TUGAS TAKE HOME Untuk memenuhi Matakuliah Seminar

advertisement
TUGAS TAKE HOME
Untuk memenuhi Matakuliah Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia
DISUSUN OLEH:
ALMIRA NANDA RY (115030201111008)
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
STUDI KASUS
Perusahaan elektronika The Dancey Electronics Company terletak di pinggiran kota Dallas.
Manajemen meramalkan bahwa perusahaan akan mengalami kemajuan sedang selama 10
tahun mendatang. Kemajuan ini akan memerlukan promosi dan beberapa orang ke posisi
manajer umum, yang seterusnya mengharus mereka menggunakan sebagian besar waktu
mereka untuk bekerja bersama-sama dengan para manajer departemen, dan mengunakan
sedikit waktu untuk masalah produksi, output, dan biaya.
Sebagian besar calon yang ada sekarang ini untuk menduduki posisi manajer umum yang
baru, telah bekerja pada perusahaan selama paling sedikit 15 tahun. Mereka semua terampil
dalam segi operasi produksi. Tetepi, Don Kelly, wakil presiden, merasa bahwa tidak ada
seorang pun dari para calon itu yang mempunyai keahlian dan pengetahuan yang mendalam
mengenai persoalan perusahaan untuk menduduki dengan lancar posisi manajer umum.
Dewan komisaris telah memutuskan bahwa tiga manajer umum baru itu akan direkrut dari
dalam Dancey walaupun bertentangan dengan persoalan tersebut.
Dalam usahanya mencari calon paling baik bagi posisi yang baru ini, Dancy memperkerjakan
sebuah perusahaan konsultan, Management Analysis Corporation (MAC), untuk melakukan
pencarian intern akan orang-orang yang ahli. Lewat wawancara, testing, dan pemeriksaan
catatan perusahaan, perusahaan konsultan ini menyusun daftar yang terdiri dari enam calon.
Salah seorang calon yang ditemukan MAC adalah Joe Morris. Analisis yang digunakan untuk
menilai Joe menyangkut penelitian variabel lingkungan dan gaya kepemimpinannya sekarang
ini. Peragaan 1 menyajikan sebuah profil dari gaya kepemimpinan Joe dan berbagai macam
faktor lingkunag yang mempengaruhi gaya ini.
Gaya Joe sekarang ini, yang digambarkan sebagai gaya yang berorientasi tinggi pada tugas
dan berorientasi rendah dalam lainnya. Harapan perusahaan, potensial dari calon bawahan
untuk manajer umum, dan posisi baru dari manajer umum ini tidak konsisten dengan gaya
kepemimpinan Joe atau setiap calon lain yang ada sekarang ini.
Jika Joe atau siapa saja dari calon-calon lain menerima pekerjaan manajer umum, maka
mereka harus banyak meningkatkan orientasi merka kepada hubungan. Jika mereka tidak
merubah orientasi mereka, maka menurut perusahaan konsultasi, mereka mungkin sekali
akan gagal.
Don Kelly tidak mau mengubah sama sekali pikirannya untuk mencari tiga calon manajer
umum baru yang berpotensi untuk berhasil baik. Ia dan seluruh dewan komisaris ingin
menggunakan kebijakan merekrut calon dari dalam perusahaan untuk mendapatkan tiga
manajer umum yang paling baik. Don yakin bahwa seseorang pemimpin dapat memodifikasi
gaya kepemimpinan yang digunakannya untuk memenuh tuntutan situasional baru.
Keyakinan ini, dan rencana rekrutmen intern, menyebabkan Don mengadakan pertemuan
untuk membahas suatu program untuk meningkatkan kesesuaian antar tiga orang manajer
umum yang akhirnya terpilih – Joe Morris, Randy Cooper, dan Gregg Shumate – dan faktorfaktor intern: perusahaan, bawahan, dan persyaratan dari posisi yang baru.
