menyiasati iklim untuk meningkatkan produktivitas beras

advertisement
Suplemen 1
Suplemen 1
MENYIASATI IKLIM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS BERAS
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja yang paling
besar selain sub sektor pertambangan dan penggalian. Berdasarkan data dari data terakhir
BPS Propinsi Bangka Belitung, persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja
di sektor pertanian pada bulan Agustus 2007 sebanyak 34,4 persen atau sebanyak 163.541
orang, dari total penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja sebanyak 475.006
orang. Sub sektor tanaman bahan makanan terutama padi merupakan salah satu sub
sektor yang banyak digeluti oleh masyarakat, selain tentu saja sub sektor lain yang sedang
naik daun yakni sub sektor tanaman perkebunan. Secara nasional sasaran kuantitatif
pembangunan pertanian di antaranya adalah peningkatan produksi komoditas pertanian
utama untuk tahun 2008 dan 2009 (lihat Tabel 1. Target Kenaikan Produksi Komoditas
Pertanian 2008 - 2009).
Tabel 1
Target Kenaikan Produksi Komoditas Pertanian 2008 - 2009
No.
Komoditas
Target Kenaikan 2008
Kenaikan Tahun 2009
(%/tahun)
1
Padi
60 – 61 juta ton
2
Jagung
15,9 – 16,5 juta ton
5
3
Kedelai
0,85 – 0,90 juta ton
6,5
4
Tebu (gula)
2,74 juta ton
7,09
5
Daging (sapi)
372 ribu ton
3,01
4,23
Sumber : Ditjen PLA Departemen Pertanian
Berdasarkan informasi dari Dinas tanaman pangan dan hortikultura 4 (empat)
kabupaten/kota di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada tahun 2007 realisasi produksi
beras tercatat sebesar 4.590 ton dan pada tahun 2008 ditargetkan mencapai 5.833 ton
atau rata-rata meningkat sebesar 27,08 persen. Berdasarkan informasi dari 4 (empat)
Kabupaten di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, target produksi beras pada tahun 2008
meningkat dengan kisaran peningkatan antara 20 – 80 persen (lihat Tabel 2. Realisasi
Produksi Beras 2007 dan Target Produksi 2008 Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Ton))
Tabel. 2
Realisasi Produksi Beras 2007 dan Target Produksi 2008
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Ton)
No.
Kabupaten/Kota
2007
2008
Kenaikan (%)
1
Bangka Barat
1,168
1,422
2
Bangka
1,620
2,216
36.75
3
Belitung
727
1,306
79.64
4
Belitung Timur
1,075
889
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten di Propinsi
Kep. Bangka Belitung
21.75
-17.34
Dalam rangka mencapai target produksi beras, salah satu hal yang perlu mendapat
perhatian adalah kondisi iklim dimana sektor pertanian secara umum dan produksi beras
secara khusus sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Terkait dengan isu yang berkembang
Kajian Ekonomi
Ekonomi Regional
Regional Propinsi
Propinsi Kepulauan
Kepulauan Bangka
Bangka Belitung
Belitung Triwulan
Triwulan III
I 2008
Kajian
2007
1
Suplemen 1
saat ini yakni tentang pengaruh perubahan iklim terutama karena terjadinya pemanasan
global yang menyebabkan terjadinya pergeseran karakteristik periode musim hujan dan
musim kemarau. Pergeseran karakteristik periode musim juga berpengaruh terhadap
pergeseran musim tanam yang telah terjadi selama 5 tahun terakhir dimana awal musim
tanam bergeser 1-2 minggu, bahkan pantai utara pulau Jawa, musim tanam bergeser 1-2
bulan. Selain pergeseran musim tanam, dampak lain adalah terjadinya kekeringan di
beberapa daerah sekaligus banjir di daerah lain pada waktu yang sama dengan intensitas
dan luasan yang semakin meningkat.
Berdasarkan data dari Direktur Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air (Ditjen PLA) Departemen
Pertanian, bencana banjir dan kekeringan yang terjadi di Indonesia pada musim hujan
periode Oktober 2007 hingga Februari 2008 seluas 22.270 hektar yang terkena banjir,
77.792 hektar mengalami puso (gagal panen) dan kerugian yang ditanggung sebanyak
501.194 ton gabah kering panen.
Tabel 3.
