BERPIKIR KRITIS1 “Berpikir, Berkata dan Bertindak Lebih Ter-ARAH” Adela Istanto2 Inti dari kemampuan berpikir kritis terdiri dari enam kemampuan dasar : 1. Interpretasi : kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna 2. Analisis : memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen 3. Evaluasi : menilai pernyataan, menilai argumen 4. Inferensi : mempertanyakan pernyataan, memikirkan alternatif, menarik kesimpulan, memecahkan masalah, membuat keputusan 5. Penjelasan : menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan argumen 6. Regulasi diri : meneliti diri, mengoreksi diri Sementara itu, berpikir kritis dapat diwujudkan dalam beberapa keterampilan. Beberapa keterampilan yang mencerminkan kemampuan berpikir kritis antara lain : 1. Merumuskan masalah : Memformulasikan bentuk pertanyaan yang memberi arah untuk memperoleh jawaban 2. Memberi argumen : Argumentasi atau alasan yang sesuai konteks, menunjukkan persamaan dan perbedaan dengan argumentasi komprehensif 3. Melakukan deduksi : Mendeduksi secara logis, kondisi logis deduktif, melakukan interpretasi terhadap pertanyaan 4. Melakukan induksi : Melakukan investigasi/pengumpulan data, membuat generalisasi dari data, membuat tabel dan grafik, membuat kesimpulan terkait dengan hipotesis 5. Melakukan evaluasi : Evaluasi diberikan berdasarkan fakta dan berdasar prinsip atau pedoman, memberikan alternatif penyelesaian masalah 6. Memutuskan dan melaksanakan : Memilih kemungkinan solusi, menentukan kemungkinan tindakan yang akan dilaksanakan Ada beberapan manfaat yang dapat diambil oleh seseorang yang mampu berpikir kritis, diantaranya : 1. Membantu memperoleh pengetahuan untuk memperkuat argumen 2. Mampu mengumpulkan dan menafsirkan informasi secara efektif 3. Mempermudah membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat 4. Dapat membiasakan diri untuk berpikiran terbuka 5. Mampu mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas 6. Mampu terhindar dari berbagai upaya penipuan, manipulasi, dan pembodohan Pengantar Berpikir? Semua manusia yang hidup tentunya sering melakukan aktivitas ini, dan bukan hanya sering, tetapi hampir selalu. Ada banyak hal yang perlu dipikirkan oleh manusia dalam hidupnya, mulai dari persoalan-persoalan pribadi hingga persoalan yang melibatkan lingkungannya. Manusia berpikir untuk menemukan suatu jawaban dari sebuah persoalan, mengetahui apa yang belum diketahui, memecahkan masalah, membuat keputusan dan lebih banyak lagi tujuan dari manusia berpikir. Persoalan yang muncul ketika berbicara tentang persoalan berpikir adalah bagaimanakah seharusnya manusia berpikir dan mengapa manusia harus berpikir pada kapasitasnya masingmasing?? Salah satu istilah yang sering kita dengar terkait dengan berpikir adalah berpikir kritis. Gunawan (2003:177-178) mengemukakan bahwa keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level yang kompleks dan menggunakan proses analisis dan evaluasi. Berpikir kritis melibatkan keahlian berpikir induktif seperti mengenali hubungan, menganalisis masalah yang bersifat terbuka, menentukan sebab akibat dan membuat keputusan. Sedangkan kemampuan berpikir deduktif melibatkan kemampuan memecahkan masalah yang bersifat spasial, logis dan membedakan fakta dengan opini. Kemampuan berpikir kritis lainnya adalah mendeteksi bias, melakukan evaluasi dan mempertentangkan. Richard Paul mendefinisikan berpikir kritis sebagai proses merumuskan alasan yang tertib secara aktif dan terampil dari menyusun konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, pemberian alasan atau komunikasi sebagai dasar dalam menentukan tindakan. Chance dan Mertes mendefinisikan berpikir kritis sebagai sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah proses sadar dan sengaja dalam menafsirkan dan mengevaluasi informasi yang secara tertib dan terampil dilakukan mulai dari menyusun konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, pemberian alasan sebagai dasar bertindak. 1 2 Semua orang pada dasarnya dapat berpikir kritis karena kemampuan berpikir kritis dapat dilatih. Ada banyak pakar yang mengemukakan cara-cara yang dapat ditempuh seseorang untuk dapat memiliki kemampuan berpikir kritis. Cara-cara tersebut antara lain : Disampaikan dalam LDKM FKIP UKSW pada Minggu, 13 April 2014. Lulusan PE FKIP UKSW tahun 2012, Mahasiswa MPE FKIP UNS Angkatan 2012. 1 1. 2. 3. 