1 Pelatihan Pembuatan Sirup Kuning di Masyarakat: Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan untuk Pengembangan Potensi Lokal Dr. Safrida, S.Pd,M.Si.,AIfO11 Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala “Pelatihan pembuatan sirup kuning di masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menghasilkan produk sirup kuning yang berkualitas. Pelatihan ini dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial, termasuk pengembangan potensi lokal, peningkatan pendapatan, dan penciptaan peluang bisnis di masyarakat.” P elatihan pembuatan sirup kuning di masyarakat dapat memberikan wawasan dan keterampilan kepada peserta untuk menghasilkan sirup kuning yang baik dan berkualitas. Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat diajarkan dalam pelatihan dengan memberikan pemahaman kepada 11 Dr. Safrida, S.Pd., M.Si, AIFO lahir di Aceh Besar pada Tanggal 5 Agustus 1980. Memulai Karier tahun 2005 sebagai dosen tetap pada program studi Pendidikan Biologi Universitas Syiah Kuala, dan saat ini sebagai Koordinator Program Studi Magister pendidikan Biologi (MPBIO) Universitas Syiah Kuala mulai Tahun 2022- sekarang. Salah satu mata kuliah yang diampu Fisiologi Hewan. Alhamdulillah berperan aktif di berbagai kegiatan hibah penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat. 2 peserta tentang sirup kuning. Sirup kuning adalah produk cair yang terbuat dari sirup pisang yang dimasak hingga menghasilkan konsistensi sirup. Persiapan bahan: peserta tentang bahan-bahan dasar yang dibutuhkan untuk membuat sirup kuning, gula, air, dan bahan tambahan lainnya seperti perasa atau pengawet alami jika diperlukan. Pengolahan sirup labu kuning : Tunjukkan kepada peserta cara mengolah sirup labu kuning yang digunakan sebagai bahan dasar sirup kuning. Proses ekstraksi, penyaringan, dan pemanasan yang diperlukan. Pencampuran dan pemanasan: Beri tahu peserta tentang proporsi yang tepat antara sari nira dan gula yang harus dicampur, melakukan pemanasan pada campuran tersebut untuk menghasilkan sirup kuning yang kental. Proses pemurnian: peserta tentang proses pemurnian sirup kuning untuk menghilangkan kotoran atau endapan yang mungkin ada. Cara penyaringan dan prosedur pengolahan lanjutan yang mungkin diperlukan. Pengemasan dan penyimpanan: Pengetahuan kepada peserta tentang pengemasan yang benar dan steril untuk menjaga kebersihan dan daya tahan sirup kuning. Cara menyimpan sirup kuning agar tetap segar dan tahan lama juga diberikan informasi. Standar keamanan dan kualitas: peserta mengenai pentingnya menjaga standar keamanan dan kualitas dalam pembuatan sirup kuning. prinsipprinsip sanitasi, pengendalian mutu, dan peraturan yang berlaku. Praktik langsung: selain memberikan pengetahuan teoritis, berikan kesempatan kepada peserta untuk melakukan praktik langsung dalam membuat sirup kuning. Kesempatan untuk mengikuti langkah-langkah di atas dengan bimbingan dan supervisi yang tepat. Penjualan dan pemasaran: peserta tentang peluang bisnis dalam produksi sirup kuning. Jelaskan strategi pemasaran dan cara mengembangkan jejaring penjualan di masyarakat. Evaluasi dan umpan balik: Setelah pelatihan selesai, lakukan evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keterampilan peserta. Berikan umpan balik konstruktif dan sarankan langkah-langkah perbaikan jika diperlukan. Pelatihan 3 ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan potensi lokal, menciptakan peluang bisnis, dan meningkatkan pendapatan mereka melalui produksi dan penjualan. Pelatihan pembuatan sirup kuning di masyarakat memiliki peran penting dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menghasilkan sirup kuning berkualitas. Pelatihan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan potensi lokal dan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan analisis potensi pasar, sirup kuning memiliki permintaan yang cukup tinggi dan potensi ekonomi yang menjanjikan. Oleh karena itu, melalui pelatihan ini, masyarakat dapat memanfaatkan potensi lokal untuk meningkatkan pendapatan dan menciptakan peluang bisnis yang berkelanjutan. Dalam pelaksanaan pelatihan, langkah-langkah praktis dalam pembuatan sirup kuning disampaikan kepada peserta. Pengenalan tentang sirup kuning dan nilai gizi yang terkandung di dalamnya memberikan pemahaman yang mendalam mengenai manfaat konsumsi sirup kuning bagi kesehatan. Teknik pengolahan bahan baku, seperti pemilihan dan persiapa sirup kuning, serta proses pencampuran dan pemanasan yang tepat, diajarkan kepada peserta. Selain itu, aspek keamanan dan kualitas dalam pembuatan sirup kuning juga ditekankan agar masyarakat dapat menghasilkan produk yang aman dikonsumsi dan memenuhi standar mutu. Selama praktik langsung dan bimbingan, peserta diberikan kesempatan untuk mempraktikkan langsung pembuatan sirup kuning dengan bimbingan instruktur. Hal ini memungkinkan peserta untuk mengasah keterampilan mereka dan mengatasi kesulitan yang mungkin timbul selama proses pembuatan. Melalui evaluasi dan umpan balik yang dilakukan setelah pelatihan, dapat dievaluasi pemahaman dan keterampilan peserta serta mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki untuk pelatihan mendatang. 4 Selain itu, pelatihan juga mencakup pengembangan bisnis sirup kuning. Peserta diberikan informasi tentang peluang bisnis yang ada dalam produksi dan pemasaran sirup kuning. Strategi pemasaran dan promosi yang efektif serta pembentukan jejaring penjualan di masyarakat dapat membantu peserta dalam memasarkan produk mereka secara lebih luas dan meningkatkan daya saing. Studi kasus tentang dampak pelatihan pembuatan sirup kuning di masyarakat menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Pelatihan ini memberikan wawasan baru dan keterampilan yang memungkinkan peserta untuk memanfaatkan potensi lokal dan menghasilkan produk sirup kuning yang berkualitas tinggi. Masyarakat juga semakin menghargai dan melestarikan tradisi lokal dalam pembuatan sirup kuning, yang pada gilirannya memperkuat identitas dan kebanggaan daerah. Pelatihan pembuatan sirup kuning di masyarakat memberikan manfaat yang signifikan dalam peningkatan pengetahuan dan keterampilan, pengembangan potensi lokal. 5 Pendampingan Pelatihan Pembuatan Jamu Instan Wedang Uwuh dan Penyuluhan Jamu Apt. Wirasti, S.Si.,M.Sc12 Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan “Jamu instan wedang uwuh merupakan jenis sediaan herbal yang terdiri atas berbagai macam jenis bahan jamu. Pada umumnya berguna untuk meningkatkan kesehatan tubuh digunakan dengan cara menyeduh” P elatihan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara terstruktur untuk tujuan meningkatkan ketrampilan peserta dengan cara memberikan pengetahuan dan praktek..Pendampingan pelatihan dimaksudkan agar kegiatan tersebut terselenggara sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta. Pemanfaatan tanaman herbal sebagai alternatif untuk pencegahan sakit dan meningkatkan kesehatan menjadi alternatif masyrakat. Sediaan herbal yang relatif banyak diminati masyrakat adalah wedang uwuh. Wedang uwuh adalah minuman fungsional yang digunakan untuk meningkatkan imunitas tubuh (Rahmawati, 2011). Dikatakan uwuh karena berasal dari bahasa Jawa yang 12 Penulis lahir di Magelang, 27 Januari 1970, menyelesaikan pendidian sarjana di Fakultas Farmasi UGM tahun 1994, menempuh profesi apoteker lulus tahun 1995 di Fakultas Farmasi UGM, dan menyelesaikan program pascasarjana Ilmu Farmasi di Fakultas Farmasi tahun 2016 6 artinya sampah, dikarenakan wedang uwuh terdiri dari berbagai macam bahan jamu. Manakala ramuan tersebut telah diseduh, ampasnya nampak seperti sampah (Palupi et al., 2022). Komposisi wedang uwuh pada umumnya terdiri dari jahe, kulit kayu manis, kapulaga, cengkeh, kayu secang (Sari and Cahyaningrum, 2017).Inovasi pengemasan wedang uwuh sangat diperlukan agar sediaan tersebut lebuh mudah untuk disimpan, digunakan maupun dibawa dalam perjalanan (Septian Emma Dwi Jatmika, 2017). . Guna meningkatkan kemanfaatan wedang uwuh dan mendukung taraf ekonomoi masyarakat, maka dilakukan penyuluhan dan pelatihan