenai Produksi
Pembuatan Minuman yang terbuat dari Herbal untuk
Pengembangan Bisnis Center”
emakin berkembangnya jaman sekarang ini produk sediaan
Herbal sangatlah popular dikalangan masyarakat, dimana
salah satu jenisnya yaitu minuman kunyit asam yang sudah
beredar di pasaran. Akan tetapi setelah dikaji kembali pada
proses pembuatan Minuman Herbal, perlu diperhatikan bagian
– bagian kunyit dan bagian asam yang digunakan dalam
membuat formulasinya. Pembuatan Minuman Herbal Kunir
Asam Menurut Mulyani dkk (2014) terdapat perbedaan formula
dari kunyit dan asam yang mempengaruhi kandungan dan
aktivitas antioksidannya. Tetapi penelitian tersebut tidak
spesifik bagian mana dari kunyit dan asam yang digunakan
dalam pembuatan minuman.
S
19
Penulis lahir di Surakarta, 18 Juli 1982, merupakan Dosen
Farmasi di Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan dan
Guru Farmasi Klinis dan Komunitas di SMK Al Manaar Muhammadiyah
Pemalang.
42
Menurut penelitian bagian rimpang kunyit ternyata
mempunyai aktivitas antioksidan tertinggi dibanding bagian
empu kunyitnya. Senyawa bioaktif yang terdapat didalam buah
asam adalah 2-hidroksi-30,40-dihidroksi aseto fenon, 3,4dihidroksi fenil asetat, metil 3,4-dihidroksi bensoat, (-)epikatekin dan oligomerik proanthocianidin (Tsuda dkk., 1994)
dan senyawa bioaktif yang terdapa dalam rimpang kunyit yaitu
kurkumin, asam askorbat, -karoten, asam kafeik, , eugenol, pasam kumarik (Suhaj, 2006). Warna kuning pada kunyit
disebabkan oleh adanya 3 pigmen utama yaitu curcumin 1,7-bis
(4-hydroxy3-methoxyfenil)-1,6-heptadiene-3,5dione,dimethoxy-curcumin and bis demethoxy-curcumin.
Senyawa kurkumin ini diketahui mempunyai aktivitas
antioksidan yang tinggi (Siddhuraju,2007), selain itu Kunyit
asam juga mempunyai khasiat kesehatan dapat mengatasi haid
yang tidak lancer (Safitri 2018), dapat menghindarkan dari
panas dalam atau sariawan (Mudjijono dkk, 2014), mengatasi
asam lambung dan magh, sebagai antibiotic, dan membuat
badan segar (Raina, 2011).
Pemasalahan Internal yang didapat dari penelitian ini
masih banyak kendala – kendala yang dijumpai antara lain
1. Bahan – bahan yang digunakan tidak terstandart dan
susah tersedia.
2. Peserta didik juga belum menguasai teknis praktikum
3. Peserta didik masih tidak percaya diri terhadap hasil
kerjanya
4. Permasalahan internal dari sekolah yaitu kurangnya
Marketing yang handal serta distribusi produk kurang
maksimal.
5. Mangsa Pasar yang jaraknya tidak mudah di jangkau
karena jauh dan produk Resente Paratus dengan
Expirated Date dekat.
Kebutuhan akan penyelesaian permasalan tersebut diatas
yang kemuadian mendasari penulis untuk merancang dan
43
membuat panduan sebagai media pembelajaran untuk peserta
didik dalam mengasah dan mengeluarkan potensi yang dimiliki
peserta didik dalam memproduksi dan menyelesaikan
permasalahan yang timbul. Setelah paham dengan materi
dilanjutkan dengan pemilihan bahan baku, penyiapan bahan
dan alat dilanjutkan proses pembuatan minuman herbal yang
dibuat. Dalam tahap selanjutnya peserta didik diajak
meningkatkan percaya diri dalam mempraktekkan produk yang
dibuatnya secara riil dan bagaimana mengemas produk tersebut
untuk menjadi produk akhir. Hasil akhir produk yang
didapatkan dinamakan “ALPENMU”
Pengalaman dalam membimbing peserta didik dalam
Pembuatan Minuman Herbal Kunyit asam ALPENMU jurusan
Farmasi di SMK Al Manaar Muhammadiyah Pemalang ini
sangat menantang, Pemilihan peserta diikuti peserta didik kelas
X, XI dan kelas XII. Menurut pendapat Penulis peserta didik
akan terampil dalam praktek teknisnya apabila diberi
kesempatan dan bimbingan untuk mengatasi materi – materi
yang sulit untuk mencari solusinya. Pengalaman terbaik ini
merupakan Tugas tambahan sebagai Pembimbing Pembuatan
Produk Minuman Herbal Kunyit Asam Alpenmu
Berdasarkan latar belakang itulah point utama Pembuatan
Minuman Herbal Kunyit Asam ALPENMU ini meliputi :
1. Peningkatan Ilmu Pengetahuan untuk belajar mencari
data pendukung, Memformulasi dan menganalisa serta
menyelesaikan permasalahan – permasalahan yang
timbul.
