Suplemen 1 Suplemen 1 MENYIASATI IKLIM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BERAS Sektor pertanian merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja paling besar. Berdasarkan data dari BPS Propinsi Sumatera Selatan, pada triwulan I 2008 total jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 3.074.847 orang, tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai 1.936.313 orang atau sebesar 62,97 persen. Sub sektor tanaman bahan makanan terutama padi merupakan salah satu sub sektor yang banyak digeluti oleh masyarakat di sektor pertanian selain tentu saja sub sektor lain yang sedang naik daun yakni sub sektor tanaman perkebunan. Secara nasional sasaran kuantitatif pembangunan pertanian di antaranya adalah peningkatan produksi komoditas pertanian utama untuk tahun 2008 dan 2009 (lihat Tabel 1. Target Kenaikan Produksi Komoditas Pertanian 2008 2009). Tabel 1 Target Kenaikan Produksi Komoditas Pertanian 2008 - 2009 No. Komoditas Kenaikan Tahun 2009 (%/tahun) Target Kenaikan 2008 1 Padi 60 – 61 juta ton 2 Jagung 15,9 – 16,5 juta ton 4,23 5 3 Kedelai 0,85 – 0,90 juta ton 6,5 4 Tebu (gula) 2,74 juta ton 7,09 5 Daging (sapi) 372 ribu ton 3,01 Sumber : Ditjen PLA Departemen Pertanian Di Propinsi Sumatera Selatan, pemerintah Sumsel yang mencanangkan Sumsel sebagai lumbung pangan juga meningkatkan target produksi sektor pertanian dalam hal ini padi. Berdasarkan informasi dari Dinas tanaman pangan dan hortikultura Propinsi Sumatera Selatan, pada tahun 2007 realisasi produksi beras Sumsel tercatat sebesar 1.739.924 ton beras dan pada tahun 2008 ditargetkan mencapai 1.972.460 ton beras atau meningkat 13,56 persen. Demikian pula informasi yang diperolah dari 10 Kabupaten/Kota di Sumsel, sebagian besar meningkatkan target produksi beras untuk tahun 2008 dengan peningkatan yang bervariasi berkisar antara 0,36 – 60 persen (tabel 1. Realisasi produksi beras 2007 dan target produksi 2008). Tabel. 2 Realisasi Produksi Beras 2007 dan Target Produksi 2008 Propinsi Sumatera Selatan (Ton) No. Kabupaten/Kota 1 Ogan Komering Ulu Timur 2 3 4 2007 2008 Kenaikan (%) 415,509 430,316 3.56 Ogan Komering Ulu Selatan 49,093 76,372 55.57 Ogan Komering Ulu 26,425 30,432 15.16 Ogan Ilir 259,566 259,566 0.00 5 Pagar Alam 771,754 887,517 15.00 6 Banyuasin 358,484 409,500 14.23 7 Lahat 122,193 78,256 -35.96 8 Musi Banyuasin 128,744 131,686 2.29 9 Muara Enim 107,849 108,242 0.36 10 Lubuk Linggau 10,927 13,522 23.75 11 Sumsel 1,739,924 1,972,460 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi dan Kabupaten di Sumsel Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2008 13.36 1 Suplemen 1 Selama tahun 2007 realisasi produksi beras berdasarkan Kabupaten/Kota, dicapai oleh Kota Pagar Alam dengan realisasi sebesar 771.754 ton sementara yang terendah adalah Kota Lubuk Linggau sebesar 10.927 ton. Dalam rangka mencapai target produksi beras, salah satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah kondisi iklim dimana sektor pertanian secara umum dan produksi beras secara khusus sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Terkait dengan isu yang berkembang saat ini yakni tentang pengaruh perubahan iklim terutama karena terjadinya pemanasan global yang menyebabkan terjadinya pergeseran karakteristik periode musim hujan dan musim kemarau. Pergeseran karakteristik periode musim juga berpengaruh terhadap pergeseran musim tanam yang telah terjadi selama 5 tahun terakhir dimana awal musim tanam bergeser 1-2 minggu, bahkan di daerah di pantai utara pulau Jawa, musim tanam bergeser 1-2 bulan. Selain pergeseran musim tanam, dampak lain adalah terjadinya kekeringan di beberapa daerah sekaligus banjir di daerah lain pada waktu yang sama dengan intensitas dan luasan yang semakin meningkat. Berdasarkan data dari Direktur Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air (Ditjen PLA) Departemen Pertanian, bencana banjir dan kekeringan yang terjadi di Indonesia pada musim hujan periode Oktober 2007 hingga Februari 2008 seluas 22.270 hektar yang terkena banjir, 77.792 hektar mengalami puso (gagal panen) dan kerugian yang ditanggung sebanyak 501.194 ton gabah kering panen. Tabel 3. Bencana Banjir dan Kekeringan Kekeringan (hektar) Banjir (hektar) Tahun