pembuatan jamu isntan wedang uwuh (Septian Emma Dwi Jatmika, 2017). Target kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK, sebagai contoh kegiatan yang dilakukan di Balai Desa Api-api Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah (1) persamaan persepsi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan antara pelaksana acara (Dosen) dan Kades Api-Api. (2) pelaksanan acara penyuluhan mengenai fungsi wedang uwuh, (3) pelatihan membuat jamu instan wedang uwuh.. Gambar 1, menunjukkan aktivitas peserta yang sedang mengikuti penyuluhan dan pelatihan Suasana Penyuluhan wedang uwuh Suasana Praktek Gambar 1. Suasana Kegiatan 7 Proses pembuatan instan wedang uwuh, pertama bahan wedang uwuh yang terdiri dari jahe, kulit kayu manis, kapulaga, cengkeh, kayu secang diblender yang sebelumnya ditambahkan air 100 mL agar sari pati dari bahan jamu terlarut ke air. Air hasil Perasan jamu di masak dengan ditambahkan gula pasir dan gula merah sedikit (kurang lebih 50 gram) agar konsistensi serbuk lebih halus. Pemasakan jamu disertai dengan pengadukan sampai agak kental, selanjutnya api dipadamkan. Suasana aktivitas pendampingan pembuatan instan jamu wedang uwuh terdapat pada gambar 2-4. Gambar 2.Proses Penuangan Gambar 3. Proses Pengadukan 8 Gambar 4. Proses Pengkristalan Pengadukan dilakukan terus menerus sampai terbentuk granul yang halus. Hasil pratek menghasilkan jamu instan yang dikemas dalam wadah plastik sebanyak 54 kantong. Masingmasing kantong plastik berisi 2 sendok makan serbuk wedang uwuh (gambar 5) Gambar 5.Hasil Instan Jamu Wedang Uwuh Hasil dari kegiatan ini adalah peserta setelah mengikuti beberapa tahapan kegiatan yang dilaksanakan diharapkan menjadi Kader Sehat Herbal Di Desa Api-Api. Tujuan yang diharapkan dari kegiatan ini adalah 9 1. Membantu menaikkan taraf kesehatan masyarakat melalui wedang uwuh. 2. Menumbuhkan pemberdayaan masyarakat Desa Apiapi dalam menjaga kesehatannya, 3. Meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pembuatan jamu instan wedang uwuh. 10 Edukasi dan Pelatihan Pembuatan Minuman Herbal pada Santri Dr. Dewi Ratih Tirto Sari, S.Si, M.Si.13 Universitas Ibrahimy “Pelatihan pembuatan minuman herbal pada santri tidak hanya memberikan pengetahuan dan meningkatkan keterampilan santri, tetapi juga memotivasi untuk menjadi santripreneur” P esantren atau dikenal dengan pondok didefinisikan sebagai lembaga pendidikan agama dengan sistem asrama dengan Kyai sebagai pusat figur. Komponen utama dalam pesantren yaitu Kyai, santri, masjid, pengajian kitab kuning, dan asrama. Pesantren secara umum diklasifikasikan menjadi tiga kategori yakni pesantren salafiyah, pesantren modern, dan perpaduan antara pesantren salaf dan modern. Di pesantren, santri dididik untuk menjadi insan yang berahlakul karimah. Oleh karenanya, banyak orang tua yang mengirimkan anaknya di pesantren. Tidak hanya ditengarai masa depan anak yang berahlakul 13 Penulis lahir di Blitar, pada 27 April 1994. Penulis merupakan dosen Prodi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Ibrahimy. Penulis lulus S1 pada tahun 2016 Jurusan Biologi Universitas Brawijaya, dan lulus S2-S3 Biologi Universitas Brawijaya. Penulis aktif dalam organisasi ilmiah, diantaranya pusat studi SMONAGENES, Universitas Brawijaya, Korean endocrine society (KES) dan INNS. Selain itu juga aktif dalam berkarya ilmiah yang dituangkan dalam artikel jurnal internasional, nasional, buku, dan HKI. 11 karimah tetapi juga menghindarkan anak-anak dari kenakalan remaja dan pergaulan bebas. Banyaknya jumlah santri di pesantren juga menimbulkan beberapa isu, diantaranya di bidang kesehatan dan kebersihan. Dua hal ini menjadi fokus penting yang perlu diperhatikan saat ini. Banyaknya santri dalam suatu pesantren secara langsung membutuhkan fasilitas tempat yang luas, sistem pengelolaan kebersihan dan kesehatan yang efektif. Kebersihan dan kesehatan menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pasalnya kebersihan sangat berpengaruh terhadap kesehatan santri. Tidak hanya itu, musim yang tidak menentu seperti musim pancaroba memberikan efek terhadap kesehatan santri, utamanya munculnya berbagai penyakit infeksi seperti tipus, diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Edukasi tentang kebersihan dan upaya melatih kepedulian terhadap lingkungan yang bersih sangat diperlukan guna meningkatkan tingkat kesehatan santri. Beberapa hal yang perlu diedukasikan terhadap kesehatan yakni menjaga lingkungan tempat tinggal yang bersih, kebersihan makanan, cuci tangan sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya, memilih makanan yang sehat, halal, dan baik, serta menjaga kebersihan badan dan pakaian. Kebersihan badan yang juga berkaitan dengan kebersihan lingkungan seperti kebersihan air, bak mandi, frekuensi mandi dan pemakaian alat mandi berpengaruh terhadap kesehatan kulit. Kasus yang sering muncul di kalangan santri yaitu adanya penyakit kulit baik yang disebabkan oleh minuman herbal, bakteri, serangga (scabies). Penyakit ini menjadi masalah yang sudah bertahun-tahun lalu dan belum terselesaikan hingga saat ini. Selain itu, beberapa penyakit juga menjadi langganan di musim tertentu, seperti ISPA, diare, dan typus. ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan akut yang ditandai dengan beberapa gejala seperti demam, batuk, flu, sesak napas, dan sakit tenggorokan. Keparahan ISPA seperti pneumonia dapat menyebabkan kematian. Prevalensi ISPA di Indonesia 12 mencapai peringkat keempat setelah diare. Pasalnya, ISPA ini mudah menular dari satu orang ke orang lain melalui udara. Ketiga jenis penyakit ini disebabkan oleh beberapa kondisi. Aktivitas santri yang padat, terbatasnya kamar mandi, menyebabkan beberapa santri lebih memilih makan-makanan yang praktis tetapi kurang sehat seperti cilok, tahu bakso dan lainnya dengan makan di area kamar mandi untuk mengisi waktu antri mandi. Kebersihan lingkungan area dapur makan santri dan pengolahan makanan juga menjadi perhatian pengelola pesantren untuk mencegah munculnya penyakit diare/tipus. Kurangnya aktivitas olahraga, makanan yang kurang sehat dan padatnya aktivitas di sekolah pesantren menjadikan imunitas tubuh santri menurun, hingga menyebabkan banyak santri yang mengalami penyakit ISPA dan lainnya. Penyakit ISPA juga banyak terjadi pada santri pada musim tertentu, paling banyak kasus ISPA yakni pada musim hujan. Salah satu penanganan kesehatan santri yaitu dengan berobat di klinik pesantren maupun klinik terdekat, sedangkan pencegahan dapat dilakukan dengan meningkatkan imunitas dengan olahraga, konsumsi suplemen peningkat imun, konsumsi minuman herbal, serta konsumsi makanan yang mengandung mineral dan vitamin yang tinggi. Minuman herbal peningkat imunitas saat ini menjadi trend di masyarakat dan beberapa kalangan anak muda. Namun, tidak menuntut kemungkinan, masih banyak anak muda yang belum mengenal dan menyukai minuman herbal yang dirasa kurang praktis dan hanya dapat ditemui diluar pesantren. Oleh karena pelatihan pembuatan minuman herbal peningkat imun perlu dilakukan untuk meningkatkan kesehatan santri. Adapun bahan herbal peningkat imunitas diantaranya jahe, kunyit, temulawak, serai, dan lainnya. Edukasi dan pelatihan pembuatan minuman herbal tidak hanya dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan individu perorangan, namun juga bisa untuk memberikan 13 ketrampilan dalam mengolah herbal minuman herbal dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Edukasi pada santri dilakukan dengan sosialisasi atau penyuluhan tentang minuman herbal. Materi yang diberikan diantaranya sumber herbal yang berpotensi sebagai jamu imunomodulator, persiapan pengolahan jamu dan pengolahan minuman herbal dalam berbagai produk. Bahan herbal yang memiliki aktivitas imunomodulator diantaranya jahe (Singh et al., 2021), kopi (Bare et al., 2019), serai (Brügger et al., 2019), akar manis, jahe merah, meniran, kayu manis (Thakur & Sidhu, 2017), kapulaga, kunyit, dan lainnya. Herbal yang dikatakan memiliki efek imunomodulator apabila herbal tersebut juga memiliki aktivitas antioksidan, antimikroba, dan antivirus. Jahe, kopi, dan serai telah dilaporkan memiliki aktivitas antiinflamasi, antivirus SARSCOV2, dan antioksidan yang tinggi. Aktivitas antivirus SARSCOV2 jahe, kopi dan serai yakni dengan pengeblokan interaksi protein spike glycoprotein SARSCOV-2 dengan reseptor ACE-2 (Bare et al., 2022). Selain itu, senyawa bioaktif jahe, kopi dan serai juga menghambat faktor virulensi SARSCOV-2 seperti protein MPro, PLPro, dan 3CL-Pro (Palai et al., 2020; Singh et al., 2021). Jahe juga memiliki efek antiinflamasi dengan menghambat kinerja cyclooxygenase 1/2, sehingga menekan rasa nyeri (Zhang et al., 2021). Kayu manis juga dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba dan antioksidan tinggi. Pelatihan pembuatan minuman herbal herbal pada santri meiputi persiapan bahan herbal, pengolahan dan pengemasan minuman herbal. Persiapan bahan herbal untuk minuman herbal meliputi sortasi, pencucian, perajangan, pengeringan, dan pengolahan. Sortasi dilakukan untuk memisahkan bahan herbal, seperti pemisahan berdasarkan bagian – bagian herbal; akar, rimpang, batang, daun, buah, bunga, daun, atau biji. Selanjutnya dilakukan pencucian untuk membersihkan bahan herbal dari tanah, debu atau bahan lain yang tidak diinginkan. Perajangan bahan herbal pada setiap jenis berbeda – beda. 14 Rimpang-rimpangan dirajang dengan diiris membujur atau serong, untuk memperluas ekstraksi senyawa bioaktif. Tahap selanjutnya pengeringan hasil rajangan bahan herba. Pengeringan dalam pelatihan ini menggunakan sinar matahari, kurang lebih 3-4 hari hingga kadar air 10%. Bahan herbal yang kering dapat dikemas dalam wadah kedap udara dan ditambah silica gel untuk penyimpanan jangka lama atau dikemas untuk teh herbal. Jenis produk dalam pelatihan meliputi minuman herbal serbuk instan, minuman herbal siap minum, dan minuman herbal bentuk jeli untuk anak-anak (Gambar 1). Gambar 1. Produk minuman herbal jamu serbuk instan dan jeli Pada dasarnya bahan yang digunakan dalam semua olahan minuman herbal santri sama, yakni kunyit, jahe, kapulaga, dan kayu manis. Kunyit berfungsi untuk mencegah infeksi mikroba, jahe dan kapulaga untuk penghangat tubuh dan antiinflamasi, kayu manis untuk mengurangi nyeri. Minuman herbal ini tidak hanya berfungsi untuk meredakan ISPA, tetapi juga dapat mengurangi nyeri ketika menstruasi. Adanya pelatihan ini memberikan motivasi dan sebagai media promotif hidup sehat bebas ISPA pada santri. Selain itu, pelatihan ini memberikan tambahan keterampilan santri dalam membuat produk minuman herbal yang nantinya dapat digunakan sebagai bekal berwirausaha setelah lulus dari 15 16 Pelatihan Pembuatan Minuman Kombucha Sebagai Upaya Peningkatan fungsi fisiologis Tubuh di Kantor Desa Moncongloe Bulu’ Kecamatan Moncongloe Kab Maros Wahdaniar, S.Si.,M.Si14 Universitas Megarezky Makassar “Pembuatan Kombucha ini tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah dan pengolahan yang sederhana. Memiliki manfaat yang sangat besar” eh Kombucha adalah teh fermentasi tradisional yang diberi tambahan gula dan kultur simbiotik kombucha dengan rasa sedikit asam bergantung pada jumlah gula yang digunakan, waktu fermentasi, dan suhu (Lee, 2014). Kombucha bersifat menguntungkan bagi kesehatan. Minuman bergizi ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh belahan dunia dan pada waktu lampau digunakan di Cina, Rusia dan Jerman. Teh Kombucha telah diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, penjualan teh kombucha inipun secara komersial terdapat di Indonesia seperti Bali, Dieng, Jogja. Diluar negeri terdapat penjualan teh kombucha secara komersial seperti di T 14 Wahdaniar,S.Si.,M.Si Lahir di Kaccope , 29 September 1994. Penulis meruakan salah satu dosen di Universits Megarezky Makassar, Tepatnya di Prodi S1 Sains Biomedis Fakultas Teknologi Kesehatan. Penulis menyelesaikan pendidikan terakhir di Universitas Diponegoro pada bidang Biologi Sains pada tahun 2019. 17 Australia, Jordania,India, Rusia, Jerman, hingga Amerika Serikat. Kombucha merupakan salah satu olahan teh fermentasi. Teh yang telah diseduh dengan air panas diberi tambahan gula sebagai pemanis dan sebagai nutrien untuk menumbuhkan bakteri yang diinginkan. Pembuatan kombucha, teh difermentasikan dengan menggunakan starter kultur kombucha (Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir). Teh yang telah ditambahkan kultur kombucha difermentasikan selama 412 hari untuk mendapatkan hasil yang optimal. Kombucha sendiri memiliki kandungan vitamin B1, B6, B12, dan vitamin C. Hal ini berarti kombucha dapat mencerahkan kulit wajah, serta mendukung fungsi seluler dan perbaikan kerusakan oksidatif, dan juga membantu menjaga elastisitas kulit hingga proteksi kulit. Kombucha membantu mengecilkan pori-pori kulit, menekan agresi pigmentasi penyebab flek kecokelatan, mengatasi jerawat, antioksidan, mengembalikan kadar elastisitas kulit serta memperlambat proses penuaan pada jaringan kulit. Sebagai minuman fermentasi, kombucha berkhasiat untuk membantu pencernaan, memberikan bantuan melawan radang sendi, bertindak sebagai pencahar, mencegah infeksi mikroba, memerangi stres dan kanker, memberikan bantuan melawan wasir, memberikan pengaruh positif pada kadar kolesterol, dan memfasilitasi ekskresi toksin serta pembersihan darah. Kombucha teh mengandung senyawa-senyawa penting yaitu tiamin (vit B1), riboflavin (vit B2), Niasin (Vit B3), piridoksin (vit B6), Sianokobalamin (vitB12), vit C, dan Polyfenol. Niasin (vit B3) berperan dalam metabolisme lemak untuk menurunkan LDL dan triglyserida, serta meningkatkan kadar HDL, hingga bisa mengurangi penyakit pembuluh darah dan jantung koroner (Naland, 2004). Sedangkan pada kombucha teh juga terdapat Vit C, asam folat, asam 18 glukoronat, asam glukonat asam asetat, asam hialoronat, asam laktat, asam amino, enzim dan zat antibiotik. Teh yang di komsumsi masyarakat dapat di manfaatkan sebagai minuman sehat yang memiliki kandungan probiotik. Probiotik memiliki manfaat dalam meningkatkan fungsi fisiologis manusia salah satunya adalah bermanfaat bagi saluran pencernaan dan untuk meningkatkan keseimbangan di dalam mikroflora usus. Teh herbal secara umum bukanlah teh seperti biasanya yang terbuat dari daun Camelia Sinensis melainkan, terbuat dari berbagai bahan. Menurut Zho et al (2013), teh herbal merupakan minuman yang berasal dari berbagai jenis daundaunan, buah-buahan, kulit kayu, biji-bijian, bunga, dan bagian botani lainnya sehingga, dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Terdapat berbagai manfaat dari mengkonsumsi teh herbal seperti, dapat menjaga kesehatan jantung, dapat melepaskan stress, lebih tenang, meningkatkan sistem imun, dan masih banyak lagi (Ravikumar., 2014). Teh herbal memiliki berbagai jenis dan nama yang berbeda-beda. Salah satu jenis dari teh herbal adalah teh kombucha. Kombucha merupakan minuman hasil fermentasi cairan teh dan gula. Fermentasi kombucha berlangsung dengan bantuan aktivitas bakteri dan khamir. Kombucha memiliki khasiat yang sangat berguna bagi tubuh manusia. Beberapa manfaat dari kombucha antara lain sebagai antioksidan, antibakteri, memperbaiki mikroflora usus, meningkatkan ketahanan tubuh dan menurunkan tekanan darah (Suhardini, dkk., 2016). Khasiat tersebut dikarenakan adanya kandungan senyawa fenolik yang memiliki aktivitas antioksidan. Semakin tinggi senyawa fenolik yang terkandung, maka semakin tinggi pula aktivitas antioksidannya. . Proses fermentasi oleh bakteri dan khamir akan meningkatkan jumlah fenol di dalam teh sehingga meningkatkan aktivitas antioksidannya. 