Beberapa pelajaran dapat diambil dari pelaksanaan PRO fase 1 sebagai masukan bagi pihak-pihak terkait. Pembelajaran tersebut antara lain: 1. Pendekatan pembangunan yang berpusat pada manusia (petani) mampu menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap proses pengkajian dan pengembangan. 2. Partisipasi stakeholder secara aktif dalam proses pengkajian dan pengembangan mampu me- numbuhkan rasa kepemilikan bersama terhadap program sehingga dapat mendukung pengembangannya dalam skala yang lebih luas dan berkelanjutan. 3. Peran aktif petani dalam proses pengkajian dan pengembangan mampu memberdayakan petani dalam penguasaan keterampilan dan pengetahuan serta pengambilan keputusan (Istriningsih). Informasi lebih lanjut hubungi: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jalan Tentara Pelajar No. 10 Bogor 16114 Telepon : (0251) 8351277 Faksimile : (0251) 8350928 E-mail : [email protected] [email protected] Mutu Gizi dan Mutu Rasa Beras Varietas Unggul Ciherang Varietas Ciherang masih mendominasi areal pertanaman padi di sentra produksi padi. Di Jawa Barat dan Jawa Timur, hingga kini lebih dari 50% areal pertanaman padi ditanami varietas Ciherang. Varietas unggul ini, umumnya disukai oleh konsumen karena rasa nasinya enak, bentuk beras ramping, dan rendemen beras tinggi. P adi varietas Ciherang yang dilepas pada tahun 2000 merupakan hasil rakitan Balai Penelitian Tanaman Padi yang kini bernama Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Varietas tersebut tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri, produktivitas tinggi, mutu dan rasa nasi setara dengan varietas IR64 yang juga disukai petani. Kelemahan Ciherang adalah kurang tahan hama wereng batang coklat. Hasil penelitian menunjukkan beras varietas Ciherang mempunyai nilai indeks glikemik rendah (54,5) sehingga sesuai untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes. Merupakan hasil persilangan dari IR1834953-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-1-3// 4* IR64, varietas Ciherang berumur 116-125 hari, rata-rata hasil 6,0 t/ha, dan potensi hasil 8,5 t/ha. Mutu Gizi dan Sifat Fisikokimia Berdasarkan berat kering, kandungan protein beras varietas Ciherang 10,3%, lemak 0,72%, dan karbohidrat 87,6%. Tiap 100 g beras Ciherang mengandung energi 401,9 kalori, vitamin B1 0,30 mg, vitamin 8 B2 0,13 mg, vitamin B3 0,56 mg, vitamin B6 0,12 mg, asam folat 29,9 mikrogram, besi 4,6 ppm, dan seng 23 ppm. Vitamin B1 (tiamin) berperan sebagai ko-enzim dalam metabolisme karbohidrat. Kecukupan gizi tiamin laki-laki dewasa Indonesia adalah 1,2 mg/hari. Bila orang tersebut rata-rata mengonsumsi 300 g beras varietas Ciherang tiap hari dan kandungan tiamin setiap 100 g beras 0,3 mg maka kebutuhan tiaminnya sudah terpenuhi 75%. Salah satu fungsi vitamin B6 (piridoksin) adalah sebagai koenzim pada metabolisme karbohidrat dan lemak. Melalui reaksi dekarboksilasi dan transaminase, ko-enzim yang aktif tersebut menyediakan metabolit sebagai energi pada siklus asam sitrat dan mengubah asam lemak esensial, asam linoleat menjadi asam lemak dan asam arkhidonat. Anjuran kecukupan gizi untuk piridoksin adalah 1,7 mg/hari untuk laki-laki dewasa. Bila orang tersebut mengonsumsi 300 g beras Ciherang tiap hari dan kandungan piridoksin setiap 100 g beras 0,12 mg maka kebutuhan piridoksinnya telah terpenuhi 20%. Vitamin B2 (riboflavin) adalah prekursor atau unsur pembangun FMN (flavin mononucleotide) dan FAD (flavin adenin dinucleotide), yaitu pembantu enzim yang berperan dalam pembentukan energi (pengangkut hidrogen) melalui metabolisme karbohidrat dan lemak. Anjuran kecukupan gizi untuk riboflavin adalah 1,3 mg/hari untuk lakilaki dewasa. Bila orang tersebut mengonsumsi 300 g beras Ciherang tiap hari dan kandungan riboflavin setiap 100 g beras 0,13 mg maka kebutuhan riboflavinnya sudah terpenuhi 30%. Fungsi vitamin B3 (niasin) antara lain adalah membantu metabolisme protein, lemak, karbohidrat, dan berperan dalam proses glikolisis atau pengeluaran energi dari karbohidrat dan glukosa. Anjuran kecukupan gizi untuk niasin adalah 16 mg/hari untuk lakilaki dewasa. Bila orang tersebut mengonsumsi 300 g beras Ciherang tiap hari dan kandungan riboflavin setiap 100 g beras 0,56 mg maka kebutuhan riboflavinnya hanya terpenuhi 10%. Asam folat termasuk vitamin B yang larut dalam air, berfungsi Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Padi varietas Ciherang masih mendominasi areal pertanaman padi di sentra produksi. membantu produksi sel-sel darah, penyembuhan luka, pembentukan otot, dan