Kerangka Dasar Teori
A. Metode dan Teknik Rekrutmen
1. Metode Rekrutmen
Langkah awal dalam fungsi operatif manajemen SDM adalah pengadaan pegawai
(procurement). Procurement adalah serangkaian proses kegiatan yang dilaksanakan
untuk mendapatkan tenaga kerja (SDM) yang memadai berdasarkan kebutuhan
organisasi (need assesment) sebagaimana dituangkan dalam job analysis.
Implementasi fungsi ini mencakup empat aktivitas penting yaitu: penarikan
(recruitment), pemilihan (selections), penempatan (placement), dan orientasi
(orientation and induction) pegawai.
Secara garis besar, sumber tenaga kerja dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu
dari sumber internal dan eksternal, maka penarikan pegawai juga dapat dilakukan
dengan dua metode, internal dan eksternal.
a. Rekrutmen Internal
Penarikan tenaga kerja yang berasal dari sumber internal dilakukan dengan cara
memberdayakan pegawai yang sudah ada. Misalnya melalui rotasi, transfer,
promosi, demosi, mutasi, kerja lembur, atau memberi tugas baru sebagai
tambahan di luar tugas lama yang tetap menjadi kewajibannya. Di samping itu,
bisa juga dilakukan dengan mengubah status kepegawaiannya dari tenaga paruh
waktu atau honorer menjadi tenaga kontrak atau bahkan menjadi pegawai tetap,
atau dengan memberdayakan kembali pegawai yang sudah dipensiun.
Penarikan pegawai dari sumber internal bertujuan untuk:
 Meningkatkan morale (semangat) tenaga kerja yang sudah ada
 Memelihara kesetiaan pegawai
 Memotivasi pegawai dengan terpeliharanya iklim kerja kondusif
 Memberi penghargaan atas pegawai yang berprestasi
 Efisiensi dalam proses seleksi
Dengan demikian, penarikan pegawai dari sumber internal memiliki beberapa
keuntungan, antara lain:
 Formasi (lowongan) kerja cepat terisi, karena calon sudah tersedia dari dalam
 Pegawai yang ditarik dapat menyesuaikan diri lebih cepat, karena mereka
sudah memahami budaya kerja yang berkembang dalam organisasi
 Meningkatkan semangat kerja dan menumbuhkan rasa percaya diri kepada
pegawai yang ada, karena mereka memiliki prospek pengembangan karier
secara bertahap
Di sisi lain, penarikan pegawai dari sumber internal mempunyai beberapa
kelemahan antara lain dapat menghambat masuknya gagasan baru karena
mereka sudah terbiasa dalam budaya yang ada, bahkan karakter yang tidak baik
akan tetap terbawa. Di samping itu, akan dapat menimbulkan konflik internal
bila terjadi salah mengambil orang atau keliru menempatkan mereka pada
posisinya yang baru.
1) Penempatan Pekerjaan (Placement)
Dalam metode ini, posisi yang dapat diisi diumumkan lewat buletin atau
papan pengumuman perusahaan. Prosedur penempatan pekerjaan membuat
karyawan berusaha keras untuk mencapai posisi yang lebih baik dalam
perusahaan. Informasi yang disampaikan dalam pengumuman meliputi
keseluruhan kepentingan persoalan yang menyangkut pekerjaan, seperi
uraian pekerjaan, pendidikan dan pelatihan yang disyaratkan, gaji, dan
apakah perkejaan penuh waktu atau paruh waktu.
2) Inventarisasi Keahlian
Secara esensial, inventarisasi keahlian meliputi daftar nama karyawan,
pendidikan, pelatihan, posisi sekarang, pengalaman kerja, keahlian dan
kemampuan pekerjaan yang terkait, dan kualifikasi lainnya. Perusahaan
dapat meneliti melalui inventarisasi keahlian untuk mengidentifikasi calon
potensial untuk mengisi lowongan kerja di posisi tertentu, melalui
penggunaan komputer.
