Mengapa Pada Musim Pancaroba Kita Harus Waspada ? Di musim pancaroba suhu udara sering berubah-ubah, tiba-tiba panas, dingin, lembab, dsb. Perubahan udara dan temperatur sedikit banyak berpengaruh pada tubuh, karena tubuh kita otomatis akan berusaha keras menyesuaikan dengan temperatur sekitar. Saat itu pula imunitas (daya tahan tubuh terhadap penyebab penyakit) kita berkurang, yang seringnya menyebabkan orang sakit di musim pancaroba. Selain itu temperatur yang berubah-ubah adalah salah satu kondisi yang memacu virus dan bakteri untuk lebih cepat berkembang biak. Jadi tidak heran lebih banyak orang terserang penyakit di musim pancaroba dibanding di musim yang temperaturnya relatif stabil. Biasanya penyakit yang menyerang pada musim pancaroba adalah flu, batuk pilek, Diare, ISPA, dan DBD. Dan penyakit ini banyak menyerang anak-anak. Untuk itu memperhatikan kondisi fisik anak-anak setiap hari penting sekali sebagai antisifasi menahan kekebalan tubuh dari berbagai penyakit. Kemunculan penyakit-penyakit tersebut kasusnya menjadi tinggi pada awal perubahan musim pancaroba disebabkan juga banyaknya bakteri atau virus yang mencemari lingkungan sekitar kita ditambah menurunnya daya tahan tubuh atau stamina kita pada musim peralihan atau pancaroba. Yang perlu kita perhatikan bersama adalah pola makan yang sehat, dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan teratur misalnya : karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Istirahat yang cukup dan sempatkan berolah raga secara rutin. Jaga emosi kita karena dengan belajar menahan emosi secara tepat, kita dapat terhindar dari dampak negatif stres seperti sulit tidur, nafsu makan berkurang, yang pada akhirnya mempengaruhi daya tahan tubuh. Perbanyak minum air putih mineral 8 gelas sehari, menjaga kebersihan makanan dan minuman, dan kebersihan lingkungan dengan memberantas lalat, nyamuk, kecoa, dan semut. Masalah pancaroba atau perubahan iklim yang saat ini dirasakan di Indonesia bahkan di dunia, yang menyebabkan berbagai bencana akibat dari peningkatan temperatur udara. Seperti yang tengah diwaspadai saat ini adalah fenomena badai el nino, dimana El Nino dapat diartikan suatu gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di sekitar pasifik tengah dan timur sepanjang ekuator dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat. El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai. Adapun dampak dari Fenomena El Nino adalah menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang, tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino. Dan El Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Curah hujan berkurang dan keadaan bertambah menjadi lebih buruk dengan meluasnya kebakaran hutan dan asap yang ditimbulkannya. Untuk mengantisipasi dampak terhadap ketersediaan air bagi pertanian, upaya-upaya penghematan atau efisiensi penggunaan air permukaan perlu dilakukan antara lain dengan pembuatan tempat penampungan air hujan atau embung terutama di daerah-daerah pertanian lahan kering, pengaturan pola tanam, dan pemilihan jenis tanaman yang tahan kekeringan akan sangat membantu. Penanggulangan dampak kekeringan terhadap kerawanan pangan sebagai akibat berkurangnya atau kelangkaan bahan pangan dapat diantisipasi dengan pengembangan bahan pangan alternatif seperti bahan pangan dari ubikayu (singkong), ubi jalar, sorghum, jagung, sagu, gadung, uwi, gembili, suwek, kentang jawa, dan lain-lain yang dapat dilakukan di beberapa daerah. Untuk itu kita harus selalu tetap waspada akan segala perubahan baik iklim ataupun cuaca, bahkan dampak dari badai El Nino. Yang paling utama adalah daya tahan tubuh yang harus menjadi benteng pertahanan menghadapi segala serangan khas pancaroba. System kekebalan tubuh hendaknya terus ditingkatkan. Dengan begitu, bakteri, virus, parasit dan jamur bisa tertahan oleh system imun dan gangguan penyakit dapat ditangkal.(admin/net)