Bencana Banjir dan Kekeringan
Kekeringan (hektar)
Banjir (hektar)
Tahun
Terkena
Puso
Kerugian *)
Terkena
180.701
Puso
Kerugian *)
1998
143.344
33.152
275.952
32.557
310.929
2006
322.476
136.080
866.796
267.088
63.034
527.224
2007
196.261
72.362
485.709
295.552
17.348
365.944
MH 2007/2008 **)
22.720
77.792
*) Gabah Kering Panen (dalam ton)
**) Periode Oktober 2007 – Februari 2008
Sumber : Ditjern PLA Departemen Pertanian
501.194
-
-
-
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh DirJen Pengelolaan Lahan dan Air Departemen
Pertanian yang disampaikan pada acara ”Round Table Discussion & Exhibition Penyusunan
Rencana Aksi Migitasi dan Antisipasi Dampak Pemanasan Global di Regional sumatera dan
Kalimantan untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan” yang diselenggarakan di Palembang
tanggal 14-15 Maret 2008, langkah yang perlu dilakukan oleh instansi terkait dalam rangka
adaptasi terhadap perubahan iklim tersebut dengan manajemen usaha tani terpadu yang
terdiri dari :
a. Manajemen Data dan Informasi
1. Mengefektifkan pemanfaatan informasi prakiraan iklim sebagai bahan analisis
terjadinya perubahan iklim.
2. Meningkatkan optimalisasi pemanfaatan data pengamatan dari stasiun yg ada
untuk mempelajari fenomena iklim & sumberdaya air wilayah dg akurasi, validasi
dan kontinuitasnya.
3. Meningkatkan pemanfaatan peta wilayah rawan kekeringan sbg informasi awal
memantau kekeringan dalam iklim normal.
4. Mengembangkan sistem deteksi dini kekeringan (early detection system for
draught) secara spasial dan temporal.
5. Pengembangan sistem data base tanah, air dan iklim di setiap tingkat daerah
otonomi.
6. Sosialisasi Cetak Biru Pengelolaan Banjir dan Kekeringan.
2
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I 2008
Suplemen 1
b. Manajemen Teknologi Usaha Tani
1. Melakukan analisis dampak anomali iklim terhadap pergeseran musim.
2. Pengembangan kalender tanam untuk mengoptimalkan saat dan masa tanam.
3. Melakukan pengaturan dan penerapan pola tanam berdasarkan kondisi agroklimat
setempat.
4. Melakukan percepatan tanam dengan menerapkan teknologi tepat guna antara lain
dengan sistem usaha tani Tanpa Olah Tanah (TOT).
5. Introduksi teknologi budidaya hemat air dengan penerapan System Rice
Intensification (SRI) yang dapat mereduksi gas rumah kaca hingga 45 persen dan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dengan mengintroduksi sistem irigasi berselang
yang menurunkan emisi gas metan 80 persen.
6. Menginstruksi varietas padi genjah yang toleran dengan salinitas, kekeringan dan
rendaman.
c. Manajemen Sarana dan Pra Sarana irigasi
1. Memperbaiki saluran irigasi untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan air irigasi
dengan rehabilitasi/ perbaikan prasarana irigasi.
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya air alternatif baik air permukaan
atau air tanah dg teknologi pompa.
3. Mobilisasi pompa dengan gerakan partisipatif bagi daerah yang masih tersedia
sumber air.
4. Mengoptimalkan sistem gilir-giring dalam distribusi air irigasi.
5. Pengembangan Tata Air Mikro dengan memanfaatkan susutnya air rawa pada
musim kemarau.
d. Manajemen Konservasi
1. Meningkatkan daya dukung DAS dg mencegah kerusakan & memperbaiki
catchment area melalui upaya konservasi lahan.
2. Melakukan konservasi air dg pemanenan hujan dan aliran permukaan.
3. Mengembangkan Teknologi Dam Parit yang dibangun pd alur sungai untuk
menambah kapasitas tampung sungai, memperlambat laju aliran & meresapkan air
ke dalam tanah (recharging).
4. Mengembangkan Sumur Resapan.
e. Manajemen Kelembagaan
1. Memberdayakan kelompok tani dalam mengatur jadwal tanam dan menentukan
awal musim tanam.
2. Meningkatkan kemampuan petugas lapang sebagai pendamping petani melalui
pelatihan, sekolah lapangan dan bentuk transfer teknologi lainnya.
Kajian Ekonomi
Ekonomi Regional
Regional Propinsi
Propinsi Kepulauan
Kepulauan Bangka
Bangka Belitung
Belitung Triwulan
Triwulan III
I 2008
Kajian
2007
3
Suplemen 1
Dengan target yang telah ditetapkan baik oleh pemerintah di tingkat pusat, propinsi
maupun kabupaten/kota untuk meningkatkan produksi beras tersebut dan tantangan yang
dihadapi akibat perubahan iklim sebagai dampak dari pemanasan global, diperlukan sinergi
dari semua pihak terkait untuk secara bersama berkomitmen dan bertindak mencapai
target tersebut.
4
Kajian Ekonomi Regional Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Triwulan I 2008
Download