2. Memproduksi bahan – bahan herbal yang mempunyai
khasiat dengan hasil proyek yang dapat meningkatkan
pendapatan Bisnis Center Sekolahan serta melatih
peserta didik untuk dapat wirausaha.
Tujuan Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam
Alpenmu ini adalah
44
1. Melatih peserta didik dan dapat menghasilkan produk
untuk percaya diri serta bisa mencari peluang dalam
wirausaha.
2. Menghasilkan Produk untuk peningkatan Bisnis Center
dan Melatih wirausaha,
Manfaat dari Pembimbingan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peserta didik, diharapkan mampu meningkatkan
wawasan dan dan keterampilan secara teknis serta
meningkatkan kepercayaan diri dalam memproduksi
bahan – bahan alam.
2. Bagi guru, diharapkan mampu menjadi sumber atau
contoh rujukan untuk meningkatkan kemampuan guru
dalam membimbing Pembuatan Produk wirausaha.
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi aktif income
dalam pengembangan Bisnis Center.
Formulasi Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam
Alpenmu sebagai berikut:
Bahan:
 Rimpang Kunyit
1 kg
 Asam Jawa Matang
½ kg
 Gula Merah / Aren
1 kg
 Daun pandan
5 lembar
 Kayu Manis
2 buah
 Kapulaga
100gram
 Cengkeh
50 gram
 Air Bersih
1 Liter
Alat – alat yang dibutuhkan:
 Timbangan Digital
 Blender Listrik
 Mesh 100 / Penyaring
 Panci / Wadah Baskom
45
 Wajan Stainlees
 Spatula Penggorengan
 Kompor gas
Prosedur Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam
AlpenMu
1. Pemilihan bahan – bahan yang akan digunakan, bahan
– bahan tersebut diatas disortir yang memiliki kondisi
bagus, tidak busuk dan dicuci bersih.
2. Kunyit ditimbang sebanyak 1 kg kemudian dikupas
kulitnya sampai bersih, diblender dengan 500ml air,
kemudian disaring dan hasil saringan dimasukkan
kedalam wajan dipanaskan sampai suhu 70 oC
3. Asam Jawa di kupas kulitnya kemudian dipisahkan
bijinya, diambil daging buahnya ditimbang sebanyak
0.5 kg diblender menggunakan air 500 ml, disaring dan
hasil saringan dimasukkan kedalam wajan yang sudah
ada larutan kunyit diaduk sampai homogen.
4. Gula merah disisir halus dan dimasukkan kedalam
larutan kunyit asam kemudian diaduk sampai larut.
5. Larutan dalam wajan ditambahkan daun pandan,
kapulaga, kayu manis dan cengkeh kemudian
dilanjutkan pemanasan sampai larutan mendidih
pemanasan dengan suhu 100oC selama 15 menit atau
sampai larutan mendidih.
6. Setelah mendidih larutan kunyit asam didinginkan dan
dimasukkan botol volume 100 ml.
7. Produk yang sudah jadi dibersihkan kemudian
dilakukan pengemasan.
Hasil dari Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam
Alpenmu dari formulasi tersebut diatas setelah melalui proses
didapatkan produk sebanyak ± 10 – 15 Botol.
Distribusi Produk Minuman Herbal Kunyit Asam
Alpenmu dilakukan oleh marketing ke tempat yang dituju
46
berupa Apotek, Toko Makanan dan Minuman, dan Pre Order
dari guru, karyawan serta konsumen lainnya.
Rekomendasi Pembimbingan Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam Alpenmu yaitu
:
1. Rekan sejawat perlu menerapkan Pembimbingan Pembuatan Minuman Herbal Kunyit
Asam Alpenmu untuk menguji bimbingan yang penulis lakukan dan menghasilkan
produk – produk terbaru.
2. Kepala Sekolah perlu memfasilitasi para guru untuk melakukan bimbingan dan hasil
produk – produk ini dalam pengembangan bisnis center agar peserta didik terbiasa
berlatih wirausaha
47
Download