3) Penawaran Pekerjaan
Apabila di suatu perusahaan terdapat serikat pekerja, dapat dilakukan
perjanjian antara manajer dan pekerja, termasuk prosedur penawaran kerja.
Prosedur ini secara khusus menspesifikasi semua pekerjaan yang tercakup
dalam pekerjaan yang harus diisi oleh pelamar yang berkualifikasi dari unit
perusahaan yang menawarkannya. Posisi dapat diisi oleh individu yang
paling berpengalaman dari pelamar-pelamar yang berkualifikasi.
4) Rekomendasi Karyawan
Sumber informasi yang paling berharga adalah karyawan sekarang yang
mungkin mengetahui seseorang yang berkualifikasi dan tertarik dengan
posisi kerja yang lowong. Sumber informasi seperti ini memiliki biaya amat
rendah, dan di sisi lainnya dapat menghasilkan sejumlah prospek yang bagus
karena biasanya hanya individu yang berminat dalam pekerjaan yang
direkomendasikan oleh teman dan keluarga mereka pada perusahaan.
Keuntungan lain adalah waktu pencarian bisa dipercepat, dan diharapkan
dapat memberikan garansi tentang karakter dan mungkin kompetensi calon
pegawai.
b. Rekrutmen Eksternal
Penarikan tenaga kerja dari sumber eksternal dilakukan dengan merekrut pegawai
dari luar perusahaan. Misalnya melalui penerimaan lamaran secara terbuka
(opened application), bekerja sama dengan lembaga pendidikan yang dapat
merekomendasikan lulusan terbaiknya, memasang iklan lowongan kerja,
menggunakan jasa biro atau agen tenaga kerja, memanfaatkan anggota keluarga
pegawai, rekomendasi dari serikat pekerja dan/atau dari pegawai yang sudah ada.
Penarikan pegawai dari sumber eksternal bertujuan untuk:
 Menciptakan suasana baru di lingkungan kerja, sehingga terbuka peluang
tumbuhnya gagasan/ide baru yang konstruktif.
 Mengurangi timbulnya persaingan negatif antar pegawai yang sudah ada.
 Menghindari kolusi dan nepotisme yang berlebihan.
 Mendapatkan calon pegawai yang lebih kompetitif.
Keuntungan utama yang bisa diperoleh melalui metode ini adalah menghindari
terjadinya kesalahan dalam mengisi formasi jabatan dan mendapatkan tenaga
kerja yang kualifikasinya lebih terjamin. Sedangkan kelemahannya proses
penarikan pegawai akan memakan waktu lama, sehingga mermbutuhkan biaya
yang lebih besar. Di samping itu, kemungkinan akan menimbulkan komunikasi
yang kurang harmonis, kecemburuan, serta perasaaan tidak enak antara
pendatang baru dengan pegawai lama.
1) Institusi Pendidikan, rekrutmen karyawan dapat berasal dari kalangan
lembaga pendidikan, mulai dari sekolah menengah umum dan kejuruan
sampai perguruan tinggi. Perusahaan setingkat multinasional, pada saat
sekarang membutuhkan pelamar-pelamar yang berlatar belakang pendidikan
strata satu dan bahkan strata dua. Rekrutmennya berskala nasional.
Sebaliknya, pada perusahaan-perusahaan kecil proses rekrutmen yang
dilakukan berskala regional dan atau lokal.
Untuk memudahkan proses penyeleksian, biasanya perusahaan-perusahaan
merekrut calon karyawan dari lembaga-lembaga pendidikan ternama.
Tujuannya di samping mengurangi biaya rekrutmen dan seleksi, perusahaan
pun akan meningkatkan prestisenya karena mendapat calon-calon karyawan
yang unggul. Perusahaan biasanya langsung mengirimkan surat permohonan
atau datang langsung ke pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan.
