Chapter 19: Aggregate Expenditure and Equilibrium

advertisement
KESEIMBANGAN EKONOMI
DUA SEKTOR
RETNO BUDI L, SE,M.SI
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Perekonomian dua sektor adalah :
perekonomian yang terdiri dari sektor
rumah tangga dan perusahaan.
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Aggregate Output and
Aggregate Income (Y)
• Aggregate output kuantitas total
barang dan jasa yg diproduksi (atau
ditawarkan) dalam suatu
perekonomian.
• Aggregate income adalah
pendapatan total yang diterima oleh
semua faktor produksi pada periode
tertentu.
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Aggregate Output and
Aggregate Income (Y)
• Aggregate output (income) (Y)
kombinasi istilah yang digunakan untuk
mengingatkan kesetaraan yg tepat antara
output agregat dan pendapatan agregat.
• Ketika kita membahas tentang output
output (Y), kita maksud adalah output riil.
Bukan nominal output. real output, not
nominal output. Output artinya kuantitas
barang dan jasa yang diproduksi.
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Pendapatan,Konsumsi, Dan Tabungan
(Y, C, and S)
• Rumah Tangga bisa melakukan dua dan
hanya dua hal dengan pendapatannya.
RT bisa membeli barang dan jasa dan bisa
menabung.
Tabungan (saving) adalah bagian dari
pendapatan rumah tangga yg tidak
digunakan utk konsumsi.
S YC
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Tabungan / Pendapatan Agregat 
Konsumsi
• Semua pendapatan yang dibelanjakan pada
konsumsi atau ditabung dalam perekonomian
dimana tidak ada pajak., S = Y-C
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Menerangkan perilaku Belanja
•
Beberapa penentu konsumsi agregat
meliputi :
1. Pendapatan RT
2. Kekayaan RT
3. Tingkat bunga
4. Ekspektasi RT tentang masa depan.
•
DalamThe General Theory, Keynes berargumen
bahwa jumlah konsumsi yang dilakukan oleh RT
Terkait langsung dengan pendapatannnya.
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Fungsi Konsumsi RT
• Fungsi konsumsi adalah hubungan
antara konsumsi dan pendapatan.
• Fungsi konsumsi
suatu RT individual
memperlihatkan
tingkat konsumsi di
tiap tingkat
pendapatan RT.
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Fungsi Konsumsi Agregat.
• For simplicity, we assume that points of aggregate
consumption, when plotted against aggregate
income, lie along a straight line.
C = a  bY
• The slope of the
consumption function (b) is
called the marginal
propensity to consume
(MPC), or the fraction of a
change in income that is
consumed, or spent.
0  b<1
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Fungsi konsumsi agregat
Diturunkan dari persamaan C = 100 + .75Y
C  100 .75Y
• Pada saat pendapatan
nasional =0, konsumsi
adalah $100 mlyar (a).
• Untuk setiap kenaikan
$100 milyar
pendapatan(DY),
konsumsi akan naik
sebesar $75
milyar(DC).
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
An Aggregate Consumption Function
Derived from the Equation C = 100 + .75Y
C  100 .75Y
AGGREGATE
INCOME, Y
(BILLIONS OF DOLLARS)
AGGREGATE
CONSUMPTION, C
(BILLIONS OF DOLLARS)
0
100
80
160
100
175
200
250
400
400
400
550
800
700
1,000
850
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Konsumsi dan Tabungan
• Selama pendapatan digunakan untuk 2 al yaitu
konsumsi dan tabungan, bagian tambahan
pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi
akan ditabung. Bagian perubahan pedapatan
yang ditabung disebut marginal propensity to
save (MPS).
MPC+MPS  1
• Once we know how much consumption will result
from a given level of income, we know how much
saving there will be. Therefore,
S YC
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
MPC dan APS
MPC (Maarginal Propensity too consume) adalah
perbandingan antara pertambahan konsumsi(∆C) yg
dilakukan dengan petambahan pendapatan disposible(∆Yd)
MPC 
DC
DYd
APS (average Propensity to consume) adalah
perbandingann diantara tingkat konsumsi (C ) dengan
tingkat pendapatan disposible ketika konsumsi tersebut
dilakukan.
C
APS 
Yd
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
KECONDONGAN MENGKONSUMSI MARJINAL
DAN RATA-RATA
Pendapat
disposebel (Yo)
Pengeluaran
Konsumsi ( C )
Kecondongan
mongkonsumsi
marjinal (MPC)
Kecondongan
mengkonsumsi
rata-rata (APC)
(1)
(2)
(3)
(4)
CONTOH 1 : MPC TETAP
200.000
300.000
400.000
450.000
600.000
600.000
800.000
750.000
300/200=1,50
150/200=0,75
150/200=0,75
150/200=0,75
450/400=1,125
600/600=1,00
750/800=0,9375
CONTOH 2 : MPC MAKIN KECIL
200.000
300.000
400.000
460.000
600.000
610.000
800.000
750.000
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
300/200=1,50
160/200=0,80
150/200=0,75
140/200=0,70
460/400=1,15
610/600=1,017
750/800=0,9375
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
MPS dan APS
MPS (Maarginal Propensity to save) adalah perbandingan
antara pertambahan tabungan (∆S) yg dilakukan dengan
petambahan pendapatan disposible(∆Yd)
MPC 
DS
DYd
APS (average Propensity to save) adalah
perbandingann diantara tingkat tabungan (S ) dengan
tingkat pendapatan disposible ketika konsumsi tersebut
dilakukan.
S
APS 
Yd
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
KECONDONGAN MENABUNG MARJINAL DAN
RATA-RATA
Pendapatan
disposebel
(Yo)
Pengeluaran
Konsumsi
(C)
Tabungan
(1)
(2)
(3)
(S)
Kecondongan
menabung
marjinal
(MPS)
Kecondongan
Menabung rata-rata
(APS)
(4)
(5)
CONTOH 1 : MPS TETAP
200.000
300.000
-100
400.000
450.000
-50
600.000
600.000
0
800.000
750.000
50
-100/200=-0,50
50/200=0,25
50/200=0,25
50/200=0,25
-50/400=-0,125
0/600=0
50/800=0,0625
CONTOH 2 : MPS MAKIN BESAR
200.000
300.000
-100
400.000
460.000
-60
600.000
610.000
-10
800.000
750.000
-50
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
-100/200=-0,50
40/200=0,20
50/200=0,25
60/200=0,30
-60/400=-0,15
-10/600=-0,017
50/800=0,0625
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Persamaan Fungsi Konsumsi dan
Tabungan
Fungsi konsumsi adalah : C = a + bY
Fungsi tabungan adalah : S = -a + 91bY
Dimana a adalah konsumsi R pd saat Y = 0
b adalah kecondongan konsumsi marjiinal
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Menurunkan Fungsi Tabungan
dari Fungsi Konsumsi
C  100 .75Y
S YC
AGGREGATE
INCOME, Y
AGGREGATE
CONSUMPTION, C
AGGREGATE
SAVING, S
(ALL IN BILLIONS OF DOLLARS)
0
100
-100
80
160
-80
100
175
-75
200
250
-50
400
400
0
400
550
50
800
700
100
1,000
850
150
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Penentu- penentu lain konsumsi
dan tabungan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kekayaan yang telah terkumpul
Suku bunga
Sikap berhemat
Keadaan perekonomian
Distribusi pendapatan
Tersedia Tidaknya dana pensiun yg mencukupi
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Investasi (penanaman modal)
• Investasi adalah pengeluaran
perusahaan untuk membeli barang-barang
modal dan perlengkapan2 produksi utk
menambah kemampuan memproduksi
barang dan jas ayg tersedia dlm
perekonomian.
•
Yang dapat digolongkan sbg investasi :
1. Pembelian berbagai jenis barang
modal,yaitu mesin2 dan peralatan
produksi lain.
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Investasi (penanaman modal)
• Yang dapat digolongkan sbg investasi :
2. Pengeluaran untuk mendirikan
bangunan kantor, bangunan pabrik dll.
3.Pertambahan nilai stok barang2 yg
belum terjual,bahan mentah dan barang
yg masih dalam proses produksi
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Penentu Tingkat Investasi :
• Tingkat keuntungan yg diramalkan akan
diperoleh
• Suku bunga
• Ramalan keadaan ekonomi di masa
depan.
• Tingkat pendapatan nasional dan
perubahan2nya
• Keuntungan yg diperoleh perusahaan2.
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Investasi Otonomi
• Investasi otonomi :
penanaman modal
yg tidak dipengaruhi
oelh pendapatan
nasional.
• .
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Pengeluaran Agregat yang (AE)
• Untuk menentukan
Pengeluaran agregat
(AE), kita
menambhkan
pengeluaran
konsumsi (C) utk
merencanakan
investasi(I) pada tiap
tingkat pendapatan.
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Output Agregate Keseimbangan (Income)
• Dalam makroekonomi ,
keseimbangan dalam
pasar barang adalah titik
dimana Agregate
Expenditure (AE) adalah
sama dengan Agregate
Output.
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Equilibrium Aggregate Output (Income)
aggregate output / Y
aggregate expenditure / AE / C + I
equilibrium: Y = AE, or Y = C + I
Ketidakseimbangan:
Y>C+I
Output agregat > pengeluaran agregat yg direncanakan.
Investasi persediaan lebih besar dari yang direncanakan.
Investasi aktual lebbih besar dari yg direncanakan.
C+I>Y
Pengeluaran Agregat yang direncanakan > output agregat
Inventory investment is smaller than planned.
There is unplanned inventory disinvestment.
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Penyesuaian Investasi
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Menurunkan skedul pengeluaran
Agregat.
C  100 .75Y
I  25
Deriving the Planned Aggregate Expenditure Schedule and Finding Equilibrium (All Figures in
Billions of Dollars) The Figures in Column 2 are Based on the Equation C = 100 + .75Y.