4. Menghadapi hal-hal yang tidak biasa dihadapi. Mengembangkan kemampuan diri dalam menganalisis suatu objek. Mengembangkan kemampuan diri dalam membuat sintesis. Membiasakan diri untuk selalu melakukan evaluasi aktivitas. 5. 6. Kritis Prinsipil Berpikir kritis perlu didasarkan pada hal-hal yang berifat tetap. Dasar-dasar berpikir kritis seperti ini disebut sebagai berpikir kritis prinsipil. Artinya, dalam berpikir, seseorang perlu mendasarkan pemikirannya pada prinsip-prinsip tertentu. Prinsip yang dipegang seseorang dalam berpikir juga harus memiliki nilai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Banyak lapangan pekerjaan yang menuntut kemampuan berpikir kritis. Setiap orang akan dihadapkan pada situasi dimana mereka harus mengembil keputusan. Dalam pengambilan keputusan inilah proses berpikir kritis dibutuhkan. Kesenian Melakukan Kritik Pada Diri Sendiri Mengkritik diri sendiri berarti memeriksan dan menilai kehidupan kita sendiri dengan jujur dan objektif. Kritik pada diri sendiri hendaknya dilakukan setiap waktu, bukan hanya pada periode panjang tertentu. Hal ini akan membuat kita semakin menyadari apa yang ada dalam diri kita sendiri. Melakukan kritik pada diri sendiri merupakan suatu kesenian. Kesenian mengkritik diri sendiri itu membentuk diri sendiri supaya menjadi orang yang memiliki kepribadian yang harmonis atau serasi. Kritik memerlukan kriteria. Ukuran kritik sudah tersedia dalam Firman Allah, seperti dalam Lukas 17:1-9. Pada Lukas 17:1-6, Tuhan Yesus memahirkan kesenian untuk berkata “Jangan”. 1. Jangan menganggap diri sendiri orang yang baik dan besar daripada orang lain. 2. Jangan mementingkan hak-hak diri sendiri apabila kita hanya mengingat diri sendiri, dan mengabaikan kepentingan orang lain. 3. Jangan meminta iman yang luar biasa dengan maksud menjadi orang yang luar biasa. Pada Lukas 17:7-10, tuntutan Tuhan Yesus, agar supaya kita menganggap diri kita orang biasa. Dalam perikop ini kita diajarkan agar kita menyadari bahwa jabatan dan kedudukan kita berasal dari Tuhan, dan untuk itu kita seharusnya melayani sesama kita. 1. Menyadari kedudukan kita berasal dari Tuhan seperti hamba. 2. Menyadari kedudukan dan kapasitas kita. 3. Melakukan kewajiban-kewajiban kita. Kreatif Realistis Proses berpikir kritis akan menimbulkan kreativitas, baik dalam berpikir maupun bertindak. Kreativitas sangat membantu dalam menyelesaikan suatu masalah ataupun menciptakan sesuatu yang sifatnya lebih mutakir. Kreativitas ini perlu juga memperhatikan aspek lingkungan. Artinya, kreativitas harus didasarkan pada realitasrealitas pada lingkungan yang bersangkutan. Dengan memperhatikan realitas, maka pemikiran-pemikiran kreatif dapat ditindak lanjuti dengan tindakan-tindakan yang kreatif pula. Sehingga pemilikiran-pemikiran kreatif tidak akan mati di atas kertas saja. Tanggung Jawab Mahasiswa yang Memiliki Pikiran Zamroni dan Mahfudz (2009:23-29) mengemukakan ada 6 argumen yang menjadi alasan pentingnya keterampilan berikir kritis perlu dikuasai oleh seorang peserta didik, antara lain : 1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat akan menyebabkan informasi yang diterima peserta didik semakin banyak ragamnya, baik sumber maupun esensi ragamnya. Oleh karena itulah peserta didik dituntut memiliki kemampuan untuk menyaring informasi yang berguna bagi dirinya dalam rangka memperluas wawasan dan khasanah ilmu pengetahuannya. 2. Peserta didik merupakan salah satu kekuatan yang berdaya tekan tinggi, oleh karena itu agar kekuatan itu dapat terarahkan ke arah yang semestinya, maka mereka perlu dibekali dengan kemampuan berpikir yang memadai. 3. Peserta didik merupakan warga masyarakat yang dimasa kini maupun masa depan akan menjalani kehidupan yang kompleks, oleh karena itu merekan perlu dibekali dengan kemampuan berpikir kritis. 4. Berpikir kritis adalah kunci menuju perkembangan kreativitas, dimana kreativitas muncul karena melihat fenomena-fenomena atau permasalahan. Daftar Pustaka Gunawan, Adi W. 2003. Genius Learning Strategy : Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelerated Learning. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. O. Notohamidjojo, SH. Kreativitas Yang Bertanggungjawab. Salatiga. Universitas Kristen Satya Wacana. Zamroni & Mahfudz. 2009. Panduan Teknis Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. http://gurupembaharu.com/home/berpikir-kritis/, 25/9/2012. http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/07/berpikir-kritis/, 25/9/2012. 2