Pertemuan ke-4 Menuju Bisnis sebagai Profesi Luhur

advertisement
Pertemuan ke-5
Menuju
Bisnis sebagai Profesi Luhur
 Belakangan
ini Bisnis dianggap sebagai suatu profesi, bahkan
bisnis seakan memonopoli sebuah profesi, tetapi sekaligus
menyebabkan pengertian profesi menjadi rancu atau
kehialngan pengertian dasarnya. Hal ini terjadi karena Bisnis
Modern mensyaratkan dan menuntut para pelaku Bisnis
untuk menjadi orang professional.
 Persaingan Bisnis yang dewasa ini cukup ketat menuntut dan
menyedarkan para pelaku bisnis untuk menjadi orang yang
profesioanl.
 Sikap professional dan profesionalisme yang dimaksud dalam
dunia bisnis terbatas pada kemampuan teknis menyangkut
keahlian dan keterampilan yang terkait dengan bisnis ;


manajemen, produksi, pemasaran, keuangan,
personalia, hal ini dikaitkan dengan prinsip efisiensi
untuk mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya.
Untuk melihat tepat/tidaknya kata profesi yang
digunakan untuk dunia bisnis dan untuk melihat
apakah bisnis dapat menjadi sebuah profesi yang
luhur.
Ada 2 pandangan dan penghayatan yang berbeda
mengenai pekerjaan dan kegiatan yang dianut oleh
para pelaku bisnis.
1.
Pandangan Praktis-Realistis
Menegaskan bahwa tujuan utama bisnis, bahkan
tujuan satu-satunya adalah mencari keuntungan
atau bisnis adalah suatu kegiatan Profit Making,
dasar pemikirannya adalah bahwa orang yang
terjun ke dalam dunia bisnis tidak punya keinginan
dan tujuan lain selain ingin mencari keuntungan.
Kegiatan bisnis adalah kegiatan ekonomis dan
bukan kegiatan social.
Umumnya pandangan ini dianggap sebagai
pandangan ekonomi klasik (Adam Smith) dan
ekonomi neo klasik ( Milton Friedman).
2.


Pandangan Ideal
Menurut pandangan ini bisnis adalah suatu kegiatan
manusia menyangkut kegiatan memproduksi, menjual dan
membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Pandangan ini tidak menolak bahwa keuntungan adalah
tujuan bisnis, tanpa keuntungan bisnis tidak bisa bertahan.
Keuntungan dilihat dari segi konsekuensi logis kegiatan
bisnis adalah memenuhi kebutuhan masyarakat secara baik,
dengan demikian keuntungan akan datang dengan
sendirinya. Masyarakat akan merasa terikat membeli barang
dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang memenuhi
kebutuhan mereka dengan mutu dan harga yang baik.
 Dasar
pemikiran tersebut adalah pertukaran timbal balik
secara fair diantara pihak yang terlibat.
 Paham pandangan ini menganut keadilan komutatif,
khususnya keadilan tukar atau pertukaran dagang yang fair.
Sumber pandangan ini adalah ekonomi klasik.
BISNIS DAN ETIKA
Bisnis dan etika adalah dua hal yang berbeda dan terpisah
satu sama lain. Salah satu argumen yang dikemukakan bahwa
etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan membuat
pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat. Maka,
orang bisnis tidak perlu memperhatikan imbauan-imbauan,
norma-norma, dan nilai-nilai moral.

Timbul berbagai pertanyaan ;
Apakah benar bahwa prinsip dan aturan dalam bisnis begitu
berbeda dari prinsip dan aturan dalam bisnis dan aturan
moral yang dikenal dalam masyarakat ?

Apakah benar bahwa keberhasilan bisnis hanya didasarkan
semata-mata pada sikap menghalalkan segala cara, tipumenipu, memotong bisnis orang lain dan semacamnya ?

Ada beberapa argumen bahwa untuk memperlihatkan bahwa
mitos bisnis amoral sesungguhnya sama sekali tidak benar.
Kenyataan bahwa IBM atau Johnson and Johnson salah satu
dari beberapa perusahaan memegang teguh koridor etis atau
komitmen moral tertentu dan hal ini sudah cukup
membuktikan ketidak benaran mitos tersebut dengan alasan
:
1.


