LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA CA KOLON Oleh : I KADEK AGUS MAHENDRA PUTRA 1202106053 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2016 A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI, 2008 : 268). Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177). Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72). Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805). Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143). Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998). 2. Epidemiologi/Insiden Kasus Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira- kira setengah dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup di bawah lima tahun adalah 40% sampai 50%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal. Penyakit ini termasuk penyakit mematikan di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru karena penyakit ini sering tidak di ketahui sampai tingkat yang lebih parah. Kira-kira 152.000 orang di amerika serikat terdiagnosa kanker Colon pada tahun 1992 dan 57.000 orang meninggal karena kanker ini pada tahun yang sama (ACS 1993). Sebagian besar klien pada kanker Colon mempunyai frekuensi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Kanker pada colon kanan biasanya terjadi pada wanita dan Ca pada rektum biasanya terjadi pada laki-laki. 3. Penyebab Terdapat tiga etiologi utama kanker (Davey, 2006 : 334) yaitu 1. 2. Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran, buahbuahan), kebiasaan makan makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani. Kelainan kolon a. Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma. b. Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna menjadi c. 3. karsinoma. Kondisi ulserative : Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko terkena karsinoma kolon. Genetik Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak dari pada anak – anak yang orang tuanya sehat (FKUI, 2001 : 207). Faktor resiko untuk kanker kolon sebagai berikut : Usia lebih dari 40 tahun Darah dalam feses Riwayat polip rektal atau polip kolon Adanya polip adematosa atau adenoma villus Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga Riwayat penyakit usus inflamasi kronis Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat 4. Patofisiologi Terjadinya Penyakit Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar (Davey, 2006 : 335). Kanker kolon dan rektum terutama (95 %) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain (paling sering ke hati). Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode.Tumor menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut, mencapai serosa dan mesenterik fat kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya dan meluas ke dalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limpa, setelah itu biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan tumor dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial. Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu : a. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung b. c. kemih Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke system d. e. portal Penyebaran secara transperitoneal Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain (Gale, 2000 :177) 5. Klasifikasi Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut : A B1 B2 C1 kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis. kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa. kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria. kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat buah. C2 kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5 D buah. kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi. Klasifikasi kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N = kelenjar getah bening regional, M = jarak metastese), yaitu sebagai berikut : 6. T Tumor primer TO Tidak ada tumor TI Invasi hingga mukosa atau sub mukosa T2 Invasi ke dinding otot T3 Tumor menembus dinding otot N Kelenjar limfa N0 tidak ada metastase N1 Metastasis ke kelenjar regional unilateral N2 Metastasis ke kelenjar regional bilateral N3 Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional M Metastasis jauh MO Tidak ada metastasis jauh MI Ada metastasis jauh Gejala Klinis a. Kanker kolon kanan Isi kolon berupa cairan Obstruksi Anemia Mucus jarang terlihat Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada b. abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium Kanker kolon kiri dan rectum Menderung menyebabkan perubahan defekasi Nyeri kejang Kembung Sering timbul gangguan obstruksi Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita Mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses Anemia Keinginan defekasi atau sering berkemih Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000) 7. Pemeriksaan Klinis Tanda-tanda Ca Colon tergantung pada letak tumor.Tanda-tanda yang biasanya terjadi adalah : Perdarahan pada rektal Anemia Perubahan feces Kemungkinan darah ditunjukan sangat kecil atau lebih hidup seperti mahoni atau bright-red stooks.Darah kotor biasanya tidak ditemukan tumor pada sebelah kanan kolon tetapi biasanya (tetapi bisa tidak banyak) tumor disebelah kiri kolon dan rektum. Hal pertama yang ditunjukkan oleh Ca Colon adalah : 8. Teraba massa Pembuntuan kolon sebagian atau seluruhnya Perforasi pada karakteristik kolon dengan distensi abdominal dan nyeri Pemeriksaan Diagnostik a. Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan b. jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi. Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto c. dada dan foto kolon (barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy. d. Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis. Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada suatu e. tempat atau suatu striktura. Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya f. metastasis kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati. Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa tempat untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran histopatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan g. differensiasi sel. Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker (petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya h. secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan i. diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, j. organ dan sebagainya. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat k. 9. atau berkurang. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer. Tindakan Penanganan Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut : a. Pembedahan (Operasi) Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian b. besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker. Penyinaran (Radioterapi) Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan. c. Kemotherapy Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek d. yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211). Kolostomi Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen. Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah untuk tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan / obstruksi usus. Sebagai anus setelah tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya tumor atau penyakit lain. Untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan tindakan operasi berikutnya untuk penyambungan kembali usus (sebagai stoma sementara). Jenis-Jenis Kolostomi sebagai berikut : Jenis kolostomi berdasarkan sifatnya: Sementara Indikasi untuk kolostomi sementara adalah : 1. Hirschprung disease 2. Luka tusuk atau luka tembak 3. Atresia ani letak tinggi 4. Untuk mempertahankan kelangsungan anastomosis distal usus setelah tindakan operasi (mengistirahatkan usus). 5. Untuk memperbaiki fungsi usus dan kondisi umum sebelum dilakukan tindakan operasi anastomosis Permanen Indikasi untuk kolostomi permanen adalah penyakit tumor ganas pada kolon yang tidak memungkinkan tindakan operasi reseksi-anastomosis usus Jenis kolostomi berdasarkan letaknya : Colostoy Asendens Colostomy Colostomi Lokasi Konsistensi Colon Asendens Cair atau lunak Transversal Desendens Colon Tansversum Colon Desendens Lunak Padat feses Iritasi kulit Mudah terjadi, karenaMungkin terjadiKadang terjadi kontak dengan enzimkarena lembab terus Komplikasi pencernaan menerus Striktur atau retraksi stoma Jenis kolostomi berdasarkan tekhnik pembuatan : Single Barreled Colostomy Double Barreled Colostomy Loop Colostomy 10. Komplikasi Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk : Perforasi usus besar yang di sebabkan peritonitis Pembentukan abses Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan hemorragi Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan perdarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akhirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada di sekitarnya (uterus, urinary bladder, dan ureter) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Breathing Terdapat infeksi Kondisi batuk yang kronis Edema pulmonal b. Blood Riwayat masalah jantung, GJK Penyakit vascular perifer atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan c. trombus) Brain Adakah penurunan kesadaran : Komposmentis, delirium, somnolen, apatis, dan koma Apakah pasien berbicara lancar, cepat, atau lambat Gelisah GCS d. Bladder Keinginan defekasi atau sering berkemih Distensi abdomen e. Bowel Nyeri Konstipasi dan diare bergantian Feses berdarah 2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul a. Konstipasi b. Nyeri Akut c. Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh d. Defisiensi Pengetahuan e. Kekurangan Volume Cairan 3. Rencana Asuhan Keperawatan (Tujuan, Kriteria Evaluasi, Intervensi, Rasional) Diagnosa Konstipasi obstruksi total Tujuan b.d Setelah Intervensi dilakukan Constipation asuhan keperawatan Management selama … x 24 jam diharapkan konstipasi Identifikasi faktor-faktor yang Rasional Mengetahui faktor penyebab konstipasi, sehingga menentukan dapat teratasi dengan kriteria hasil : Bowl Elimination Pola BAB dalam batas normal Feses lunak Cairan dan serat adekuat menyebabkan intervensi yang tepat konstipasi Jelaskan serta tindakan untuk memperlancar buang penyebab dan rasionalisasi tindakan pada pasien Konsultasikan dengan tentang dan penurunan bising usus Kolaborasi ada tanda gejala jika dan yang menetap Jelaskan pada manfaat diet (cairan dan serat) kecemasan pasien Adanya bunyi abnormal saat auskultasi bising usus menunjukkan terjadinya konstipasi pasien konstipasi mengurangi dokter peningkatan air besar Penjelasan mengenai terhadap eliminasi Kolaborasi komplikasi Untuk mengembalikan keteraturan defekasi klien Nutrisi serat tinggi untuk melancarkan eliminasi fekal Mobilisasi yang dianjurkan dengan ahli gizi pasien diet tinggi serat meningkatkan dan cairan Dorong pola kepada dapat peristaltik usus peningkatan aktivitas Nyeri akut b.d nyeri Setelah pada abdomen karena asuhan kompresi jaringan yang optimal dilakukan Pain Management keperawatan selama … x 24 jam Lakukan pengkajian nyeri Mengetahui karakteristik nyeri Mengetahui tingkat diharapkan nyeri berkurang dengan secara nyeri yang dirasakan komprehensif kriteria hasil : termasuk Pain Control karakteristik, Mampu durasi, frekuensi, mengontrol (tahu nyeri penyebab nyeri) Mampu kualitas nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri dan dari ketidaknyamanan Kontrol tehnik bahwa faktor faktor presipitasi Observasi reaksi nonverbal menggunakan (skala, lingkungan yang frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa setelah nyeri berkurang Tanda vital dalam rentang normal mengurangi yang dapat meningkatkan nyeri Mengetahui nyeri secara spesifik agar dapat melakukan tindakan yang tepat dalam mengatasi nyeri Klien dapat dapat mengalihkan mempengaruhi perhatian dari nyeri nyeri seperti suhu dan ruangan, intensitas serta skala pencahayaan dan kebisingan Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intensitas, nyaman lokasi, klien Untuk non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin Berikan informasi tentang nyeri Pereda nyeri optimal menurunkan nyeri Agar pasien tidak merasa cemas Memonitor efektifitas pereda nyeri terhadap intervensi Ajarkan tentang teknik menurunkan nyeri penurunan skala nyeri klien seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur Analgesic Administration Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama Ketidakseimbangan kali dilakukan Nutritional Setelah Nutrisi : Kurang dari asuhan Tinggi karbohidrat, keperawatan Monotoring Kebutuhan Tubuh b.d selama … x 24 jam Kolaborasi dengan nausea, vomiting, dan diharapkan konstipasi ahli anoreksia menentukan teratasi dengan protein, dan kalori gizi untuk kriteria hasil : jumlah kalori dan Nutritional Status nutrisi Mampu mempertahankan intake nutrisi Mampu mempertahankan cairan dalam tubuh Mampu mempertahankan yang dibutuhkan pasien Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. Monitor adanya penurunan BB dan gula darah diperlukan atau dibutuhkan selama perawatan Menjaga pola makan pasien sehingga pasien makan secara teratur Untuk dapat mengetahui tingkat kekurangan glukosa dalam darah dan penurunan BB Sebagai data makanan Monitor pada klien Hematokrit dalam kulit Monitor intake rentang normal turgor kusam, total Hb perubahan nutrisi dan kurang kebutuhan Untuk mengetahui dari dapat tingkat kekurangan kadar Ht Monitor intake nuntrisi Informasikan