berperan dalam setiap proses yang memerlukan pembelahan sel. Sebagai unsur penting dalam pembelahan sel, asam folat sangat diperlukan pada trimester pertama kehamilan dan usia pertumbuhan. Makanan yang kaya asam folat dan suplemen asam folat yang dikonsumsi sebelum dan selama tiga bulan pertama kehamilan dapat mengurangi risiko terjadinya cacat bawaan pada bayi baru lahir, termasuk sumbing tulang belakang dan bibir sumbing. Anjuran kecukupan asam folat bagi ibu hamil adalah 600 mikrogram per hari. Bila ibu hamil mengonsumsi 300 g beras Ciherang tiap hari dan kandungan asam folat setiap 100 g beras Ciherang 30 mikrogram maka kebutuhan asam folat terpenuhi 15%. Anjuran kecukupan gizi untuk mineral besi dan seng masingmasing adalah 13 mg dan 13,4 mg/ hari untuk laki-laki dewasa. Bila orang tersebut mengonsumsi 300 g beras Ciherang tiap hari maka Volume 33 Nomor 2, 2011 Gabah dan beras varietas Ciherang dibandingkan dengan IR64. kebutuhan zat besi dan sengnya telah terpenuhi. Indeks glikemik (IG) adalah tingkatan pangan menurut pengaruhnya terhadap gula darah. Indeks glikemik varietas Ciherang adalah 54,5, termasuk rendah, sehingga sesuai dikonsumsi oleh penderita diabetes tipe 2. Namun masih perlu diperhatikan makanan pelengkap nasi yang mempunyai sifat hipoglikemik agar kadar glukosa darah tetap terkendali. Sifat fisikokimia seperti kandungan amilosa dan konsistensi gel menggambarkan rasa dan tekstur nasi setelah dingin. Beras varietas Ciherang dengan kandungan amilosa 23,2% dan konsistensi gel 77,5 mm menghasilkan nasi yang 9 Komponen Volatil Analisis mutu gizi dan sifat fisikokimia beras varietas Ciherang di laboratorium uji mutu beras Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. enak dengan tekstur pulen yang digemari oleh umumnya konsumen. Mutu Rasa Uji organoleptik telah dilakukan untuk mengevaluasi mutu rasa nasi Ciherang. Pengujian melibatkan 30 panelis dengan menyuguhkan empat macam nasi dari beras yang banyak beredar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Berdasarkan uji hedonik, jumlah panelis yang menyatakan suka dan sangat suka pada beras varietas Ciherang berdasarkan atribut warna, kilap, aroma, kepulenan, dan rasa nasinya masing-masing 90%, 70,5%, 40,5%, 65%, dan 64%. Berdasarkan uji peringkat, jumlah panelis yang menempatkan nasi Ciherang pada urutan pertama berdasarkan atribut warna, kilap, aroma, kepulenan, dan rasa masing-masing adalah 74,3%, 53%, 46,2%, 53,8%, dan 57,6%. Artinya, mutu rasa beras varietas Ciherang memang tidak diragukan, dan tidak salah pula kalau kebanyakan konsumen menyukai beras varietas unggul ini. Komponen volatil adalah senyawa yang mudah menguap. Analisis terhadap komponen volatil beras varietas Ciherang dengan menggunakan gas chromatography mass spectrometry (GC-MS) menunjukkan bahwa komponen volatil yang dominan adalah golongan alkohol (60%) dan hidrokarbon (>30%). Senyawa (+-5)-metil-2-heksanol (1.153,5 ppb) adalah senyawa volatil dari golongan alkohol yang paling dominan yang dideskripsikan dengan aroma mushroom dusty oily. Toluena (486,4 ppb) adalah senyawa volatil yang dominan dari golongan aldehida yang dideskripsikan dengan aroma sweet, pungent, benzene-like odor. Berdasarkan hasil analisis tersebut ternyata tidak ada senyawa yang menjadi character impact compound seperti 2-asetil-1-pirolin pada beras Ciherang, sehingga tidak terdeteksi aroma yang menonjol. Oleh karena itu, beras varietas Ciherang termasuk nonaromatik (Siti Dewi Indrasari). Informasi lebih lanjut hubungi: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jalan Raya No. 9 Sukamandi Subang 41172 Telepon : (0260) 520157 Faksimile : (0260) 520158 E-mail : [email protected] Round Table Meeting Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Tindak Lanjutnya Round Table Meeting (RTM) merupakan pertemuan antara penghasil teknologi dan pemerintah dan/atau swasta pengguna teknologi. Melalui RTM, berbagai peluang kerja sama dapat ditawarkan dan berbagai bentuk kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak dapat dihasilkan. Penghasil teknologi mendapat keuntungan dalam menyebarluaskan manfaat hasil penelitian dan mitra pengguna teknologi mendapat keuntungan secara ekonomis. R TM adalah suatu bentuk kegiatan promosi teknologi hasil penelitian dengan mengundang 10 berbagai mitra pengusaha untuk menjaring investor yang akan melakukan alih teknologi. RTM-2 telah diselenggarakan Badan Litbang Pertanian melalui Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (Balai Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian