Uploaded by User148051

Makalah Studi Ayat dan Hadist Ekonomi Syariah M.Ikrar Dinata

advertisement
MAKALAH
Studi Ayat dan Hadist Ekonomi Syariah
TENTANG
Prinsip-Prinsip Dasar Aktivitas Ekonomi Islam
Dibuat oleh: M.Ikrar Dinata
1. PENDAHULUAN
Dalam melakukan aktivitas ekonomi Islam, para pelaku ekonomi memegang teguh
prinsip-prinsip dasar yaitu Prinsip ilahiyah dimana dalam ekonomi Islam kepentingan
individu dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat sekali yaitu asas
keselarasan, keseimbangan dan bukan persaingan sehingga tercipta ekonomi yang seadiladilnya. Prinsip ekonomi Islam yaitu semua aktivitas manusia termasuk ekonomi harus
selalu bersandar kepada Tuhan dalam ajaran Islam tidak ada pemisahan antara dunia dan
akhirat berarti dalam mencari rizki harus halal lagi baik.
II. PENJELASAN ISTILAH
A. Ekonomi Islam
Kata ekonomi pada dasarnya berasal dari bahasa Yunani, yaitu Oikos dan Nomos.
Oikos berarti rumah tangga (house-hold), sedangkan Nomos berarti aturan, kaidah,
atau pengelolaan. Dengan demikian secara sederhana ekonomi dapat diartikan sebagai
kaidah-kaidah, aturan-aturan, atau cara pengelolaan suatu rumah tangga. Dalam
bahasa Arab, ekonomi sering diterjemahkan dengan Al-iqtishad, yang berarti hemat,
dengan perhitungan, juga mengandung makna rasionalitas dan nilai secara implisit.
Menurut Muhammad Abdul Manan, definisi ekonomi Islam adalah “suatu ilmu
pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang
diilhami oleh nilai-nilai Islam”.
Adapun menurut Badan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam,
bahwa pengertian dari ekonomi Islam adalah “ilmu yang mempelajari usaha manusia
untuk mengalokasikan dan mengolah sumber daya untuk mencapai kesejahteraan
berdasarkan pada prinsip-prinsip dan nilai-nilai Al-Qur`an dan Sunnah”. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari ekonomi Islam adalah
pengetahuan bagaimana menggali dan mengimplementasi sumber daya material untuk
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia, dimana penggalian dan penggunaan
itu harus sesuai dengan syari’at Islam.
B. Karakteristik Ekonomi Islam
Menurut Yusuf al-Qaradhawi menyatakan bahwa ekonomi Islam adalah ekonomi
yang berasaskan ketuhanan, berwawasan kemanusiaan, berakhlak, dan ekonomi
pertengahan. Berdasarkan rumusan al-Qaradhwi ini muncul empat nilai-nilai utama
yang terdapat dalam ekonomi Islam sehingga menjadi karakteristik ekonomi Islam
yaitu:
1) Ekonomi Ketuhanan (Iqtishad Rabbani)
Ekonomi Islam merupakan ekonomi Illahiyyah karena titik awalnya berangkat
dari Allah SWT. Dan tujuannya untuk mencapai Ridha Allah SWT. Karena itu
seorang Muslim dalam aktivitas ekonominya ketika misalnya membeli atau
menjual dan sebagainya berarti menjalankan ibadah kepada Allah. Semua
aktivitas ekonomi Islam kalau dilakukan sesuai syariatnya dan niat yang ikhlas
maka akan bernilai ibadah disisi Allah.
2) Ekonomi Akhlak (Iqtishad Akhlaqi)
Hal yang membedakan system ekonomi Islam dengan system ekonomi lainnya
adalah antara ekonomi Islam dengan akhlak tidak pernah terpisahkan. Kesatuan
antara ekonomi dan akhlak ini terlihat pada setiap aktivitas ekonomi baik yang
berkaitan dengan produksi, konsumsi, distribusi, dan sirkulasi. Seorang Muslim
yang baik secara pribadi maupun kelompok tidak bebas mengerjakan apa yang
diinginkan ataupun menguntungkan saja, karena setiap Muslim terikat dengan
iman dan akhlak yang harus diaplikasikan dalam setiap aktivitas ekonomi
disamping terikat dengan undang-undang dan hukum syariah.
3) Ekonomi Kerakyatan (Iqtishad Insani)
Manusia dalam ekonomi Islam mempunyai tujuan sekaligus sasaran dalam setiap
kegiatan ekonomi karena ia telah dipercaya sebagai khalifah-Nya (QS. AlBaqarah/2:30). Allah memberikan kepada manusia beberapa kemampuan dan
sarana yang memungkinkan mereka melaksanakan tugasnya. Karena itu, manusia
wajib beramal dengan kreasi dan inovasi dalam setiap kerja keras mereka. Dengan
demikian dapat terwujud manusia sebagai tujuan kegiatan ekonomi dalam
pandangan
Islam
sekaligus
merupakan
sarana
dan
pelakunya
dengan
memanfaatkan ilmu yang telah diajarkan Allah kepadanya.
4) Ekonomi Pertengahan (Iqtishad Washathi)
Berdasarkan prinsip ini, system ekonomi Islam tidak menganiaya masyarakat
terutama golongan ekonomi lemah, seperti yang telah terjadi dalam masyarakat
ekonomi kapitalis, juga tidak memperdaya hak dan kebebasan individu seperti
dalam golongan komunis. Tetapi dalam posisi ini dipertengahan berada diantara
keduanya, memberikan hak masing-masing individu dan masyarakat secara utuh.
Menyeimbangkan antara bidang produksi, konsumsi antara satu produksi dengan
produksi lain.
C. Prinsip Ekonomi Islam
Menurut Sjaechul Hadi Poernomo sebagaimana dikutip oleh Abd. Shomad, beberapa
prisip ekonomi Islam, yaitu:
1) Prinsip keadilan, mencakup seluruh aspek kehidupan.
2) Prinsip al-ihsan (berbuat kebaikan), pemberian manfaat kepada orang lain lebih
dari pada hak orang lain.
3) Prinsip al-Mas’uliyah (accuntability, pertanggung jawaban), yang meliputi
berbagai aspek, yakni pertanggung jawaban antara individu dengan individu
(Mas’uliyah al-afrad), pertanggung jawaban dalam masyarakat (Mas’uliyah almuj’tama), manusia dalam masyarakat diwajibkan melaksanakan kewajibannya
demi terciptanya kesejahteraan anggota masyarakat secara keseluruhan, serta
tanggung jawab pemerintah (Mas’uliyah al-daulah), tanggung jawab ini berkaitan
dengan baitul mal.
4) Prinsip al-kifayah (sufficiency), tujuan pokok dari prinsip ini adalah untuk
membasmi kefakiran dan mencukupi kebutuhan primer seluruh anggota dalam
masyarakat.
5) Prinsip keseimbangan/prinsip wasathiyah (al-I’tidal, moderat, keseimbangan),
syariat Islam mengakui hak pribadi dengan batas-batas tertentu. Syariat
menentukan keseimbangan kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
6) Prinsip Kejujuran dan Kebenaran. Prinsip ini merupakan sendi akhlak karimah.
Prinsip ini tercemin dalam: Prinsip transaksi yang dilarang, akad transaksi harus
tegas, jelas, dan pasti. Baik benda yang menjadi objek akad, maupun harga barang
yang diakadkan itu. Prinsip transaksi yang merugikan dilarang. Setiap transaksi
yang merugikan diri sendiri maupun pihak kedua dan pihak ketiga dilarang.
Sebagaimana sabda Rasullulah Saw., “tidak boleh membahayakan (merugikan)
diri sendiri dan tidak boleh membahayakan (merugikan) pihak lain” Prinsip
mengutamakan
kepentingan
sosial.
Prinsip
ini
menekankan
pentingnya
kepentingan bersama yang harus didahulukan tanpa menyebabkan kerugian
individu.
Sebagaimana
kemaslahatan
sosial
kaidah
dengan
fiqhiyyah:13
kemashalatan
“bila
individu,
bertentangan
maka
antara
diutamakan
kepentingan sosial”.
7) Prinsip manfaat. Objek transaksi harus memiliki manfaat, transaksi terhadap objek
yang tidak bermanfaat menurut syariat dilarang. Prinsip transaksi yang
mengandung riba dilarang. Prinsip suka sama suka (saling rela, ‘an taradhin)
8) Prinsip tidak ada paksaan, setiap orang memiliki kehendak yang bebas dari
menetapkan akad, tanpa tunduk kepada pelaksanaan transaksi apapun, kecuali hal
yang harus dilakukan oleh norma keadilan dan kemaslahatan masyarakat.
III. HADIST EKONOMI ISLAM
Adapun hadist yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi islam antara lain yaitu:
A. Halal dan Thayyib: QS. Al-Baqarah/2:172
B. Bukan Makanan/Harta dan Produksi Yang Diharamkan: QS. AlMaidah/5:3
C. Transaksi Halal dan Ridha, Tidak Zalim, dan Tidak Curang: QS. Al-Nisa/4:29-30
D. Transaksi Tidak Mengandung Riba dengan Segala Bentuknya: QS. AlBaqarah/2: 275279
E. Profesional, Jujur, dan Amanah; QS. Al-Nisa: 58
F. Timbangan/Takaran yang Benar: QS. Al-Isra’ : 35
G. Ahli dalam Mengelola Aset/Ahli dalam Bekerja: QS. Al-Nisa: 5-6
IV. KESIMPULAN
Ekonomi Islam adalah pengetahuan bagaimana menggali dan mengimplementasi
sumber daya material untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia, dimana
penggalian dan penggunaan itu harus sesuai dengan syari’at Islam. Prinsip ekonomi Islam
bahwa semua aktivitas manusia termasuk ekonomi harus selalu bersandar kepada tuhan
dalam ajaran Islam tidak ada pemisahan antara dunia dan akhirat berarti dalam mencari
rizki harus halal lagi baik secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip
dasar yaitu Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber pengaplikasianya.
Ayat dan Hadist yang berkaitan dengan prinsip aktivitas ekonomi Islam yaitu, Halal
dan Thayyib (QS. Al-Baqarah/2:172), Produksi yang diharamkan (QS. Al-Maidah/5:3),
Transaksi halal dan ridha, tidak dzalim, dan tidak curang (QS. Al-Nisa/4:29-30), Transaksi
tidak mengandung riba dengan segala bentuknya (QS. Al-Baqarah/2:275-279), Profesional
Jujur dan Amanah (QS. Al-Nisa/4:58), Ahli dalam bekerja (QS. Al-Nisa/4:5-6).
Hadist dalam prinsip aktivitas ekonomi Islam mengajarkan bahwa dalam melakukan
aktivitas dan memperoleh harta dilakukan dengan cara yang halal lagi baik dan dalam
aktivitas jual-beli harus jujur dan tidak dzalim serta dalam melakukan aktivitas ekonomi
tersebut menjauhkan diri dari riba dengan segala bentuknya demi mencapai keberkahan
dalam hidup.
Download