19 Teh kombucha merupakan salah satu minuman tradisional yang sangat menarik karena, teh ini merupakan hasil fermentasi yang dilakukan oleh kultur simbiotik (Filippis et al., 2018). Bahan utama kombucha yang sering kali digunakan adalah daun teh hitam, teh hijau atau teh oolong, namun dapat juga dibuat melalui infused water menggunakan buah-buahan, daun mint, bunga melati, dan sebagainya (Leal et al., 2018) Kultur simbiotik tersebut berupa jamur kombu dan di biasa disebut dengan jamur dipo atau jamur banteng (Khaerah & Akbar, 2019). Menurut Watawana et al. (2015), jamur kombu disebut pula SCOBY (Symbiotic Culture Of Bactery And Yeast). Teh merupakan minuman yang berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis L) biasanya diambil pada bagian pucuk daun muda. Teh ini sangat populer dikalangan masyarakat dan memiliki banyak manfaat. Jenis teh berdasarkan proses pengolahan secara tradisional ada 3 yaitu teh hijau, teh oolong dan teh hitam (Silaban,2005). Senyawa kimia yang terkandung dalam teh memiliki manfaat bagi tubuh saat dikonsumsi (Khaerah dan Akbar, 2019). Kandungan senyawa kimia yang biasanya ada pada teh adalah kafein, alkaloid, asam amino, karbohidrat, protein, klorofil, flourida, aluminium, mineral dan elemen (Leal, et al., 2018). Pucuk teh mengandung senyawa kimia yaitu fenol yang terdiri dari katekin berkisar 20- 30% dan flavanol. Katekin tersusun dari beberapa senyawa yaitu epikatekin, epigalotekin, epitekin galat, katekin galat dan epigalo katekin galat sedangkan flavanol terdiri dari kaemferol, quencentin, dan minicertin (Putra,2016). Pencoklatan pada daun teh disebabkan oleh proses oksidasi karena adanya enzim polifenol. Teh hitam mengalami oksidasi lebih lama dibandingkan teh hijau (Sari dan Irdawati, 2019). Teh kombucha merupakan produk hasil fermentasi yang mengandung beberapa vitamin, mineral, enzim dan asam organic. Selain itu juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh seperti 20 sebagai antioksidan, memperbaiki mikroflora usus, meningkatkan ketahanan tubuh dan menurunkan tekanan darah (Wistiana dan Zubaidah, 2015). Komposisi teh kombucha yang utama adalah senyawa polifenol sehingga dapat dijadikan sebagai minuman fungsional untuk alkohol. Menurut penelitian dari Wistiana dan Zubaidah (2015) menyatakan bahwa semakin lama proses fermentasi maka jumlah fenol akan meningkat. Jumlah komponen kimia yang terkandung dalam teh kombucha juga bervariasi terutama pada mikroorganisme dari kultur simbiotik yang digunakan untuk fermentasi serta waktu dan suhu fermentasi (Leal, et al., 2018). Hal ini diduga bahwa senyawa fenol dapat meningkat akibat proses fermentasi. Pembuatan Kombucha ini tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah dan pengolahan yang sederhana. Memiliki manfaat yang sangat besar. Senyawa polifenol pada teh kombucha merupakan zat aktif dari kelompok phytochemical yaitu antioksidan yang berperan dalam mencegah penyakit terkait stress oksidatif seperti kanker, CVD, dan neurodegeneratife (Leal, et al., 2018). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh kombucha yang berasal dari teh hijau memiliki kemampuan melawan radikal bebas lebih rendah dibandingkan teh hitam (Fu et al, 2014). Selain itu teh kombucha juga mengandung beberapa senyawa fenol seperti tanin dan saponin yang berfungsi sebagai antibakteri, serta memiliki efek antimikroba dari asam organic karena adanya proton dan anio di dalamnya terpisah melalui dinding sel bakteri sehingga mempengaruhi sintesis proton bakteri (Simanjutak dan Mutiara, 2016). Metode yang dipergunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Metode ceramah yaitu untuk menyampaikan materi-materi tentang pembuatan dan pemanfaatan Kombucha dan Metode diskusi yaitu untuk mendiskusikan kembali materi yang telah disampaikan tentang pembuatan dan pemanfaatan Kombucha dalam kehidupan sehari-hari dan manfaatnya untuk kesehatan. 21 Proses pembuatan kombucha melalui beberapa tahap yang pertama setelah larutan gula dan teh tercampur, larutan teh didiamkan dalam suhu ruang, suhu ruangan yang dianjurkan tidak kurang dari 20⁰C dan tidak lebih dari 30⁰C (Naland, 2004). Selanjutnya adalah penambahan starter kombucha, yaitu SCOBY. Menurut Simanjuntak & Siahaan (2011) kultur kombucha yang bagus dan layak dipakai sebagai media proses fermentasi kombucha umumnya bewarna putih bersih, mengkilap serta tidak terdapat bercak atau totol bewarna. Jika terdapat bercak merah, kemungkinan kultur kombucha sudah tercemar dan sebaiknya tidak dipakai sebagai media fermentasi. Starter kombucha ditambahkan pada saat larutan teh sudah sama dengan suhu ruang. Setelah ditambahkan dengan stater toples kaca ditutup menggunakan tisu dan serbet agar oksigen masih dapat masuk tetapi terhindar kontaminan luar. Wadah yang paling baik dalam pembuatan kombucha adalah dengan menggunakan wadah dari kaca. Setelah itu difermentasikan selama 4-12 hari dalam ruangan yang kedaan gelap, tetapi 12 kondisi udaranya tidak lembab. 22 formulasi Sediaan Tablet Ekstrak Daun Talas (Colocasia Esculenta (L.) Schott.) dengan Variasi Kadar Polivinil Pirolidon (PVP) Sebagai Bahan Pengikat Tablet apt. St. Rahmatullah, S.farm., M.Si.15 Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan “Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi bahan pengikat PVP dapat formulasikan menjadi tablet dan diukur daya tahan pengikat tablet yang memenuhi persyaratan sifat fisik tablet terbaik. Formulasi optimal dicapai dalam formula III dengan bahan pengikat yang mengandung PVP 5%. ” ediaan formulasi perlu dilakukan untuk memudahkan pemanfaatan daun sirsak, mengatasi zat aktif yang tidak stabil dan untuk menghantarkan obat ke tempat absorbinya (Listiyanawati, dkk, 2021). Sediaan formulasi dapat berupa tablet, kapsul, serbuk, sirup, suspensi, emulsi. Tablet merupakan sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi, tablet dipilih karena mempunyai kelebihan diantaranya : cocok untuk industri skala S 15 Penulis lahir di Ujung Pandang 09 Juni 1988, merupakan Dosen Tetap di Program Studi Sarjana Farmasi, , Fakultas Ilmu Kesehatan UMPP, menyelesaikan studi S1 di UIN Alauddin Makassar tahun 2010, menyelesaikan Profesi Apoteker di Universitas Setia Budi Surakarta tahun 2012, menyelesaikan S2 di Pascasarjana Universitas Setia Budi Surakarta tahun 2013. 23 besar, takaran dosis tepat, pemakaian mudah, lebih stabil, penyimpanan dan pengemasan mudah (Ansel, 2011). Pemilihan zat tambahan harus disesuaikan dengan sifat fisika kimia dari bahan obat serta dengan tujuan yang ingin dicapai (Rowe, et.all, 2009). Dalam pembuatan tablet diperlukan bahan pengisi atau zat tambahan lainnya. Bahan tambahan yang terpenting adalah bahan pengikat. Salah satu bahan pengikat yang sering digunakan adalah polivinil pirolidon (PVP). Granul dengan bahan pengikat PVP memiliki sifat alir yang baik, sudut diam yang minimum, menghasilkan fines lebih sedikit dan daya kompaktibilitasnya lebih baik. Penggunaan PVP konsentrasi 5% menghasilkan granul dengan daya kompresi yang baik (Herawati, dkk, 2014). Permasalahan yang terjadi dalam proses pembuatan tablet adalah terjadinya interaksi antara bahan eksipien sehingga akan berpengaruh terhadap sifat fisik tablet yang dihasilkan. Agar diperoleh tablet dengan sifat fisik yang diinginkan dengan menghemat biaya dan waktu, maka dilakukan optimasi untuk mendapatkan formula optimum. Berdasarkan penjelasan di atas, untuk mendapatkan sebuah formula tablet ekstrak daun talas (Colocasia esculenta (L.) Schott.), yang baik serta memenuhi persyaratan sifat fisik tablet (keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur), sehingga diperlukan adanya penelitian untuk mengetahui pengaruh dari perbandingan konsentrasi PVP terhadap sifat fisik granul dan tablet. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental terhadap beberapa formulasi tablet yang mengandung ekstrak daun talas (Colocasia esculenta (L.) Schott.) dengan varian PVP (polyvinylpyrrolidone) yaitu 1%, 3%, 5% sebagai bahan pengikat tablet dengan granulasi basah. Dalam pembuatan tablet yang mengandung ekstrak daun talas (Colocasia esculenta (L.) Schott.), granul dievaluasi untuk waktu alir, kadar air, sudut istirahat dan kompresibilitas. Serta mengevaluasi sifat fisik 24 tablet yang meliputi keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% sebagai pelarut cair. Penguapan pelarut dilakukan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50 °C. Ekstrak kering ekstrak daun talas (Colocasia esculenta (L.) Schott.) dibuat dengan menambahkan Aerosil, perbandingan antara ekstrak dan Aerosil adalah (2:1). Kemudian dikeringkan selama 24 jam pada suhu 40 derajat, kemudian dicampur dengan bahan tambahan sesuai resep. Dari hasil data terlihat bahwa waktu alir pada formula I, II dan III adalah 1,93 m/s, 2,07 m/s dan 1,05 m/s. Waktu alir dari ketiga formula tersebut adalah 1-2 m/s, sehingga memenuhi persyaratan debit aliran. Uji karakteristik waktu alir dilakukan karena berkaitan dengan keseragaman pengisian mesin cetak tablet yang pada akhirnya mempengaruhi keseragaman bobot dan keseragaman kandungan obat. Ukuran partikel, bentuk partikel, kondisi struktur permukaan partikel, luas permukaan, densitas, distribusi ukuran partikel, kelembaban dan jenis bahan tambahan yang digunakan mempengaruhi laju alir granulat (Saryanti, 2019). Diantara ketiga formula tersebut, formula III memiliki laju alir yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedua formula lainnya karena bahan pengikat PVP yang digunakan lebih banyak yaitu 5%. Dari hasil data sudut diam yang diperoleh dari rumus I, II dan III adalah 16.6, 22.7 dan 26.56. Menurut Lachman (1994) sudut diam kurang dari atau sama dengan 30° berarti material bebas mengalir, sedangkan sudut diam lebih besar atau sama dengan 40° berarti karakteristik aliran umumnya buruk. Hasil serupa ditunjukkan dalam penelitian (Putra, 2019) dengan granul menggunakan bahan pengikat PVP, menghasilkan estimasi sudut istirahat 24,11°. Dari hasil data kompresibilitas granul formula I, II dan III adalah 5,08%, 6,8% dan 9,3%. Berdasarkan standar menurut 25 (Aulton, 2003), ketiga formulasi memenuhi kompresibilitas kelas khusus antara 5 dan 15%, dan menurut penelitian (Raykoff, 2020) kompresibilitas granul yang dihasilkan adalah 8,1%. Persentase perbedaan kompresibilitas ketiga formulasi tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi PVP yang digunakan sebagai bahan pengikat. PVP dapat meningkatkan ukuran partikel dan dengan demikian mengurangi jumlah partikel halus yang terbentuk, menghasilkan rongga yang lebih kecil yang terbentuk selama pencetakan dan meningkatkan kekompakan papan. Dari hasil penelitian tablet ekstrak daun tara (Colocasia esculenta (L.) Schott.) didapatkan rata-rata keseragaman bobot tablet pada formula I, II dan III berturut-turut adalah 610 g, 611 g dan 600 g. Dari ketiga tanggal tersebut terlihat bahwa ketiga formula tersebut memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia. Standar III terpenuhi. Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi keseragaman bobot menurut Formula III, dimana keseragaman bobot tidak terlalu bervariasi dengan nilai standar deviasi terkecil sebesar 0,01. Hasil uji keseragaman ukuran tablet ekstrak daun talas (Colocasia esculenta (L.) Schott.) memberikan perhitungan rata-rata keseragaman ukuran tablet untuk Formula I, II dan III yaitu 2,91 mm, 2,91 mm dan 2,91 mm. Konsistensi ukuran tablet terkait dengan kegunaan tablet. Bentuk dan diameter tablet ditentukan oleh bentuk cetakan tablet yang digunakan untuk pengepresan tablet, sehingga ketebalan tablet juga ditentukan oleh banyaknya massa/bubuk yang terisi dalam cetakan dan besarnya pengempaan yang menyebabkannya tekanan berlebih. Dari hasil uji kekerasan tablet ekstrak daun talas (Colocasia esculenta (L.) Schott.) pada formula I, II dan III didapatkan rata-rata kekerasan tablet berturut-turut 5,55 kg, 5,95 kg dan 6,75 kg. Pengikat yang digunakan dalam formulasi adalah PVP 1%, 3,5%. Secara teoritis, dengan meningkatnya kandungan pengikat, kekerasan tablet meningkat. 26 Hasil perhitungan rata-rata kerapuhan tablet pada formula I, II dan III yaitu 0,4%, 0,54%, 0,64%, dikonfirmasi dengan uji kerapuhan tablet ekstrak daun talas (Colocasia esculenta (L.) Schott. .) Secara umum, jika kerapuhan tablet cukup, maka kerapuhan dapat dikurangi. Hasil waktu hancur tablet ekstrak daun talas (Colocasia esculenta (L.) Schott.) diperoleh dengan menghitung rata-rata kekerasan tablet pada formula I, II dan III yaitu 10,88 menit, 12,27 menit, 21,38 menit. Syarat waktu dekomposisi yang baik adalah kurang dari 15 menit. Setelah dilakukan evaluasi, hanya Formula I dan II yang memenuhi standar, sedangkan Formula III meskipun memiliki karakteristik aliran yang baik. Formulasi optimal dicapai dalam formula III dengan bahan pengikat yang mengandung polivinilpirolidon 5%. 27 Penyuluhan Kesehatan Tetap Sehat dengan Kandungan Bahan Makanan Alami Prebiotik pada Kader PKK Kelurahan Putat Gede, Surabaya dr. Ayly Soekanto. M.Kes16 Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya “Peningkatan pengetahuan adanya kandungan bahan makanan alami Prebiotik yang mudah di Jumpai Sehari hari untuk meningkatkan Sistim Imunitas“ istim imun yang kuat sangat penting bagi tubuh untuk mencegah berbagai penyakit. Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki sistem imun untuk melawan virus dan bakteri penyebab penyakit. Mengkonsumsi makanan kaya vitamin dan mineral dapat membantu kita untuk tetap sehat melawan virus dan bakteri pembawa penyakit. Makanan sehat menyediakan banyak zat termasuk vitamin dan mineral untuk membuat tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit (Setyoningsih.H, 2021:136-151). Sistem kekebalan tubuh yang sehat bergantung pada diet sehat yang seimbang dari waktu ke S 16 Penulis lahir di Surabaya,13 Juli 1970, merupakan Dosen di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, menyelesaikan studi S1 Sarjana.Kedokteran tahun 1996, Profesi Dokter tahun 1999 di Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah, menyelesaikan S2 di Pascasarjana Ilmu Kedokteran Dasar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga tahun 2008. 28 waktu. Dimasa endemi ini tetap di perlukan untuk mengkonsumsi makanan sehat untuk meningkatkan sistim imun yang dapat mudah di jumpai sehari hari, yang berfungsi memperkuat daya tahan tubuh. Studi terbaru pada pasien Covid-19 yang berasal dari Provinsi Zhejiang (Tiongkok) melaporkan adanya temuan infeksi saluran pencernaan seperti mual, muntah, atau diare (Adams KK et Al., 2020;54:820-6) Adanya RNAvirus SARS-CoV-2 terdeteksi di esophagus, lambung, duodenum, rektum, dan di spesimen tinja pasien. Ditemukan disbiosis mikrobiota usus yang menyebabkan melimpahnya bakteri patogen pada saluran pencernaan manusia karena adanya produksi sitokin dan viral load mukosa yang berlebihan mengubah microflora usus dan hilangnya integritas barrier usus berakibat menimbulkan penyakit infeksi kronis (Azkur AK.et.al 2020). Hal yang terpenting adalah mikrobiota usus ini memengaruhi keseimbangan antara respons proinflamasi dan regulasi serta membentuk sistem kekebalan pada masing masing individu (Zheng et al., 2020: 492–506). Prebiotik adalah serat pangan khusus yang dibutuhkan oleh bakteri probiotik usus sebagai sumber nutrisi selektif untuk pertumbuhan dan viabilitasnya. Secara selektif prebiotik dapat merangsang pertumbuhan dan meningkatkan aktivitas bakteri probiotik dalam saluran pencernaan. Terapi prebiotik telah terbukti menyembuhkan penyakit saluran pencernaan seperti sembelit, diare, pengurangan risiko osteoporosis, penyakit kardiovaskuler aterosklerosis yang terkait dengan dislipidemia, resistensi insulin, obesitas, dan diabetes melitus tipe 2 (Jayawardena R, 2020:367). Mekanisme prebiotik dalam meningkatkan imunitas dengan mempromosikan pematangan, diferensiasi, dan reproduksi limfosit dan makrofag, mengaktifkan sistem retikulo endothelial sistim, meningkatkan proporsi CD8+ IEL(Wang et al., 2020:60). Apa saja sumber makanan yang mengandung prebiotik? Sebelum pergi ke suatu tempat untuk membeli suplemen prebiotik, perlu diketahui kalau ada banyak bahan makanan alami di luar sana yang juga 29 mengandung prebiotic (Shahramian.I,2018:875). Dalam makanan kita sehari-hari, prebiotik terutama non-dicerna, merupakan serat yang tidak dapat dicerna melalui bagian atas saluran pencernaan(Slavin, J. 2013: 5). Akibatnya, kandungan prebiotic ini merangsang pertumbuhan atau aktivitas bakteri baik yang bersifat menguntungkan yang berada di usus besar dengan bertindak sebagai makanan atau sumber energi bagi bakteri baik di saluran cerna ini (Britton.R.2017:89). Apa saja sumber makanan yang memuat prebiotik? Sebelum pergi untuk membeli suplemen prebiotik, perlu diketahui bahwa banyak bahan makanan alami di luar sana yang juga mengandung prebiotik. Tidak usah jauh-jauh karena prebiotik banyak ditemukan dalam deretan sayur, buah, dan tanaman polong. Untuk tanaman polong-polongan seperti arcis atau ercis, buncis, kacang polong, dan untuk buah-buahan diantaranya buah pisang, buah golongan perry, termasuk strawberry, blueberry, cranberry, raspberry, kemudian untuk sayuran seperti asparagus, bawang, seperti bawang putih, bawang prei, bawang bombay. Prebiotik juga di temukan pada makanan siap saji seperti: sereal, biskuit, roti, selai roti, yogurt (Roberfroid M. 2007:137). Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan oleh Tim Dosen FK UWKS dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan tetap sehat dengan bahan makanan alami yang mengandung Prebiotik pada Kader PKK Kelurahan Putat Gede Surabaya, yang di berikan kepada 15 orang kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, bertujuan untuk menambah tingkat pengetahuan bagi Ibu Ibu Kader untuk dapat memudahkan dalam memilih bahan makanan alami yang mengandung Prebiotik yang dapat di Jumpai Sehari hari yang ada di lingkungan sekitar kita, yang berfungsi dapat meningkatkan sistim imunitas tubuh supaya dapat selalu sehat. Dari hasil evaluasi penyuluhan ini Ibu Ibu Kader PKK menjadi paham dan mengerti bahwa selama ini ternyata secara tidak sadar sudah mengkonsumsi makanan seperti buah pisang, 30 strawbwey, daun bawang prei, bawang bombay, bawang putih, sereal, yogurt, roti, biscuit yang kaya dengan kandungan Prebiotik yang dapat memperkuat daya tahan tubuh, untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kader PKK menjadi mengerti bahan bahan makanan alami prebiotik ini bisa dengan mudah di tanam di tiap rumah warga seperti pisang, strawberry, daun bawang dan bawang putih untuk di jadikan tanaman “toga prebiotik”. Kesimpulan Setelah mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat penyuluhan tetap sehat dengan bahan makanan alami yang mengandung Prebiotik pada Kader PKK Kelurahan Putat Gede Surabaya, Ibu Ibu Kader menjadi bertambah tingkat pengetahuan dan mengerti macam macam tanaman dan bahan makanan prebiotic alami untuk di jadikan toga prebiotik pada tiap tiap rumah dan menjadikan makanan prebiotic sehari hari untuk meningkatkan sistim imun supaya tetap sehat. 31 Uji Antioksidan pada Sediaan Peel Off Nanopartikel Ekstrak Terung Belanda (Solanum Betaceum) apt. Yulian Wahyu Permadi, S.farm., M.Si.17 Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan “Nanopartikel ekstrak Terung Belanda (Solanum Betaceum) diformulasi menjadi Masker Gel Peel Off. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode penangkap radikal bebas DPPH. Parameter aktivitas antioksidan yaitu IC50 (Inhibititon Concentration) berturut-turut adalah 98 ± 2,1 µg/mL dan 54 ± 2,5 µg/mL” uatu tanaman yang mengandung senyawa fenolik, kemungkinan juga berfungsi sebagai antioksidan karena gugus fenoliknya mengangkap radikal bebas. Semakin besar kadar fenolik total suatu simplisia, maka semakin besar daya aktivitas penangkap radikal bebas (daya antioksidannya) (Martien dkk, 2012). Bentuk sediaan farmasi yang dapat digunakan untuk menjaga kesehatan kulit salah satu diantaranya adalah masker gel peel off yang merupakan sediaan kosmetik perawatan kulit S 17 Penulis lahir di Probolinggo 10 Juli 1986, merupakan Dosen Tetap di Program Studi Sarjana Farmasi, , Fakultas Ilmu Kesehatan UMPP, menyelesaikan studi S1 di Universitas Ngudi Waluyo Ungaran tahun 2010, menyelesaikan Profesi Apoteker di Universitas Setia Budi Surakarta tahun 2013, menyelesaikan S2 di Pascasarjana Universitas Setia Budi Surakarta tahun 2013. 32 wajah yang diaplikasikan ke kulit wajah dalam waktu tertentu hingga mengering, sediaan ini akan membentuk lapisan film transparan yang elastis sehingga dapat dikelupas. Penelitian ini bertujuan menformulasi nanopartikel ekstrak Terung Belanda (Solanum Betaceum) menjadi sediaan kosmetik Masker Gel Peel Off. Pembuatan sediaan kosmetik sabun cair dan lotion untuk maksud sebagai antioksidan pada kulit. Ekstraksi adalah proses penyarian simplisia yang dilakukan menggunakan pelarut etanol 96%. Metode Ekstraksi untuk penyarian simplisia terung belanda ini menggunakan metode maserasi. Hasil maserasi yang diperoleh seberat 58,8 gram dari berap simplis 250 gram. Analisis aktivitas antioksidan dilakukan pada kedua formulasi peel off ekstrak terung belanda dan peel off nanopartikel ekstrak terung belanda dengan metode DPPH free radical scavenging berkaitan dengan fungsinya sebagai sumber antioksidan. Hasil analisis aktivitas antioksidan menunjukkan baik peel off ekstrak maupun peel off nanopartikel memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 berturut-turut adalah 98 ± 2,1 µg/mL dan 64 ± 2,5 µg/mL. Pengujian stabilitas dilakukan dengan metode kondisi dipaksakan (stress condition) dengan menggunakan climatic chamber. Sediaan yang diujikan disimpan pada suhu 5oC dan 40oC selama 6 siklus, masing-masing siklus berdurasi 12 jam. 1. Uji Organoleptik sebelum dan sesudah kondisi yang dipaksakan Hasil uji organoleptik yang dilakukan adalah : a. Aroma menunjukkan bau yang dihasilkan dari sediaan peel off ekstrak dan peel off nanopartikel ekstrak terung belanda. Hasil yang didapat antara keduanya sama yaitu khas seperti teh. Aroma ini disebabkan karena bau simplisia dari terung belanda. Baik peel off ekstrak maupun peel off nanopartikel menunjukkan bau khas seperti teh. 33 b. Warna dari kedua sediaan tidak berbeda. Warna yang dihasilkan adalah coklat tua. Warna ini adalah warna asli dari buah terung belanda yang berwarna coklat kemerahan setelah di ekstrak dihasilkan warna coklat. Warna yang dihasilkan dari minggu ke 1 sampai minggu ke 3 semakin tua, hal ini kemungkinan ada sedikit teroksidasi dari ekstrak atau bentuk nanopartikelnya yang disebabkan karena oksigen atau cahaya pada perlakuan. c. Bentuk sediaan peel off pada umumnya adalah semi solid. Hasil dari preparasi sediaan peel off ini baik peel off ekstrak maupun peel off nanopartikel adalah semisolid. Bentuk sediaan minggu ke 1 sampai minggu ke 3 terjadi sedikit perubahan yaitu bentuk sediaan semakin sedikit padat. Hal ini karena adanya sedikit penguapan dari etanol yang ada di basisnya. 2. Uji Homogenitas Sebelum dan sesudah kondisi dipaksakan Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui homogenitas suatu sediaan ketika saat dibuat dan untuk mengetahui perubahan homogenitas yang mungkin terjadi salama penyimpanan. Homogenitas ditunjukkan dengan tidak adanya partikel-partikel yang kasar dan memisah pada sediaan. Sediaan gel dikatakan homogen bila terdapat persamaan warna yang merata dan tidak adanya partikel atau bahan kasar yang dapat diraba. Persyaratan homogenitas gel dimaksudkan agar bahan aktif dalam gel terdistribusi merata. Kedua sediaan peel off ekstrak terung belanda dan peef off nanopartikel baik formula I,II ataupun III, dari minggu ke 1 sampai minggu ke 3 hasilnya homogen. 34 3. Uji Ph Pemeriksaan pH merupakan parameter fisikokimia yang harus dilakukan untuk sediaan topikal karena pH berkaitan dengan efektivitas zat aktif, stabilitas zat aktif dan sediaan, serta kenyamanan di kulit sewaktu digunakan. pH yang terlalu asam dapat mengakibatkan iritasi sedangkan pH yang terlalu basa dapat menyebabkan kulit bersisik. Dari hasil pengukuran pH terlihat bahwa peel-off ekstrak terung belanda dan peel off nanopartikel ekstrak terung belanda memenuhi persyaratan pH untuk sediaan topikal yaitu antara 4-8. Namun apabila diamati pH pada formula peel off nanopartikel lebih tinggi daripada pH formula peel off ekstrak terung belanda. Hal ini dikarenakan pada zat aktif bentuk nanopartikel terdapat bahan NATPP dan kitosan yang sifatnya lebih basa, sehingga akan berpengaruh pada formulasi peel off. 4. Uji Daya Sebar Pengujian daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan penyebaran sediaan krim saat diaplikasikan ke kulit. Kemampuan penyebaran basis yang baik akan memberikan kemudahan pengaplikasian ke permukaan kulit. Kisaran daya sebar yaitu 5 - 7 cm. Hasil uji daya sebar peel off ekstrak terung belanda antara 5,0 sampai 6,5. 5. Uji Waktu mengering Pengujian waktu kering sediaan dilakukan dengan mengamati waktu yang diperlukan gel untuk mengering, yaitu waktu dari saat mulai dioleskannya masker gel peel off pada kaca hingga terbentuk lapisan yang dapat dikelupas. Semua formula memenuhi persyaratan uji waktu kering yaitu 15-30 menit. Masker gel peel-off yang lebih cepat mengering memberikan kenyamanan terhadap pemakaian, sedangkan masker gel peel-off yang lebih lama mengering menyebabkan kurang nyamandalam penggunaannya. 35 Waktu mengering yang dihasilkan antara 12 sampai 15 menit baik ekstrak maupun nanopartikel. Berdasarkan uji antioksidan pada sediaan peel off nanopartikel ekstrak terung belanda (Solanum betaceum) digunakan bahan-bahan seperti HPMC, Propilenglikol, polivinil alkohol, propil paraben, metil paraben, PVA, etanol 70% dan aquadest. Dari semua uji yang dilakukan pada sediaan peel off nanopartikel ekstrak terung belanda (Solanum betaceum) memenuhi syarat. Pada uji organoleptis warna coklat tua, aroma khas seperti teh, dan bentuk semi solid. Pada uji homogenitas hasilnya tidak ditemukan butir-butir kasar yang berarti sediaan terdispersi dengan baik. Pada hasil pengukuran pH terlihat bahwa peel-off ekstrak terung belanda dan peel off nanopartikel ekstrak terung belanda memenuhi persyaratan pH untuk sediaan topikal yaitu antara 4-8 diperoleh antara nilai pH 4,8-6,5. Pada uji daya sebar diperoleh nilai antara 5,0 – 6,5 cm. Pada uji waktu mengering yang dihasilkan antara 12 sampai 15 menit baik ekstrak maupun nanopartikel. Sehingga apabila digunakan sediaan ini akan membuat pemakaian lebih nyaman karena pemakai tidak perlu menunggu lebih lama untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Hasil analisis aktivitas antioksidan menunjukkan baik peel off ekstrak maupun peel off nanopartikel memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 berturut-turut adalah 98 ± 2,1 µg/mL dan 64 ± 2,5 µg/mL. 36 Pemberdayaan Mahasiswa Kewirausahaan Keperawatan Jus Sehat Tanpa Gula dan Kreasi Bekal Anak Edita Revine Siahaan S.Kep., Ns., M. Kep.18 Akademi Keperawatan Bunda Delima Bandar Lampung “Terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap mahasiswa yang sangat signifikan sebelum dan sesudah diberikan pengetahuan praktek kewirausahaan keperawatan” P opulasi perawat di Indonesia sekitar 10.000 perawat baru setiap tahunnya. Lulusan tiap tahun merebutkan kursi sebagai CPNS, karyawan RS swasta. Penyerapan lapangan kerja hanya 50% dari jumlah lulusan. Pentingnya kewirausahaan keperawatan dalam dunia kampus prod keperawatan (Cahayaningrum, 2017). Mahasiswa semester akhir melakukan kegiatan praktik kewirausahaan dalam bidang keseahatan. Kewirausahaan dan 18 Penulis lahir di Bandar Lampung, 03 Maret 1986, penulis merupakan Dosen Akademi Keperawatan Bunda Delima Bandar Lampung dalam bidang Ilmu Keperawatan (Asisten Ahli), penulis menyelesaikan gelar Sarjana Keperawatan (2007), gelar Profesi Ners Universitas Mitra Lampung (2009), sedangkan gelar Magister Keperawatan di Universitas Jenderal Ahmad Yani Jawa Barat (2016), Beliau aktif mengajar di Akademi Keperawatan Bunda Delima sejak tahun 2010 sampai sekarang dengan melakukan pengajaran serta meulis buku di bidang keperawatan, melakukan penelitian berbasis keperawatan dan melakukan pengabdian masyarakat keperawatan. 37 bisnis dalam keperawatan secara etimologis berasal dari dua kata wira dan usaha. Wira artinya berani dan usaha artinya tenaga pkiran. Jadi artinya wirausaha adalah kemampuan untuk menciptakan dan memanfaatkan peluang sesuai apa yang diinginkan (Abidin, 2020). Trend dan pola yang terjadi dalam dalam profesi keperawatan di Indonesia 80 persen populasi perawat yang ada di Indonesia berada dalam kegiatan keperawatan klasik dan 10 persen kegiatan keperawatan dalam dunia modern (Wylandari, 2020). Hasil penelitian mahasiswa keperawatan di Tanjung Pinang terdapat minat berwirausaha berpengaruh positif secara signifikan dengan nilai p 0,000<0,05. Kewirausahaan keperawatan sangat penting bagi mahasiswa. Dalam semester VI mahasiswa mengikuti teori dan praktik kewirausahaan. Kewirausahaan adalah salah satu solusi dalam memecahkan masalah mencari lapangan pekerjaan. Perawat tidak hanya terpaku bekerja dalam pelayanan kesehatan sebagai karyawan tetapi juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan lain dalam bisnis keperawatan (Pangemanan, 2022). Contoh wirausahaa keperawatan seperti pijat bayi, perawatan luka, pemeriksaan cek kesehatan, senam lansia, senam hipertensi, perawatan anak tali pusar, perawatan bayi baru lahir, perawatan lansia, jus sehat tanpa gula, makanan sehat, perawatan bayi dengan BBLR, Penualan produk alat kesehatan, perawatan pasien dengan masalah kebutuhan dasar manusia, kreasi bekal anak dan lain-lain. Praktik kewirausahaan jus baah tanpa gula dilakukan pada tanggal 16 mei 2023 jam 08.00 wib sampai dengan jam 12.00 wib. Praktik kreasi bekal dilakukan tanggal 17 mei 2023 jam 08.00 wib sampai dengan jam12.00 wib. Sebelumnya mahasiswa sudah membuat proposal kegiatan kewirausahaan dan sudah dipresenntasikan oleh tiap kelompok dengan dosen. 38 Praktik hari pertama mahasiswa dan dosen melakukan praktik jus buah tanpa gula. Mahasiswa membawa alat blender, gelas, sendok, madu, air, buah jeruk, buah naga, buah semangka, buah alpukat, dan buah strawberry. Setiap kelompok melakukan kerjasama dengan membuat jus dan kreasi sendiri dengan nilai jual masing-masing serta mempresentasikan stiap kelompok didepan kelas dengan memaparkan apa hambatan dan kelebihan hasil produk tiap kelompok. Seluruh kelompok puas atas hasil kinerja dalam pembuatan jus buah tanpa gula. Praktik hari kedua mahasiswa membawa piring, sendok, gelas, susu coklat, nasi, sayur bayam, telur, tempe goreng, tahu goreng, dan wortel rebus. Setiap kelompok melakukan kreasi bekal anak yang mempunyai nilai jual lebih dan anak tertarik untuk mengkonsumsi makanan yang dibuat oleh mahasiswa. Mahasiswa setiap kelompok melakukan presentasi hambatan dalam melakukan kreasi bekal anak dan kelebihan kreasi mereka. 50 persen mahasiswa puas kreasinya, 35 % mahasiswa sangat puas dalam berkreasi bekal anak dan 15% kelompok belum puas atas hasil kreasi mereka. Dua hari dalam kegiatan ini mahasiswa sudah melakukan praktik kewirausahaan dengan baik dan berjalan dengan lancar. Setelah itu mahasiswa melakukan promosi hasil kreasi mahasiswa di social media seperti Instragram, Facebook, Tik Tok, Youtube, Whatsupp dan secara offline melalui orang tua, tetangga dan masyarakat. Mahasiswa dalam 7 hari melakukan promosi dan menjual produk lewat online dan offline. Sepuluh persen dari hasil penjualan kewirausahaan ini diberikan mahasiswa kepada anak Panti Asuhan di Bandar Lampung, Dari kegiatan ini terdapat peningkatan pengetahuan mahasiswa dalam praktek kewirausahaan keperawatan. Entrepreneurship atau kewirausahaan adalah usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberikan manfaat, menciptakan lapangan kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain (Dedep Nugraha, 2019). Pendidikan kewirausahaan 39 berhubungan dengan intensi berwirausaha (Rahayu, 2019). Persepsi mahasiswa keperawatan dalam kewirausahaan sangat baik (Nugraha, 2019). Pengetahuan kewiraushaan yang cukup meningkatkan minat siswa untuk berwirausaha (Finiriyanti, 2020). Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian di Universitas Airlamgga didapatkan data evaluasi diri di Universitas Airlangga setiap tahunnya sekitar 17% lulusan yang masih kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan sampai lebih dari 12 bulan karena keterbatasan informasi dari berbagai lowongan pekerjaan dan sedikit sekali kualifikasi yang dibutuhkan. Program Pengembangan Kewirausahaan dikembangkan bertujuan menghasilkan peluang usaha baru senantiasa yang memanfaatkan langsung keilmuwan yang mereka miliki (Pratiwi., 2019). Kegiatan ini terdapat peningkatan pengetahuan pada mahasiswa Akademi Keperawatan Bunda Delima semester VI dalam bidang praktek kewirausahaan keperawatan jus buah dan kreasi bekal anak. Kesimpulannya adalah terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap mahasiswa yang sangat signifikan sebelum dan sesudah diberikan pengetahuan praktek kewirausahaan keperawatan Gambar 1. Mahasiswa melakukan kreasi makanan sehat 40 Gambar 2. Kreasi makanan sehat Gambar 3 dan 4. Jus buah tanpa gula 41 Pendampingan Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam ALPENMU apt. Widyastuti Handayani, M. farm.1) Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan “Pendampingan Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam ALPENMU di SMK Al Manaar Muhammadiyah Pemalang untuk meningkatkan Pengetahuan Siswa Mengenai Produksi Pembuatan Minuman yang terbuat dari Herbal untuk Pengembangan Bisnis Center” emakin berkembangnya jaman sekarang ini produk sediaan Herbal sangatlah popular dikalangan masyarakat, dimana salah satu jenisnya yaitu minuman kunyit asam yang sudah beredar di pasaran. Akan tetapi setelah dikaji kembali pada proses pembuatan Minuman Herbal, perlu diperhatikan bagian – bagian kunyit dan bagian asam yang digunakan dalam membuat formulasinya. Pembuatan Minuman Herbal Kunir Asam Menurut Mulyani dkk (2014) terdapat perbedaan formula dari kunyit dan asam yang mempengaruhi kandungan dan aktivitas antioksidannya. Tetapi penelitian tersebut tidak spesifik bagian mana dari kunyit dan asam yang digunakan dalam pembuatan minuman. S 19 Penulis lahir di Surakarta, 18 Juli 1982, merupakan Dosen Farmasi di Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan dan Guru Farmasi Klinis dan Komunitas di SMK Al Manaar Muhammadiyah Pemalang. 42 Menurut penelitian bagian rimpang kunyit ternyata mempunyai aktivitas antioksidan tertinggi dibanding bagian empu kunyitnya. Senyawa bioaktif yang terdapat didalam buah asam adalah 2-hidroksi-30,40-dihidroksi aseto fenon, 3,4dihidroksi fenil asetat, metil 3,4-dihidroksi bensoat, (-)epikatekin dan oligomerik proanthocianidin (Tsuda dkk., 1994) dan senyawa bioaktif yang terdapa dalam rimpang kunyit yaitu kurkumin, asam askorbat, -karoten, asam kafeik, , eugenol, pasam kumarik (Suhaj, 2006). Warna kuning pada kunyit disebabkan oleh adanya 3 pigmen utama yaitu curcumin 1,7-bis (4-hydroxy3-methoxyfenil)-1,6-heptadiene-3,5dione,dimethoxy-curcumin and bis demethoxy-curcumin. Senyawa kurkumin ini diketahui mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi (Siddhuraju,2007), selain itu Kunyit asam juga mempunyai khasiat kesehatan dapat mengatasi haid yang tidak lancer (Safitri 2018), dapat menghindarkan dari panas dalam atau sariawan (Mudjijono dkk, 2014), mengatasi asam lambung dan magh, sebagai antibiotic, dan membuat badan segar (Raina, 2011). Pemasalahan Internal yang didapat dari penelitian ini masih banyak kendala – kendala yang dijumpai antara lain 1. Bahan – bahan yang digunakan tidak terstandart dan susah tersedia. 2. Peserta didik juga belum menguasai teknis praktikum 3. Peserta didik masih tidak percaya diri terhadap hasil kerjanya 4. Permasalahan internal dari sekolah yaitu kurangnya Marketing yang handal serta distribusi produk kurang maksimal. 5. Mangsa Pasar yang jaraknya tidak mudah di jangkau karena jauh dan produk Resente Paratus dengan Expirated Date dekat. Kebutuhan akan penyelesaian permasalan tersebut diatas yang kemuadian mendasari penulis untuk merancang dan 43 membuat panduan sebagai media pembelajaran untuk peserta didik dalam mengasah dan mengeluarkan potensi yang dimiliki peserta didik dalam memproduksi dan menyelesaikan permasalahan yang timbul. Setelah paham dengan materi dilanjutkan dengan pemilihan bahan baku, penyiapan bahan dan alat dilanjutkan proses pembuatan minuman herbal yang dibuat. Dalam tahap selanjutnya peserta didik diajak meningkatkan percaya diri dalam mempraktekkan produk yang dibuatnya secara riil dan bagaimana mengemas produk tersebut untuk menjadi produk akhir. Hasil akhir produk yang didapatkan dinamakan “ALPENMU” Pengalaman dalam membimbing peserta didik dalam Pembuatan Minuman Herbal Kunyit asam ALPENMU jurusan Farmasi di SMK Al Manaar Muhammadiyah Pemalang ini sangat menantang, Pemilihan peserta diikuti peserta didik kelas X, XI dan kelas XII. Menurut pendapat Penulis peserta didik akan terampil dalam praktek teknisnya apabila diberi kesempatan dan bimbingan untuk mengatasi materi – materi yang sulit untuk mencari solusinya. Pengalaman terbaik ini merupakan Tugas tambahan sebagai Pembimbing Pembuatan Produk Minuman Herbal Kunyit Asam Alpenmu Berdasarkan latar belakang itulah point utama Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam ALPENMU ini meliputi : 1. Peningkatan Ilmu Pengetahuan untuk belajar mencari data pendukung, Memformulasi dan menganalisa serta menyelesaikan permasalahan – permasalahan yang timbul. 2. Memproduksi bahan – bahan herbal yang mempunyai khasiat dengan hasil proyek yang dapat meningkatkan pendapatan Bisnis Center Sekolahan serta melatih peserta didik untuk dapat wirausaha. Tujuan Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam Alpenmu ini adalah 44 1. Melatih peserta didik dan dapat menghasilkan produk untuk percaya diri serta bisa mencari peluang dalam wirausaha. 2. Menghasilkan Produk untuk peningkatan Bisnis Center dan Melatih wirausaha, Manfaat dari Pembimbingan ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peserta didik, diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan dan keterampilan secara teknis serta meningkatkan kepercayaan diri dalam memproduksi bahan – bahan alam. 2. Bagi guru, diharapkan mampu menjadi sumber atau contoh rujukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membimbing Pembuatan Produk wirausaha. 3. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi aktif income dalam pengembangan Bisnis Center. Formulasi Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam Alpenmu sebagai berikut: Bahan: Rimpang Kunyit 1 kg Asam Jawa Matang ½ kg Gula Merah / Aren 1 kg Daun pandan 5 lembar Kayu Manis 2 buah Kapulaga 100gram Cengkeh 50 gram Air Bersih 1 Liter Alat – alat yang dibutuhkan: Timbangan Digital Blender Listrik Mesh 100 / Penyaring Panci / Wadah Baskom 45 Wajan Stainlees Spatula Penggorengan Kompor gas Prosedur Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam AlpenMu 1. Pemilihan bahan – bahan yang akan digunakan, bahan – bahan tersebut diatas disortir yang memiliki kondisi bagus, tidak busuk dan dicuci bersih. 2. Kunyit ditimbang sebanyak 1 kg kemudian dikupas kulitnya sampai bersih, diblender dengan 500ml air, kemudian disaring dan hasil saringan dimasukkan kedalam wajan dipanaskan sampai suhu 70 oC 3. Asam Jawa di kupas kulitnya kemudian dipisahkan bijinya, diambil daging buahnya ditimbang sebanyak 0.5 kg diblender menggunakan air 500 ml, disaring dan hasil saringan dimasukkan kedalam wajan yang sudah ada larutan kunyit diaduk sampai homogen. 4. Gula merah disisir halus dan dimasukkan kedalam larutan kunyit asam kemudian diaduk sampai larut. 5. Larutan dalam wajan ditambahkan daun pandan, kapulaga, kayu manis dan cengkeh kemudian dilanjutkan pemanasan sampai larutan mendidih pemanasan dengan suhu 100oC selama 15 menit atau sampai larutan mendidih. 6. Setelah mendidih larutan kunyit asam didinginkan dan dimasukkan botol volume 100 ml. 7. Produk yang sudah jadi dibersihkan kemudian dilakukan pengemasan. Hasil dari Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam Alpenmu dari formulasi tersebut diatas setelah melalui proses didapatkan produk sebanyak ± 10 – 15 Botol. Distribusi Produk Minuman Herbal Kunyit Asam Alpenmu dilakukan oleh marketing ke tempat yang dituju 46 berupa Apotek, Toko Makanan dan Minuman, dan Pre Order dari guru, karyawan serta konsumen lainnya. Rekomendasi Pembimbingan Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam Alpenmu yaitu : 1. Rekan sejawat perlu menerapkan Pembimbingan Pembuatan Minuman Herbal Kunyit Asam Alpenmu untuk menguji bimbingan yang penulis lakukan dan menghasilkan produk – produk terbaru. 2. Kepala Sekolah perlu memfasilitasi para guru untuk melakukan bimbingan dan hasil produk – produk ini dalam pengembangan bisnis center agar peserta didik terbiasa berlatih wirausaha 47