Terkena Puso Kerugian *) Terkena 180.701 Puso Kerugian *) 1998 143.344 33.152 275.952 32.557 310.929 2006 322.476 136.080 866.796 267.088 63.034 527.224 72.362 485.709 295.552 17.348 365.944 MH 2007/2008 **) 22.720 77.792 *) Gabah Kering Panen (dalam ton) **) Periode Oktober 2007 – Februari 2008 Sumber : Ditjern PLA Departemen Pertanian 501.194 - - - 2007 196.261 Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh DirJen Pengelolaan Lahan dan Air Departemen Pertanian yang disampaikan pada acara ”Round Table Discussion & Exhibition Penyusunan Rencana Aksi Migitasi dan Antisipasi Dampak Pemanasan Global di Regional sumatera dan Kalimantan untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan” yang diselenggarakan di Palembang tanggal 14-15 Maret 2008, langkah yang perlu dilakukan oleh instansi terkait dalam rangka adaptasi terhadap perubahan iklim tersebut dengan manajemen usaha tani terpadu yang terdiri dari : a. Manajemen Data dan Informasi 1. Mengefektifkan pemanfaatan informasi prakiraan iklim sebagai bahan analisis terjadinya perubahan iklim. 2. Meningkatkan optimalisasi pemanfaatan data pengamatan dari stasiun yg ada untuk mempelajari fenomena iklim & sumberdaya air wilayah dg akurasi, validasi dan kontinuitasnya. 3. Meningkatkan pemanfaatan peta wilayah rawan kekeringan sbg informasi awal memantau kekeringan dalam iklim normal. 2 Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2008 Suplemen 1 4. Mengembangkan sistem deteksi dini kekeringan (early detection system for draught) secara spasial dan temporal. 5. Pengembangan sistem data base tanah, air dan iklim di setiap tingkat daerah otonomi. 6. Sosialisasi Cetak Biru Pengelolaan Banjir dan Kekeringan. b. Manajemen Teknologi Usaha Tani 1. Melakukan analisis dampak anomali iklim terhadap pergeseran musim. 2. Pengembangan kalender tanam untuk mengoptimalkan saat dan masa tanam. 3. Melakukan pengaturan dan penerapan pola tanam berdasarkan kondisi agroklimat setempat. 4. Melakukan percepatan tanam dengan menerapkan teknologi tepat guna antara lain dengan sistem usaha tani Tanpa Olah Tanah (TOT). 5. Introduksi teknologi budidaya hemat air dengan penerapan System Rice Intensification (SRI) yang dapat mereduksi gas rumah kaca hingga 45 persen dan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dengan mengintroduksi sistem irigasi berselang yang menurunkan emisi gas metan 80 persen. 6. Menginstruksi varietas padi genjah yang toleran dengan salinitas, kekeringan dan rendaman. c. Manajemen Sarana dan Pra Sarana irigasi 1. Memperbaiki saluran irigasi untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan air irigasi dengan rehabilitasi/ perbaikan prasarana irigasi. 2. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya air alternatif baik air permukaan atau air tanah dg teknologi pompa. 3. Mobilisasi pompa dengan gerakan partisipatif bagi daerah yang masih tersedia sumber air. 4. Mengoptimalkan sistem gilir-giring dalam distribusi air irigasi. 5. Pengembangan Tata Air Mikro dengan memanfaatkan susutnya air rawa pada musim kemarau. d. Manajemen Konservasi 1. Meningkatkan daya dukung DAS dg mencegah kerusakan & memperbaiki catchment area melalui upaya konservasi lahan. 2. Melakukan konservasi air dg pemanenan hujan dan aliran permukaan. 3. Mengembangkan Teknologi Dam Parit yang dibangun pd alur sungai untuk menambah kapasitas tampung sungai, memperlambat laju aliran & meresapkan air ke dalam tanah (recharging). 4. Mengembangkan Sumur Resapan. Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2008 3 Suplemen 1 e. Manajemen Kelembagaan 1. Memberdayakan kelompok tani dalam mengatur jadwal tanam dan menentukan awal musim tanam. 2. Meningkatkan kemampuan petugas lapang sebagai pendamping petani melalui pelatihan, sekolah lapangan dan bentuk transfer teknologi lainnya. Dengan target yang telah ditetapkan baik oleh pemerintah di tingkat pusat, propinsi maupun kabupaten/kota untuk meningkatkan produksi beras tersebut dan tantangan yang dihadapi akibat perubahan iklim sebagai dampak dari pemanasan global, diperlukan sinergi dari semua pihak terkait untuk secara bersama berkomitmen dan bertindak mencapai target tersebut. 4 Kajian Ekonomi Regional Propinsi Sumatera Selatan Triwulan I 2008