pada klien dan keluarga tentang adanya yang kekeringan, rambut protein, penunjang manfaat nutrisi kandungan Hb, albumin, dan kadar Ht dalam darah Mengetahui keseimbangan intake dan pengeluaran asuapan makanan Menjaga keadekuatan asupan nutrisi Defisiensi pengetahuan Setelah b.d asuhan dilakukan Teaching : Disease keperawatan Process prosedur pembedahan selama … x 24 jam dan proses penyakit diharapkan pasein menunjukkan Kaji pengetahuan pasien pengetahuan proses keluarga Jelaskan dibutuhkan Untuk mengetahui pengetahuan tingkat yang dan persepsi pasien dan keluarga dan Mempermudah dalam memberikan menyatakan penjelasan pada klien patofisiologi dari Meningkatan pengetahuan dan penyakit dan mengurangi cemas bagaimana hal ini Memberi gambaran berhubungan tentang pilihan terapi dengan anatomi yang bisa digunakan dan fisiologi, pemahaman dengan cara yang penyakit dengan kriteria hasil : Kowlwdge : disease Process Pasien keluarga dan tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program dan penyakit, dengan mampu cara yang tepat Gambarkan proses melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar Pasien dan keluarga dan gejala yang biasa muncul pada pengobatan Pasien keluarga tepat. Gambarkan tanda mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya penyakit, dengan cara yang tepat Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat Diskusikan pilihan terapi atau penanganan Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat Kekurangan volume Setelah cairan b.d dehidrasi asuhan atau diindikasikan dilakukan Fluid Monitoring keperawatan Monitor status Memantau klien kondisi terhadap selama … x 24 jam hidrasi perubahan status diharapkan (kelembaban hidrasi Informasi data voleume cairan adekuat membran mukosa, dengan kriteria hasil : nadi adekuat, Fluid balance tekanan darah Mempertahankan ortostatik ), jika urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ normal, Tekanan urine darah, diperlukan Monitor hasil lab kehilangan cairan (BUN , Ht, melalui albumin, total dehidrasi, elastisitas kulit turgor baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebihan Intake oral yang dan intravena adekuat meningkatkan dengan retensi dalam tanda demam metabolik osmolalitas urin, normal Tidak ada tanda memanjangnya yang sesuai nadi, suhu tubuh batas penunjang Peningkatan suhu / protein) Monitor vital sign setiap 15 menit-1 jam Kolaborasi pemberian cairan IV M onitor intake dan cairan penguapan (evaporasi) Adanya penurunan masukan/banyak kehilangan, penggunaan parenteral dapat memperbaiki/mence gah kekurangan cairan Memberikan dan urin output informasi setiap 8 jam keadekutan volume cairan kebutuhan penggantian tentang dan Daftar Pustaka Accre, T.E & Teranishi, R. 1993. Flavor Science. ACS Profesional Reference Book. Washington D.C. Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. Brooker, C.. (2001). Kamus saku keperawatan. (edisi 31). Jakarta. EGC. Boyle, P. & Langman, J.S., 2000. ABCof Colorectal Cancer.British Medical Journal, 321(7264): 805-808. Davey Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Alih bahasa : Anissa Racmalia. Jakarta : Erlangga. Gale dkk, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC Jan Tambayong, 2000, Patofisiologi Untuk Perawatan, EGC, Jakarta. McCloskey&Bulechek. 1996. Nursing Interventions Classifications Second edisi. Newyork : Mosby-Year book. Inc. NANDA. 2012-2014. Nursing Diagnosis: Definitions and classification. Philadelphia, USA. Suyono,dkk. 2001. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II edisi 3. Jakarta : Balai penerbit FKUI. Sjamsuhidayat & wong. 2005. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta : EGC. Tucker, Susan Martin, 1998, Standart Perawatan Pasien, Proses Keperawatan Diagnosa dan Evaluasi. Volume 3, Edisi 5, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta. University IOWA, NIC and NOC Project. 1991. Nursing outcome Classifications. Philadelphia, USA Pathway Polip jinak Menjadi ganas karena mutasi Menyusup serta merusak jaringan normal Perubahan kolonosit Jaringan adenokarsinoma Kanker Kolon Prosedur Pembedahan Defisiensi Pengetahuan Insisi bedah, pembentukan stoma, kontaminasi fekal terhadap kulit periostomal Obstruksi parsial pada kolon Obstruksi total Kompresi jaringan Konstipasi Nyeri abdomen Nausea, vomiting, anoreksia Nyeri Akut Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kolostomi Risiko Kerusakan Integritas Kulit Kebutuhan Tubuh Dehidrasi Kekurangan Volume Cairan