Bisnis memang sering di ibaratkan dengan judi
bahkan sudah dianggap semacam judi atau
permainan penuh persaingan yang ketat.
Namun sebenarnya tidak 100% , tetapi tidak dapat
disangkal bahwa yang dipertaruhkan dalam bisnis
tidak hanya menyangkut uang atau barang materiil,
Di mana dalam bisnis orang mempertaruhkan
dirinya, nama baiknya seluruh hidupnya,
keluarganya, hidup serta nasib karyawan beserta
kel.nya, nasib umat manusia (seb. Konsumen
langsung atau seb.Konsumen sisa-sisa industri yang
terbuang ke udara atau dalam sungai dan laut).
 Maka
bisnis adalah sebuah pertaruhan yang menyangkut
nilai-nilai yang sangat hakiki, seperti kehidupan manusia dan
nasib begitu banyak orang dengan dimensi waktu jangka
pendek dengan segala akibat dan resikonya untuk jangka
panjang.
2.
•
•
Tidak sepenuhnya benar bahwa bisnis sebagai sebuah
permainan (judi)
dunia bisnis mempunyai aturan main yang berbeda dalam
kehidupan sosial pada umumnya, alasannya bisnis adalah
bagian (aktivitas) yang penting bagi masyarakat.
Bisnis dilakukan diantara manusia yang satu dengan manusia
yang lain, berarti norma atau nilai yang dianggap baik dan
berlaku dalam kehidupan umumnya mau tidak mau ikut
dibawa serta dalam kegiatan dan kehidupan bisnis seorang
pelaku bisnis sebagai manusia.
Contoh Bisnis Jepang berhasil karena ditentukan oleh karena
pengusaha Jepang mematuhi dan menghayati nilai-nilai moral,
social, budaya dalam kegiatan bisnis.
3.
•
•
•
Harus dapat dibedakan antara Legalitas dan Moralitas.
Suatu praktek atau kegiatan dibenarkan dan diterima secara legal
karena ada dasar hukumnya.
Contoh praktek monopoli yang didukung pemerintah (UU,
Peraturan Pemerintah, KEPRES, Instruksi Presiden, Kep. Mentri).
Praktek ini dibenarkan secara moral.
Legalitas dan Moralitas berkaitan satu sama lain namun tidak
identik.
Aturan hukum seharusnya dijiwai oleh nilai-nilai moral namun
tidak semua aturan hukum adalah baik secara moral, karena
biasanya ada aturan hukum tidak baik, tidak adil, dan tidak etis
sebagai hasil permainan politik yang tidak fair dan arogan.
4. Etika harus dibedakan dari ilmu empiris.
Dalam ilmu empiris suatu gejala atau fakta yang berulang
terus dan terjadi dimana-mana menjadi alasan yang sah bagi
kita untuk menarik sebuah teori atau hukum ilmiah yang sah
dan berlaku universal.
Misalnya dari kenyataan sogok, suap-menyuap, kolusi dan
monopoli, nepotisme yang terjadi berulang kali dan
ditemukan dimana-mana dalam praktek bisnis.

Jadi dapat disimpulkan bahwa semua praktek tersebut
adalah praktek yang normative dan semua pelaku bisnis yang
berhasil harus mealkukan praktek yang sama sehingga bisnis
dikenal tidak mengenal etika, konsekuensi bisnis dan etika
tidak ada hubungannya, sebagai akibat praktek bisnis sangat
bertentangan dengan etika.
5.
Pemberitaan, surat pembaca dan berbagai aksi
proses yang terjadi dimana (Dunia Barat) untuk
mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan
bisnis yang tidak baik.
Jadi pada dasarnya masih banyak orang dan
kelompok masyarakat menghendaki agar bisnis
dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan
nortma-norma moral.
Contoh : gerakan dan aksi protes seperti lingkungan
hidup, konsumen, buruh, wanita, dengan jelas
menunjukan bahwa masyarakat tetap mengharapkan
agar bisnis dijalankan secara baik dan etis dengan
memperhatikan masalah lingkungan hidup, hak
konsumen, hak buruh, hak wanita dll.
KEUNTUNGAN DAN ETIKA

1.
Ada beberapa argumen yang menunjukan untuk
memperoleh keuntungan etika sangat dibutuhkan,
sangat relevan, dan mempunyai tugas yang
sangat strategis dalam bisnis dewasa ini.
Dalam bisnis modern pelaku bisnis dituntut untuk
menjadi orang-orang professional di bidangnya.
Misalnya
keahlian
dan
keterampilan
dari
kebanyakan orang.dimana prasyarat keberhasilan
bisnis menyangkut komitmen moral, integritas
moral, disiplin, loyalitas, kesatuan visi moral,
pelayanan,
sikap
mengutamakan
mutu,
penghargaan terhadap hak dan kepentingan
pihak-pihak
terkait
yang
berkepentingan
(Steakholders)
Terima
kasih
Download