Ringkasan Eksekutif Hasil-hasil Penelitian Tahun 2011 STRATEGI ADAPTASI SOSIAL EKONOMI DAN KELEMBAGAAN RUMAH TANGGA PETANI DALAM MERESPON PERUBAHAN IKLIM : STUDI PADA BEBERAPA SITEM PERTANIAN LAHAN GAMBUT Dr. Ir. Arya Hadi Dharmawan, MSc.Agr1), Ir. Herlina Tarigan, MSi2), Martua Sihaloho, SP, MSi1), dan Rina Mardiana, SP, MSi1) Sistem penghidupan tidak terlepas dari sistem ekologi yang didiaminya dimana complex-livelihood system dibangun secara khas. Di bawah pengaruh perubahan iklim, maka praktek sistem penghidupan dan praktek pertanian yang dijalankan pun akab berubah secara khas. Studi ini dilakukan dengan tujuan : (1) mengetahui strategi adaptasi sosial ekonomi rumahtangga petani di lahan gambut dalam merespon perubahan iklim; (2) mengetahui rekayasa kelembagaan rumahtangga petani di lahan gambut dalam merespons perubahan iklim; (3) mengetahui arah transformasi sosial, ekonomi, dan ekologi sistem penghidupan rumahtangga petani akibat perubahan iklim. Studi dilakukan di dua desa pertanian lahan gambut, yaitu Desa Sumber Mulya Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan yang berciri sawah pasang surut dan Desa Teluk Kiambang Kecamatan Tempuling Kabupaten Indragiri Hilir Riau yang berciri khas perkebunan kelapa sawit. Studi menghasilkan beberapa temuan bahwa : (1) Strategi adaptasi sosial ekonomi terhadap perubahan iklim yang diproxi dengan strategi nafkah, di kedua desa berbeda. Desa pertama (Sumsel) lebih menekankan intensifikasi sawah dan memperbesar kontribusi ekonomi non-farm sebagai penguat ekonomi akibat ketidakpastian iklim. Desa kedua (Riau) mengarah kepada diversifikasi pertanian dimana perkebunan kelapa sawit diperbesar sumbangannya terhadap ekonomi rumahtangga; (2) kelembagaan asosiasi petani di desa pertama (Sumsel) justru menguat untuk menghadapi perubahan iklim sementara di desa kedua (Riau) peranan kelembagaan petani memudar dan petani bersandar pada kekuatan kelembagaan eksternal; (3) perubahan iklim membuat basis ekonomi tumahtangga petani di dua desa kasus berubah, dimana desa pertama (Sumsel) selain ekonomi sawah kini berciri kuat dengan non-farmnya, sementara desa kedua (Riau) terjadi diversifikasi pertanian yang makin kompleks. Kasus Riau menunjukkan juga terbentuknya kelembagaan agraria yang makin kompleks akibat diversifikasi pertanian yang makin kuat. 1. Pengajar Institut Pertanian Bogor 2. Peneliti Badan Litbang Pertanian Kerjasama Kemitraan Penelitian Pertanian Dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) 79