(1)
(2)
(3)
(4)
TABUNGAN
AGGREGATE
OUTPUT
(INCOME) (Y)
(s)
(5)
PLANNED
AGGREGATE
EXPENDITURE
(AE)
C+I
(6)
AGGREGATE
CONSUMPTION (C)
PLANNED
INVESTMENT
100
175
25
-75
200
No
200
250
25
-50
275
No
400
400
25
0
425
No
500
475
25
25
500
Yes
600
550
25
50
575
No
800
700
25
100
725
No
1,000
850
25
150
875
No
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
EQUILIBRIUM?
(Y = AE?)
Karl Case, Ray Fair
Menentukan Output ekuilibrium
dengan persamaan
(2)
Y  C I
C  100 .75Y
(3)
I  25
(1)
Y  100 .75Y  25
By substituting (2) and
(3) into (1) we get:
There is only one value of Y
for which this statement is
true. We can find it by
rearranging terms:
Y  .75Y  100  25
Y  100 .75Y  25 Y  .75Y  125
.25Y  125
125
Y
 500
.25
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Pendekatan Tabungan /Investasi
untuk menentukan ekuilibrium
Tabungan adaah kebbocoran keluar dari aliran belanja. Jika investasi
yang drencanakan tepat sama dengan tabungan, maka pengeuaran
agregat sama dengan output agreegat dan akan terjadi ekuilibrium.
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Pendeekatan S = I atas Ekuilibrium
• Output agregat akan sama dengan
pengeluaran agregat ketika tabungan
sama ddg invstasi (S=I). Tabungan dan
Investasi sama pada Y =500
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Multiplier (Angka Pengganda)
• Angka pengganda : rasio ppeubahan
dalam tingkat ekulibrium outpput terhadap
perubahan dalm suatu variabel otonom.
• Variabel otonom : variabel yg diasuusikan
tdk bergantung pada keadaan
perekonomian, yi tidak berubah kketika
pendapatan nasional berubah.
• Dalaam bab ini , kita menganggap
investasi yg direncanakan sebagai
variabel otonom .
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Multiplier (Angka Pengganda)
• Tambahan pendapatan tidak menghilang
begitu saja. Pendapatan ini dibayarkan
pada rumah tangga yg meembelanjakan
sebagian darinya dan menabungkan
sisanya
• Angka pengganda investasi menjelaskan
efek dari pertambahan investasi pada
produksi, pendapatan, konsumsi dan
pendapatan ekulibrium.
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
The Multiplier
• The size of the multiplier depends on the slope of
the planned aggregate expenditure line.
• The marginal propensity to save may be
expressed as:
DS
MPS 
DY
• Because DS must be equal to DI for equilibrium to be
restored, we can substitute DI for DS and solve:
DI
1
MPS 
therefore, D Y  D I 
DY
MPS
1
1
,
or
multiplier 
multiplier 
1  MPC
MPS
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
The Multiplier
• After an increase in
planned investment,
equilibrium output is
four times the
amount of the
increase in planned
investment.
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Proses Multiplier dengan Angka
C= 90 +0,75Y, dan misal : pengusaha menambah
investasi ( Δ I =Rp 20 triliun)
Tahap proses multiplier
Tambahan
pendapatan
nasional
Tambahan
Konsumsi
Tambahan
tabungan
1
ΔI= ΔC=20
15
5
2
15
11,25
3,75
3
11,25
8,4375
2,8125
4
8,4375
6,3281
2,1094
5
6,3281
4,7461
1,5820
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Soal latihan :
a.
b.
c.
Pendapatan
nasional
Konsumsi RT
0
225
200
375
400
500
600
600
800
675
1000
725
Tabungan RT
Hitunglah tabungan pada berbagai tingkat pendapatan nasional
Hitung MPC,MPS , APC dan APS pada berbagai tingkat pendapatan
nasional !
Nyatakaan dalam persamaan konsumsi dan tabungan !
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Soal latihan :
a.
b.
c.
Pendapatan
nasional
Konsumsi RT
0
225
200
375
400
500
600
600
800
675
1000
725
Tabungan RT
Hitunglah tabungan pada berbagai tingkat pendapatan nasional
Hitung MPC,MPS , APC dan APS pada berbagai tingkat pendapatan
nasional !
Nyatakaan dalam persamaan konsumsi dan tabungan !
© 2002 Prentice Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Karl Case, Ray Fair
Soal latihan :
Dalam perekonomian dua sektor, fungsi konsumsi adalah
C = 10 + 0,8Ydan fungsi tabungan adalah S=-10+0,2Y. Seterusnya dimisalkan jml
investasi yg akan dilakukan pengusaha adalah 30 (triliun rupiah). Maka lengkapilah tabel
berikut :
Pendpatan
nasional
Konsumsi RT
Tabungan RT
Investasi
Perusahaan
0
30
50
30
100
30
150
30
200
30
250
30
© 2002 Prentice300
Hall Business Publishing
Principles of Economics, 6/e
Pengeluaran
Agregate
Karl Case, Ray Fair
Download