Perusahaan yang profesional memiliki daftar peringkat perguruan tinggi
terkenal, yaitu selain didasarkan pada derajat keunggulan kinerja alumni juga
didasarkan pada peringkat keunggulan kinerja akademik di tingkat nasional.
Apabila prosedur ini diterapkan, maka cenderung perusahaan tersebut tidak
akan membuka lowongan kerja secara terbuka.
2) Iklan, merupakan salah satu jalur menarik calon pelamar. Media yang
digunakan dapat berbentuk surat kabar, majalah, jurnal ilmiah, dan bentuk
media lainnya seperti radio. Tujuan utama dari iklan lowongan kerja adalah
memberitahukan bahwa di suatu organisasi atau perusahaan ada lowongan
kerja dan mengundang mereka yang merasa berminat dan merasa memenuhi
syarat yang ditetapkan untuk melamar atau menawarkan diri untuk
mengisinya. Oleh karena itu, iklan lowongan kerja mengandung unsur
undangan atau bujukan, bukan hanya sekedar pemberitahuan. Sehubungan
dengan hal itu, iklan lowongan kerja harus disusun sedemikian rupa supaya
menarik perhatian kandidat yang tepat dan mendorong mereka mengajukan
lamaran.
Beberapa keunggulan menggunakan iklan sebagai media rekrutmen:
 Jangkauan sasaran sangat luas yang mencakup segmen pasar yang sangat
beragam,
seperti
pelamar
dari
kalangan
perguruan
tinggi,
pembaca/pendengar yang menganggur, para profesional dan eksekutif,
dan sebagainya.
 Informasi lebih cepat diterima dan segera direspon oleh segmen pasar,
apalagi jika kondisi ekonomii nasional sedang krisis.
3) Agen Pemerintah, setiap pemerintah memiliki agen atau divisi penempatan
tenaga kerja yang dikelola oleh Departemen Tenaga Kerja (Depnaker). Setiap
pelamar
harus
mendaftar
lebih
dahulu
ke
Depnaker.
Pemerintah
menginformasikan secara terbuka lewat pengumuman tertulis tentang
lowongan kerja di perusahaan sendiri atau di perusahaan lain dan di institusi
lain. Informasi tersebut dapat diakses dari sumbernya, baik langsung maupun
tidak langsung. Dinas ini juga berfungsi untuk menyalurkan calon karyawan
ke pihak lain yang membutuhkan.
4) Agen Swasta, berbeda dengan penyalur tenaga kerja yang umum, pelamar
kerja tidak dikenakan biaya sejak skrining awal sampai diterima oleh
perusahaan/agen swasta atau institusi lainnya. Seperti layaknya perusahaan,
agen swasta secara aktif mencari dan bahkan memperoleh informasi tentang
lowongan kerja dari perusahaan tertentu.
5) Perusahaan Pencari Tenaga Eksekutif, beberapa agen pencari tenaga kerja
memfokuskan upaya mereka untuk mencari karyawan tingkat manajerial
eksekutif. Pencariannya sangat agresif dan proaktif sebagai bagian tugas dari
posisi perusahaan yang berfungsi sebagai konsultan. Pada dasarnya cara
pendekatan yang dilakukan perusahaan relatif berbeda dengan agen swasta
pencari tenaga kerja. Agen swasta mengutamakan iklan sebagai media,
sedangkan perusahaan pencari tenaga eksekutif mencari langsung dan
menghubungi para karyawan yang sudah memiliki posisi eksekutif, naik
langsung lewat lobi-lobi aktif maupun tidak langsung berhadapan (melalui
surat atau telepon).
6) Rekrutmen Melalui Organisasi Profesi, rekrutmen melalui organisasi seperti
ini dapat dilakukan bila kita mencari tenaga-tenaga profesional dan spesialis
tertentu melalui pendekatan langsung.
2. Teknik Rekrutmen
Teknik-teknik rekrutmen, baik di sektor publik maupun swasta dapat dilakukan
melalui asas disentralisasikan atau didesentralisasikan, tergantung keadaan
(besarnya) organisasi, kebutuhan dan jumlah calon pekerja yang hendak direkrut.
a. Teknik Rekrutmen yang Disentralisasikan
Jika instansi tersebut mempunyai beberapa ribu pekerja, dan jika departemendepartemen yang berbeda merekrut sejumlah besar pekerja juru ketik atau teknis
bagi tipe kedudukan yang sama, rekrutmen yang disentralisasikan akan lebih
sering dipakai karena lebih efisien biaya. Jika rekrutmen disentralisasikan,
instansi yang mengelola sumber daya manusia itu akan bertanggungjawab untuk
meminta dari para manajer akan perkiraan-perkiraan periodik mengenai jumlah
dan tipe pekerja-pekerja baru yang dibutuhkan di waktu akan datang.
b. Teknik Rekrutmen yang Didesentralisasikan
Rekrutmen yang didesentralisasikan terjadi di instansi-instansi yang relatif kecil,
kebutuhan-kebutuhan rekrutmen terbatas, dan dalam mana setiap instansi
mempekerjakan berbagai tipe pekerja. Rekrutmen dengan cara ini selalu dipakai
untuk posisi-posisi khas profesional, ilmiah, atau administratif bagi suatu instansi
tertentu. Selama masa resesi, di mana permintaan akan pekerjaan-pekerjaan
pemerintah meningkat tetapi lowongannya terbatas, maka penggunaan rekrutmen
dengan cara ini lebih efektif.
B. Pengembangan Karir
1. Devinisi Pengembangan Karir
Pengembangan karier merupakan tanggung jawab suatu organisasi yang menyiapkan
karyawan dengan kualifikasi dan pengalaman tertentu, agar pada waktu dibutuhkan
organisasi sudah memiliki karyawan dengan kualifikasi tertentu. Sifatnya
paternalistik, dari atas kebawah dan tersentralisasi. Pengembangan karier tradisional
pada umumnya berupa kenaikan karier secara vertikal dari satu jenjang pekerjaan
tertentu ke jenjang berikutnya. Jadi seseorang diharapkan mendalami suatu bidang
pekerjaan tertentu kemudian menduduki jabatan manajerial.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006:76) pengembangan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan,
sedangkan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan
pekerjaan karyawan. Pengembangan ini dilakukan baik bertujuan karir maupun non
karir bagi para karyawan (baru atau lama) melalui pelatihan dan pendidikan. Setiap
orang yang bekerja pada suatu perusahaan akan memiliki harapan untuk meraih
posisi/jabatanyang lebih tinggi atau yang lebih baik dari posisi/jabatan sebelumnya.
Menurut Veithzal Rivai (2009 : 274), bahwa :“Pengembangan karir adalah proses
peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir
yang di inginkan”.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan karir
merupakan suatu proses dalam peningkatan dan penambahan kemampuan seseorang
karyawan yang dilakukan secara formal dan berkelanjutan untuk mencapai sasaran
dan tujuan karirnya.
2. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Karir
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara yang diterjemahkan dari Fubrin J.Andrew
(2005: 77-78), tujuan dan manfaat pengembangan karir adalah :

Pengembangan karir membantu pencapaian tujuan perusahaan dan tujuan
individu. Seorang karyawan yang sukses dengan prestasi kerja sangat baik
kemudian menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini berarti tujuan
perusahaan dan tujuan invidu tercapai.

Menunjukan Hubungan Kesejahteraan Karyawan

Perusahaan
merencanakan
karir
karyawan
dengan
meningkatkan
kesejahteraannya agar karyawan lebih tinggi loyalitasnya.

Pengembangan karir akan memperkuat hubungan dan sikap karyawan terhadap
perusahaanya.

Pengembangan karir merupakan suatu cara menciptakan iklim kerja yang positif
dan karyawan menjadi lebih bermental sehat.

Pengembangan karir akan membantu program-program perusahaan lainnya agar
tujuan perusahaan tercapai.

Pengembangan karir dapat menjadikan turn over rendah dan begitu pula biaya
kepegawaian menjadi lebih efektif.

Pengembangan karir berhubungan dengan jarak waktu yang panjang. Hal ini
karena penempatan suatu posisi jabatan memerlukan persyaratan dan kualifikasi
yang sesuai dengan posisinya.
3. Bentuk-Bentuk Pengembangan Karir
a. Pendidikan dan Pelatihan, merupakan usaha meningkatkan kemampuan kerja
yang
dimiliki
karyawan
dengan
cara
menambah
pengetahuan
dan
keterampilanya. Pendidikan menekankan pada penekanan keahlian teoritis,
konseptual, dan moral karyawan, sedangkan pelatihan lebih menekankan pada
peningkatan keterampilan teknik pelaksanaan karyawan. Pelatihan (training)
yang diberikan kepada karyawan operasional, sedangkan pendidikan (education)
diberikan kepada karyawan manajerial.
b. Mutasi atau yang dikenal dengan mutasi personal diartikan sebagai perubahan
posisi/jabatan/pekerjaan tempat kerja dari seorang tenaga kerja yang dilakukan
baik secara vertikal maupun horizontal. Mutasi secara vertical mengandung arti
bahwa
tenaga
kerja
yang
bersangkutan
dipindahkan
pada
posisi/jabatan/pekerjaan yang lebih tinggi dari sebelumnya, yang biasanya
diikuti dengan perubahan, dari wewenang dan tanggung jawabnya, status,
kekuasaan, dan pendapat baik ke tinggi yang lebih tinggi maupun tingkat yang
lebih rendah. Sedangakan mutasi horizontal mengandung arti terjadinya
perubahan posisi/jabatan/pekerjaan/tempat namun masih dalam level/tingkat
yang sama, (yang berubah hanyalah bidang tugas atau areal tempat tugasnya)
yang di ikuti dengan perubahan tingkat wewenang dan tanggung jawabnya,
status, kekuasaan dan pendapatannya.
Rumusan Masalah:
1.
Apakah Anda yakin bahwa diagnosis dan hasil profil yang disiapkan oleh Management
Analysis Corporation merupakan langkah yang harus ditempuh dalam proses mncari
kelompok manajer umum yang mempunyai potensi berhasil baik? Jelaskan
2.
Alternatif-alternatif apakah yang tersedia untuk memodifikasi efektivitas potensial dari
Joe Morris dalam posisi manajer umum yang baru itu?
3.
Mengapa sukar bagi Joe Morris untuk memodifikasi gaya kepemimpinannya?
Jawaban:
1. Iya, organisasi perlu merekrut di dalam wilayah dimana mereka akan mempunyai
kemungkinan terbesar untuk berhasil. Individu yang ditarik dari dalam tentunya lebih
mengenal perusahaan dan orang-orangnya. Ini dapat dilihat dari Joe Morris yang
merupakan karyawan di perusahaan tersebut. Don yakin bahwa seseorang pemimpin
dapat memodifikasi gaya kepemimpinan yang digunakannya untuk memenuh tuntutan
situasional baru. Sehingga inilah tujuan diadakannya pergantian seorang pemimpin
manajer yang baru. Langkah ini merupakan langkah yang baik untuk mencari seorang
manager yang berpotensi baik.
2. Alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan pengembangan karir. Pengembangan adalah
suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral
karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan
pelatihan. Setiap orang yang bekerja pada suatu perusahaan akan memiliki harapan untuk
meraih posisi/jabatanyang lebih tinggi atau yang lebih baik dari posisi/jabatan
sebelumnya.
3. Seharusnya Joe dapat merubah gaya kepemimpinannya dengan menggunakan gaya
kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang
efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama
yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan
tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan
demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti
bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing.
Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan
kondisi yang tepat.
Download